• Tidak ada hasil yang ditemukan

Permasalahan dalam Ujian Nasional dalam

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2018

Membagikan "Permasalahan dalam Ujian Nasional dalam "

Copied!
13
0
0

Teks penuh

(1)

MAKALAH

SOSIOLOGI PENDIDIKAN Tentang

Permasalahan dalam Ujian Nasional

Nama Nim Jurusan Prodi

: Yulia Eka Putri : 1201794

: Sosiologi

: Pendidikan Sosiologi-Antropologi

FAKULTAS ILMU SOSIAL UNIVERSITAS NEGERI PADANG

2014

(2)

Puji dan Syukur penulis panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa karena berkat limpahan Rahmat dan Karunia-Nya, penulis dapat menyelasaikan tugas akhir Sosiologi Pendidikan dalam bentuk makalah yang membahas mengenai “Permasalahan dalam Ujian Nasional” .

Dalam penyusunan makalah ini, penulis banyak mendapatkan kesulitan, akan tetapi dengan bantuan dari berbagai pihak, kesulitan dapat teratasi. Oleh karena itu, penulis mengucapkan terima kasih yang sebesar-besarnya kepada semua pihak yang telah membantu dalam penyusunan makalah ini.

Penulis menyadari bahwa maklah ini masih jauh dari kesempurnaan, baik dari penyusunan maupun dari materinya. Kritik dan saran dari pembaca sangat penulis harapkan untuk penyempurnaan di kemudian hari. Semoga makalah ini dapat memberikan manfaat, sekaligus menjadi pengetahuan yang berguna bagi pembaca.

Padang, 25 April 2014

Penulis

DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR i

DAFTAR ISI ii

BAB I Pendahuluan 1

(3)

1.3 Tujuan 2 BAB II Pembahasan3

2.1 Perkembangan Sejarah Perjalanan Ujian Nasional 3

2.2 PRO dan KONTRA dari Ujian Nasional yang di laksanakan di Indonesia 5 2.3 Solusi dari permasalahan dari Dilaksanakan Ujian Nasional 6

2.4 Persepektif Sosiologi tentang melihat permaslahan Ujian Nasional...7

(4)

BAB I PENDAHULUAN 1. LATAR BELAKANG

Dalam mengukur kualitas bangsa dapat diukur lewat pendidikan. Seberapa majukah pendidikan itu berkembang dan memberikan progress kepada bangsa lewat kebijakan yang dibuat Pemerintah melalui program, seperti sekolah 9 tahun, pendidkan luar sekolah, pendidikan inklusif, pendidikan luar biasa, dan banyak lagi pendidikan yang di programkan oleh pemerintah demi rangka mencerdaskan bangsa. Hal ini sesuai dengan Undang-undang ditetapkan oleh pemerintah yakni Nomor 20 tahun 2003 tentang sistem pendidikan nasional. Selain itu juga pemerintah mengatur melalui peraturan pemerintah Nomor 19 tahun 2005 (Juncto PP No 32/2013) tentang standar nasional pendidikan yang berisi. Pertama, mengembangkan kemampuan yang kedua, membentuk watak serta peradaban bangsa yang bermartabat dalam rangka mencerdaskan bangsa.

Proses untuk mengukur keberhasilan dari program pendidikan tersebut di lakukannya proses evaluasi sesuai dilaknakan Badan Pendidikan Standar Nasional (BPSN) yakni melalui Ujian Nasional. Ujian Nasional yang di adakan tiap tahunnya dengan menggunkan dana yang tidak tanggung-tanggungnya hingga trilliunan rupiah untuk mendanai Ujian Nasional tersebut. Ujian yang di bangga-banggakan oleh pemerintah tersebut yang tiap tahun meningkatkan nilai batas kelulusan agar dapat mencapai target yanug diinginkan. Hanya sebuah target yang kurang melihat seberapa mampu sekolah menjalankan proses belajar mengajar yang semaksimal atau seberapa merata proses pembangunan, dan pemerataan pendidikan yang ada di indonesia. Hal inilah menjadi PRO dan KONTRA dalam pelaksaan Ujian Nasional, apakah dengan adanya Ujian Nasional ini mampu mengukur sebenarnya kualitas pendidikan yang sebenarnya dan belum lagi ISU-ISU dari Ujian Nasional yang membuat Kecemahasan bagi para siswa, yang mengganggap bahwa Ujian Nasional bagiakan menghadapi medan tempur. Mati hidupnya masa depan di tentukan di Ujian Nasional.

