PENGUKURAN NILAI SENTRAL/PUSAT
Nilai tunggal yang mewakili (representatif) bagi seluruh nilai dalam data dianggap sebagai
rata-rata (averages).
Nilai rata-rata umumnya cenderung terletak ditengah dalam suatu kelompok data yang disusun menurut besar kecilnya nilai. Jadi keseluruhan nilai yang ada dalam data diurutkan besarnya dan selanjutnya nilai rata-rata dimasukan kedalamnya, maka nilai rata-rata tersebut mempunyai tendensi (kecenderungan) terletak diurutan paling tengah atau pusat.
Maka nilai rata-rata sering disebut sebagai ukuran kecenderungan memusat (measures of central tendency).
Beberapa jenis rata-rata yang sering digunakan :
1. Rata-rata hitung (Mean) : X
2. Median : Md
3. Modus : Mod
4. Rata-rata Ukur (geometric mean) : Gm.
5. Rata-rata Harmonis : Rh.
1. Rata-rata Hitung
Rata-rata hitung (mean) :
merupakan jumlah nilai seluruh data dibagi dengan
jumlah data.
Mean populasi diberi simbol
(miyu)
Mean sampel diberi simbol
x (eks bar)
n
Xn X
X
X 1 2....
n Xi X
n
i
i
= nomor data, dengan nilai 1 sampai n
x
= merupakan nilai data
n
= jumlah data (sample size)
Contoh : Perusahaan pembuat lampu pijar PT. Jelas Terang pada tahun 2004 telah berhasil memproduksi lampu sebanyak 50.000 buah. Untuk memperoleh informasi teknis tentang umur rata-rata bola lampu pijak tersebut, maka diambil sampel sebanyak 5 buah bola lampu untuk ditest. Dari 5 buah lampu tersebut, didapatkan umur masing-masing bola lampu : 967, 949, 940, 952 dan 922 jam.
Maka umur rata-rata bola lampu (dari sampel) adalah :
946
Jika sampel tersebut dianggap dapat mewakili populasi maka umur rata-rata bola lampu (untuk 50.000 buah) diduga mendekati 946 jam. atau = 946 jam
Apabila data disajikan dalam bentuk tabel frekwensi, dimana X1 mempunyai frekwensi f1 kali, X2 mempunyai frekwensi f2 kali dan seterusnya hingga Xn mempunyai frekwensi fn
kali, maka rumus rata-ratanya
:
f
= frekwensi (keseringan terjadi)
x
= nilai data
Contoh : Didapatkan data sebagai berikut :
6, 6, 6, 6, 8, 8, 8, 10, 10, 10, 10, 10,10.
diketahui nilai rata-rata dan jumlah datanya, maka “
mean
” dari seluruh kumpulan
data dapat dicari langsung dengan cara :
n
1. X
1+ n
2. X
2+ .. + n
kX
kk
= Jumlah kelompok data
ni
= jumlah data pada kelompok ke i
Xi
= mean kelompok ke i
Contoh : Berikut ini disajikan data tentang harga beras rata-rata pada 5 kelompok
pasar di propinsi X seperti pada tabel berikut ini :
Tabel 1. Harga beras rata-rata pada 5 kelompok pasar di propinsi X pada bulan
Desember 1990.
Kelompok
A
B
C
D
E
15
10
8
24
20
320
300
290
310
295
n
1.X
1+ n
2. X
2+ n
3.X
3+ n
4.X
4+ n
5.X
5X =
n
1+ n
2+ n
3+ + n
4+ n
515.320 + 10.300 + 8.290 + 24.310
+ 20.295
X =
15 + 10 + 8
+ 24 + 20
RATA-RATA HITUNG GRUPED DATA
Grouped data
atau data yang telah dikelompokan ialah data yang telah
mengalami penyederhanaan dalam bentuk distribusi frekwensi.
m
1. f
1+ m
2. f
2+ . . + m
k. f
kX =
f
1+ f
2+ . . + n
k
k
i i k
i i i
f f m X
1 1
X = rata-rata hitung (mean)
m = titik tengah interval kelas (class mark)
f = frekwensi
i = nomor kelas dari 1 s/d k
Contoh
Tabel. Perhitungan Rata-rata hitung data yang dikelompokan
Hasil Ujian
Jumlah
50
2695
Metode Short Cut
Pada dasarnya menghitung rata-rata hitung dengan metode short cut adalah merubah skala titik tengah (class mark) suatu kelas dengan sebuah skala baru yaitu
skala U
yang bernilai kecil dan bulat= 0,
1,
2,
3
dan selanjutnya skala U ini juga disebut penyeimbangan nomer interval kelas.Langkah-langkah pengunaan metode short cut.
