• Tidak ada hasil yang ditemukan

Tugas Makalah Etika ( KEPEMIMPINAN )

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2018

Membagikan "Tugas Makalah Etika ( KEPEMIMPINAN )"

Copied!
35
0
0

Teks penuh

(1)

TUGAS OM 14 ( MAKALAH TENTANG ETIKA ) ASRI AWALUDDIN Page 1

Disusun Oleh :

ASRI AWALUDDIN

NIM: 201109B0070184

OFFICE MANAGEMENT 14

(2)

TUGAS OM 14 ( MAKALAH TENTANG ETIKA ) ASRI AWALUDDIN Page 2

KATA PENGANTAR

Puji dan Syukur kami panjatkan ke Hadirat Tuhan Yang Maha Esa, karena berkat limpahan Rahmat dan Karunia-nya sehingga kami dapat menyusun makalah ini dengan baik dan tepat pada waktunya. Dalam makalah ini kami membahas mengenai ETIKA.

Makalah ini dibuat dengan berbagai observasi dan beberapa bantuan dari berbagai pihak untuk membantu menyelesaikan tantangan dan hambatan selama mengerjakan makalah ini. Oleh karena itu, kami mengucapkan terima kasih yang sebesar-besarnya kepada semua pihak yang telah membantu dalam penyusunan makalah ini.

Kami menyadari bahwa masih banyak kekurangan yang mendasar pada makalah ini. Oleh karena itu kami mengundang pembaca untuk memberikan saran serta kritik yang dapat membangun kami. Kritik konstruktif dari pembaca sangat kami harapkan untuk penyempurnaan makalah selanjutnya.

Akhir kata semoga makalah ini dapat memberikan manfaat bagi kita sekalian.

Makassar,7 Desember 2013

(3)

TUGAS OM 14 ( MAKALAH TENTANG ETIKA ) ASRI AWALUDDIN Page 3

DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR ... 2

BAB I PENGERTIAN ETIKA A. Pengertian Etika ... 4

B. Devenisi Etika ... 4

C. Macam – Macam etika ... 5

D. Manfaat Etika ... 6

E. Faktor – Faktor yang mempengaruhi etika ... 6

BAB II ETIKA KEPEMIMPINAN A. Etika Kepemimpinan ... 12

B. Nilai dan Etika dalam Kepemimpinan Pendidikan ... 13

C. Dasar – Dasar Etika dan Moralitas ... 14

D. Etika Manajerial ... 15

E. Etika Kepemimpinan Aparatur Negara ... 16

F. 6 Langkah untuk Kepemimpinan Etis dalam Organisasi hari ini ... 18

G. Pentingnya Kritis Etika Bisnis untuk Kepemimpinan Efektif ... 21

H. EtikaNorma dan Hukum ... 22

I. Peran Etika Bisnis dalam Kehidupan Ekonomi ... 27

BAB III SARAN DAN KESIMPULAN A. Saran ... 35

(4)

TUGAS OM 14 ( MAKALAH TENTANG ETIKA ) ASRI AWALUDDIN Page 4

BAB I

PENGERTIAN ETIKA

A. PENGERTIAN ETIKA

Etika (Yunani Kuno: "ethikos", berarti "timbul dari kebiasaan") adalah sebuah sesuatu dimana dan bagaimana cabang utama filsafat yang mempelajari nilai atau kualitas yang menjadi studi mengenai standar dan penilaian moral.Etika mencakup analisis dan penerapan konsep seperti benar, salah, baik, buruk, dan tanggung jawab.

St. John of Damascus (abad ke-7 Masehi) menempatkan etika di dalam kajian filsafat praktis (practical philosophy).

Etika dimulai bila manusia merefleksikan unsur-unsur etis dalam pendapat-pendapat spontan kita.Kebutuhan akan refleksi itu akan kita rasakan, antara lain karena pendapat etis kita tidak jarang berbeda dengan pendapat orang lain. Untuk itulah diperlukan etika, yaitu untuk mencari tahu apa yang seharusnya dilakukan oleh manusia.

Secara metodologis, tidak setiap hal menilai perbuatan dapat dikatakan sebagai etika. Etika memerlukan sikap kritis, metodis, dan sistematis dalam melakukan refleksi.Karena itulah etika merupakan suatu ilmu. Sebagai suatu ilmu, objek dari etika adalah tingkah laku manusia. Akan tetapi berbeda dengan ilmu-ilmu lain yang meneliti juga tingkah laku manusia, etika memiliki sudut pandang normatif. Maksudnya etika melihat dari sudut baik dan buruk terhadap perbuatan manusia.

Etika terbagi menjadi tiga bagian utama: meta-etika (studi konsep etika), etika normatif (studi penentuan nilai etika), dan etika terapan (studi penggunaan nilai-nilai etika).

B. DEFINISI ETIKA

- Menurut Bertens : Nilai- nilai atau norma – norma yang menjadi pegangan seseorang atau suatu kelompok dalam mengatur tingkah lakunya.

- Menurut KBBI : Etika dirumuskan dalam 3 arti yaitu tentang apa yang baik dan apa yang buruk, nilai yang berkenaan dengan akhlak, dan nilai mengenai benar dan salah yang dianut suatu golongan atau masyarakat.

(5)

TUGAS OM 14 ( MAKALAH TENTANG ETIKA ) ASRI AWALUDDIN Page 5

berdasarkan kesepakatan menurut ruang dan waktu yang berbeda, yang menggambarkan perangai manusia dalam kehidupan manusia pada umumnya. Selain itu etika juga berkembang menjadi studi tentang kebenaran dan ketidakbenaran berdasarkan kodrat manusia yang diwujudkan melalui kehendak manusia.

C. MACAM-MACAM ETIKA

Ada dua macam etika yang harus kita pahami bersama dalam menentukan baik dan buruknya prilaku manusia :

1. Etika Deskriptif, yaitu etika yang berusaha meneropong secara kritis dan rasional sikap dan prilaku manusia dan apa yang dikejar oleh manusia dalam hidup ini sebagai sesuatu yang bernilai. Etika deskriptif memberikan fakta sebagai dasar untuk mengambil keputusan tentang prilaku atau sikap yang mau diambil.

2. Etika Normatif, yaitu etika yang berusaha menetapkan berbagai sikap dan pola prilaku ideal yang seharusnya dimiliki oleh manusia dalam hidup ini sebagai sesuatu yang bernilai. Etika normatif memberi penilaian sekaligus memberi norma sebagai dasar dan kerangka tindakan yang akan diputuskan.

Etika secara umum dapat dibagi menjadi :

1. Etika Umum, berbicara mengenai kondisi-kondisi dasar bagaimana manusia bertindak secara etis, bagaimana manusia mengambil keputusan etis, teori etika dan prinsip-prinsip moral dasar yang menjadi pegangan bagi manusia dalam bertindak serta tolak ukur dalam menilai baik atau buruknya suatu tindakan. Etika umum dapat di analogkan dengan ilmu pengetahuan, yang membahas mengenai pengertian umum dan teori-teori.

(6)

TUGAS OM 14 ( MAKALAH TENTANG ETIKA ) ASRI AWALUDDIN Page 6

Etika Khusus dibagi lagi menjadi dua bagian :

a. Etika individual, yaitu menyangkut kewajiban dan sikap manusia terhadap dirinya sendiri.

b. Etika sosial, yaitu berbicara mengenai kewajiban, sikap dan pola perilaku manusia sebagai anggota umat manusia.

Perlu diperhatikan bahwa etika individual dan etika sosial tidak dapat dipisahkan satu sama lain dengan tajam, karena kewajiban manusia terhadap diri sendiri dan sebagai anggota umat manusia saling berkaitan. Etika sosial menyangkut hubungan manusia dengan manusia baik secara langsung maupun secara kelembagaan (keluarga, masyarakat, negara), sikap kritis terhadpa pandangan-pandangana dunia dan idiologi-idiologi maupun tanggung jawab umat manusia terhadap lingkungan hidup.

Dengan demikian luasnya lingkup dari etika sosial, maka etika sosial ini terbagi atau terpecah menjadi banyak bagian atau bidang. Dan pembahasan bidang yang paling aktual saat ini adalah sebagai berikut :

1. Sikap terhadap sesame 2. Etika keluarga

3. Etika profesi 4. Etika politik 5. Etika lingkungan 6. Etika idiologi

D. MANFAAT ETIKA

Beberapa manfaat Etika adalah sebagai berikut :

1. Dapat membantu suatu pendirian dalam beragam pandangan dan moral. 2. Dapat membantu membedakan mana yang tidak boleh dirubah dan mana yang boleh dirubah.

3. Dapat membantu seseorang mampu menentukan pendapat. 4. Dapat menjembatani semua dimensi atau nilai-nilai.

E. FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI ETIKA

a. Faktor-faktor Yang Mempengaruhi Pelanggaran Etika : 1. Kebutuhan Individu

(7)

TUGAS OM 14 ( MAKALAH TENTANG ETIKA ) ASRI AWALUDDIN Page 7

3. Perilaku dan Kebiasaan Individu Yang Terakumulasi dan Tak Dikoreksi 4. Lingkungan Yang Tidak Etis

5. Perilaku Dari Komunitas

b. Sanksi Pelanggaran Etika : 1. Sanksi Sosial

Skala relatif kecil, dipahami sebagai kesalahan yangdapat „dimaafkan‟

2. Sanksi Hukum

Skala besar, merugikan hak pihak lain.

c. Perilaku Etika dalam Bisnis

Etika dan integritas merupakan suatu keinginan yang murni dalam membantu orang lain. Kejujuran yang ekstrim, kemampuan untuk mengenalisis batas-batas kompetisi seseorang, kemampuan untuk mengakui kesalahan dan belajar dari kegagalan.

