• Tidak ada hasil yang ditemukan

MAKALAH TUGAS UTAMA GURU and DOSEN MENUR (1)

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2018

Membagikan "MAKALAH TUGAS UTAMA GURU and DOSEN MENUR (1)"

Copied!
12
0
0

Teks penuh

(1)

PEMBAHASAN

Makalah ini membahas tentang tugas dan peran guru dalam Undang-undang Republik Indonesia Nomor 14 tahun 2005 tentang Guru dan Dosen. Hal ini sangat penting dipelajari agar guru dan dosen maupun pihak-pihak yang lain dapat mengerti dan memahami bagaimana peraturan-peraturan guru dan dosen. Dengan memahami Undang-undang guru dan dosen dengan baik maka diharapkan guru dan dosen mampu mengatasi berbagai permasalahan pendidikan khususnya yang terkait dengan guru dan dosen. Guru dan dosen profesional dan bermartabat memberikan teladan bagi terbentuknya kualitas sumber daya manusia yang kuat.

Pembangunan nasional dalam bidang pendidikan adalah upaya mencerdaskan kehidupan bangsa dan meningkatkan kualitas manusia Indonesia yang beriman, bertakwa, dan berakhlak mulia serta menguasai ilmu pengetahuan, teknologi, dan seni dalam mewujudkan masyarakat yang maju, adil, makmur, dan beradab berdasarkan Pancasila dan Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945.

1. Pengertian Guru

Guru adalah pendidik profesional dengan tugas utama mendidik, mengajar, membimbing, mengarahkan, melatih, menilai, dan mengevaluasi peserta didik pada pendidikan anak usia dini jalur pendidikan formal, pendidikan dasar, dan pendidikan menengah. (UUGD RI nomor 14 tahun 2005 Bab I Ketentuan Umum Pasal 1 (1))

Guru wajib memiliki kualifikasi akademik, kompetensi, sertifikat pendidik, sehat jasmani dan rohani, serta memiliki kemampuan untuk mewujudkan tujuan pendidikan nasional. (UUGD RI nomor 14 tahun 2005 Bab IV tentang Guru Bagian Kesatu Kompetensi, Kualifikasi dan Sertifikasi Pasal 8)

2. Kualifikasi Akademik Guru

(2)

Kualifikasi akademik adalah ijazah jenjang pendidikan akademik yang harus dimiliki oleh guru atau dosen sesuai dengan jenis, jenjang, dan satuan pendidikan formal di tempat penugasan. (UUGD RI nomor 14 tahun 2005 Bab I Ketentuan Umum Pasal 1 (9))

Kualifikasi akademik sebagaimana dimaksud dalam Pasal 8 diperoleh melalui pendidikan tinggi program sarjana atau program diploma empat. (UUGD RI nomor 14 tahun 2005 Bab IV tentang Guru Bagian Kesatu Kompetensi, Kualifikasi dan Sertifikasi Pasal 9)

Untuk mengukur kemampuan kualifikasi guru dapat ditilik dari tiga hal. Pertama, memiliki kemampuan dasar sebagai pendidik. Kualitas seperti ini tercermin dari diri pendidik. Adapun persyaratan yang harus dimiliki oleh jiwa pendidik antara lain:

a. Beriman dan bertaqwa kepada Tuhan Yang Maha Esa

b. Berwawasan ideologi Pancasila dan Undang-undang Dasar 1945

c. Berkepribadian dewasa, terutama dalam melaksanakan fungsinya, sebagai orangtua kedua bagi siswa-siswanya

d. Mandiri, terutama dalam mengambil keputusan yang berkaitan dengan pembelajaran dan pengelolaan kelas.

e. Penuh rasa tanggungjawab, mengetahui fungsi, tugas dan tanggungjawabnya sebagai pendidik guru dan pelatih, serta mampu memutuskan sesuatu dan melaksanakan tugasnya sesuai dengan fungsi, tugas dan tanggungjawabnya, tidak menyalahkan pihak orang lain dalam memikul konsekuensi dari keputusannya terutama yang berkaitan dengan pembelajaran dan pengelolaan kelas,

f. Berwibawa, mempunyai kelebihan terhadap para siswanya terutama penguasaan materi pelajaran dan ketrampilan megerjakan sesuatu dalam pembelajaran dan pengelolaan kelas.

g. Berdisiplin, mematuhi ketentuan peraturan dan tata tertib sekolah dan kelas.

