• Tidak ada hasil yang ditemukan

SAP DETIL 27042018 AKUNTANSI PEMERINTAHAN | Dwi Martani

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2018

Membagikan "SAP DETIL 27042018 AKUNTANSI PEMERINTAHAN | Dwi Martani"

Copied!
316
0
0

Teks penuh

(1)

STANDAR

AKUTANSI

(2)

KERANGKA KONSEPTUAL

STANDAR AKUNTANSI PEMERINTAHAN

BERBASIS AKRUAL

(3)

RUANG LINGKUP KERANGKA KONSPETUAL

1.

Tujuan Kerangka Konseptual

2.

Lingkungan Akuntansi Pemerintahan

3.

Pengguna dan Kebutuhan Informasi

Para Pengguna

4.

Entitas Akuntansi dan Entitas Pelaporan

5.

Peranan dan Tujuan Pelaporan

Keuangan serta Komponen Laporan

Keuangan

6.

Asumsi Dasar, Karakteristik Kualitatif,

Prinsip-prinsip serta Kendala Informasi

Akuntansi

7.

Unsur Laporan Keuangan, Pengakuan

(4)

TUJUAN KERANGKA KONSEPTUAL

Sebagai acuan bagi:

Penyusun standar;

Penyusun laporan keuangan;

Pemeriksa;

(5)

POSISI KERANGKA KONSEPTUAL

Kerangka Konseptual bukan standar akuntansi

Kerangka konseptual berfungsi sebagai acuan jika

terdapat masalah akuntansi yg belum dinyatakan

dalam SAP

Jika terjadi pertentangan antara kerangka konseptual

(6)

LINGKUNGAN AKUNTANSI PEMERINTAHAN

a.

Ciri utama struktur pemerintahan dan

pelayanan

Bentuk umum pemerintahan dan pemisahan

kekuasaaan

Sistem pemerintahan otonomi dan transfer

pendapatan antar pemerintahan

adanya pengaruh proses poltik

Hub. Antara pembayar pajak dgn pelayanan

pemerintahan.

b.

Ciri keuangan pemerintah

Anggaran sbg pernyatan publik, target fiskal dan

sebagai alat pengendalian

Investasi aset tidak langsung menghasilkan

pendapatan

(7)

PENGGUNA LAPORAN KEUANGAN

Masyarakat;

Wakil rakyat, lembaga pengawas,

dan lembaga pemeriksa;

Pihak yang memberi atau

berperan dalam proses donasi,

investasi, dan pinjaman

(8)

ENTITAS AKUNTANSI VS ENTITAS PELAPORAN

NO INDIKATO

R

ENTITAS AKUNTANSI ENTITAS PELAPORAN

1

Definisi

Unit pemerintahan

pengguna

anggaran/pengguna

barang dan oleh

(9)

ENTITAS AKUNTANSI VS ENTITAS PELAPORAN

NO INDIKATO

R

ENTITAS AKUNTANSI ENTITAS PELAPORAN

2 Komponen 1. KPA-K/L yang

mempunyai dokumen anggaran tersendiri

1. Pemerintah Pusat

2. Bendahara Umum

Daerah (BUD) 2. Pemerintah Daerah 3. Kuasa Pengguna

Anggaran di

lingkungan Pemda bila mempunyai dokumen

4. Satuan organisasi di lingkungan

pusat/daerah atau

(10)

PERANAN PELAPORAN KEUANGAN PEMERINTAH

10

mempertanggungjawabkan pengelolaan

dan pelaksanaan kebijakan sumber daya dalam mencapai tujuan

Akuntabilitas

memudahkan fungsi perencanaan,

pengelolaan dan pengendalian atas aset, kewajiban dan ekuitas dana pemerintah

Manajemen

memberikan informasi keuangan yang

terbuka, jujur, menyeluruh kepada stakeholders

Transparansi

mengevaluasi kinerja entitas pelaporan,

terutama dalam menggunakan sumber daya ekonomi untuk mencapai kinerja Transparansi

Evaluasi Kinerja

memberikan informasi mengenai

kecukupan penerimaan pemerintah

untuk membiayai seluruh pengeluaran, dan apakah generasi y.a.d ikut

menanggung beban pengeluaran tersebut

(11)

TUJUAN PELAPORAN KEUANGAN PEMERINTAH

Menyajikan informasi yang

bermanfaat bagi para

pengguna dalam menilai

akuntabilitas dan membuat

keputusan ekonomi, sosial

maupun politik.

(12)

KOMPONEN LAPORAN KEUANGAN POKOK

1. Laporan Realisasi Anggaran (LRA)

2. Laporan Perubahan Saldo Anggaran

Lebih (Laporan Perubahan SAL)

3. Neraca

4. Laporan Operasional (LO)

5. Laporan Arus Kas (LAK)

6. Laporan Perubahan Ekuitas (LPE)

(13)

ASUMSI DASAR

Asumsi kemandirian entitas

Asumsi kesinambungan entitas

Asumsi keterukuran dalam

satuan uang (

monetary

measurement

)

(14)

KARAKTERISTIK KUALITATIF LAPORAN KEUANGAN

Relevan;

Andal;

Dapat dibandingkan; dan

(15)
(16)

PRINSIP AKUNTANSI DAN PELAPORAN KEUANGAN

Basis akuntansi;

Prinsip nilai historis;

Prinsip realisasi;

Prinsip substansi mengungguli

bentuk formal;

Prinsip periodisitas;

Prinsip konsistensi;

Prinsip pengungkapan lengkap; dan

Prinsip penyajian wajar.

(17)

BASIS AKUNTANSI

Basis akuntansi yang digunakan dalam

laporan keuangan pemerintah entitas

adalah

Basis Akrual

Basis akrual digunakan untuk

pengakuan pendapatan-LO, beban,

aset, kewajiban dan ekuitas

Dalam hal anggaran disusun dan

(18)

PRINSIP NILAI HISTORIS

Aset

dicatat sebesar pengeluaran kas dan setara kas

yang dibayar atau sebesar nilai wajar dari imbalan

(

consideration

) untuk memperoleh aset tersebut pada

saat perolehan.

