• Tidak ada hasil yang ditemukan

KEPEMIMPINAN ISLAMI KEPALA MADRASAH SEKO (1)

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2018

Membagikan "KEPEMIMPINAN ISLAMI KEPALA MADRASAH SEKO (1)"

Copied!
20
0
0

Teks penuh

(1)

KEPEMIMPINAN ISLAMI KEPALA

MADRASAH/ SEKOLAH

MAKALAH

Diajukan Untuk Memenuhi Tugas Mata Kuliah

“Manajemen Lembaga Pendidikan Islam”

Dosen Pengampu :

Dr. Afiful Ikhwan, M.Pd.I

Disusun oleh :

Dwi Vida Ardiani 14111902

PENDIDIKAN AGAMA ISLAM

FAKULTAS AGAMA ISLAM

(2)

KATA PENGANTAR

Syukur Alhamdulillah kami ucapkan kehadirat Allah SWT yang telah melimpahkan rahmat dan hidayah-Nya sehingga saya dapat menyelesaikan makalah ini.

Shalawat dan salam kepada junjungan Nabi besar Muhammad SAW beserta keluarga dan sahabat-sahabatnya yang telah memperjuangkan Agama Islam.

Kemudian dari pada itu kami sadar bahwa dalam menyusun makalah ini banyak yang membantu terhadap usaha kami, mengingat hal itu dengan segala hormat kami sampaikan rasa terima kasih yang sedalam-dalamnya kepada :

1. Rektor Universitas Muhammadiyah Ponorogo Bapak H. Sulton, M.Si

2. Dosen pengampu yang telah memberikan bimbingan dalam penyusunan makalah ini Bapak Afiful Ikhwan, M.Pd.I

3. Teman – teman dan seluruh pihak yang ikut berpartisipasi dalam penyelesaian makalah. Atas bimbingan, petunjuk dan dorongan tersebut kami hanya dapat berdo'a dan memohon kepada Allah SWT semoga amal dan jerih payah mereka menjadi amal soleh di mata Allah SWT. Amin.

Dan dalam penyusunan makalah ini kami sadar bahwa masih banyak kekurangan dan kekeliruan, maka dari itu saya mengharapkan kritikan positif sehingga bisa diperbaiki seperlunya. Akhirnya kami tetap berharap semoga makalah ini menjadi butir-butir amalan kami dan bermanfaat khususnya bagi kami dan umumnya bagi seluruh pembaca. Amin YaaRobbal 'Alamin.

(3)

DAFTAR ISI

Halaman Judul...i

Kata Pengantar...ii

Daftar Isi ...iii

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah...1

B. Rumusan Masalah ...2

C. Tujuan Masalah...2

BAB II PEMBAHASAN A. Kepemimpinan Islam Kepala Sekolah/ Madrasah ...3

1. Definisi Kepemimpinan...3

2. Definisi Pendidikan Islam...5

B. Kepemimpinan Kepala Sekolah atau Madrasah...5

C. Peran Kepala Madrasah dalam Meningkatkan Kualitas Pendidikan ....7

1. Kepala Madrasah Sebagai Administrator...8

2. Kepala Madrasah Sebagai Supervisor...10

D. Dasar dan Karakteristik Kepemimpinan Pendidikan Islam...12

1. Memiliki karakter shidiq (jujur)...14

2. Memiliki karakter amanah (terpercaya)...15

3. Memiliki karakter tabligh (menyampaikan)...15

4. Memiliki karakter fathanah (cerdas)...15

5. Memiliki karekter istiqamah (konsisten/teguh pendirian)...16

6. Memiliki karakter mahabbah (cinta, kasih-sayang)...16

7. Memiliki karakter shaleh/ma'ruf (baik, arif, bijak)...16

BAB III PENUTUP A. Kesimpulan...17

(4)

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Kepemimpinan atau leadership adalah kemampuan seseorang untuk mempengaruhi orang lain agar bekerjasama sesuai dengan rencana demi tercapainya tujuan yang telah ditetapkan sebelumnya. Menjadi seorang pemimpin pendidikan, tidak saja dituntut untuk menguasai teori kepemimpinan, akan tetapi ia juga harus terampil dalam menerapkan situasi praktis di lapangan kerja dan etos kerja yang tinggi untuk membawa lembaga pendidikan yang dipimpinnya. Besar kecilnya peranan yang dilakukan seorang pemimpin banyak ditentukan kepada apa dan siapa dia, dan apa yang dipimpinnya, kekuasaan (otoritas) apa yang dimiliki dan perangkat mana yang ia perankan sebagai pemimpin baik itu formal maupun non formal. Akan tetapi kesemuanya berperan dalam membimbing, menuntun, mendorong, dan memberikan motivasi kepada mereka yang dipimpin untuk mencapai tujuan yang dicita-citakan.

