• Tidak ada hasil yang ditemukan

MAKALAH ETIKA BISNIS DAN PROFESI

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2018

Membagikan "MAKALAH ETIKA BISNIS DAN PROFESI"

Copied!
17
0
0

Teks penuh

(1)

MAKALAH

ETIKA BISNIS DAN PROFESI

“ ETIKA DALAM AKUNTANSI KEUANGAN DAN

MANAJEMEN “

DISUSUN OLEH :

1. ALI BABA (4.44.15.0.02)

2. AZMI SOFI ASYROFAH (4.44.15.0.05) 3. FARIZKA NUR ANNISA (4.44.15.0.14) 4. NADYA LAYALIA REGITHA SAHA (4.44.15.0.18)

(2)

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

Penerapan etika bisnis dalam suatu organisasi yang bertujuan memperoleh laba dengan cara menghimpun dana dari masyarakat merupakan isu yang sering dikaji secara mendalam. Secara teoretis penerapan etika merupakan suatu hal yang mudah dilakukan dan diterapkan.

Secara teoretis isu etika dapat dilihat dari berbagai macam aspek dan sudut pandang yang mampu melihat suatu masalah secara komprehensif. Beberapa peneliti telah memberikan pandangan dan pendapat mengenai konsep dasar etika dan keterkaitannya dengan penerapan di lingkungan bisnis.

Etika dalam akuntansi keuangan dan manajemen merupakan suatu bidang keuangan yang merupakan sebuah bidang yang luas dan dinamis. Bidang ini berpengaruh langsung terhadap kehidupan setiap orang dan organisasi. Ada banyak bidang yang dapat dipelajari, tetapi sejumlah besar peluang karir tersedia di bidang keuangan. Manajemen keuangan dengan demikian merupakan suatu bidang keuangan yang menerapkan prinsip-prinsip keuangan dalam sebuah organisasi untuk menciptakan dan mempertahankan nilai melalaui pengambilan keputusan dan manajemen sumber daya yang tepat.

Akuntansi manajemen adalah disiplin ilmu yang berkenaan dengan penggunaan informasi akuntansi oleh para manajemen dan pihak-pihak internal lainnya untuk keperluan penghitungan biaya produk, perencanaan, pengendalian, evaluasi serta pengambilan keputusan. Akuntansi manajemen mempunyai peran penting dalam menunjang tercapainya tujuan perusahaan, dimana tujuan tersebut harus dicapai melalui cara yang legal dan etis, maka para akuntan manajemen dituntut untuk bertindak jujur, terpercaya dan etis.

(3)

berkepentingan, maka laporan keuangan harus bersifat umum sehingga dapat diterima oleh semua pihak yang berkepentingan. Laporan keuangan yang dimaksud harus mampu menunjukkan keadaan keuangan dan hasil usaha perusahaan.

Banyaknya penyimpangan etika profesi dan bisnis yang terjadi pada perusahaan terkemuka terkait bidang akuntansi keuangan dan manajemen maka penulis akan mengkaji beberapa kasus dengan bermacam motif serta latar belakang. dengan demikian, pada akhirnya kajian ini sekaligus berdampak positif bagi etika dan profesi Akuntansi.

1.2 Rumusan Masalah

a. Apa tanggung jawab akuntan keuangan dan akuntan manajemen? b. Bagaimana etika akuntansi keuangan?

c. Apa kriteria standar perilaku akuntan manajemen? d. Bagaimana etika profesional akuntansi manajemen? e. Bagaimana etika dalam praktik akuntansi keuangan?

f. Apa saja kasus dan latar belakang dalam akuntansi keuangan? g. Apa saja kasus dan latar belakang dalam akuntansi manajemen? h. Bagaimana sikap profesional yang seharusnya dilakukan?

1.3 Tujuan

a. Meningkatkan pengetahuan dan pemahaman mahasiswa atas berbagai teori dan isu etika dalam bisnis dan profesi.

b. Sebagai bekal pengetahuan dan pemahaman yang memadai untuk meningkatkan kesadaran etis mahasiswa.

c. Mahasiswa diharapkan mampu mengambil keputusan bisnis dan profesi secara rasional dan intuitif.

(4)

Manfaat dari pembuatan makalah ini adalah agar para pembaca khususnya para calon pebisnis memiliki dan mengerti akan wawasan yang utuh mengenai prinsip-prinsip, tujuan, serta peran etika bisnis sehingga dapat

mengaplikasikannya dalam kegiatan bisnis yang riil di masyarakat pada umumnya.

