• Tidak ada hasil yang ditemukan

Ekofeminisme dan peran perempuan dalam pengelolaan lingkungan Kampung Maspati Surabaya.

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "Ekofeminisme dan peran perempuan dalam pengelolaan lingkungan Kampung Maspati Surabaya."

Copied!
80
0
0

Teks penuh

(1)

EKOFEMINISME DAN PERAN PEREMPUAN DALAM

PENGELOLAAN LINGKUNGAN KAMPUNG MASPATI

SURABAYA

Skripsi:

Disusun untuk Memenuhi Tugas Akhir Guna Memperoleh Gelar Sarjana Strata Satu (S-1) dalam Ilmu Ushuluddin dan Filsafat

Oleh :

ALIFATUS SHOLIKHAH NIM: E01213009

PRODI AQIDAH DAN FILSAFAT ISLAM

FAKULTAS USHULUDDIN DAN FILSAFAT

UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SUNAN AMPEL

SURABAYA

(2)
(3)
(4)
(5)
(6)
(7)

digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id

x DAFTAR ISI

SAMPUL DALAM ... i

ABSTRAK ... ii

HALAMAN PERSETUJUAN PEMBIMBING ... iii

HALAMAN PENGESAHAN SKRIPSI ... iv

HALAMAN PERNYATAAN KEASLIAN KARYA ILMIAH ... v

HALAMAN MOTTO ... vi

HALAMAN KATA PENGANTAR ... vii

HALAMAN DAFTAR ISI ... x

PEDOMAN TRANSLITERASI ... xii

HALAMAN DAFTAR TABEL DAN GAMBAR... xiii

BAB I : PENDAHULUAN A. Latar Belakang ... 1

B. Rumusan Masalah ... 3

C. Tujuan Penelitian... ... 3

D. Penegasan Istilah ... 3

E. Kajian Pustaka... ... 4

F. Metode Penelitian ... 7

G. Sistematika Pembahasan ... 10

BAB II : HAKIKAT DAN PRINSIP-PRINSIP EKOFEMINISME A. Mengenal Konsep Ekofeminisme ... 12

1. Akar Sejarah Ekofeminisme ... 12

2. Pengertian Ekofeminisme ... 18

B. Relasi Perempuan dan Alam dalam Perspektif Agama Islam... 24

1. Karakter Feminin dan Maskulin dalam Al-Qur’an ... 24

2. Kesetaraan Relasi Perempuan dan Laki-laki dalam Pengelolaan Lingkungan .. 27

(8)

digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id

xi

1. Tanggung Jawab Terhadap Keutuhan Biosfer ... 33

2. Solidaritas Kosmis ... 34

3. Menjaga Keselarasan Dengan Alam ... 35

4. Menjalin Relasi Setara ... 35

5. Kepedulian ... 36

6. Kesederhanaan ... 36

BAB III : PENATAAN LINGKUNGAN DI KAMPUNG MASPATI A. Kota Surabaya dan Kampung Maspati ... 38

1. Profil Kota Surabaya ... 38

2. Profil Kampung Maspati ... 39

B. Gambaran Pemukiman Kampung Maspati ... 41

1. Kondisi Sosial ... 41

2. Kegiatan Sosial ... 42

C. Konsep Pengelolaan Lingkungan di Kampung Maspati ... 48

1. Peran antara Laki-laki dan Perempuan ... 48

2. Persepsi Perempuan Dalam Pengelolaan Lingkungan ... 49

3. Peran Perempuan dalam Pengelolaan lingkungan di Kampung Maspati ... 52

BAB IV : HUBUNGAN PEREMPUAN DAN PENGELOLAAN LINGKUNGAN DI KAMPUNG MASPATI MENURUT EKOFEMINISME A. Pengelolaan Lingkungan oleh Perempuan Kampung Maspati dalam telaah Ekofeminisme ... 58

B. Relevansi Pengelolaan Lingkungan di Kampung Maspati dengan Kehidupan di Kota Surabaya ... 64

BAB V PENUTUP A. Kesimpulan ... 68

B. Saran ... 69

DAFTAR PUSTAKA ... 70

(9)
(10)
(11)
(12)
(13)
(14)
(15)
(16)
(17)
(18)
(19)
(20)
(21)
(22)
(23)
(24)
(25)
(26)
(27)
(28)
(29)
(30)
(31)
(32)
(33)
(34)
(35)
(36)
(37)
(38)
(39)
(40)
(41)
(42)
(43)
(44)
(45)
(46)

digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id

38

BAB III

PENATAAN LINGKUNGAN DI KAMPUNG MASPATI SURABAYA

A. Kota Surabaya dan Kampung Maspati

1. Profil Kota Surabaya

Kota Surabaya adalah Ibukota Provinsi Jawa Timur dan merupakan kota

terbesar kedua di Indonesia. Sebagai Ibukota Provinsi Jawa Timur, kota Surabaya

menjadi pusat pemerintahan, perdagangan, jasa, dan kebudayaan di Jawa Timur.1

Kondisi lingkungan hidup suatu wilayah khususnya kota Surabaya dapat diketahui

dari kualitas dan kuantitas sumberdaya alam yang ada di wilayah tersebut,

meliputi sumberdaya lahan, air, udara, keanekaragamaan hayati, serta pesisir dan

laut. Informasi mengenai kondisi lingkungan hidup diperlukan dalam proses

pengambilan keputusan agar pelaksanaan pembangunan berkelanjutan di kota

Surabaya dilakukan dengan baik dan tetap menjaga kualitas lingkungan hidup.

Kota Surabaya terletak di antara 1120 36’ – 1120 54’ Bujur Timur dan 70 210 Lintang selatan. Sebagian besar wilayah kota Surabaya merupakan dataran

rendah dengan ketinggian 3- 6 meter di atas permukaan laut, kecuali daerah di

sebelah Selatan dengan ketinggian mencapai 25-50 meter di atas permukaan laut.

Kota Surabaya berbatasan langsung Selat Madura di sebelah Utara dan di sebelah

Timur, sebelah Selatan berbatasan dengan Kabupaten Sidoarjo dan sebelah Barat

adalah Kabupaten Gresik. Kota Surabaya memiliki 31 kecamatan dengan

pengelompokkan 5 wilayah pembantu walikota yaitu Surabaya Pusat, Surabaya

1

Pemerintah Kota Surabaya Provinsi Jawa Timur, Laporan Status Lingkungan Hidup Daerah Kota

Surabaya (Surabaya: t.p, 2010), 2.

