• Tidak ada hasil yang ditemukan

TEKNIK PENGAMANAN LEMBAR JAWABAN UJIAN A

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2018

Membagikan "TEKNIK PENGAMANAN LEMBAR JAWABAN UJIAN A"

Copied!
33
0
0

Teks penuh

(1)

TEKNIK PENGAMANAN LEMBAR JAWABAN UJIAN AKHIR SEKOLAH ( LJUS ) MENGGUNAKAN

METODE STEGANOGRAPHY

DAN ENKRIPSI SEQUENTIAL ENCODING

DI SUSUN OLEH : DEDEN ARDIANSYAH

UNIVERSITAS BUDI LUHUR FAKULTAS TEKNOLOGI INFORMASI JURUSAN MAGISTER ILMU KOMPUTER

(2)

DAFTAR ISI

2.1.5 Teknik Steganography pada Gambar ... 15

2.1.6 Steganography dan Kriptography ... 17 3.2.1 Analisa Permasalahan dan Pemecahannya ... 20

3.3 Algoritma 3.3.1 Algoritma Penyisipan Pesan ... 22

(3)

BAB IV Implementasi dan Analisa Sistem... 26

4.1 Implementasi Sistem ... 26

4.1.1 Proses Penyisipan Pesan ... 26

4.1.2 Proses Pengembalian Pesan ... 29

4.2 Analisa Sistem ... 30

BAB V Kesimpulan ... 32

(4)

Abstract

Steganography is a technique to hide messages with other media such as images , auidio and video , have been conducted since ancient Roman times , this technique is growing very rapidly in the current era of computing with highly advanced technology . In addition, with the technique of information security with encryption method with an increasingly complex algorithm that generates an information security increasingly awake . Both of these techniques , often used by many circles in the process of securing any such information by the author in daar el Qolam boarding school by using these two techniques to minimize the subjectivity of assessment in lakukakan by subject teachers to the students that the teacher know . With this technique the authors use traditional two could draw the conclusion that one of the ways that can be used to make the images as hidden identity Safety Engineering School Final Exam Answer Sheet ( LJUS ) Steganography Method Using sequential encoding and encryption to be performed in boarding school daar el Qolam with the purpose of subjectivity in the assessment process conducted by subject teachers , respectively , can reduce the assessment process is not subjective

(5)

Abstrak

Steganography merupakan sebuah teknik menyembunyikan pesan dengan media lain seperti gambar,auidio dan video, sudah dilakukan sejak zaman romawi kuno, teknik ini berkembang sangat pesat di era sekarang dengan teknologi komputasi yang sangat canggih. Di tambah lagi dengan teknik pengamanan informasi dengan metode enkripsi dengan algoritma yang semakin komplek yang menghasilkan sebuah keamanan informasi semakin terjaga. Kedua teknik ini, sering banyak digunakan oleh setiap kalangan dalam proses pengamanan informasi seperti yang penulis lakukan di daar el qolam boarding school dengan menggunakan kedua teknik ini untuk meminimalisir subjektifitas dalam penilaian yang di lakukakan oleh guru mata pelajaran terhadap murid yang guru tersebut kenal. Dengan mengggunakan kedua teknik ini penulis bisa menarik kesimpulan bahwa salah satu cara yang bisa digunakan untuk membuat identitas tersembunyi dalam gambar seperti Teknik Pengamanan Lembar Jawaban Ujian Akhir Sekolah ( LJUS ) Menggunakan Metode Steganography Dan enkripsi sequential Encoding yang akan dilakukan di pondok pesantren daar el qolam dengan tujuan subjektifitas dalam proses penilaian yang dilakukan oleh guru mata pelajaran masing-masing, bisa mengurangi proses penilaian yang tidak subjektif.

(6)

BAB I PENDAHULUAN I.1 Latar Belakang

Teknik penyembunyian pesan dalam bentuk gambar sudah dikenal sejak dulu yaitu pada zaman Romawi Kuno dan Yunani Kuno. Seorang sejarahwan Yunani bernama Herodotus pertama kali mencatatkan tentang penyembunyian pesan dalam gambar yang disebut steganography. Ketika Histaeus, seorang raja Yunani yang kejam dipenjarakan oleh Raja Darius di Susa pada abad ke-5 SM, Histaeus mengirim pesan rahasia kepada anak lelakinya, Aristagoras di Militus. Histaeus menulis pesan tersebut dengan menggunakan media kepala seorang budak. Histaeus membotaki rambut budak tersebut, kemudian pesan rahasia ditato pada kulit kepala budak. Ketika rambut budak mulai tumbuh, Histaeus mengutus budak tersebut ke Militus untuk mengirimkan pesan rahasia yang terdapat pada kepala budak tersebut ke anak lelakinya.

