• Tidak ada hasil yang ditemukan

analisis kekar dan sesar antara

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2018

Membagikan "analisis kekar dan sesar antara "

Copied!
5
0
0

Teks penuh

(1)

ANALISIS PERBEDAAN ANTARA BRACHIOPODA DAN PELECHIPODA

BERDASARKAN PERBEDAAN BENTUK GEOMETRI CANGKANG

Aulia Bunga Arini1 21100113120051 auliabungaarini@yahoo.com1

Program Studi Teknik Geologi, Fakultas Teknik, Universitas Diponegoro Jalan Prof. Sudarto S.H, Tembalang, Semarang

Sari

Lokasi pengamatan berada di Sungai Banyumeneng, Desa Mranggen, Demak. Latar belakang pembuatan paper ini bermaksud untuk memenuhi tugas praktikum lapangan Geologi Struktur. Pembuatan papar ini bertujuan untuk menganalisis striktur yang tersingkap di sungai banyumeneng dan menghubungkannya dengan pola pembentuk struktur pada Pulau Jawa. Berdasarkan hasil lapangan didapatkan data sesar, kekar dan sturktur penyerta berupa dragfold. Dari hasil analisis menggunakan stereonet dalam bantuk software Dips diketahui arah tegasan gaya utama pada kekar berarah (σ1) sebesar 53º, dengan arah N258º dan arah gaya tegasan utama sesar berarah (σ1) sebesar 35º, dengan arah N130º E. Oleh karena itu, untuk mengetahui hal-hal tersebut maka dapat dilakukan dengan pengambilan data secara langsung dilapangan maupun data-data sekunder. Secara umum, ada tiga arah pola umum struktur pada pulau Jawa yaitu arah Timur Laut –Barat Daya (NE-SW) yang disebut pola Meratus, arah Utara – Selatan (N-S) atau pola Sunda dan arah Timur – Barat (E-W) atau pola Jawa. Dimana gaya tegasan utama tersebut berada pada arah barat laut – tenggara. Sehingga dapat diinterpretasikan bahwa pada daerah tersebut dipengaruhi oleh aktifitas zona kendeng dan mengikuti arah dari pola meratus.

Kata Kunci : Zona Kendeng, Pola Meratus, Tektonik, Struktur Sekunder. Sungai Banyumeneng

Abstract

Location observations are in Banyumeneng River, Village Mranggen, Demak. Background of this paper intends to fulfill the task of Structural Geology field practicum. Making this paper aims to analyze stricture Banyumeneng exposed in the river and connect it with the pattern-forming structures on the island of Java. Based on the results obtained through the data fault, stocky and accompanying structures such as dragfold. From the analysis using software Dips stereonet in the shape of an unknown direction main emphasis on muscular force trending (σ1) of 53º, with N258º direction and direction of the force main emphasis trending faults (σ1) of 35º, with direction N130º E. Therefore, to determine these things can be performed by taking the data directly in the field as well as secondary data. In general, there are three-way general pattern structure on the island of Java, the Northeast Power -Barat (NE-SW) called Meratus pattern, the North - South (NS) or patterns of Sunda and the East - West (EW) or Java pattern.Where the main emphasis force is at the northwest - southeast. So it can be interpreted that the area affected by the activity Kendeng zone and follow the direction of the pattern Meratus.

Keywords: Kendeng Zone, Pattern Meratus, Tectonics, Secondary Structure

PENDAHULUAN Brachiopoda adalah Bivalvia yang

(2)

Cambrian yang masih hidup hingga sekarang yang merupakan komponen penting organisme benthos pada zaman Paleozoikum. Paper dengan judul “Analisis Perbedaan Antara Brachiopoda dan Palechipoda Berdasarkan Perbedaan Bentuk Geometri” dibuat untuk memenuhi tugas praktikum Makropaleontologi. Secara umum bentukan Brachiopoda hampir sama dengan Palechipoda, yang membedakannya adalah bentukan dari geometri cangkangnya. Dalam mengindentifikasi cangkang tersebut harus dilakukan pendeskripsian terhadap organisme bivalva yang diamati agar tidak terjadi kesalahan pengklasifikasian. Berdasarkan latar belakang tersebut pembuatan paper ini bertujuan untuk menganalisis perbedaan yang sangat mendasar dari brachiopoda dan Palechipoda, selain itu pembuatan paper juga bertujuan agar tidakm adanya nilai yang kosong pada pratikum Makropaleontologi khususnya acara Brachiopoda. Melakukan analisis berkaitan dengan mengetahui bentuk geometri dfari brachiopoda. Pembuatan paper ini berguna untuk arsip serta dapat dijadikan sebagai data pendukung untuk melakukan interpretasi yang lebih jauh.

SEJARAH GEOLOGI

Zaman Arkeozoikum, Masa Arkeozoikum (Arkean) artinya Masa Kehidupan Purba, yang terjadi antara 4500 -2500 juta tahun yang lalu. Bersama dengan masa Proterozoikum, masa Arkeozoikum dikenal sebagai masa pra-kambrium. Fosil tertua yang telah ditemukan adalah fosil Stromatolit dan Cyanobacteria dengan umur kira-kira 3.500.000.000 tahun.