(47)

digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id

39

Timur, Surabaya Barat, Surabaya Utara, Surabaya Selatan. Sedangkan jumlah

penduduk kota Surabaya tahun 2015 mencapai 2,85 juta jiwa, dengan 49,38

persen dari jumlah tersebut adalah penduduk laki-laki dan 50,62 persen

perempuan.2

Surabaya sebagai kota metropolitan terbesar di Indonesia setelah kota

Jakarta memiliki slogan tentang lingkungan yaitu “Suroboyoku Bersih dan Hijau”. Dengan adanya slogan tersebut, diharapkan masyarakat Surabaya memiliki

kesadaran untuk menjaga lingkungannya. Sekali masyarakat terbangun

kesadarannya, maka akan sangat militan dalam berpartisipasi memelihara

kelestarian kota Surabaya.

2. Profil Kampung Maspati

a. Kondisi Geografis

Kampung Maspati yang berada di kecamatan Bubutan ini secara

geografis terletak di wilayah Surabaya Pusat, dengan ketinggian rata-rata 4 meter

di atas permukaan laut. Kecamatan Bubutan terbagi atas 5 kelurahan, yaitu

kelurahan Gundih, kelurahan Jepara, kelurahan Alon-alon Contong, kelurahan

Bubutan, kelurahan Tembok Dukuh. Kecamatan Bubutan mempunyai 53 RW dan

407 RT yang tersebar di lima kelurahan tersebut, salah satunya Kampung Maspati

yang terdiri dari 2 RW yakni RW 5 dan 6, namun yang dijadikan tempat

penelitian adalah wilayah RW 5 dengan jumlah RT sebanyak 6 RT dengan jumlah

kepala keluarga sebanyak ±450 KK.3

2

Badan Pusat Statistik Kota Surabaya, “Statistik Daerah Kota Surabaya 2016”, https://surabayakota.bps.go.id (11 April 2017, 14.43).

3

(48)

digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id

40

Kampung Maspati RW 5 memiliki batasan wilayah di antaranya: Sebelah

Utara: Maspati gang 5 atau Maspati RW 6; Sebelah Selatan: Jl. Penghela; Sebelah

Timur: Jl. Bubutan; Sebelah Barat: Jl. Semarang4 Kampung ini dikelilingi

bangunan megah modern seperti BG Junction, Pusat Grosir Surabaya, maupun

juga bangunan bersejarah seperti Tugu Pahlawan.

b. Kondisi Demografis

Kampung Maspati RW 5 memiliki penduduk perempuan lebih banyak

dari pada laki-laki, perempuan dengan usia lanjut yang mayoritas ada di kampung

ini. Meskipun begitu perempuan ini memiliki semangat untuk melestarikan

lingkungannya. Karena ada di antara mereka, salah satunya yaitu ibu Marijam

yang beranggapan bahwa lingkungan yang bersih sangat baik untuk kesehatan.5

Sehingga perlu adanya kesadaran diri dalam menjaga kebersihan lingkungan,

untuk bagian terkecil dapat di mulai dari lingkungan di rumah dan kemudian

lingkungan sekitar kampung.

Selain itu masyarakat di kampung Maspati ini memiliki jiwa sosial

terhadap sesamanya, hal ini ditunjukkan mereka pada kegiatan sosial di karang

werdha dengan melakukan bakti sosial kepada warga lanjut usia yang miskin atau

menderita kecacatan yang ada di kampung tersebut. Dana untuk bakti sosial

diperoleh dari donatur bank maupun pertokoan besar di kawasan sekitar kampung

Maspati.6 Dari dana yang di dapat kemudian dibelanjakan berupa sembako seperti

beras, minyak, gula, dan lain-lain. Secara mandiri masyarakat membantu

sesamanya yang telah lanjut usia dengan menggalang donatur.

4

Djuni Djajati, Wawancara, Kampung Maspati Surabaya, 16 Agustus 2017.

5

Marijam, Wawancara, Kampung Maspati Surabaya, 26 Mei 2017.

6

(49)

digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id

41

B. Gambaran Pemukiman Kampung Maspati

1. Kondisi Sosial

Kampung Maspati merupakan suatu nama wilayah yang ada di Surabaya

Pusat, meski mendapat julukan sebagai kampung namun bukan berarti

kampungan atau dengan kata lain tempatnya kumuh dan kotor. Tapi oleh warga

setempat dijadikan sebagai kampung yang bersih dan hijau serta ramah

lingkungan. Hal ini dilakukan agar penataan kampung tersebut dapat membuat

nyaman warga yang tinggal di sana, dan dapat menjadi teladan bagi

kampung-kampung lain yang menginginkan hal serupa yakni cinta lingkungan bersih dan

hijau.

Dengan melakukan gotong royong atau tolong menolong dalam

komunitas kecil bukan saja terdorong oleh keinginan spontan untuk berbakti

kepada sesama, tetapi dasar tolong menolong adalah perasaan saling

membutuhkan yang ada dalam jiwa masyarakat. Perilaku masyarakat dalam

kegiatan gotong royong menunjukkan bentuk solidaritas dalam kelompok

masyarakat tersebut.7 Kegiatan gotong royong yang dilakukan masyarakat

kampung Maspati RW 5 adalah untuk dapat selalu terbina kehidupan yang

harmonis dan patut untuk dilestarikan.

Tak hanya gotong royong saja yang dimiliki oleh warga. Tetapi juga

bekerja keras dalam menghidupi keluarga. Bekerja merupakan sebuah tanggung

jawab yang harus dilakukan oleh setiap masyarakat terutama seorang kepala

keluarga untuk memenuhi keluarganya. Pekerjaan yang diambil biasanya

7Mochammad Wadjanariko dan Mamik Indrayani, “Perempuan Merawat Komunitas Ketika

(50)

digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id

42

disesuaikan dengan keahlian masing-masing individu dengan cara yang halal.

Mayoritas penduduk kampung Maspati terutama tiap kepala keluarga memiliki

pekerjaan sebagai PNS, pegawai swasta, pedagang, guru atau dosen, dokter.

Adapun pendidikan merupakan salah satu aspek yang berperan dalam

meningkatkan hidup masyarakat. Semakin baik tingkat pendidikan akan

meningkat pula sumber daya manusia dan kualitas hidup masyarakat. Pendidikan

di Maspati RW 5 tergolong baik, dimana di sana mayoritas warganya tamat SMA.

