• Tidak ada hasil yang ditemukan

Pengembangan Desa Bringsan Berdasarkan A

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2018

Membagikan "Pengembangan Desa Bringsan Berdasarkan A"

Copied!
23
0
0

Teks penuh

(1)

Anggota Kelompok

Aktoba De Setyo 08211540000054

Adrian Ekoyudho N. 08211540000102

Nur Fajri Qas 08211540000705

(2)

[DOCUMENT TITLE] PERENCANAAN PEDESAAN

KATA PENGANTAR

Puji syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Esa atas limpahan rahmat dan karunia-Nya sehingga kami dapat menyelesaikan penyusunan laporan tugas perencanaan perdesaan ini. Semoga laporan ini dapat dijadikan acuan, petunjuk maupun pedoman bagi pembaca dalam administrasi pendidikan.

Penyusunan laporan ini tidak akan dapat terselesaikan tanpa bimbingan dan dorongan dari banyak pihak. Oleh karena itu, pada kesempatan ini tim penyusun ingin menyampaikan rasa terimakasih dan penghargaan setinggi-tingginya kepada :

1. Allah SWT yang telah memberikan kemudahan serta kelancaran dalam setiap proses penyusunan laporan kuliah lapangan ini,

2. Ibu Ketut Dewi Martha Erli Handayani, ST.MT selaku dosen pembimbing mata kuliah Perencanaan Perdesaan yang selalu membimbing dan memberikan dorongan dalam proses penyusunan laporan tugas Perencanaan Perdesaan ini,

3. Ibu Vely Kukinul S., ST, MT selaku dosen pengajar mata kuliah Perencanaan Perdesaan yang selalu mengajarkan materi – materi mata kuliah ini.

Penyusun menyadari bahwa dalam penyusunan laporan ini tidaklah sempurna, baik dari segi penyusunan, bahasan, ataupun penulisannya. Semoga laporan ini dapat memberikan wawasan yang lebih luas dan menjadi sumbangan pemikiran kepada pembaca.

Surabaya, 1 Juni 2018

Tim Penyusun

(3)

[DOCUMENT TITLE] PERENCANAAN PEDESAAN

DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR...i

DAFTAR ISI...ii

BAB I PENDAHULUAN...1

1.1. Latar Belakang...1

1.2. Tujuan dan Sasaran...2

1.3. Ruang Lingkup...2

1.3.1 Ruang Lingkup Pembahasan...2

1.3.2 Ruang Lingkup Wilayah Studi...2

1.4 Sistematika Pembahasan...3

BAB II TINJAUAN PUSTAKA...4

2.1 Kajian Pustaka...4

2.1.1 Ekonomi Pedesaan...4

2.1.2 Perkembangan Ekonomi Kawasan Pedesaan...5

2.1.3 Prinsip Pembangunan Ekonomi Pedesaan...6

2.1.4 Faktor Penentu Keberhasilan Pembangunan...7

2.2 Tinjauan Kebijakan...8

2.2.1 RTRW Kabupaten Sumenep...8

2.2.2 RPJMD Kabupaten Sumenep Tahun 2016 - 2021...9

2.2.3 RPJMDes Bringsang Tahun 2015 – 2020...10

2.2.4 APBDes Bringsang Tahun 2017...10

BAB III GAMBARAN UMUM...13

3.1 Gambaran Umum Desa Bringsang...13

3.2 Gambaran Umum Keadaan Ekonomi Desa Bringsang...14

BAB IV ANALISIS PERSOALAN...15

BAB V STRATEGI DAN PROGRAM PENGEMBANGAN EKONOMI PEDESAAN...17

BAB VI PENUTUP...20

6.1 Kesimpulan...20

6.2 Lesson Learned...20

6.3 Rekomendasi...21

DAFTAR PUSTAKA...21

(4)

BAB I PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang

Kegiatan ekonomi adalah kegiatan yang hampir dilakukan seluruh manusia yang berperadaban di seluruh bagian dunia ini. Kegiatan ekonomi bukanlah hanya mainan segelintir kalangan elit ataupun monopoli suatu negara saja melainkan ini merupakan kegiatan yang tanpa sadar, tanpa sengaja telah dilakukan oleh setiap manusia.