Pada era saat ini teknik steganography berkembang pesat, Karena teknik steganography saat ini sudah menggunakan media komputer yang disebut dengan teknik komputasi. Perpaduan teknik komputasi dan teknik steganography yang dilakukan pada saat akan mengahasilkan sebuah metode pengamanan informasi sangat komplek. Metode pengamanan informasi dengan menggunakan metode steganography dan enkripsi sequential encoding akan penulis terapkan dalam pengamanan lembar jawaban akhir sekolah Pondok Pesantren Dar El Qolam.

(7)

Oleh karena itu, untuk mengurangi ketidaksubjektifan pemberian nilai yang dilakukan oleh guru yang mengenal muridnya, kami penulis berinissiatif membuat metode pengamanan lembar jawaban ujian akhir sekolah dengan menggunakan steganography. dengan judul tulisan “ Teknik Pengamanan Lembar Jawaban Ujian Akhir Sekolah ( LJUS ) Menggunakan Metode Steganography Dan enkripsi sequential Encoding “.

I.2 Tujuan

Berdasarkan latar belakang diatas tujuan dari penelitian ini adalah merancang sistem atau aplikasi pengaman lembar jawaban ujian akhir sekolah di boarding schoole pondok pesantren daar el qolam untuk mengurangi subjektifitas dalam penilaian.

I.3 Batasan Masalah

Agar permasalahan yang di bahas ini tidak keluar dari jalur yang sudah di tentukan maka perlu adanya pembatasan masalah, Batasan masalah tersebut adalah :

 Implementasi teknik steganography untuk pengamanan lembar jawaban ujian akhir sekolah di pondok pesantren dar el qolam

 Implementasi teknik enkripsi sequential encoding untuk pengamanan lembar jawaban ujian akhir sekolah.

(8)

BAB II TEORI DASAR

2.1 Steganography

2.1.1 Pengertian Steganography

Steganography adalah ilmu dan seni menulis atau menyembunyikan pesan ke dalam sebuah media sedemikian rupa sehingga keberadaan pesan tidak diketahui atau tidak disadari oleh orang selain pengirim dan penerima pesan tersebut. Kata steganography berasal dari bahasa Yunani, yaitu "steganos" yang berarti tersembunyi atau terselubung dan "graphein" yang berarti menulis.

Steganography membutuhkan dua aspek yaitu media penyimpan dan informasi rahasia yang akan disembunyikan. Metode steganography sangat berguna jika digunakan pada steganography komputer karena banyak format file digital yang dapat dijadikan media untuk menyembunyikan pesan. Steganography digital menggunakan media digital sebagai wadah penampung, misalnya teks, citra, suara, dan video. Data rahasia yang disembunyikan juga dapat berupa teks, citra, suara, atau video.

Steganography memanfaatkan kekurangan-kekurangan sistem indera manusia seperti mata (Human Visual System) dan telinga (Human Auditory System), sehingga tidak diketahui kehadirannya oleh indera manusia (indera penglihatan atau indera pendengaran) dan mampu menghadapi proses-proses pengolahan sinyal digital dengan tidak merusak kualitas data yang telah disisipi sampai pada tahap tertentu.

Terdapat tiga aspek yang perlu diperhatikan dalam menyembunyikan

pesan:kapasitas, keamanan, dan ketahanan. Kapasitas merujuk kepada besarnya

informasi yang dapat disembunyikan oleh media, keamanan merujuk kepada

ketidakmampuan pihak lain untuk mendeteksi keberadaan informasi yang

disembunyikan, dan ketahanan merujuk kepada sejauh mana medium steganography

(9)

Menurut Jati Sasongko dari Fakultas Teknologi Informasi, Universitas Stikubank Semarang. Tahun 2004 berjudul “Pengamanan Data Informasi menggunakan Kriptografi Klasik”, Steganografi (steganography) adalah ilmu dan seni menyembunyikan pesan rahasia (hiding message) sedemikian sehingga keberadaan (eksistensi) pesan tidak terdeteksi oleh indera manusia. Kata "steganografi" berasal dari bahasa Yunani “steganos”, yang artinya “tersembunyi atau terselubung”, dan “graphein”, “menulis”.

