• Tidak ada hasil yang ditemukan

1 PENGARUH PENDEKATAN MODIFICATION OF RECIPROCAL TEACHING PADA MATERI REDOKS TERHADAP AKTIVITAS DAN HASIL BELAJAR SISWA KELAS X SMA KOPERASI PONTIANAK Retno Anjar Kusuma , Tuti Kurniati dan Rizmahardian A.K

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2018

Membagikan "1 PENGARUH PENDEKATAN MODIFICATION OF RECIPROCAL TEACHING PADA MATERI REDOKS TERHADAP AKTIVITAS DAN HASIL BELAJAR SISWA KELAS X SMA KOPERASI PONTIANAK Retno Anjar Kusuma , Tuti Kurniati dan Rizmahardian A.K"

Copied!
10
0
0

Teks penuh

(1)

1

PENGARUH PENDEKATAN MODIFICATION OF RECIPROCAL TEACHING PADA MATERI REDOKS TERHADAP AKTIVITAS DAN HASIL BELAJAR

SISWA KELAS X SMA KOPERASI PONTIANAK

Retno Anjar Kusuma*, Tuti Kurniati dan Rizmahardian A.K

Program Studi Pendidikan Kimia FKIP Universitas Muhammadiyah Pontianak Jalan Ahmad Yani No 111 Pontianak Kalimantan Barat

*Email: [email protected]

ABSTRAK

Penelitian ini dilatarbelakangi kurangnya aktivitas belajar siswa di dalam kelas dan rendahnya hasil belajar siswa pada materi reduksi oksidasi. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui ada tidaknya perbedaan aktivitas dan hasil belajar siswa yang diajarkan menggunakan pendekatan modification of reciprocal teaching dengan siswa yang diajarkan menggunakan pendekatan ekspositori dan seberapa besar pengaruh pendekatan modification of reciprocal teaching terhadap aktivitas dan hasil belajar siswa. Penelitian ini menggunakan metode eksperimen dengan rancangan penelitian nonequivalent control group design. Sampel dipilih dengan menggunakan teknik sampling jenuh. Teknik pengumpulan data menggunakan teknik pengukuran, observasi dan komunikasi langsung. Alat pengumpul data berupa tes hasil belajar, lembar observasi dan pedoman wawancara. Berdasarkan hasil analisis statistik menggunakan SPSS 22,0 dapat disimpulkan bahwa terdapat perbedaan aktivitas dan hasil belajar siswa yang diajarkan menggunakan pendekatan modification of reciprocal teaching dengan pendekatan ekspositori. Nilai effect size menunjukan pengaruh pendekatan sebesar 92,07% terhadap aktivitas belajar siswa dan 99,20% terhadap hasil belajar siswa. Sehingga dapat disimpulkan bahwa pendekatan modification of reciprocal teaching dapat digunakan untuk meningkatkan aktivitas dan hasil belajar siswa.

Kata Kunci: Aktivitas belajar, Hasil belajar, Modification of Reciprocal Teaching, Redoks

ABSTRACT

The background of this research was the lack of students’ learning activities in the classroom and

the low of student learning outcomes in the oxidation reduction material. This research aimed to determine whether there are any differences in the activities and learning outcomes of students who were taught using modification of reciprocal teaching approach and students who were taught using the expository approach and how much the influence of modification of reciprocal teaching approach to the activities and student learning outcomes. This research used experimental method with nonequivalent control group design. Samples were selected using saturation sampling technique. Data collection techniques used were measurement, observation and direct communication techniques. Data collection tools used were learning result test, observation sheet and interview guide. Based on the results of statistical analysis using SPSS 22.0, it can be concluded that there were differences in activity and student learning outcomes students who were taught using modification of reciprocal teaching approach and expository approach. The value of effect size showed that the effect of 92.07% approach to student learning activities and 99.20% of student learning outcomes. So it can be concluded that the modification of reciprocal teaching approach can be used to improve student activity and learning outcomes.