Ekonomi pemberdayaan manusia/kerakyatan pedesaan merupakan salah satu contoh dari ekonomi mikro yang dalam pelaksanaannya menggunakan prinsip-prinsip ekonomi mikro. Ekonomi pedesaan masih menjunjung tinggi dan menghormati asas-asas persaudaraan dalam berkegiatan ekonomi. Yang kemudian kegiatan ini menjadi sumber pencarian utama masyarakat desa ataupun sekedar hanya menambah pendapatan keluarga. Dengan semakin tinggi pendapatan dan kebererdayaan masyarakat desa dalam bidang ekonomi maka pembangun desa maupun pembangunan negara akan lebih mudah tercapai.

Namun yang terjadi kala ini pengembangan ekonomi pedesaan kurang berhasil. Hal ini muncul karana sarana dan prasarana pedesaan belum cukup memadai. Tidak hanya karena sebab itu perkonomian pedesaan kurang berkembang kurang pengetahuan/pendidikan, kurangnya semangat berkresi, sampai minimnya lapangan pekerjaan adalah alasan yang paling sering muncul dan diperdengarkan untuk kurangnya berkembangan ekonomi pedesaan.

(5)

1.2. Tujuan dan Sasaran

Tujuan dari penyusunan makalah penelitian ini adalah untuk merumuskan strategi dan program penanganan masalah terkait aspek ekonomi perdesaan di Desa Bringsang, Pulau Giligenting, Sumenep. Berdasarkan tujuan tersebut, maka dibutuhkan sasaran dari penyusunan makalah penelitian, yakni :

a. Mengidentifikasi persoalan-persoalan pada aspek perekonomian perdesaan di Desa Bringsang.

b. Merumuskan strategi dan program untuk menangani persoalan-persoalan terkait aspek perekonomian perdesaan di Desa Bringsang.

c. Menyusun lesson learned yang dapat terkait dengan strategi dan program pengembangan perekonomian perdesaan di Desa Bringsang.

1.3. Ruang Lingkup

1.3.1 Ruang Lingkup Pembahasan

Dalam penyusunan makalah penelitian ini membahas mengenai upaya dan strategi pengembangan dari perekonomian perdesaan di Desa Bringsang. Dalam makalah penelitian ini pengidentifikasian persoalan-persoalan dalam pengembangan aspek perekonomian perdesaan di Desa Bringsang, perumusan strategi dan program untuk menangani persoalan-persoalan tentang aspek perekonomian perdesaan di Desa Bringsang, dan penyusunan lesson learned yang dapat terkait dengan strategi dan program pengembangan aspek perekonomian perdesaan di Desa Bringsang.

1.3.2 Ruang Lingkup Wilayah Studi

(6)

petani khususnya jagung. Adapun batas administrasi dari Desa Bringsang tersebut adalah sebagai berikut :

1. Sebelah Utara : Selat Madura 2. Sebelah Selatan : Dusun Galis 3. Sebelah Timur : Dusun Gedugan 4. Sebelah Barat : Dusun Aenganyar

1.4 Sistematika Pembahasan

Sistematika penulisan dalam strategi dan program pengembangan insfrastruktur perdesaan di Desa Bringsang adalah sebagai berikut :

BAB I PENDAHULUAN berisikan latar belakang, tujuan dan sasara yang ingin dicapai dalam makalah, lingkup penelitian, serta sistematika penulisan.

BAB II TINJAUAN PUSTAKA menjelaskan mengenai kajian teori mengenai infrastruktur perdesaan dan tinjauan kebijakan mengenai Desa Bringsang.

BAB III GAMBARAN UMUM memuat gambaran umum mengenai Desa Bringsang dan infrastruktur yang ada di Desa Bringsang.

BAB IV ANALISIS PENGEMBANGAN INFRASTRUKTUR PERDESAAN berisikan mengenai analisis pengembangan infrastruktur perdesaan di Desa Bringsang dengan teknik analisa SWOT.

BAB V STRATEGI DAN PROGRAM PENGEMBANGAN INFRASTRUKTUR PERDESAAN berisikan mengenai visi dan misi pengembangan Desa Bringsang, strategi pengembangan yang dihasilkan dari analisis SWOT, dan program-program pengembangan infrastruktur perdesaan di Desa Bringsang.

