Pengaruh Pendidikan Kesehatan Dengan Media Video Terhadap Perubahan Perilaku
Ibu Dalam Penggunaan Antibiotik Pada Anak Dengan ISPA Di Wilayah Kerja
Puskesmas Banguntapan I Kabupaten Bantul
Filu Marwati Santoso Putri
1), Bingar Hernowo
2)1
Program Studi D-III Kebidanan, Stikes Madani Yogyakarta
email: salwa@salwastore.com
2
Program Studi D-III Farmasi, Stikes Madani Yogyakarta
email: bingar7@gmail.com
Abstract
Infeksi Saluran Pernafasan Akut (ISPA) terutama sering menyerang anak-anak 2-5 tahun.
Hal ini membuat ibu pasien mencari solusi cepat untuk menyembuhkan ISPA dan meminta dokter
untuk meresepkan antibiotik dan bahkan membelinya tanpa prescribtions. Fatalnya, sebagain besar
ibu tidak mengetahui seperti apa manfaat dan bahaya antibiotik jika dikonsumsi tidak sesuai dengan
aturan pakai. Dalam rangka mengubah perilaku ibu dalam penggunaan antibiotik maka diperlukan
suatu pendidikan kesehatan. Video sebagai salah satu media pendidikan kesehatan dapat digunakan
sebagai alternatif yang cukup menarik karena bisa merangsang sistem pendengaran dan visual untuk
mengubah perilaku. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk menganalisis pengaruh pendidikan
kesehatan dengan media video terhadap perubahan perilaku ibu dalam penggunaan antibiotik pada
anak dengan ISPA Di Wilayah Kerja Puskesmas Banguntapan Kabupaten Bantul.
Penelitian ini menggunakan desain
pre-eksperimental. Populasinya adalah ibu yang
memiliki anak usia 2-5 tahun dengan riwayat ISPA di wilayah kerja Puskes Banguntapan I
Kabupaten Bantul. Sampel dipilih dengan teknik
purposive sampling. Data dikumpulkan dengan
kuesioner dan dianalisis menggunakan Wilcoxon Signed Rank Test.
Hasil penelitian menyebutkan ada pengaruh pendidikan kesehatan dengan media video
terhadap perubahan perilaku ibu dalam penggunaan antibiotik pada anak dengan ISPA di Wilayah
Kerja Puskesmas Banguntapan I Kabupaten Bantul. Perbedaan tersebut terlihat dari perhitungan
Wilcoxon Signed Test yang menunjukkan bahwa nilai Z yang didapat sebesar -6,045 dimana nilai
tersebut < z tabel -1,96 dengan p value (Asymp. Sig 2 tailed) sebesar 0,000 di mana kurang dari
batas kritis penelitian 0,05
Keywords
: Video, Perilaku, Antibiotik, ISPA (Infeksi Saluran Pernafasan Akut)
1.
PENDAHULUAN
Infeksi Saluran Pernapasan Akut (ISPA)
merupakan penyakit yang menyerang saluran
pernapasan, baik saluran pernapasan atas yang
meliputi infeksi di atas laring, maupun saluran
pernapasan bawah yang meliputi infeksi
laring ke bawah. Pengertian akut adalah
infeksi berlangsung hingga 14 hari (Rahajoe,
2012). Ibu memiliki peran yang penting
dalam perawatan anak dengan ISPA, karena
ibu adalah orang yang dinilai paling dekat
dengan anak. Salah satu perawatan yang dapat
dilakukan ibu adalah dengan memberikan
obat untuk anak yang menderita ISPA,
khususnya ISPA bagian atas. ISPA bagian
atas sebagian besar disebabkan oleh virus,
namun pada beberapa kasus seperti faringitis
dapat disebabkan karena bakteri. Namun di
lapangan seringkali ditemukan ibu yang
masih meminta antibiotik pada dokter di
puskesmas, padahal dokter tidak meresepkan
antibiotik pada anak dengan ISPA bagian atas
karena tidak ditemukan indikasi untuk
diberikan antibiotik.
pilek, menurut hemat peneliti beberapa ibu
selalu minta diberi antibiotik.
Beratnya dampak yang ditimbulkan oleh
pemakaian antibiotik yang tidak rasional
membuat
peneliti
ingin
memberikan
pendidikan kesehatan kepada ibu yang
memiliki anak dengan ISPA, khususnya
bagian atas untuk memperbaiki perilaku ibu
dalam
penggunaan
antibiotik
dengan
menggunakan media berupa video. Video
dipilih
karena
pada
pelaksanaannya
melibatkan banyak indera untuk mengolah
informasi berupa pendengaran dan melihat
gambar
bergerak,
sehingga
lebih
meningkatkan
retensi
memori
daripada
melalui ceramah yang hanya melibatkan
indera pendengaran. Pendidikan kesehatan
merupakan bagian dari strategi promosi
kesehatan yang diharapkan dapat mengubah
perilaku individu atau kelompok. Baik
pengetahuan
maupun
sikap,
keduanya
termasuk ke dalam domain perilaku, dalam
hal ini convert behavior atau perilaku tertutup
yang merupakan perilaku yang tidak dapat
dilihat atau diamati, namun tetap dapat diukur
(Maulana, 2007).
2.
METODE PENELITIAN
Penelitian ini menggunakan desain
pre-eksperimental. Populasinya adalah ibu
yang memiliki anak usia 2-5 tahun dengan
riwayat ISPA yang ada di wilayah kerja
Puskes Banguntapan Kabupaten Bantul.
Sampel dipilih dengan teknik
purposive
sampling.