(5)

kepentingan ekonomi bagi segelintir orang. Oleh karena itu, tidak heran dalam pelaksanaannya banyak ditemukan kejanggalan-kejanggalan, seperti kasus kebocoran soal, nyontek yang sistemik dan disengaja, merekayasa hasil pekerjaan siswa dan bentuk-bentuk kecurangan lainnya.

1.2 Rumusan Masalah

Dari kajian permasalahan yang ada pada Ujian Nasional, dapat dilihat pokok permasalahan yakni:

1) Bagaimana Sejarah perjalanan ujian nasional?

2) Apa Yang menjadi PRO dan KONTRA dari Ujian Nasional yang di laksanakan di Indonesia?

3) Bagaimana Solusi dari Permasalahan di laksanakan Ujian Nasional? 4) Bagaimana Persepektif Sosiologi tentang melihat permaslahan Ujian

Nasional? 1.3 Tujuan

1) Menjelaskan Bagaimana perkembangan sejarah perjalanan Ujian Nasional. 2) Menjelaskan apa yang menjadi PRO dan KONTRA dari Ujian Nasional yang di

laksanakan di Indonesia.

3) Menjelaskan Solusi dari permasalahan dari dilaksanakan Ujian Nasional. 4) Menjelaskan bagaimana perspektif Sosiologi melihat permasalahan Ujian

(6)

BAB II PEMBAHASAN 2.1 Sejarah Singkat tentang Ujian Nasional di Indonesia

Ujian Nasional disingkat UN / UNAS adalah sistem evaluasi standar pendidikan dasar dan menengah secara nasional dan persamaan mutu tingkat pendidikan antar daerah yang dilakukan oleh Pusat Penilaian Pendidikan, Depdiknas di Indonesia berdasarkan Undang-Undang Republik Indonesia nomor 20tahun2003 menyatakan bahwa dalam rangka pengendalian mutu pendidikan secara nasional dilakukan evaluasi sebagai bentuk akuntabilitas penyelenggara pendidikan kepada pihak-pihak yang berkepentingan. Lebih lanjut dinyatakan bahwa evaluasi dilakukan oleh lembaga yang mandiri secara berkala, menyeluruh, transparan, dan sistematikuntuk menilai pencapaian standar nasional pendidikan dan proses pemantauan evaluasi tersebut harus dilakukan secara berkesinambungan.

Sejarah perjalanan Ujian Nasional berulang mengalami sistem perubahan, yakni:

a. Periode sebelum tahun 1969

Pada periode ini, sistem ujian akhir yang diterapkan disebut dengan Ujian Negara, berlaku untuk semua mata pelajaran. bahkan ujian dan pelaksanaannya ditetapkan oleh pemerintah pusat dan seragam untuk seluruh wilayah di Indonesia. b. Periode 1972 – 1982

Pada tahun 1972 diterapkan sistem Ujian Sekolah di mana setiap atau sekelompok sekolah menyelenggarakan ujian akhir masing-masing. Soal dan hasil pemrosesan hasil ujian semuanya ditentukan oleh masing-masing sekolah/ kelompok sekolah. Pemerintah pusat hanya menyusun dan mengeluarkan pedoman yang bersifat umum. Untuk meningkatkan dan mengendalikan mutu pendidikan serta diperolehnya nilai yang memiliki makna yang “sama” dan dapat dibandingkan antar sekolah.

c. Periode 1982 – 2002

Pada tahun 1982 dilaksanakan ujian akhir nasional yang dikenal dengan sebutan Evaluasi Belajar Tahap Akhir Nasional (EBTANAS). dalam EBTANAS dikembangkan sejumlah perangkat soal yang “pararel” untuk setiap mata pelajaran dan penggandaan soal dilakukan didaerah. Pada EBTANAS kelulusan siswa ditentukan oleh kombinasi nilai semester I (P), nilai semester II (Q) dan nilai EBTANAS murni (R).