1.5 Metode Pembuatan Makalah

Kami membuat makalah ini dengan beberapa metode antara lain :

a. Kepustakaan yaitu mencari buku-buku yang berkaitan dengan materi yang kami bahas.

(5)

BAB II PEMBAHASAN

2.1 Tanggung Jawab Akuntansi Keuangan dan Manajemen

Etika dalam akuntansi keuangan dan manajemen merupakan suatu bidang keuangan yang merupakan sebuah bidang yang luas dan dinamis. Bidang ini berpengaruh langsung terhadap kehidupan setiap orang dan organisasi. Ada banyak bidang yang dapat dipelajari, tetapi sejumlah besar peluang karir tersedia di bidang keuangan. Manajemen keuangan dengan demikian merupakan suatu bidang keuangan yang menerapkan prinsip-prinsip keuangan dalam sebuah organisasi untuk menciptakan dan mempertahankan nilai melalui pengambilan keputusan dan manajemen sumber daya yang tepat

(6)

Akuntansi manajemen adalah disiplin ilmu yang berkenaan dengan penggunaan informasi akuntansi oleh para manajemen dan pihak-pihak internal lainnya untuk keperluan penghitungan biaya produk, perencanaan, pengendalian dan evaluasi, serta pengambilan keputusan. Definisi akuntansi manajemen menurut Chartered Institute of Management Accountant, yaitu Penyatuan bagian manajemen yang mencakup, penyajian dan penafsiran informasi yang digunakan untuk perumusan strategi, aktivitas perencanaan dan pengendalian, pembuatan keputusan, optimalisasi penggunaan sumber daya, pengungkapan kepada pemilik dan pihak luar, pengungkapan kepada pekerja, pengamanan asset.

Bagian integral dari manajemen yang berkaitan dengan proses identifikasi penyajian dan interpretasi/penafsiran atas informasi yang berguna untuk merumuskan strategi, proses perencanaan dan pengendalian, pengambilan keputusan, optimalisasi keputusan, pengungkapan pemegang saham dan pihak luar, pengungkapan entitas organisasi bagi karyawan, dan perlindungan atas aset organisasi. Akuntansi Manajemen (Managerial Accounting) berhubungan dengan pengidentifikasian dan pemilihan yang terbaik dari beberapa alternatif kebijakan atau tindakan dengan menggunakan data historis atau taksiran untuk membantu pimpinan.

Persamaan akuntansi keuangan dan akuntansi manajemen prinsip akuntansi yang diterima baik dalam akuntansi dalam akuntansi keuangan kemungkinan besar juga merupakan prisnsip pengukuran yang relevan dalam akuntansi manajemen dan menggunakan sistem informasi operasi yang sama sebagai bahan baku untuk menghasilkan informasi yang disajikan kepada pemakainya.

2.2 Etika Akuntansi Keuangan

(7)

Berikut tabel persamaan akuntansi keuangan dan akuntansi manajemen :

Berikut tabel perbedaan akuntansi keuangan dan manajemen :

No. Unsur Perbedaan Akuntansi Keuangan Akuntansi Manajemen

1. Dasar pencatatan Prinsip Akuntansi yang lazim Tidak terikat dengan Prinsip Akuntansi yang lazim

2. Fokus Informasi Informasi masa lalu Informasi masa lalu dan masa yang akan datang.

3. Lingkup Informasi Secara keseluruhan Bagian perusahaan

4. Sifat laporan yang

Ada beberapa standar etika untuk akuntansi manajemen yaitu :

Competence (Kompetensi)

Auditor harus menjaga kemampuan dan pengetahuan profesional mereka pada tingkatan yang cukup tinggi dan tekun dalam mengaplikasikannya ketika memberikan jasanya, diantaranya menjaga tingkat kompetensi profesional, melaksanakan tugas profesional yang sesuai dengan hukum dan menyediakan laporan yang lengkap dan transparan.

(8)

Auditor harus dapat menghormati dan menghargai kerahasiaan informasi yang diperoleh dari pekerjaan dan hubungan profesionalnya, diantaranya meliputi menahan diri supaya tidak menyingkap informasi rahasia, menginformasikan pada bawahan (subordinat) dengan memperhatikan kerahasiaan informasi, menahan diri dari penggunaan informasi rahasia yang diperoleh.