Kewajiban

dicatat sebesar jumlah kas dan setara kas

yang diharapkan akan dibayarkan untuk memenuhi

kewajiban di masa yang akan datang.

Nilai historis

lebih dapat diandalkan daripada

penilaian yang lain karena lebih obyektif dan dapat

diverifikasi.

(19)

PRINSIP REALISASI

Pendapatan basis kas yang tersedia yang

telah diotorisasikan melalui anggaran

pemerintah selama suatu periode akuntansi

akan digunakan untuk membiayai utang

dan belanja yang terjadi dalam periode

tersebut.

Prinsip penandingan pendapatan-belanja

tidak mendapat penekanan seperti dalam

akuntansi komersial.

(20)

SUBSTANSI MENGUNGGULI BENTUK FORMAL

Peristiwa harus dicatat dan disajikan

sesuai dengan substansi dan realitas

(21)

KONSISTENSI

Perlakuan akuntansi yang sama harus

ditetapkan pada kejadian yang serupa dari

periode ke periode oleh suatu entitas (prinsip

konsistensi internal).

Metode akuntansi yang dipakai dapat diubah

dengan syarat metode yang baru diterapkan

menunjukkan hasil yang lebih baik dari metode

yang lama.

Pengaruh atas perubahan penerapan metode

harus diungkapkan dalam laporan keuangan.

(22)

PERIODISITAS

Kegiatan akuntansi dan

pelaporan keuangan entitas

pemerintah perlu dibagi

menjadi periode-periode

pelaporan sehingga kinerja

entitas dapat diukur dan posisi

sumber daya yang dimilikinya

dapat ditentukan

(23)

PENGUNGKAPAN LENGKAP

Laporan keuangan harus

menyajikan secara lengkap

informasi yang dibutuhkan oleh

pengguna.

Informasi tersebut dapat

ditempatkan pada lembar muka

laporan keuangan atau catatan

atas laporan keuangan.

(24)

PENYAJIAN WAJAR

Dalam penyajian dengan wajar posisi

keuangan, kinerja, dan perubahan posisi

keuangan suatu entitas, diperlukan

pertimbangan sehat

yang mengandung

unsur-unsur

kehati-hatian

pada saat

melakukan prakiraan dalam kondisi

ketidakpastian sehingga aset atau

pendapatan tidak dinyatakan terlalu tinggi

dan kewajiban tidak dinyatakan terlalu

rendah

(25)

KENDALA INFORMASI YANG RELEVAN

MATERIALITAS

PERTIMBANGAN BIAYA DAN MANFAAT

KESEIMBANGAN ANTAR KARAKTIRISTIK

KUALITATIF

(26)

PENGAKUAN ASET

Aset

diakui pada saat potensi ekonomi

masa depan diperoleh dan mempunyai

nilai yang dapat diukur dengan andal;

Aset dalam bentuk piutang

diakui ketika

hak klaim untuk mendapatkan arus kas

masuk atau manfaat ekonomi lainnya

dari entitas lainnya telah atau tetap

masih terpenuhi,dan nilai klaim tersebut

dapat diukur atau diestimasi

Aset dalam bentuk kas

yang diperoleh

pemerintah titik pengakuannya

memerlukan pengaturan yang lebih rinci

(27)

PENGAKUAN KEWAJIBAN

Kewajiban

diakui pada saat dana

pinjaman diterima atau pada saat

kewajiban timbul

(28)

PENGAKUAN PENDAPATAN

Pendapatan-LO

diakui pada saat

timbulnya hak atas pendapatan

tersebut atau ada aliran masuk

sumber daya ekonomi

Pendapatan-LRA

diakui pada saat

kas diterima di Rekening Kas

Umum Negara/Daerah

(29)

PENGAKUAN BEBAN DAN BELANJA

Beban

diakui pada saat

timbulnya kewajiban, terjadinya

konsumsi aset, atau terjadinya

penurunan manfaat ekonomi

atau potensi jasa

Belanja

diakui berdasarkan

terjadinya pengeluaran dari

Rekening Kas Umum

Negara/Daerah.

(30)

PENGAKUAN UNSUR LAPORAN KEUANGAN

Pengukuran adalah proses penetapan

nilai mata uang untuk mengakui dan

memasukkan setiap pos dalam laporan

keuangan menggunakan nilai perolehan

historis

Aset dicatat sebesar pengeluaran/

penggunaan sumber daya ekonomi

atau sebesar nilai wajar dari imbalan

yang diberikan untuk memperoleh aset

tersebut

Kewajiban dicatat sebesar nilai wajar

sumber daya ekonomi yang digunakan

pemerintah untuk memenuhi kewajiban

yang bersangkutan

(31)

KSAP

KSAP

PSAP NO. 01

PENYAJIAN LAPORAN KEUANGAN

(32)

KSAP

POKOK BAHASAN

1.

Tujuan

2.

Ruang Lingkup

3.

Definisi Unsur Laporan Keuangan

4.

Basis Akuntansi

5.

Tanggung Jawab Pelaporan Keuangan

6.

Informasi Laporan Keuangan

(33)

KSAP

TUJUAN PSAP 01

Tujuan PSAP 01 adalah untuk mengatur

penyajian laporan keuangan untuk tujuan

umum.

Laporan keuangan untuk tujuan umum adalah

laporan keuangan yang ditujukan untuk

memenuhi kebutuhan bersama sebagian besar

pengguna laporan termasuk lembaga legislatif

sebagaimana ditetapkan dalam ketentuan

peraturan perundang-undangan

(Par 1)

(34)

KSAP

RUANG LINGKUP

Laporan keuangan untuk tujuan umum disusun

dan disajikan dengan

basis akrual

Pernyataan standar ini berlaku untuk entitas

pelaporan dalam menyusun laporan keuangan

suatu entitas pemerintah pusat, pemerintah

daerah dan laporan keuangan konsolidasian,

tidak termasuk perusahaan negara/daerah

(Par 2)

(35)

KSAP

Pendatapan-LRA: semua penerimaan Rekening Kas Umum Negara /Daerah yang menambah

Saldo Anggaran Lebih dalam periode tahun anggaran yang bersangkutan yang menjadi hak pemerintah, dan tidak perlu dibayar kembali oleh pemerintah.