Pemimpin pendidikan dalam hal ini adalah kepala madrasah sebagai orang yang bertanggung jawab terhadap pelaksanaan pendidikan dan pengajaran di lembaga pendidikan, harus memiliki kesiapan dan kemampuan untuk membangkitkan semangat kerja personal. Seorang pemimpin juga harus mampu menciptakan iklim dan suasana yang kondusif, aman, nyaman, tentram, menyenangkan, dan penuh semangat dalam bekerja bagi para pekerja dan para pelajar. Sehingga pelaksanaan pendidikan dan pengajaran dapat berjalan tertib dan lancar dalam mencapai tujuan yang diharapkan.1

Sebagai pemimpin yang mempunyai pengaruh, ia berusaha agar nasehat, saran dan jika perlu perintahnya di ikuti oleh guru-guru. Dengan demikian ia dapat mengadakan perubahan-perubahan dalam cara berfikir, sikap, tingkah laku yang dipimpinnya. Dengan kelebihan yang dimilikinya yaitu kelebihan pengetahuan dan pengalaman, ia membantu guru-guru berkembang menjadi guru-guru yang profesional.

Pada sistem organisasi sekolah, kepala sekolah merupakan pemimpin bagi masyarakat sekolah lainnya baik guru, karyawan, dan siswa. Sebagai pemimpin, maka perilaku kepala sekolah akan berpengaruh terhadap perilaku masyarakat sekolah lainnya. Perilaku positif dari kepala sekolah akan memacu guru dan karyawan memberikan perilaku yang positif dalam

(5)

mencapai tujuan pendidikan. Sebaliknya, perilaku kepala sekolah yang negatif merupakan awal dari gagalnya penyelenggaran pendidikan di sekolah tersebut.

Sehingga kepemimpinan sangat berpengaruh besar terhadap perkembangan kualitas baik-buruknya suatu sekolah. Maka dari itu penulis tertarik menelaah dalam sebuah makalah yang berjudul “ Kepemimpinan Islami Kepala Madrasah/ Sekolah”.

B. Rumusan Masalah

1. Bagaimana Pengertian Kepemimpinan?

2. Bagaimana Kepemimpinan Kepala Sekolah/ Madrasah?

3. Bagaimana Peran Kepala Madrasah Dalam Meningkatkan Kualitas Pendidikan? 4. Bagaimana Dasar dan Karakteristik Kepemimpinan Pendidikan Islam?

C. Tujuan Masalah

1. Untuk mengetahui pengertian Kepemimpinan

2. Untuk mengetahui Kepemimpinan Kepala Sekolah/ Madrasah

3. Untuk mengetahui Peran Kepala Madrasah Dalam Meningkatkan Kualitas Pendidikan

4. Untuk mengetahui Dasar dan Karakteristik Kepemimpinan Pendidikan Islam

(6)

PEMBAHASAN

KEPEMIMPINAN ISLAMI KEPALA SEKOLAH ATAU MADRASAH

A. Pengertian Kepemimpinan Islam Kepala Sekolah Atau Madrasah 1. Definisi Kepemimpinan

Secara etimologi, kepemimpinan berasal dari kata dasar pemimpin. Dalam bahasa Inggris, leadership yang berarti kepemimpinan, dari kata dasar leader berarti pemimpin dan akar katanya to lead yang terkandung beberapa arti yang saling erat berhubungan.2 Kepemimpinan adalah suatu kekuatan penting dalam rangka pengelolaan sehingga kemampuan pemimpin secara efektif merupakan kunci keberhasilan organisasi. Pada dasarnya kepemimpinan merupakan kemampuan seseorang untuk meyakinkan orang lain agar orang lain itu dengan sukarela mau diajak untuk melaksanakan kehendaknya atau gagasannya. Fondasi dari kepemimpinan yang efektif adalah memikirkan visi dan misi organisasi, mendefinisikan, dan menegakkannya secara jelas dan nyata. Pemimpin menetapkan tujuan, menentukan prioritas, serta menetapkan dan memonitor standar. Selain itu, ada definisi yang lain, kepemimpinan merupakan suatu kemampuan dan kesiapan seseorang untuk memengaruhi, membimbing, mengarahkan, dan menggerakkan orang-orang lain agar mereka mau bekerja dalam rangka mencapai tujuan bersama.

Dari beberapa definisi kepemimpinan tersebut, dapat disimpulkan bahwa kepemimpinan adalah suatu kegiatan memengaruhi orang lain agar orang tersebut mau bekerja sama untuk mencapai tujuan yang telah di tetapkan.

Hadits tentang Pemimpin Pelayan Masyarakat (١٢٠٠:ناجرملاو ؤلؤللا)

١٢٠٠

(7)

Ma’qil bin Yasar, dari Al-Hasan, sesungguhnya Ubaidillah bin Ziyad menjenguk Ma’qil bin Yasar ketika dia sakit sebelum dia meninggal. Maka Ma’qil berkata kepada Ubaidillah bin Ziyad: aku akan menyampaikan kepadamu sebuah hadits yang telah aku dengar dari Rasulullah, aku telah mendengar beliau bersabda: “ Tiada seorang hamba yang diberi amanah rakyat oleh Allah lalu ia tidak memeliharanya dengan baik, melainkan hamba itu tidak akan mencium bau surga.”

(Al-bukhari meletakkan hadits ini di: 93 Kitab Hukum: 8. Bab orang yang diberi amanah lalu tidak memeliharanya)

Penjelasan:

Al Karmani berkata, “Pengertian hadits ini menunjukkan bahwa dia mendapatkan aromanya, padahal ini bertentangan dengan yang dimaksudkan hadits. Oleh karena itu, mesti disisipkan illa (melainkan), yakni melainkan dia tidak mendapatkan. Lalu kalimat pelengkapnya tidak disebutkan. Perkiraannya adalah, tidaklah seorang hamba melakukan seperti ini melainkan Allah mengharamkan surga baginya.