Integrity (Kejujuran)

Auditor harus jujur dan bersikap adil serta dapat dipercaya dalam hubungan profesionalnya. Meliputi menghindari konflik kepentingan yang tersirat maupun tersurat, menahan diri dari aktivitas yang akan menghambat kemampuan, menolak hadiah, bantuan, atau keramahan yang akan mempengaruhi segala macam tindakan dalam pekerjaan, mengetahui dan mengkomunikasikan batas-batas profesionalitas, mengkomunikasikan informasi yang baik maupun tidak baik, menghindarkan diri dalam keikutsertaan atau membantu kegiatan yang akan mencemarkan nama baik profesi.

Objectivity of Management Accountant (Objektivitas Akuntan Manajemen)

Auditor tidak boleh berkompromi mengenai penilaian profesionalnya karena disebabkan prasangka, konflik kepentingan dan terpengaruh orang lain, seperti memberitahukan informasi dengan wajar dan objektif dan mengungkapkan sepenuhnya informasi relevan.

Whistle Blowing

Merupakan Tindakan yang dilakukan seorang atau beberapa karyawan untuk membocorkan kecurangan perusahaan kepada pihak lain. Motivasi utamanya adalah moral. Whistle blowing sering disamakan begitu saja dengan membuka rahasia perusahaan.

Creative Accounting

Creative Accounting adalah semua proses dimana beberapa pihak menggunakan kemampuan pemahaman pengetahuan akuntansi (termasuk di dalamnya standar, teknik) dan menggunakannya untuk memanipulasi pelaporan keuangan (Amat, Blake dan Dowd, 1999). Pihak-pihak yang terlibat di dalam proses creative accounting, seperti manajer dan akuntan. Creative accounting

(9)

mempercepat atan menunda pengakuan atas suatu transaksi dalam suatu periode ke periode yang lain).

Fraud Accounting

Fraud sebagai suatu tindak kesengajaan untuk menggunakan sumber daya perusahaan secara tidak wajar dan salah menyajikan fakta untuk memperoleh keuntungan pribadi. Dalam bahasa yang lebih sederhana, fraud adalah penipuan yang disengaja. Hal ini termasuk berbohong, menipu, menggelapkan dan mencuri. Yang dimaksud dengan penggelapan disini adalah merubah asset/kekayaan perusahaan yang dipercayakan kepadanya secara tidak wajar untuk kepentingan dirinya.

Fraud Auditing ( Kecurangan Audit )

Upaya untuk mendeteksi dan mencegah kecurangan dalam transaksi-transaksi komersial. Untuk dapat melakukan audit kecurangan terhadap pembukuan dan transaksi komersial memerlukan gabungan dua keterampilan, yaitu sebagai auditor yang terlatih dan kriminal investigator.

2.4 Perilaku Profesi Akuntan

Etika dalam akuntansi seringkali disebut sebagai suatu hal yang klasik. Hal tersebut dikarenakan pengguna informasi akuntansi menggunakan informasi yang penting serta membuat berbagai keputusan. Profesi dalam akuntansi keuangan memegang rasa tanggung jawab yang tinggi kepada publik. Tindakan akuntansi yang tidak benar, tidak hanya akan merusak bisnis, tetapi juga merusak auditor perusahaan yang tidak mengungkapkan salah saji. Kode etik yang kuat dan tingkat kepatuhan terhadap etika dapat menyebabkan kepercayaan investor sehingga mengarah kepada hal yang kepastian dan merupakan hal yang keamananbagi para investor.

(10)
(11)

BAB III STUDI KASUS

3.1 Kasus Pelanggaran Etika Profesi Akuntansi: KPK Periksa Wawan atas Kasus Korupsi Alat Kesehatan

TEMPO.CO, Jakarta - Chaeri Wardana alias Wawan, adik Gubernur Banten nonaktif Atut Chosiyah, untuk pertama kalinya diperiksa Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) di Jakarta, Jumat, 4 Juli 2014, sebagai tersangka kasus korupsi pengadaan alat kesehatan Tangerang Selatan.

Menurut juru bicara KPK, Johan Budi Sapto Prabowo, sebelumnya periksaan Wawan tidak masuk dalam agenda pemeriksaan hari Jumat. "Ada tambahan pemeriksaan atas nama TCW, diperiksa sebagai tersangka kasus pengadaan alat kesehatan Tangerang Selatan," kata Johan.

Wawan masuk ke gedung KPK sekitar pukul 14.00 dan keluar pukul 18.30 WIB. Suami Wali Kota Tangerang Selatan Airin Rachmi Diany ini saat ditanya

wartawan setelah diperiksa tak mengucap sepatah kata pun.