Pendapatan-LO: hak pemerintah pusat/daerah yang diakui sebagai penambah ekuitas dalam periode tahun anggaran yang bersangkutan dan tidak perlu dibayar kembali.

Belanja: semua pengeluaran dari Rekening Kas Umum Negara/Daerah yang mengurangi Saldo Anggaran Lebih dalam periode tahun anggaran bersangkutan yang tidak akan diperoleh pembayarannya kembali oleh pemerintah.

Beban: penurunan manfaat ekonomi atau potensi jasa dalam periode pelaporan yang

menurunkan ekuitas, yang dapat berupa pengeluaran atau konsumsi aset atau timbulnya kewajiban.

(Par 8)

35

(36)

KSAP

Surplus/Defisit-LRA:selisih lebih/kurang antara pendapatan-LRA dan belanja selama satu periode pelaporan.

Surplus/Defisit-LO: selisih antara pendapatan-LO dan beban selama satu periode pelaporan, setelah diperhitungkan surplus/ defisit dari kegiatan non operasional dan pos luar biasa.

Penyusutan adalah alokasi yang sistematis atas nilai suatu aset tetap yang dapat disusutkan (depreciable assets) selama masa manfaat aset yang bersangkutan.

Pos luar biasa: pendapatan luar biasa/ beban luar biasa yg terjadi karena kejadian atau transaksi yg bukan merupakan operasi biasa, tidak diharapkan sering atau rutin terjadi, dan berada di luar kendali atau pengaruh entitas bersangkutan.

Saldo Anggaran Lebih adalah gunggungan saldo yang berasal dari akumulasi SiLPA/SiKPA tahun-tahun anggaran sebelumnya dan tahun-tahun berjalan serta penyesuaian lain yang diperkenankan

(Par 8)

DEFINISI

(37)

KSAP

TANGGUNG JAWAB PELAPORAN KEUANGAN

Tanggung jawab penyusunan dan

penyajian laporan keuangan berada

pada pimpinan entitas

(38)

KSAP

INFORMASI LAPORAN KEUANGAN

Laporan keuangan menyediakan informasi mengenai

entitas pelaporan dalam hal:

Aset;

Kewajiban;

Ekuitas;

Pendapatan-LRA;

Belanja;

Transfer;

Pembiayaan;

Saldo anggaran lebih

Pendapatan-LO;

Beban; dan

Arus kas.

(Par 11)

(39)

KSAP

KOMPONEN LAPORAN KEUANGAN

Komponen laporan keuangan pokok:

 Laporan Realisasi Anggaran

Laporan Perubahan SAL Neraca

Laporan Operasional (LO)  LAK

Laporan Perubahan Ekuitas (LPE) CaLK

(Par 14)

Setiap entitas menyajikan komponen-komponen laporan keuangan tersebut

kecuali :

LAK yang hanya disajikan oleh entitas yang mempunyai fungsi perbendaharaan

umum;

Laporan Perubahan SAL yang hanya disajikan oleh Bendahara Umum

Negara/Daerah dan entitas pelaporan yang menyusun laporan keuangan konsolidasiannya.

(40)

KSAP

LAPORAN KEUANGAN

Tetap diperlukan untuk memenuhi kewajiban pemerintah yang

diatur dalam peraturan perundangan (statutory)

• Laporan Perubahan SAL menyajikan secara komparatif dengan periode

sebelumnya pos-pos berikut: a. Saldo Anggaran Lebih awal;

b. Penggunaan Saldo Anggaran Lebih;

c. Sisa Lebih/Kurang Pembiayaan Anggaran tahun berjalan; d. Koreksi Kesalahan Pembukuan tahun Sebelumnya; dan e. Lain-lain;

f. Saldo Anggaran Lebih Akhir. (Par 41)

• Neraca menggambarkan posisi keuangan pemerintah mengenai aset,

(41)

KSAP

LAPORAN ARUS KAS

Menyajikan informasi mengenai sumber,

penggunaan, perubahan kas dan setara kas pada

tanggal pelaporan.

Disajikan oleh entitas yang mempunyai fungsi

perbendaharaan umum (Par 15)

Arus masuk dan keluar kas diklasifikasikan

(42)

KSAP

LAPORAN OPERASIONAL

Merupakan Laporan yang menyajikan pos-pos

sebagai berikut:

a) Pendapatan-LO dari kegiatan operasional;

b) Beban dari kegiatan operasional ;

c) Surplus/defisit dari Kegiatan Non Operasional, bila ada;

d) Pos luar biasa, bila ada;

e) Surplus/defisit-LO.

Kegiatan dapat dianalisis menurut klasifikasi

ekonomi atau fungsi.

(43)

KSAP

LAPORAN PERUBAHAN EKUITAS

Merupakan Laporan yang menyajikan pos-pos:

a) Ekuitas awal;

b) Surplus/defisit-LO pada periode bersangkutan;

c) Koreksi-koreksi yang langsung menambah/ mengurangi

ekuitas, yang antara lain berasal dari dampak kumulatif

yang disebabkan oleh perubahan kebijakan akuntansi dan

koreksi kesalahan mendasar, misalnya: koreksi kesalahan

mendasar dari persediaan yang terjadi pada

periode-periode sebelumnya dan perubahan nilai aset tetap karena

revaluasi aset tetap.

d) Ekuitas akhir.

Rincian dari unsur dalam LPE disajikan dalam CALK

(44)

KSAP

CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN

Disajikan secara sistematis. Setiap pos dalam LRA,

Laporan

Perubahan SAL

, Neraca,

LO

, LAK, dan

LPE

harus mempunyai referensi

silang dengan informasi terkait dalam Catatan atas Laporan

Keuangan.

Catatan atas Laporan Keuangan meliputi penjelasan atau daftar

terinci atau analisis atas nilai suatu pos yang disajikan dalam LRA,

Laporan Perubahan SAL

, Neraca,

LO

, LAK, dan

LPE

.