(7)

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Kajian Pustaka

2.1.1 Ekonomi Pedesaan

Dalam Undang-undang Nomor 26 Tahun 2007 tentang Penataan Ruang, kawasan perdesaan didefinisikan sebagai wilayah yang mempunyai kegiatan utama pertanian, termasuk pengelolaan sumber daya alam dengan susunan fungsi kawasan sebagai tempat permukiman perdesaan, pelayanan jasa pemerintahan, pelayanan sosial, dan kegiatan ekonomi. Meskipun pendekatan peraturan umumnya menggunakan pendekatan administratif, pengertian dalam undang-undang tersebut merujuk pada definisi secara fungsional. Sehingga, dalam lingkungan Direktorat jenderal Penataan Ruang Kementerian Pekerjaan Umum sendiri, dikenal istilah perkotaan kabupaten meskipun bentuk struktur pemerintahannya menggunakan ‘desa’.

Sedangkan menurut Suhardjo (2008) dalam beberapa dekade terakhir mulai terjadi perubahan-perubahan definisi kawasan perdesaan. Hal tersebut dikarenakan mulai berubahnya tipologi kawasan perdesaan dan perkembangan kawasan perdesaan dalam beberapa waktu terakhir. Terutama setelah era globalisasi yang masuk ke perdesaan, telahterjadi interaksi dan negosiasi sosial budaya masyarakat perdesaan terhadap modernitas dan budaya luar. Faham dikotomi kawasan perdesaan dan kawasan perkotaan mulai ditinggalkan dengan tidak relevannya pemahaman tersebut dengan mulai biasnya perdesaan-perkotaan.

(8)

perdesaan yang dianggap memiliki ciri-ciri perkotaan baik secara fisik maupun sosial dan ekonomi. (Suhardjo, 2008).

Menurut kamus besar bahasa indonesia ekonomi pedesaan adalah ekonomi yg berdasarkan hasil produksi dari daerah pedesaan, biasanya bersifat tradisional. Pendapatan rumah tangga pertanian ditentukan oleh tingkat upah sebagai penerimaan faktor produksi tenaga kerja. Nilai sewa tanah sebagai penerimaan dari penguasaan asset produktif lahan pertanian. Dengan demikian tingkat pendapatan rumah tangga pedesaan sangat dipengaruhi oleh tingkat penguasaan faktor produksi.

2.1.2 Perkembangan Ekonomi Kawasan Pedesaan

Kawasan Perdesaan memiliki peran yang penting dalam mendukung pembangunan nasional. Kemandirian pembangunan kawasan pedesaan merupakan salah satu pendekatan dalam pembangunan kawasan perdesaan dalam mendorong perkembangan ekonomi di kawasan desa dengan memanfaatkan potensi yang ada di wilayah tersebut. Perkembangan ekonomi kawasan perdesaan diharapkan dapat mengurangi ketergantungan kawasan pedesaan terhadap kota, dan menguatkan peran desa sebagai pusat produksi dan kebutuhan sumberdaya pembangunan.

Membangun hubungan keterkaitan antar desa-kota juga merupakan salah satu cara yang ditempuh sebagai suatu upaya pembangunan wilayah perdesaan, dimana peran desa dikuatkan sebagai pusat produksi dan sumberdaya. Keterkaitan tersebut dapat mengurangi ketergantungan kawasan perdesaan terhadapkawasan perkotaan, dan mengurangi angka urban masyarakat dari desa ke kota. Diharapkan pola tersebut mendorong perkembangan ekonomi desa dan mendorong permerataan ekonomi antara desa dan kota. Dalam hubungan yang lebih intensif, hubungan desa-kota tersebut dapat berupa interaksi spasial antar subsistem rantai agribisnis/agroindustri (Rustadi, 2007).

(9)

A. Pendapatan Desa Per Kapita

Pendapatan desa perkapita digunakan sebagai salah satu pendekatan untuk melihat proporsi pendapatan suatu desa terhadapjumlah penduduk desa. Pendapatan desa menggunakan prinsip pendapatan domestik bruto, dihitung dengan jumlah produksi total. Jumlah produksi total tersebut dikonversi dalam nilai total rupiah dan dibagi dengan jumlah pendapatan.

