• Tidak ada hasil yang ditemukan

PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE TAI (TEAM ASISSTED INDIVIDUALIZATION) BERBANTUAN VIDEO TERHADAP HASIL BELAJAR SISWA PADA SUB MATERI KONFIGURASI ELEKTRON KELAS X SMA NEGERI 5 PONTIANAK Yumna Sari , Cawang dan Dini Hadiarti

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2018

Membagikan "PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE TAI (TEAM ASISSTED INDIVIDUALIZATION) BERBANTUAN VIDEO TERHADAP HASIL BELAJAR SISWA PADA SUB MATERI KONFIGURASI ELEKTRON KELAS X SMA NEGERI 5 PONTIANAK Yumna Sari , Cawang dan Dini Hadiarti"

Copied!
9
0
0

Teks penuh

(1)

298

PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE TAI (TEAM ASISSTED INDIVIDUALIZATION) BERBANTUAN VIDEO TERHADAP

HASIL BELAJAR SISWA PADA SUB MATERI KONFIGURASI ELEKTRON KELAS X SMA NEGERI 5 PONTIANAK

Yumna Sari*, Cawang dan Dini Hadiarti

Prodi Pendidikan Kimia FKIP Universitas Muhammadiyah Pontianak Jalan Ahmad YaniNo. 111 Pontianak Kalimantan Barat

*Email:[email protected]

ABSTRAK

Pembelajaran kimia di SMA Negeri 5 Pontianak masih menggunakan metode ceramah yang belum mengembangkan sikap aktif siswa pada pelajaran kimia.Penelitian ini bertujuan mengetahui perbedaan hasil belajar dan besarnya pengaruh penerapan model kooperatif tipe TAI berbantuan video terhadap hasil belajar pada sub materi konfigurasi elektron siswa kelas X SMA Negeri 5 Pontianak.Jenis penelitian Quasi Experimental Research menggunakan rancangan Nonequivalent Control Group Design.Pengambilan sampel dengan teknik Sampling Jenuh.Metode yang digunakan adalah eksperimen. Teknik pengumpulan data yang digunakan adalah teknik pengukuran.Alat pengumpulan berupa tes hasil belajar berbentuk essai.Tes hasil belajar divalidasi dan dinyatakan valid dengan nilai validasi 1.Hasil uji coba tes diperoleh koefisien reliabilitas tes sebesar 0,557 kategori sedang sehingga layak digunakan sebagai instrumen penelitian. Hasil uji hipotesis data nilai posttest menggunakan U-Mann-Whitney dengan taraf kesalahan 5% diperoleh Zhitung = -2,824 pada daerah penolakan Ho, dengan kata lain Ho ditolak dan Ha diterima. Penerimaan Ha menunjukkan adanya perbedaan hasil belajar siswa antara kelas kontrol dan eksperimen. Besarnya pengaruh penerapan model kooperatif tipe TAI berbantuan video adalah 21,57%. Berdasarkan presentase yang diperoleh, penerapan model kooperatif tipe TAI berbantuan video memberikan pengaruh tinggi terhadap hasil belajar siswa.

Kata Kunci : hasil belajar, Team Assisted Individualization (TAI), video, konfigurasi elektron

ABSTRACT

The proces of chemistry learning in SMAN 5 Pontianakstill used lectures method which was not allowed the students to be active in learning chemistry. Therefore this research aimed to investigates the difference of students. Learning achievement and the effect size of the used of cooperative learning type TAI with video to help students learn the electron configuration material. The method of this research was quasi experimental non equivalent control group design. The sample was chosen using saturated sampling. The technique of data collecting was essay test with validation value 1. The test showed that the reliability coefficient was 0,057 which scored as moderate and worth to be used as research instrument. The hypothesis testing showed that Zvalue = -2,824 which means that the alternative hypothesis Ha was accepted. The effect size results was 21,57%. Bases in the results above the used of cooperative learning type TAI with video was effective to increase students learning achievement of electron configuration material.