Catatan atas laporan keuangan terdiri dari:

Informasi umum entitas pelaporan dan entitas akuntansiInformasi tentang kebijakan fisal / keuangan

Ikhtisar pencapaian target keuangan

Dasar penyusunan laporan keuangan dan kebijakan akuntansiInformasi yang diharuskan PSAP yang belum disajikan

Informasi lainnya untuk penyajian yang wajar

(45)

KSAP

KSAP

PSAP NO. 02

LAPORAN REALISASI ANGGARAN

(46)

KSAP

RUANG LINGKUP DAN MANFAAT PSAP No. 02

PSAP No. 02 diterapkan dalam penyajian Laporan

Realisasi Anggaran yang disusun dan disajikan

dengan menggunakan

anggaran berbasis kas

;

LRA menyediakan informasi mengenai realisasi

(47)

KSAP

DEFINISI LRA

(48)

KSAP

BASIS AKUNTANSI

PENCATATAN LRA MENGGUNAKAN “BASIS KAS”:

Pendapatan-LRA

diakui pada saat diterima pada

rekening Kas Umum Negara/Kas Umum Daerah

Belanja

diakui pada saat terjadinya pengeluaran dari

rekening Kas Umum Negara/Kas Umum Daerah

Penerimaan pembiayaan

diakui pada saat diterima

pada rekening Kas Umum Negara/Kas Umum Daerah

Pengeluaran pembiayaan

diakui pada saat dikeluarkan

(49)

KSAP

ISI LAPORAN REALISASI ANGGARAN

Laporan Realisasi Anggaran sekurang-kurangnya mencakup pos-pos

sebagai berikut:

49

ISI LRA DEFINISI

Pendapatan-LRA Semua penerimaan Rekening Kas Umum Negara/Daerah yang menambah saldo anggaran lebih dalam periode tahun

anggaran yang bersangkutan yang menjadi hak pemerintah, dan tidak perlu dibayar kembali oleh pemerintah.

Belanja Semua pengeluaran dari Rekening Kas Umum Negara/Daerah yang mengurangi saldo anggaran lebih dalam periode tahun anggaran bersangkutan yang tidak akan diperoleh

pembayarannya kembali oleh pemerintah.

Transfer Penerimaan/pengeluaran uang dari suatu entitas pelaporan dari/kepada entitas pelaporan lain, termasuk dana

perimbangan dan dana bagi hasil

(50)

KSAP

ISI LAPORAN REALISASI ANGGARAN

50

ISI LRA DEFINISI

Surplus/defisit-LRA Selisih lebih/kurang antara pendapatan – LRA dan belanja selama satu periode pelaporan dicatat dalam pos

Surplus/Defisit LRA

Penerimaan Pembiayaan Semua penerimaan Rekening Kas Umum Negara/Daerah antara lain berasal dari penerimaan pinjaman, penjualan obligasi pemerintah, hasil privatisasi perusahaan

negara/daerah, penerimaan kembali pinjaman yang diberikan kepada fihak ketiga, penjualan investasi permanen lainnya, dan pencairan dana cadangan

Pengeluaran Pembiayaan Semua pengeluaran Rekening Kas Umum Negara/Daerah antara lain pemberian pinjaman kepada fihak ketiga, penyertaan modal pemerintah, pembayaran kembali pokok pinjaman dalam periode tahun anggaran tertentu, dan pembentukan dana cadangan

(51)

KSAP

ISI LAPORAN REALISASI ANGGARAN

51

ISI LRA DEFINISI

Pembiayaan Neto Selisih antara penerimaan pembiayaan setelah dikurangi pengeluaran pembiayaan dalam periode tahun anggaran tertentu

Sisa Lebih/kurang pembiayaan

anggaran (SILPA/SIKPA) Selisih lebih/kurang antara realisasi penerimaan dan pengeluaran selama satu periode pelaporan

(52)

KSAP

INFORMASI YANG DISAJIKAN DALAM LRA

Entitas pelaporan menyajikan klasifikasi

pendapatan menurut jenis pendapatan LRA.

Rincian lebih lanjut jenis pendapatan

disajikan pada Catatan atas Laporan

Keuangan;

Entitas pelaporan menyajikan klasifikasi

belanja menurut jenis belanja dalam LRA.

Klasifikasi belanja menurut fungsi disajikan

dalam Catatan atas Laporan Keuangan.

(53)

KSAP

AKUNTANSI ANGGARAN

Akuntansi anggaran merupakan teknik pertanggungjawaban dan

pengendalian manajemen yang digunakan untuk membantu

pengelolaan pendapatan, belanja, transfer, dan pembiayaan.

Anggaran pendapatan meliputi estimasi pendapatan yang

dijabarkan menjadi alokasi estimasi pendapatan.

Anggaran belanja terdiri dari apropriasi yang dijabarkan menjadi

otorisasi kredit anggaran (

allotment

).

Anggaran pembiayaan terdiri dari penerimaan pembiayaan dan

pengeluaran pembiayaan

Akuntansi anggaran diselenggarakan pada saat anggaran

disahkan dan anggaran dialokasikan

(54)

KSAP

AKUNTANSI PENDAPATAN LRA

Pendapatan-LRA diakui pada saat diterima pada

RKUN/D

Pendapatan-LRA diklasifikasikan menurut jenis

pendapatan

Transfer masuk adalah penerimaan uang dari

entitas pelaporan lain, misal DAU dan DBH

Akuntansi pendapatan dilaksanakan berdasarkan

azas bruto, yaitu dengan membukukan penerimaan

bruto, dan tidak mencatat jumlah netonya (setelah

dikompensasikan dengan pengeluaran)

(55)

KSAP

AKUNTANSI PENDAPATAN LRA

Dalam hal besaran pengurang terhadap

pendapatan-LRA bruto (biaya) bersifat variabel terhadap

pendapatan dimaksud dan tidak dapat dianggarkan

terlebih dahulu dikarenakan proses belum selesai,

maka asas bruto dapat dikecualikan;

Dalam hal BLU, pendapatan diakui dengan mengacu

pada peraturan perundang-undangan yang berlaku.