Ibnu Bathal berkata, “ini adalah anamah keras terhadap para pemimpin zalim yang menyia-nyiakan amanah yang dititipkan Allah kepada mereka, atau mengkhianati rakyat, atau menzalimi mereka, sehingga dia dituntut karena menzalimi para hamba pada hari kiamat. Bagaimana dia mampu berlepas dari kezaliman umat yang demikian banyak.

Ibnu At-Tin menukil dari Addawudi sama sepertinya, dia berkata, “mungkin ini juga berkenaan dengan orang kafir. Karena orang mukmin akan menggunakan wewenangnya dengan baik.”3

2. Definisi Pendidikan Islam

Pendidikan Islam yaitu bimbingan terhadap pertumbuhan rohani dan jasmani menurut ajaran islam dengan hikmah, mengarahkan, mengajarkan, melatih, mengasuh dan mengawasi berlakunya semua ajaran Islam. Dalam pengertian ini dapat diartikan bahwa di dalam proses pendidikan islam terdapat usaha mempengaruhi jiwa anak didik melalui suatu proses yang setingat demi setingkat akan menuju pada tujuan yang telah di tetapkan, yaitu menanamkan akhlak dan takwa serta menegakkan kebenaran sehingga terbentuklah manusia yang berkepribadian dan berbudi luhur dengan ajaran islam.

Jadi definisi pendidikan Islam adalah pengenalan dan pengakuan yang secara berangsur-angsur di tanamkan ke dalam diri manusia, tentang tempat-tempat yang tepat dari segala sesuatu di dalam tatanan penciptaan, sehingga membimbing ke arah

(8)

pengenalan dan pengakuan tempat Tuhan yang tepat di dalam tatanan wujud dan kepribadian.

B. Kepemimpinan Kepala Madrasah atau Sekolah

Kepala Madrasah merupakan pemimpin pendidikan yang sangat penting karena kepala madrasah berhubungan langsung dengan pelaksanaan program pendidikan di sekolah. Ketercapaian tujuan pendidikan sangat bergantung pada kecakapan dan kebijaksanaan kepala madrasah sebagai salah satu pemimpin pendidikan. Hal ini karena kepala madrasah merupakan seorang pejabat yang profesional dalam organisasi sekolah yang bertugas mengatur semua sumber organisasi dan bekerjasama dengan guru- guru dalam mendidik siswa untuk mencapai tujuan pendidikan.

Kegiatan lembaga pendidikan sekolah di samping diatur oleh pemerintah, sesungguhnya sebagian besar ditentukan oleh aktivitas kepala madrasahnya. Menurut Pidarta, kepala madrasah merupakan kunci kesuksesan sekolah dalam mengadakan perubahan.4 Sehingga kegiatan meningkatkan dan memperbaiki program dan proses pembelajaran di sekolah sebagian besar terletak pada diri kepala madrasah itu sendiri. Pidarta menyatakan bahwa kepala madrasah memiliki peran dan tanggungjawab sebagai manajer pendidikan, pemimpin pendidikan, supervisor pendidikan dan administrator pendidikan.5

Kepala sekolah adalah orang yang memiliki kekuasaan serta pengaruh dalam menentukan kegiatan belajar mengajar disekolah itu, kehidupan di sekolah diatur dengan sedemikiaan rupa melalui kepemimpinan seorang kepala sekolah. Kepemimpinan kepala sekolah akan berhasil apabila mereka memahami keadaan sekolah sebagai organisasi yanng kompleks dan unik serta mampu melaksanakan peraanan kepala sekolah sebagai seorang yang diberikan tanggung jawab untuk memimpin sekolah.

Peran kepala sekolah sebagai sentral kepemimpinan disekolah sangat menentukan arah sekolah tersebut, maju atau mundurnya sekolah tersebut tergantung bagaimana kepala sekolah memainkan perannya senagai pemimpin. Seorang pemimpin diuntut untuk dapat mengorganisasikan lembaga maupun institusinya. Pemimpin harus mampu menciptakan suasana kerja yang sehat seperti memupuk dan memelihara kesediaan masing-masing bahwa mereka termasuk dalam kelompok dapat dibentuk melalui penghargaan terhadap usaha-usahanya dan sifat yang ramah-tamah.

4 Made Pidarta, Cara belajar di Universiti Negara Maju: Suatu studi kasus, (Jakarta: Bumi Aksara, 1990), hal. 75.

(9)

Dari penjelasan diatas dapat ditarik kesimpulan bahwa kepemimpinan kepala sekolah adalah upaya yang dilakukan kepala sekolah sebagai leader mempengaruhi banyak orang (guru, tenaga administrasi, siswa, stakeholders) melalui komunikasi untuk mencapai tujuan sekolah. Indikatornya adalah kepala sekolah mampu menggerakkan semua warga sekolah untuk untuk melaksanakan tugas dan tanggung jawab yang diberikan.

C. Peran Kepala Madrasah Dalam Meningkatkan Kualitas Pendidikan

Kepala madrasah sebagai yang bertanggung jawab di madrasah mempunyai kewajiban menjalankan madrasahnya. Ia selalu berusaha agar segala sesuatu di madrasahnya dapat berjalan lancar. Dengan kata lain kepala madrasah harus berusaha agar semua potensi yang ada di madrasahnya dapat dimanfaatkan sebaik-baiknya dan agar tujuan madrasah dapat dicapai dengan sebaik-baiknya pula.