Kompetisi inilah yang harus memanas belakangan ini. Kata itu mengisyaratkan sebuah konsep bahwa mereka yang berhasil adalah yang mahir menghancurkan musuh-musuhnya. Banyak yang mengatakan kompetisi lambang ketamakan. Padahal, perdagangan dunia yang lebih bebas dimasa mendatang justru mempromosikan kompetisi yang juga lebih bebas.

Lewat ilmu kompetisi kita dapat merenungkan, membayangkan eksportir kita yang ditantang untuk terjun ke arena baru yaitu pasar bebas dimasa mendatang. Kemampuan berkompetisi seharusnya sama sekali tidak ditentukan oleh ukuran besar kecilnya sebuah perusahaan. Inilah yang sering dikonsepkan berbeda oleh penguasa kita.

Jika kita ingin mencapai target ditahun 2000, sudah saatnya dunia bisnis kita mampu menciptakan kegiatan bisnis yang bermoral dan beretika, yang terlihat perjalanan yang seiring dan saling membutuhkan antara golongan menengah kebawah dan pengusaha golongan atas. Dalam menciptakan etika bisnis, ada beberapa hal yang perlu diperhatikan antara lain yaitu pengendalian diri, pengembangan tanggung jawab sosial, mempertahankan jati diri, menciptakan persaingan yang sehat, menerapkan konsep pembangunan tanggung jawab sosial, mempertahankan jati diri, menciptakan persaingan yang sehat, menerapkan konsep pembangunan yang berkelanjutan, menghindari sikap 5K (Katabelece, Kongkalikong, Koneksi, Kolusi, dan Komisi) mampu mengatakan yang benar itu benar, dll. Dengan adanya moral dan etika dalam dunia bisnis, serta kesadaran semua pihak untuk melaksanakannya, kita yakin jurang itu dapat dikurangi, serta kita optimis salah satu kendala dalam menghadapi era globalisasi pada tahun 2000 an dapat diatasi.

a. Moral Dalam Dunia Bisnis

Sejalan dengan berakhirnya pertemuan para pemimpin APEC di Osaka Jepang dan dengan diperjelasnya istilah untuk menjadikan Asia Pasifik ditahun 2000 menjadi daerah perdagangan yang bebas sehingga baik kita

(8)

TUGAS OM 14 ( MAKALAH TENTANG ETIKA ) ASRI AWALUDDIN Page 8

semua kegiatan saling berpacu satu sama lain untuk mendapatkan kesempatan (opportunity) dan keuntungan (profit). Kadang kala untuk mendapatkan kesempatan dan keuntungan tadi, memaksa orang untuk menghalalkan segala cara mengindahkan ada pihak yang dirugikan atau tidak.

Dengan kondisi seperti ini, pelaku bisnis kita jelas akan semakin berpacu dengan waktu serta negara-negara lainnya agar terwujud suatu tatanan perekonomian yang saling menguntungkan. Namun perlu kita pertanyakan apakah yang diharapkan oleh pemimpin APEC tersebut dapat terwujud manakala masih ada bisnis kita khususnya dan internasional

umumnya dihinggapi kehendak saling “menindas” agar memperoleh tingkat

keuntungan yang berlipat ganda. Inilah yang merupakan tantangan bagi etika bisnis kita.

Jika kita ingin mencapai target pada tahun 2000 an, ada saatnya dunia bisnis kita mampu menciptakan kegiatan bisnis yang bermoral dan beretika, yang terlihat perjalanan yang seiring dan saling membutuhkan antara golongan menengah kebawah dan pengusaha golongan keatas. Apakah hal ini dapat diwujudkan ?

Berbicara tentang moral sangat erat kaitannya dengan pembicaraan agama dan budaya, artinya kaidah-kaidah dari moral pelaku bisnis sangat dipengaruhi oleh ajaran serta budaya yang dimiliki oleh pelaku-pelaku bisnis sendiri. Setiap agama mengajarkan pada umatnya untuk memiliki moral yang terpuji, apakah itu dalam kegiatan mendapatkan keuntungan dalam

ber-”bisnis”. Jadi, moral sudah jelas merupakan suatu yang terpuji dan pasti

memberikan dampak positif bagi kedua belah pihak. Umpamanya, dalam melakukan transaksi, jika dilakukan dengan jujur dan konsekwen, jelas kedua belah pihak akan merasa puas dan memperoleh kepercayaan satu sama lain, yang pada akhirnya akan terjalin kerja sama yang erat saling menguntungkan. Isu yang mencuat adalah semakin pesatnya perkembangan informasi tanpa

diimbangi dengan dunia bisnis yang ber “moral”, dunia ini akan menjadi suatu

rimba modern yang di kuat menindas yang lemah sehingga apa yang diamanatkan UUD 1945, Pasal 33 dan GBHN untuk menciptakan keadilan dan pemerataan tidak akan pernah terwujud.

Moral lahir dari orang yang memiliki dan mengetahui ajaran agama dan budaya. Agama telah mengatur seseorang dalam melakukan hubungan dengan orang sehingga dapat dinyatakan bahwa orang yang mendasarkan bisnisnya pada agama akan memiliki moral yang terpuji dalam melakukan bisnis. Berdasarkan ini sebenarnya moral dalam berbisnis tidak akan bisa ditentukan dalam bentuk suatu peraturan (rule) yang ditetapkan oleh pihak-pihak tertentu. Moral harus tumbuh dari diri seseorang dengan pengetahuan ajaran agama yang dianut budaya dan dimiliki harus mampu diaplikasikan dalam kehidupan sehari-hari.

b. Etika Dalam Dunia Bisnis

(9)

TUGAS OM 14 ( MAKALAH TENTANG ETIKA ) ASRI AWALUDDIN Page 9

merupakan kesepakatan secara rela dari semua anggota suatu kelompok. Dunia bisnis yang bermoral akan mampu mengembangkan etika (patokan/rambu-rambu) yang menjamin kegiatan bisnis yang seimbang, selaras, dan serasi.

Etika sebagai rambu-rambu dalam suatu kelompok masyarakat akan dapat membimbing dan mengingatkan anggotanya kepada suatu tindakan yang terpuji (good conduct) yang harus selalu dipatuhi dan dilaksanakan. Etika di dalam bisnis sudah tentu harus disepakati oleh orang-orang yang berada dalam kelompok bisnis serta kelompok yang terkait lainnya. Mengapa ?

Dunia bisnis, yang tidak ada menyangkut hubungan antara pengusaha dengan pengusaha, tetapi mempunyai kaitan secara nasional bahkan internasional. Tentu dalam hal ini, untuk mewujudkan etika dalam berbisnis perlu pembicaraan yang transparan antara semua pihak, baik pengusaha, pemerintah, masyarakat maupun bangsa lain agar jangan hanya satu pihak saja yang menjalankan etika sementara pihak lain berpijak kepada apa yang mereka inginkan. Artinya kalau ada pihak terkait yang tidak mengetahui dan menyetujui adanya etika moral dan etika, jelas apa yang disepakati oleh kalangan bisnis tadi tidak akan pernah bisa diwujudkan. Jadi, jelas untuk menghasilkan suatu etika didalam berbisnis yang menjamin adanya kepedulian antara satu pihak dan pihak lain tidak perlu pembicaraan yang bersifat global yang mengarah kepada suatu aturan yang tidak merugikan siapapun dalam perekonomian.

Dalam menciptakan etika bisnis, ada beberapa hal yang perlu diperhatikan, antara lain ialah :

1. Pengendalian diri

Artinya, pelaku-pelaku bisnis dan pihak yang terkait mampu mengendalikan diri mereka masing-masing untuk tidak memperoleh apapun dari siapapun dan dalam bentuk apapun. Disamping itu, pelaku bisnis sendiri tidak mendapatkan keuntungan dengan jalan main curang dan menekan pihak lain dan menggunakan keuntungan dengan jalan main curang dan menakan pihak lain dan menggunakan keuntungan tersebut walaupun keuntungan itu merupakan hak bagi pelaku bisnis, tetapi penggunaannya juga harus memperhatikan kondisi masyarakat sekitarnya.

Inilah etika bisnis yang “etis”.

2. Pengembangan tanggung jawab sosial (social responsibility)

Pelaku bisnis disini dituntut untuk peduli dengan keadaan

(10)

TUGAS OM 14 ( MAKALAH TENTANG ETIKA ) ASRI AWALUDDIN Page 10

dan memanifestasikan sikap tanggung jawab terhadap masyarakat sekitarnya.

3. Mempertahankan jati diri dan tidak mudah untuk terombang-ambing oleh pesatnya perkembangan informasi dan teknologi Bukan berarti etika bisnis anti perkembangan informasi dan teknologi, tetapi informasi dan teknologi itu harus dimanfaatkan untuk meningkatkan kepedulian bagi golongan yang lemah dan tidak kehilangan budaya yang dimiliki akibat adanya tranformasi informasi dan teknologi.

4. Menciptakan persaingan yang sehat

Persaingan dalam dunia bisnis perlu untuk meningkatkan efisiensi dan kualitas, tetapi persaingan tersebut tidak mematikan yang lemah, dan sebaliknya, harus terdapat jalinan yang erat antara pelaku bisnis besar dan golongan menengah kebawah, sehingga dengan perkembangannya perusahaan besar mampu memberikan spread effect terhadap perkembangan sekitarnya. Untuk itu dalam menciptakan persaingan perlu ada kekuatan-kekuatan yang seimbang dalam dunia bisnis tersebut.

5. Menerapkan konsep “pembangunan berkelanjutan”

Dunia bisnis seharusnya tidak memikirkan keuntungan hanya pada saat sekarang, tetapi perlu memikirkan bagaimana dengan keadaan dimasa mendatang. Berdasarkan ini jelas pelaku bisnis dituntut tidak

meng-”ekspoitasi” lingkungan dan keadaan saat sekarang semaksimal mungkin

tanpa mempertimbangkan lingkungan dan keadaan dimasa datang walaupun saat sekarang merupakan kesempatan untuk memperoleh keuntungan besar.