(3)

Kedua, memiliki kemampuan umum sebagai pengajar. Sebagai pengajar, seorang guru, di samping memiliki kemampuan dasar sebagai pendidik, juga perlu dan harus memiliki kemampuan sebagai prasyarat untuk mencapai kemampuan khusus dalam rangka memperoleh kualifikasi dan kewenangan mengajar. Kemampuan umum itu terdiri dari atas:

a. Ilmu pendidikan atau pedagogik, didaktik dan metodik umum, psikologi belajar, ilmu-ilmu keguruan lain yang relevan dengan jenis jenjang pendidikan. b. Bahan kajian akademik yang relevan dengan isi dan bahan pelajaran yang diajarkannya

c. Materi kurikulum yang relevan dan cara-cara pembelajaran yang digunakan sebagai pedomn kegiatan belajar mengajar

d. Kemahiran mengoperasionalkan kurikulum termasuk pembuatan satuan pelajaran, persiapan mengajar harian, merancang KBM, dan lain-lain.

e. Kemahiran pembelajaran dan mengelola kelas.

f. Kemahiran memonitor dan mengevaluasi program, proses kegiatan dan hasil belajar.

g. Bersikap kreatif dan inovatif dlmelaksanakan kurikulum, serta mengatasi masalah-masalah praktis pembelajaran dan pengelolaan kelas.

Ketiga, mempunyai kemampuan khusus sebagai pelatih. Kemampuan khusus ini bertujuan untuk melatih para siswanya agar terampil menguasai materi pelajaran. Terutama mata pelajaran yang membutuhkan ketrampilan langsung dari siswa. Karena itu, untuk memperoleh kewenangan mengajar, guru berkewajiban menjabarkan program pembelajaran yang tertera dalam rancangan kurikulum ke dalam sistem belajaran yang yang lebih bersifat operasional.

3. Kompetensi Guru

(4)

Sejalan hal itu Finch dan Cruncilton, mengartikan kompetensi sebagai penguasaan terhadap suatu tugas, ketrampilan, sikap dan apresiasi, yang diperlukan untuk menunjang keberhasilan.( E. Mulyasa, 2004:37)

Kompetensi secara bahasa di artikan kemampuan atau kecakapan. Hal ini di ilhami dari KKBI di mana kompetensi diartikan sebagai wewenang atau kekuasaan untuk menentukan atau memutuskan suatu hal. Sedangkan secara terminologis,sebagai berikut :

1) Menurut Broke and Stone, gambaran hakekat kualitatif dari pelaku guru yang tampak sangat berarti.

2) Mc Leod dalam usman, keadaan berwenang atau memenuhi syarat menuntutut ketentuan hukum

3) Jhonson, perilaku yang rasional untuk mencapai tujuan yang dipersyaratkan sesuai dengan kondisi yang di harapkan.

4) Pengertian lain di artikan sebagai kemampuan dasar yang mengaplikasikan apa yang seharusnya dapat di laksanakan oeh seorang guru dalam melaksanakan tugasnya

5) Hitami dan Sahrodi pemilikan nilai, sikap dan ketrampilan yang diperlukan dalam menyelesaikan suatu pekerjaan. (Istianah Abu Bakar, 2006:405)

Kompetensi adalah seperangkat pengetahuan, keterampilan, dan perilaku yang harus dimiliki, dihayati, dan dikuasai oleh guru atau dosen dalam melaksanakan tugas keprofesionalan. (UUGD RI nomor 14 tahun 2005 Bab I Ketentuan Umum Pasal 1 (10))