B. Pendapatan Masyarakat

Pendapatan masyarakat dalam pendekatan Adisasmita (2006) terkait dengan ketimpangan pendapatan yang terjadi di masyarakat. Dengan kata lain, perkembangan ekonomi perdesaan harus diikuti oleh pemerataan pendapatan di masyarakat. Dalam keadaan ekstrim dimana pendapatan terdistribusi secara merata, 40 persen populasi terbawah akan menerima 40 persen pendapatan, dan 20 persen populasi teratas menerima 40 persen total pendapatan.

C. Diversifikasi Ekonomi

Diversifikasi ekonomi atau perubahan struktur perekonomian daerah perdesaan dilihat berdasarkan perubahan struktur ekonomi perdesaan. Dalam beberapa dekade terakhir, perluasan kawasan perkotaan dan pembukaan akses kawasan perdesaan mengubah struktur ekonomi kawasan perdesaan tidak lagi berat pada sektor pertanian. Hal tersebut tampak pada kawasan-kawasan perdesaan yang mempunyai ciri perkotaan, atau biasa disebut sebagai desa kota.

2.1.3 Prinsip Pembangunan Ekonomi Pedesaan

(10)

 Transparansi (Keterbukaan). Harus ada transparansi dalam hal pengelolaan pembangunan, termasuk dalam hal pendanaan, pemilihan kader, pembangunan sistem, pelaksanaan program, dan lain sebagainya.

 Partisipasi. Dibutuhkan partisipasi aktif dari seluruh elemen masyarakat desa.

 Dapat Dinikmati Masyarakat. Sasaran dari pembangunan ekonomi harus sesuai sehingga hasilnya bisa dinikmati oleh keseluruhan masyarakat.

 Dapat Dipertanggungjawabkan (Akuntabilitas). Proses perencanaan, pelaksaan dan evaluasi yang dilakukan harus bisa dipertanggungjawabkan, dalam arti tidak terjadi penyimpangan.

 Berkelanjutan (Sustainable). Program yang dirancang harus dapat berlangsung secara terus menerus atau berkelanjutan, sehingga peningkatan kesejahteraan masyarakat desa berlangsung permanan, dan bukan hanya pada satu waktu saja.

2.1.4 Faktor Penentu Keberhasilan Pembangunan

Suatu pembangunan bisa berhasil atau tidak bergantung pada faktor-faktor yang mempengaruhinya. Dalam hal pembangunan ekonomi pedesaan, beberapa faktor yang menjadi penentu keberhasilannya, meliputi :

 Ketersediaan sumber daya alam

 Akumulasi modal

 Organisasi

 Kemajuan teknologi

 Pembagian kerja

 Skala produksi

 Faktor sosial

 Faktor manusia

 Faktor politik dan administrasi

Dimensi pembangunan ekonomi pedesaan ini juga mencakup hal yang cukup luas, meliputi :

 Ekonomi : produksi, produktivitas, pendapatan

 Sosial : kesetaraan, keadilan, ketahanan pangan, pengentasan kemiskinan

 Manusia : pendidikan, kesehatan, kesetaraan gender, hak asasi

(11)

 Politik : partisipasi berbagai macam kelompok sosial ekonomi dalam pembuatan keputusan politik di berbagai level yang berbeda, perubahan dalam struktur pemerintahan politik.

 Teknologi : perubahan teknologi yang digunakan di dalam masyarakat

 Lingkungan: penggunaan sumber daya alam yang tidak merugikan generasi sekarang maupun yang akan datang, perlindungan air, keanekaragaman hayati, iklim.

 Sejarah : perubahan di masa mendatang yang tergantung pada kondisi awal atau sekarang.

Dimensi pembangunan ekonomi ini memang mencakup hal yang sangat luas, mengingat proses dan dampaknya pun juga berlaku secara menyeluruh dalam kehidupan masyarakat di wilayah pembangunan tersebut. Karenanya, dimensi pembangunan ini juga harus dibangun dengan saling bersinergi satu sama lain.