Kepemimpinan kepala sekolah merupakan salah satu faktor yang dapat mendorong sekolah dapat mewujudkan visi, misi, tujuan dan sasaran sekolah melalui program-program yang dilaksanakan secara terencana dan bertahap.

Untuk kepentingan tersebut, kepala sekolah harus mampu memobilisasi sumber daya sekolah, dalam kaitannya dengan perencanaan dan evaluasi program sekolah, pengembangan kurikulum, pembelajaran, pengelolaan ketenagaan, sarana dan sumber belajar, keuangan, pelayanan siswa, hubungan sekolah dengan masyarakat dan penciptaan iklim sekolah.6

Dengan demikian dapat dipahami bahwa peran kepala sekolah sebagai leader, harus memiliki beberapa kemampuan yang meliputi kemampuan baik dari segi kepribadian, pengetahuan terhadap tenaga kependidikan, visi dan misi sekolah, kemampuan mengambil keputusan dan kemampuan berkomunikasi.7 Administrasi material adalah administrasi yang menyacup bidang-bidang material sekolah seperti ketatausahaan sekolah, keuangan, pergedungan, perlengkapan, dan lain-lain. Administrasi personel adalah administrasi yang mencakup administrasi keguruan, kemuridan, dan pegawai sekolah lainnya. Administrasi kurikulum adalah administrasi yang mencakup penyusunan kurikulum, pembinaan kurikulum dan pelaksanaan kurikulum. Kepemimpinan dan administratif pendidikan yang berhasil bagi kepala sekolah adalah diarahkan pada pengembangan aktifitas pengajaran dan belajar siswa.

Oleh sebab itu untuk memenuhi kebutuhan tersebut tak lepas dari peran kepala madrasah sebagai pengelola dalam lembaga pendidikan. Adapun yang dimaksud dengan peran kepala madrasah dalam meningkatkan kualitas pendidikan di sini adalah usaha-usaha

6 E. Mulyasa, Kurikulum Berbasis Kompetensi Konsep, Karakteristik dan Implementasinya, (Bandung: PT Remaja Rosdakarya Offset, 2003), Hal. 182.

(10)

yang dilakukan kepala madrasah untuk mencapai kemajuan dan kesempurnaan pendidikan yang dipercayakan kepadanya.

Berikut ini peran kepala madrasah dalam meningkatkan kualitas pendidikan, yang meliputi:

1. Kepala Madrasah Sebagai Administrator

Kepala madrasah sebagai administrator pendidikan bertanggung jawab terhadap kelancaran pelaksanaan pendidikan dan pengajaran di madrasahnya. Oleh karena itu, untuk dapat melaksanakan tugasnya dengan baik, kepala madrasah hendaknya memahami, menguasai dan mampu melaksanakan kegiatan-kegiatan yang berkenaan dengan fungsinya sebagai administrator pendidikan.

Adapun dalam setiap kegiatan administrasi ini, di dalamnya mengandung fungsi-fungsi perencanaan, pengorganisasian, pengkoordinasi-an, pengawasan, kepegawaiaan dan pembiayaan. Oleh karena itu, kepala madrasah sebagai administrator hendaknya mampu mengaplikasikan fungsi-fungsi tersebut ke dalam pengelolaan madrasah yang dipimpinnya.8

Sehubungan dengan hal di atas, maka tugas kepala madrasah dalam bidang administrasi ini dapat digolongkan menjadi 6 bidang manajemen yang meliputi:

a. Pengelolaan pengajaran

Pengelolaan pengajaran ini merupakan titik sentral dari kegiatan Pengelolaan yang lain. Pengelolaan ini merupakan dasar kegiatan dalam melaksanakan tugas pokok. Untuk itu, Pengelolaan pengajaran ini harus direncanakan dengan sebaik-baiknya. Adapun kegiatan ini meliputi kebutuhan tenaga guru sehubungan dengan kepindahan dan lain-lain.

b. Pengelolaan Kepegawaian

Pengelolaan kepegawaian mencakup di dalamnya penerimaan dan penempatan guru dan atau pegawai sekolah, pembagian tugas pekerjaan guru dan pegawai sekolah, usaha kesejahteraan guru dan pegawai sekolah, mutasi dan atau promosi guru dan pegawai sekolah, dan sebagainya.

c. Pengelolaan Kemuridan

Murid atau anak didik dalam pengertian pendidikan pada umumnya adalah tiap orang atau kelompok orang yang menerima pengaruh dari seseorang atau sekelompok orang yang menjalankan kegiatan pendidikan.