(2)

2 PENDAHULUAN

Pendidikan di sekolah tidak lepas dari kegiatan belajar mengajar yang merupakan perencanaan secara sistematis yang dibuat oleh guru dalam bentuk satuan pelajaran. Menciptakan kegiatan belajar mengajar yang mampu mengembangkan hasil belajar maksimal merupakan tugas dan kewajiban guru. Oleh karena itu, seorang guru memerlukan strategi penyampaian materi untuk mendesain kegiatan belajar mengajar yang dapat merangsang hasil belajar yang efektif dan efisien sesuai dengan situasi dan kondisinya.

Siswa sebagai subyek belajar harus berperan aktif dalam pembelajaran,

menurut William (2013: 84)

menggolongkan aktivitas belajar siswa menjadi 8 bagian yaitu visual activities, oral activities, listening activities, writing activities, drawing activities, motor

activities, mental activities, dan

emotional activities. Keaktifan siswa merupakan bentuk pembelajaran mandiri, yaitu siswa berusaha mempelajari segala

sesuatu atas kehendak dan

kemampuannya sendiri, sehingga dalam hal ini guru hanya berperan sebagai pembimbing, motivator, dan fasilitator. Di dalam suatu kelas, tingkat kecerdasan dan keaktifan siswa berbeda-beda oleh karena itu, guru harus mampu memperlakukan siswa dengan baik berdasarkan tingkat kecerdasannya dan mampu membuat semua siswa aktif dalam pembelajaran.

Berdasarkan hasil observasi di kelas X pada menunjukan aktivitas belajar siswa yang rendah. Hal ini terlihat dari aktivitas siswa dalam pembelajaran, sebagian besar siswa terlihat pasif, dalam mengikuti pembelajaran di dalam kelas.

Siswa cenderung hanya mendengarkan dan mencatat apa yang disampaikan oleh guru tanpa bertanya. Selain itu siswa juga kurang tanggap ketika diberi pertanyaan, sebagian siswa hanya diam dan menunggu saja tanpa berusaha untuk mencoba menjawab pertanyaan guru sehingga pada akhirnya guru yang menjawab sendiri pertanyaan yang diberikannya.

Hasil observasi dikuatkan dengan wawancara terhadap 6 siswa kelas X A dan 6 siswa di kelas XB SMA Koperasi Pontianak. Siswa jarang bertanya pada saat kegiatan belajar mengajar dikarenakan siswa kurang paham dengan materi yang disampaikan guru tetapi pada saat mengerjakan tugas siswa mencoba untuk bertanya kepada teman sekelasnya. Selain itu, siswa cenderung merasa bosan saat kegiatan belajar mengajar hal ini disebabkan pada pelajaran metode yang lebih sering digunakan oleh guru hanya ceramah saja.

(3)

3

mencapai kriteria ketuntasan minimum (KKM = 70 %). Hal ini dapat dilihat pada Tabel 1.

Tabel 1. Presentase Ketuntasan Ulangan Harian Kimia SMA Koperasi Pontianak Tahun Ajaran 2015/2016 redoks memiliki persentase ketuntasan yang paling rendah dibandingkan dengan materi lainnya. Materi redoks memiliki presentase terendah hal ini dikarenakan pada materi redoks terdapat konsep dan perhitungan yang harus dipahami. Materi redoks merupakan salah satu materi penting yang harus dipahami siswa untuk mempelajari materi selanjutnya yaitu elektrokimia. Sehingga diperlukan suatu alternatif pendekatan pembelajaran yang dapat digunakan oleh guru dalam mengajarkan materi reduksi oksidasi.

Salah satu pendekatan yang dapat mengaktifkan siswa di dalam kelas adalah Pendekatan modification of reciprocal teaching. Modification of

reciprocal teaching merupakan

pendekatan yang menggabungkan pembelajaran konvensional dengan pembelajaran berbalik dan disajikan dalam bentuk kelompok-kelompok kecil. Pendekatan modification of reciprocal

teaching menekankan pembelajaran yang

berpusat pada keaktifan guru dan siswa,

sehingga dapat terentuk proses pembelajaran yanng aktif.