Lebih dalam lagi pada pasal 10 ayat (1) UUGD dan Pasal 28 ayat (3) Peraturan Pemerintah nomor 19 tahun 2005 tentang SNP dijelaskan bahwa kompetensi guru dan dosen yang dimaksud meliputi:

a. Kompetensi Pendagogik

Merupakan kemampuan mengelola pembelajaran peserta didik yang meliputi pemahaman terhadap peserta didik, pengembangan potensi yang dimiliki peserta didik, perencanaan dan pelaksanaan pembelajaran, serta pengevaluasian hasil belajar. Contoh kompetensi pendagogik antara lain:

(5)

b) Menciptakan iklim kelas yang kondusif c) Memotivasi siswa agar bergairah belajar d) Memberi penguatan verbal maupun non verbal

e) Memberikan petunjik-petunjuk yang jelas kepada siswa f) Tanggap terhadap gangguan kelas

g) Menyegarkan kelas jika kelas mulai lelah b. Kompetensi Kepribadian

Merupakan kemampuan personal yang mencerminkan kepribadian yang bermental sehat dan stabil, dewasa, arif, berwibawa, kreatif, sopan santun, disiplin, jujur, rapi, serta menjadi suri tauladan bagi peserta didik. Contoh kompetensi kepribadian antara lain:

a) Beriman dan bertaqwa kepada Tuhan Yang Maha Esa b) Memahami tujuan pendidikan dan pembelajaran

c) Memahami diri (mengetahui kekurangan dan kelebihan dirinya) d) Mengembangkan diri

e) Menunjukan keteladanan kepada peserta didik

f) Menunjukkan sikap demokrasi, toleransi, tenggang rasa, jujur, adil, tanggung jawab, disiplin, santun, bijaksana dan kreatif

c. Kompetensi Profesional

Merupakan kemampuan penguasaan materi pembelajaran secara mendalam dan memiliki berbagai keahlian di bidang pendidikan. Meliputi penguasaan materi, memahami kurikulum dan perkembangannya, pengelolaan kelas, penggunaan strategi, media, dan sumber belajar, memiliki wawasan tentang inovasi pendidikan, memberikan bantuan dan bimbingan kepada peserta didik, dan lain-lain.

d. Kompetensi Sosial

(6)

4. Sertifikat Pendidik

Sertifikasi adalah proses pemberian sertifikat pendidik untuk guru dan dosen. (UUGD RI nomor 14 tahun 2005 Bab I Ketentuan Umum Pasal 1 (11)) Sertifikat pendidik adalah bukti formal sebagai pengakuan yang diberikan kepada guru dan dosen sebagai tenaga profesional. (UUGD RI nomor 14 tahun 2005 Bab I Ketentuan Umum Pasal 1 (12))

Berdasarkan UUGD RI nomor 14 tahun 2005 Bab IV tentang Guru Bagian Kesatu Kompetensi, Kualifikasi dan Sertifikasi Pasal 11 yang mengatur tentang sertifikat pendidik disebutkan:

(1) Sertifikat pendidik sebagaimana dimaksud dalam Pasal 8 diberikan kepada guru yang telah memenuhi persyaratan

(2) Sertifikasi pendidik diselenggarakan oleh perguruan tinggi yang memiliki program pengadaan tenaga kependidikan yang terakreditasi dan ditetapkan oleh Pemerintah

(3) Sertifikasi pendidik dilaksanakan secara objektif, transparan, dan akuntabel. Setiap orang yang telah memperoleh sertifikat pendidik memiliki kesempatan yang sama untuk diangkat menjadi guru pada satuan pendidikan tertentu. (UUGD RI nomor 14 tahun 2005 Bab IV tentang Guru Bagian Kesatu Kompetensi, Kualifikasi dan Sertifikasi Pasal 12)