Antar satu dimensi dengan lainnya harus bisa saling melengkapi, dan saling mendukung. Hal ini akan membantu tercapainya tujuan pembangunan ekonomi yang ditargetkan.

2.2 Tinjauan Kebijakan

2.2.1 RTRW Kabupaten Sumenep

Dalam RTRW Kabupaten Sumenep, Desa Bringsang termasuk dalam PPK Giligenting yang memiliki fungsi sebagai Pemerintahan kecamatan, perdagangan dan jasa, pendidikan, kesehatan, minapolitan, pertanian, dan pengembangan permukiman perkotaan. Untuk Pulau Sembilan sendiri belum tercantum dalam RTRW Kabupaten Sumenep sebagai wisata alam maupun bahari.

2.2.2 RPJMD Kabupaten Sumenep Tahun 2016 - 2021

(12)

a. Meningkatkan Kualitas Sumber Daya Manusia (SDM) Melalui Pendidikan, Kesehatan dan Pengentasan Kemiskinan.

b.Mempercepat Pembangunan Infrastruktur Wilayah Kepulauan dan Daratan yang Didukung Pengelolaan SDA serta Lingkungan.

c. Meningkatkan Kemandirian Perekonomian Pedesaan dan Perkotaan dengan Memperhatikan Potensi Ekonomi Lokal yang Unggul Berdaya Saing Tinggi. d.Meningkatkan Kultur dan Tata Kelola Pemerintahan yang Profesional dan

Accountable.

e. Meningkatkan Tata Kelola Kehidupan Masyarakat Aman dan Kondusif Melalui Partisipasi Masyarakat serta Stakeholder Dalam Proses Pembangunan.

f. Meningkatkan dan mengembangkan nilai-nilai keagamaan, budaya serta nasionalisme yang didukung kearifan lokal dalam kehidupan masyarakat.

Misi Ketiga, Meningkatkan Kemandirian Perekonomian Pedesaan dan Perkotaan dengan Memperhatikan Potensi Ekonomi Lokalyang Unggul Berdaya Saing Tinggi. Kemandirian ekonomi merupakan kemampuan nyata pemerintah dan masyarakat untukmengatur dan mengelola sumber dayadaerahnya sendiri melalui prakarsa, inovasi, dan aspirasi masyarakat serta direalisasikan sendiri oleh masyarakat Sumenep dalam rangkameningkatkankemakmuran.

(13)

2.2.3 RPJMDes Bringsang Tahun 2015 – 2020

Visi Desa Bringsang disusun dari rangkaian panjang diskusi-diskusi formal maupun informal dengan segenap warga Desa Bringsang atau tokoh-tokoh masyarakat sebagai representasi dari warga Desa Bringsang. Visi Desa Bringsang yaitu “Terwujudnya Desa Bringsang yang Maju, Berdaya, Kreatif, Mandiri, Aman, tentram dan Sejahtera Menujuh Ridho Allah SWT”.

Dalam meraih visi Desa Bringsang, maka disusunlah Misi Desa Bringsang, diantaranya :

1. Meningkatkan kualitas keimanan dan ketaqwaan dengan kewajiban menjalankan syariat Islam;

2. Meningkatkan aksesibilitas serta kualitas SDM;

3. Mewujudkan penanggulangan kemiskinan, kesenjangan dan memacu kewirausahaan melalui program Pemerintah Pusat, Provinsi dan Kabupaten; 4. Mewujudkan ketentraman dan ketertiban, serta membina kesadaran dalam

supremasi Hukum dan Undang-undang;

5. Meningkatkan partisipasi masyarakat dalam rangka pemberdayaan masyarakat dibidang proses perencanaan, pelaksanaan dan pelestarian pembangunan.

