• Tidak ada hasil yang ditemukan

Peranan audit operasional dalam menunjan

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2018

Membagikan "Peranan audit operasional dalam menunjan"

Copied!
28
0
0

Teks penuh

(1)

BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Dengan berkembangnya dunia perekonomian saat ini dan semakin tingginya tingkat persaingan dalam dunia usaha menuntut perusahaan mempunyai keunggulan bersaing (competitive advantage) untuk terus bisa berkompetisi. Tidak sedikit perusahaan yang terhenti laju operasionalnya karena tidak mampu mempertahankan eksistensi perusahaannya. Sebagian besar kegagalan tersebut biasanya disebabkan karena perusahaan tidak konsisten dalam menjalankan operasi perusahaannya, hal ini menuntut adanya efektivitas dan efisiensi dalam menjalankan kegiatan operasional perusahaan. Begitu juga dengan industri otomotif di Indonesia bergerak dalam bidang sales, service dan spare part yang memiliki perkembangan yang cukup

baik. Keadaan ini membuat perusahaan membutuhkan kekuatan usaha untuk mempertahankan kelangsungan hidupnya.

(2)

membutuhkan sumberdaya manusia yang berpengalaman dan ahli tetapi juga memiliki struktur pengewasan intern yang kuat. Sehingga mendorong perusahaan untuk melakukan pemeriksaan operasional (audit operasional).

Audit operasional digunakan sebagai alat analisa karena lebih memfokuskan pada pengevaluasian efisiensi dan efektivitas Perusahaan yang dapat mempengaruhi kinerja dari pihak Perusahaan. Dengan diterapkannya audit operasional ini, maka auditor dapat melihat sejauh mana Perusahaan telah beroperasi, apakah telah dilaksanakan eveluasi secara efektif dan efisien. Untuk menjamin adanya efisiensi dan efektivitas operasi – operasi perusahaan, maka perlu dijalankan suatu pengendalian. Dengan adanya pengendalian dan digunakannya pengendalian tersebut diharapakan semua aktivitas perusahaan dapat dijalankan dengan efektif dan efisien serta sesuai dengan kebijakan atau standar operasional prosedur (SOP) yang telah ditetapkan agar mencapai tujuan perusahaan.

Dalam mengelola manajemen perusahaan untuk menghasilkan laba yang maksimal dibutuhkan sistem pengendalian internal yang baik pula. Jika pengendalian internal tidak diterapkan dengan baik, maka akan terjadi employee fraud (tindakan kecurangan yang dilakukan oleh karyawan), Santoyo Gondodiyoto (2007).

(3)

kegiatan operasionalnya sudah semakin kompleks dan jenjang otoritasi mulai semakin meluas (bertingkat).

Faktor sistem pengendalian intern yang berhubungan dengan penjualan sangat diperlukan, karena penjualan merupakan salah satu unsur harta dalam komponen laba rugi, yang posisinya sangat penting di dalam kelangsungan perusahaan. Sistem pengendalian intern atas penjualan menjadi penting dimana tujuannya adalah mencegah penyimpangan dan penyelewengan yang terjadi dalam penjualan sedangkan secara keseluruhan sistem pengendalian intern sangat diperlukan dimana tujuannya adalah untuk mengamankan harta perusahaan, meningkatkan operasi perusahaan, meningkatkan ketelitian dan kebenaran data akuntansi dan mendorong terlaksananya kebijakan perusahaan yang telah ditetapkan.

(4)

Sementara itu Pilipus ramandei (2008) dalam penelitiannya menyatakan pendapat yang sama, bahwa dalam rangka mencapai tujuan dan pengelolaan perusahaan sangat tergantung dari kualitas operasional serta seluruh sistem yang ada dalam perusahaan. Dengan demikian perusahaan perlu memperhatikan keberhasilan sistem pengendalian intern. Hal inilah yang manarik untuk penulis teliti mengenai Peranan audit operasional dalam menunjang efektivitas pengendalian intern penjualan pada PT.PN Mantadulu

B. Rumusan Masalah

Berdasarkan Uraian di atas, dapat diidentifikasi masalah sehubungan dengan peranan audit operasional dalam menunjang efektivitas sistem pengendalian intern penjualan adalah:

1. Apakah audit operasional berperan dalam menunjang efektifitas pengendalian intern penjualan “ .

C. Tujuan Penelitian

Tujunan yang ingin dicapai dalam penelitian adalah:

1. Untuk mengetahui Peranan audit operasional dalam menunjang efektifitas pengendalian intern penjualan

D. Manfaat Penelitian

(5)

1. Manfaat Praktis

Bagi Pemegang Kebijakan, dalam hal ini Manajemen, diharapkan hasil penelitian ini dapat memberikan gambaran yang jelas bahwa secara teoritis para audit operasional memiliki peranan penting dalam menunjang efektivitas pengendalian intrn penjualan. 2. Manfaat Teoritis

(6)

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

A. PENGERTIAN a. Audit

Audit merupakan suatu tindakan yang membandingkan antara fakta atau keadaan yang sebenarnya (kondisi) dengan keadaan yang seharusnya ada (kriteria).

Menurut Randal J. Elder, Mark S. Beasley, Alvin A. Arens dan Amir Abadi Yusuf (2011:4), mendefinisikan auditing sebagai:

“Pengumpulan dan evaluasian bukti mengenai informasi untuk

menentukan dan melaporkan derajat kesesuaian antara informasi tesebut dengan kriteria yang telah ditetapkan.Audit harus dilakukan oleh orang yang kompeten dan independen”.

Definisi auditing tersebut memiliki unsur-unsur penting yang diuraikan sebagai berikut:

1. Informasi dan kriteria yang telah ditetapkan.

(7)

2. Mengumpulkan dan mengevaluasi bukti.

Bukti adalah setiap informasi yang digunakan auditor untuk menentukan apakah informasi yang diaudit dinyatakan sesuai dengan kriteria yang telah ditetapkan.

3. Kompeten dan independen.

Auditor harus memiliki kualifikasi untuk memahami kriteria yang digunakan dan harus kompeten untuk mengetahui jenis serta jumlah bukti yang akan dikumpulkan guna mencapai kesimpulan yang tepat setelah memeriksa bukti tersebut. Selain itu, para auditor berusaha keras mempertahankan tingkat indepedensi yang tinggi untuk menjaga kepercayaan para pemakai yang mengandalkan laporan mereka.

4. Pelaporan.

Laporan seperti ini, memiliki sifat yang berbeda-beda, tetapi semuanya harus memberitahukan kepada para pembaca tentang derajat kesesuaian antara informasi dengan kriteria yang telah ditetapkan.

b. Pengertian Audit Operasional

(8)

audit operasional. Audit yang dilakukan untuk menilai efisiensi, efektivitas dan keekonomisan dari fungsi yang terdapat dalam perusahaan.

Menurut Caler dan Crochett yang dikutip oleh Amin Widjaja Tunggal (2012:13) pengertian audit operasional adalah sebagai berikut:

“Operational auditing is a sistematic process of evaluating an organisation’s effectiveness, eficiency, and economy of operation under management’s control and reporting to appropriate person the result of the evaluation along with recommendations for improvement”.

Menurut IBK. Bayangkara (2008:2) pengertian audit operasional adalah sebagai berikut :

“Audit operasional (audit manajemen) adalah pengevaluasian terhadap efisiensi dan efektivitas operasi perusahaan”.

Sedangkan menurut William C. Boynton, Raymond N. Johnson dan Walter G. Kell yang dialihbahasakan oleh Paul A. Rajoe, Gina Gania dan Ichsan Setiyo Budi (2003:7) pengertian audit operasional adalah sebagai berikut :

“Audit operasional berkaitan dengan kegiatan memperoleh dan

(9)

Dari pengertian di atas, penulis dapat mengambil kesimpulan bahwa audit operasional merupakan pengkajian terhadap kegiatan operasi suatu organisasi untuk mengevaluasi efisiensi dan efektivitas kinerja suatu bagian dalam perusahaan.

c. Tujuan Audit Operasional

Setiap kegiatan yang akan dilaksanakan tentunya memiliki tujuan, begitupun audit operasional yang akan dilaksanakan terhadap suatu kegiatan.