Namun tidak jarang pula warga yang lulus sebagai sarjana. Hal ini dilakukan demi

generasi yang dapat bermanfaat bagi keluarga, agama dan negaranya kelak. Tapi

ada pula yang hanya tamat ditingkat SD dan SMP, namun hanya sedikit saja yang

lulus pada tingkatan tersebut yaitu pada warga yang sudah lanjut usia yang mana

mereka susah mendapat pendidikan kala itu.

Masyarakat sudah terbiasa hidup berdampingan dengan cara saling

membantu dan bekerjasama. Mungkin hal inilah yang menjadi kunci

terbangunnya tata ruang yang dinamis di tengah perkotaan. Ketika ada warga

yang sedang sakit atau membutuhkan bantuan, dengan siaga masyarakat di sana

berbondong-bondong untuk membantu. Hal ini lah yang mungkin jarang ditemui

di perkotaan dan menjadi nilai tambah bagi warga Kampung Maspati RW 5,

sebab kepedulian terhadap sosial dan lingkungan sangat dijaga dan dilestarikan.

2. Kegiatan Sosial

a. PAUD

Pendidikan Anak Usia Dini atau biasa disebut dengan PAUD, di

(51)

digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id

43

di Jl. Maspati gang 4, dan berdiri pada tahun 2006. Kegiatan pendidikan di PAUD

ini dilaksanakan 3 hari yaitu pada hari Kamis, Jumat dan Sabtu. Sedangkan

pengajarnya adalah dari ibu-ibu warga Maspati RW 5 yang berjumlah 6 orang,

yang mana 2 di antaranya sedang menempuh pendidikan S1 PAUD dengan biaya

dari pemerintah. Perempuan diharapkan berpendidikan secara intelektual dan juga

secara karakter sehingga mampu memberikan pendidikan yang memadai secara

intelektual dan karakter.

Hal ini menunjukkan bahwa peran perempuan di kampung Maspati RW

5 memiliki peran besar bagi kemajuan anak-anak bangsa lewat lembaga PAUD

Permata Bunda. Perempuan di kampung Maspati ini diberikan hak untuk

berpartisipasi aktif dalam mendidik anak bangsa, sehingga mereka dapat

memberikan sumbangsihnya dalam pembangunan masyarakat yang bermoral.

Dimana anak-anak merupakan bibit-bibit penerus bangsa Indonesia, dan

perempuanlah pendidik anak pertama.

b. POSYANDU

Posyandu merupakan salah satu strategi puskesmas untuk mempermudah

masyarakat memperoleh pelayanan kesehatan dasar terutama yang berhubungan

dengan kesehatan ibu dan anak, seperti penimbangan balita, imunisasi,

penanganan diare, atau pelayanan keluarga berencana (KB). Sebagai kegiatan

yang berbasis masyarakat, posyandu diharapkan dapat mandiri dalam memberikan

pelayanan, baik pada penyediaan sumberdaya manusia maupun dana kegiatan.

Masyarakat di kampung Maspati RW 5 memiliki kontribusi positif terhadap

(52)

digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id

44

Posyandu di kampung Maspati RW 5 merupakan Posyandu yang menjadi

bagian binaan Puskesmas Gundih. Posyandu Kampung Maspati RW 5 memiliki

peranan dalam pelayanan kesehatan keluarga terutama ibu bayi dan balita serta

lansia agar dapat menjamin pertumbuhan dan perkembangan kesehatan. Kegiatan

di posyandu ini meliputi penimbangan balita, penyuluhan dan konsultasi,

imunisasi dan pemberian vitamin oleh petugas puskesmas, pencatatan dan

pendataan, serta pemberian asupan dan makanan tambahan. Kegiatan rutin ini

berlangsung 1 kali dalam satu bulan, yang dilakukan oleh petugas Puskesmas

Gundih dan dibantu oleh kader Posyandu. Kader Posyandu dikelola oleh ibu-ibu

Posyandu yang mengelola secara sukarela untuk tercapainya derajat kesehatan

serta memenuhi kebutuhan masyarakat di sekitar kampung Maspati RW 5 agar

masyarakat paham mengenai isu dan kondisi kesehatan terutama ibu, anak dan

lansia. Para kader tersebut di antaranya bu Djuni, bu Hariyadi, bu Iriani, dan bu

Yuyun.8

Keberhasilan pelayanan kesehatan dasar ditentutakan oleh peran aktif

kaum perempuan sebagai sukarelawan di kampung tersebut. Hal ini terjadi karena

masih kuatnya ikatan internal di antara masyarakat kampung Maspati sehingga

sikap peran aktif ini muncul atas dasar kesadaran akan adanya manfaat bersama

yang akan diperoleh dari pelayanan kesehatan dasar tersebut.Peningkatan kualitas

kader posyandu akan menentukan kualitas pelayanan yang diberikan dimana

kader tersebut sebagian besar terdiri dari kaum perempuan. Hal ini dikarenakan

kader memiliki peran yang sangat besar dalam mentransfer pengetahuan

8

(53)

digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id

45

kesehatan kepada warga masyarakat. Interaksi sosial yang melekat di masyarakat

memungkinkan terjadinya transfer informasi diantara internal para kader maupun

antara kader dengan warga, terutama ibu balita. Pencegahan dan pemberantasan

penyakit telah ditingkatkan sehingga terjadi percepatan penurunan angka

kesakitan dan kematian. Hal ini tercermin antara lain dari penurunan angka

kematian penyakit demam berdarah yang pada 3 tahun terakhir ini warga

kampung Maspati tidak terjangkit penyakit demam berdarah (DB).9

Kegiatan berbasis masyarakat seperti Posyandu merupakan salah satu

kegiatan dalam pencapaian program puskesmas melalui proses-proses

pengembangan masyarakat. Dalam kegiatan tersebut masyarakat lebih

ditempatkan sebagai pelaku utama kegiatan manajemen. Adanya ikatan sosial

yang kuat, sikap kooperatif, dan adanya proses transformasi antar warga

merupakan modal dalam program pengembangan Posyandu. Berbagai upaya

pemerintah tidak akan membawa manfaat jika motivasi di level masyarakat

terabaikan. Hal ini mengisyaratkan untuk mencapai keberhasilan program

diperlukan komitmen dari pemerintah dan tindakan kooperatif dari level

grass-root.10

c. PKK

Pembinaan Kesejahteraan Keluarga atau sering disebut PKK merupakan

grakan pembangunan masyarakat yang tumbuh dari kalangan perempuan sendiri.