2.2.4 APBDes Bringsang Tahun 2017

Berdasarkan APBD Desa Bringsang pada tahun 2017, dapat dijabarkan sebagai berikut :

URAIAN ANGGARAN

PENDAPATAN Rp 1.202.310.700

Pendapatan Asli Desa (PAD) Rp 7.000.000 Dana Desa dari Pemerintah Pusat Rp 823.282.100 Alokasi Dana Desa dari Pemerintah Daerah Rp 361.679.500 Lain-Lain Pendapatan Desa yang Sah Rp 10.349.100

BELANJA Rp 1.159.084.088

Penyelenggaraan Pemerintahan Ro 232.741.211 Pelaksanaan Pembangunan Desa Rp 893.643.777

Pembinaan Masyarakat Rp 13.299.100

Pemberdayaan Masyarakat Rp 19.200.000

Berikut ini adalah rincian Belanja Desa :

(14)

Penghasilan Tetap dan Tunjangan Rp 141.360.000

Pengelolaan Keuangan Desa Rp 19.200.000

Operasional Pemerintah Desa Rp 13.306.823 Penyelenggaraan Musrenbangdes Rp 5.350.000

Monografi Desa Rp 16.600.000

Pengadaan Peralatan Gedung Kantor Rp 6.000.000 Penyusunan Peraturan Desa Tentang APBDes Rp 3.162.000 Penyusunan Peraturan Desa Tentang Laporan

Pertanggungjawaban APBDes Rp 2.412.000

Operasional BPD Rp 6.577.000

Tambahan Penghasilan Perangkat Desa dan BPD Rp 7.000.000

Operasional RT/RW Rp 11.773.388

BIDANG PELAKSANAAN PEMBANGUNAN DESA Rp. 893.643.777 Pembangunan pagar TPU Dusun Bringsang Rp 112.596.766 Peninggian pagar TPU Dusun Bringsang Rp 26.964.911 Pembangunan MCK Dusun Dadap Rp 122.528.700 Pembuatan jalan Rabat Beton Dusun Bringsang Rp 53.540.000 Pembuatan Tangkis Laut Dusun Dadap RT.01/RW.02 Rp 203.016.200 Pembuatan Tangkis Laut Dusun Dadap RT.05/RT.05 Rp 198.867.300 Pembuatan Tangkis Laut Dusun Dadap Rp 176.129.400 BIDANG PEMBINAAN KEMASYARAKATAN Rp. 13.499.100

Pembinaan Guru Ngaji Rp 3.150.000

(15)

BAB III

GAMBARAN UMUM

3.1 Gambaran Umum Desa Bringsang

Desa Bringsang merupakan salah satu Desa yang berada di Pulau Giligenting, Kabupaten Sumenep.Di lokasi inilah salah satu pantai terindah yaitu Pantai Sembilan berada. Asal-usul pemberian nama Pantai Sembilan ini dilatarbelakangi oleh karena bentuk “Pantai Bringsang” ini akan menyerupai angka sembilan apabila dilakukan pemotretan yang dilakukan di udara, sedangkan warga sekitar sana sendiri lebih menyebut dengan Pantai Putih. Dulunya Pantai Sembilan ini merupakan sebuah pelabuhan kecil tempat perahu-perahu penyebrangan yang menghubungkan antara Pulau Giligenting dengan Pulau yang ada di seberangnya yaitu Pantai Marethen. Keindahan Pantai Sembilan dapat dilihat banyaknya terumbu karang dan tanah pasirnya yang putih serta suasana alam sekitar yang indah.

(16)

Pantai Sembilan di Desa Bringsang ini menjadi destinasi wisata yang sangat menarik banyak pendatang. Sektor pariwisata menjadi salah satu tombak utama perekonomian masyarakat Desa Bringsang. Lokasi Desa yang berada di Pulau Giligenting tidak membuat Urbanisasi tersendat di wilayah ini. Infrastruktur

pendukung khususnya untuk pariwisata, penginapan berkembang cukup pesat.

3.2 Gambaran Umum Keadaan Ekonomi Desa Bringsang

Wilayah Desa Bringsang memiliki berbagai potensi yang baik. Potensi tersebut dapat meningkatkan taraf perekonomian dan pendapatan masyarakat. Disamping itu, lokasi yang relatif dekat dengan Ibukota Kabupaten dan pusat kegiatan perekonomian, memberikan peluang kehidupan yang lebih maju dalam sektor formal maupun non formal. Tabel berikut menyajikan data keadaan ekonomi penduduk Desa Bringsang.