Menurut Dan M. Guy, C. Wayne Alderman dan Alan J. Winters yang dialihbahasakan oleh Paul A. Rajoe dan Ichsan Setiyo Budi (2003:421) tujuan audit operasional Yaitu:

1. Menilai kinerja

Setiap audit operasional meliputi penilaian kinerja organisasi yang ditelaah. Penilaian kinerja dilakukan dengan membandingkan kegiatan organisasi dengan tujuan, seperti kebijakan, satandar, dan sasaran organisasi yang ditetapkan manajemen atau pihak yang menugaskan, serta dengan kriteria penilaian lain yang sesuai.

2. Mengidentifikasi peluang perbaikan

(10)

operasi, menelaah laporan masa lalu atau masa berjalan, mempelajari transaksi, membandingkan dengan standar industri, menggunakan pertimbangan profesional berdasarkan pengalaman, atau menggunakan sarana dan cara lain yang sesuai.

3. Mengembangkan rekomendasi untuk perbaikan atau tindakan lebih lanjut

Sifat dan luas rekomendasi akan berkembang secara beragam selama pelaksanaan audit operasional. Dalam banyak hal, auditor dapa membuat rekomendasi tertentu. Dalam kasus lainnya, mungkin diperlukan studi lebih lanjut di luar ruang lingkup penugasan, di mana auditor dapat menyebutkan alasan mengapa studi lebih lanjut pada bidang tertentu dianggap tepat”.

d. Manfaat Audit Operasional

Menurut Amin Widjaja Tunggal (2012:96) audit operasional dapat meberikan manfaat melalui beberapa cara sebagai berikut :

1. Mengidentifikasi permasalahan yang timbul, dan memberikan alternatif solusi perbaikannya.

2. Menemukan peluang untuk menekan pemborosan dan efisiensi biaya.

(11)

4. Mengdentifikasi sasaran, tujuan, kebijakan dan prosedur organisasi yang belum ditentukan.

5. Mengidentifikai kriteria untuk mengukur pencapaian sasaran dan tujuan organisasi.

6. Merekomendasikan perbaikan kebijakan, prosedur dan struktur organisasi.

7. Melaksanakan pemeriksaan atas kinerja individu dan unit organisasi.

8. Menelaah ketaatan/kepatuhan terhadap ketentuan hukum, tujuan organisasi, sasaran, kebijakan dan prosedur.

9. Menguji adanya tindakan-tindakan yang tidak diotorisasi, kecurangan, atau ketidaksesuaian lainnya.

10. Menilai sistem informasi manajemen dan sistem pengendalian. 11. Menyediakan media komunikasi antara level operator dan

manajemen.

12. Memberikan penilaian yang independen dan obyektif atas suatu operasi”.

e. Karakteristik Audit Operasional

Audit operasional memiliki karakteristik tertentu yang membedakan dengan audit lainnya. Menurut Amin Widjaja Tunggal (2012:37), mengemukakan karakteristik audit operasional yaitu :

(12)

3. Yang diaudit adalah seluruh perusahaan, atau salah satu unitnya ( bagian penjualan, bagian perencanaan produksi dan sebagainya), atau suatu fungsi, atau salah satu sub klasifikasinya ( pengendalian persediaan, sistem pelaporan, pembinaan pegawai dan sebagainya).

4. Penelitian dipusatkan pada prestasi atau keefektifan dari perusahaan/ unit/ fungsi yang diaudit dalam menjalankan misi, tanggungjawab, dan tugasnya.

5. Pengukuran terhadap keefektifan didasarkan pada bukti/ data dan standar.

6. Tujuan utama audit operasional adalah memberikan informasi kepada pimpinan tentang efektif tidaknya perusahaan, suatu unitmm atau suatu fungsi. Diagnosis tentang permasalahan dan sebab – sebabnya, dan rekomendasi tentang langkah – langkah korektifnya merupakan tujuan tambahan”.

f. Pelaksana Audit Operasional

Untuk melakukan audit opersional ada beberapa pihak yang dapat melakukannya. Menurut Alvin A. Arens, Randy Elder dan Mark Beasley yang dialihbahasakan oleh Ford Lumban Gaol (2006:499-501) mengemukakan bahwa audit operasional bisa dilaksananakan oleh :

1. Auditor Intern

(13)

internal dan audit operasional saling bergantian. Akan tetapi, tidaklah tepat untuk menyimpulkan bahwa semua audit operasional dilakukan oleh auditor intern atau bahwa auditor intern hanya melakukan audit operasional. Banyak bagian audit intern melaksanakan audit operasional dan juga audit keuangan. Sering hal itu dilakukan secara bersamaan. Manfaat yang diperoleh jika auditor intern melakukan audit operasionala adalah bahwa mereka mencurahkan seluruh waktunya ke perusahaan yang mereka audit. Oleh karenanya mereka mendapatkan banyak pemahaman mengenai perusahaan dan kegiatan usahanya, yang mana sangat penting bagi audit operasional yang efektif.