Hasil penelitian Wiwit, dkk (2013 : 29) menunjukkan bahwa penerapan

pembelajaran Kimia Dasar

menggunakan media Power Point 2010 dan PheT Simulation dengan pendekatan modification of reciprocal

teaching (moderat) berbasis

konstruktivisme dapat meningkatkan penguasaan dan pemahaman materi mahasiswa yang dilihat pada peningkatan hasil belajar. Hasil ini dapat dilihat dari hasil penelitian yang menunjukkan bahwa terdapat kenaikan nilai rata-rata tes mahasiswa tiap siklus yaitu 4,8 %. Berdasarkan hasil penelitian Yani dan Mariati (2016 : 17) penerapan pembelajaran modification of reciprocal teaching dapat meningkatkan hasil belajar kimia yang signifikan pada pokok materi faktor-faktor yang mempengaruhi kesetimbangan kimia siswa kelas XI IPA 3 SMA Negeri 6 Banda Aceh tahun pelajaran 2015/2016 hal ini dapat dilihat dari persentase kenaikan kenaikan hasil belajar sebesar 80,95% dan penerapan pembelajaran

modification of reciprocal teaching dapat meningkatkan aktivitas belajar siswa dengan persentase peningkatan 13,54%.

(4)

4

yang efektif. Salah satu pendekatan pembelajaran yang dapat diterapkan yaitu melalui pendekatan modification of reciprocal teaching.

METODE PENELITIAN Jenis Penelitian

Penelitian ini dilakukan di SMA Koperasi Pontianak pada materi redoks. Penelitian ini menggunakan metode eksperimen. Jenis eksperimen yang digunakan adalah eksperimen semu

(Quasy experiment) dengan pola rencana eksperimen semu yang digunakan adalah

non equivalent control group design.

Variabel Penelitian

Variabel terikat dalam penelitian ini adalah aktivitas dan hasil belajar siswa kelas X SMA Koperasi Pontianak. Variabel bebas dalam penelitian ini yaitu pendekatan modification of reciprocal teaching dan pendekatan ekspositori. Sedangkan variabel kontrol dalam penelitian ini adalah jumlah jam pelajaran sama dan guru yang mengajar sama yaitu peneliti.

Populasi dan Sampel Penelitian

Teknik pengambilan sampel dalam penelitian ini yaitu dengan sampling

jenuh. Teknik ini adalah teknik

pengambilan sampel dengan semua anggota populasi digunakan sebagai sampel. Pemilihan kelas eksperimen dan kontrol mengacu terhadap nilai ulangan harian siswa sehingga diperoleh kelas XB sebagai kelas eksperimen dan kelas XA sebagai kelas kontrol.

Tahap Penelitian

Penelitian yang dilakukan terdiri dari 4 tahap, yaitu :

1. Tahap awal : wawancara dan observasi.

2. Tahap persiapan : membuat perangkat pembelajaran, instrumen penelitian, melakukan validasi, merivisi perangkat pembelajaran, dan uji reliabilitas.

3. Tahap pelaksanaan : melakukan pretest, perlakuan, posttest dan wawancara.

4. Tahap akhir : menganalisis data, membahas dan menyusun laporan. Teknik Pengumpul Data

Teknik pengumpulan data dilakukan dengan 3 tahap yaitu pengukuran, observasi dan komunikasi langsung (wawancara). Teknik pengukuran digunakan untuk melihat hasil belajar siswa melalui pengaruh perlakuan yang diberikan, sedangkan observasi dan wawancara dilakukan untuk mengukur aktivitas siswa didalam kelas.