Zama Paleozoikum adalah suatu zaman yang berlangsung kurang lebih 340 juta tahun. Pada saat itu keadaan bumi belum stabil, iklim masih berubah-ubah dan curah hujan sangat besar. Pada zaman inilah dimulainya tanda-tanda kehidupan dimulai dengan makhluk-makhluk bersel satu (mikroorganisme) dan hewan-hewan tak

bertulang punggung, jenis-jenis ikan, ganggang, serta rumput-rumputan. Semua ini diketahui dari sisa-sisanya yang disebut fosil. Zaman ini disebut juga zaman primer (zaman pertama).

Kambrium adalah periode pada skala waktu geologi yang dimulai pada sekitar 542 ± 1,0 jtl (juta tahun lalu) dan berakhir pada sekitar 488,3 ± 1,7 juta tahun yang lalu. Fosil yang umum dijumpai dengan penyebaran yang luas adalah Alga, Cacing, Sepon, Koral, Moluska, Ekinodermata, Brakipoda dan Artropoda. Fosil penunjuk untuk zaman ini adalah Trilobita (kelompok Artropoda yang kini telah punah).

Ordovisium adalah suatu zaman perkembangan hewan invertebrate dan pemunculan invertebrate lain seperti Tetrakoral, Graptolit, Ekinoid (Landak laut), Asteroid (Bintang Laut), Krinoid (Lilia Laut), dan Bryozoa. Koral dan Alga yang berkembang membentuk karang laut, Graptolit dan Trilobit melimpah sedangkan Ekinodermata Brakiopoda mulai menyebar. Pada zaman ini juga mulai muncul vertebrata dari jenis ikan tanpa rahang.

Silur adalah Ketika binatang dan tumbuhan sudah menetap di daratan, mereka membutuhkan strategi yang sama sekali berbeda dengan di lautan, seperti mencari nutrisi

Devon merupakan zaman

perkembangan secara besar-besaran jenis ikan berahang dan hiu semakin aktif sebagai pemangsa di lautan. Migrasi ke daratan terus berlanjut, hewan amfibi mulai berkembang dan beranjak ke daratan. Tumbuhan darat semakin umum dan mulai muncul serangga untuk pertama kalinya.

Karbon adalah suatu zaman perkembangan amfibi dan tumbuhan hutan. Reptilia dan serangga raksasa muncul pertama kali.

(3)

Ginkgoc primitive. Zaman ini diakhiri dengan kepunahan massal.

Zaman Mesozoikum (Zaman Sekunder) Kemunculan makhluk hidup telah mulai beraneka ragam, dan pada masa ini telah hidup binatang bertubuh besar seperti halnya reptil besar (dinosaurus) seperti Tyrannosaurus, Spinosaurus, Stegosaurus dan reptil besar

Zaman Mesozoikum, keadaan alam mulai berubah dengan tanah yang semakin kering. Ada beberapa binatang yang tetap bertahan hidup walau ada juga yang punah. Kehidupan hewan seperti ikan banyak yang berubah tetapi, ada jenis yang tetap bisa bertahan hidup walau berada di tanah.

METODOLOGI

Dalam pembuatan paper ini data digunakan beberapa metode, yang pertama data didapatkan dari hasil pengamatan dan pendeskripsian bentuk lah data di dapat, untuk dapat menganalisis lebih jauh dilakukan studi literatur yang berguna untuk memperkuat data.

HASIL DAN PEMBAHASAN

Filum brachiopoda adalah invertebrate bentik laut yang secara visul mirip dengan muluska dengan memiliki sepasang cngkang atau katup. Bedanya, katup pada brachiopoda bagian dorso-ventral dan pelecypoda yang lateral. Mereka merupakan kelompok hewan purba dan banyak dari dilakaukan di laboratorium Petrologi, Brachiopoda memiliki bagian bagian tubuh berupa commisura atau bibir cangkang, hingeline atau berupa garis yang terdaapt pada cangkang, ribs yang merupakan garis-garis vertikal pada cangkang, growth line yang merupakan garis garis yang

menandakan umur dari organisme bercangkang tersebut. Apabila cangkang memiliki banyhak garis-garis growth line menandakn bahwa umur dari cangkang tersebut tua dibandingkan dnegan cangkang yang masih kecil yang hanya memiliki sedikit growth line dan terdapatnya palintrop. Selaiin itu terdapat juga bentukan morfologi dari tiap cangkang. Pada brachiopoda cangkang organisme beragam, ada yang berupa sayap, oval, paralel, poligonal, trianghular, cuping (gambar 1). Selaiin bentukan morfologi cangkang, pada brachiopoda sangat umum ditemui lubang pada bagian cangkang periferal, dimana lubang tersebut merukan lubang tempat keluarnya pedicle. Dimana pedicle merupaka otot yang keluar pdari cangkang bagian bawahnyang berfungsi sebagai tempat cangkang bertambat pada substrat sedimen. Dapat dikatan pedicle berfungsi sepeeti akar, yaitu sebagai alat untuk menambatkan tubuhnya pada substrat sedimen agar cangkang tidak terbawa arus pada saat terjadinya perubahan arus secara tiba-tiba.