2. Auditor Pemerintah

Auditor pemerintah merupakan salah satu badan dalam pemerintahan yang bertugas untuk melakukan audit operasional, seringkali merupakan bagian dari pelaksanaan audit keuangan. 3. Kantor Akuntan Publik

Latar belakang pengetahuan mengenai bisnis klien yang harus dimliki auditor ekstern dalam melaksanakan audit seringkali memberikan informasi yang berguna dalam memberikan rekomendasi – rekomendasi operasional. Merupakan suatu yang biasa bagi klien untuk menugasi kantor akuntan publik

(14)

terjadi jika perusahaan tersebut tidak mempunyai staf audit intern tau staf audit internnya tidak mempunyai keahlian dalam bidang tertentu”.

g. Tahap – Tahap Audit Operasional

Tahap – tahap audit operasional menurut IBK. Bayangkara (2008:178-180) sebagai berikut :

1. Audit Pendahuluan

Audit pendahuluan diawali dengan perkenalan antara pihak auditor dengan organisasi auditee. Serta bertujuan untuk mengkonfirmasi scope audit, mediskusikan rencana audit dan penggalian informasi umum tentang organisasi auditee, objek yang akan diaudit , mengenal lebih lanjut kondisi perusahaan dan prosedur yang diterapkan pada proses produksi dan operasi.

(15)

dirumuskan ke dalam bentuk tujuan audit sementara yang akan dibahas lebih lanjut pada proses audit berikutnya.

2. Review dan Pengujian Pengendalian Manajemen .

Pada tahapan ini auditor melakukan review dan pengujian terhadap beberapa perubahan yang terjadi pada struktur perusahan, sistem manajemen kualitas, fasilitas yang digunakan dan/atau personalia kunci dalam perusahaan, sejak hasil audit terakhir. Berdasarkan data yang diperoleh pada audit pendahuluan, auditor melakukan penilaian terhadap tujuan untama fungsi produksi dan operasi serta variabel – variabel yang mempengaruhinya. Variabel – variabel ini meliputi berbagai kebijakan dan peraturan yang telah ditetapkan untuk setiap program / aktivitas, praktik yang sehat, dokumentasi yang memadai dan ketersediaan sumber daya yang dibutuhkan dalam menunjang usaha pencapaian tujuan tersebut.

Di samping itu, pada tahap ini auditor juga mengidentifikasi dan mengklasifikasikan penyimpangan dan gangguan – gangguan yang mungkin terjadi yang mengakibatkan terhambatnya pencapaian tujuan produksi dan operasi. Review terhadap hasil audit terdahulu juga dilakukan untuk menentukan berbagai tindakan korektid yang harus diambil.

(16)

diperolehnya data yang cukup dan kompeten serta tidak terhambatnya akses untuk melakukan pengamatan yang lebih dalam terhadap tujuan audit sementara yang telah ditetapkan pada tahapan audit sebelumnya. Dengan menghubungkan permasalahan yang dirumuskan dalam bentuk tujuan audirt sementara dan ketersediaan dara serta akses untuk mendapatkannya. Auditor dapat menetapkan tujuan audit yang sesungguhnya yang akan didalami pada audit lanjutan.

3. Audit Lanjutan (Terinci)

Pada tahap ini auditor melakukan audit yang lebih dalam dan pengembangan temuan terhadap fasilitas, prosedur, catatan – catatan yang berkaitan dengan produksi dan operasi. Konfirmasi kepada ihak perusahaan selama audit dilakukan untuk mendapatkan penjelasan dari pejabat yang berwenang tentang adanya hal – hala yang merupakan kelemahan yang ditemukan auditor. Di samping itu, analisis terhadap hubungan kapabilitas potensial yang dimiliki dan utilisasi kapabilitas tersebut di dalam perusahaan sangat penting dalam proses audit.