Alat Pengumpul Data

Alat pengumpul data yang digunakan yaitu test, lembar obsevasi, dan pedoman wawancara. Aktivitas dan hasil belajar siswa dianalisis menggunakan uji statistik. Selanjutnya menghitung effect size untuk mengetahui seberapa besar pengaruh pendekatan

modification of reciprocal terhadap aktivitas dan hasil belajar.

HASIL PENELITIAN DAN

PEMBAHASAN

A.Perbedaan Aktivitas Belajar Kelas Kontrol dan Eksperimen.

1. Deskripsi Perbedaan Aktivitas Belajar Siswa.

(5)

5

32 siswa di kelas kontrol dan 31 siswa di kelas eksperimen. Aktivitas belajar siswa diamati oleh 3 orang observer, setiap observer mengamati 10-12 siswa.

Hasil observasi menunjukkan bahwa terdapat perbedaan aktivitas belajar siswa kelas kontrol dan kelas eksperimen. Aktivitas belajar siswa kelas kontrol berkisar antara 0,00 hingga 80,00 dengan rata-rata aktivitas belajar sebesar 32,05 (Gambar 1). Aktivitas belajar kelas eksperimen memiliki rentang dan rata-rata yang lebih tinggi 22. Data secara lengkap disajikan dalam Gambar 1.

Gambar 1. Grafik Nilai Rata-rata Aktivitas Belajar Siswa Kelas

Eksperimen dan Kelas

Kontrol

2. Perbedaan Aktivitas Belajar Siswa Kelas Kontrol dan Eksperimen Secara Statistik.

Aktivitas belajar siswa dianalisis dengan menggunakan uji statistik, yang dirangkum pada Tabel 2. Aktivitas belajar kelas eksperimen dan kontrol tidak berdistribusi normal. Hal ini dapat disimpulkan dari nilai signifikasi uji

kolmogorof-Smirnov yaitu 0,00 dan 0,02

yang kurang dari 0,05. Data selanjutnya diuji dengan uji U Mann- Whitney untuk mengetahui ada tidaknya peredaan aktivitas belajar. Berdasarkan uji U

Mann- Whitney didapatkan nilai

signifikan 0,00 yang kurang dari 0,05. Dari uji tersebut dapat disimpulkan bahwa terdapat perbedaan aktivitas belajar kelas eksperimen dan kelas kontrol.

Tabel 2. Hasil Uji Statistik Aktivitas Belajar

Aktivitas belajar siswa pada kelas eksperimen yang diajarkan dengan menggunakan pendekatan modificaton of reciprocal teaching diperoleh nilai lebih tinggi, dari aktivitas kelas kontrol yang diajarkan dengan pendekatan ekspositori.

Tahapan modificaton of reciprocal teaching yang meliputi ceramah, diskusi dan presentasi menyababkan tidak hanya guru yang berperan aktif dalam kegiatan pembelajaran tetapi juga siswa.

Sebelum dimulainya diskusi guru terlebih dahulu menjelaskan materi secra garis besar dengan metode ceramah. Setelah guru selesai menjelaskan materi siswa diminta bergabung dengan kelompoknya dan mendiskusikan soal yang ada di LKS. Kegiatan diskusi

73,22 % 87,09 %

62,9 %

95,16 % 85,48 %

32,05 %

53,22 % 50 %

25,8 % 32,25 %

0 10 20 30 40 50 60 70 80 90 100

eksperimen

(6)

6

melibatkan satu siswa yang berperan sebagai guru pada masing-masing kelompok Siswa menjadi aktif dalam pembelajaran karena berinteraksi langsung dengan teman sekelasnya.

Kegiatan presentasi dilakukan setelah siswa selesai mengerjakan soal yang didiskusikan. Presentasi dilakukan dengan memilih acak siswa didalam kelompok dan mewajibkan siswa untuk menjelaskan di hadapan temannya. Kegiatan presentasi ini menyebabkan siswa memiliki rasa tanggung jawab agar mampu dalam menguasai materi yang sedang dipelajari. Rasa tanggung jawab yang dimiliki siswa menyebabkan siswa aktif dalam proses pembelajaran.