(2)

299 PENDAHULUAN

Karakteristik ilmu kimia yang bersifatabstrak, menjadikan kimia merupakan materi yang dianggap sulit oleh kebanyakan siswa. Kesulitan siswa dalam mempelajari kimia disebabkankarakteristik ilmu kimia itu sendiri yang disebutkan oleh Middlecamp dan Kean (Siregar, M. 2007) menyatakan bahwa: (1) sebagian besar ilmu kimia bersifat abstrak, (2) ilmu kimia merupakan penyederhanaan dari yang sebenarnya, (3) materi kimia sifatnya berurutan dan berkembang dengan cepat, (4) ilmu kimia tidak hanya sekedar memecahkan soal-soal dan (5) bahan atau materi yang harus dipelajari dalam ilmu kimia sangat banyak. Ilmu kimia merupakan salah satu mata pelajaran yang diajarkan di Sekolah Menengah Atas (SMA) dan dianggap cukup sulit bagi kebanyakan siswa. Sebagaimana kesulitan yang dialami oleh siswa SMA Negeri 5 Pontianak.

Hasil observasi yang telah dilakukan di SMA Negeri 5 Pontianak menunjukkan bahwa tingkat pemahaman siswa terhadap salah satu materi kimia yang dianggap sulit bagi siswa adalah konfigurasi elektron. Hal ini ditunjukkan dari rendahnya nilai ulangan harian pada materi konfigurasi elektron kelas X tahun ajaran 2015/2016 yang ditampilkan pada Tabel 1.1 dengan Kriteria Ketuntasan Minimum (KKM) yaitu 75.

Hasil wawancara dengan 3 siswa yang kelas X SMA Negeri 5 Pontianak yang memiliki kemampuan berbeda yaitu siswa yang memiliki akademik tinggi, sedang, dan rendah, diperoleh informasi bahwa siswa kesulitan dalam memahami konsep konfigurasi elektron dan siswa

menganggap pelajaran kimia kurang menyenangkan dan sulit untuk dipelajari karena konsep-konsepnya sukar untuk dimengerti.

Berdasarkan informasi guru, rendahnya hasil belajar siswa pada materi konfigurasi elektron dikarenakan siswa belum memahami konsep dalam penentuan konfigurasi elektron berdasarkan kulitnya, sehingga siswa mengalami kesulitan bahkan sering keliru dalam menentukan elektron valensi pada konfigurasi elektron suatu atom. Menurut guru, materi konfigurasi elektron merupakan materi dasar yang harus dipahami oleh siswa dengan karakteristik yang bersifat konsep dan abstrak yang kuat untuk mempelajari sub materi konfigurasi elektron, karena sub materi konfigurasi elektron merupakan dasar dari materi sistem periodik unsur dan ikatan kimia.

(3)

300 memahami apa yang dijelaskan guru

selama proses pembelajaran berlangsung. Penentuan metode pembelajaran yang tepat dalam pengajaran suatu materi dapat memberikan pemahaman konsep belajar terhadap siswa. Berkaitan dengan permasalahan yang ada perlu adanya pembelajaran yang mengkombinasikan siswa aktif dalam belajar dan dapat meningkatkan hasil belajar siswa.Pembelajaran yang melibatkan siswa secara aktif dan meningkatkan hasil belajar siswa salah satunya adalah pembelajaran kooperatif. Pembelajaran kooperatif digunakan untuk memberikan para siswa pengetahuan, konsep, kemampuan, dan pemahaman yang dibutuhkan supaya bisa memberikan konstribusi yang baik (Slavin, 2009). Salah satu model kooperatif yang dapat digunakan dalam usaha meningkatkan hasil belajar adalah tipe Team Assisted Individualization (TAI).

Model pembelajaran kooperatif tipe TAI mengkombinasikan keunggulan pembelajaran kooperatif dan pembelajaran individual. Tipe TAI dirancang untuk mengatasi kesulitan belajar siswa secara individual. Kegiatan pembelajarannya lebih banyak digunakan untuk memecahkan masalah.

Ciri khas pada tipe TAI adalah setiap siswa secara individual belajar materi pembelajaran yang sudah dipersiapkan oleh guru. Hasil belajar individual dibawa pada kelompok-kelompok untuk didiskusikan dan saling dibahas oleh anggota kelompok. Semua anggota kelompok bertanggung jawab atas keseluruhan jawaban sebagai tanggung jawab bersama. Setiap siswa dalam anggota kelompok diharapkan saling

bekerja sama sehingga terbentuk kekompakan kelompok.