Gerakan ini bertujuan meningakatkan kesejahteraan keluarga dengan memberi

berbagai penyuluhan kesehatan, pendidikan, sanitasi dan nutrisi untuk

9

Ibid.

10

Gita Setyawati, dkk, Keterbukaan Sistem Puskesmas, Modal Sosial dan Kemandirian Posyandu

(54)

digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id

46

meningkatkan standar kehidupan. Sasaran PKK adalah keluarga melalui

perempuan yang dipandang sebagai kunci dalam meningkatkan kesejahteraan,

yang perlu dikembangkan kepribadian dan kemampuannya. 11

Melalui gerakan PKK, perempuan berperan aktif dalam membina

kesejahteraan keluarganya. Anggota Tim Penggerak PKK adalah para relawan

perempuan dari kampung Maspati RW 5, yang tidak menerima gaji dan

menyediakan sebagian dari waktunya untuk PKK. Walaupun Sasaran PKK

adalah keluarga, khususnya ibu rumah tangga sebab perempuan sebagai sosok

sentral dalam keluarga yang tidak hanya mengurus soal kehidupan rumah

tangganya dan mengasuh anak saja namun juga terlibat aktif dalam kegiatan di

masyarakat.

Tim Penggerak PKK berperan sebagai motivator, fasilitator, perencana,

pelaksana, pengendali dan penggerak. Pembinaan teknis kepada keluarga dan

masyarakat dilaksanakan dalam kerjasama dengan unsur dinas instansi pemerintah

terkait. Gerakan PKK bertujuan memberdayakan keluarga untuk meningkatkan

kesejahteraan menuju terwujudnya keluarga yang beriman dan bertaqwa kepada

tuhan yang maha esa, berakhlak mulia dan berbudi luhur, sehat sejahtera, maju

dan mandiri, kesetaraan dan keadilan gender serta kesadaran hukum dan

lingkungan.

Pengurus PKK kampung Maspati RW 5 sering memanfaatkan pertemuan

PKK untuk penyuluhan dari Pemerintah Kota (PEMKOT) Surabaya kepada warga

sekitar, baik itu penyuluhan tentang sosial, agama, maupun lingkungan.

11

(55)

digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id

47

Pertemuan PKK dilakukan satu bulan sekali di rumah warga secara bergiliran

tergantung siapa yang mendapat arisan.12

Secara nasional PKK berada di bawah pengawasan Menteri Dalam

Negeri selaku Pembina PKK di tingkat pusat. Pada setiap tingkat pemerintahan

dibentuk pengurus yang disebut Tim Penggerak PKK. Ditingkat desa, Tim

Penggerak PKK yang diketuai istri kepala desa merupakan seksi PKK dalam

strktur Lembaga Ketahanan Masyarakat Desa (LKMD). Dalam menjalankan

programnya, seksi PKK dibantu oleh kelompok PKK desa, Rukun Warga (RW),

Rukun Tetangga (RT) dan yang terkecil adalah Dasawisma.13

Dasawisma merupakan kelompok yang terdiri atas 10-20 keluarga yang

dibentuk untuk memperlancar tugas pengurus PKK tingkat desa (Tim Penggerak

PKK Pusat). Tangung jawab pengurus Dasawisma mencakup pencatatan data

keluarga angotanya, memperhatikan keluarga mana yang berpartisipasi atau tidak

pelaksanaan 10 Program Pokok PKK dan berperan sebagai penghubung antara

kelompok Dasawisma dengan PKK tingkat RT. Beberapa manfaat Dasawisma

sudah dapat terlihat dari beberapa hal seperti, identifikasi angka kelahiran dan

kematian dalam setiap keuarga.

d. Keagamaan (Pengajian)

Agama merupakan pedoman hidup manusia untuk berhubungan dengan

pencipta dan berhubungan dengan sesama manusia. Jika ditinjau dari segi agama,

di kampung Maspati RW 5 ini masyarakatnya menganut berbagai agama, di

12

Djuni Djajati, Wawancara, Kampung Maspati Surabaya, 20 Juni 2017.

13

(56)

digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id

48

antaranya Islam, Kristen, Hindu, Budha dan Kong Hu.14 Tapi yang menjadi

agama mayoritas adalah agama Islam , hal ini ditandai dengan adanya masjid dan

mushola di kampung Maspati RW 5. Meski begitu masyarakatnya memiliki sikap

toleransi pada mereka yang berbeda keyakinan. Di samping itu masyarakat

kampung Maspati RW 5 juga mempunyai kegiatan keagamaan antara lain:

1) Jam’iyah Yasin dan Tahlil bapak-bapak yang diadakan di mushola, masjid, ataupun rumah warga yang mendapatkan giliran.

2) Pengajian yang diikuti oleh ibu-ibu yang dilakukan tiap satu minggu sekali

yang bertempat di mushola, atau di rumah warga yang mendapat giliran.

Selain pertemuan di Majelis Ta’lim tersebut untuk kegiatan keagamaan, namun forum pengajian dimanfaatkan juga untuk berbagi informasi ataupun

penyuluhan yang telah di dapat dari pemerintah kota Surabaya.15

C. Konsep Pengelolaan Lingkungan di Kampung Maspati

1. Peran antara Laki-laki dan Perempuan

Laki-laki di kampung Maspati RW 5 mayoritas memiliki kesibukan

bekerja, sering kali warga laki-laki di kampung Maspati lebih sedikit waktu untuk

di rumah sehingga jarang untuk membersihkan lingkungan, tidak seperti

perempuan yang mempunyai waktu lebih banyak di rumah dan lingkungannya.

Adapun laki-laki yang menjadi staf RW diberi tugas untuk menyiram tanaman di

halaman rumah warga yang tidak berpenghuni, biasanya tugas ini dilakukan oleh

bapak hansip yang bertugas pada malam hari.

14

Djuni Djajati, Wawancara, Kampung Maspati Surabaya, 20 Juni 2017.