Sebuah pesan steganografi (plaintext), dienkripsikan dengan beberapa arti tradisional, yang menghasilkan ciphertext. Kemudian, covertext dimodifikasi dalam beberapa cara sehingga berisi ciphertext, yang menghasilkan stegotext. Contohnya, ukuran huruf, ukuran spasi, jenis huruf, atau karakteristik covertext lainnya dapat dimanipulasi untuk membawa pesan tersembunyi. Hanya penerima (yang harus mengetahui teknik yang digunakan) dapat membuka pesan dan mendekripsikannya.

Format yang biasa digunakan dengan menggunakan teknik steganografi di antaranya:

 Format image : bitmap (bmp), gif, pcx, jpeg, dll.

 Format audio : wav, voc, mp3, dll.

 Format lain : teks file, html, pdf, dll.

Beberapa contoh media penyisipan pesan rahasia yang digunakan dalam teknik Steganography antara lain adalah :

1. Teks

Dalam algoritma Steganography yang menggunakan teks sebagai media penyisipannya biasanya digunakan teknik NLP sehingga teks yang telah disisipi pesan rahasia tidak akan mencurigakan untuk orang yang melihatnya.

2. Audio

(10)

3. Citra

Format pun paling sering digunakan, karena format ini merupakan salah satu format file yang sering dipertukarkan dalam dunia internet. Alasan lainnya adalah banyaknya tersedia algoritma Steganography untuk media penampung yang berupa citra.

File Citra pada komputer merupakan array bilangan yang merepresentasikan nilai intensitas cahaya yang bervariasi (pixel). Kumpulan pixel-pixel inilah yang membentuk suatu citra. Citra yang sering digunakan umum adalah citra 24 bit dan citra 8 bit (256 colors), (Johnson, 1998).

(11)

pixel, maka color encoding akan mampu mewakili 0 .. 16.777.215 (mewakili 16 juta warna), dan ruang disk yang dibutuhkan = 100 * 100 * 3 byte (karena RGB) = 30.000 bytes = 30 KB atau 100 * 100 * 24 bits = 240000 bits.

Pada steganografi, citra yang biasa digunakan adalah citra 24 bit, karena citra tersebut dapat menyediakan space yang besar untuk disisipi oleh data. Pixel penyusun citra ini tersusun atas 3 warna primer yaitu merah, hijau, dan biru (RGB). Masing-masing warna primer tersusun atas 1 byte data. Untuk citra 24 bit berarti menggunakan 3 bytes per pixel untuk merepresentasikan nilai warna pixel. 3 bytes data ini dapat berupa hexadesimal, desimal, atau biner. Gambar 1 adalah contoh color pallete yang sering digunakan dalam pengolahan warna.

Gambar 2.1 Color Pallete 4. Video

Format ini memang merupakan format dengan ukuran file yang relatif sangat besar namun jarang digunakan karena ukurannya yang terlalu besar sehingga mengurangi kepraktisannya dan juga kurangnya algoritma yang mendukung format ini.

2.1.2 Sejarah Steganography

(12)

kejam dipenjarakan oleh Raja Darius di Susa pada abad ke-5 SM, Histaeus mengirim pesan rahasia kepada anak lelakinya, Aristagoras di Militus. Histaeus menulis pesan tersebut dengan menggunakan media kepala seorang budak. Histaeus membotaki rambut budak tersebut, kemudian pesan rahasia ditato pada kulit kepala budak. Ketika rambut budak mulai tumbuh, Histaeus mengutus budak tersebut ke Militus untuk mengirimkan pesan rahasia yang terdapat pada kepala budak tersebut ke anak lelakinya.

Selain metode tersebut, ada pula metode dengan menggunakan lilin. Caranya pesan dituliskan di bawah kayu, kemudian kayu tersebut dilapis dengan lilin. Bangsa Romawi mengenal teknik steganography lain yaitu dengan menggunakan tinta yang tak-tampak (invisible ink) untuk menuliskan pesan rahasia.Tinta tersebut dibuat dari campuran sari buah-buahan, susu, dan cuka. Ketika tinta digunakan untuk menulis maka tulisannya tidak tampak. Untuk dapat membaca pesan yang ditulis dengan menggunakan tinta tak-tampak tersebut, kertas berisi pesan rahasia tersebut harus dipanaskan dan pesan rahasia akan perlahan-lahan tampak jelas.

Bangsa Jerman mengembangkan sebuah teknik yang disebut dengan microdot. Microdot merupakan foto dengan ukuran kecil. Microdot dicetak pada sebuah surat atau pada amplop dan menjadi sangat kecil sehingga seringkali tidak disadari. Catatan sejarah juga menyebutkan bahwa steganography juga turut berperan dalam pengirim pesan saat perang dunia kedua. Kata steganography pertama kali digunakan pada tahun 1499 oleh Johannes Tritemius dalam bukunya, “Steganographia”.