Pemilihan model pembelajaran kooperatif tipe TAI dalam penelitian ini didasari dari kondisi siswa SMA Negeri 5 Pontianak kelas X yang belum bertanggung jawab dalam menyelesaikan tugas yang diberikan guru, siswa kurang terlibat aktif dalam pempelajaran. Sebagai upaya mendukung pembelajaran yang mengaktifkan siswa diperlukan media pembelajaran yang menarik.Selama ini media yang digunakan dalam pembelajaran kimia hanya papan tulis dan spidol, walaupun sekolah SMA Negeri 5 Pontianak sudah memilki fasilitas berupa projector, dan speaker dan laptop. Adapun alasan mengapa guru memilih media tersebut, misalnya pertimbangan waktu yang dibutuhkan untuk mempersiapkan media pembelajaran lain.

(4)

301 untuk membantu selama proses

pembelajaran.

Beberapapenelitian menunjukkan hasil yang positif pada pembelajaran dengan menggunakan model kooperatif tipe TAI dan pembelajaran berbantuan video, antara lain: penelitian yang dilakukan oleh Lestari Dian Nana (2014) tentang pengaruh pembelajaran kimia menggunakanmetode Student Teams Achievement Divisions (STAD) dan Team Assisted Individualization (TAI) dilengkapi media animasi terhadap prestasi belajar siswa pada materi asam basa kelas XI semester ganjil SMK Sakti Gemolong diperoleh hasil yaitu metode pembelajaran TAI dilengkapi media animasi memberikan prestasi belajar kognitif yang lebih tinggi dibandingkan metode STAD dilengkapi media animasi, ini terbukti dari hasil uji t pihak kanan harga t hitung prestasi belajar aspek kognitif (2,94) lebih besar dari t tabel (1,67).

Penelitian yang dilakukan Haryanto Nyoman (2015) tentang pengaruh model pembelajaran kooperatif tipe STAD berbantuan video animasi terhadap hasil belajar IPA dan kreativitas siswa SMPLB C Negeri Denpasar diperoleh hasil yaitu penerapan metode pembelajaran kooperatif tipe STAD berbatuan video animasi berpengaruh terhadap hasil belajar IPA dan kreativitas siswa kelas VII SMPLB C Negeri Denpasar. Hal ini ditunjukkan dengan nilai t hitung lebih besar daripada t tabel (t hitung = 2,586 > t tabel = 2,262). Hasil perhitungan juga menunjukkan rata-rata hasil belajar sebelum mendapatkan perlakuan menunjukkan angka 24,70 katagori rendah, sedangkan setelah mendapatkan

perlakuan rata-rata hasil belajar siswa menjadi 32,30 dalam katagori sedang.

Berdasarkan uraian yang ada, penulis tertarik melakukan penelitian lebih lanjut mengenai pengaruh model pembelajaran kooperatif tipe TAIberbantuan video terhadap hasil belajar siswa pada materi konfigurasi elektron kelas X SMA Negeri 5 Pontianak.

METODE PENELITIAN Jenis Penelitian

Metodeyang digunakan pada penelitian ini adalah eksperimen dengan tujuan penelitian yakni untuk mengetahui perbedaan hasil belajar siswa yang diberikan dua perlakuan berbeda.

Bentuk peneltian yang digunakan pada penelitian ini adalah eksperimen semu (Quasi experimental Research). Peneliti akan mencoba mengungkapkan akibat perlakuan pengajaran dengan metode konvensional untuk kelas kontrol dan membandingkan dengan kelas eksperimen yang diajar dengan model TAI menggunakan video.

Populasi dan Sampel

Populasi penelitian ini adalah seluruh siswa XE dan XF SMA Negeri 5 Pontianak tahun ajaran 2015/2016 yang berjumlah 69 orang siswa dengan jumlah siswa kelas XE 35 orang dan XF 34 orang.

(5)

302 cara pengundian, sehinggadiperoleh kelas

eksperimen adalah kelas XF dengan jumlah siswa 34 orang dan kelas kontrol adalah kelas XE dengan jumlah siswa 35 orang.

Prosedur Penelitian

Rancangan penelitian ini adalah Nonequivalent Control Group Designmengacu pada pendapat Sugiyono (2014) yaitu: 1) Tahap awal: wawancara, observasi. 2) Tahap persiapan: membuat perangkat pembelajaran, instrument penelitian, melakukan validasi, merevisi perangkat pembelajaran, uji coba soal, dan menentukan reliabilitas. 3) Tahap

pelaksanaan: mengadakan

pretest,memberikan perlakuan terhadap kelas eksperimen dan kontrol, dan memberikan posttest. 4) Tahap akhir: menganalisis data, membahas dan menyusunan laporan.