6. Menghindari sifat 5K (Katabelece, Kongkalikong, Koneksi, Kolusi dan Komisi)

Jika pelaku bisnis sudah mampu menghindari sikap seperti ini, kita yakin tidak akan terjadi lagi apa yang dinamakan dengan korupsi, manipulasi dan segala bentuk permainan curang dalam dunia bisnis ataupun berbagai kasus yang mencemarkan nama bangsa dan negara.

7. Mampu menyatakan yang benar itu benar

Artinya, kalau pelaku bisnis itu memang tidak wajar untuk menerima kredit (sebagai contoh) karena persyaratan tidak bisa dipenuhi,

jangan menggunakan “katabelece” dari “koneksi” serta melakukan “kongkalikong” dengan data yang salah. Juga jangan memaksa diri untuk mengadakan “kolusi” serta memberikan “komisi” kepada pihak yang terkait.

8. Menumbuhkan sikap saling percaya antara golongan pengusaha kuat dan golongan pengusaha kebawah Untuk menciptakan kondisi bisnis yang

“kondusif” harus ada saling percaya (trust) antara golongan pengusaha

(11)

TUGAS OM 14 ( MAKALAH TENTANG ETIKA ) ASRI AWALUDDIN Page 11

kuat, saat sekarang sudah waktunya memberikan kesempatan kepada pihak menengah untuk berkembang dan berkiprah dalam dunia bisnis.

9. Konsekuen dan konsisten dengan aturan main yang telah disepakati

Bersama Semua konsep etika bisnis yang telah ditentukan tidak akan dapat terlaksana apabila setiap orang tidak mau konsekuen dan konsisten dengan etika tersebut. Mengapa? Seandainya semua ketika

bisnis telah disepakati, sementara ada “oknum”, baik pengusaha sendiri maupun pihak yang lain mencoba untuk melakukan “kecurangan” demi kepentingan pribadi, jelas semua konsep etika bisnis itu akan “gugur” satu

semi satu.

10. Menumbuhkembangkan kesadaran dan rasa memiliki terhadap apa yang telah disepakati Jika etika ini telah memiliki oleh semua pihak, jelas semua memberikan suatu ketentraman dan kenyamanan dalam berbisnis.

11. Perlu adanya sebagian etika bisnis yang dituangkan dalam suatu hukum Positif yang berupa peraturan perundang-undangan Hal ini untuk menjamin kepastian hukum dari etika bisnis tersebut, seperti

“proteksi” terhadap pengusaha lemah. Kebutuhan tenaga dunia bisnis

yang bermoral dan beretika saat sekarang ini sudah dirasakan dan sangat diharapkan semua pihak apalagi dengan semakin pesatnya perkembangan globalisasi dimuka bumi ini.

(12)

TUGAS OM 14 ( MAKALAH TENTANG ETIKA ) ASRI AWALUDDIN Page 12

BAB II

ETIKA KEPEMIMPINAN

A. ETIKA KEPEMIMPINAN

1. Apakah “Etika” itu?

Pada pengertian yang paling dasar, etika adalah sistem nilai pribadi yang digunakan memutuskan apa yang benar, atau apa yang paling tepat, dalam suatu situasi tertentu; memutuskan apa yang konsisten dengan sistem nilai yang ada dalam organisasi dan diri pribadi.

2. Apakah “Kepemimpinan yang Etis” itu

Kepemimpinan yang etik menggabungkan antara pengambilan keputusan etik dan perilaku etik; dan ini tampak dalam konteks individu dan organisasi. Tanggung jawab utama dari seorang pemimpin adalah membuat keputusan etik dan berperilaku secara etik pula, serta mengupayakan agar organisasi memahami dan menerapkannya dalam kode-kode etik.

3. Saran-saran untuk perilaku secara etik

Bila pemimpin etik memiliki nilai-nilai etika pribadi yang jelas dan nilai-nilai etika organisasi, maka perilaku etik adalah apa yang konsisten sesuai dengan nilai-nilai tersebut. Ada beberapa saran yang diadaptasi dari Blanchard dan Peale (1998) berikut ini:

a. berperilakulah sedemikian rupa sehingga sejalan dengan tujuan anda (Blanchard dan Peale mendefinisikannya sebagai jalan yang ingin anda lalui dalam hidup ini; jalan yang memberikan makna dan arti hidup anda.) Sebuah tujuan pribadi yang jelas merupakan dasar bagi perilaku etik. Sebuah tujuan organisasi yang jelas juga akan memperkuat perilaku organisasi yang etik.

b. berperilakulah sedemikian rupa sehingga anda secara pribadi merasa bangga akan perilaku anda. Kepercayaan diri merupakan seperangkat peralatan yang kuat bagi perilaku etik. Bukankah kepercayaan diri merupakan rasa bangga (pride) yang diramu dengan kerendahan hati secara seimbang yang akan menumbuhkan keyakinan kuat saat anda harus menghadapi sebuah dilema dalam menentukan sikap yang etik.

(13)

TUGAS OM 14 ( MAKALAH TENTANG ETIKA ) ASRI AWALUDDIN Page 13

d. berperilakulah dengan teguh. Ini berarti berperilaku secara etik sepanjang waktu, bukan hanya bila kita merasa nyaman untuk melakukannya. Seorang pemimpin etik, menurut Blanchard dan Peale, memiliki ketangguhan untuk tetap pada tujuan dan mencapai apa yang dicita-citakannya.

e. berperilakulah secara konsisten dengan apa yang benar-benar penting. Ini berarti anda harus menjaga perspektif. Perspektif mengajak kita untuk melakukan refleksi dan melihat hal-hal lebh jernih sehingga kita bisa melihat apa yang benar-benar penting untuk menuntun perilaku kita sendiri.

(Diadaptasi dari presentasi “Ethical Leadership: Doing What‟s Right”, Sara A. Boatman).

B. NILAI DAN ETIKA DALAM KEPEMIMPINAN PENDIDIKAN

Kepemimpinan adalah suatu seni dan ilmu untuk mempengaruhi orang lain atau orang-orang yang dipimpin sehingga dari orang-orang yang dipimpin timbul suatu kemauan, respek, kepatuhan dan kepercayaan terhadap pemimpin untuk melaksanakan yang dikehendaki oleh pemimpin, atau tugas-tugas dan tujuan organisasi, secara efektif dan efisien. Pemimpin adalah seorang yang dipandang memiliki kelebihan dari yang lainnya untuk jangka panjang maupun jangka pendek dengan kewenangan dan kekuasaan dalam situasi tertentu. Sebagai orang yang dipandang dan memiliki kekuasaan, seorang pemimpin harus memiliki etika dalam bertindak dan menaati nilai-nilai yang harus diperhatikan dalam setiap tindakanya.

Nilai adalah sejumlah sifat-sifat utama yang harus dimiliki setiap seorang agar yang dilakukan dapat berjalan secara efektif dan efisien untuk mencapai tujuan yang telah ditentukan. Dalam suatu organisasi seorang pemimpin merupakan panutan untuk bawahanya dan seorang pemimpin sebagai orang yang disegani, jadi sebisa mungkin pemimpin harus memiliki sikap yang baik dalam kepemimpinannya. Dengan adanya nilai-nilai dalam kepemimpinan. Seorang pemimpin harus memiliki sifat adil, jujur, baik, ramah, tidak egois, dan mengerti akan keadaan bawahanya, tidak otoriter. Dalam suatu organisasi nilai-nilai kepemimpinan sangat dibutuhkan demi kelancaran berjalanya suatu organisasi tersebut sesuai dengan tujuan yang telah direncanakan. Nilai kepemimpinan sangat dibutuhkan karena pemimpin merupakan faktor yang sangat penting dalam suatu organisasi. Jika seorang pemimpin tidak menerapkan nilai-nilai apa saja yang harus dipauhi bagaimana dengan bawahanya dan kelanjutan dari organisasinya.

(14)

norma-TUGAS OM 14 ( MAKALAH TENTANG ETIKA ) ASRI AWALUDDIN Page 14

norma, dan hal-hal yang baik-baik. Dalam kepemimpinan etika sangat dibutuhkan dalam mendukung keberlanjutan nilai. Seorang pemimpin selain harus memperhatikan nilai yang ada juga harus mematuhi etika yang berlaku dalam lingkunganya. Dalamsetiap tindakan harus selalu berfikir apakah itu benar dan itu salah untuk dilakukan. Memperhatikan apakah tindakanya sesuai dengan nilai yang berlaku dalam masyarakat dan apakah tindakan itu pantas dilakukan untuk seorang pemimpin yang merupakan panutan untuk bawahanya.

C. DASAR – DASAR ETIKA DAN MORALITAS

Etika dan filsafat moral mempunyai tujuan untuk menerangkan hakikat kebaikan, kebenaran, dan keburukan atau kejahatan. Manusia selalu melakukan sebuah penilaian atas fenomena di sekitarnya, guna untuk mengetahui suatu tindakan dan perbuatan yang erat terkait dengan keyakinannya tentang baik, buruk, serta benar dan salah. Profesi tidak hanya menyangkut sebuah kepercayaan dan atau amanat individu seseorang akan tetapi juga terkait dengan kepentingan umum (public trust). Sehingga suatu perlindungan terhadap kepentingan pribadi dan kepentingan umum selain diatur oleh perangkat hukum, juga berkiblat pada aturan-aturan yang tidak tertulis yang berpusat pada hati nurani insani akan yakin sebuah kewajiban agama, etika, dan moral. Maka diharapkan terciptanya kesetaraan antara kepentingan prifat dan kepentingan public.