2.1.3 Kriteria Steganography

(13)

1. Fidelity : Mutu citra penampung tidak jauh berubah. Setelah penambahan data rahasia, citra hasil steganografi masih terlihat dengan baik. Pengamat tidak mengetahui kalau di dalam citra tersebut terdapat data rahasia. 2. Robustness : Data yang disembunyikan harus tahan terhadap manipulasi

yang dilakukan pada citra penampung (seperti pengubahan kontras, penajaman, pemampatan, rotasi, perbesaran gambar, pemotongan (cropping), enkripsi, dan sebagainya). Bila pada citra dilakukan operasi pengolahan citra, maka data yang disembunyikan tidak rusak.

3. Recovery : Data yang disembunyikan harus dapat diungkapkan kembali (recovery). Karena tujuan steganografi adalah data hiding, maka sewaktu-waktu data rahasia di dalam citra penampung harus dapat diambil kembali untuk digunakan lebih lanjut.

4. Imperceptible : Keberadaan pesan rahasia tidak dapat dipersepsi.

Gambar 2.2 Diagram Sistem Steganografi

2.1.4 Metode Kriptography

Metode-metode umum yang digunakan untuk menyembunyikan data dalam sebuah digital images antara lain:

1. Metode Least Significant Bit Insertion (LSB)

(14)

dalam sistem Steganografi yaitu proses penyembunyian dan pemulihan data (recovery) dari berkas penampung. Penyembunyian data dilakukan dengan mengganti bit-bit data di dalam segmen citra digital dengan bit-bit data rahasia.

Metode LSB merupakan metode steganografi yang paling sederhana dan mudah diimplementasikan. Metode ini menggunakan citra digital sebagai covertext. Pada susunan bit di dalam sebuah byte (1 byte = 8 bit), ada bit yang paling berarti (most significant bit atau MSB) dan bit yang paling kurang berarti (least significant bit atau LSB). Sebagai contoh byte 11010010, angka bit 1 (pertama, digaris-bawahi) adalah bit MSB, dan angka bit 0 (terakhir, digaris-bawahi) adalah bit LSB. Bit yang cocok untuk diganti adalah bit LSB, sebab perubahan tersebut hanya mengubah nilai byte satu lebih tinggi atau satu lebih rendah dari nilai sebelumnya. Misalkan byte tersebut menyatakan warna biru, maka perubahan satu bit LSB tidak mengubah warna biru tersebut secara berarti. Mata manusia tidak dapat membedakan perubahan kecil tersebut.

Kekurangan dari LSB Insertion: Dapat diambil kesimpulan dari contoh 8 bit pixel, menggunakan LSB Insertion dapat secara drastis mengubah unsur pokok warna dari pixel. Ini dapat menunjukkan perbedaan yang nyata dari cover image menjadi stego image, sehingga tanda tersebut menunjukkan keadaan dari steganografi. Variasi warna kurang jelas dengan 24 bit image, bagaimanapun file tersebut sangatlah besar. Antara 8 bit dan 24 bit image mudah diserang dalam pemrosesan image, seperti cropping (kegagalan) dan compression (pemampatan).

(15)

2. Metode Masking and Filtering

Kedua metode ini (masking dan filtering) menyembunyikan informasi dengan cara mirip dengan penanda kertas. Hal ini dapat dilakukan, contohnya dengan memodifikasi luminance sebagian dari citra, tetapi apabila dilakukan dengan hati-hati distorsi baru dapat terlihat. 3. Discrete Cosine Transformation (DCT)

Merupakan salah satu metodetransformasi untuk mentransformasi 8*8 blok pixel dari sebuah citrasecara berurutan kedalam masing-masing koefisien 64 DCT. Alat steganografi dapat menggunakan LSB dari koefisien DCT yang terbagi-bagi utnuk menyembunyikan informasi (metode JSteg). Sebagai tambahan DCT, citra dapat diproses dengan FFT atau dengan Wavelet Transformation. Properti citra yang lain seperti luminance juga dapat dimanipulasi.

4. Metode Spread Spectrum Image Steganography

(16)

Gambar 2.3 Spread Spectrum

2.1.5 Teknik Steganography Pada Gambar

Teknik steganografi pada gambar dapat dibagi menjadi dua bagian: spatial domain dan transform / frekuensi domain. Pada spatial domain informasi dimasukkan kedalam tiap pixel satu persatu. Sementara itu, pada transform domain, gambar ditransformasikan terlebih dulu kemudian informasi baru dimasukkan ke gambar.