5. Hak dan Kewajiban

Berdasarkan UUGD RI nomor 14 tahun 2005 tentang Guru Bagian Kedua Hak dan Kewajiban Pasal 1 (1), dalam melaksanakan tugas keprofesionalan, guru berhak:

a. memperoleh penghasilan di atas kebutuhan hidup minimum dan jaminan kesejahteraan sosial

b. mendapatkan promosi dan penghargaan sesuai dengan tugas dan prestasi kerja

c. memperoleh perlindungan dalam melaksanakan tugas dan hak atas kekayaan intelektual

d. memperoleh kesempatan untuk meningkatkan kompetensi

(7)

f. memiliki kebebasan dalam memberikan penilaian dan ikut menentukan kelulusan, penghargaan, dan atau sanksi kepada peserta didik sesuai dengan kaidah pendidikan, kode etik guru, dan peraturan perundang-undangan

g. memperoleh rasa aman dan jaminan keselamatan dalam melaksanakan tugas

h. memiliki kebebasan untuk berserikat dalam organisasi profesi

i. memiliki kesempatan untuk berperan dalam penentuan kebijakan pendidikan

j. memperoleh kesempatan untuk mengembangkan dan meningkatkan kualifikasi akademik dan kompetensi

k. memperoleh pelatihan dan pengembangan profesi dalam bidangnya.

Berdasarkan UUGD RI nomor 14 tahun 2005 tentang Guru Bagian Kedua Hak dan Kewajiban Pasal 1 (1), dalam melaksanakan tugas keprofesionalan, guru berkewajiban:

a. merencanakan pembelajaran, melaksanakan proses pembelajaran yang bermutu, serta menilai dan mengevaluasi hasil pembelajaran

b. meningkatkan dan mengembangkan kualifikasi akademik dan kompetensi secara berkelanjutan sejalan dengan perkembangan ilmu pengetahuan, teknologi, dan seni

c. bertindak objektif dan tidak diskriminatif atas dasar pertimbangan jenis kelamin, agama, suku, ras, dan kondisi fisik tertentu, atau latar belakang keluarga, dan status sosial ekonomi peserta didik dalam pembelajaran

(8)

e. memelihara dan memupuk persatuan dan kesatuan bangsa.

6. Kedudukan Guru

Guru mempunyai kedudukan sebagai tenaga profesional pada jenjang pendidikan dasar, pendidikan menengah, dan pendidikan anak usia dini pada jalur pendidikan formal yang diangkat sesuai dengan peraturan perundang-undangan. (UUGD RI nomor 14 tahun 2005 Bab II Kedudukan, Fungsi, dan Tujuan Pasal 2 (1))

Kedudukan guru sebagai tenaga profesional sebagaimana dimaksud dalam Pasal 2 ayat (1) berfungsi untuk meningkatkan martabat dan peran guru sebagai agen pembelajaran berfungsi untuk meningkatkan mutu pendidikan nasional. (UUGD RI nomor 14 tahun 2005 Bab II Kedudukan, Fungsi, dan Tujuan Pasal 4)

7. Tugas Utama Guru a. Mendidik

Ditinjau dari segi isi, mendidik sangat berkaitan dengan moral dan kepribadian. Jika ditinjau dari segi proses, maka mendidik berkaitan dengan memberikan motivasi untuk belajar dan mengikuti ketentuan atau tata tertib yang telah menjadi kesepakatan bersama. Dari segi strategi dan metode yang digunakan, mendidik lebih menggunakan keteladan dan pembiasaan.

Secara teoritis pengertian mendidik dan mengajar tidaklah sama. Mengajar berarti menyerahkan atau menyampaikan ilmu pengetahuan atau keterampilan dan lain sebagainya kepada orang lain, dengan menggunakan cara-cara tertentu sehingga ilmu-ilmu tersebut bisa menjadi milik orang lain.