Negara indonesia pada dewasa ini telah dilanda krisis multidimensi sebagai perwujudan anak bangsa yang tidak mendengarkan hati nuraninya dalam berbuat di segala bidang. Maka kita harus sikapi krisis multidimensi tersebut dengan solusi membangun kembali tatanan nilai dengan berbijak pada konsep kesetaraan etika dan moral dasar, sehingga dalam perumusan hukum harus didasarka pada asumsi nilai-nilai moralitas dan prinsip-prinsip humanis terhadap para penegak hukum. Akan tetapi sangat ironis idealis penegakan hukum menjedi tercoreng disebabkan ulah para aparat hukum sendiri. Prilaku yang tidak terpuji sering dilakukan antara aparat penegak hukum dan sesama aparat penegak hukum lain. Maka terjadilah kolusi-nepotisme antara pihak-pihak yang berkepentingan sehingga menjamurlah mafia-mafia di dunia hukum dan peradilan.

Hal ini, manusia sebagai karakteristik pribadi dan konteks hubungan sosial. Manusia sebagai pribadi dalam renungannya membawa dirinya pada konsep penalaran mendalam mengenai eksistensi dirinya mengantarkan manusia berpikir ke arah filsafat. Filsafat adalah merupakan suatu induk ilmu pengetahuan, sejak 25 abad yang lalu manusia lahir diberikan kesaksian menyakinkan tentang betapa ungennya filsafat bagi manusia.

(15)

TUGAS OM 14 ( MAKALAH TENTANG ETIKA ) ASRI AWALUDDIN Page 15

Etika merupakan norma-norma yang dianut oleh kelompok, golongan atau masyarakat tertentu mengenai perilaku yang baik dan buruk. Lebih dari itu, etika adalah refleksi kritis dan rasional mengenai norma-norma yang terwujud dalam perilaku hidup manusia, baik secara pribadi atau kelompok. Sistem etika bagi profesional dirumuskan secara konkret dalam suatu kode etik profesi yang secara harfiah berarti etika yang ditulis. Kode etik ibarat kompas yang memberikan atau menunjukkan arah bagi suatu profesi dan sekaligus menjamin mutu moral profesi itu dalam masyarakat. Tujuan kode etik ini adalah menjunjung tinggi martabat profesi atau seperangkat kaedah perilaku sebagai pedoman yang harus dipatuhi dalam mengemban suatu profesi.

Kode etik profesi merupakan inti yang melekat pada suatu profesi, ialah kode perilaku yang memuat nilai etika dan moral. Hakim dituntut untuk profesional dan menjunjung etika profesi. Profesionalisme tanpa etika

menjadikannya “bebas sayap” (vluegel vrij) dalam arti tanpa kendali dan tanpa pengarahan. Sebaliknya, etika tanpa profesionalisme menjadikannya “lumpuh sayap” (vluegel lam) dalam arti tidak maju bahkan tidak tegak. Pelanggaran atas suatu kode etik profesi tidaklah terbatas sebagai masalah internal lembaga

Profesionalisme tanpa etika menjadikannya “bebas sayap” (vluegel vrij) dalam arti

tanpa kendali dan tanpa pengarahan. peradilan, tetapi juga merupakan masalah masyarakat.

D. ETIKA MANAJERIAL

Definisi etika:

(16)

TUGAS OM 14 ( MAKALAH TENTANG ETIKA ) ASRI AWALUDDIN Page 16

Keputusan etika dibuat semata-mata berdasarkan hasil atau akibat keputusan itu. Mendorong efisiensi dan produktivitas dan konsisten dengan tujuan

memaksimalkan laba.

>>Pandangan hak

Fokus pada penghormatan dan perlindungan hak dan kebebasan pribadi. Melindungi hak individu seperti hak kerahasiaan, kebebasan berbicara, hidup dan keamanan dan proses semestinya.

>>Pandangan teori keadilan

Para manager memaksakan dan mendorong peraturan secara adil dan tidak memihak dan tindakan itu dilakukan dengan mengikuti seluruh peraturan dan perundang-undangan di bidang hokum Melindungi kepentingan para

pemercaya dan hak karyawan.

>>Pandangan kontrak sosial terpadu

Keputusan etika harus didasarkan pada sejumlah faktor empiris (apa yg ada) dan faktor normatis (apa yang seharusnya). Berdasarkan pada norma etika yang ada, yang menyatakan benar atau salah.

Berdasarkan pada integrasi/penggabungan antara kontrak sosial umum dan kontrak khusus antara anggota masyarakat.

>>Pandangan teori keadilan

Para manager memaksakan dan mendorong peraturan secara adil dan tidak memihak dan tindakan itu dilakukan dengan mengikuti seluruh peraturan dan perundang-undangan di bidang hokum Melindungi kepentingan para

pemercaya dan hak karyawan.

>>Pandangan kontrak sosial terpadu

Keputusan etika harus didasarkan pada sejumlah faktor empiris (apa yg ada) dan faktor normatis (apa yang seharusnya). Berdasarkan pada norma etika yang ada, yang menyatakan benar atau salah.

Berdasarkan pada integrasi/penggabungan antara kontrak sosial umum dan kontrak khusus antara anggota masyarakat.

Sumber : "Stephen P robbins Marry coulter 8th edition"

E. ETIKA KEPEMIMPINAN APARATUR NEGARA

(17)

TUGAS OM 14 ( MAKALAH TENTANG ETIKA ) ASRI AWALUDDIN Page 17

adalah hasil interaksi dari ciri-ciri dan nilai-nilai budaya dengan administrasi. Budaya administrasi merupakan perpanjangan dari budaya masyarakat yang lebih luas. Kebudayaan mempunyai tiga wujud,yaitu kebudayaan ideal atau ideologi,sistem sosial dan kebudayaan fisik atau teknologi.

Kebudayaan ideal atau ideologi dapat disebut adat istiadat dan terdiri atas tingkat nilai budaya,tingkat norma etika atau tingkat hukum dan tingkat aturan khusus. Ketiga wujud kebudayaan tersebut berpengaruh terhadap organisasi pemerintah. Kebudayaan ideal akan banyak mempengaruhi antara lain visi,misi dan sistem nilai organisasi. Sistem sosial akan banyak mempengaruhi perilaku anggota organisasi pemerintah,seperti dalam komunikasi,hubungan kerja,kerjasama dan sistem kerja. Kebudayaan fisik juga mempengaruhi perilaku,sistem kerja dan alat-alat kerjanya.

Disamping itu birokrasi sekaligus juga dipengaruhi oleh sistem budaya birokrasi universal,sistem budaya nasional,sistem budaya daerah,sistem budaya agama dan sistem budaya asing. Etika memainkan peran penting dalam berorganisasi pemerintah karena setiap kebijakan publik mengandung pertimbangan dan keputusan etis yang berkaitan langsung dengan sistem nilai manusia,mendorong tumbuhnya naluri moralitas,untuk melakukan pilihan-pilihan yang baik dan benar demi kepentingan publik. Di dalam lingkungan organisasi pemerintahan,aparatur dituntut untuk menjaga citra pemerintahan melalui kinerja dan perilaku dalam menjalankan tugasnya sehari-hari dengan menghindarkan diri dari perbuatan yang tercela yang dapat merugikan masyarakat dan negara.

(18)

TUGAS OM 14 ( MAKALAH TENTANG ETIKA ) ASRI AWALUDDIN Page 18

adalah akuntabilitas,transparansi,keterbukaan,supremasi hukum dan jaminan fairness. Ciri-ciri kepemimpinan mendatang harus menunjukkan kemampuan untuk ke dalam memberdayakan anggota organisasi dan keluar menunjukkan kepekaan terhadap lingkungan strategis melalui dialog dan komunikasi dengan seluruh unsur yang terkait dan kepada anggota organisasi pemimpin aparatur dapat berperan sebagai pemberi arah yang tepat ke mana organisasi ini berkembang sesuai dengan visi,misi dan tujuan organisasi.

Etika kepemimpinan aparatur negara yang ideal dicirikan dengan seperangkat kapasitas dan kompetensi yang meliputi kepekaan terhadap lingkungan strategis,pengayoman atas,moral masyarakat,keterbukaan pikiran serta perhatian terhadap aspirasi masyarakat. Dalam rangka perwujudan etika aparatur negara,khususnya aparatur yang bersih dan bebas dari KKN,telah diterbitkan UU No. 28 Tahun 1999 tentang Penyelenggaraan Negara yang bersih dan bebas dari KKN,yang antara lain menentukan asas-asas umum penyelenggaraan negara,dan hak dan kewajiban setiap penyelenggara negara dengan sanksi-sanksi atas pelanggaran kewajiban tersebut. Dalam kerangka yang lebih luas,yaitu mewujudkan kehidupan berbangsa yang sesuai dengan nilai-nilai agama dan nilai-nilai luhur budaya bangsa,dalam TAP MPR No. VI/MPR/2001,telah diamanatkan etika kehidupan berbangsa. Demikian utk kita cermati,hayati,kaji dan laksanakan dengan sebaik-baiknya dan dengan dibarengi dengan rasa tanggungjawab yang benar,dengan kata lain jangan menjadi seorang pemimpin aparatur negara yang lepas dengan budaya etika.

F. 6 LANGKAH UNTUK KEPEMIMPINAN ETIS DALAM ORGANISASI HARI INI.

Mungkin ada masalah lain yang dapat secara dramatis menentukan perbedaan antara manajemen dan kepemimpinan daripada perhatian individu memberikan dengan etika.

(19)

TUGAS OM 14 ( MAKALAH TENTANG ETIKA ) ASRI AWALUDDIN Page 19

etis organisasi adalah fungsi kepemimpinan. Tantangan bagi sebagian besar manajer adalah untuk menghabiskan cukup waktu berfokus pada fungsi kepemimpinan tanpa menjadi benar-benar dikonsumsi oleh hari-hari operasi tim. Karena etika bisnis adalah tentang sifat moral fungsional dari hubungan bisnis kami … memberi mereka perhatian dan perawatan mereka layak sangat penting untuk kesuksesan organisasi Hamm hal . . Saya menyarankan enam langkah untuk manajer untuk mengambil memimpin etis.