Teknik steganografi pada spatial domain menggunakan metoda bit-wise yang menggunakan penyisipan bit dan noise manipulation. Format gambar yang paling cocok untuk cara ini adalah tipe lossless. Namun, cara ini sangat bergantung kepada format gambarnya, (Morkel, dkk, 2005).

(17)

Gambar 2.4 Skema penggolongan Steganografi berdasarkan domainnya

Ketika bekerja dengan gambar bit depth tinggi, maka file size gambarnya akan menjadi terlalu besar untuk berada di standar halaman internet. Agar dapat menampilkan gambar dengan ukuran yang wajar, gambar tersebut harus diberi teknik-teknik tertentu. Teknik ini menggunakan rumus matematika untuk menganalisa data gambar dan menghasilkan gambar dengan ukuran file lebih kecil. Proses ini disebut dengan kompresi, (Morkel, dkk, 2005).

Dua jenis kompresi gambar adalah lossless dan lossy. Keduanya memperkecil ukuran file tetapi menghasilkan sesuatu yang berbeda. Hal ini tentunya dapat mengganggu karena gambar tersebut mengandung informasi yang hendak kita kirimkan. Lain halnya bila informasi itu tidak dikompresi.

Kompresi lossy menghasilkan gambar dengan ukuran file lebih kecil dengan cara menghilangkan beberapa data gambar dari aslinya. Kompresi ini menghilangkan detail-detail yang terlalu kecil bagi penglihatan mata, sehingga menghasilkan aproksimasi yang dekat dengan gambar aslinya walaupun bukan duplikat yang sama persis. Contoh format file yang menggunakan teknik kompresi ini adalah JPEG (Joint Photographic Experts Group), (Morkel, dkk, 2005).

(18)

aslinya dan sebagai gantinya menggunakan rumus matematika tertentu untuk menyimpan datanya. Integritas gambar aslinya tetap dipertahankan dan gambar yang telah dikompresi, bitnya tetap sama bit demi bit dengan gambar aslinya. Format gambar yang paling sering digunakan untuk jenis kompresi ini adalah GIF (Graphic Interchange Format) dan BMP 8-bit.

Kompresi memerankan peran yang sangat penting dalam memilih Algoritma yang tepat untuk steganografi. Kompresi lossy menghasilkan gambar dengan ukuran file lebih kecil, tetapi juga meningkatkan kemungkinan bahwa informasi yang tersimpan di dalamnya hilang karena data gambar yang tak terlihat akan dibuang. Kompresi lossless berusaha untuk mempertahankan gambarnya tanpa ada kemungkinan untuk hilang bagian gambarnya tetapi ukuran filenya tidak berubah banyak.

2.1.6 Steganography dan Cryptography

Steganography dan cryptography berkaitan erat, namun keduanya merupakan hal yang berbeda. Steganography dapat dipandang sebagai kelanjutan cryptography. Cryptography adalah ilmu dan seni untuk memproteksi keamanan pesan rahasia yang dikirim dari suatu tempat ke tempat yang lain dengan mengacaukan atau menyandikan pesan rahasia menjadi tidak terbaca dan tidak dapat dimengerti. Dengan cryptography, keamanan data seperti integritas data, keaslian entitas, dan keaslian data terjamin. Namun, pada cryptography pesan rahasia terlihat sehingga mengundang pihak ketiga memecahkan pesan rahasia tersebut walaupun membutuhkan waktu.

(19)

Antara cryptography dan steganography juga terdapat persamaan yaitu kualitas cryptography bergantung pada sebuah kunci, demikian pula dengan steganography. Menemukan pesan rahasia baik yang disembunyikan melalui steganography ataupun dienkripsi menggunakan cryptography hanya mungkin terjadi jika mengetahui kunci yang tepat.

Steganography dan cryptography digunakan secara bersamaan untuk menghasilkan perlindungan yang lebih baik terhadap sebuah pesan, yaitu ketika steganography gagal dan pesan dapat terlihat, pesan tersebut masih tidak dapat diartikan karena telah dienkripsi menggunakan teknik-teknik cryptography. Caranya, sebuah pesan steganography (plaintext), biasanya pertama-tama dienkripsikan dengan beberapa arti tradisional, yang menghasilkan ciphertext. Kemudian, covertext dimodifikasi dalam beberapa cara sehingga berisi ciphertext, yang menghasilkan stegotext.