15

(57)

digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id

49

Adapun perempuan di kampung Maspati ini banyak yang sudah tidak

bekerja karna usianya yang sudah tidak produktif lagi. Sehingga waktu yang

dimiliki ketika di rumah lebih banyak dan juga waktu untuk mengelola

lingkungan juga lebih sering. Apabila kegiatan merawat lingkungan ini secara

konsisten dilakukan oleh perempuan di kampung Maspati, maka mereka akan

memberikan pengaruh positif kepada anggota keluarganya, dan secara tidak

langsung para perempuan ini mengajak banyak orang untuk peduli lingkungan.

Peran antara laki-laki dan perempuan ini biasanya dapat beriringan

bersama ketika mengikuti kegiatan kerja bakti yang dilakukan 1 bulan sekali.

Pada saat kerja bakti inilah baik laki-laki maupun perempuan bergotong royong

untuk merawat lingkungan di kampung tersebut sebagai upaya penyelamatan

lingkungan di tengah-tengah kota Surabaya.

2. Persepsi Perempuan dalam Pengelolaan Lingkungan

Ilmu pengetahuan tentang lingkungan diperoleh warganya dari

seminar-seminar ataupun pelatihan, yang kemudian oleh warga yang mengikuti dibagikan

ilmunya kepada warga yang lain pada saat ada agenda arisan PKK atau pada

forum pengajian. Sehingga setiap warga memiliki kompetensi atau keahlian yang

dapat menambah wawasan dan income keluarga. Seperti halnya bu Rini yang

mengolah minuman sinom dan telah terjual hingga ke luar kampung Maspati RW

5 dan telah mendapat income dari penjualan produk tersebut untuk

menyekolahkan anaknya hingga lulus.16

16

(58)

digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id

50

Salah satu warga yang peduli lingkungan dan menularkan ilmunya

kepada anak maupun perempuan lain di kampung Maspati adalah ibu Djuni

Djajati (49th). Bu Djuni merupakan istri ketua RW 5 kampung Maspati yang juga

memiliki jiwa sosial dengan cara peduli pada warganya dan juga peduli dengan

lingkungannya. Bu Djuni juga yang menjadi salah satu penggerak supaya

warganya cinta akan lingkungannya, seringkali beliau mengutus warganya untuk

mengikuti seminar-seminar atau pelatihan agar dapat menularkan ilmu dari

seminar tersebut kepada warga yang lain. Maupun ikut berperan serta ketika ada

kegiatan dalam kampungnya, seperti halnya kerja bakti serentak menyambut hari

jadi kota Surabaya pada bulan Mei lalu, bu Djuni juga ikut merawat tanaman,

menyapu halaman, dan juga memonitor warga-warganya yang sedang kerja bakti

pada saat itu.17

Nurdayati (63th) menjadi sosok inspirasi dan memotivasi warga di

kampung Maspati RT 3 RW 5 sebab beliau adalah koordinator lingkungan.

Seringkali bu Nur ini melakukan jalan-jalan pagi di hari Minggu untuk memantau

tanaman di sekitar gang rumahnya untuk mengetahui kondisi dari lingkungan

sekitar. Apabila ketika berjalan mendapati tanaman yang membutuhkan

pembenahan bu Nur akan melakukannya pada hari itu juga, akan tetapi jika tidak

memiliki cukup waktu maka bu Nur akan mencatat tanaman mana saja yang

membutuhkan pembenahan dan menyiapkan waktu di hari lain. Selain itu bu Nur

sebagai koordinator lingkungan mengawasi warga yang tingkat kepedulian

terhadap lingkungan masih kurang sehingga perlu dilakukan pembinaan dan

17

(59)

digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id

51

dampingan kepada warga yang acuh tersebut. Menurut bu Nur apabila ada warga

yang acuh terhadap lingkungan, harus kita yang memberi contoh kepada warga

yang peduli tersebut dengan tindakan nyata bukan cuma bicara bahwa kita peduli

pada lingkungan, sehingga mereka yang acuh termotivasi untuk peduli pada

lingkungan sekitarnya 18

Informan selanjutnya adalah Siti Fatonah (65th) yang merupakan tamatan

SD dan menjadi ketua pengajian di kampung Maspati RW 5. Menurut bu Fatonah,

banyak di antara warga yang ikut kerja bakti adalah perempuan terutama ibu-ibu,

kegiatan-kegiatan yang biasanya dilakukan oleh warga laki-laki, perempuan juga

melakukannya. Jadi istilahnya tidak ada perbedaan dalam merawat lingkungan

apa yang dilakukan laki-laki warga perempuan juga bisa melakukan.19

Lain halnya dengan informan bernama bu Marijam (72th), seorang

tamatan SMA dan menjadi guru ngaji bagi anak-anak kampung Maspati. Selain

mengajar ngaji tiap sore, bu Marijam juga meluangkan waktunya untuk merawat

tanaman-tanaman yang ada di depan halaman rumahnya dan tak jarang beliau juga

memanfaatkan salah satu dari tanaman tersebut seperti membuat manisan

blimbing wuluh dan sirup blimbing wuluh. Tapi tidak dijual oleh beliau, hanya

untuk diproduksi ketika ada tamu yang datang ke kampung tersebut, karena sering

kali kampung tersebut mendapat kunjungan dari dinas terkait maupun juri lomba

yang diikuti kampung setempat.20

Sedangkan informan bernama Misbah Iriani (64th) merupakan tamatan

SMK yang mandiri dengan usaha catering makanan. Bu Ir adalah sapaan beliau,

18

Nurdayati, Wawancara, Kampung Maspati Surabaya, 28 Mei 2017.

19

Siti Fatonah, Wawancara, Kampung Maspati Surabaya, 11 Mei 2017.

20

(60)

digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id

52

dari beberapa tanaman yang dimiliki salah satunya ada tanaman hidroponik di

rumahnya seperti sawi, kangkung dan daun mint. Tanaman-tanaman tersebut juga

sering dipanen dan diolah menjadi masakan yang bergizi. Selain itu bu Ir juga

memiliki jenis tanaman lain, seperti melati, murbei, binahong, cincau, daun dewa.