Kegiatan belajar mengajar kelas kontrol dilakukan seperti biasanya menggunakan pendekatan ekspositori dengan metode ceramah. Siswa di kelas kontrol lebih cenderung pasif dalam kegiatan belajar, hal ini disebabkan guru hanya menjelaskan materi kemudian meminta siswa untuk mengerjakan soal yang ada di LKS secara individu dan kemudian meminta siswa yang sudah selesai mengerjakan soal di depan kelas. Kegiatan ini membuat siswa tidak memiliki rasa tanggung jawab untuk memahami materi sehingga dalam pembelajaran yang aktif hanya beberapa siswa saja.

B. Perbedaan Hasil Belajar Kelas Kontrol dan Eksperimen.

1. Deskripsi Perbedaan Hasil Belajar Kelas Kontrol dan Eksperimen.

Hasil belajar siswa diukur melalui

pretest dan postest, pretest dilakukan satu hari sebelum perlakuan sedangkan postest dilakukan setelah perlakuan. Nilai

pretest dan postest kelas kontrol dan eksperimen dapat dilihat pada Gambar 2.

Berdasarkan Gambar 2. diketahui bahwa hasil pretest menunjukkan nilai rata-rata siswa kelas kontrol 29,18 dan kelas eksperimen 16,51. Hasil pretest kelas kontrol memiliki rentang berkisar 12 hingga 56 dan pada kelas eksperimen memiliki rentang berkisar 0 hingga 68.

Soal pretest yang diberikan pada kelas kontrol dan eksperimen merupakan soal yang sama. Siswa kelas kontrol kesulitan dalam menjawab soal nomor 3, 4, dan 5. Sedangkan siswa kelas eksperimen kesulitan menjawab nomor 1, 2, 4, dan 5. Soal nomor 1 dan 2 merupakan soal dengan indikator konsep dasar penentuan reaksi reduksi dan oksidasi. Soal nomor 3 merupakan soal dengan indikator penentuan bilangan oksidasi berdasarkan aturan bilangan oksidasi. Soal nomor 4 merupakan soal dengan indikator penentuan reaksi reduksi oksidasi berdasarkan aturan bilangan oksidasi dan soal nomor 5 merupakan soal dengan indikator penentuan reduktor dan oksidator berdasarkan aturan bilangan oksidasi.

(7)

7

Setelah dilakukan pretest siswa diberi perlakuan dan dilanjutkan dengan pemberian soal postest. Soal postest yang diberikan pada kelas kontrol dan eksperimen merupakan soal yang sama. Indikator soal yang digunakan dalam pembuatan soal postest sama dengan indikator yang digunakan dalam pembuatan soal pretest.

Siswa kelas kontrol sebagian besar kesulitan dalam menjawab soal nomor 3, 4, dan 5. Sedangkan pada kelas eksperimen sebagian besar kesulitan menjawab soal nomor 5. Pada saat perlakuan pembelajaran siswa kelas kontrol aktif bertanya mengenai konsep dasar reduksi-oksidasi, cara menentukan bilangan oksidasi, penentuan reduksi-oksidasi berdasarkan kenaikan bilangan oksidasi dan penentuan reduktor dan oksidator. Selain bertanya kepada guru, siswa juga mendiskusikannya lagi didalam kelompok. Sedangkan pada kelas kontrol siswa hanya bertanya mengenai penentuan bilangan oksidasi pada saat mengerjakan soal yang ada di LKS.