Gambar 2.5 Perbandingan Steganography dan Cryptography

BAB III

(20)

3.1 Metode Penelitian

Metode penelitian yang digunakan dalam penelitian ini meliputi tiga fase yaitu fase Analisis, Fase Pembuatan Program dan Fase Pengujian program.

3.1.1 Fase Analisis

Pada fase analisis penulis melakukan tiga kegiatan yaitu sebagai berikut :  Studi Literatur

Studi ini dilakukan dengan cara mencari sekaligus mempelajari beberapa literatur dan artikel mengenai steganografi dan kriptografi sebagai acuan dalam perencanaan dan pembuatan sistem atau aplikasi.

 Pendefinisian dan analisis masalah untuk mencari solusi yang tepat

 Studi Pustaka

3.1.2 Fase Pembuatan Program

Perancangan dan implementasi sistem yang dilakukan secara ekperimental, yaitu bereksperimen membuat program menggunakan matlab berdasarkan materi dan algoritma yang telah dipelajari.

3.1.3 Fase Pengujian Program

Pengujian dilakukan terhadap program yang sudah dibuat.

3.2 Pola Pikir

3.2.1 Analisa Permasalahan dan Pemecahannya

(21)

adanya hubungan baik antara orang tua dan guru tersebut

Untuk menjawab permasalah tersebut kita perlu mempelajari permasalah yang sudah ada dari penelitian sebelumnya agar hasil akhirnya dapat memecahkan permasalahan yang ada. Studi ini dilakukan dengan cara mencari sekaligus mempelajari beberapa literatur dan artikel mengenai steganografi dan kriptografi sebagai acuan dalam perencanaan dan pembuatan sistem atau aplikasi. Dalam upaya pengembangan penelitian ini perlu dilakukan studi pustaka sebagai salah satu dari penerapan metode penelitian yang akan dilakukan. Diantaranya adalah mengidentifikasikan persamaan dari steganografi dan kriptografi, mengidentifikasikan metode yang pernah dilakukan, meneruskan penelitian sebelumnya, serta mengetahui orang lain yang spesialisasi dan area penelitiannya sama dibidang ini. Beberapa Literature review tersebut adalah sebagai berikut :

a. Penelitian ini dilakukan oleh Ary Budi Warsito, Lusi Fajarita, Nazori Az, dari jurusan magister ilmu computer Universitas Budi Luhur tahun 2013 yang berjudul Proteksi Keamanan Dokumen Sertifikat File Jpeg Pada Perguruan Tinggi Dengan Menggunakan Steganografi Dan Kriptografi, penelitian ini membahas tentang teknik pengamanan dokumen sertifikat file jpeg untuk membuktikan keabsahan sertifikat yang dikeluarkan secara online.

b. Penelitian ini dilakukan oleh Reza Muhammad dan Syahlani dari jurusna Magister Ilmu Komputer Universitas Budi Luhur tahun 2013 yang berjudul Teknik Steganografi Pada Citra Digital Menggunakan Metode Least Significant Bit (Lsb) Pada Citra Bitmap, penelitian ini membahs tentang teknik steganography dengan menggunakan Metode LSB dan program yang digunakan dalam penelitian ini adalah delpi. c. Penelitian ini dilakukan oleh Canggih Satriatama, Izzbat Uzzin Nadhori,

(22)

Negeri Surabaya Institut Teknologi Sepuluh Nopember yang berjudul Implementasi dan Analisa Teknik Steganography Multi-Carrier Pada File Multimedia. Penelitian ini membahas tentang implementasi metode steganography SLB Subtitution untuk menyembunyikan file multimedia seperti gambar, audio, dan video sebagai media pembawa informasi rahasia.

d. Penelitian ini dilakukan oleh Anton Prabowo, Achmad Hidayatno, Yuli Christiyono, dari jurusan Teknik Elektro fakultas Teknik Universitas Diponegoro, yang berjudul Penyembunyian data Rahasia Pada Citra Digital Berbasis Chaos Dan Discreet Cosine Transform. Penelitian ini membahas tentang kombinasi dan modifikasi teknik steganography yang menyisiokan dan mengekstark data rahasia dalam bentuk gambar. Data yngn disembunyikan menggunakan metode DCT ( Discrete Cosine Transform ) dan teori chaos.