Merefleksikan Nilai. Untuk memfokuskan perhatian yang sesuai pada nada etika organisasi seorang pemimpin harus menarik nilai-nilai mereka sendiri fundamental dan kemampuan untuk mengoptimalkan potensi kepemimpinan mereka Quinn hal. . Untuk melakukan ini para pemimpin harus menemukan waktu untuk merenungkan dan mengidentifikasi kompas moral mereka sendiri pribadi maupun untuk bertanya pada diri sendiri apa pertanyaan etis kunci dan dilema yang dihadapi organisasi mereka. Sama seperti seorang manajer harus mengambil waktu untuk memahami pasar mereka anggaran jadwal produksi dll pemimpin beretika harus mengambil waktu untuk memahami / nya nilai-nilai pribadi sendiri nilai-nilai tim apa pernyataan nilai organisasi harus dan mengidentifikasi kesenjangan yang ada di dicita-citakan tujuan dan perilaku saat ini dalam organisasi Hamm hal. .

Membangun Trust. Membangun lingkungan kepercayaan dengan karyawan dalam rangka menciptakan sebuah lingkungan di mana karyawan merasa bebas untuk mendiskusikan dilema etika dan masalah dengan manajemen.

Membentuk Visi Ethical Bersama. Untuk memastikan buy-in dan komitmen dari organisasi termasuk anggota dari berbagai tingkat tim untuk membantu menciptakan sebuah Code of Conduct yang selaras dengan Visi Etis organisasi hal. .

(20)

TUGAS OM 14 ( MAKALAH TENTANG ETIKA ) ASRI AWALUDDIN Page 20

Bertindak. Agar efektif pemimpin harus menunjukkan bahwa semua organisasi serius tentang perilaku etis. Semua laporan perilaku tidak etis harus diusut tuntas. Selain itu semua pelanggar standar etika harus dihukum sama dan adil di seluruh organisasi terlepas jika pelaku adalah seorang eksekutif senior atau menyewa baris pertama. Selain menghukum perilaku negatif upaya yang harus dilakukan untuk menghargai dan mengenali perilaku etis positif Trevino dan Nelson hal . . Sama seperti manajer yang baik tahu bahwa karyawan bermanfaat untuk tujuan mencapai penting pemimpin beretika akan mengakui bahwa sama pentingnya harus diberikan untuk mengenali orang-orang yang memberikan contoh perilaku etis dalam organisasi. Akting juga berarti memimpin dengan contoh dengan membiarkan perilaku etis memandu tindakan para pemimpin setiap saat. Melakukan hal ini akan membantu membangun dan mempertahankan budaya perilaku etis.

Memantau dan Mempertahankan Perilaku Etis. Pemimpin harus mempertimbangkan etika kepemimpinan aspek kunci dari peran mereka sebagai seorang manajer. Hal ini tidak bisa dilihat sebagai sebuah trend yang lewat organisasi. Upaya harus dilakukan untuk mengumpulkan umpan balik melalui survei kelompok fokus satu-satu wawancara dll untuk mengidentifikasi masalah karyawan tentang etika lingkungan di mana mereka bekerja. Ini harus menjadi proses perbaikan berkelanjutan untuk mengidentifikasi masalah dan memperbaiki lingkungan etis keseluruhan.

Setidaknya ada tujuh manfaat bagi seorang manajer untuk fokus pada menjadi seorang pemimpin yang etis termasuk citra publik yang lebih baik dari pemulihan organisasi atau peningkatan kepercayaan investor pencegahan dan pengurangan hukuman pidana mencegah tuntutan hukum sipil karyawan yang tidak bisa mereka keluhan bertemu memuaskan dalam perusahaan retensi karyawan meningkat kepemimpinan pasar melalui oleh kepuasan pelanggan yang meningkat dan menetapkan contoh bagi orang lain di pasar Hamm hal -. .

Referensi

(21)

TUGAS OM 14 ( MAKALAH TENTANG ETIKA ) ASRI AWALUDDIN Page 21

Trevino L. dan Nelson K. . Tanggung jawab sosial perusahaan dan etika manajerial. Hoboken NJ John Wiley and Sons Inc.

G. PENTINGNYA KRITIS ETIKA BISNIS UNTUK KEPEMIMPINAN EFEKTIF.

Seberapa penting etika bisnis untuk menjadi seorang pemimpin yang efektif Menurut American Management Association itu adalah karakteristik penting dari pemimpin efektif hari ini. Dalam sebuah survei terhadap eksekutif yang diminta Apa karakteristik yang diperlukan untuk menjadi pemimpin yang efektif hari ini peringkat perilaku etis sebagai karakteristik yang penting diikuti oleh penghakiman suara dan menjadi beradaptasi / fleksibel .

Namun dengan segala hormat untuk survei AMA saya sangat percaya itu jauh lebih dari penting apakah itu penting penting dan non-negotiable karakteristik pemimpin yang efektif. Etika bisnis yang kuat merupakan pilar perencanaan strategis saya dan berpikir strategis upaya pembinaan bisnis masing-masing dan setiap hari. Klien didorong untuk mengembangkan seperangkat nilai-nilai inti dan prinsip-prinsip dan mempublikasikan mereka untuk klien mereka dan stakeholder untuk mengetahui bahwa ini adalah cara mereka melakukan bisnis. Dan selanjutnya klien terus-menerus diingatkan untuk memastikan nilai-nilai inti ditunjukkan dalam semua yang mereka lakukan.

(22)

TUGAS OM 14 ( MAKALAH TENTANG ETIKA ) ASRI AWALUDDIN Page 22

dikembangkan dari dan diperkuat oleh motif yang kuat dan emosi seperti cinta kemurahan hati sukacita dan kasih sayang.

Kita perlu mengajukan pertanyaan-pertanyaan Bagaimana etis rentan adalah perusahaan kami atau organisasi Apa nilai-nilai inti dan prinsip-prinsip perusahaan kami atau organisasi Apakah kita berkomitmen untuk hidup dan menunjukkan nilai-nilai inti kami di segala sesuatu yang kita lakukan Jawaban atas pertanyaan-pertanyaan ini akan menentukan keadaan etika dalam bisnis kami.

Kepemimpinan dalam bisnis harus menetapkan standar dan berjalan pembicaraan ketika tiba saatnya untuk perilaku etis. Tidak akan ada kompromi etika. Tidak mungkin ada pengabaian etika. Seorang pemimpin harus senantiasa menjaga tindakannya tercela. Jika para pemimpin berkomitmen untuk standar yang tinggi tidak akan ada lebih Enron WorldCom Tyco Adelphia dan kebocoran etis.

Mengetahui apa yang benar sangat penting untuk etika pribadi dan bisnis. Melakukan apa yang benar-benar penting untuk etika pribadi dan bisnis. Sebuah komitmen yang teguh kuat terhadap nilai-nilai inti Anda dan prinsip-prinsip bisnis Anda atau organisasi akan mengarah pada keputusan etis yang tepat dan tindakan. Dengan tidak adanya tindakan ini semua orang memiliki adalah niat baik dan itu saja tidak cukup untuk kepemimpinan yang efektif.

H. ETIKA NORMA DAN HUKUM

Dalam kehidupan sehari-hari manusia dalam berinteraksi dipandu oleh nilai-nilai dan dibatasi oleh norma-norma dalam kehidupan social. Norma dan nilai pada awalnya lahir tidak disengaja , karena kebutuhan manusia sebagai makluk social dan harus berinteraksi dengan yang lain menuntut adanya suatu pedoman, pedoman itu lama kelamaan norma-norma tersebut dibuat secara sadar.

1. Norma

(23)

TUGAS OM 14 ( MAKALAH TENTANG ETIKA ) ASRI AWALUDDIN Page 23

pola yang diinginkan sedangkan norma adalah pedomana atau cara-cara untuk mencapai nilai tersebut.

Menurut kekuatan yang mengikatnya, norma dibedakan menjadi empat yaitu

Cara (usage) ; cara ini menunjuk pada bentuk perbuatan . cara ini lebih tamapak menonjol dalam hubungan antar individudalam masyrakat. Pelanggaran atau penyimpangan terhadap usage tidak menimbulkan sanksi hukum yang berat tapi hanya sekedar celaan, cemohoon, sindiran, ejekan dsb.

Kebiasaan (folkways) yaitu perbuatan yang berulang-ulang dalam bentuk yang sama dan merupakan bukti bahwa orang banyak menyukai perbuatan tersebut.

Tata kelakuan (mors) yaitu kebiasaan yang diterima sebagai norma pengatur, atau pengawas secara sadar maupun tidak sadar oleh masyarakat terhadap anggota-anggotanya.

adapt-istiadat (custum) yaitu tata kelakuan yang kekal serta kuat integrasinya dengan pola perilaku masyarakat. Anggota masyarakat yang melanggaradat-istiadat akan mendapat sanksi keras yang terkadang secara tidak langsung diperlukan.

Fungsi norma social dalam masyarakat.

Fungsi norma social dalam masyarakat secara umum sebagai berikut : Norma merupakan factor perilaku dalam kelompok tertentu yang memungkinkan seseorang untuk menentukan terlebih dahulu bagaimana tindakan akan dinilai orang lain.

Norma merupakan aturan , pedoman, atau petunjuak hidup dengan sanksi-sanksi untuk mendorong seseorang, kelompok , dan masyarakat mencapai dan mewujudkan nilai-nilai social Norma-norma merupaakan aturan-aturan yang tumbuh dan dan hidup dalam masyarakat sebagai unsur pengikat dan pengendali manusia dalam hidup masyarakat.

2. Etika

Berasal dari bahasa Yunani “ethos”. Artinya: “custom” atau kebiasaan

(24)

TUGAS OM 14 ( MAKALAH TENTANG ETIKA ) ASRI AWALUDDIN Page 24

dengan urusan sopan santun. Belajar etiket berarti belajar bagaimana bertindak dalam cara-cara yang sopan; sebaliknya belajar etika

Etika adalah filsafat moral yang berkaitan dengan studi tentang tindakan baik atau buruk manusia dalam mencapai kebahagiaan.