Usaha dibidang cateringnya menghasilkan sampah organik yang kemudian oleh

beliau dijadikan komposter atau pupuk. Sampah organik dari rumah tangganya

sering ditimbun di tempat penyimpanan komposter yang ada di depan rumah

ketua RT 1. Hal ini dilakukan setiap 1-2 hari sekali untuk menabung sampah

organik menjadi komposter yang dapat digunakan sebagai pupuk untuk tanaman

yang ada di halaman depan rumahnya .21

Mayoritas warga kampung Maspati RW 5 telah memiliki kesadaran

dalam menjaga lingkungan dan saling bergotong royong untuk melaksanakan

kegiatan dalam mengelola lingkungannya, salah satunya dengan memilah dan

mengolah sampah secara mandiri akan tercipta lingkungan yang bersih dan bebas

dari sampah. Tak hanya itu saja, dampak lain yang dapat dirasakan adalah

timbulnya kesadaran pada tiap individu untuk melestarikan lingkungan di

rumahnya dan bahkan di kampung Maspati RW 5. Sebab diharapkan warga

kampung Maspati RW 5 dapat menjadi penggerak kebersihan untuk lingkungan

rumah masing-masing.

3. Peran Perempuan dalam Pengelolaan Lingkungan di Kampung Maspati

Peranan perempuan dalam masyarakat diartikan kedudukan mereka

menurut hukum dalam masyarakat serta dalam hubungannya dengan laki-laki.

21

(61)

digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id

53

Yang dimaksud dengan peranan perempuan adalah fungsi yang diberikan kepada

atau yang diwujudkan oleh perempuan, atau fungsi yang diharapkan oleh

masyarakat dari perempuan. Dalam keluarga, perempuan pada umumnya masih

merupakan penanggungjawab dan pelaku utama bagi terlaksananya tugas-tugas

rumah tangga seperi sandang dan pangan, urusan dalam rumah dan pekarangan.

Sudah selayaknya laki-laki dan perempuan duduk bersama

membicarakan dan menyepakati hal-hal yang bisa dilakukan laki-laki dan

perempuan secara seimbang tanpa harus mengeksploitasi alam. Pada era

globalisasi ini, perempuan tak lagi menjadi sosok yang penurut, dan tetap diam di

rumah, tetapi sudah mulai berorientasi ke luar, berpikir global, menjadi

perempuan yang mandiri dan bertanggung jawab pada lingkungan sekitarnya.

Dalam bidang pengelolaan lingkungan, perempuan khususnya ibu-ibu di

kampung Maspati RW 5 bergiat melestarikan lingkungan dengan cara:

a. Pengembangan sanitasi lingkungan melalui penyuluhan dan pelatihan pada

seminar-seminar.

b. Menumbuhkan kesadaran warga, yaitu melakukan pendekatan dengan

menyadarkan pada warga jika hidup sehat tergantung pada perilaku tuan

rumahnya dalam menjaga dan merawat lingkungan hidup.

c. Merawat tanaman dalam pot yang diperoleh dari Dinas Pertamanan Kota

Surabaya pada bulan Februari lalu sebanyak 30 pot dengan beragam tanaman

seperti sirsak, jambu, belimbing, dan lain-lain.

d. Membuat jadwal pembibitan kolektif sehingga kampung menjadi hijau dan

(62)

digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id

54

1) Menanam tanaman hias untuk mempercantik lingkungan sekitar.

2) Menanam tanaman hidroponik (sayuran) seperti kangkung dan selada,

sehingga ketika sudah panen dapat di olah sendiri sebagai bahan masakan

yang memiliki kandungan gizi tinggi.

3) Menanam tanaman herbal tradisional atau biasa disebut tanaman obat

keluarga (TOGA) yang mempunyai manfaat sebagai apotek hidup sekaligus

obat herbal atau tradisional, sehingga masyarakat di kampung Maspati RW 5

terbiasa menggunakan apotek hidup sebelum menggunakan obat kimiawi

e. Pengelolaan sampah, dalam hal ini warga ada yang sudah mampu menguasai

menajemen pengolahan sampah secara mandiri, yaitu membuat komposter

dari sampah rumah tangga (kulit buah, sayur, dan sebagainya), sehingga

tanaman dapat diberi pupuk dari tumpukan kompos yang sudah diolah

tersebut.

f. Setiap satu minggu sekali yaitu hari Jumat. Pemeriksaan jentik dilakukan

guna mengantisipasi berkembang biaknya jentik nyamuk yang dapat

menimbulkan penyakit. Oleh sebab itu di setiap rumah warga ada yang

bertanggung jawab atau biasanya disebut dengan bu mantik (ibu pemeriksa

jentik), untuk memperhatikan kebersihan lingkungan rumahnya dari

genangan air, sampah rumah tangga dan penyimpanan barang-barang kosong.

g. Kerja bakti untuk memantau penghijauan lingkungan yang dilakukan 1 bulan

sekali, dengan melakukan penambahan dan pengadaan tanaman hijau dan

(63)

digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id

55

h. Mendata tanaman yang dimiliki warga dan dicatat dalam buku administrasi

lingkungan yang ada di tiap RT, semua dimaksudkan untuk mengatahui

kondisi dari tanaman yang ada lingkungan kampung Maspati. Sehingga

seluruh warga dapat selalu memperhatikan lingkungan dan kebersihannya.

i. Mengikuti seminar atau pelatihan guna untuk menambah wawasan bagi

warga setempat sehingga dapat diterapkan di kehidupan sehari-hari.22

Dari beberapa realisasi yang dilakukan tidak lepas dari partisipasi atau

peran serta perempuan setempat. Ini dilakukan untuk membudidayakan hidup

bersih, hijau dan sehat. Kekompakkan dan konsistensi masyarakat untuk

mewujudkan kampung yang bersih, hijau dan sehat pada akhirnya diraih yaitu

mendapat juara kategori penataan lingkungan terbaik tahun 2016,23 ini semua

berkat program green and clean Surabaya yang membuat mereka antusias serta

dorongan untuk mengembangkan lingkungannya menjadi bersih dan hijau.

Pengadaan sarana dan prasarana lingkungan bersumber dari hasil swadaya

masyarakat kampung Maspati RW 5 yang meliputi pengadaan alat perlengkapan

lingkungan, kerja bakti, maupun rapat rutin kader lingkungan bersama warga

setiap 1 bulan.24

Perempuan di kampung Maspati memiliki peran aktif dalam pengelolaan

lingkungan hal ini dapat terlihat dari struktur kepengurusan penggerak lingkungan

di koordinir oleh perempuan, tak hanya itu mereka juga membuat

program-program yang kreatif untuk mengelola lingkungannya dengan cara memilah

sampahnya dan mengolahnya. Biasanya sampah yang telah dipilah, untuk sampah

22

Djuni Djajati, Wawancara, Kampung Maspati Surabaya, 11 Mei 2017.