Penasihat hukum Wawan, Maqdir Ismail, menuturkan kliennya diperiksa atas kasus proyek pengadaan barang senilai sekitar Rp 20 miliar itu. "Dia juga diminta konfirmasinya terkait dengan dokumen proyek itu," ujarnya.

Menurut dia, Wawan hanya tahu proses sesudah lelang. "Proses pengadaan barangnya, ia tidak tahu," kata Maqdir. Dia menuturkan yang paling tahu soal pengadaan barangnya adalah Kepala Dinas Kesehatan Tangerang Selatan Dadang M. Epid. Pada pertengahan Juni lalu, Dadang telah ditetapkan sebagai tersangka oleh Kejaksaan Agung.

Wawan sudah divonis 5 tahun penjara atas kasus suap penanganan sengketa pemilu kepala daerah Lebak dan Banten di Mahkamah Konstitusi. Dia juga diduga terlibat kasus korupsi pengadaan alat kesehatan Tangerang Selatan dan Banten. Juga kasus pencucian uang. Tiga kasus ini masih dalam proses penyidikan.

3.2 Kasus Akuntansi Keuangan pada PT KAI Tahun 2006

(12)

oleh salah satu Badan Usaha Milik Negara (BUMN), yakni PT Kereta Api Indonesia. Dalam laporan kinerja keuangan tahunan yang diterbitkannya pada tahun 2005, pihak KAI mengumumkan bahwa keuntungan sebesar Rp 6,90 Milyar telah diraihnya. Padahal apabila dicermati, sebenarnya ia harus dinyatakan menderita kerugian sebesar Rp 63 Milyar.

Kerugian ini terjadi karena PT Kereta Api Indonesia telah tiga tahun tidak dapat menagih pajak pihak ketiga. Tetapi dalam laporan keuangan itu, pajak pihak ketiga dinyatakan sebagai pendapatan. Padahal berdasarkan Standar Akuntansi Keuangan, ia tidak dapat dikelompokkan dalam bentuk pendapatan atau aset.

Komisaris PT KAI (Kereta Api Indonesia) mengungkapkan bahwa ada manipulasi laporan keuangan dalam PT KAI yang seharusnya perusahaan mengalami kerugian tetapi dilaporkan mendapatkan keuntungan. Komisaris PT KAI mengetahui bahwa ada sejumlah pos-pos yang seharusnya dilaporkan sebagai beban bagi perusahaan tetapi malah dinyatakan sebagai aset perusahaan. Jadi disini ada permainan atau trik-trik akuntansi yang sedang dijalankan.

Di lain pihak PT Kereta Api Indonesia memandang bahwa kekeliruan pencatatan tersebut hanya terjadi karena perbedaan persepsi mengenai pencatatan piutang yang tidak tertagih, terdapat pihak yang menilai bahwa piutang pada pihak ketiga yang tak tertagih itu bukan pendapatan. Sehingga sebagai konsekuensinya, PT KAI seharusnya mengakui menderita kerugian.

3.3 Kasus Kredit Macet BRI Cabang Jambi Tahun 2010

Seorang akuntan publik yang menyusun laporan keuangan Raden Motor yang bertujuan mendapatkan hutang atau pinjaman modal senilai Rp. 52 miliar dari Bank Rakyat Indonesia (BRI) Cabang Jambi pada tahun 2009 diduga terlibat dalam kasus korupsi kredit macet. Terungkapnya hal ini setelah Kejati Provinsi Jambi mengungkap kasus tersebut pada kredit macet yang digunakan untuk pengembangan bisnis di bidang otomotif tersebut.

(13)

Kasus kredit macet itu terungkap, setelah pihak kejaksaan menerima laporan tentang adanya penyalah-gunaan kredit yang diajukan oleh tersangka Zein Muhamad sebagai pemilik Raden Motor.

3.4 Kasus PT Asian Agri Group

PT. Asian Agri Group merupakan perusahaan yang bergerak di bidang perkebunan kelapa sawit, cokelat dan karet yang memilik lahan 150 ribu hektar. Perusahaan tersebut pada awal tahun 2007 diduga telah melakukan transfer pricing. Berawal dari kejahatan yang dilakukan oleh Vincentius Amin Sutanto dalam melakukan penggelapan uang perusahaan senilai US$3,1 juta dengan cara membuat surat fiktif perintah transfer ke bank Fortis (Singapura) berasal dari rekening Asian Agri Abadi Oils & Facts Ltd (Britis Virgin Island) di bank itu.