Modal dasar dalam etika adalah perilaku,,sedang perilaku manusia dipengaruhi oleh pikiran dan hati (perasaan).

Fungsi etika adalah sarana untuk memperoleh orientasi kritis berhadapan dengan berbagai moralitas. Orientasi kritis diperlukan karena kita dihadapkan dengan pluralisme moral. Etika bersifat lebih umum, konseptual, dan hanya berlaku dalam pergaulan (saat ada orang lain). Sedangkan moral bersifat lebih detail dan secara langsung, moral berlaku sepanjang hidup (ada atau tidak ada orang lain.

3. Hukum

Definisi hukum secara umum : himpunan peraturan yang dibuat oleh yang berwenang dengan tujuan untuk mengatur tata kehidupan bermasyarakat yang mempunyai ciri memerintah dan melarang serta mempunyai sifat memaksadengan menjatuhkan sanksi hukuman bagi yang melanggarnya.(R. Soeroso, SH)

Unsur-unsur yang terkandung dalam definisi hukum sebagai berikut : 1. peraturan dibuat oleh yang berwenang

2. tujuannya mengatur tata tertib kehidupan masyarakat 3. mempunyai ciri memerintah dan melarang

4. bersifat memaksa dan ditaati

Menurut Utrecht

Hukum merupakan himpunan petunjuk hidup – perintah dan larangan yang mengatur tata tertib dalam suatu masyarakat yang seharusnya ditaati oleh seluruh anggota masyarakat oleh karena itu pelanggaran petunjuk hidup tersebut dapat menimbulkan tindakan oleh pemerintah/penguasa itu.

Sebabnya hukum ditaati orang menurut Utrecht, yaitu:

(25)

TUGAS OM 14 ( MAKALAH TENTANG ETIKA ) ASRI AWALUDDIN Page 25

2. Karena orang harus menerimanya supaya ada rasa ketentraman. Penerimaan rasional itu sebagai akibat adanya sanksi-sanksi hukum supaya tidak mendapatkan kesukaran, orang memilih untuk taat saja pada peraturan hukum karena melanggar hukum mendapat sanksi hukum.

3. Karena masyarakat menghendakinya. Dalam kenyataannya banyak orang yang tidak menanyakan apakah sesuatu menjadi hukum/belum. Mereka tidak menghiraukan dan baru merasakan dan memikirkan apabila telah melanggar hingga merasakan akibat pelanggaran tersebut. Mereka baru merasakan adanya hukum apabila luas kepentingannya dibatasi oleh peraturan hukum yang ada.

4. Karena adanya paksaan (sanksi) sosial. Orang merasakan malu atau khawatir dituduh sebagai orang yang asosial apabila orang melanggar suatu kaidah sosial/hukum.

Sedangkan tujuan hukum itu sendiri menurut:

1. Apeldoorn adalah mengatur tata tertib dalam masyarakat secara damai dan adil.

2. Prof. Soebekti, tujuan hukum adalah mengabdi tujuan negara yang intinya mendatangkan kemakmuran dan kebahagiaan rakyatnya.

Hubungan Etika, Norma dan Hukum

Etika sebagai sebuah nilai yang menjadi pegangan seseorang atau suatu kelompok dalam mengatur tingkah laku di dalam kehidupan kelompok tersebut, tentunya tidak akan terlepas dari tindakan- tindakan tidak ethis. Tindakan tidak ethis yang dimaksudkan disini adalah tindakan melanggar etika yang berlaku dalam lingkungan kehidupan tersebut.

(26)

TUGAS OM 14 ( MAKALAH TENTANG ETIKA ) ASRI AWALUDDIN Page 26

Selanjutnya akan dibacarakan tentang sanksi pelanggaran etika. Tindakan pelanggaran terhadap etika seperti beberapa contoh di atas, akan menimbulkan beberapa jenis sanksi.

 Yang pertama adalah sanksi sosial. Karena etika merupakan norma-norma sosial yang berkembang dalam kehidupan sosial masyarakat, maka jika terjadi pelanggaran, sanksi terhadap pelanggaran tersebut adalah sanksi sosial.

(27)

TUGAS OM 14 ( MAKALAH TENTANG ETIKA ) ASRI AWALUDDIN Page 27

I.

PERAN ETIKA BISNIS DALAM KEHIDUPAN EKONOMI

Bila dikaji lebih mendalam, filsafat bukanlah ilmu yang tidak memiliki relevansi dengan ilmu-ilmu lain. Dan filsafat tidak hanya mengawang-ngawang, namun filsafat justru memiliki kajian yang nyata dan realistis dan tidak lepas dari keterkaitan masalah-masalah kehidupan manusia.

Etika merupakan salah satu cabang dari filsafat yang berkaitan erat dengan kehidupan manusia, yaitu kehidupan ekonomi. Filsafat tidak sekedar berdialog dengan realitas social ekonomi yang ada namun juga ikut serta menyumbangkan gagasan pemecahan permasalahan yang menyimpang didalam dunia bisnis pada umumnya dan bisnis perbankan pada khususnya. Karna itu, Etika bisnis berusaha menanggulangi penyimpangan-penyimpangan yang seharusnya sejalan dengan prinsip-prinsip etika bisnis bangsa Indonesia yang mengakar tau sistem nilai masyarakat kita. Penyimpangan dari bisnis diatas seperti halnya, gaya penipuan yang semakin canggih seperti Mark-up pemalsuan data, penerbitan surat berharga fiktif, praktek money laundering, saling menjatuhkan, persaingan yang tidak sehat, uang, sogok, yang semir, kolusi pencairan dana, pembocoran rahasia, ekspor fiktif yang menghebohan karena merugikan negara materil maupun imateril.

Dalam pembangunan ekonomi terutama dalam dunia perbankan tidak hanya melihat bidang organisasi, manajemen, perencanaan jangka pandang, sistem informasi, budaya kerja, tapi yang sangat menentukan dan tidak kalah

penting dengan lainnya adalah “etika Bisnis”.

Dalam rangka mengantisipasi globalisasi di bidang perdagangan, industri, khususnya sektor perbankan, maka sudah jelas bahwa tidak hanya segi strategi kompetisi , organisasi, teknologi. Namun yang menyangkut bercirikan etika bisnis yang tumbuh dan dijunjung tinggi oleh segenap lapisan masyarakat Indonesia.

Agar bangsa Indonesia dapat bersaing dengn kompitator internasional, maka akar etika Pancasila tetap dipetahankan bahkan diusahakan sebagai tuan rumah yang mampu mewanai atau menjadi lokomotif etika perekonomian nasional kita walaupun kita telah berada di ambang pintu globalisasi seperti AFTA pada Tahun 2003 dan sejenisnya.

Pemegang peranan penting dalam rangka menghadapi era globalisasi yang serba terbuka ini adalah manusia yang berperilaku. Sejauh mana manusia pebisnis itu memahami etika yang benar. Bagaimana seseorang menghargi suatu pandangan hidup yang memiliki bobot kearifan dan bagaimana seseorang menanggapi lingkungan sekitarnya. Karena itu kalau tidak ditata dan dikembangkan secara sadar, masalah ini tidak bisa menjadi makin kabur dan generasi mendatang tidak tahu lagi apa yang benar dan apa yang tidak benar.

Etika merupakan instrument penting di dalam kehidupan ini, karena etika dapat dipandang sebagai sarana orientasi bagi usaha manusia untuk

(28)

TUGAS OM 14 ( MAKALAH TENTANG ETIKA ) ASRI AWALUDDIN Page 28

bagi ajaran moral, melainkan merupakan filsafat atau pemikiran kritis dan mendasar tentang ajaran-ajaran dan pandangan-pandangan moral. Etika bisnis itu sendiri sesungguhnya mengacu pada adanya seperangkat

aturan-aturan yang berkaitan dengan “profesionalisme Code of Conduct” dan aturan-aturan

main dalam konteks profesionalisme ini dilandasi oleh pandangan-pandangan moral tentang nilai-nilai apa yang benar dan salah.

Etika bisnis merupakan patokan atau rambu perilaku yang menentukan apa yang baik dan yang tidak baik dalam suatu tindakan. Ia berbeda dengan dogma agama dan juga merupakan produk hukum. Bagi Indonesia saat ini yang sedang terlibat dalam gemuruhnya proses pembangunan nasional atau pengembangan perekonomian nasionalnya seyogayanya lebih memahami yang namanya etika bisnis. Arti dan esensi yang sebenarnya etika bisnis itu bagaimana ?

Walaupun nampaknya diatas adanya pola arah perilaku yang berlandaskan tata nilai dan norma atau ukuran yang seharusnya dilandasi falsafah Pancasila, tetapi nampak ada penyimpangan maupun kecenderungan-kecenderungan baru didalam pengaruh era globalisasi.

Perkembangan pembangunan ekonomi di era globalisasi ditandai dengan terjadinya bidang kerja, ada penerbit, manajer, manajer pmasaran, manajer keuangan, konsultan, notaries, advokat, dan pengusaha senior maupun pengusaha muda, sehingga tampak bahwa Setelah ada deferensiasi masyarakat, terjadi aliansi kepentingan dan kolusi kepentingan.

Penyimpangan-penyimpangan dalam bisnis sudah tidak mampu

dibendung, seperti halnya dalam dunia perbankan. Penyalahgunaan “Secret;y Waiver” semacam surat pernyataan dari nasabah bank untuk melepaskan diri

ketentuan dari rahasia bank. Kadang ada pihak banka maupun luar bank dengan kesewenangan menggunakan secara bebas. Secret;y Waiver sebenarnya di Indonesia sudah bisa diterapkan dalam rangka mendapatkan kejelasan tentang nasabah yang menunggak atau sudah bisa mempertanggung jawabkan penggunaan kreditnya. Nasabah bank juga kadang berlindung pada undang-undang perbankan tentang ketentuan rahasia bank.