1. Menentukan letak pusat skala U (skala U = 0)
Pusat skala U (U=0) diletakan pada titik tengah (class mark) dari kelas yang
memiliki frekwensi yang terbesar, atau kadang-kadang diletakan pada class
mark dari kelas yang memiliki urutan tengah.
3. Menghitung titik tengah suatu kelas yang dianggap sebagai nilai rata-rata
(Xo).
Nilai rata-rata ini (Xo) letaknya sebaris dengan skala
U = 0
.
4. Menghitung faktor koreksi yang akan membuat rata-rata yang
diasumsikan (dianggap) menjadi sama dengan rata-rata yang diperoleh
dari metode langsung
.
Rumus perhitungan rata-rata hitung dengan Metode Short Cut
adalah :
Xo
= rata-rata hitung yang diasumsikan
Ui
= nilai skala U kelas i
fi
= frekwensi kelas i
i
= internval kelas
= notasi penjumlahan
Tabel. Perhitungan rata-rata hitung dengan Metode Short Cut
Nomor
Median
adalah suatu ukuran pemusatan yang menempati posisi tengah jika data
diurutkan menurut besarnya. Median ini merupakan rata-rata ditinjau dari segi
kedudukannya dalam urutan data (positional avarage).
1.
Data yang
tidak dikelompokan
1.1.
Jika jumlah data tidak merupakan kelipatan 2.
Maka nilai median adalah sama dengan nilai data yang memiliki urutan tengah atau data yang bernomor urut k
n + 1
k =
2
n
= jumlah data
k
= nomor urut data
Contoh :
Didapat kumpulan data sebagai berikut :
6, 17, 13, 3, 10, 7, 9
Maka mediannya dapat dicari sebagai berikut :
3, 6, 7
, 9 ,
10, 13, 17
k
selanjutnya dapat dicari sebagai berikut :
n + 1
7 + 1
k =
=
= 4
2
2
Jadi nilai mediannya sama dengan nilai data yang memiliki urutan data yang ke – 4, y.i = 9
1.2.
Jika jumlah data merupakan kelipatan 2
Maka
k
merupakan bilangan rasional pecahan, yang didapat dari rumus:
n + 1
k =
Sedangkan nilai mediannya merupakan rata-rata nilai data yang bernomor urut paling dekat dengan k. Rumus mediannya adalah :
n
a+ n
bMd =
2
n
a& n
b adalah nilai suku yang dekat dengank.
Contoh :
Didapatkan kumpulan data sebagai berikut :
4, 8, 7, 15, 12, 13.
Maka mediannya dapat dicari sebagai berikut :
4, 7, 8, 12, 13, 15
data tersebut
n
–
nya=
6
(
kelipatan 2)
maka k = n + 1 = 6 + 1 = 3,5
2
2
Data yang paling dekat dengan
k
adalah :
Data ke – 3 ke ke – 4 dan berturut-turut memiliki nilai 8 dan 12.
Md = 8 + 12 = 10
merupakan nilai rata-rata dari dua nilai yang ada2
ditengah.2. Data yang dikelompokan (Grouped Data)
Median Grouped data merupakan sebuah nilai yang membagi seluruh luas histogram frekwensi menjadi dua bagian yang sama besar.
Perhitungan Media data yang telah dikelompokan.
Kelas median terletak pada kelas yang pertama kali mempunyai frekwensi kumulatif dari atas sama dengan atau melebihi n/2.
2. Mencari nilai median (Md) dengan rumus :
Md = T
B+ (n/2) – F x i
F
mT
B= tepi kelas bawah dari kelas yang memuat median
n = jumlah frekwensi/banyaknya observasi
F = Frekwensi kumulatif “dari atas” pada klas sebelum klas median.
F
m= Frekwensi klas median
i = Interval klas median
Tabel. Perhitungan Median Grouped Data
Hasil
Ujian
Mahasiswa
Banyaknya
Frekwensi kumulatif
kurang dari
20 – 29
30 – 39
40 – 49
50 – 59
60 – 69
70 – 79
80 – 89
4
7
8
12
9
8
2
4
11
19
31
40
48
50
50
Md = 49,5 + 50/2) – 19 x 10 = 54,5
12
Perhitungan median dapat juga didasarkan pada tepi kelas atas (upper class boundary) dengan rumus :
F
mTA = tepi kelas atas (upper class boundary)
n = jumlah frekwensi/banyaknya observasi
Fm = frekwensi kumulatif kurang dari pada klas sebelum klas median
i = interval kela
Md = 59,5 – (50/2) – 19 x 10
12
MODUS (Mod)
Modus atau mode
adalah nilai dari observasi atau pengamatan yang memiliki frekwensi tertinggi.Nilai observasi yang memiliki 2 modus disebut Bimodal, dan lebih dari 2 disebut “Multi Modal”.