(11)

Dalam bidang ini kegiatan yang nampak ialah masalah perencanaan dan penyelenggaraan penerimaan murid baru, pembagian murid atas tingkat-tingkat, kelas-kelas atau kelompok-kelompok (grouping), perpindahan, dan keluar masuknya murid-murid (mutasi), Penyelenggaraan pelayanan khusus (special servis) bagi murid-murid, mengatur penyelenggaraan dan aktivitas pelajaran, penyelenggaraan testing dan kegiatan evaluasi lainnya, mengatur “records” dan mempersiapkan laporan tentang kemajuan mereka, masalah disiplin murid-murid, masalah absensi dan sebagainya.

d. Pengelolaan Gedung dan Halaman

Kegiatan ini melputi perbaikan dan rehabilitasi gedung sekolah, penambahan ruang kelas,perbaikan atau pembuatan pagar pekarangan sekolah, pembuatan lapangan olah raga, perbaikan atau pengadaan bangku dan sebagainya.

e. Pengelolaan Keuangan

Kegiatan ini berhubungan dengan usaha-usaha penyediaan, penyelenggaraan pengaturan dan ketatausahaan keuangan bagi pembiayaan fasilitas materiil dan tenaga-tenaga personil sekolah serta aktivitas-aktivitas pengajaran dan kegiatan-kegiatan sekolah lainnya.

f. Pengelolaan Hubungan Sekolah dan Masyarakat

Untuk menciptakan kerjasama antara sekolah-rumah-masyarakat dan lembaga-lembaga sosial lainnya dalam usaha-usaha penyelenggaraan pendidikan dan pengajaran, maka diperlukan adanya pelaksanaan program “public relation” sekolah yang baik. Yang mana program tersebut dapat dilakukan dengan usaha-usaha pemberian penerangan-penerangan, informasi-informasi tentang kehidupan dan kemajuan pendidikan dan pengajaran disekolah yang luas, intensif, kontineu dan efektif.

Hubungan antara sekolah dengan masyarakat pada hakekatnya adalah suatu sarana yang cukup mempunyai peranan untuk menentukan usaha pembinaan, pertumbuhan dan perkembangan murid-murid di sekolah.

Berbeda dengan apa yang terjadi di negara-negara maju, partisipasi warga masyarakat sudah besar, baik dalam perencanaan, pelaksanaan, maupun dalam melakukan kontrol. Sebab mereka yakin sekali bahwa pendidikan adalah modal utama bagi peningkatan kehidupan keluarga, masyarakat dan bangsa mereka.

(12)

hubungan baik dengan orang tua siswa, tidak terbatas pada hubungan penyandang dana saja akan tetapi kebersamaannya terhadap keberhasilan pendidikan anaknya. Kecenderungan ini dapat dikatakan sebagai tanda-tanda bahwa sekolah sebagai institusi pendidikan semakin tidak terisolasi dari masyarakat.

2. Kepala Madrasah sebagai Supervisor

Kepala Madrasah sebagai orang yang bertanggungjawab di madrasah mempunyai kewajiban untuk menjalankan madrasahnya, terutama membantu perkembangan anggota-anggota stafnya dalam usaha meningkatkan kualitas pendidikan di madrasahnya. Untuk mengetahui tanggungjawab tersebut, sebelumnya perlu diketahui lebih dahulu pengertian supervisi. Sebagaimana yang dikemukakan oleh M. Daryanto Supervisi adalah aktivitas menentukan kondisi atau syarat-syarat yang esensial yang akan menjamin tercapainya tujuan pendidikan.9

Melihat definisi di atas, dapat dikatakan bahwasanya kepala madrasah sebagai supervisor harus dapat meneliti, mencari dan menentukan syarat-syarat mana yang telah ada dan mencukupi mana yang belum ada atau kurang mencukupi yang perlu diusahakan dan dipenuhi. Disamping itu, kepala madrasah juga harus berusaha agar semua potensi yang ada di madrasahnya, baik potensi yang ada pada unsur manusia maupun yang ada pada alat, perlengkapan, keuangan dan sebagainya dapat dimanfaatkan dengan sebaik-baiknya.10 Adapun rumusan-rumusan tentang tugas-tugas kepala madrasah sebagai supervisor, sebagaimana yang di kemukakan oleh M. Rifai adalah sebagai berikut : a. Membantu stafnya menyusun program

Dalam hal ini, kepala madrasah membantu para guru dalam memilih program pendidikan yang sesuai dengan kebutuhan muridnya, membantu mengembangkan kesanggupan mengobservasi untuk memperoleh data dari murid, membantu para guru untuk menyadari bahwa murid belajar disebabkan adanya kebutuhan dan pelajaran yang diberikan kepadanya tidak akan diterima dengan baik jika tidak sesuai dengan kebutuhan itu. Selain itu juga, kepala madrasah bisa membantu para guru untuk mengembangkan kecakapannya untuk bisa mengetahui kebutuhan murid-muridnya tersebut.

b. Membantu stafnya mempertinggi kecakapan dan keterampilan mengajar

Dalam usaha untuk mempertinggi kecakapan dan ketrampilan mengajarkan para stafnya, hal inibisa dilakukan dengan cara mengadakan kunjungan-kunjungan kelas

9 H.M Daryanto, Administrasi Pendidikan, (Jakarta: Rineka Cipta,) Hal. 84.

(13)

secara teratur dan berencana, menyarankan kepada para guru untuk menggunakan metode dan alat pelajaran yang lebih progresif dan produktif, atau bisa juga dengan mencarikan bantuan ahli (konsultan atau nara sumber) untuk hal-hal yang sekiranya kurang dikuasai para gurunya.

c. Mengadakan evaluasi secara kontinyu tentang kesanggupan stafnya dan tentang kemajuan program pendidikan pada umumnya

Hal ini bisa dilakukan kepala madrasah dengan mengadakan evaluasi data mengenai kunjungan kelas, menyusun rencana evaluasi untuk tiap masa tahun ajaran, mengadakan pertemuan dengan stafnya baik secara perorangan atau dengan seluruh staf untuk membicarakan bersama hasil-hasil pengumpulan data secara evaluatif, atau bisa juga dengan membantu para anggota stafnya untuk mengadakan “self-evaluation” yaitu usaha mengevaluasi diri sendiri.

