• Tidak ada hasil yang ditemukan

Formalin dalam Bahan Makanan docx

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2018

Membagikan "Formalin dalam Bahan Makanan docx"

Copied!
7
0
0

Teks penuh

(1)

Formalin dalam Bahan Makanan

Oleh

Kelompok I

ABSTRAK

Yang dimaksud pengawet adalah bahan tambahan makanan yang mencegah atau menghambat pengasaman atau peruraian lain terhadap makanan yang disebabkan oleh mikroorganisme. Penggunaan pengawet dalam makanan harus tepat, baik jenis maupun dosisnya. Formalin merupakan nama dagang untuk formaldehid yang dilarutkan dalam air dengan konsentrasi 37%. Formalin berperan dalam bidang kesehatan, industri kimia, dan fotografi. Formalin kadang digunakan sebagai pengawet makanan misalnya pada mie basah, tahu, bakso, ikan segar, ikan asin, dan lain-lain. Formalin sangat berbahaya bagi kesehatan karena beracun, karsinogenik, mutagenic, korosif dan iritatif. Formalin berpengaruh negatif terhadap saluran pernapasan, mata, saluran pencernaan, saraf, dan lain-lain. Oleh karena itu, dalam Permenkes RI No. 722/Menkes/Per/IX/88, formalin merupakan salah satu bahan yang dilarang digunakan sebagai pengawet.

Kata Kunci : Pengawet, Makanan,

PENDAHULUAN

Seperti yang sudah sangat mendasar bagi kehidupan manusia, manusia tidak akan bisa terlepas dari makanan. Sebab dengan makanan manusia akan bisa bertahan hidup. Dan diharapkan agar kandungan dalam makanan tersebut mengandung kadar yang dibutuhkan oleh tubuh yaitu zat gizi seperti karbohidrat, lemak, protein, vitamin, mineral dan zat gizi lain. Namun sesuai dengan perkembangan zaman dan meningkatnya tehnologi dan ilmu pengetahuan. Banyak bahan makanan yang di dalamnya sudah terkandung bahan tambahan baik berupa penambah kelezatan ataupun pewarna dan yang paling serius adalah penambahan bahan pengawet dalam bahan makanan yang akan dikonsumsi. Pengawet pada makanan memiliki efektifitas yang berbeda-beda, ada yang efektif terhadap bakteri, khamir/kapang, ada yang efektif terhadap aktifitas enzim. Jadi pemakaian pengawet harus disesuaikan dengan kebutuhan Seperti halnya formalin,zat pengawet yang sangat berbahaya yang akhir- akhir ini beralih fungsi dari pengawet mayat, atau preparat biologi, antiseptik toilet, dan disinfektan menjadi pengawet makanan.

(2)

1. Formalin

Pengawet pada makanan memiliki efektifitas yang berbeda-beda, ada yang efektif terhadap bakteri, khamir/kapang, ada yang efektif terhadap aktifitas enzim. Jadi pemakaian pengawet harus disesuaikan dengan kebutuhan. Jangan sampai salah pilih pengawet karena ada pengawet yang dilarang ditambahkan pada makanan. Pengawet yang dilarang ini sangat berbahaya bagi kesehatan manusia. Bahan pengawet yang dilarang digunakan pada makanan salah satunya yaitu formalin.

Formalin adalah berupa cairan dalam suhu ruangan, tidak berwarna, bau sangat menyengat, mudah larut dalam air dan alkohol. Senyawa kimia formaldehida (juga disebut metanal, atau formalin) merupakan aldehida dengan rumus kimia H2CO, yang berbentuknya gas, atau cair yang dikenal sebagai formalin, atau padatan yang dikenal sebagai paraformaldehyde atau trioxane. Formaldehida awalnya disintesis oleh kimiawan Rusia Aleksander Butlerov tahun 1859, tapi diidentifikasi oleh Hoffman tahun 1867.

Formalin merupakan larutan komersial dengan konsentrasi 10-40% dari formaldehid. Bahan ini biasanya digunakan sebagai antiseptic, germisida, dan pengawet. Formalin mempunyai banyak nama kimia diantaranya adalah : Formol, Methylene aldehyde, Paraforin, Morbicid, Oxomethane, Polyoxymethylene glycols, Methanal, Formoform, Superlysoform, Formic aldehyde, Formalith, Tetraoxymethylene, Methyl oxide, Karsan, Trioxane, Oxymethylene dan Methylene glycol. Di pasaran, formalin bisa ditemukan dalam bentuk yang sudah diencerkan, dengan kandungan formaldehid 10-40 persen.