Pengembalian yang sifatnya sistemik (normal) dan

berulang (recurring) atas penerimaan pendapatan-LRA

pada periode penerimaan maupun pada periode

sebelumnya dibukukan sebagai pengurang

pendapatan-LRA

(56)

KSAP

AKUNTANSI PENDAPATAN LRA

Koreksi dan pengembalian yang sifatnya tidak berulang

(non-recurring) atas penerimaan pendapatan-LRA yang

terjadi pada periode penerimaan pendapatan-LRA

dibukukan sebagai pengurang Pendapatan-LRA pada

periode yang sama;

Koreksi dan pengembalian yang sifatnya tidak berulang

(non-recurring) atas penerimaan pendapatan-LRA yang

terjadi pada periode sebelumnya dibukukan sebagai

pengurang Saldo Anggaran Lebih pada periode

ditemukannya koreksi dan pengembalian tersebut.

(57)

KSAP

AKUNTANSI BELANJA

Belanja diakui pada saat terjadinya pengeluaran dari

Rekening Kas umum Negara/Daerah

Pengeluaran melalui bendahara pengeluaran,

pengakuan belanjanya terjadi pada saat

pertanggungjawab an atas pengeluaran tersebut

disahkan oleh unit yang mempunyai fungsi

perbendaharaan.

Belanja BLU diakui dengan mengacu pada peraturan

perundang-undangan yang mengatur BLU

Belanja diklasifikasikan menurut klasifikasi ekonomi

(jenis belanja), organisasi, dan fungsi

(58)

KSAP

AKUNTANSI SURPLUS/DEFISIT LRA

Selisih antara pendapatan-LRA dan belanja

selama satu periode pelaporan dicatat dalam

pos Surplus/Defisit-LRA

Surplus-LRA adalah selisih lebih antara

pendapatan-LRA dan belanja selama satu

periode pelaporan

Defisit-LRA adalah selisih kurang antara

pendapatan-LRA dan belanja selama satu

periode pelaporan

(59)

KSAP

AKUNTANSI PEMBIAYAAN

Pembiayaan adalah seluruh transaksi keuangan pemerintah, baik

penerimaan maupun pengeluaran, yang perlu dibayar atau akan

diterima kembali, yang dalam penganggaran pemerintah

terutama

dimaksudkan

untuk

menutup

defisit

atau

memanfaatkan surplus anggaran.

Penerimaan pembiayaan diakui pada saat diterima pada Rekening

Kas Umum Negara/Daerah

Akuntansi penerimaan pembiayaan dilaksanakan berdasarkan

azas bruto, yaitu dengan membukukan penerimaan bruto, dan

tidak mencatat jumlah netonya (setelah dikompensasikan dengan

pengeluaran

)

(60)

KSAP

AKUNTANSI PEMBIAYAAN

Pengeluaran pembiayaan diakui pada saat dikeluarkan

dari Rekening Kas Umum Negara/Daerah;

Pencairan Dana Cadangan mengurangi Dana Cadangan

yang bersangkutan;

Pembentukan Dana Cadangan menambah Dana

Cadangan yang bersangkutan. Hasil-hasil yang diperoleh

dari pengelolaan Dana Cadangan di pemerintah daerah

merupakan penambah Dana Cadangan. Hasil tersebut

dicatat sebagai Pendapatan-LRA dalam pos pendapatan

asli daerah lainnya.

(61)

KSAP

TRANSAKSI DALAM MATA UANG ASING

Transaksi dalam mata uang asing harus

dibukukan dalam mata uang rupiah

Dalam hal tersedia dana dalam mata uang

asing yang sama dengan yang digunakan

dalam transaksi, maka transaksi dalam mata

uang asing tersebut dicatat dengan

menjabarkannya ke dalam mata uang rupiah

berdasarkan kurs tengah bank sental pada

tanggal transaksi

(62)

KSAP

TRANSAKSI DALAM MATA UANG ASING

Dalam hal tidak tersedia dana dalam mata uang

asing yang digunakan dalam transaksi dan mata

uang asing tersebut dibeli dengan rupiah, maka

transaksi dalam mata uang asing tersebut dicatat

dalam rupiah berdasarkan kurs transaksi, yaitu

sebesar

rupah

yang

digunakan

untuk

memperoleh valuta asing tersebut

(63)

KSAP

TRANSAKSI DALAM MATA UANG ASING

Dalam hal tidak tersedia dana dalam mata uang

asing yang digunakan untuk bertransaksi dan mata

uang asing tersebut dibeli dengan mata uang asing

lainnya, maka:

a) Transaksi mata uang asing ke mata uang asing

lainnya dijabarkan dengan menggunakan kurs

transaksi;

b) Transaksi dalam mata uang asing lainnya

tersebut dicatat dalam rupiah berdasarkan kurs

tengah bank sentral pada tanggal transaksi

(64)

KSAP

64

SALDO NORMAL ANGGARAN

Perkiraan

Tambah

Kurang

Saldo Normal

Pendapatan

K

D

K

Belanja

D

K

D

(65)

KSAP

LRA DALAM AKUNTANSI BERBASIS AKRUAL

LRA dihasilkan dari siklus anggaran yang sebaiknya

tidak disatukan dengan siklus akuntansi.

Untuk siklus anggaran, yang dicatat hanyalah

transaksi anggaran dan harus sesuai dengan pos

anggarannya

LRA hanya berfokus pada transaksi dengan basis

kas, sehingga untuk penerimaan dan pengeluaran

yang tidak terkait dengan kas tidak dicatat dalam

LRA. Jika ditambahkan boleh dimasukkan dalam

informasi tambahan LRA.