Lain halnya mendidik, mendidik tidak hanya cukup dengan memberikan ilmu pengetahuan ataupun keterampilan, melainkan juga harus ditanamkan pada

anak didik nilai-nilai dan norma-norma susila yang tinggi dan luhur. Dari pengertian diatas dapat kita ketahui bahwa mendidik lebih luas dari pada mengajar. Mengajar hanyalah alat atau sarana dalam mendidik .dan mendidik harus mempunyai tujuan dan nilai-nilai yang tinggi.

b. Mengajar

(9)

konsep yang diberikan kepada siswa agar menjadi kecakapan yang dapat digunakan dalam kehidupan sehari-hari. Strategi dan metode yang dapat digunakan untuk mengajar misalnya ekspositori dan inkuiri.

Metode ekspositori adalah metode pembelajaran yang menekankan pada proses penyampaian materi secara verbal yakni bertutur secara lisan dari seorang guru kepada peserta didik dengan tujuan agar peserta didik mampu memahami dan menguasai materi secara optimal.

Metode inkuiri adalah metode pembelajaran yang menekankan pada proses mencari dan menemukan. Siswa berperan dalam mencari dan menemukan sendiri materi pelajaran, sedangkan guru sebagai fasilitator dan pembimbing siswa untuk belajar. Kegiatan ini menekankan pada proses berpikir kritis dan analitis. Siswa dituntut untuk mampu mencari dan menemukan sendiri jawaban atas hal yang dipertanyakan. Proses berpikir itu sendiri biasanya dilakukan melalui tanya jawab antara guru dan siswa.

c. Membimbing

Ditinjau dari segi isi, maka membimbing berkaitan dengan norma dan tata tertib. Dilihat dari segi prosesnya, maka membimbing dapat dilakukan dengan menyampaikan atau mentransfer bahan ajar yang berupa ilmu pengetahuan, teknologi dan seni dengan menggunakan strategi dan metode mengajar yang sesuai dengan perbedaan individual masing-masing siswa. Dari strategi dan metode yang digunakan, maka membimbing lebih berupa pemberian motivasi dan pembinaan.

Guru berusaha membimbing siswa agar dapat menemukan berbagai potensi yang dimilikinya, membimbing siswa agar dapat mencapai dan melaksanakan tugas-tugas perkembangan mereka, sehingga dengan ketercapaian itu siswa akan tumbuh dan berkembang menjadi seseorang sesuai dengan minat dan bakat yang dimilikinya.

(10)

tidak dapat memaksa agar siswanya menjadi ”itu” atau menjadi ”ini”. Tugas guru adalah menjaga, mengarahkan dan membimbing agar siswa tumbuh dan berkembang sesuai dengan potensi, minat dan bakatnya. Jadi, inti dari peran guru sebagai pembimbing adalah terletak pada kekuatan intensitas hubungan interpersonal antara guru dengan siswa yang dibimbingnya.

d. Mengarahkan

Mengarahkan adalah suatu kegiatan yang dilakukan oleh guru kepada peserta didik agar dapat mengikuti apa yang kita perintahkan sesuai dengan tujuan yang akan dicapai.

e. Melatih

Ditinjau dari segi isi, melatih merupakan keterampilan atau kecakapan hidup (life skills). Bila ditinjau dari segi proses, maka melatih dilakukan dengan menjadi contoh (role model) dan teladan dalam hal moral dan kepribadian. Sedangkan bila ditinjau dari strategi dan metode yang dapat digunakan, yaitu melalui praktik kerja, simulasi, dan magang.

Menurut Sarief (2008), melatih pada hakekatnya adalah suatu proses kegiatan untuk membantu orang lain mempersiapkan diri dengan sebaik-baiknya dalam usahanya mencapai tujuan tertentu.