Dengan demikian dapat ditegaskan bahwa kualitas pendidikan di madrasah itu terletak pada kualitas yang dimiliki oleh seorang kepala madrasah dalam membawa staf-stafnya dalam mengkoordinir dan bertanggung jawab secara penuh terhadap tugas-tugas yang telah ditetapkan. Peran kepala madrasah, baik itu sebagai administrator ataupun supervisor akan selalu menjadi ukuran terhadap upaya peningkatan kualitas pendidikan di madrasah yang dipimpinnya.

D. Dasar dan Karakteristik Kepemimpinan Pendidikan Islam

Istilah kepemimpinan pendidikan mengandung dua pengertian, dimana kata pendidikan menerangkan di lapangan apa dan di mana kepemimpinan itu berlangsung, dan sekaligus menjelaskan pula sifat dan ciri-ciri kepemimpinan, yaitu bersifat mendidik dan membimbing. Sebagaimana kata pendidikan yang menunjukkan arti yang dapat dilihat dari dua segi, yaitu:

a. Pendidikan sebagai usaha atau proses pendidik dan mengajar seperti yang dikenal sehari-hari.

b. Pendidikan sebagai ilmu pengetahuan yang membahas berbagai masalah tentang hakikat dan kegiatan mendidik mengajar dari zaman ke zaman atau yang membahas prinsip-prinsip dan pratik-praktik mendidik dan mengajar dengan segala cabang-cabangnya yang telah berkembang begitu luas dan mendalam.

(14)

pengembangan pendidikan sebagai satu ilmu dengan segala cabang-cabangnya dan ilmu-ilmu pembantu lainnya.

Pada masa sekarang ini setiap individu sadar akan pentingnya ilmu sebagai petunjuk/alat/panduan untuk memimpin umat manusia yang semakin besar jumlahnya serta komplek persoalannya. Atas dasar kesadaran itulah dan relevan dengan upaya proses pembelajaran yang mewajibkan kepada setiap umat manusia untuk mencari ilmu. Dengan demikian upaya tersebut tidak lepas dengan pendidikan, dan tujuan pendidikan tidak akan tercapai secara optimal tanpa adanya manajemen atau pengelolaan pendidikan yang baik, yang selanjutnya dalam kegiatan manajemen pendidikan diperlukan adanya pemimpin yang memiliki kemampuan untuk menjadi seorang pemimpin.

Pemimpin mempunyai wewenang untuk mengarahkan anggota dan juga dapat memberikan pengaruh, dengan kata lain para pemimpin tidak hanya dapat memerintah bawahan apa yang harus dilakukan, tetapi juga dapat mempengaruhi bagaimana bawahan melaksanakan perintahnya. Sehingga terjalin suatu hubungan sosial yang saling berinteraksi antara pemimpin dengan bawahan, yang akhirnya tejadi suatu hubungan timbal balik. Oleh sebab itu bahwa pemimpin diharapakan memiliki kemampuan dalam menjalankan kepemimpinannya, karena apabila tidak memiliki kemampuan untuk memimpin, maka tujuan yang ingin dicapai tidak akan dapat tercapai secara maksimal.

Pemimpin pada hakikatnya adalah seseorang yang mempunyai kemampuan untuk mempengaruhi perilaku orang lain di dalam kerjanya dengan menggunakan kekuasaan. Kekuasaaan adalah kemampuan untuk mengarahkan dan mempengaruhi bawahan sehubungan dengan tugas-tugas yang harus dilaksanakannya. Semakin banyak jumlah sumber kekuasaan yang tersedia bagi pemimpin, maka makin besar potensi kepemimpinan yang efektif.

Dengan menyebutkan “ kepemimpinan pendidikan”, maka disamping menjelaskan dimana kepemimpinan itu berada dan berperan, tambahan kata “pendidikan” dibelakang kata “kepemimpinan” hendaknya menampakkan pula sifat-sifat atau ciri-ciri khusus kepemimpinan yang bersifat mendidik, membimbing, dan mengemong tetapi bukan memaksa dan menekan dalam bentuk apapun. Adapun Ciri-ciri dari seorang pemimpin dalam kepemimpinan pendidikan islam itu sendiri antara lain:

1) Memiliki pengetahuan dan kemampuan yang cukup untuk mengendalikan lembaga atau organisasinya

(15)

4) Mempunyai karisma atau wibawa dihadapan manusia atau orang lain

5) Bermuamalah dengan lembut dan kasih sayang terhadap bawahannya, agar orang lain simpatik kepadanya

6) Bermusyawarah dengan para pengikut serta mintalah pendapat dan pengalaman mereka

7) Mempunyai power dan pengaruh yang dapat memerintah serta mencegah karena seorang pemimpin harus melakukan control pengawasan atas pekerjaan anggota, meluruskan keliruan, serta mengajak mereka untuk berbuat kebaikan dan mencengah kemungkaran