Dari Literature review yang di utarakan di atas kami dapat menarik sebuat titik terang untuk memecahkan permasalahan di yang sedang kami hadapi di pondok pesantren daar el qolam untuk pengamanan lembar jawaban ujian akhir sekolah dengan metode steganografi dan enkripsi sequential encoding. Kedua teknik ini dapat di terapkan pada lembar jawaban ujian akhir sekolah ( LJUS ) dalam bentuk stiker yang di tempel pada lembar jawaban ujian akhir sekolah.

(23)

Gambar 3.1 Proses Input dan Output Aplikasi

3.3 Algoritma

3.3.1 Algoritma Penyisispan Pesan

Setelah tahapan pola pikir dan alur dari konsep sudah didapat maka di sini akan di perlihatkan algoritma dari aplikasi yang akan di buat menggunakan matlab serta sesuai dengan rancangan yang diinginkan. Berikut adalah gambar flowchart saat proses penyisipan pesan.

Gambar 3.2 Proses Penyisipan Pesan

(24)

maka program akan mengulang lagi process atau error setelah berhasil input gambar masukan teks dengan format txt yang berisi pesan rahasia, sama halnya seperti proses input image jika file tidak sesuai makan aplikasi akan kembali ke proses awal. Setelah text berhasil input enkripsi, setelah itu hasil image steganography disimpan dalam bentuk bmp.

3.3.2 Algoritma Mengembalikan Pesan Teks

Setelah tahapan penyisipan pesan dilakukan maka kita juga harus memikirkan bagaimana cara mengembalikan pesan tersebut ke dalam bentuk awal pesan, algoritma tersebut di jelaskan dalam bentuk flowchart 3.3

Gambar 3.3 Proses Pengembalian Pesan

(25)

sistem akan meminta kembali gambar yang diinginkan sesuai dengan format selanjutnya input sequential decode yang sesuai dengan encode pada saat penyisipan pesan, setelah teks yang disembunyikan pada gambar akan pada aplikasi yang sedang kita jalankan.

BAB IV

(26)

4.1 Implementasi Sistem 4.1.1 Proses Penyisipan Pesan

Untuk memulai aplikasi yang dibuat menggunakan matlab hal yang diharuskan pertama kali adalah menyamakan direktori tempat menyimpan program itu, pada kesempatan ini kami menyimpan aplikasi pada direktori C:\Users\zhigayina-zendra\Documents\MATLAB\kuliah\tugas. Tampilannya seperti pada gambar 4.1

Gambar 4.1 Direktori Sistem

Setelah itu, aplikasi bisa di jalankan dengan cara mengetikan nama file yang di simpan pada direktori tersebut, kami memberi nama file tersebut dengan nama stegano setelah itu akan muncul perintah memilih encoding dan decoding seperti pada gambar 4.2

Gambar 4.2 Tampilan Program

(27)

untuk menginput image seperti pada gambar 4.3

Gambar 4.3 Proses Input Gambar

Jika input image berhasil, program akan berjalan trus untuk memilih jenis pesan yang disisipkan yaitu teks. Seperti pada gambar 4.4

Gambar 4.4 Proses Input Gambar berhasil melanjutkan ke proses input pesan

(28)

Gambar 4.5 Proses Input Image Gagal

Setelah itu aka nada tampilan seperti pada gambar 4.6 sampai keluar perintah untuk menyimpan nama file.

Gambar 4.6 Proses Inut enkripsi dan encoding

(29)

Gambar 4.7 Hasil akhir program selesai

4.1.2 Proses Pengembalian Pesan

Proses pengembalian pesan pada aplikasi yang telah dibuat sama halnya dengan pada saat proses penyisipan pesan perbedaannya pada saat awal proses aplikasi muncul kita memilih 2 untuk proses decoding, setelah itu kita menginput image yang telah disisipkan pesan lalu memasukan kunci enkripsi sequential decoding dan memanggil nama file yang sudah tersimpan.

(30)

Aplikasi steganography dibuat sesuai dengan algoritma yang dibuat, hasil dari image asli dan image setelah disisipkan pesan tidak terlihat secara ada perubahan image seperti pada gambar 4.9

Image Setelah disisipkan pesan Nama file : Pasti

Image yang belum disisipkan pesan Nama File : Logo-darqo Gambar 4.9 Image Asli dan Image Setelah disisipkan pesan

Image yang telah disisipkan pesan dan tidak disisipkan pesan, tidak terlihat persis bedanya hanya dari hasil penyimpan pada file yang telah dibuat perbedaan gambar hanya bisa dilihat dari ukuran kapasitas gambar seperti pada gambar 4.10

Gambar 4.10 Image Asli dan Image Setelah disisipkan pesan

(31)

proses enkripsi yang dilakukan yang mengakibatkan kapasitas gambar menjadi lebih besar dari gambar asli. Jika kita bagi kapasistas gambar setelah disisipi pesan dengan kapasitas gambar asli maka hasilnya adalah :

Kapasitas Gambar Setelah disisipi Pesan

perbandingan=kapasitas gambar setelah disisipi image kapasitas gamabar asli =

449000

147 =30.5k ali

Hasil perhitungan perbandingan kapasitas image yang telah disisipi oleh pesan dan image asli menunjukan bahwa kapasitas image yang telah disisipi pesan lebih besar 30,5 kali dibanding image aslinya.