Pada pengamatan pendeskripsian Palechipoda diketahui bahwa Palechipoda memiliki bentuk morfologi cangkang yang simetris dengan bagian-bagian tubuh berupa commisura atau bibir cangkang, hingeline atau berupa garis yang terdaapt pada cangkang, ribs yang merupakan garis-garis vertikal pada cangkang, growth line yang merupakan garis garis yang menandakan umur dari organisme bercangkang tersebut. Apabila cangkang memiliki banyhak garis-garis growth line menandakn bahwa umur dari cangkang tersebut tua dibandingkan dnegan cangkang yang masih kecil yang hanya memiliki sedikit growth line, dimana bagian – bgian tubuh tersebut hampir sama seperti brachiopoda.

(4)

yang didapat, maka dapat diketahui kesamaan morfologi cangkang berupa beak dan ornamen cangkang berupa garis tubuh yang secara konsentris membesar menjauhi beak.

Hal-hal tersebut merupakan kenampakan yang dapat dilihat dari deskripsi secra langsung, apabila berdasarkan literatur diketahui bahwa hal-hal yang membedaan antara brachiopoda dan pelecypoda adalah, pada brachiopoda muka cangkang memperlihatkan bentuk simetris pada arah kanan dan kiri, sedangkan pada kenampkan ventral cangkang berbentuk asimetris, arah anterior dan posterior ditentukan berdasarkan bentukan cangkang (pedicle valve) dan berarah vertikal, pembagian atau pembedaan cangkang didasarkan oleh besarnya cangkang dan ada tidaknya pedicle opening (pedicle valve dan brachial valve), beak tegak (tidak miring). Sedangkan pada Pelecypoda, kenampakan dorsal valve memperlihatkan kenampakan asimetris, sedangkan pada kenampakan samping memperlihatkan kenampakan simetris, arah anterior dan posterior ditentukan berdasarkan bentukan cangkang dan arah kemiringan beak (lateral), pembagian atau pembedaan cangkang didasarkan oleh arah

tonjolan beak (snistral dan dekstral), beak miring atau menonjol ke satu arah. (gambar 2)

PENUTUP

Dilihat dari hasil deskripsi yang dilakukan dapat ditarik kesimpulan bahwa persamaan anta Brachiopoda dengan Plecypoda terletak pada 2 cangkang yang setangkupya (bivalve) dan kesamaan morfologi cangkang berupa beak dan ornamen cangkang berupa garis tubuh yang secara konsentris membesar menjauhi beak. Perbedaan terletak pada bentukan geometri cangkang asimetris atau simetris dan juga ada atau tidak adanya lubang pedikel pada cangkang bagian bawah. Bila memiliki pedicle maka cangkang tersebut sudah pasti masuk kelam kelas Brachiopoda.

REFERENSI

http://febyluby.blogspot.com/2013/08/4-

zaman-dalam-sejarah-zamanarkeozoikum.html

http://ayobelajargeologi.blogspot.com/2013/ 04/brachiopoda.html

https://www.scribd.com/doc/190711114/Filu m-Brachiopoda#download

LAMPIRAN

Gambar 2. Brachiopoda (kiri), Pelecypoda (kanan)

Tampak muka Tampak

samping

Tampak muka

(5)

Gambar 1. Bentukan morfologi cangkang Brachiopoda

Gambar

Gambar 2. Brachiopoda (kiri), Pelecypoda

Referensi

Dokumen terkait

Dalam studi dan penelitian dikembangkan metode-metode untuk mereduksi pengaruh distorsi harmonik dari lampu hemat energi pada jaringan listrik, salah satunya adalah

5) Tercapainya peningkatan peringkat Unpad di tingkat internasional ; dengan memfasilitasi peningkatan mutu proses pembelajaran secara

Untuk kelas kontrol yang menggunakan model konvensional, meskipun N-Gain kreativitas belajar berada pada kriteria kurang efektif, namun masih lebih baik jika

Sedangkan hasil uji t test yang didapatkan antara nilai post test dari kelompok kontrol dengan kelompok eksperimen menunjukkan 10,642.n Hasil penelitian tersebut

Menurut Anita Widianti, dkk (2008) melakukan penelitian uji triaksial UU pada tanah lanau yang dicampurkan dengan serat karung plastik, abu sekam padi, dan kapur

tahap perencanaan yang dilakukan tidak berjalan sesuai dengan perencanaan yang ada, waktu yang dibutuhkan dalam menerapkan Model Question Student Have juga cukup lama,

atau dari luar negeri yang diakui oleh Dikti; IPK mata ajaran penting seperti matematika, fisika, kimia, biologi, ekonomi, sosiologi (sesuai bidang ilmu program studi) IPK-nya

Sedangkan simulasi lintasan berkas pada bentuk inti H dengan bentuk kutub magnet segi empat dan arah berkas seperti ditunjukkan pada Gambar 10, partikel akan mengalami pembelokan 60 