(7)

Pada tahun 2002, EBTANAS diganti dengan penilaian hasil belajar secara nasional dan kemudian berubah nama menjadi Ujian Akhir Nasional (UAN). Perbedaan yang menonjol antara UAN dengan EBTANAS adalah dalam cara menentukan kelulusan siswa, terutama sejak tahun 2003. Untuk kelulusan siswa pada UAN ditentukan oleh nilai mata pelajaran secara individual.

e. Periode 2005 – sekarang

Mulai tahun 2005 untuk mendorong tercapainya target wajib belajar pendidikan yang bermutu, pemerintah menyelenggarakan Ujian Nasional (UN) untuk SMP/MTs/SMPLB dan SMA/SMK/MA/SMALB/SMKLB. Sedangkan untuk mendorong tercapainya target wajib belajar pendidikan yang bermutu, mulai tahun ajaran 2008/2009 pemerintah menyelenggarakan Ujian Akhir Sekolah Berstandar Nasional (UASBN) untuk SD/MI/SDLB.

Gambar Sejarah Perjalanan Ujian Nasional dan batas penentu kelulusan

(8)

Awalnya pengadaan ujian nasional adalah sesuatu yang sangat kontroversial. Berbagai pro dan kontra mengenai ujian nasional muncul dari berbagai kalangan guru, sekolah, elite politik, dan siswa-siswi peserta ujian nasional.

a. PRO akan Dilaksanakan UN

Menurut menteri pendidikan dan kebudayaan Moh. Nuh. Dimana Moh. Nuh mengatakan bahwa UN, adalah upaya pengendalian mutu pendidikan. Tujuan dari pengendalian mutu adalah memastikan peningkatan mutu secara berkesinambungan (continuous quality improvement). Untuk itu UN inilah dipergunakan untuk pemetaan sekaligus pembinaan dan perbaikan mutu. Selain itu sejumlah praktisi dan pemerhati pendidikan pun menyatakan, bahwa UN menjadi alat tes yang memetakan kemampuan daya serap peserta didik secara nasional. Selain alat tes nasional, UN secara tidak langsung telah menjadi media pendidikan mentalitas peserta didik.

Selain hal diatas, untuk memperkuat agar UN dapat dipertahankan yaitu sesuai dengan tujuan pendidikan yaitu memanusiakan manusia artinya memanusiakan manusia dilakukan dengan pembentukan karakter. Artinya dengan adanya UN sebagai alat untuk meningkatkatkan kualitas pendidikan dapat membentuk karakter siswa.

Adapun Manfaat UN yang pertama adalah meningkatkan pembelajaran, dengan adanya UN inilah maka siswa akan semakin giat dan rajin untuk belajar. Yang kedua, meningkatkan mental bagaimana dengan UN sebagai alat untuk mengukur kualitas pendidikan ini dapat memperkuat dan meningkatkan mental para siswa. Yang terakhir, sangat menguntungkan bagi lembaga bimbel dengan adanya UN siswa akan memilih menambah pembelajarannya di bimbel dan bimbel mendapatkan keuntungan yang cukup besar.

b. KONTRA Tentang Pelaksanaan UN

Jika UN sebagai upaya mencerdaskan bangsa, dengan dana yang begitu tinggi hingga triliunan rupiah. Alangkah baiknya, jika dana tersebut diberikan kepada anak-anak yang ingin bersekolah, memenuhi perlengkapan sekolah, membangun jembatan menuju sekolah, memberikan fasilitas yang baik bagi sekolah, dan memberikan insfratruktur yang baik.

(9)

thermometer yang hanya mengukur berapa derajatkah kualitas pendidikan kita bukan untuk meningkatkan kualitas pendidikan.

Menurut para psikolog, dengan adanya UN mental siswa menjadi tertekan dan hanya terpaku kedalam pelajaran yang di UN-kan. Selain itu menurut Winarno Surakhmad menyatakan, UN sampai kini masih tidak mempedulikan hak asasi guru untuk menentukan kelulusan (Kompas, 4/01/2012). Bayangkan, guru yang selama ini menjadi pahlawan pendidikan diabaikan, tiga tahun guru mengajar dan tahu betul karakter setiap siswanya tidak bisa menentukan kelulusan.