(http://puterakembara.org/archives8/00000066.shtml) Secara umum kegunaan formalin diantaranya:

 Pembalsam atau pengawet mayat,

 Pengawetan hewan-hewan, baik yang dilakukan para pemburu maupun para siswa dan mahasiswa di laboratorium,

 Sebagai desinfektan (pembunuh kuman) sehingga dimanfaatkan sebagai pencampur untuk pembersih lantai, kapal, gudang dan pakaian,

 Pembasmi lalat dan sejumlah serangga,

 Sebagai bahan pembuatan zat pewarna, cermin kaca, dan bahan peledak,

 Dalam dunia fotografi biasanya digunakan untuk pengeras lapisan gelatin dan kertas,  Bahan pembuatan pupuk dalam bentuk urea,

 Bahan pengawet produk kecantikan dan pengeras kuku,  Pencegah korosi untuk sumur minyak,

 Bahan untuk pembuatan produk parfum,

 Bahan perekat untuk produk kayu lapis (playwood).

Karena resin formaldehida dipakai dalam bahan konstruksi seperti kayu lapis/tripleks, karpet, dan busa semprot dan isolasi, serta karena resin ini melepaskan formaldehida pelan-pelan, formaldehida merupakan salah satu polutan dalam ruangan yang sering ditemukan. Apabila kadar di udara lebih dari 0,1 mg/kg, formaldehida yang terhisap bisa menyebabkan iritasi kepala dan membran mukosa, yang menyebabkan keluarnya air mata, pusing, teggorokan serasa terbakar, serta kegerahan.

(3)

format yang meningkatkan keasaman darah, tarikan napas menjadi pendek dan sering, hipotermia, juga koma, atau sampai kepada kematiannya.

Di dalam tubuh, formaldehida bisa menimbulkan terikatnya DNA oleh protein, sehingga mengganggu ekspresi genetik yang normal. Binatang percobaan yang menghisap formaldehida terus-terusan terserang kanker dalam hidung dan tenggorokannya, sama juga dengan yang dialami oleh para pegawai pemotongan papan artikel. Tapi, ada studi yang menunjukkan apabila formaldehida dalam kadar yang lebih sedikit, seperti yang digunakan dalam bangunan, tidak menimbulkan pengaruh karsinogenik terhadap makhluk hidup yang terpapar zat tersebut. (http://id.wikipedia.org/wiki/Formaldehida)

2. Penyalahgunaan Formalin

Dalam jumlah sedikit, formalin akan larut dalam air, serta akan dibuang ke luar bersama cairan tubuh. Sehingga formalin sulit dideteksi keberadaannya di dalam darah. Imunitas tubuh sangat berperan dalam berdampak tidaknya formalin di dalam tubuh. Jika imunitas tubuh rendah atau mekanisme pertahanan tubuh rendah, sangat mungkin formalin dengan kadar rendah pun bisa berdampak buruk terhadap kesehatan. Usia anak khususnya bayi dan balita adalah salah satu yang rentan untuk mengalami gangguan ini. Secara mekanik integritas mukosa (permukaan) usus dan peristaltik (gerakan usus) merupakan pelindung masuknya zat asing masuk ke dalam tubuh. Secara kimiawi asam lambung dan enzim pencernaan menyebabkan denaturasi zat berbahaya tersebut. Secara imunologik sIgA (sekretori Imunoglobulin A) pada permukaan mukosa dan limfosit pada lamina propia dapat menangkal zat asing masuk ke dalam tubuh. Pada usia anak, usus imatur (belum sempurna) atau sistem pertahanan tubuh tersebut masih lemah dan gagal berfungsi sehingga

memudahkan bahan berbahaya masuk ke dalam tubuh sulit untuk dikeluarkan. Hal ini juga akan lebih mengganggu pada penderita gangguan saluran cerna yang kronis seperti pada penderita Autism, penderita alergi dan sebagainya.