8) Bersedia mendengar nasehat dan tidak sombong, karena nasehat dari orang yang ikhlas jarang sekali kita peroleh.11

Kepala sekolah sebagai leader harus mampu memberikan petunjuk dan pegawasan, meningkatkan kemampuan tenaga kependidikan, membuka komunikasi dua arah, dan mendelegasikan tugas. Kemampuan yang harus diwujudkan kepala sekolah sebagai leader dapat dianalisis dari kepribadian, pengetahuan terhadap tenaga kependidikan, visi dan misi sekolah, kemempuan mengambil keputusan dan kemempuan berkomunikasi. Kepribadian kepala sekolah sebagai leader tercermin dalam sifat-sifat jujur, percaya diri, tanggungjawab, berani mengambil resiko, dan keputusan, berjiwa besar, emosi yang stabil, teladan. Memiliki kepribadian yang kuat, Memahami semua personalnya yang memiliki kondisi yang berbeda, begitu juga kondisi siswanya berbeda dengan yang lainnya, Memiliki upaya untuk peningkatan kesejahteraan guru dan karyawannya.

Sehingga untuk mencapai tujuan yang akan di capai oleh seorang pemimpin dan anggotanya seorang pemimpin setidaknya memiliki tujuh karakteristik kepemimpinan profetik yang bisa saya uraikan pada tulisan ini, yaitu antara lain :

a) Memiliki karakter shidiq (jujur). Kepemimpinan profetik mengedepankan integritas moral (akhlak), satunya kata dan perbuatan, kejujuran, sikap dan perilaku etis. Sifat jujur merupakan nilai-nilai transedental yang mencintai dan mengacu kepada kebenaran yang datangnya dari Allah SWT (Shiddiq) dalam berpikir, bersikap, dan bertindak. Perilaku pemimpin yang "shiddiq" (shadiqun) selalu mendasarkan pada kebenaran dari keyakinannya, jujur dan tulus, adil, serta menghormati kebenaran yang diyakini pihak lain yang mungkin berbeda dengan keyakinannya, bukan merasa diri atau pihaknya paling benar.

(16)

b) Memiliki karakter amanah (terpercaya). Kepemimpinan profetik mengahadirkan nilai-nilai bertanggungjawab, dapat dipercaya, dapat diandalkan, jaminan kepastian dan rasa aman, cakap, profesional dalam melaksanakan tugas kepemimpinannya. Karakter tanggungjawab, terpercaya atau trustworthy (amanah) adalah sifat pemimpin yang senantiasa menjaga kepercayaan (trust) yang diberikan orang lain. Karakter amanah dapat menajamkan kepekaan bathin seorang pemimpin untuk bisa memisahkan antara kepentingan pribadi dan kepentingan publik/organisasi.

c) Memiliki karakter tabligh (menyampaikan). Kepemimpinan profetik menggunakan kemampuan komunikasi secara efektif, memiliki visi, inspirasi dan motivasi yang jauh ke depan. Seorang pemimpin itu memerlukan kemampuan komunikasi dan diplomasi dengan bahasa yang mudah dipahami, diamalkan, dan dialami orang lain (tabligh). Sosok pemimpin (seperti karakter nabi dan rasul) bahasanya sangat berbobot, penuh visi dan menginspirasi orang lain.

d) Memiliki karakter fathanah (cerdas). Kepemimpinan profetik itu mempunyai kecerdasan, baik intelektual, emosional maupun spiritual, kreativitas, peka terhadap kondisi yang ada dan menciptakan peluang untuk kemajuan. Sosok pemimpin itu harus cerdas, kompeten, dan profesional (fathanah). Pemimpin yang mengacu sifat fathonah nabi adalah pemimpin pembelajar, mampu mengambil pelajaran/hikmah dari pengalaman, percaya diri, cermat, inovatif tetapi tepat azas, tepat sasaran, berkomitmen pada keunggulan, bertindak dengan motivasi tinggi, serta sadar bahwa yang dijalankan adalah untuk mewujudkan suatu cita-cita bersama yang akan dicapai dengan cara-cara yang etis.

e) Memiliki karekter istiqamah (konsisten/teguh pendirian). Kepemimpinan profetik mengutamakan perbaikan berkelanjutan (continuous improvement (Istiqamah). Pemimpin yang istiqamah adalah pemimpin yang taat azas (peraturan), tekun, disiplin, pantang menyerah, bersungguh-sungguh, dan terbuka terhadap perubahan dan pengembangan.

(17)

g) Memiliki karakter shaleh/ma'ruf (baik, arif, bijak). Kepemimpinan profetik adalah wujud sebuah ketaatan kepada Allah dan mendarmabaktikan dirinya untuk kesalehan, kearifan dan kebajikan bagi masyarakatnya. Ketaatan dan keshalehan para nabi atau rasul berpedoman pada wahyu dan mu'jizat dari Allah. Karakter shaleh/arif dapat melahirkan pesona kharismatik yang merupakan ilham dari ilahi, yang terpancar pada permukaan kulit, tutur kata, pancaran mata, sikap, tindakan, dan penampilan. Seorang pemimpin yang shaleh mempunyai kualitas kepribadian individu yang utuh sehingga menyebabkan orang lain menaruh simpati, percaya dan menganut apa yang diinginkannya. Pemimpin shaleh berarti pemimpin yang dirinya diakui pengikut, karena ketaatannya kepada Allah.