Ketua Umum PB PGRI Dr. Sulistyo menyatakan, UN bukan saja gagal meningkatkan mutu, tetapi juga telah menimbulkan dampak buruk, menanamkan nilai-nilai koruptif pada murid. UN bisa dikatakan sebagai pembunuhan karakter, ketika sebelum UN di laksanakan, siswa sibuk untuk mencari kunci jawaban dan ironisnya lagi mereka membeli kunci jawaban tersebut. Selain itu, pada pelaksanaannya pun banyak siswa yang mencontek ketika UN bukankah itu merupakan sebagi pembunuhan karakter bagi siswa.

Selain itu Bupati Kendal yakni Widya Kandi Susanti (Kompas.com/Rabu, 23/04/2014) menilai ujian Nasional ini sebagai penjajah di dunia pendidikan. Oleh karena itu menurutnya menginkan UN di hapuskan. Karena menurut beliau bahwasannya adanya UN, siswa, yang baik uggul secara akademis maupu tidak, menjadi takut, was-was, dan menjadi stress.pasalnya mereka takut tidak lulus dalam UN.

2.3 Solusi Dari Permasalahan Dari Dilaksanakan Ujian Nasional

Untuk menghindari pro dan kontra tentang perlu-tidaknya ada Ujian Nasional, maka ada menawarkan alternatuf solusi yaitu:

(10)

Kedua, apabila Ujian Nasional itu tetap dijadikan alat penentu kelulusan, maka agar Ujian Nasional itu lebih demokratis dan adil, batas kelulusan (passing-grade) yang dijadikan patokan kelulusan itu jangan hanya ada satu seperti sekarang, tapi paling tidak ada tiga tipologi /strata passing-grade, misalnya : tipe A dinyatakan lulus dengan passing grade 5,1, tipe B lulus dengan passing grade 4,1 dan tipe C lulus dengan passing grade 3,1. Dan sejak awal pendaftaran Ujian Nasional peserta didik sudah mendaftar Ujian Nasional dengan preferensi tipe /passing-grade yang sesuai dengan kemampuan dirinya. Sekarang ini kan tidak adil. Sekolah/madrasah yang pinggiran, sekolah/madrasah yang gurunya belum memenuhi standar, sekolah/madrasah yang sarprasnya sangat tidak memenuhi, passing-grade-nya disamakan dengan sekolah yang sudah berstandar SSN. Dengan inikah apa bisa dikatakan sistem pendidikan itu adil.

2.4 Perspektif Sosiologi Melihat Permasalahan Ujian Nasional

Perspektif melalui Teori Fungsional, disini dapat dilihat bahwasannya kontribusi positif praktik pendidikan beserta subsistem didalamnya. Di dalama Teori Funsional menjelaskan Bahwasannya setiap sisitem itu memiliki fungsi, baik itu fungsi laten maupun fungsi manifes yang di ungkapkan oleh Robert King Merton. Fungsi Manifes dari Ujian Nasional yakni sebagai pemetaan masalah pendidikan nasional sebagai penentuan nasib peserta didik, yakni dengan Ujian Nasional sebagai subsistem yang memiliki fungsi untuk meningkat kualitas pendidikan nasional. Prestasi belajar siswa diharapkan bisa meningkat setiap tahun dengan jalan meningkatkan standar nilai minimum. Sedangkan fungsi Laten dari ujian Nasional yakni adanya kepentingan politik dari para pemegang kebijakan pendidikan atau kepentingan ekonomi bagi segelintir orang, selain itu dapat dipahami bahwasan kegagalan siswa yang tidaknya lulus bukan karena dari siswa itu juga, tetapi dapat disebabkan faktor lainnya yang tidak nampak seperti guru, sekolah bahkan pemerintah.

(11)
(12)

BAB III KESIMPULAN

Ujian Nasional disingkat UN / UNAS adalah sistem evaluasi standar pendidikan dasar dan menengah secara nasional dan persamaan mutu tingkat pendidikan antar daerah yang dilakukan oleh Pusat Penilaian Pendidikan, Depdiknas di Indonesia berdasarkan Undang-Undang Republik Indonesia nomor 20 tahun 2003 menyatakan bahwa dalam rangka pengendalian mutu pendidikan secara nasional dilakukan evaluasi sebagai bentuk akuntabilitas penyelenggara ubah pendidikan kepada pihak-pihak yang berkepentingan. Perjalanan sejarah Ujian Nasional berawal sejak kemerdekaan indoneisa hanya saja penamaannya yang berubah-ubah dan mekanis sistemnya juga berubah yang tujuannya untuk meningkatkan standar kualitas minuman pendidikan.