1. Modus data yang tidak dikelompokan.
Diketahui sekumpulan data sebagai berikut :
3, 5, 8, 2, 9, 10, 10, 9, 9, 11, 12, 18, 18, 9.
Penyelesaian : dibuat tabel frekwensi
Penyelesaian : dibuat tabel frekwensi
X
Y
3
5
8
9
10
11
12
18
2
1
1
4
2
1
1
2
2. Data yang dikelompokan
i S S
S T
Mod B .
2 1
1
TB = tepi kelas bawah dari kelas modus i = interval kelas
S1 = Selisih frekwensi kelas modus dengan frekwensi klas sebelumnya. S2 = Selisih frekwensi kelas modus dengan frekwensi klas sesudahnya.
Tebel. Distribusi frekwensi hasil ujian
Hasil Ujian
Jumlah Mahasiswa
20 – 29
Perhitungan modus dapat juga didasarkan pada tepi klas atas (TA) dengan rumus sebagai berikut :
Perbandingan antara rata-rata hitung, Median & Modus
1. Jika distribusi frekwensi mempunyai kurva yang simetris sempurna, maka letak
rata-rata hitung (X), median (Med) dan modus (Mod) adalah sama.
2. Jika distribusi frekwensi mempunyai kurva menceng kekanan, maka nilai
rata-rata hitung (X) paling besar, diikuti dengan median (Md), kemudian modus
(Mod) sebagai berikut :
3. Apabila distribusi frekwensi kurvanya menceng kekiri maka nilai rata-rata (X)
paling kecil, diikuti median (Md), kemudian modus (Mod) sebagai berikut :
Rata-rata ukur dan Rata-rata Harmonis
Dalam bidang bisnis dan ekonomi seringkali diperlukan informasi tentang tingkat perubahan (rate of change) atau pengrata-rataan rasio.
Misalnya rata-rata persentase tingkat perubahan hasil penjualan, produksi, harga, pendapatan nasional selama 10 tahun yang lalu.
Cara menghitung rata-rata ukur secara sederhana dari serangkaian nilai observasi X1, X2, ..., Xn dirumuskan sebagai berikut :
n
Gm = X1 . X2 . . . Xn
R
ata-rata ukur suatu kelompok nilai X1, X2, X3 . ., Xn merupakan akar pangkat n dari hasil kali masing-masing nilai dari kelompok tersebut.Untuk mencari rata-rata ukur dapat juga digunakan rumus :
n
log X
ilog Gm = i = 1
n
atau
n
log X
iGm
= antolog i = 1
N
Diketahui serangkaian nilai observasi sebagai berikut :
10, 8, 12, 15
Berapa rata-rata hitungnya ?
4
Gm = X1 . X2. X3 . X4
4
4
= 10,95
atau dapat dihitung dengan jalan sebagai berikut :
log Gm = ¼ (log 10 + log 8 + log 12 + log 15)
= ¼ (1 + 0,9031 + 1,0792 + 1,1761)
= ¼ (4,1584) = 1,0396
Gm = antilog 1,0396 = 10,95
Hubungan antara Rata-rata Ukur dan Bunga Majemuk
Rumus bunga majemuk (Compound Interest) :
Pn = P
0(1 + r)
nP
0= Jumlah uang permulaan
r
= tingkat bunga (rate of interest)
n
= banyaknya waktu
Pn
= jumlah akumulasi pada akhir tahun ke – n (
end of n period
)
Jika tingkat bunga berubah dari waktu ke waktu yaitu, r1, r2, ..,rn, maka jumlah akumulasi
uang pada akhir tahun ke – n
:
Pn = P
0(1 + r
1) (1 + r
2) ... (1 + r
n)
Hubungan antara Gm dengan bunga majemuk dapat diuraikan sebagai berikut :
Pn = P
0(1 + r)
nPn = P
0(1 + r
1) (1 + r
2) .. (1 + r
n)
P
0= (1 + r)
n= P
0(1+r
1) (1 + r
2) .. (1 + r
n)
(1 + r)
n= (1+r
1
) (1 + r
2) .. (1 + r
n)
n n
(1 + r)
n=
(1 + r)
n= (1+r
1
) (1 + r
2) .. (1 + r
n)
Jadi (1 + r ) = merupakan rata-rata ukur dari (1+r
1) (1 + r
2) .. (1 + r
n)
Jika jumlah uang pada permulaan tahun P0 = 100.000,- dan dibungakan dengan tingkat
bunga r = 3% maka jumlah uang pada akhir tahun pertama
P
1= 100.000 (1+0,03) =
P
I103
1 + r
1= ---- = --- = 1,03
P
0100
Jadi nilai-nilai
(1+r
1) (1 + r
2) .. (1 + r
n)
menunjukan hubungan relatif antara nilai Pdengan nilai P sebelumnya.