(32)

KESIMPULAN

Dari hasil penulisan dan penelitian yang telah dilakukan bahwa metode steganography dan encripsi sequential encoding merupakan salah satu cara yang bisa digunakan untuk membuat identitas tersembunyi dalam gambar seperti Teknik Pengamanan Lembar Jawaban Ujian Akhir Sekolah ( LJUS ) Menggunakan Metode Steganography Dan enkripsi sequential Encoding yang akan dilakukan di pondok pesantren daar el qolam dengan tujuan subjektifitas dalam proses penilaian yang dilakukan oleh guru mata pelajaran masing-masing, seperti ini bisa mengurangi proses penilaian yang tidak subjektif.

(33)

Ari Budi Warsito, Lusi Fajarita, Nazori AZ. “Proteksi Keamanan Dokumen Sertifikat File Jpeg Pada Perguruan Tinggi Dengan Menggunakan Steganografi Dan

Kriptografi”. jurusan magister ilmu computer.Universitas Budi Luhur. 2013.

Reza Muhammad, Syahlani, David, Murtado A. dan Kasma Utin. “Teknik

Steganografi Pada Citra Digital Menggunakan Metode Least Significant Bit (Lsb) Pada Citra Bitmap”. jurusan magister ilmu computer.Universitas Budi Luhur. 2013.

Sasongko, Jati. “Pengamanan Data Informasi menggunakan Kriptografi Klasik”. Fakultas Teknologi Informasi. Universitas Stikubank Semarang. 2005.

Canggih Satriatama, Izzbat Uzzin Nadhori, Mifatahul Huda “Implementasi dan Analisa Teknik Steganography Multi-Carrier Pada File Multimedia”. jurusan teknik informatika Politeknik Elektronika Negeri Surabaya Institut Teknologi Sepuluh Nopember.

Anton Prabowo, Achmad Hidayatno, Yuli Christiyono, Penyembunyian data Rahasia Pada Citra Digital Berbasis Chaos Dan Discreet Cosine Transform. jurusan Teknik Elektro fakultas Teknik Universitas Diponegoro.

Munir, Rinaldi. 2004. Pengolahan Citra Digital dengan Pendekatan Algoritma. Bandung: penerbit Informatika.

Gambar

Table 2.1  Jenis Citra dilihat dari ukuran bitnya.
Gambar 2.1  Color Pallete
Gambar 2.2 Diagram Sistem Steganografi
Gambar 2.3 Spread Spectrum
+7

Referensi

Dokumen terkait

Oktober-Desember 2010 dengan menggunakan program SPSS versi 17.0 Regression Variables Entered/Removed Model Variables Entered Variables Removed Method 1 Interaksi

Jadi dalam penelitian ini fenomena yang akan diteliti adalah mengenai keadaan penduduk yang ada di Kabupaten Lampung Barat berupa dekripsi, jumlah pasangan usia

LPPM (Lembaga Penelitian dan Pengabdian pada Masyarakat) adalah sebuah unit kegiatan yang berfungsi mengelola semua kegiatan penelitian dan pengabdian kepada

Menurut Gagne, Wager, Goal, & Keller [6] menyatakan bahwa terdapat enam asusmsi dasar dalam desain instruksional. Keenam asumsi dasar tersebut dapat dijelaskan

Pembuatan keripik simulasi sukun merupakan salah satu cara untuk meningkatkan kegunaan sukun dalam rangka penganekaragaman pangan sehingga diharapkan dapat

I-2 : Citra CP Prima yang sedang menurun memang membutuhkan proses atau waktu yang tidak singkat untuk mengembalikannya seperti sebelumnya tetapi saya sangat yakin bahwa

Berdasarkan pendapat-pendapat tersebut di atas maka pola konsumsi dapat didefinisikan sebagai suatu kondisi sifat kecenderungan pengeluaran keluarga yang dipergunakan untuk