BAB III

PENUTUP

A. Kesimpulan

(18)

pengenalan dan pengakuan yang secara berangsur-angsur di tanamkan ke dalam diri manusia, tentang tempat-tempat yang tepat dari segala sesuatu di dalam tatanan penciptaan, sehingga membimbing ke arah pengenalan dan pengakuan tempat Tuhan yang tepat di dalam tatanan wujud dan kepribadian. Jadi pendidikan ini hanyalah untuk manusia saja.

2. Kepemimpinan Kepala Sekolah adalah upaya yang dilakukan kepala sekolah sebagai leader mempengaruhi banyak orang (guru, tenaga administrasi, siswa, stakeholders) melalui komunikasi untuk mencapai tujuan sekolah. Indikatornya adalah kepala sekolah mampu menggerakkan semua warga sekolah untuk untuk melaksanakan tugas dan tanggung jawab yang diberikan.

3. Peran Kepala Sekolah sebagai leader, harus memiliki beberapa kemampuan yang meliputi kemampuan baik dari segi kepribadian, pengetahuan terhadap tenaga kependidikan, visi dan misi sekolah, kemampuan mengambil keputusan dan kemampuan berkomunikasi. Peran kepala madrasah atau sekolah dalam meningkatkan kualitas pendidikan di sini adalah usaha-usaha yang dilakukan kepala madrasah untuk mencapai kemajuan dan kesempurnaan pendidikan yang dipercayakan kepadanya.

4. Dasar dan Karakteristik Kepemimpinan Pendidikan Islam bahwa kepemimpinan pendidikan pada dasarnya terdapat dan berperan pada usaha-usaha yang berhubungan dengan proses mendidik dan mengajar di satu pihak, dan pada pihak lain berhubungan dengan usaha-usaha pengembangan pendidikan sebagai satu ilmu dengan segala cabang-cabangnya dan ilmu-ilmu pembantu lainnya. Seorang pemimpin setidaknya memiliki tujuh karakteristik kepemimpinan profetik yang bisa saya uraikan pada tulisan ini, yaitu antara lain :

a) Memiliki karakter jujur.

b) Memiliki karakter dapat dipercaya.

c) Memiliki karakter menyampaikan bahasa yang mudah dipahami dan menginspirasi orang lain.

d) Memiliki karakter cerdas.

e) Memiliki karekter konsisten/teguh pendirian. f) Memiliki karakter kasih-sayang.

(19)

DAFTAR PUSTAKA

Fathul Baari dan Ibnu Hajar Al Asqalani, 2009, Kitab Al-Ahkam. Jakarta: Pustaka Azam.

H.M Daryanto, Administrasi Pendidikan, Jakarta: Rineka Cipta.

Mulyasa, 2003, Kurikulum Berbasis Kompetensi Konsep, Karakteristik dan Implementasinya, Bandung: PT Remaja Rosdakarya Offset.

(20)

..., 1997, Landasan Kependidikan : Stimulus Ilmu Pendidikan Bercorak Indonesia, Bandung : Rineka.

Purwanto, 1989, Administrasi Dan Supervisi Pendidikan, Jakarta: Departeman Pendidikan Dan Kebudayaan.

Qomar, Mujamil, 2007, Manajemen Pendidikan Islam, Jakarta: Erlangga.

Rohani, Ahmad, et.al., 1991, Pedoman Penyelenggaraan Administrasi Pendidikan di Sekolah, Jakarta: Bumi Aksara.

Soetopo, Hendyat, 1982, Pengantar Operasional Administrasi Pendidikan, Surabaya: Usaha Nasional.

Wijaswanto, Wahyu, 1999, Kamus Besar Bahasa Indonesia Jakarta: Balai Pustaka.

Referensi

Dokumen terkait

Permodalan adalah salah satu faktor penting jalannya suatu usaha. Salah satu upaya untuk mengembangkan usaha adalah meningkatkan modal untuk menambah kapasitas

Dari yang sebelumnya hanya alat-alat peraga sederhana, kini telah meningkat menjadi media berbasis teknologi, diantaranya yang telah sering digunakan dalam proses

Pelatihan menggunakan modul: leadership dalam konteks RS PONEK untuk menurunkan angka kematian ibu dan anak  bisa bekerja sama dengan lembaga- lembaga donor

Dengan meningkatnya LVDEP, terjadi pula peningkatan tekanan atrium kiri (LAP) karena atrium dan ventrikel berhubungan langsung selama diastol. Peningkatan

Fungsi : Sistem yang dapat memanfaatkan bahan bakar gas (CNG, LPG & Biogas) untuk aplikasi mesin diesel.

Penelitian ini bertujuan untuk (1) mengetahui aktifitas belajar peserta didik, (2) mengetahui prestasi belajar matematika pada peserta didik kelas VIII A MTs Miftahussalam

Bagaimana sangat mudah bukan fungsi fungsi alat bantu yang ada pada autocad, mungkin dengan anda mencoba akan lebih mudah untuk inplemtasinya terhadap gambar autocad.

)ejala klinis arteritis kranial adalah nyeri kepala, nyeri tekan kulit kepala ketika pasien menyisir rambut, nyeri saat mengunyah, hilangnya penglihatan sementara