23

Nurdayati, Wawancara, Kampung Maspati Surabaya, 28 Mei 2017.

24

(64)

digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id

56

organik diolah menjadi komposter atau pupuk untuk tanaman mereka yang ada di

halaman depan rumah masing-masing. Sedangkan sampah anorganik di jual ke

bank sampah khusus barang bekas atau rongsokan.

Dalam bidang ekonomi, perempuan di kampung Maspati mengolah

tanaman di halaman depan mereka menjadi sesuatu yang dapat menambah income

keluarga. Biasanya produk yang mereka olah menjadi minuman yang segar adalah

sinom, cincau, dan manisan belimbing wuluh yang dijual dengan harga 6000 per

botol kecil, adapun untuk makanan biasanya mengolah sayur menjadi camilan

contohnya keripik pare dan ada pula yang menggunakan sayuran sebagai bahan

masakan untuk keluarga.

Dalam bidang sosial dan kesehatan, mengadakan kegiatan rutin senam

pagi atau jalan sehat di hari Minggu dan mengadakan konseling yang dokternya di

datangkan dari puskesmas Gundih. Karena di lingkungan tidak hanya dihuni oleh

satu orang melainkan diperlukan juga interaksi antar warga, oleh sebab itu

kegiatan rutin ini akan membuat warga semakin solid dan kompak dalam

mengelola lingkungan karena seringnya berkumpul di kegiatan rutin yang juga

menjadikan tubuh menjadi sehat.

Dibentuk pula piket yang bertugas memantau lingkungan yang ada di

kampung Maspati, dan yang bertugas piket juga dari perempuan di kampung

tersebut. Hal ini dilakukan guna mengawasi dan menjaga kebersihan lingkungan.

Apabila ada warga yang tidak menjaga lingkungannya, petugas piket berhak

(65)

digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id

57

menjaga kebersihan dan penghijauan sehingga diharapkan dapat menjadi

penggerak kebersihan untuk lingkungan rumah masing-masing.

Perempuan di kampung Maspati ini juga berperan membagikan

pengetahuan tentang lingkungan kepada warga lain sehingga dapat mandiri dalam

menjaga lingkungan.Perempuan tersebut mendapat ilmu tentang lingkungan dari

penyuluhan di seminar maupun puskemas. Seperti misalnya pada saat itu

puskesmas mengadakan pertemuan untuk melakukan penyuluhan yang

membahas tentang tanaman toga/herbal dan fungsinya serta bagaimana cara

pengolahannya.25 Akan tetapi untuk saat ini di era modern, perkembangan

pengetahuan dan teknologi telah mendorong manusia untuk memanfaatkan

sumber daya alam secara kreatif dan intensif tanpa merusak kelestarian alam.26

Ada juga ilmu tentang lingkungan diperoleh dari arisan PKK, karena arisan di

kampung Maspati tidak hanya untuk memperoleh arisan secara bergiliran saja

akan tetapi juga untuk mensosialisasikan informasi yang di dapat dari dinas-dinas

terkait yang ada di kota Surabaya untuk dibagikan kepada warga yang lain,

termasuk ilmu tentang lingkungan.27

25

Marijam, Wawancara, Kampung Maspati Surabaya, 26 Mei 2017.

26

Nurdayati, Wawancara, Kampung Maspati Surabaya, 28 Mei 2017.

27

(66)
(67)
(68)
(69)
(70)
(71)
(72)
(73)
(74)
(75)
(76)
(77)
(78)

digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id

70

DAFTAR PUSTAKA

Sumber Buku :

Bakker, Anton & Achmad Charis Zubair. Metodologi Penelitian Filsafat.

Yogyakarta: Kanisius, 1996.

Arivia, Gadis.Feminisme: Sebuah Kata Hati. Jakarta: Kompas, 2006.

Candraningrum, Dewi (ed.), Ekofeminisme: Dalam Tafsir Agama,

Pendidikan, Ekonomi dan Budaya. Yogyakarta: Jalasutra, 2013.

Hadi, Sutrisno. Metodologi Research. Yogyakarta: Andi Offset, 1990.

Hamka. Tafsir al-Azhar. Jakarta: Pustaka Panjimas, 1984.

Irwan, Zoer’aini Djamal. Prinsip-Prinsip Ekologi: Ekosistem, Lingkungan

dan Pelestariannya. Jakarta: PT Bumi Aksara, 2012.

Jumin, Hasan Basri. Sains dan Teknologi dalam Islam :Tinjauan Genetis dan

Ekologis. Jakarta: Raja Grafindo Persada, 2012.

Keraf, A. Sonny.Etika Lingkungan. Jakarta: Kompas, 2009.

Megawangi, Ratna. Membiarkan Berbeda?: Sudut Pandang Baru Tentang

Relasi Gender. Bandung: Mizan, 1999.

Moleong, Lexy J. Metodologi Penelitian Kualitatif. Bandung: Remaja Rosdakarya, 2007.

Murata, Sachiko. The Tao of Islam: Kitab Rujukan tentang Relasi Gender

dalam Kosmologi dan Teologi Islam, terj. Rahmani Astuti dan M.S

Nasrullah. Bandung: Mizan, 1996.

Salim, Emil. Lingkungan Hidup dan Pembangunan. Jakarta: PT Mutiara Sumber Wijaya, 1988.

Setyawati, Gita, dkk. Keterbukaan Sistem Puskesmas, Modal Sosial dan

Kemandirian Posyandu. Yogyakarta: KMPK Univesitas Gajah Mada,

t.t.

Shiva, Vandana & Maria Mies, Ecofeminisme, terj. Kelik Ismunanto& Lilik. Yogyakarta: IRE Press, 2005.

Shiva, Vandana. Bebas dari Pembangunan: Perempuan, Ekologi &

Perjuangan Hidup di India, terj. Hira Jhamtani. Jakarta: Yayasan Obor

Indonesia, 1998.

(79)

digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id

71

Sudarto. Metode Penelitian Filasafat. Jakarta: Raja Grafindo Persada, 1996.

Sugiyono. Metode Penelitian Kualitatif dan R&D. Bandung: Alfabeta, 2008.

Tong, Rosemarie Putnam. Feminist Thought: Pengantar Paling

Komprehensif kepada Aliran Utama Pemikiran Feminis. Yogyakarta:

Jalasutra, 2008.