(29)

TUGAS OM 14 ( MAKALAH TENTANG ETIKA ) ASRI AWALUDDIN Page 29

hanya berpangku tangan melihat kejadian-kejadian yang tidak bermoral bahkan lebih jauh melanggar aturan-aturan yang ada. Dengan sadar panggilan hati nurani murni dan cinta tanah air itulah maka kita tidak pernah berhenti bertanya kenapa penyimpangan-penyimpangan di atas selalu terjadi, dan bagaimana melurus-kannya.

Evaluasi

Pelaku bisnis yang dikaitkan dengan etika adalah manusia itu sendiri. Oleh karena manusia itu bukanlah makhluk yang berdiri sendiri yang dapay mempertankan kediriannya tanpa ada perubahan-perubahan sikap atau penampilan, namun ia merupakan sosok makhluk yang terdiri dari jasmani rohani, yang mana didalamnya di samping ada yang berbentuk fisik material juga ada immaterial, seperti akal pikiran, emosi, perasaan dan lain sebagainya. Oleh karena itu bilamana manusia dikaitkan dengan makhluk pelaku bisnis yang diharapkan memiliku bobot etika bisnis, maka tidak lepas dari sifat-sifat, kondisi atau keadaan struktur masyarakatnya, yaitu corak lingkungan social politik ekonomi dan budaya masyarakat tersebut.

Penulis tidak heran bilamana mendapat informasi tentang adanya manusia bersifat malaikat, dalam pengertian tidak tergoda akan pengaruh-pengaruh yag tidak bermoral apalagi menyimpang dari norma-norma yang ada dalam suatu masyarakat. Demikian pula penulis tidaklah heran kalau di antara pebisnis ada yag muncul sebagai koboi bank yang bersifat serakah dan sikat kiri kanan tanpa memperdulikan rambu-rambu kesopanan maupun aturan yang ada. Penampilan-penampilan diatas nampaknya diwarnai atau dipengaruhi oleh beberapa factor : menentang suara hatinya, menguburkan dalam-dalam teriakan suara hatinya yang terdalam untuk menampilkan suatu perilaku yang tidak terpuji.

Karena manusia tersebut suara hatinya tidak menggetarkan dirinya untuk berbuat sesuatu yang baik karena ia telah menjadi tumpul karena kebiasaan berdosa.

Faktor ke dua :

adalah melalui budaya seperti halnya alat-alat atau teknologi, yang mana tidak satu unsur pribadi manusia yang luput dari pengaruh teknik.

Kemudian selanjutnya adanya “etos” masyarakat yaitu kompleks kebiasaan dan

sikap-sikap manusia terhadap waktu, alam dan kerja.

(30)

TUGAS OM 14 ( MAKALAH TENTANG ETIKA ) ASRI AWALUDDIN Page 30

masyarakat jelas berpengaruh terhadap bagaimana arti, bentuk dan penerapan etika bisnisnya.

Factor lain adalah sangat “inti” karena menyangkut hati dari kebudayaan. Yaitu pemahaman dari masyarakatcara bagaimana menafsirkan dirinya, sejarah dan tujuannya.

Lapisan yang mempengaruhi di sini adalah paham-paham atau keyakinan seseorang sehingga berpikir dan bertindak selalu berusaha sesuai dengan isme-isme yang melatar belakangi dari pihak pelaku bisnis. Pengaruh lain yang dirasakan dahsat adalah karena adanya era globalisasi yang sangat derasis merubah pembangunan yang bercirikan agraris menjadi industrial area. Bahkan proses pembangunan membuat unsur perubahan tidak saja perubahan fisik tetapi juga perubahan dalam sistem nilai.

Bagaimanapun dahsatnya pengaruh di atas yang memiliki potensi untuk merubah pendirian pelaku bisnis. Namun yang patut dicamkan bahwasanya seseorang atau suatu masyarakat yang sudah siap dan sadar akan posisi dirinya, maka seorang pengusaha atau seorang bankir selalu menempatkan dirinya pada dua sisi, yakni ; mentalitas dan aspek profesionalisme.

Pada prinsipnya profesionalisme juga tidak terlepas dari prinsip-prinsip atau bankir harus yakin bahwa ia sebagai hamba Allah, berperilaku social yakin bahwa ia sebagai hamba Allah, berperilaku social yakni ia utuk kepentingan usaha dagangnya. Ini menyangkut urusan mental. Sebagaimana yang diuraikan oleh Immanuel Kant, tentang mentalitas dewasa ini, sikap hidup hedonistic dan kerakusan merebut peluang cukup menclok. Demi kesenangan dan kepentingan pribadi atau kelompok.

Disadari oleh kant bahwa sukar menetapkan perilaku seseorang di dalam menjalankan suatu tindakan, apakah itu dapat dinilai moralitas atau justru tidak memiliki bobot moralitas. Karena yang kita amati hanyalah apa yang secara

lahiriah belaka. Oleh karena itu dengan tegas kant mengatakan bahwa “hanya

Allah mampu melihat bahwa tekad batin kita adalah moral dan murni”. Pelaku bisnis diberbagai lapangan, nampaknya masih jauh dari harapan bilamana perlaku bisnis akan ditempatkan pada posisi makhluk sadar akan kewajibannya sebagai dasar tindakan moral sebagaimana Kant mengatakan bahwa seseorang dianggap moralist dimana tindakannya benar-benar sesuai dengan kewajiban (auspt licht). Tindakan tersebut tidak didasari oleh karena adanya kecenderungan spontan atau selera pribadi, melainkan landasan tindakan itu demi kewajiban semata-mata, inilah tindakan yang baik. Baik pada dirinya sendiri(baik an sich).

(31)

TUGAS OM 14 ( MAKALAH TENTANG ETIKA ) ASRI AWALUDDIN Page 31

rugi, atau tidakan mereka hanya berusaha menyeseuaikan hukum, agar tidak dikategrikan melanggar hukum.

Di sinilah perlunya perhatian kita terhadap makhluk pebisnis tidak hanya diperhatikan bobot keerampilannya, tetapi benar-benar menyadari keberadaan dan fungsinya. Mereka harus menyadari bahwa kepercayaan dari pemerintah dan rakyat harus dipelihara. Seperti diberinya izin berarti pemerintah mempercayai kepada pemilik bank untuk menarik dan mengelola dana-dana masyarakat. Kalau mereka gunakan dana bank utuk kelompoknya sendiri, itu sama juga merampok negara. Janganlah pemilik bank cenderung menganggap bank adalah kasir mereka dapat di tarik kapan saja untuk kepentingan usaha sendiri. Mental semacam ini terus menghinggapi bank sampai sekarang. Menurut hasil riset info bank selama ini menunjukkan, remuknya bank karena diperas habis-habisan oleh pemilik dan bankirnya sendiri.

Saran-saran

Kegiatan bisnis pada hakekatnya merupakan simbol kehidupan yang dinamis bagi manusia yang memfungsikan jiwa, akal pikiran dan panca inderanya untuk mengantisipasi keberlangsungan keberadaan makhluk yang berpikir didalam suatu konstalasi suasana ruang waktu yang saling terkait. Dalam rangka mengarungi bahtera yang penuh gelobang dan tantangan, terutama menjelang era globalisasi, maka makhluk pelaku bisnis dan orang-orang yang terkait di tanah air yang tercinta ini, kiranya memperhatikan saran-saran penulis di bawah ini.

Sebagai bahan pertimbangan untuk meniti karier dalam dunia bisnis pada umumya dan khususnya dalam dunia bisnis pada umumnya dan khususnya dalam dunia bisnis industi perbankan:

1. Setiap individu yang terlibat langsung dalam sutu kegiatan bisnis. Seharusnya meyakini dirinya bahwa ia bersikap kritis-bijak yaitu adan landasan etika bisnis yang selalu mewarnai setiap buah pikiran, sikap dan performansnya. Seseorang bankir harus bisa membedakan posisi bank dengan perusahaan. Bangir menghadapi dan pengelolah uang. Pendekatan oprasinya harus penuh dengan kehati-hatian. Oleh karena itu persaingan dala dunia pebankan, tidak hanya pada moral dan asset dan harus besar, atau ROA (retur on eferage assets) dan ROE (Return on Everage Equity) nya harus tumbuh membumbug, tetapi tidan kalah pentingnya adalah bank dan bankir harus menyesuaikan etika perbankan sebagai bankir. Oleh karena itu hendaknya mulai sekarang para pelaku bisnis berlatih keras untuk meningkatkan kesadaran moral, tidak lagi bertindak dengan dasar selera pribadi atau tindakan sekedar menyesuaikan hukum, melainkan landasan tindakan itu demi kewajiban semata-mata. Walaupun itu memang diakui suatu perjuangan yang pahit tetapi mulia.

Bilamana sikap mentalitas imperatif kategoris Immanuel Kant dapat diterapkan didalam dunia bisnis, maka pelanggaran etika apalagi pelaggaran hukum dapat dikikis sedikit demi sedikit.

(32)

TUGAS OM 14 ( MAKALAH TENTANG ETIKA ) ASRI AWALUDDIN Page 32 mata” untuk berbagai nikmat dari hasil pelanggaran etika, ini dikarenakan

kaburnya pengertian dan criteria, yang mana etis dan tida etis, ukurannya sudah terlampau buram.

Seseorang yang memiliki kemauan moral, bila ia seorang bawahan

maka ia berani memberi pertimbangan “kalau perlu menolak dan bahka berhenti”, bila hal yang bertentangan dengan kode etik perbankan masih saja

digelindingkan oleh pimpinannya. Seperti halnya disuruh membuat promosi ikhwal pelayanan bank dan tidak sesuai dengan keadaan sebenarnya, atau penyinggung bank lain.