Teknik dan Alat Pengumpul Data Teknik Pengumpul Data berupa pengukuran.Pengukuran data yang dilakukan sebanyak 2 kali yaitu sebelum perlakuan (pretest), dan sesudah perlakuan (posttest).

Alat pengumpul data yang digunakan dalam penelitian ini berupa tes hasil belajar. Bentuk tes yang digunakan adalah tes essay. Perangkat pembelajaran sebelumnya telah divalidasi dan diuji reliabilitasnya.

Teknik Analisis Data

Mengoreksi lembar jawaban siswa dan memberikan skor pada hasil belajar siswa pada kelas eksperimen dan kelas kontrol yang berupa pretest,danposttest kemudian menentukan nilai masing-masing siswa.Analisis Hasil Pretest dan Postest

menggunakanUji Normalitas dan Uji U-Mann Whitney.Perhitungan Effect Size berupa hasil belajar.

HASIL PENELITIAN DAN

PEMBAHASAN

Proses Pembelajaran Kelas Kontrol dan Kelas Eksperimen

Penelitian menerapkan metode ceramah berbantuan video pada proses belajar mengajar di kelas kontrol. Proses belajar mengajar dilakukan sebanyak satu kali pertemuan. Tahap pelaksanaan kelas kontrol yaitu 1) Kegiatan Awal: memulai dengan salam, mengabsen siswa, menyampaikan apersepsi dan menyampaikan tujuan. 2) Kegiatan inti: menjelaskan materi, contoh soal, memberi kesempatan bertanya, memberi 4 soal di lembar kerja, memnta siswa mengerjakan soal, dan memerintahkan untuk mengumpulkan jawaban. 3) Penutup: membuat kesimpulan dan mengakhiri dengan salam.

(6)

303 enam fase yaitu menyampaikan dan

memotivasi siswa, menyampaikan informasi materi, mengorganisasikan siswa ke dalam kelompok-kelompok belajar, membimbing kelompok belajar dan kerja, memberi penguatan materi dan membuat kesimpulan, dan memberikan penghargaan. Proses belajar mengajar dilakukan sebanyak satu kali pertemuan.

Berdasarkan proses pembelajaran menggunakan metode pembelajaran TAI berbantuan video, melibatkan siswa ikut aktif, antusias dan merasa senang dengan pembelajaran materi konfigurasi elektron karena adanya keterlibatan antar siswa kelompok dalam pengerjaan soal yang diberikan guru dan memberikan kesempatan kepada siswa yang yang malu bertanya langsung kepada guru dan berdiskusi dengan teman satu kelompok. Hal ini dapat membantu meningkatkan hasil belajar siswa. Berbeda pada kelas kontrol yang siswanya hanya terfokus pada penjelasan guru sehingga siswa hanya mendengarkan dan mencatat, akibatnya siswa yang merasa malu bertanya pada guru hanya diam saja.

Perbedaan Hasil Belajar Kelas Eksperimen dan Kelas Kontrol

Penelitian pada kelas eksperimen dan kelas kontrol dimulai dengan memberikan soal pretest. Pemberian soal pretest ini bertujuan untuk melihat kemampuan awal siswa pada materi konfigurasi elektron. Hasil pretest kelas eksperimen dan kontrol yaitu nilai rata-rata pretest pada kelas kontrol lebih tinggi dibandingkan dengan kelas eksperimen dengan perolehan nilai rata-rata pretest masing-masing kelas sebesar 31,6 kelas kontrol sedangkan kelas eksperimen sebesar 27,8.

Uji normalitas data pretest digunakan untuk mengetahui populasi data pretest terdistribusi normal atau tidak. Uji normalitas dalam penelitian ini menggunakan uji Kolmogorv-Smirnov dengan aplikasi SPSS23.0 for windows dengan taraf signifikasi 0,05. Data dikatakan terdistribusi normal jika signifikansi lebih besar daripada 5% atau 0,05. Uji Kolmogorov-Smirnovberfungsi untuk mengetahui normalitas data. Hasil uji Kolmogorov-Smirnov diperoleh nilai signifikan kelas kontrol 0,007 < 0,05 maka H0 ditolak sedangkan kelas

eksperimen diperoleh nilai signifikan0,000 < 0,05, maka H0 ditolak.

Karena kedua data tidak berdistribusi normal maka dilanjutkan dengan uji statistik non-parametrik yaitu U-Mann-Whitney dengan taraf nyata α = 5% yang dihitung menggunakan SPSS 23,0 for windows. Uji U-Mann-Whitney dilakukan yaitu untuk mengetahui apakah terdapat perbedaan kemampuan awal antara kedua objek yang diteliti.