Penggunaan bahan pengawet formalin yang tidak disetujui oleh Menteri Kesehatan (Peraturan Menteri kesehatan No.1168/Menkes/PER/X/1999) untuk mengawetkan produk pangan masih saja digunakan oleh paraprodusen. Untuk memperpanjang umur simpan tahu dan bahkan disinyalir pula bahwa formalin dipergunakan untuk mengawetkan daging ayam segar oleh para pedagang.(http:// Profil Fakultas Teknologi Pangan UNISRI Solo/2007) Formalin memang terbukti mampu memperpanjang umur simpan tahu, seperti dibuktikan oleh hasil penelitian Winarno tahun 1978 berikut ini: perendaman dalam larutan formalin 2% selama 3 menit saja, terbukti mampu memperpanjang umur simpan tahu sampai 4 – 5 hari, sedangkan tahu yang direndam air hanya mampu bertahan 1 – 2 hari. Yang

menjadi masalah formalin bukan merupakan BTP – Bahan Tambahan Pangan (Food additive).

Formalin masuk ke dalam tubuh manusia melalui dua jalan, yaitu mulut dan

(4)

Formalin sangat berbahaya jika terhirup, mengenai kulit dan tertelan. Akibat yang ditimbulkan dapat berupa : luka bakar pada kulit, iritasi pada saluran pernafasan, reaksi alergi dan bahaya kanker pada manusia. Jika kandungan dalam tubuh tinggi, akan bereaksi secara kimia dengan hampir semua zat di dalam sel, sehingga menekan fungsi sel dan menyebabkan kematian sel yang menyebabkan kerusakan pada organ tubuh. Formalin merupakan zat yang bersifat karsinogenik atau bisa menyebabkan kanker. Beberapa penelitian terhadap tikus dan anjing pemberian formalin dalam dosis tertentu jangka panjang secara bermakna

mengakibatkan kanker saluran cerna seperti adenocarcinoma pylorus, preneoplastic hyperplasia pylorus dan adenocarcinoma duodenum. Penelitian lainnya menyebutkan pengingkatan resiko kanker faring (tenggorokan), sinus dan cavum nasal (hidung) pada pekerja tekstil akibat paparan formalin melalui hirupan.

Berdasarkan hasil investigasi dan pengujian laboratorium yang dilakukan Balai Besar Pengawasan Obat dan Makanan (POM) di Jakarta, ditemukan sejumlah produk pangan seperti ikan asin, mi basah, dan tahu yang memakai formalin sebagai pengawet. Produk pangan berformalin itu dijual di sejumlah pasar dan supermarket di wilayah DKI Jakarta, Banten, Bogor, dan Bekasi. Adanya bahan aditif dan pengawet berbahaya dalam makanan ini sebenarnya sudah lama menjadi rahasia umum. Tetapi masalah klasik tersebut kembali menjadi pembicaraan hangat akhir tahun ini karena temuan Balai POM. Fakta ini lebih menyadarkan masyarakat bahwa selama ini terdapat bahaya formalin yang mengancam kesehatan yang berasal dari konsumsi makanan sehari-hari. (http://www.depkes.go.id)

Akibat jangka pendek yang terjadi biasanya bila terpapar formalin dalam jumlah yang banyak, Tanda dan gejala akut atau jangka pendek yang dapat terjadi adalah bersin, radang tonsil, radang tenggorokan, sakit dada, yang berlebihan, lelah, jantung berdebar, sakit kepala, mual, diare dan muntah. Pada konsentrasi yang sangat tinggi dapat menyebabkan kematian.

Bila terhirup formalin mengakibatkan iritasi pada hidung dan tenggorokan, gangguan pernafasan, rasa terbakar pada hidung dan tenggorokan serta batuk-batuk. Kerusakan jaringan sistem saluran pernafasan bisa mengganggu paru-paru berupa pneumonia (radang paru) atau edema paru ( pembengkakan paru).

Bila terkena kulit dapat menimbulkan perubahan warna, kulit menjadi merah, mengeras, mati rasa dan ada rasa terbakar. Apabila terkena mata dapat menimbulkan iritasi mata sehingga mata memerah, rasanya sakit, gata-gatal, penglihatan kabur dan mengeluarkan air mata. Bila merupakan bahan berkonsentrasi tinggi maka formalin dapat menyebabkan pengeluaran air mata yang hebat dan terjadi kerusakan pada lensa mata.

(http://puterakembara.org/archives8/00000066.shtml)

Apabila tertelan maka mulut, tenggorokan dan perut terasa terbakar, sakit menelan, mual, muntah dan diare, kemungkinan terjadi pendarahan , sakit perut yang hebat, sakit kepala, hipotensi (tekanan darah rendah), kejang, tidak sadar hingga koma. Selain itu juga dapat terjadi kerusakan hati, jantung, otak, limpa, pankreas, sistem susunan syaraf pusat dan ginjal.

