PAPER
SISTEM SIARAN LANGSUNG PADA STASIUN TELEVISI
(Dibuat untuk memenuhi tugas mata kuliah Video & Televisi)
Disusun oleh
Suwardi Kamaludin 14223759
PROGRAM STUDI TEKNIK ELEKTRO
FAKULTAS TEKNIK INDUSTRI
DAFTAR ISI
DAFTAR ISI...i
BAB I...1
PENDAHULUAN...1
1.1 Latar Belakang...1
1.2 Perumusan Masalah...1
1.3 Batasan Masalah...2
1.4 Tujuan...2
BAB II...3
PEMBAHASAN...3
2.1.1 Sistem Penerimaan Siaran Langsung...3
2.1.1 Satellite News Gathering (SNG)...3
2.1.2 Downlink...5
2.1.3 Pemancar...8
BAB III...10
PENUTUP...10
3.1 Kesimpulan...10
BAB I PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Saat ini banyak stasiun televisi yang mengudara di Indonesia khususnya di Jabodetabek. Stasiun televisi berlomba-lomba dengan memberikan program tayangan yang dapat menarik perhatian penonton. Program yang ditayangkan stasiun televisi saat ini diantaranya kuis, olahraga, talkshow, berita, gosip maupun movie. Program tersebut dinyatakan sukses jika mendapat rating yang tinggi atau banyak jumlah penonton yang menyaksikan program tersebut. Tentu saja jika suatu program mendapat rating yang tinggi maka harga slot iklan (commercial break) saat acara tersebut semakin tinggi juga.
Program-program tersebut dapat ditayangkan secara langsung (live) maupun tidak langsung. Program yang bersifat langsung (live) biasanya program berita (news),
talkshow dan olahraga. Program yang tidak langsung contohnya adalah movie.
Program yang bersifat non live tersebut berasal dari perangkat server, sebelum materi di upload ke server tentu saja harus melewati tahap quality control agar gambar dan suara yang ditanyangkan tetap berkualitas baik. Sedangkan pada program siaran langsung, ada beberapa tahap agar konten gambar dan suara dapat dinikmati penonton. Misalnya saat program berita, seorang reporter sedang meliput adanya suatu kejadian di suatu tempat, maka gambar dan suara dari tempat kejadian tersebut dikirim melalui transmisi udara ke kantor pusat stasiun televisi tersebut. Setelah diterima kontennya maka diperlukan tahap quality service, menaikkan atau menurunkan level gambar maupun suara kemudian oleh divisi master control menyisipkan logo stasiun. Setelah semuanya sudah siap maka konten tersebut diteruskan ke pemancar sehingga program berita tersebut dapat dinikmati penonton.
1.2 Perumusan Masalah
Bagaimana proses siaran langsung terjadi?
1.3 Batasan Masalah
Paper ini akan dibatasi beberapa hal, yaitu pembatasan bagaimana proses siaran langsung terjadi sehingga penonton dapat menikmati acara tersebut.
1.4 Tujuan
BAB II PEMBAHASAN
2.1.1 Sistem Penerimaan Siaran Langsung
Acara siaran langsung yang ditayangkan stasiun televisi memiliki beberapa tahap agar siaran tersebut dapat disaksikan penonton.
Gambar 2.1 Sistem siaran langsung
Dari Gambar 2.1 dapat dilihat bahwa seorang reporter sedang meliput sebuah peristiwa, konten gambar dan suara reporter tersebut diinput ke Satellite News Gathering (SNG) untuk di transmisikan ke satelit (uplink). Kantor pusat sebagai sisi penerima, menerima sinyal dari satelit (downlink) kemudian diproses mulai dari
adjustment level gambar maupun suara sampai input logo stasiun televisi. Setelah itu, konten akan diteruskan ke pemancar (Tx) sehingga penonton dapat menyaksikan acara tersebut dengan menggunakan antena UHF biasa.
2.1.1 Satellite News Gathering (SNG)
Satellite News Gathering (SNG) merupakan sebuah peralatan yang mentransmisikan sinyal informasi yang bersifat sementara dan tidak tetap dengan menggunakan sistem stasiun bumi yang dapat berpindah-pindah tempat.[1] SNG memiliki beberapa perangkat didalamnya, diantaranya adalah encoder, modulator, high power amplifier dan antena parabola.