(17)

dan ketidaksesuaian yang itemukan dan menilai tindakan–tindakan korektif yang telah dilakukan.

4. Pelaporan

Hasil dari keseluruhan tahapan audit sebelumnya yang telah diringkaskan dalam kertas kerja audit (KKA),merupakan dasar dalam membuat kesimpulan dan rumusan rekomendasi yang akan diberikan auditor sebagai alternatif solusi atas kekurangan– kekurangan yang masih ditemukan. Pelaporan menyangkut penyajian hasil audit kepada pihak–pihak yang berkepentingan terhadap hasil audit tersebut. Laporan audit disajikan dengan format sebagai berikut :

a. Informasi Latar Belakang

Menyajikan gambaran umum fungsi produksi dan operasi dari perusahaan yang diaudit, tujuan dan strategi pencapaiannya serta ketersediaan sumber daya yang mendukung keberhasilan implementasi strategi tersebut.

b. Kesimpulan Audit dan Ringkasan Temuan Audit

Menyajikan kesimpulan atas hasil audit yang telah dilakukan auditor dan ringkasan temuan audit sebagai pendukung kesimpulan yang dibuat.

c. Rumusan Rekomendasi

(18)

terjadi. Rekomendasi harus didukung hasil analisis dan menjelaskan manfaat yang diperoleh jika rekomendasi ini diterapkan serta dampak negatif yang mungkin terjadi di masa depan jika rekomendasi ini tidak diterapkan.

d. Ruang Lingkup Audit

Ruang lingkup auit menjelaskan tentang cakupan (luas) audit yang dilakukan, sesuai dengan penugasan yang diterima (disepakati) dengan pemberi tugas audit.

e. Tindak Lanjut

Rekomendasi yang disajikan auditor dalam laporannya merupakan alternatif perbaikan yang ditawarkan untuk meningkatkan berbagai kelemahan (kekurangan) yang masih terjai pada perusahaan.Tindak lanjut (perbaikan) yang dilakukan merupakan bentuk komitmen manajemen untuk menjadikan organisasinya menjadi lebih baik dari yang sebelumnya. Dalam rangka perbaikan ini auditor mendampingi manajemen dalam merencanakan, melaksanakan, dan mengendalikan program– program perbaikan yang dilakukan agar dapat mencapai tujuannya efektif dan efisien”

h. Pengertian Efektivitas

(19)

“Efektivitas adalah tercapainya tujuan yang telah ditetapkan, baik

itu dalam bentuk target, sasaran jangka panjang maupun misi organisasi. Akan tetapi pencapaian tujuan ini harus juga mengacu pada visi organisasi”.

i. Sistem Pengendalian Intern Penjualan

Pengendalian internal adalah kebijakan dan prosedur yang dibuat oleh perusahaan untuk memastikan bahwa pelaksanaan operasional perusahaan berjalan sesuai dengan tujuan yang telah ditentukan.. Menurut COSO (1992:13) yang juga disitir oleh Rand & Chamber (2000:73), Cangemi & Singleton (2003:65), IAI (2001:319.2), pengendalian intern didefinisikan sebagai berikut:

Internal Control is a process, affected by an entitiy’s board of directors, management and other personnel, designed to provide reasonable assurance regarding the achievement of objectives in the following categories:

Effectiveness and efficiency of operations.

Reliability of financial reporting.

Compliance with applicable laws and regulations.

(20)

pengendalian seharusnya efektif untuk semua operasi. Definisi menurut Institute of Internal Auditors (IIA) di dalam Standar and Guideline for The Profesional Practice of Internal Auditing menyatakan bahwa pengendalian intern adalah aktivitas yang berusaha untuk menjamin pencapaian tujuan dan sasaran organisasi. Tujuan utama dari pengendalian intern adalah tercapainya:

a) Reliabilitas dan integritas informasi.

b) Kepatuhan terhadap kebijakan, rencana, prosedur, hukum dan kebijakan.

c) Pengamanan asset.

d) Penggunaan sumber daya secara ekonomis dan efisien.

e) Pencapaian tujuan dan sasaran yang telah ditetapkan untuk operasi dan program.