P
1(103.000) adalah 3% > P
0(100.000)
Angka (1 + r)
merupakan rata-rata relatif (average relative), dan angkar
merupakan rata-rata persentase tingkat perubahan per periode waktu.Untuk
menghitung r
dapat digunakan rumus
n n
p P
r 1
0
Contoh :
Diketahui tingkat produksi barang A mempunyai kenaikan sebesar 25% dari tahun pertama ke tahun kedua, selanjutnya 40% dari tahun kedua ke tahun ketiga. Produksi mula-mula = 100 ton.
Hitung rata-rata tingkat kenaikan (average rate of increase) selama 2 tahun tersebut.
n n
p P
r 1
0
Pn = P
0(1 + r
1) (1 + r
2) .. (1 + r
n)
P
2= P
0(1 + r
1) (1 + r
2)
P
2= 100 (1 + 0,25) (1 + 0,4)
= 125 (1,4) = 175
P
0= 100
175
r
= - 1 = 1,323 ( 32, 3%)
100
atau
n
1 + r = (1+r
1) (1 + r
2) .. (1 + r
n)
n
1 + r = (1+0,25) (1 + 0,4) = 1,75
r = 1,75 – 1 = 0,323 (32,3%)
Jadi rata-rata tingkat kenaikan r = 32,3%.
Jadi dapat disimpulkan, bahwa rata-rata tingkat perubahan sebesar r diperoleh dengan menggunakan rumus rata-rata ukur, yang merupakan tingkat bunga didalam rumus bunga majemuk (compound interest).
Contoh :
Pendapatan Nasional (National Income) suatu negara pada tahun 1988 sebesar 400 milyar dan tahun 1992 menjadi 600 milyar selama 4 tahun berapa besarnya rata-rata tingkat pertumbuhan ?
n = 4
600 = 400 (1 + r )
4600
4 600
(1 + r)
4=
r =
-1 = 1,105 – 1 = 0,107
400
400
atau
4 600
4
P =
= 6/4 = ( 6/4 )
1/4400
log P = ¼ log 6/4 = ¼ (log 6 – log 4)
= ¼ (0,778 – 0,002) = 0,176/4 = 0,044
P
= 1,107
r = 1,107 –1 = 0,107
Jadi rata-rata tingkat pertumbuhan pendapatan nasional selama 4 tahun = 0,107 =
10,7%
Rata-rata ukur data yang dikelompokan
Apabila sebuah distribusi frekwensi mempunyai nilai-nilai titik tengah (class mark) m1, m2, . ., mk dengan frekwensi masing-masing f1, f2, . ., fk, maka rata-rata ukurnya dapat dicari dengan rumus :
n
Gm = m
1. f
1. m
2. f
2. . . m
k. f
klog m
1. f
1 +m
2. f
2+ . . + log m
k. f
kLogGm =
n
n
log m
i. f
In = f
1+ f
2+ . . + f
kTabel. Cara menghitung rata-rata ukur dari hasil ujian statistik 50 mhs
FE.UI. Th. 1986.
Hasil
50
85,46202
2695
85,46202
log Gm =
= 1,70924
50
Gm = anti log 1,70924 = 51,1965
Rata-rata ukur hasil ujian 50 mhs FE.UI. Th.1986 adalah 51,1965. Bila kita hitung rata-rata ( X ) data diatas, maka akan diperoleh hasil :
2695
X =
= 53,9
50
Hasil pengukuran dengan rata-rata hitung (mean) seharusnya lebih besar dari pada hasil pengukuran rata-rata ukur.
Rata-rata harmonis (R
h)
Rata-rata harmonis dari n angka, X1, X2, . . , Xn adalah nilai yang diperoleh dengan jalan membagi n dengan jumlah kebalikan dari masing-masing X tersebut.
Rata-rata harmonis dari angka-angka : 1, 3, 9 adalah
3
3
3
R
h=
=
=
1/1 + 1/3 + 1/9
9/9 + 3/9 + 1/9 13/9
3 x 9
=
= 2,077
13
Untuk data yang disusun dalam daftar distribusi frekwensi maka rumusnya :
k
i i
i k
i i
h
m f f R
1 1