Hasil uji hipotesis U-Mann-Whitney pada nilai pretest kelas kontrol dan kelas eksperimen diperoleh Zhitung = -1.092

berada pada daerah penerimaan H0,

dengan kata lain Ha ditolak dan Ho diterima pada taraf signifikan α = 5%. Hal ini menunjukkan tidak terdapat perbedaan antara kemampuan awal siswa antara kelas kontrol dan kelas eksperimen. Hasil output pada kolom Asymp Sig adalah 0,275, sehingga probabilitas > 0,05 maka keputusannya adalah menerima H0, yang berarti

(7)

304 Pemberian soal posttest di kelas

eksperimen dan kelas kontrol bertujuan untuk memperoleh hasil belajar siswa pada materi konfigurasi elektron. Nilai rata-rata posttest siswa kedua kelas mengalami peningkatan yang cukup tinggi dengan selisih perolehan rata-rata nilai posttest kedua kelas dengan perolehan nilai masing-masing yaitu 70 dan 83,35. Berdasarkan perolehan data, menunjukkan bahwa nilai rata-rata posttest kelas eksperimen lebih tinggi dibandingkan kelas kontrol.

Uji normalitas data posttest digunakan untuk mengetahui populasi data posttest terdistribusi normal atau tidak.Berdasarkan uji tersebut diperoleh nilai signifikan kelas kontrol 0,001 < 0,05 maka Ho ditolak sedangkan kelas eksperimen diperoleh nilai signifikan 0,002 < 0,05, maka Ho ditolak. Hal ini berarti data posttest pada kelas kontrol dan kelas eksperimen tidak berdistribusi normal, maka dilanjutkan dengan uji statistik non-parametrik yaitu uji U-Mann-Whitney.

Hasil uji hipotesis U-Mann-Whitney pada nilai posttest kelas kontrol dan kelas eksperimen diperoleh Zhitung = -2,824

berada pada daerah penolakan Ho, dengan kata lain Ho ditolak dan Ha diterima pada taraf signifikan antara siswa yang diajarkan menggunakan metode pembelajaran TAI berbantuan video dengan siswa yang diajarkan menggunakan metode ceramah berbantuan video. Sedangkan hasil output pada kolom Asymp Sig adalah 0,005, sehingga probabilitas < 0,05 maka keputusannya adalah menolak Ho dan menerima Ha yang berarti hasil belajar antara siswa kelas kontrol dan kelas eksperimen adalah berbeda. Hal ini

disebabkan dengan adanya.Dapat disimpulkan bahwa terdapat perbedaan hasil belajar siswa kelas XF yang diajarkan dengan metode ceramah berbantuan video dengan kelas XE yang diajarkan dengan metode TAI pada materi konfigurasi elektron di SMA Negeri 5 Pontianak.

Hasil perhitungan rata-rata pretest dan posttest menunjukkan bahwa nilai hasil belajar kelas eksperimen tinggi dari rata-rata hasil belajar siswa kelas kontrol. Hal ini dapat dilihat pada Gambar 1.

Gambar 1. Presentase perbandingan hasil belajar siswa kelas ekperimen dan kelas kontrol

Gambar 1 menunjukkan adanya peningkatan hasil belajar kelas eksperimen dan kelas kontrol. Kelas kontrol masing-masing sebesar 3,8 pada pretest dan 13,35 pada posttest. Dari Presentase ketuntasan menunjukkan bahwa nilai rata-rata kelas eksperimen lebih tinggi dari pada kelas kontrol.

Hal ini disebabkan oleh penggunaan model pembelajaran kooperatif tipe TAI di kelas eksperimen, karena tipe TAI dirancang untuk mengatasi kesulitan belajar siswa secara individual dan setiap siswa secara individual belajar materi pembelajaran yang sudah dipersiapkan

(8)

305 oleh guru kemudian hasil belajar

individual dibawa ke kelompok-kelompok untuk didiskusikan dan saling dibahas oleh anggota kelompok. Sedangkan pada metode ceramah siswa cenderung pasif, tanpa bertanya kepada guru jika ada yang tidak dipahami karena siswa merasa malu untuk bertanya langsung kepada guru.