Sinyal audio dan video yang berasal dari lapangan akan diteruskan ke perangkat encoder. Encoder ini berfungsi sebagai kompresi, format kompresi yang biasa digunakan adalah MPEG 2 maupun MPEG 4. Tujuan dari kompresi pada audio dan video adalah untuk menekan datarate video dan audio tanpa mengurangi kualitas gambar maupun suara. Selain kompresi, encoder
berfungsi sebagai digitalisasi, mengubah sinyal analog ke digital.
b. Modulator
Setelah dari encoder, maka sinyal audio dan video diteruskan ke modulator. Fungsi modulator ini adalah untuk menumpangkan sinyal kompresi audio dan video ke sinyal pembawa. Frekuensi pembawa ini berada pada 70 MHz. Pada perangkat modulator, pengguna dapat memilih standar yang digunakan sesuai dengan kebutuhan, standar tersebut adalah DVB-S atau DVB-S2.
c. Up Converter
Setelah itu sinyal pembawa yang telah termodulasi, oleh Up-Converter digeser frekuensinya ke frekuensi kerjanya, yaitu sesuai dengan nomor transponder dan slot frekuensi yang telah ditentukan. Dengan kata lain Up-Converter
berfungsi untuk menentukan nomor transponder, sedangkan pengaturan frekuensi di modulator adalah untuk menentukan pada frekuensi berapa sinyal pembawa tersebut harus ditempatkan. Terakhir adalah parameter polarisasi sinyal, dan perangkat yang menentukan polarisasi ini ada pada feed horn
antena. Feed horn bisa diputar-putar sedemikian rupa sehingga diperoleh polarisasi yang tepat.[2]
d. High power amplifier
Jika bandwidth, frekuensi dan polarisasi sudah sesuai dengan yang dikehendaki maka sinyal ini sudah siap untuk dipancarkan ke arah satelit (up link) melalui antena parabola. Kemudian agar bisa sampai ke satelit yang berjarak 36 ribu kilometer di atas bumi, sinyal yang masih lemah ini perlu diperkuat terlebih dahulu. Perangkat yang berfungsi sebagai penguat adalah HPA (High Power Amplifier).[2]
e. Antenna parabola
titik tertentu, sehingga terjadilah pengumpulan energi ke satu arah tertentu. Pengumpulan energi inilah yang kemudian disebut dengan gain antena. Jadi dalam sistem Up-Link, penguatan sinyal tidak hanya dilakukan oleh amplifier tetapi juga oleh antena parabola.[2]
2.1.2 Downlink
Downlink adalah proses penerimaan sinyal dari pemancar. Downlink disini adalah menerima sinyal yang berisikan informasi konten audio dan video yang dipancarkan ke satelit. Agar dapat menerima sinyal dari satelit dan dapat melakukan
adjustment level audio dan video maka dibutuhkan perangkat yaitu antena parabola,
Integrated Receiver Decoder (IRD) dan framesync.
a) Antena parabola
Antena parabola berfungsi menangkap sinyal dari satelit. Antena parabola memiliki beberapa bagian, yaitu Low Noise Block (LNB) dan juga dish antena. Sinyal yang diterima dipantulkan oleh dish antena ke perangkat Low Noise Block (LNB). LNB tersebut selain menangkap sinyal dari pantulan dish antena, LNB tersebut memiliki frequency oscilator, frequency oscilator tersebut bersifat pengurangan atau down converter ke tingkat L-band. Besarnya
frequency oscilator tersebut sebesar 5150 MHz. b) Integrated Receiver Decoder (IRD)
Integrated Receiver Decoder (IRD) memiliki fungsi sebagai perangkat receiver
dan pemisahan dari sinyal RF ke sinyal audio dan video. Agar IRD dapat menerima sinyal (locked) maka diperlukan beberapa parameter yang diinput ke perangkat IRD. Parameter tersebut adalah frekuensi downlink, Forward Error Correction (FEC), symbol rate, LNB Power (horizontal/vertical).