2. Perbedaan Hasil Belajar Kelas Kontrol dan Kelas Eksperimen Secara Statistik.

Hasil belajar siswa dianalisis dengan menggunakan uji statistik yang dirangkum pada Tabel 3. Hasil belajar kelas eksperimen dan kontrol tidak berdistribusi normal hal ini dapat disimpulkan dari nilai signifikasi uji

kolmogorof-Smirnov yaitu 0,00 dan 0,00 yang kurang dari 0,05. Selanjutnya data diuji dengan uji U Mann-Whitney

berdasarkan uji U Mann-Whitney nilai signifikasinya 0,00 yang berarti terdapat

perbedaan hasil belajar di kelas eksperimen dan kelas kontrol.

Berdasarkan uji statistik pada pretest diperoleh hasil adanya perbedaan kemampuan awal antara kelas kontrol dan eksperimen, karena adanya perbedaan kemampuan awal. Analisis yang dilakukan selanjutnya yaitu menganalisis selisih nilai postest dan pretest pada kelas kontrol dan kelas eksperimen.

Selisih hasil belajar siswa dianalisis dengan menggunakan uji statistik yang dirangkum pada Tabel 3. Selisih hasil belajar kelas eksperimen dan kontrol berdistribusi normal hal ini dapat disimpulkan dari nilai signifikan uji

Kolmogorof- Smirnof yaitu 0,33 dan 0,39 yang lebih besar dari 0,05, karena data berdistribusi normal dilanjutkan dengan uji F, dan didapatkan nilai signifikan yaitu 0,00 yang menandakatan data berdistribusi normal dengan asumsi varian beda. Selanjutnya dilakukan uji T

dengan asumsi varian beda, berdasarkan uji T pada selisih pretest dan postest kelas kontrol dan eksperimen, diproleh nilai signifikan yaitu 0,00 yang lebih kecil dari 0,05 nilai tersebut menyatakan terdapat perbedaan antara hasil belajar kelas kontrol dan eksperimen.

(8)

8 Tabel 3. Hasil Uji Statistik Hasil

Belajar

Pendekatan pembelajaran

modification of reciprocal teaching

menerapkan pendekatan yang

menggabungkan antara pembelajaran konvensional dengan pembelajaran berbalik dimana pembelajaran berbalik sendiri adalah pembelajaran yang menerapkan siswa sebagai guru di dalam kelompoknya. Metode yang diterapkan dalam pendekatan modification of

reciprocal teaching yaitu ceramah,

diskusi dan presentasi.

Kegiatan ceramah pada awal pembelajaran membantu siswa dalam memahami materi, sedangkan kegiatan diskusi yang dibantu oleh teman yang

bertindak sebagai guru membantu siswa lebih memahami materi kembali karena pada tahap diskusi ini siswa yang bertindak sebagai guru harus menjelaskan lagi materi terhadap teman satu kelompoknya, dan pada kegiatan presentasi individu membuat siswa memiliki rasa tanggung jawab agar dapat memahami materi yang sedang dipelajari. Kegiatan pembelajaran seperti ini belum pernah dilakukan sebelumnya sehingga pada saat diterapkan kegiatan ini siswa lebih aktif belajar hal ini berimbas pada hasil belajar yang siswa. Dengan penerapan pembelajaran ini pada kelas eksperimen menyebabkan hasil belajar kelas eksperimen lebih tinggi dibandingkan kelas kontrol.

C. Pengaruh Pendekatan

Modification of Reciprocal Teaching terhadap Aktivitas dan Hasil Belajar.

Untuk mengetahui berapa besar pengaruh pembelajaran dengan pendekatan modification of reciprocal teaching terhadap aktivitas dan hasil belajar siswa pada materi reduksi oksidasi, maka digunakan rumus effect

size. Pada perhitungan effect size

diketahui bahwa nilai ES yang diperoleh dari nilai aktivitas dan hasil belajar siswa kelas eksperimen dan kelas kontrol yaitu sebesar 1,41 dan 2,41. Hal tersebut menyatakan bahwa pembelajaran menggunakan pendekatan modification of reciprocal memberikan pengaruh yang tinggi terhadap aktivitas dan hasil belajar.