2. Perlunya pembinaan terhadap calon pebisnis dan para bankir maupun yang akan memasukkan dunia perbankan tentang pemikiran yang luas dan cakrawala berpikir yang menyeluruh. Peningkaan cara berfikir makro sebelum mikro . Penulis melihat banyak hambatan bahkan merusak pembangunan nasional dan merugikan bank nasional, tidak hanya bertentangan dengan moral pancasila, khususnya dengan sila ke lima, ke adilan social. Karena individu-individu yang mementingkan diri sendiri dengan memperkaya diri atas beban bank. Sebagaimana kita ketahui bahwa bank ialah suatu usaha jasa, yang modal utamanya terdiri dari kepercayaan. Oleh karena itu, yang harus

melekat pada setiap keputusan dan langkah adalah “kepentingan masyarakat di atas kepentingan pribadi”. Seorang bankir tidak mudah dirasuki oleh paham

yang serba materi. Yang mana pertimbangan materialistic selalu menjadi penggerak keputusannya. Konkritnya adalah janganlah menjadi bankir yang materialistic sehingga mudah berpindah dari suatu bank ke bank yang lain, yang dampaknya sangat mengganggu dunia perbankan karena akan menciptakan kemudahan budaya “bajak membajak bankir”

3. Perlu ditumbuh kembangkan keterbukaan dan budaya malu. Harus ada

terobosan yang dapat ditempuh. Keterbukaan bank sangat dibutuhkan untuk membuka sesuai batas yang ada, namun sudah mampu menjadi bahan potensi untuk memaklumkan debitur nakal, sebab kalau tidak, keadaan bank tidak sehat akan begini terus. Ada kredit macet perlu diekspos, tidak perlu ditutupi. Sehingga biamana dibiarkan demikian, maka suatu waktu bank itu Go Public, dapat duit bursa. Kemudian duit masyarakat inilah yang digunakan untuk menutupi kerugian yang disebabkan debitur yang punya kredit macet tadi.

(33)

TUGAS OM 14 ( MAKALAH TENTANG ETIKA ) ASRI AWALUDDIN Page 33

Penulis sangat prihatin tentang hasil survei luar negeri terbukti yang

mengatakan bahwa “gaji pegawai negeri di Indonesia rata-rata hanya cukup untuk hidup selama 10 (sepuluh) hari saja”. Pertanyaannya adalah 20 (dua puluh) hari itu ? tidak mungkin menjadi malaikat yang tidak butuh papan sandang dan pangan. Sehingga jalan keluarnya ada ngobyek kiri kanan. Lantas muncullah ekonomi biaya yang tinggi. Kalau dia dibagian perizinan / birokrasi biasanyabanyak tambahan [unthe table] sehinga mengakibat-kan

pengusaha asing /investormengundukan diri karena „high cost‟ yang tidak

termasuk kalkulasi. Namun penulis juga menyadari bahwa kenaikan gaji yang berlipat-lipat tidaklah menjadi jaminan ampuh untuk ngerem kerakusan dalam uatu dunia bisnis .godaan yang bergemuru dalam diri manusia ditambah dengan pengaruh kehidupan gemerlapan yang over acting kadang bembuat bankirTIDA tahan mental dan tidak kuat menahan godaan sogokan, suap [bribery]. Seprti hundoro b halim menyuap oknum tim pemeriksa bank Indonesia [BI] sebesar Rp 60.000.000.000,- [enam puluh miliar ] sehingga bank Indonesia hanya mengusulkan agar bank berniagaan [mengganti manajemennya]. Untuk sementara hundoro aman [infobank Edisi khusus juni No.211/1997].

5. Melihat sosok manusia beseta perilaku seharianya tidaklah selalu gambaran yang sebenarnya.karna memang manusia itu sendiri adalah mahluk misteri.Kadang dikira sabar,taat,saleh ternyata pembobol bank atau koboi bank.Demikian pula sebaliknya,nampaknya nakal,seram tidak mudah senyum, namun sangat jujur dan mudah dipercaya.Ada benarnya pepata yang

mengatakan”Dalamnya laut dapat diukur tetapi hati orang sukar ditebak”. Yang

tahu hanyalah dirinya dan Tuhan Pencipta alam semesta ini.

6. Dalam hal memperbaiki kondisi seseorang terutama menunjang untuk menjadi manusia pengelola usaha, pebisnis yang mental pancasilais dan profesional namun tetap harus ada perangkat perangkat untuk mengawasi seseorang.Seperti halnya para pengawas; ;disini sangat diharap Dewan komisaris,jangan kelompok ini justru dibayar murah,datang seenaknya, tidak ada ruang atau sekedar pajangan person saja, bahkan lebih para lagi bila mana dewan pengawas atau dewan komisaris tidak memahami seluk beluk dunia perbankan.

7. Perlu penambahan Dewan audit karna ini juga berfungsi sebagai dewan pengawas juga pengawas dengan sistm yang bersifat stuktural yakni unit pengawasan intern. Kiranya juga sudah saatnya ditinjau lebih gigih lagi tenteng masih suburnya pengaruh nepotisme dalam dunia perbankan yang pada hakikatnya membuat lemah sistim pengawasan.

(34)

TUGAS OM 14 ( MAKALAH TENTANG ETIKA ) ASRI AWALUDDIN Page 34

mana seseorang tidak dipercayai oleh dirinya sendiri. Oleh karna itu, pemerintah dan kelompok-kelompok masyarakat yang melembaga secara bertahap dan sistimatis mengadakan pembinaan mental bangsa yang akan menjadi asset pembangunan diberbagai bidang. Walaupun pada prinsipnya bangsa Indonesia telah kaya akan nilai-nilai moral yang dapat dijadikan sebagai dasar materi pembinaan, namun tidaklah salah bilamana juga membuka diri dan wawasan dari nilai-nilai yang datangnya dari luar seperti halnya nilai-nilai yang ada di dalam ajaran Immanuel Kant tentang imperatif kategoris.

9. Sebenarnya dengan amat berat kesepakatan suatu masyarakat untuk menciptakan suatu aturan bersama yang harus ditaati oleh warga dan penguasanya. Sebab, aturan tersebut, memiliki bobot sanksi bagi pelanggarnya dengan tidak pandang bulu.

10. Kode etik adalah “seperangkat nilai yang bias mengefektifkan peraturan antara

karyawan dan atasan” pada akhirnya sanksi-sanksi menyangkut pelanggaran kode etik tersebut, harus dikembalikan pada masing-masing bank.

11. Hukum memiliki cirri khas yang tegas dan tidak hanya membiarkan sesuatu kerusakan, kejahatan atau pelanggaran rambu-rambu kiri dan kanan tanpa ada sanksinya. Oleh karena itu, pemerintah tidak hanya perlu political will, namun yang perlu adalah commitmen will.

12. Moralitas yang mengarah ke korupsi karna tidak malu menyalahgunakan wewenang. Sebenarnya pejabat tidak perlu melakukan korupsi karena telah memiliki modal dasar, yaitu sumpah jabatan. Dasar moral juga harus memiliki pimpinan informal atau pimpinan agama, sehingga dasar moral ini harus selalu ditumbuhkan.

13. Perlu disamak keputusan organisasi kerjasama ekonomi pembangunan [organization for economic cooperation and development-oecd ]yang telah menyetujui diberlakukanya undang-undang anti penyuapan (bibery). Berdasarkan undang-undang itu sertiap perusahaan multi nasional yang terbukti melakukan penyuapan atau kolusi untuk menda-patkan sebuah proyek dapat diajukan ke pengadilan .

14. Sebernarnya di Indonesia soal pemberantasan korupsi cukup memadai. Peraturan itu kita jadikan base,tetapi yang penting adalah penegak hukum. Dalam hal emforcement,jaksa harus menindak koruptor,polisi juga dilibatkan,pers diberi kebebasan.Pokoknya berbagai bidang atau total foot ball, semua harus disentuh. Juga tidak cukup budaya malu, tetapi juga harus ditumbuhkan budaya bersalah. Keter-bukaan dan usaha menghindari kolusi, korupsi maupun nepotisme akan sangat membantu tumbuhnya perbaikan dunia bisnis terutama dunia perbankan. Usaha tersebut merupakan salah satu

(35)

TUGAS OM 14 ( MAKALAH TENTANG ETIKA ) ASRI AWALUDDIN Page 35

BAB III

SARAN DAN KESIMPULAN

Menurut Pendapat Saya :

Saran :

Etika perlu dibarengi dengan sifat kepemimpinan karena sangat perlu dalam proses Pengembangan jati diri seorang pemimpin dalam setiap organisasi baik di perusahaan maupun diluar perusahaan.

Kesimpulan :

Referensi

Dokumen terkait

Seorang Kepala Sekolah pada hakekatnya adalah pemimpin yang menggerakkan, mempengaruhi, memberi motivasi, serta mengarahkan orang di dalam organisasi atau lembaga

Kewibawaan merupakan faktor penting dalam kehidupan kepemimpinan, sebab dengan faktor itu seorang pemimpin akan dapat mempengaruhi perilaku orang lain baik

Karena tugas terpenting dari seorang pemimpin adalah untuk mengambil keputusan tentang apa yang harus dilaksanakan oleh orang lain, maka ia harus memiliki

Seorang network engineering mempunyai tugas utama untuk mengatur jaringan komputer baik jaringan skala kecil hingga skala besar, yang nantinya akan digunakan untuk

Bonus Plan Hyphotesis (Perilaku dari seorang manajer sering kali dipengaruhi dengan pola bonus atas laba yang dihasilkan. Tindakan yang memacu para manajer

Menurut Pidarta (1988: 14), menyatakan bahwa manajemen perubahan adalah suatu usaha yang dilakukan oleh seorang pemimpin atau manajer dalam

Peran pemimpin akuntan publik yang memiliki kepemimpinan etis sangat diperlukan dalam menjunjung perilaku etis bawahannya dalam melakukan audit yang sesuai dengan

Kepemimpinan transformasional adalah kemampuan seorang pemimpin dalam bekerja dengan dan atau melalui orang lain untuk mentransformasikan secara optimal sumber daya organisasi dalam