Merasa terancam oleh pemilik perusahaan karena perbuatannya, kemudian Vicentius menyebarkan informasi bahwa telah terjadi upaya bertahun-tahun dari kelompok usaha Raja Garuda Mas untuk memanipulasi pembayaran pajak ke negara. Jumlahnya tak kecil, jika ditotal sejak 2002, konon jumlah pajak yang tak dibayarkan mencapai sekitar Rp 1,1 Triliun. Angka ini didapat dari perhitungan jumlah pajak penghasilan (PPh) badan Asian Agri sebesar 30% dari profit perusahaan yang sengaja ditransfer ke luar negeri.

Manipulasi pajak dilakukan lewat transfer keuntungan ke perusahaan afiliasi Asian Agri diluar negeri seperti Hongkong, British Virgin Island, Makao dan Mauritius dengan menggunakan tiga pola, yaitu: pembuatan biaya fiktif, transaksi hedging fiktif dan transfer pricing.

Langkah yang paling sering digunakan oleh PT Asian Agri adalah dengan mengenakan biaya fiktif lengkap dengan bon-bon fiktif untuk kepentingan auditor. Setiap tahunnya, jumlah biaya fiktif ini mencapai US$10-20 juta. Mekanisme lain adalah melalui mekanisme transfer pricing. Yaitu menjual produk ke perusahaan afiliasi di luar negeri dengan harga rendah, sebelum menjualnya kembali ke pembeli rill dengan harga pasar sesungguhnya.

(14)

Indonesia tidak hanya IAI saja yang mengeluarkan aturan dalam kaitannya transfer pricing, melainkan peraturan perpajakan turut mengaturnya, seperti berikut ini:

1. Undang-Undang no. 7 tahun 1983 tentang Pajak Penghasilan jo. Undang-Undang no. 36 tahun 2008, pasal 18 ayat (4) terkait hubungan istimewa.

2. Pasal 18 ayat (3a) UU PPh, mengatur tentang kesepakatan harga transfer (advance pricing agreement/APA) , yaitu kesepakatan antara Wajib Pajak dengan Direktur Jenderal Pajak mengenai harga jual wajar produk yang dihasilkannya kepada pihak-pihak yang mempunyai hubungan istimewa. Keuntungan dari kesepakatan ini adalah memberi kepastian hukum dan kemudahan penghitungan pajak serta tidak dilakukan koreksi bagi Wajib Pajak yang melakukan kesepakatan.

3. Kewajiban dokumen, pelaporan dan pembukuan transfer pricing (PP 80 Tahun 2007 Pasal 16 ayat (2) , Pasal 19 PER 43/PJ/2010)

4. Perjanjian penghindaran pajak berganda (tax treaty), melakukan pertukaran informasi dan melakukan renegosiasi tax treaty.

5. Pemeriksaan transfer pricing, pedoman khusus pemeriksaan transfer pricing: Surat Edaran Direktur Pemeriksaan dan Penagihan Nomor : S-153/PJ.04/2010 dan Surat Edaran Direktur Jenderal Pajak Nomor: SE-04/PJ.7/1993

6. PER-43/PJ/2010, penerapan prinsip kewajaran dan kewajiban usaha

(15)

BAB IV

ANALISA STUDI KASUS

Dari pembahasan beberapa kasus tersebut, dapat dilihat bahwa sebenarnya masing – masing permasalahan telah memiliki peraturan yang jelas dalam pengaturannya. Seharusnya, perusahaan - peraturan terkait menggunakan peraturan tersebut menjadi dasar bagi perusahaan dalam menjalankan bisnisnya. Akan tetapi pada kenyataannya tidak demikian. Di dalam kasus yang terjadi, peran akuntan di dalam perusahaan sangat nyata bahwa mereka juga turut ambil bagian pada operasi perusahaan yang tidak sesuai dengan peraturan yang berlaku.

Ketika menemui suatu permasalahan terkait etika di dalam perusahaan, seharusnya akuntan baik secara individu maupun bersama – sama dengan koleganya, baik secara formal maupun tidak formal, wajib untuk mempertimbangkan banyak faktor dalam kaitan penyelesaian permasalahan etika yang ada di perusahaan. Dan apabila dalam penyelesaiannya tetap tidak menemukan jalan keluar, maka sebaiknya akuntan berkonsultasi dengan perusahaan atau bahkan meminta nasihat profesional dari organisasi profesi yang relevan bahkan penasihat hukum tanpa mengabaikan prinsip kerahasiaan sesuai dengan yang telah diatur pada IFAC bagian 100.17 hingga 100.22.