Variabel
bebas
adalah
pendidikan
kesehatan
dengan
video
sebagai
media,
sedangkan
variabel
dependen adalah perilaku ibu. Data
dikumpulkan dengan kuesioner yang telah
uji validitas dan reliabilitas serta dianalisis
menggunakan Wilcoxon Signed Rank Test
dengan tingkat alpha
≤
0,05
.
3.
HASIL DAN PEMBAHASAN
A.
Pelaksanaan Penelitian
Pelaksanaan
penelitian
dilaksanakan
pada 50 orang ibu yang mempunyai anak
atau saudara berusia 1-5 tahun dalam
waktu/ periode yang berbeda dengan
rentang waktu kurang lebih 1 bulan.
Rincian
kegiatan
penelitian
terbagi menjadi 3 (tiga) sub kegiatan,
yaitu (pre-test)
yang merupakan suatu
kegiatan penyebaran kuesioner dengan
tujuan untuk mengukur pengetahuan dan
perilaku penggunaan antibiotik sebelum
dilakukan
pendidikan
kesehatan.
Kegiatan berikutnya yaitu melakukan
pendidikan kesehatan dengan media
video dan
leaflet tentang gambaran
pengetahuan dan perilaku penggunaan
antibiotik. Dalam kurun waktu kurang
lebih 1 bulan berikutnya, peneliti
melakukan
penyebaran
kuesioner
kembali (post-test) dengan tujuan untuk
mengukur kembali pengetahuan dan
perilaku penggunaan antibiotik setelah
dilakukan pendidikan kesehatan. Untuk
mengetahui
efisiensi
dari
proses
pendidikan kesehatan.
B.
Pengumpulan dan Tabulasi Data
Data dari hasil kuesioner dikumpulkan
dan ditabulasi kedalam program excel
untuk memudahkan proses analisis
selanjutnya.
C.
Analisis dan Pengolahan Data
1.
Uji statistik deskriptif
Kelompok
rentang
umur
responden dalam penelitian ini dapat
terlihat dalam tabel berikut ini :
Gambar 3.1
Diagram Prosentase Responden
Berdasarkan Kelompok Umur
Sesuai diagaram pie diatas terihat bahwa
mayoritas
responden
berada
pada
kelompok umur 31-40 tahun dengan
frekuensi sebanyak 35 orang atau 70%
dari keseluruhan responden.
Gambar 3.2
Diagram Prosentase Responden
Berdasarkan Kelompok Pendidikan
Diagaram diatas menunjukkan bahwa
sebagian besar responden yang tergabung
dalam penelitian ini berpendidikan SMA
dengan jumlah 32 orang dan prosentase
64%.
Pekerjaan yang ditekuni oleh
responden secara rinci terlihat dalam
tabel distribusi frekuensi berikut ini :
Gambar 3.3
Diagram Prosentase Responden
Berdasarkan Kelompok Pekerjaan
Data diagaram diatas mendeskripsikan
bahwa dari 50 orang responden yang
terlibat dalam penelitian ini sebagian
besar menekuni pekerjaan sebagai Ibu
Rumah Tangga (IRT) dengan jumlah 38
orang atau 76 %.
Distribusi frekuensi responden
berdasarkan informasi tentang Antibiotik
yang didapatkan terlihat dalat tabel
tabulasi silang berikut ini :
Tabel 3.1
Tabulasi Silang Sumber Informasi Tentang Antibiotik Yang Didapatkan Responden
Count
sumber informasi antibniotik
Total media
massa
tenaga kesehatan
orang lain
tidak pernah
informasi antibiotik
tidak pernah
0 0 0 26 26
pernah 9 13 2 0 24
Total 9 13 2 26 50
Menurut data diatas terlihat bahwa dari
26 orang responden yang pernah
mendapatkan
informasi
antibiotik
diketahui bahwa 13 orang diantaranya
memperoleh dari tenaga kesehatan yang
ada di puskesmas, rumah sakit atau
klinik
kesehatan
tempat
responden
berobat. Selanjutnya, 9 orang diantaranya
memperoleh dari media massa berupa
poster di lokasi pelayanan kesehatan, dan
sisanya sebanyak 2 orang mendapatkan
informasi dari orang lain baik teman,
kerabat atau saudara.
Untuk mengetahui secara parsial
nilai deskriptif pada pre-test dan post-test
penelitian ini menggunakan uji statistik
deskriptif yang terlihat dalam tabel
berikut ini :
Tabel 3.2
Statistik Deskriptif Nilai Pre-test dan Post - test
N Mean
Std.
Deviation Minimum Maximum
nilai pre test
50 23.32 2.428 20 28
nilai postest
50 27.84 1.633 24 30
2.
Uji Statistik Wilcoxon
Uji wilcoxon dilakukan untun
mengetahui
perbedaan
signifikan
antara pengetahuan dan perubahan
perilaku ibu sebelum dan setelah
dilakukan
pendidikan
kesehatan.
Hasil uji yang dilakukan peneliti
adalah sebagai berikut :
Tabel 3.3
nilai postest - nilai pre test
Negative Ranks 0a
.00 .00
Positive Ranks 48b 24.50 1176.00
Ties 2c
Total 50
Berdasarkan
Wilcoxon
Signed
rank Test diatas diketahui bahwa nilai
nilai
negative ranks adalah 0 yang
berarti tidak ada nilai
post-test yang
lebih rendah dari nilai
pre-test.
Selanjutnya untuk nilai positive ranks
adalah 48 yang menunjukkan bahwa
terdapat 48 orang yang mempunyai
nilai
post-test yang lebih tinggi dari
nilai
pre-test.
Untuk nilai
ties
yaitu
nilai yang menunjukkan nilai post-test
sama dengan nilai
pre-test terdapat
pada 2 orang responden.
Tabel 3.4 Wilcoxon Signed Test
nilai postest - nilai pre test
Z -6.045a
Asymp. Sig. (2-tailed) .000