Frekuensi downlink
Pihak SNG selalu memberikan parameter sebelum program live dimulai. Frekuensi downlink merupakan frekuensi transponder satelit yang digunakan pada waktu tertentu, frekuensi ini bersifat sementara jika program selesai dan SNG tidak melakukan penembakan sinyal ke
Gambar 2.1 Input frekuensi downlink pada IRD Ericsson 8200
Forward Error Correction (FEC)
Forward Error Correction (FEC) merupakan metode yang tidak hanya berfungsi mendeteksi kesalahan pada sisi penerima tetapi juga memperbaiki kesalahan bit. Konfigurasi FEC yang biasa digunakan dalam menerima sinyal dari satelit adalah 1/2, 2/3, 3/4, 5/6 dan 7/8.
Symbol rate
Symbol rate merupakan suatu istilah yang digunakan pada komunikasi digital untuk menggambarkan rata-rata transmisi sinyal pada saat pengiriman, satuan symbol rate adalah symbol/second. Symbol rate dalam pengiriman konten audio dan video akan memengaruhi kualitas gambar dan
bandwith. Jika symbol rate kecil maka kualitas gambar akan kurang baik, namun jika symbol rate besar maka bandwtih yang digunakan akan besar juga.
Gambar 2.2 Input Symbol Rate pada IRD Ericsson 8200
LNB Power
Gambar 2.3 Setting parameter LNB Power c) Framesync
Framesync berfungsi sebagai embeded audio dan video, adjustment level audio dan video, adjustment audio delay. Sebelum live dimulai, pihak teknik di lapangan mengirimkan color bar dan audio tone 1 kHz untuk pengecekan gambar dan suara. Setelah mendapat konten gambar dan audio maka sinyal tersebut diteruskan ke perangkat framesync, disini melakukan pengecekan level audio dan video. Level audio yang sesuai standar broadcast adalah 0 dB, jika audio tersebut kurang atau lebih dari 0 dB maka user dapat melakukan
adjustment level audio tersebut pada perangkat framesync. Sedangkan untuk level video yang dicek adalah level luminance dan chroma. Pengecekan level
luminance dapat dilihat pada perangkat waveform sedangkan level chroma
menggunakan perangkat vector scope. Standarisasi nilai tegangan pada color bar untuk putih sebesar 700mV dan hitam sebesar 0 mV.
Gambar 2.4 Adjustment level audio dan video 2.1.3 Pemancar
stasiun televisi, maka konten tersebut diteruskan ke perangkat pemancar. Pemancar yang digunakan saat ini masih menggunakan analog, dimana satu kanal diperuntukan satu stasiun televisi.
Di pemancar terdapat beberapa perangkat, diantaranya exciter, RF Power, Band Pass Filter dan antena panel.
a) Exciter
Exciter berfungsi sebagai input awal dalam proses transmisi, diperangkat ini terdapat proses modulasi dan menaikkan sinyal audio/video ke tingkat IF. Modulasi untuk audio menggunakan modulasi FM dan video menggunakan modulasi AM-Vestigial Side Band.
b) RF Power
Setelah dimodulasi oleh modulator maka sinyal tersebut membutuhkan power agar sinyal pemancar dapat diterima penerima dalam jangkauan tertentu. Jenis RF Power terdiri dari solid state power amplifier (transistor) dan tube power amplifier.
c) Band Pass Filter
Band Pass Filter berfungsi memfilter frekuensi yang tidak diinginkan. Stasiun televisi menggunakan kanal 51 dengan range frekuensi 710 – 718 MHz maka band pass filter hanya melewati frekuensi 710 – 718 MHz, selain frekuensi tersebut akan terbuang.
d) Antena Panel
BAB III PENUTUP
3.1 Kesimpulan
Dari makalah yang sudah disusun, ada beberapa hal yang bisa disimpulkan, yaitu:
1) Pada saat siaran langsung melalui beberapa tahap agar dapat disaksikan oleh penonton. Tahap awal berawal dari SNG, downlink dan dipancarkan oleh pemancar. 2) Bagian-bagian SNG terdiri dari encoder, modulator, up converter, high power
amplifier dan antena parabola.
DAFTAR PUSTAKA
[1] https://rezahape.wordpress.com/2012/02/14/mengenal-satelitte-news-gathering-sng-part-i/ diakses Mei 2015