Meskipun dalam jumlah kecil, dalam jangka panjang formalin juga bisa mengakibatkan banyak gangguan organ tubuh. Apabila terhirup dalam jangka lama maka akan menimbulkan sakit kepala, gangguan sakit kepala, gangguan pernafasan, batuk-batuk, radang selaput lendir hidung, mual, mengantuk, luka pada ginjal dan sensitasi pada paru. Gangguan otak

(5)

keseimbangan terganggu, kehilangan konsentrasi, daya ingat berkurang dan gangguan perilaku lainnya.

Dalam jangka panjang dapat terjadi gangguan haid dan kemandulan pada perempuan. Kanker pada hidung, ronggga hidung, mulut, tenggorokan, paru dan otak juga bisa terjadi.

Apabila terkena kulit, kulit terasa panas, mati rasa, gatal-gatal serta memerah,

kerusakan pada jari tangan, pengerasan kulit dan kepekaan pada kulit, dan terjadi radang kulit yang menimbulkan gelembung. Jika terkena mata, bahaya yang paling menonjol adalah terjadinya radang selaput mata. Jika tertelan akan menimbulkan iritasi pada saluran

pernafasan, muntah-muntah dan kepala pusing, rasa terbakar pada tenggorokan, penurunan suhu badan dan rasa gatal di dada.

Sebagian besar makanan yang di jual di sekitar kita, menggunakan bahan pengawet karena faktor kesengajaan. Untuk dapat menghindari bahaya tersebut, kita dapat mengenali ciri-ciri makanan yang mengandung bahan pengawet :

 Jajanan di pinggir jalan yang murah, makanan yang tidak jelas, dan tidak higienis.

 Tahu yang bentuknya sangat bagus, kenyal, tidak mudah hancur, awet beberapa hari, dan tidak mudah busuk .

 Mie basah yang awet beberapa hari dan tidak mudah basi dibandingkan dengan yang tidak mengandung formalin.

 Ayam potong yang berwarna putih bersih, awet, dan tidak mudah busuk

 Ikan basah yang berwarna putih bersih, kenyal, insangnya berwarna merah tua bukan merah segar, awet sampai beberapa hari dan tidak cepat busuk.

 Makanan Bakso yang biasa di konsumsi, teksturnya lebih keras, rasanya kenyal, agak berbau zat kimia, tahan lama dan tidak mudah basi.

( http://www.depkes.go.id)

3. Penanganan Bila Terpapar Formalin

Bila terkena hirupan atau terkena kontak langsung formalin, tindakan awal yang harus dilakukan adalah menghindarkan penderita dari daerah paparan ke tempat yang aman. Bila penderita sesak berat, kalau perlu gunakan masker berkatup atau peralatan sejenis untuk melakukan pernafasan buatan. Bila terkena kulit lepaskan pakaian, perhiasan dan sepatu yang terkena formalin. Cuci kulit selama 15-20 menit dengan sabun atau deterjen lunak dan air yang banyak dan dipastikan tidak ada lagi bahan yang tersisa di kulit. Pada bagian yang terbakar, lindungi luka dengan pakaian yag kering, steril dan longgar.

Bilas mata dengan air mengalir yang cukup banyak sambil mata dikedip-kedipkan. Pastikan tidak ada lagi sisa formalin di mata. Aliri mata dengan larutan dengan larutan garam dapur 0,9 persen (seujung sendok teh garam dapur dilarutkan dalam segelas air) secara terus-menerus sampai penderita siap dibawa ke rumah sakit atau ke dokter. Bila tertelan segera minum susu atau norit untuk mengurangi penyerapan zat berbahaya tersebut. Bila diperlukan segera hubungi dokter atau dibawa ke rumah sakit.

( http://id.medicine-and-health/formalin-dan-bahayanya)

(6)

yang ditimbulkan seringkali tanpa gejala atau gejala sangat ringan. Jangka waktu tertentu gangguan dan gejala baru timbul.

Isu adanya formalin yang terdapat dalam bahan makanan dan alat makan seharí-hari ini memang harus diwaspadai. Tetapi sebaiknya tidak harus disikapi secara berlebihan. Bukan berarti kita harus sama sekali tidak makan tahu, bakso, mi basah atau ikan asin. Atau kita tidak harus menghindari bahan plastik atau melamin untuk alat makan kita. Karena tidak semua bahan makanan atau alat makan tersebut mengandung formalin. Yang penting konsumen harus jeli dengan memperhatikan kualitas makanan dan alat makan yang dibeli atau dipakai.