(66)

KSAP

TRANSAKSI ANGGARAN

Transaksi belanja

66 Lampiran I PP No. 71 Tahun 2010

(67)

KSAP

TRANSAKSI BELANJA ASET TETAP & PERSEDIAAN

Pemda pada 5 Desember membayar 500.000.000 untuk

membeli peralatan melalui pengeluaran LS

Pemda pada 5 Desember membayar 500.000.000 untuk

membeli peralatan melalui pengeluaran LS

Tanggal Finansial Anggaran

5 Des Aset tetap – peralatan 500.000.000 Belanja Modal 500.000.000 R/K PPKD 500.000.000 Perubahan SAL 500.000.000

Pemda pada 15 Desember membayar 40.000.000 untuk

membeli persediaan dengan pengeluaran LS

Pemda pada 15 Desember membayar 40.000.000 untuk

membeli persediaan dengan pengeluaran LS

Tanggal Finansial Anggaran

(68)

KSAP

TRANSAKSI PENERIMAAN

Pada tanggal 7 Januari, SKPD A mengeluarkan SKP atas restoran Lazata sebesar

10.000.000 dan hotel Melati 300.000.000. Pada tanggal 16 Februari restoran Lazata membayar ke bendahara penerimaan SKPD A dan pada hari yang sama bendahara penerimaan menyetorkan ke rekening kas daerah. Pada 25 Februari Hotel Melati membayar pajak hotel ke kas umum daerah.

Pada tanggal 7 Januari, SKPD A mengeluarkan SKP atas restoran Lazata sebesar

10.000.000 dan hotel Melati 300.000.000. Pada tanggal 16 Februari restoran Lazata membayar ke bendahara penerimaan SKPD A dan pada hari yang sama bendahara penerimaan menyetorkan ke rekening kas daerah. Pada 25 Februari Hotel Melati membayar pajak hotel ke kas umum daerah.

Tanggal Finansial Anggaran

7 jan Piutang Pendapatan

Pendapatan Pajak – LO 310.000.000310.000.000 Tidak dicatat 16 Feb Kas di Bendahara Penerimaan

Piutang Pendapatan 10.000.00010.000.000 Perubahan SALPendapatan Pajak – LRA 10.000.00010.000.000 16 Feb R/K PPKD

Kas Dibendahara Pe nerimaan

10.000.000

10.000.000 Tidak dicatat 25 Feb R/K PPKD

(69)

KSAP

TRANSAKSI BELANJA

Pada tanggal 30 Januari, SKPD A membayar gaji pegawai dengan LS

sebesar 80.000.000

Pada tanggal 30 Januari, SKPD A membayar gaji pegawai dengan LS

sebesar 80.000.000

Tanggal Finansial Anggaran

30 Jan Beban Gaji

R/K PPKD 80.000.00080.000.000 Belanja GajiPerubahan SAL 80.000.00080.000.000

Pada tanggal 3 Maret, SKPD A membayar biaya pemeliharaan dengan

kas sebesar 10.000.000

Pada tanggal 3 Maret, SKPD A membayar biaya pemeliharaan dengan

kas sebesar 10.000.000

Tanggal Finansial Anggaran

30 Jan Beban pemeliharaan

(70)

70

PSAP NO. 03

LAPORAN ARUS KAS

(71)

TUJUAN PELAPORAN ARUS KAS

Memberikan informasi :

sumber, penggunaan, perubahan kas dan setara selama suatu

periode akuntansi, serta

saldo kas dan setara kas pada tanggal pelaporan.

Memberikan informasi :

sumber, penggunaan, perubahan kas dan setara selama suatu

periode akuntansi, serta

 saldo kas dan setara kas pada tanggal pelaporan.

(72)

RUANG LINGKUP

Pemerintah pusat dan daerah yang menyusun dan

menyajikan laporan keuangan dengan basis

akuntansi akrual wajib menyusun laporan arus

kas sesuai dengan standar ini untuk setiap

periode penyajian laporan keuangan sebagai

salah satu komponen laporan keuangan pokok

(73)

KAS DAN SETARA KAS

Kas dan setara kas harus disajikan dalam

laporan arus kas

Suatu investasi disebut setara kas kalau

investasi dimaksud mempunyai masa jatuh

tempo 3 (tiga) bulan atau kurang dari tanggal

perolehannya

Mutasi antar pos-pos kas dan setara kas tidak

diinformasikan dalam laporan keuangan

Entitas pelaporan mengungkapkan komponen

kas dan setara kas dalam LAK yang jumlahnya

sama dengan pos terkait di neraca

(74)

ENTITAS PELAPORAN ARUS KAS

Entitas pelaporan yang wajib

menyusun dan menyajikan laporan

arus kas adalah unit organisasi

yang mempunyai fungsi

perbendaharaan umum

(75)

PENYAJIAN LAK

UNSUR LAPORAN

ARUS KAS

PENJELASAN

1. Aktivitas operasi  Aktivitas operasi adalah aktivitas penerimaan dan pengeluaran kas yang ditujukan untuk kegiatan operasional pemerintah selama satu periode akuntansi

 Arus kas bersih aktivitas operasi merupakan indikator yang menunjukkan kemampuan operasi pemerintah dalam menghasilkan kas yang cukup untuk membiayai aktivitas operasionalnya di masa yad tanpa mengandalkan sumber pendanaan dari luar

(76)

PENYAJIAN LAK

UNSUR LAPORAN

ARUS KAS

PENJELASAN

2. Aktivitas Investasi  Aktivitas penerimaan dan pengeluaran kas yang ditujukan untuk perolehan dan pelepasan aset tetap serta investasi lainnya yang tidak termasuk dalam setara kas

 Arus kas dari aktivitas investasi mencerminkan penerimaan dan pengeluaran kas bruto dalam rangka perolehan dan pelepasan sumber daya ekonomi yang bertujuan untuk meningkatkan dan mendukung pelayanan pemerintah kepada masyarakat di masa yad.

(77)

PENYAJIAN LAK

UNSUR LAPORAN

ARUS KAS

PENJELASAN

3. Aktivitas Pendanaan Aktivitas pendanaan adalah penerimaan dan pengeluaran kas yang berhubungan dengan pemberian piutang jangka panjang dan/atau pelunasan utang jangka panjang yang mengakibatkan perubahan dalam jumlah dan komposisi piutang jangka panjang dan utang jangja panjang

4. Aktivitas transitoris Aktivitas transitoris adalah aktivitas penerimaan dan pengeluaran kas yang tidak termasuk dalam aktivitas operasi, investasi dan pendanaan.