Berbagai pro dan kontra mengenai ujian nasional muncul dari berbagai kalangan guru, sekolah, elite politik, dan siswa-siswi peserta ujian nasional. Dimana PRO tentang pelaksanaannya yakni salah satunya Moh. Nuh. Dimana Moh. Nuh mengatakan bahwa UN, adalah upaya pengendalian mutu pendidikan. Tujuan dari pengendalian mutu adalah memastikan peningkatan mutu secara berkesinambungan (continuous quality improvement). Untuk itu UN inilah dipergunakan untuk pemetaan sekaligus pembinaan dan perbaikan mutu. Selain itu sejumlah praktisi dan pemerhati pendidikan pun menyatakan, bahwa UN menjadi alat tes yang memetakan kemampuan daya serap peserta didik secara nasional. Selain alat tes nasional, UN secara tidak langsung telah menjadi media pendidikan mentalitas peserta didik. Sedangkan yang Kontra Jika UN sebagai upaya mencerdaskan bangsa, dengan dana yang begitu tinggi hingga triliunan rupiah. Alangkah baiknya, jika dana tersebut diberikan kepada anak-anak yang ingin bersekolah, memenuhi perlengkapan sekolah, membangun jembatan menuju sekolah, memberikan fasilitas yang baik bagi sekolah, dan memberikan insfratruktur yang baik

(13)

KEPUSTAKAAN

Martono, Nanang. 2010. Pendidikan Bukan Tanpa Masalah Mengungkapkan Problematika Pendidikan dari Perspektif Sosiologis. Gava Media: Yogyakarta.

Pager Alam dot com. 2013. Sejarah tentang Ujian Nasional di Indonesia. Situs: http://ibnufajar75.wordpress.com/2013/04/25/sejarah-tentang-ujian-nasional-di indonesia/ , Diakses 23 April 2014

Priyatin, Slamet. 2014. Bupati Kendal Minta Mendikbud Hapus UN, Situs: http://region.kompas.com/read/2014/04/23/1625057/Bupati.Kendal.Minta.Mendikbud. Hapus.UN, Diakses 23 April 2014.

Tilaar, H.A.R. 2009. Kekuasaan dan Pendidikan Manajemen Pendidikan Nasional dalam Pusaran Kekuasaan. Rhineka Cipta: Jakarta.

Gambar

Gambar Sejarah Perjalanan Ujian Nasional dan batas penentu kelulusan

Referensi

Dokumen terkait

Menurut syaiful Azwar (1997:11) prestasi belajar merupakan hasil maksimal yang dapat dicapai akibat kemampuan dari seseorang untuk melakukan aktivitas, menurut Tim penyusun

Tujuan Penelitian ini adalah untuk mengetahui pemahaman wajib pajak terhadap kewajiban perpajakan yang harus dipenuhi, pihak – pihak yang membantu wajib pajak dalam

[r]

A load index based on the number of run- ning tasks and the computational power of each node is used to determine the nodes’ state, which is exchanged among all of the cluster nodes

Work engagement dapat ditingkatkan melalui dukungan dari teman kerja, perhatian dari manajer, penilian kerja yang berjangka terhadap kinerja yang telah dilakukan,

PENGARUH PENAMBAHAN KARET BAN-DALAM BEKAS SEBAGAI BAHAN TAMBAH TERHADAP SIFAT MARSHALL HRA ( HOT ROLLED ASPHALT ) , Bintang Salempang Lololaen, NPM 10 02 13646, tahun 2014,

Dari Gambar tersebut terlihat juga pengurangan karbofuran tidak sebanding dengan pengurangan COD, hal ini disebabkan karbofuran yang digunakan mempunyai kemurnian yang

Data hasil eksplorasi dan identifikasi jenis-jenis anggrek yang terdapat di kawasan hutan Taman Wisata Alam Sorong menunjukkan, bahwa marga Bulbophyllum memiliki