Berdasarkan nilai yang diperoleh dapat disimpulkan bahwa pembelajaran dengan pendekatan modification of

(9)

9

terhadap aktivitas belajar siswa sebesar 92,07 % dan hasil belajar siswa sebesar 99,20 %. Hal ini sesuai dengan penelitian Yani dan Mariati (2016 : 71) bahwa pendekatan modification of reciprocal teaching dapat meningkatkan aktivitas dan hasil belajar siswa sebesar 86,45 % dan 72,91 %.

Penelitian yang dilakukan memiliki besar pengaruh yang lebih tinggi dari penelitian Yani dan Mariati (2016 : 71). Hal ini disebabkan dalam penerapan pendekatan modification of reciprocal

teaching peneliti melakukan inovasi

dalam pemilihan siswa untuk mengerjakan soal dan menjelaskannya didepan kelas. Pemilihan siswa dilakukan secara acak, hal ini menyebabkan seluruh siswa menjadi aktif saat proses pembelajaran.

Berdasarkan tahapan-tahapan pembelajaran pendekatan modification of reciprocal teaching tahapan yang dapat mempengaruhi aktivitas belajar siswa yaitu pada tahapan diskusi karena pada tahapan diskusi semua siswa ikut berperan aktif dalam mengerjakan tugas yang diberikan oleh guru dan dibantu oleh siswa yang berperan sebagai guru didalam masing-masing kelompok.

Berdasarkan tahapan-tahapan pembelajaran modification of reciprocal

teaching tahapan yang dapat

mempengaruhi hasil belajar siswa yaitu pada tahapan diskusi dan presentasi. Pada kegiatan diskusi siswa di setiap kelompok akan dibantu oleh teman yang bertindak sebagai guru di dalam kelompoknya, siswa yang menjadi guru pada kelompoknya memiliki peran untuk membantu teman nya dalam menjawab soal yang diberikan oleh guru sehingga siswa yag kurang mengerti dengan materi

yang disampaikan guru sebelumnya akan terbantu pada penjelasan yang diberikan temannya.

Kegiatan presentasi belum pernah dilakukan sebelumnya hal ini menyebabkan siswa akan memiliki rasa tanggung jawab untuk memahami materi yang sedang dipelajari. Setelah dilakukan diskusi guru kembali memberikan penguatan tentang apa yang telah dipelajari sehingga siswa akan lebih memahami isi pembelajaran secara lebih mendalam dan dapat berpengaruh terhadap hasil belajar siswa.

Pembelajaran dengan

menggunakan pendekatan modification of

reciprocal teaching sangat baik

digunakan didalam kelas yang kurang memadai dalam sarana dan prasana pembelajaran, hal ini dikarenakan pada proses pembelajaran siswa dapat berperan aktif tanpa menggunakan media pembelajaran. Selain itu pembelajaran dengan pendekatan modification of

reciprocal teaching sangat baik

digunakan pada sekolah yang baru menerapakan kurikulum K13 hal ini dikarenakan pendekatan modification of

reciprocal teaching merupakan

pendekatan yang berpusat pada guru dan juga siswa.

SIMPULAN DAN SARAN SIMPULAN

Dari penelitian ini dapat disimpulkan bahwa :

1. Terdapat perbedaan hasil belajar antara siswa yang diberikan

pembelajaran menggunakan

pendekatan modification of

reciprocal pada materi

(10)

10

2. Terdapat perbedaan aktivitas belajar antara siswa yang diberikan

pembelajaran menggunakan

pendekatan modification of

reciprocal pada materi

reduksi-oksidasi.

3. Pembelajaran menggunakan

pendekatan modification of

reciprocal pada materi

reduksi-oksidasi memberikan pengaruh yang tinggi terhadap aktivitas belajar dengan harga effect size 1,41 dengan persentase sebesar 92,07%.

4. Pembelajaran menggunakan

pendekatan modification of

reciprocal pada materi

reduksi-oksidasi memberikan pengaruh yang tinggi terhadap hasil belajar dengan harga effect size 2,41 dengan persentase sebesar 99,20%.