Melatih adalah tehnik pendidikan yang dipelajari secara praktek langsung dilapangan sesuai dengan pengarahan yang ada dalam sebuah materi. melatih dibagi menjadi beberapa bagian yakni :

a. Melatih Fisik b. Melatih Mental c. Melatih Emosi

d. Melatih Keterampilan atau bakat f. Menilai

(11)

informasi untuk dijadikan sebagai pengambil keputusan tentang hasil belajar peserta didik.

g. Mengevaluasi

Menurut Wrightstone, dkk (1956) mengemukakan bahwa evaluasi pendidikan adalah penaksiran terhadap pertumbuhan dan kemajuan siswa ke arah tujuan atau nilai-nilai yang telah ditetapkan dalam kurikulum.

Dengan demikian, evaluasi merupakan suatu proses yang sistematis untuk menentukan atau membuat keputusan sampai sejauhmana tujuan-tujuan pengajaran telah dicapai oleh siswa (Purwanto, 2002).

KESIMPULAN

Guru adalah pendidik profesional dengan tugas utama mendidik, mengajar, membimbing, mengarahkan, melatih, menilai, dan mengevaluasi peserta didik pada pendidikan anak usia dini jalur pendidikan formal, pendidikan dasar, dan pendidikan menengah.

Kedudukan guru sebagai tenaga profesional bertujuan untuk melaksanakan sistem pendidikan nasional dan mewujudkan tujuan pendidikan nasional, yaitu berkembangnya potensi peserta didik agar menjadi manusia yang beriman dan bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, berakhlak mulia, sehat, berilmu, cakap, kreatif, mandiri, serta menjadi warga negara yang demokratis dan bertanggung jawab.

Dengan lahirnya Undang-undang Guru dan Dosen diharapkan dapat menjadi acuan untuk memperbaiki kualitas mutu pelayanan pendidikan dimasyarakat baik itu negeri maupun swasta, lebih menghargai profesi guru, dan meningkatkan mutu guru di Indonesia.

Peran guru profesional yaitu sebagai designer (perancang pembelajaran), edukator (pengembangan kepribadian), manager (pengelola pembelajaran), administrator (pelaksanaan teknis administrasi), supervisor (pemantau), inovator (menciptakan kegiatan kreatif), motivator (memberikan dorongan), konselor (membantu memecahkan masalah), fasilitator (memberikan bantuan teknis dan petunjuk), dan evaluator (menilai pekerjaan siswa).

(12)

Mulyasa,E.Kurikulum Berbasis Kompetensi.Bandung: PT Remaja Rosdakarya.2004

____________________.Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 14 Tahun 2005 Tentang Guru dan Dosen

Istianah Abu Bakar.Konsep Kepribadian Guru Historis.Malang: El Harakah UIN Malang.2006

Referensi

Dokumen terkait

Mengacu pada penelitian, diatas bahwa optimalisasi sistem pengapian khususnya pada busi dapat dilakukan dengan penggunaan ignition booster yaitu salah satunya

Kemampuan untuk menggunakan materi yang telah dipelajari pada situasi atau kondisi yang sebenarnya. Aplikasi disini dapat diartikan sebagai aplikasi atau hukum- hukum, rumus,

Berdasarkan pemikiran dan permasalahan yang telah diuraikan di atas, maka penulis tertarik untuk melakukan penelitian dengan judul “Pengaruh Model Pembelajaran

Ayat tersebut dapat menjadi landasan hukum jual beli online dalam Islam. Selain itu, jual beli yang tidak tunai heknaknya segera ditulis agar.. terhindar dari kesalahpahaman

Galeri Seni Lukis dan seni instalasi Kontemporer di Jogjakarta 8 7 SIRKULASI DALAM TAPAK —> Sirkulasi menuju massa yang sotu dengan yang lain -* Sirkulasi di dalam lansecape

Berdasarkan studi lapangan yang telah dilakukan, diperoleh data produksi pabrik, jumlah order distributor ke pabrik, dan jumlah permintaan seluruh ritel sehingga

Diagram Gantt (sering disebut diagram batang) memungkinkan peserta proyek dan pihak yang berkepentingan (stakeholder) untuk melihat saat awal dan akhir dari tugas- tugas dan