Untuk alat makan berasal dari plastik atau melamin, kalau mudah sekali pudar atau kusam, berarti bahannya banyak yang terkikis maka produk seperti ini perlu dihindari. Jika tidak yakin akan kualitas produk melamin yang Anda punya, sebaiknya jangan gunakan piranti makan tersebut untuk makanan serta minuman panas. Untuk makanan dingin, biasanya tidak berbahaya. Formalin yang sudah membentuk polimer dalam keadaan dingin sulit untuk terurai. Dalam mengonsumsi bahan makanan kita harus mencermati makanan yang mengandung formalin. Kalau tahu tahan sampai berhari-hari, kenyal dan padat sangat mungkin mengandung formalin. Sebetulnya, makanan yang mengandung formalin memiliki bau yang khas, sehingga bisa dideteksi oleh orang awam sekalipun.

Pencegahan paparan langsung terhadap formalin harus dilakukan, khususnya bagi pekerja industri yang memakai formalin. Agar tidak terhirup gunakan alat pelindung pernafasan, seperti masker, kain atau alat lainnya yang dapat mencegah kemungkinan

masuknya formalin ke dalam hidung atau mulut. Lengkapi sistem ventilasi dengan penghisap udara (exhaust fan) yang tahan ledakan. Gunakan pelindung mata atau kacamata pengaman yang tahan terhadap percikan. Sediakan kran air untuk mencuci mata di tempat kerja yang berguna apabila terjadi keadaan darurat. Pencegahan paparan pada kulit sebaiknya

menggunakan sarung tangan dan pakaian pelindung bahan kimia yang tahan terhadap bahan kimia. Hindari makan, minum dan merokok selama bekerja atau cuci tangan sebelum makan. PENUTUP

Meskipun dampaknya sangat berbahaya jika terakumulasi di dalam tubuh, sangatlah tidak bijaksana jika melarang penggunaan formalin. Banyak industri memerlukan formalin sehingga harus bijaksana dalam menggunakannya. Paling utama adalah dengan tidak menggunakannya pada makanan, karena masih ada pengawet makanan yang aman. Depkes atau Badan POM beserta instansi terkait harus mengawasi secara ketat dan terus menerus dalam masalah ini. Adapun merupakan tanggung jawab kita bersama untuk mencegah penyalahgunaan formalin sebagai pengawet makanan demi kesehatan bersama.

DAFTAR PUSTAKA

Kompas 1 Oktober 2010

http://id.wikipedia.org/wiki/Formaldehida

(7)

http:// id.Profil Fakultas Teknologi Pangan UNISRI Solo/2007

http://puterakembara.org/archives8/00000066.shtml

Referensi

Dokumen terkait

Pada company profile ini akan dibangun berdasarkan data yang di dapat dari perusahaan, menjelaskan proses pemesanan, produk unggulan, dan lokasi perusahaan ChaChaMilkTea

Dalam rangka pengisian Jabatan Pimpinan Tinggi Pratama Sekretaris Daerah Kabupaten Pulang Pisau sesuai dengan Undang-Undang Nomor 5 Tahun 2014 tentang Aparatur Sipil

Berdasarkan data-data dari hasil analisis sistem yang sedang terjadi di SBUPE dan formula perhitungan analisis resiko secara kuantitatif, didapatkan hasil seperti dalam Tabel IV.7,

Adapun alat analisis yang digunakan adalah analisis varian yang merupakan suatu metode perbandingan yang digunakan untuk mengetahui selisih antara anggaran dengan

Dari percobaan yang dilakukan dengan faktor tahapan reaksi (ET, EET, ENT dan ETN), rasio metanol (15:1 dan 20:1) dan waktu esterifikasi (30 menit dan 60 menit) diperoleh biodiesel

Butir soal nomor 5 dan 6 sudah sesuai dengan indikator yang ada dalam buku teks. Indikator yang ingin dicapai adalah bisa maca wacan aksara Jawa.. Indikator

10/1998 tentang “Perbankan” menyebutkan bahwa kredit adalah sejumlah dana yang disediakan oleh bank untuk dipinjamkan kepada masyarakat dengan kesepakatan dan dalam jangka

Diantaranya adalah Title bar,Menu bar (file, edit, view, dll), Tool bar(new, open, view, dll), Math bar merupakan menu-menu khusus yang fungsinya adalah membantu kita dalam