(16)

BAB IV PENUTUP 4.1 Kesimpulan

Permasalahan etika terkait akuntansi keuangan dan akuntansi manajemen melibatkan pihak akuntan profesional di dalam internal perusahaan. Kode Etik untuk akuntan yang bergerak pada bidang ini terdapat di dalam IFAC bagian C. Akuntan yang berada di dalam internal perusahaan tentunya sangat berperan di dalam budaya kerja perusahaan, bahkan disebutkan pula bahwa seharusnya akuntan di dalam perusahaan bergerak aktif untuk mendorong pembangunan budaya kerja yang memegang etika di dalam perusahaan. Akan tetapi akuntan profesional tidak terlepas dari ancaman yang ada dengan bekerja di dalam perusahaan. Akuntan profesional yang bekerja di dalam lingkungan internal perusahaan juga memikul beban berat untuk memegang teguh prinsip dasar etika dan juga independensinya. Apabila akuntan tidak dapat melakukannya, maka akuntan akan dapat dengan mudah terlibat di dalam permasalahan yang ada pada perusahaan.

4.2 Saran

(17)

DAFTAR PUSTAKA

Bertens, K. 2000. Pengantar Etika Bisnis. Yogyakarta : Penerbit Kanisius

Gunadi. 1994. Transfer Pricing Suatu Tinjauan Akuntansi Manajemen dan Pajak. Jakarta: Bina Rena Pariwar.

Keraf, A. Sonny, dan Robert Haryono Imam. 1995. Etika Bisnis: Membangun Citra Bisnis sebagai Profesi Luhur. Penerbit Kanisius.

http://www.bapepam.go.id/old/old/news/NOP2004/indo_farma.pdf

http://www.rmol.co/read/2011/02/20/18755/PT-Indofarma-Servis-Bekas-Pejabat-

2,6-Miliar- http://www.merdeka.com/peristiwa/eks-direktur-pt-indofarma-tbk-dituntut-3-tahun.html

http://nichonotes.blogspot.co.id/2015/01/contoh-kasus-etika-profesi-akuntansi.html (Diunduh tanggal 10 November 2015)

http://memebali.blogspot.co.id/2013/05/etika-bisnis-dan-profesi-etika-dalam.html?showComment=1447136461947#c7919505745594098603 (Diunduh Tanggal 10 November 2015)

https://www.academia.edu/8747154/Etika_dalam_Praktik_Akuntansi_Manajemen _dan_Akuntansi_Keuangan (Diunduh Tanggal 10 November 2015)

Referensi

Dokumen terkait

Kode Etik ini menetapkan prinsip dasar dan aturan etika profesi yang harus diterapkan oleh setiap individu dalam kantor akuntan publik (KAP) atau Jaringan KAP, baik yang

Standar Akuntansi Pemerintahan adalah prinsip-prinsip akuntansi yang diterapkan dalam menyusun dan menyajikan laporan keuangan t wajib baik untuk pemerintah pusat maupun

Langkah III: Buat keputusan berdasarkan prinsip manfaat bagi kelompok yang lebih besar dan lebih sesuai dengan prinsip-prinsip etika yang berterima

Hipotesis II yang menyatakan bahwa ada perbedaan persepsi antara akuntan dan mahasiswa jurusan akuntansi terhadap etika profesi akuntan diterima.. Akuntan yang

tanggung jawab, santun, responsif dan pro-aktif dalam berinteraksi secara efektif dalam lingkungan sosial sesuai dengan prinsip etika profesi bidang keuangan dan

Sekarang ini, dunia usaha semakin berkembang dan membutuhkan pengelolaan yang semakin baik dan sehat. Etika bisnis tidak disangkal lagi memiliki peran yang sangat besar dalam

dan/atau penggantian jika barang dan/atau jasa dan/atau penggantian jika barang dan/atau jasa yang diterima tidak sesuai dengan perjanjian.. yang diterima tidak sesuai

penggelapan pajak dianggap menjadi perbuatan yang etis dikarenakan birokrasi pemerintah yang kurang baik sehingga akan menimbulkan persepsi wajib pajak yang akan cenderung untuk tidak