Pengaruh Model Pembelajaran Kooperatif Tipe TAI

Besar pengaruh model pembelajaran kooperatif tipe TAI berbantuan video terhadap hasil belajar siswa pada materi konfigurasi elektron dengan menggunakan persamaan Effect Size. Effect size diketahui bahwa nilai ES yang diperoleh dari nilai hasil belajar siswa yaitu sebesar 0,57. Berdasarkan kreteria interval ES berkisar antara 0,2< ES ≤ 0,8 berada pada kriteria tingkat sedang. Hal ini menunjukkan bahwa pembelajaran kooperatif tipe TAI berbantuan video terhadap hasil belajar siswa pada materi konfigurasi elektron memberikan pengaruh yang sedang terhadap hasil belajar siswa.

Hasil perhitungan Effect Sizejika dilihat dengan tabel distribusi normal Z menghasilkan skor sebesar 21,57%. Ini berarti pengaruh dari model pembelajaran kooperatif tipe TAI terhadap hasil belajar siswa kelas X SMA Negeri 5 Potianak sebesar 21,57%.

SIMPULAN DAN SARAN Simpulan

Terdapat perbedaan yang signifikan antara kelas eksperimen dan kontrol dengan nilai uji statistic nonparametric dua sampel yaitu 0,00 lebih kecil dari taraf signifikansi yaitu 0,05.

Penggunaan alat peraga 3 dimensi berbasis pembelajaran think pair share berpengaruh terhadap hasil belajar siswa sebesar 42,92%.

Saran

Bagi peneliti dalam melakukan eksperimen sebaiknya lebih membuat suasana belajar yang lebih nyaman, menyenangkan dan kegiatan belajar didominasi oleh siswa, agar tidak terjadi kejenuhan saat proses pelajaran berlangsung.

Pelaksanakan penelitian ini diperlukan peran guru yang sangat ekstra dalam mengatur jalannya pembelajaran seperti ketepatan mengatur waktu dan kesedian dalam membimbing siswa melakukan latihan-latihan agar proses belajar mengajar berlangsung lebih optimal.

DAFTAR PUSTAKA

Haryanto, N dan Suarni, K. N. (2015). Pengaruh Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Stad Berbantuan Video Animasi terhadap Hasil Belajar IPA dan Kreativitas Siswa SMPLB C Negeri Denpasar. Jurnal Program Studi Penelitian dan Evaluasi Pendidikan Vol. 5, No 1

(9)

306 Semester Ganjil SMK Sakti

Gemolong. Jurnal Pendidikan Kimia (JPK), Vol. 3 No. 1.

Siregar, M. (2007). Pengaruh Pemberian Modul Matematika Dasar terhadap Hasil Belajar Kimia Siswa SMA Negeri 4 Singaraja. Jurnal Pendidikan dan Pengajaran UNDIKSA, Vol 1.No. 61.

Slavin, R, E. (2009). Cooperative Learning “Teori, Riset dan

Praktik”.Bandung: Nusa Media.

Gambar

Gambar 1. Presentase perbandingan hasil belajar siswa kelas ekperimen dan kelas kontrol

Referensi

Dokumen terkait

Mata Pelajaran Nilai Rata-rata Rapor.. Nilai Ujian

Bank Indonesia menerapkan kerangka kebijakan moneter dengan inflasi sebagai sasaran utama.. kebijakan moneter (Inflation Targeting Framework) dengan menganut sistem nilai

&#34;Analisis Pengaruh Ukuran Perusahaan, Kecukupan Modal, Kualitas Aktiva Produktif (KAP), dan Likuiditas Terhadap Kinerja Keuangan (studi pada bank umum syariah di

Sebuah Tesis yang diajukan untuk memenuhi salah satu syarat memperoleh gelar Magister Pendidikan (M.Pd.) pada Program Studi Pendidikan Matematika. © Novian Nurcahyo 2014

Berdasarkan hasil penelitian, pada jarak tanam 100x50x45 cm (kontrol) dan pemberian pupuk ZA 10 gram menunjukkan hasil terbaik pada parameter tinggi tanaman, diameter batang,

Dari hasil p enelitian y ang telah dilakukan dap at ditarik kesimp ulan: Pertama, bahwa melih at dari berbagai asp ek korp orasi dap at dijadikan subjek delik dalam

Bagi penelitian selanjutnya yang ingin mengusung Pariwisata Boyolali, dapat menggunakan segmentasi yang lebih luas menjadi umum atau semua kalangan serta

Memahami bentuk penyimpanan data dalam memori yang berupa Linear Doubly Linked List..