Umar, Nasaruddin. Argumen Kesetaraan Jender Perspektif Al-Qur’an. Jakarta: Paramadina, 1999.

Walker, Barbara. The Woman’s Encyclopedia of Myths and Sacrets. San Fransisco: Harper and Row, 1993. dalam Nasaruddin Umar, Argumen

Kesetaraan Jender Perspektif Al-Qur’an. Jakarta: Paramadina, 1999.

Kiayati Yusriyah Sudaryanto, “PKK Gerakan Perempuan Dikendalikan oleh Laki-laki?”, dalam Perempuan Indonesia Dulu dan Kini, ed. Mayling Oey Gardiner, dkk. Jakarta: PT Gramedia Pustaka Utama, 1996.

Sumber Jurnal :

Al-Abideen, Zain. Psalms of Islam (London: Mohammadi Trust, 1988), 286;

Alim Roswantoro, “Refleksi Filosofis atas Teologi Islam Mengenai Lingkungan dan Pelestariannya”, Al-Tahrir Jurnal Pemikiran Islam, Vol.12 No2. November, 2012.

Ali, Nizar. “Pencegahan Dampak Global Warming dan Ekologi dalam

Perspektif Hadis Nabi”; Alim Roswantoro, “Refleksi Filosofis atas Teologi Islam Mengenai Lingkungan dan Pelestariannya”, Al-Tahrir

Jurnal Pemikiran Islam, Vol.12 No2. November, 2012.

Andalas, Patrisius Mutiara. “Perempuan Melawan Ecocide (Pembantaian

Massal Ekologi: Tafsir Ekofeminisme Kristiani”.Ekofeminisme dalam

Tafsir Agama, Pendidikan, Ekonomi, dan Budaya. Seri I Kajian

Ekofeminisme (Yogyakarta: Jalasutra, 2013); R.L.K.R

Nugrohowardhani, “Perlawanan Perempuan dalam Industri Kapas: Kajian Kerusakan Lingkungan di Sumba Timur”, Jurnal Perempuan, Vol. 19 No.1. Februari 2014.

Manzoor, S. Parves. “Environment and Values: The Islamic Perspective”;

Alim Roswantoro, “Refleksi Filosofis atas Teologi Islam Mengenai

Lingkungan dan Pelestariannya.

Pemerintah Kota Surabaya Provinsi Jawa Timur, Laporan Status Lingkungan

Hidup Daerah Kota Surabaya. Surabaya: t.p, 2010.

Salman, Aneel. “Ecofeminist Movement: From the North to the South”, The

Pakistan Development Review, 46:4 Part II (Winter 2007); R.L.K.R

(80)

digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id

72

Kajian Kerusakan Lingkungan di Sumba Timur”, Jurnal Perempuan, Vol. 19 No.1. Februari 2014.

Septiana, Reni. “Implementasi Program Pemberian Permakanan Bagi Lanjut

Usia Sangat Miskin dan Lanjut Usia Terlantar di Kelurahan Airlangga

Kecamatan Gubeng Kota Surabaya”, Publika Jurnal Ilmu Administrasi

Negara, Vol.2 No. 2. 2014.

Suliantoro, Bernadus Wibowo. “Rekonstruksi Pemikiran Etika Lingkungan

Ekofeminisme sebagai Fondasi Pengelolaan Hutan Lestari”, Jurnal

Bumi Lestari, Vol. 11 No. 1. Februari, 2011.

Wadjanariko, Mochammad dan Mamik Indrayani. “Perempuan Merawat

Komunitas Ketika Bencana: Kajian Ekologi di Desa Rahtawu Kudus

Pegunungan Muria”, Jurnal Perempuan 86, Vol. 20 No. 3. Agustus 2015.

Sumber Internet-Digital :

Badan Lingkungan Hidup, Permasalahan Lingkungan Perkotaan, http://lh.surabaya.go.id/weblh/?c=main&m=lingperkotaan. (Selasa, 18 Juli 2017).

Badan Pusat Statistik Kota Surabaya, “Statistik Daerah Kota Surabaya 2016”,

https://surabayakota.bps.go.id (Selasa, 11 April 2017).

Fajar, Nur R. Perempuan-Perempuan Indonesia Penyelamat Lingkungan, http://www.langitperempuan.com/perempuan-perempuan-indonesia-penyelamat-lingkungan/ (Senin, 27 Maret 2017).

Sumber Wawancara :

Djajati, Djuni. Wawancara. Kampung Maspati Surabaya, 11 Mei 2017.

---. Wawancara. Kampung Maspati Surabaya, 20 Juni 2017.

---. Wawancara. Kampung Maspati Surabaya, 25 Mei 2017.

---. Wawancara. Kampung Maspati Surabaya, 16 Agustus 2017.

Iriani, Misbah. Wawancara. Kampung Maspati Surabaya, 28 Mei 2017.

Marijam. Wawancara. Kampung Maspati Surabaya, 25 Mei 2017.

Nurdayati. Wawancara. Kampung Maspati Surabaya, 28 Mei 2017.

Referensi

Dokumen terkait

Grafik 4.1 memperlihatkan bahwa semakin tinggi sumber tegangan yang digunakan maka semakin cepat elektron yang dialirkan ke katoda sehingga reaksi reduksi yang terjadi

Penelitian yang dilakukan Rio Sihombing (2012) bertujuan untuk mengetahui seberapa besar pengaruh efektifitas modal kerja yang di ukur dengan perputaran modal kerja

Menganalisis bagaimana pengawasan yang dilakukan oleh Dinas Kesehatan Kabupaten Buleleng Bali dalam mengawasi atau memeriksa pelaksanaan seluruh kegiatan unit

Temuan tersebut sesuai dengan hasil penelitian kualitatif Heurer dan Lauscah (2006) yang menemukan tema penyebab diabetes bahwa enam dari 12 partisipan tidak tahu

Persekutuan Malaysia mentakrifkan orang Melayu sebagai ‘ seorang yang menganut agama Islam, bertutur bahasa Melayu dan mengamalkan adat istiadat Melayu, lahir sebelum Hari

Dapat disimpulkan bahwa cara yang dilakukan guru dalam pembiasaan membaca surah pendek dan artinya dalam mengenalkan pendidikan Agama Islam pada anak usia 5-6 tahun di

H 0 : Tidak ada pengaruh yang signifikan antara penggunaan metode pembelajaran discovery learning dengan metode konvensional terhadap hasil belajar IPA siswa kelas