(78)

PELAPORAN ARUS KAS

Entitas pelaporan dapat menyajikan arus kas

dari aktivitas operasi dengan cara:

Metode langsung

Metode tidak langsung

Entitas pelaporan pemerintah pusat/daerah

sebaiknya menggunakan metode langsung

dalam melaporkan arus kas dari aktivitas

operasi

(79)

ARUS KAS MATA UANG ASING

Arus kas yang timbul dari transaksi mata uang

asing harus dibukukan dengan menggunakan

mata uang rupiah dengan menjabarkan mata

uang asing tersebut ke dalam mata uang rupiah

berdasarkan kurs pada tanggal transaksi

Keuntungan atau kerugian yang belum

direalisasikan akibat perubahan kurs mata uang

asing tidak akan mempengaruhi arus kas

(80)

TRANSAKSI BUKAN KAS

Transaksi operasi, investasi, dan pendanaan

yang tidak mengakibatkan penerimaan atau

pengeluaran kas dan setara kas tidak

dilaporkan dalam LAK.

Transaksi tersebut harus diungkapkan dalan

CaLK

Contoh transaksi bukan kas yang tidak

mempengaruhi LAK adalah perolehan aset

dengan pertukaran atau hibah

.

(81)

PENGUNGKAPAN

Entitas pelaporan mengungkapkan jumlah saldi

kas dan setara kas yang signifikan yang tidak

boleh digunakan oleh entitas.

Hal ini dijelaskan dalam CaLK

Contoh kas dan setara kas yang tidak boleh

digunakan oleh entitas adalah kas yang

ditempatkan sebagai jaminan dan kas yang

dikhususkan penggunaannya untuk kegiatan

tertentu

(82)

Lampiran I PP No. 71 Tahun 2010 82

Ilustrasi

(83)

Lampiran I PP No. 71 Tahun 2010 83

Ilustrasi

(84)

PSAP NO. 04

CATATAN ATAS LAPORAN

KEUANGAN

(85)

TUJUAN

Tujuan Pernyataan Standar Catatan atas

Laporan Keuangan adalah mengatur

penyajian dan pengungkapan yang

diperlukan pada Catatan Atas Laporan

Keuangan

Tujuan Pernyataan Standar Catatan atas

Laporan Keuangan adalah mengatur

penyajian dan pengungkapan yang

diperlukan pada Catatan Atas Laporan

Keuangan

(86)

TUJUAN PENYAJIAN CALK

Untuk meningkatkan transparansi

laporan keuangan dan penyediaan

pemahaman yang lebih baik atas

informasi keuangan pem

erintah

Untuk meningkatkan transparansi

laporan keuangan dan penyediaan

pemahaman yang lebih baik atas

informasi keuangan pem

erintah

(87)

RUANG LINGKUP

1.

Laporan Keuangan untuk tujuan

umum untuk entitas pelaporan

2.

Laporan Keuangan yang diharapkan

menjadi Laporan Keuangan untuk

tujuan umum oleh entitas yang bukan

merupakan entitas pelaporan

(88)

KETENTUAN UMUM

Setiap entitas pelaporan diharuskan untuk menyajikan Catatan atas

Laporan Keuangan sebagai bagian yang tak terpisahkan dari laporan keuangan untuk tujuan umum.

Catatan atas Laporan Keuangan dimaksudkan agar laporan keuangan

dapat dipahami oleh pembaca secara luas, tidak terbatas hanya untuk pembaca tertentu ataupun manajemen entitas pelaporan.

• Laporan Keuangan mungkin mengandung informasi yang dapat mempunyai potensi kesalahpahaman di antara pembacanya.

• Kesalahpahaman dapat saja disebabkan oleh persepsi dari pembaca laporan keuangan.

• Perlunya pengungkapan basis akuntansi dan kebijakan akuntansi yang diterapkan akan membantu pembaca menghindari kesalahpahaman dalam memahami laporan keuangan

(89)

STRUKTUR DAN ISI

Catatan atas Laporan Keuangan harus disajikan secara sistematis.

Setiap pos dalam Laporan Realisasi Anggaran, Neraca, Laporan Operasional dan dan Laporan Arus Kas harus dapat mempunyai referensi silang dengan informasi terkait dalam Catatan atas Laporan Keuangan.

• Catatan atas Laporan Keuangan meliputi penjelasan atau daftar terinci atau analisis atas nilai suatu pos yang disajikan dalam seluruh komponen laporan keuangan

• CaLK menyajikan informasi yang diharuskan dan dianjurkan oleh Pernyataan Standar Akuntansi Pemerintahan serta pengungkapan-pengungkapan lainnya yang diperlukan untuk penyajian yang wajar atas laporan keuangan, seperti kewajiban kontinjensi dan komitmen-komitmen lainnya.

(90)

STRUKTUR DAN ISI

Catatan atas Laporan Keuangan menyajikan informasi tentang penjelasan pos-pos laporan keuangan dalam rangka pengungkapan yang memadai, mengenai:

a) Informasi umum tentang Entitas Pelaporan dan Entitas Akuntansi b) Informasi tentang kebijakan fiskal/keuangan dan ekonomi makro

c) Ikhtisar pencapaian target keuangan selama tahun pelaporan, berikut kendala dan hambatan yang dihadapi dalam pencapaian target;

d) Informasi tentang dasar penyusunan laporan keuangan dan kebijakan-kebijakan akuntansi yang dipilih untuk diterapkan atas transaksi-transaksi dan kejadian-kejadian penting lainnya;

e) Rincian dan penjelasan masing-masing pos yang disajikan pada lembar muka laporan keuangan

f) Informasi yang diharuskan oleh Pernyataan Standar Akuntansi Pemerintahan yang belum disajikan dalam lembar muka laporan keuangan;

g) informasi tambahan yang diperlukan untuk penyajian yang wajar, yang tidak disajikan dalam lembar muka laporan keuangan

(91)

Catatan atas Laporan Keuangan meliputi penjelasan atau daftar terinci atau analisis atas nilai suatu pos yang disajikan dalam Laporan Realisasi Anggaran, Neraca, dan Laporan Arus Kas.