B. Kerangka Pikir

(21)

C. Hipotesis

(22)

BAB III

METODE PENELITIAN A. Objek Penelitian

Objek penelitian adalah mengenai masalah peranan audit operasional dalam menunjang efektivitas pengendalian intern penjualan. Penulis melakukan penelitian pada PT. PN Manadulu

B. Metode Penelitian

Menurut Sugyiono (2009:1) metode penelitian adalah sebagai berikut : “Metode penelitian pada dasarnya merupakan cara ilmiah untuk

mendapatkan data dengan tujuan dan kegunaan tertentu. Tujuan tersebut dapat diperoleh dengan menerapkan metode penelitian yang sesuai dengan tujuan yang ingin dicapai”.

Dalam penelitian ini menggunakan metode Kuantitatif, Analisis data ini dirumuskan untuk mengukur indikator peranan audit operasional dalam menunjang efektivitas sistem pengendalian intrn penjualan.

C. Defenisi Variabel dan Operasional Variabel a. Definisi Variabel

(23)

“ Variabel adalah suatu atribut atau sifat atau nilai dari orang, objek

atau kegiatan yang mempunyai variasi tertentu yang ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari atau ditarik kesimpulannya”.

Sesuai dengan judul skripsi, yaitu peranan audit operasional dalam menunjang efektivitas sistem pengendalian intern penjualan , maka pengelompokan variabel–variabel yang mencakup dalam judul tersebut dibagi menjadi dua variabel yaitu :

a. Variabel Bebas ( Independent Variable )

Variabel bebas adalah suatu variabel yang keadaannya tidak dipengaruhi oleh variabel–variabel lain. Akan tetapi keberadaan variabel ini merupakan faktor penyebab yang akan mempengaruhi variabel lainnya.

Menurut Sugiyono (2009:59) variabel bebas (independent variable) adalah: “Variabel yang mempengaruhi atau yang menjadi sebab perubahannya atau timbulnya variabel terikat (variable dependent )”.

Maka dalam penelitian ini yang menjadi variabel bebas (independent variabl ) adalah peranan audit operasional.

b. Variabel Terikat (Dependent Variable)

(24)

“Variabel terikat (dependent variable) merupakan variabel

yang dipengruhi atau yang menjadi akibat karena adanya variabel bebas”.

Maka yang menjadi variabel terikat (dependent variable) adalah efektivitas sistem pengendalian intern penjualan

b. Operasional variabel

Sesuai dengan judul skripsi yang dipilih yaitu peranan audit operasional dalam menunjang efektivitas sistem pengendalian intrn penjualan, maka terdapat 2 (dua) variabel penelitian yaitu :

1. Peranan Audit Operasional.

2. efektivitas sistem pengendalian intern penjualan D. Jenis dan Sumber Data

Jenis dan sumber data yang digunakan dalam penelitian ini adalah Data

Primer.

Data primer adalah data yang diperoleh atau dikumpulkan dari pengalaman langsung pada objek perusahaan tempat penulis melakukan penelitian, dimana dilakukan dengan cara observasi melalui wawancara dan kuesioner.

E. Tekhnik Pengumpulan Data

(25)

1. Penelitian lapangan (field research)

Tujuan dari penelitian lapangan adalah untuk memperoleh data primer mengenai peranan audit operasional dalam menunjang efektivitas sistem pengendalian intern penjualan. Penelitian ini dilakukan dengan cara:

a. Observasi (pengamatan)

Yaitu pengumpulan data dengan jalan melakukan pengamatan secara langsung atas aktivas untuk mendapatkan gambaran umum dari PT.PN Mantadulu, khususnya dalam bidang pembayaran gaji dan upah yang erat hubungannya dengan masalah peranan audit operasional dalam menunjang efektivitas sistem pengendalian intern penjualan.

b. Interview (wawancara)

Merupakan teknik pengumpulan data yang diadakan langsung dengan pihak yang berkepentingan untuk d minta keterangan dan pendapat mereka yang dianggap, bertanggung jawab dan menguasai masalah-masalah yang berhubungan dengan penelitian untuk melengkapi informasi yang diperlukan dalam penyusunan ini.

c. Kuesioner (pertanyaan)

(26)

dalam mengefektifkan pembayaran gaji dan upah. Bentuk kuesioner yang disajikan adalah pertanyaan tertutup, yaitu pernyataan yang kemungkinan jawabannya telah ditetapkan terlebih dahulu, sehingga responden tidak mempunyai kebebasan untuk memilih jawaban kecuali yang sudah diberikan.