No. Uraian Jumlah Satuan Keterangan

A Kesejahteraan Sosial

Keluarga Prasejahtera 102 KK Keluarga Prasejahtera 1 98 KK Keluarga Prasejahtera 2 44 KK Keluarga Prasejahtera 3 59 KK Keluarga Prasejahtera 3 Plus 7 KK

B Mata Pencaharian

Buruh Tani 38 Jiwa

Petani 910 Jiwa

Pedagang 465 Jiwa

Tukang kayu 15 Jiwa

Tukang Batu 12 Jiwa

Penjahit 3 Jiwa

(17)

TNI/POLRI 2 Jiwa

Pengrajin 6 Jiwa

Industri Kecil 17 Jiwa

Buruh Industri 2 Jiwa

Kontraktor 1 Jiwa

Supir 6 Jiwa

Muntir/Mekanik 4 Jiwa

Guru Swasta 8 Jiwa

Nelayan 367 Jiwa

Peternakan 71 Jiwa

Tukang Bangunan 12 Jiwa

Lain-lain 114 Jiwa

BAB IV

ANALISIS PERSOALAN

Permasalahan dalam bidang perekonomian di Desa Bringsang, mengacu pada RPJM Desa Bringsang tahun 2015-2020, didalam dokumen tersebut dikatakan bahwa permasalahan Desa Bringsang didalam bidang ekonomi adalah sebagai berikut.

1. Penduduk desa masih kesulitan untuk memenuhi kebutuhan pokok sehari-hari.

Sulitnya masyarakat Desa Bringsang untuk memenuhi kebutuhan pokok untuk kehidupan sehari-hari merupakan permasalahan yang serius dihadapi oleh desa ini, ini menandakan masyarakat di desa ini masih banyak yang masuk kedalam kategori miskin.

2. Jumlah pengangguran semakin tahun semakin meningkat.

Permasalahan ini berhubungan dengan permasalahan sebelumnya, karena jika dilihat dari lingkaran kemiskinan, apabila masyarakat desa ini mengalami pengangguran, maka mereka akan sulit untuk memenuhi kebutuhan pokok sehari-hari mereka.

(18)

Permasalahan yang selanjutnya muncul karena banyaknya pengangguran yaitu anak-anak di desa tersebut banyak yang tidak bersekolah karena banyak orang tuanya tidak mampu akibat dari pengangguran.

4. Infrasturktur yang belum memadai

Kondisi infrastruktur yang belum memadai bisa berdampak terhadap lambatnya pertumbuhan ekonomi, kemudian akan berdampak terhadap harga bahan baku karena harga angkut yang tinggi.

(19)

BAB V

STRATEGI DAN PROGRAM PENGEMBANGAN EKONOMI PEDESAAN

Untuk mengatasi permasalahan tersebut, diperlukan program-program untuk mengatasi permasalahan yang terjadi, berdasarkan analisis permasalahan, program untuk mengembangkan ekonomi untuk desa ini yaitu sebagai berikut.

1. Peningkatan Ekonomi Rakyat (Mengentaskan Kemiskinan).

2. Peningkatan Kualitas Sumberdaya Manusia (Pengetasan Kebodohan). 3. Pembangunan Infrastruktur.

Adapun untuk menerapkan program-program tersebut harus mempunyai strategi khusus. teknik yang akan digunakan untuk mencari strategi untuk pengembangan perekonomian di Desa Bringsang yaitu teknik analisis SWOT, adapun data yang dipakai pada analisis ini merupakan data hasil survey dan data dari dokumen RPJMDes Bringsang tahun 2015-2020.

MATRIKS SWOT OPPORTUNITY

1. Terdapat misi untuk memberantas kemiskinan didalam RPJMDes Tahun 2015-2020. 2. Berpotensi untuk

dikembangkan

THREATS 1. Migrasi

(20)
(21)

Program Strategi Peningkatan Ekonomi Rakyat

(Mengentaskan Kemiskinan).

- Memperkuat peran pemerintah untuk memberantas kemiskinan - Memperkuat peran masyarakat

untuk ikut berpartisipasi dalam meningkatkan ekonomi dari pemasukan pariwisata

- Mengoptimalkan perkembangan sektor yang potensial yaitu perikanan dan pertanian

- Melakukan monitoring terhadap usaha-usaha kecil yang tidak terkontrol

Peningkatan Kualitas Sumberdaya Manusia (Pengetasan Kebodohan).