SARAN

Adapun saran-saran dalam penelitian ini sebagai berikut :

1. Pembelajaran menggunakan

pendekatan modification of

reciprocal dapat meningkatkan

aktivitas belajar dan hasil belajar siswa maka diharapkan pada guru dapat mengembangkan pendekatan pembelajaran ini sebagai alternatif dalam pembelajaran kimia

2. Untuk peneliti lainnya agar dapat melaksanakan penelitian lanjutan untuk materi lainnya dengan

menggunakan pendekatan

modification of reciprocal pada

pembelajaran kimia di sekolah.

DAFTAR PUSTAKA

Arikunto, S. (2009). Prosedur Penelitian

(Revisi IV). Jakarta : Rineka Cipta.

Purwanto, M., N. (2012). Prinsip-Prinsip dan Teknik Evaluasi Pengajaran. Bandung: Remaja Rosdakarya.

Nurhayati, S. (2010). Peningkatan Hasil Belajar pada Mata Kuliah Kimia

Dasar 1 dengan Metode

Pendekatan Modification of

Reciprocal Teaching

(MODERAT). Lembar Ilmu Kependidikan. Edisi April.

William. (2013). Tiga Tahun Dari Sekarang. Jakarta : Feliz Books.

Wiwit, Ginting, S., M. dan Firdaus, M.,

L,. (2013). Penerapan

Pembelajaran Kimia Dasar Menggunakan Media Power point

2010 dan Phet SimulationI

dengan Pendekatan Modification of Reciprocal Teaching Berbasis Kontruktivisme. Jurnal Exacta. 11(1): 29-32.

Yani, M. dan Mariati. (2016). Peningkatan Hasil Belajar Siswa dengan Pendekatan Modification of Recriprocal Teaching pada Materi Faktor-faktor yang Mempengaruhi Kesetimbangan Kimia Siswa Kelas XI IPA-3 SMA Negeri 6 Banda Aceh.

Gambar

Tabel 1. Hasil penelitian Wiwit, dkk (2013 :
Tabel 2. Hasil Uji Statistik Aktivitas
Gambar 2. Grafik Nilai Rata-rata

Referensi

Dokumen terkait

berjudul “Penerapan Kolaborasi Model Pembelajaran Reciprocal Teaching dengan Group Investigation Untuk Meningkatkan Aktivitas Dan Hasil Belajar Akuntansi Siswa Kelas XI AK

“ Perbandingan Hasil Belajar dan Respon Siswa Menggunakan Pembelajaran Kooperatif Tipe Reciprocal Teaching (RT) Dengan Pembelajaran Diskusi Kelompok Pada Materi

Dapat disimpulkan bahwa penerapan Model Pembelajaran Reciprocal Teaching Dengan strategi Card Sort dapat meningkatkan aktivitas dan hasil belajar akuntansi siswa di

Hasil dari penelitian ini yaitu (1) Keterlaksanaan pembelajaran menggunakan reciprocal teaching yaitu 95,84; (2) Efektivitas pembelajaran menggunakan

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui perbedaan kesadaran metakognisi, hasil belajar dan retensi siswa yang diajarkan menggunakan model pembelajaran Reciprocal

Menyatakan bahwa skripsi saya berjudul “ PENINGKATAN AKTIVITAS DAN HASIL BELAJAR AKUNTANSI KEUANGAN MELALUI PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN RECIPROCAL TEACHING

Dari hasil penelitian dapat disimpulkan bahwa: 1 kemampuan pemahaman konsep matematika siswa yang belajar melalui pembelajaran Reciprocal Teaching lebih tinggi dari siswa yang belajar

Hasil belajar matematika pada siswa yang mengikuti pembelajaran Reciprocal Teaching lebih tinggi dari pada siswa yang mengikuti pembelajaran konvensional, disebabkan karena pada