2. Penelitian kepustakaan (library research)

Yaitu pengumpulan bahan sebagai dasar teori beberapa literatur dan bahan perkuliahan yang erat hubungannya dengan masalah yang teliti. Kegiatan ini dilakukan untuk memperoleh data-data sekunder sebagai dasar atau landasan teoritis yang ada kaitannya dengan masalah yang sedang diteliti.

D. Analisis Data

Untuk mendukung penelitian ini penulis melakukan pengumpulan data sesuai dengan identifikasi masalah yang telah ditetapkan Analisis data merupakan proses penyerdehanaan data ke dalam bentuk yang mudah dibaca, dipahami, dan diinterpretasikan. Data yang akan dianalisa merupakan data hasil pendekatan survei penelitian lapangan dan penelitian kepustakaan, kemudian peneliti melakukan analisis untuk menarik kesimpulan.

Analisis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah dengan menggunakan analisis statistic yang dapat dirumuskan sebagai berikut: Y = a + bx

(27)

X= Audit Operasional

F. Sistematika Penulisan

Dalam penyusunan penulisan ini, penulis menggunakan sistem

penulisan sebagai berikut :

Bab 1 Pendahuluan

Bab ini berisi penjabaran mengenai beberapa hal yang bersifat umum

yang berkaitan dengan pengerjaan penulisan ini, antara lain latar

belakanag, perumusan masalah, tujuan, dan manfaat penulisan .

Bab 2 Tinjauan Pustaka

Bab ini berisi penjabaran teori-teori yang digunakan sebagai pedoman

dan dasar berpikir dalam menyelesaikan permasalahan yang telah

dirumuskan pada penulisan ini.

Bab 3 Metodolodi Penelitian

Bab ini berisi penjelasan mengenai teknik pengumpulan data, teknik

(28)

DAFTAR PUSTAKA

(2012). Pedoman Pokok Operational Auditing. Jakarta:Harvarindo.

Askey, JM. & Dale, BC. 1994. Internal Quality Management Auditing: An Examination. Management Auditing Journal. Vol. 9, No. 4

H. Moermahadi Soerja Djanegara, Triandi, dan Skundita Pratikno, 2009, Peranan Audit Operasional dalam Meningkatkan Efektifitas dan Efisiensi Fungsi Pembelian pada PT organ Jaya, Jurnal Ilmiah

Ranggagading, Vol. 9 No. 1, 1-8.

Iriyadi, 2004, Evaluasi atas Prosedur Pemeriksaan Operasional dalam Meningkatkan Efektivitas Pengendalian Intern Penjualan, Jurnal

Ilmiah Ranggagading, Vol 4, No. 1, 75-96.

Maularia CJ Sirait, 2009, Pengaruh Sistem Pengendalian Internal dan Auditor Internal Terhadap Fraud, Jurnal Auditor, Vol 2, No. 3.

Referensi

Dokumen terkait

Berdasarkan hasil penelitian tindakan kelas yang telah dilaksanakan selama dua siklus, dapat disimpulkan bahwa penerapan model pembelajaran Kooperatif tipe Think

faktor-faktor teknologi, pesaing dan legislatif adalah contoh-contoh ancaman yang mungkin memerlukan analisa dan strategi pengembangan lebih

Penelitian ini dilatarbelakangi oleh fenomena minat baca siswa dan pengaruh minat baca terhadap pertumbuhan kemampuan belajar siswa pada jenjang-jenjang pendidikan

[r]

Kepribadian dan minat sosial Helen telah membentuk Styte of Lifenya sebagai seseorang dengan tujuan hidup untuk mensejahtrahkan orang-orang yang cacat (terbukti

Sebelum membuat sebuah karya jurnalistik feature harus memikirkan kisah yang akan dituangkan dalam sebuah tulisan, karena pada hakikatnya feature adalah orang

Kejahatan transnasonal yang berhubungan dengan fnansal, banyak dgunakan melalu sektor perbankan. Sektor perbankan n merupakan salah satu modus yang palng banyak

Hasil penelitian ini menunjukan terdapat perbedaan yang signifikan hasil belajar ekonomi siswa antara kelas eksperimen yang diajarkan dengan model pembelajaran