- Melatih masyarakat supaya bisa mengelola desa yang memiliki potensi wisata

- Melakukan pelatihan pengelolaan yang bersifat competitive agar masyarakat bisa bersaing dengan masyarakat dari luar desa.

- Mengadakan pelatihan olahan produk unggulan

(22)

BAB VI PENUTUP

6.1 Kesimpulan

Berdasarkan penjelasan yang telah dipaparkan di atas, maka dapat kita tarik kesimpulan bahwa Desa Bringsang memiliki potensi unggulan berupa sektor pariwisata, sektor pertanian dan sektor perikanan dengan sektor pariwisata sebagai sektor utama. Hal tersebut sebagai perwujudan visi Desa Bringsang. Namun sektor tersebut belum berkembang secara pesat dikarenakan masalah-masalah seperti kualitas SDM rendah, kurangnya infrastruktur serta kurangnya minat dari warga Desa Bringsang sendiri akan pengembangan desanya dan lebih memilih untuk merantau.

Adapun strategi dalam menangani permaslaah tersebut adalah dengan Peningkatan Ekonomi rakyat dengan pemberdayaan masyarakat Desa Bringsang, peningkatan kualitas Sumber Daya Manusia, serta pembangunan infrastruktur yang mendukng pengembangan sektor-sektor yang ada.

6.2 Lesson Learned

Lesson learned yang didapatkan dari pembahasan di atas adalah sebagai berikut :

a. Pengembangan Desa Bringsang berdasarkan aspek ekonomi belum berjalan dengan baik

b. Infrastruktur di perdesaan masih minim dibanding dengan perkotaan. c. Minat penduduk dalam sektor pertanian dan perikanan minim khususnya

pada generasi penerus.

d. Tingkat pendidikan penduduk desa yang masih rendah sehingga SDM rendah.

e. Tergantung dengan bantuan pemerintah (belum mandiri) sehingga visi pada RPJM desa belum tercapai.

(23)

6.3 Rekomendasi

Rekomendasi yang dapat diberikan dari pembahasan di atas adalah penggunaan strategi pengembangan Desa Bringsang hasil dari analisis SWOT sebagai alternatif strategi yang dapat digunakan oleh pihak yang terlibat dalam pengembangan Desa Bringsang.

DAFTAR PUSTAKA

Sarjana, Ali. 2015. Ekonomi Perdesaan.

https://rumahmakalalah.blogspot.com/2015/10/ekonomi-pedesaan.html. Diakses pada 26 Mei 2018

Referensi

Dokumen terkait

Papan partikel yang dibuat dari kayu dengan kerapatan rendah akan mengalami pengempaan yang lebih besar pada saat pembentukan sehingga bila direndam dalam air

Jurnal Bahasa, Sastra dan Pembelajarannya ǀ 211 peristiwa-peristiwa yang dihadirkan Danarto dalam novel Asmaraloka ini terkesan acak dan absurd, tetapi setiap detilnya pembaca

Sebagai produk pembelajaran, siswa diminta membuat pidato persuasif baik lisan ataupun tertulis secara teliti tentang berbagai topik yang menjadi minat/ kesukaan

Puji syukur penyusun panjatkan kehadirat Allah SWT.yang telah melimpahkan segala rahmat, taufiq serta inayah-Nya, sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi dengan

Yang dipermasalahkan Pemerintah kabupaten Indramayu bukan dampak pengalihan lahan pertanian menjadi jalan tol sehingga mengurangi produksi pangan di kabupaten tersebut,

Penelitin ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh beban dinamik terhadap kestabilan frekuensi dan tegangan pada sistem interkoneksi Sulselbar yang selanjutnya menentukan umpan

Setelah melalui tahap perencanaan, pelaksanaan, observasi, peneliti melakukan refleksi dari kegiatan pada siklus I. pertama peneliti melihat hasil LKS pada siklus

Gaya Karawang berasal dari kesenian ketuk tilu dan pencak silat pada taun 1916-an di Karawang Jawa Barat dengan memiliki ciri khas gerak lebih tajam pada pola-pola