Bab I Pendahuluan

Maksud dan Tujuan Penyusunan Laporan Keuangan Landasan Hukum Penyusunan Laporan Keuangan Pendekatan Penyusunan Laporan Keuangan

Sistematika penyajian Catatan atas Laporan Keuangan

Bab II Ekonomi Makro

2.1. Ekonomi Makro 2.2. Kebijakan Keuangan

2.3. Indikator Pencapaian Kinerja Fiskal dan Moneter 2.4. Indikator Pencapaian Kinerja Program Entitas

Pelapor

Bab III Ikhtisar Pencapaian Kinerja Fiskal dan Moneter

3.1. Ikhtisar Realisasi Pencapaian Sasaran Kinerja Fiskal dan Moneter

3.2. Faktor Pendukung dan Penghambat Pencapaian Kinerja

Bab IV Ikhtisar pencapaian kinerja program entitas pelapor

4.1. Ikhtisar realisasi pencapaian sasaran kinerja program entitas pelapor

4.2. Faktor Pendukung dan Penghambat Pencapaian Kinerja

Bab V Kebijakan Akuntansi

5.1. Entitas pelaporan

5.2. Basis Akuntansi yang Mendasari Penyusunan Laporan Keuangan

5.3 Basis pengukuran yang Mendasari Penyusunan Laporan Keuangan

5.4. Kebijakan Akuntansi yang Berkaitan dengan Rekening-rekening Akuntansi

Bab VI Penjelasan Rekening-rekening Laporan Keuangan

6.1 Rincian dan Penjelasan Masing-masing Rekening Laporan Keuangan

6.1.7 Komponen-komponen Arus kas

6.2. Pengungkapan atas Pos-pos Aset dan Kewajiban yang Timbul Sehubungan dengan Penerapan Basis Akrual atas Pendapatan dan Belanja dan Rekonsiliasinya dengan Penerapan Basis Kas, untuk Entitas Pelaporan yang Menggunakan Akuntansi Berbasis Akrual Penuh.

Bab VII Penjelasan atas Informasi non Keuangan Bab VIII Penutup

Lampiran

lampiran I PP No.71 Tahun 2010 91

(92)

INFORMASI UMUM

Catatan atas Laporan Keuangan harus mengungkapkan

informasi yang merupakan gambaran entitas secara

umum.

Untuk membantu pemahaman para pembaca laporan

keuangan, perlu ada penjelasan awal mengenai baik entitas

pelaporan maupun entitas akuntansi yang meliputi:

– domisili dan bentuk hukum suatu entitas serta jurisdiksi tempat entitas tersebut berada;

penjelasan mengenai sifat operasi entitas dan kegiatan pokoknya; danketentuan perundang-undangan yang menjadi landasan kegiatan

operasionalnya.

(93)

INFORMASI KEBIJAKAN FISKAL & KEUANGAN

DAN EKONOMI MAKRO

Catatan atas Laporan Keuangan harus dapat membantu pembaca memahami realisasi dan posisi keuangan entitas pelaporan secara keseluruhan, termasuk kebijakan fiskal/keuangan dan kondisi

ekonomi makro.

Bagaimana perkembangan realisasi dan posisi keuangan/fiskal entitas

perbedaan yang penting mengenai realisasi dan posisi keuangan/fiskal periode

berjalan bila dibandingkan dengan periode sebelumnya, dibandingkan dengan anggaran, dan dengan rencana lainnya.

Penjelasan perbedaan adalah perbedaan asumsi ekonomi makro

Kebijakan pemerintah dalam peningkatan pendapatan, efisiensi belanja dan

penentuan sumber atau penggunaan pembiayaan. Misalnya penjabaran rencana strategis dalam kebijakan penyusunan APBN/APBD, sasaran, program dan prioritas anggaran, kebijakan intensifikasi/ekstensifikasi perpajakan, pengembangan pasar surat utang negara.

Ekonomi makro asumsi-asumsi indikator ekonomi makro yang digunakan

dalam penyusunan APBN/APBD

(94)

IKHTISAR PENCAPAIAN TARGET KEUANGAN

SELAMA TAHUN PELAPORAN BERIKUT KENDALA

DAN HAMBATAN

Catatan atas Laporan Keuangan harus dapat menjelaskan

perubahan anggaran yang penting selama periode berjalan

dibandingkan dengan anggaran yang pertama kali disetujui oleh DPR/DPRD, hambatan dan kendala yang ada dalam pencapaian target yang telah ditetapkan, serta masalah lainnya yang dianggap perlu oleh manajemen entitas pelaporan untuk diketahui pembaca laporan keuangan.

– Ikhtisar pencapaian target keuangan perbandingan target sebagaimana yang tertuang dalam APBN/APBD dengan realisasinya.

– informasi keuangan lainnya yang dianggap perlu untuk diketahui pembaca, misalnya kewajiban yang memerlukan ketersediaan dana dalam anggaran periode mendatang

(95)

DASAR PENYAJIAN LAPORAN KEUANGAN DAN

PENGUNGKAPAN KEBIJAKAN AKUNTANSI

KEUANGAN

Entitas pelaporan mengungkapkan dasar penyajian laporan

keuangan dan kebijakan akuntansi dalam Catatan atas Laporan Keuangan.

Asumsi dasar atau konsep dasar akuntansi tertentu yang mendasari

penyusunan laporan keuangan, biasanya tidak perlu diungkapkan secara spesifik. Pengungkapan diperlukan jika entitas pelaporan tidak mengikuti asumsi atau konsep tersebut dan disertai alasan dan penjelasan.

Pertimbangan dan/atau pemilihan kebijakan akuntansi perlu disesuaikan dengan kondisi entitas pelaporan. Sasaran pilihan

kebijakan yang paling tepat akan menggambarkan realitas ekonomi entitas pelaporan secara tepat dalam bentuk keadaan keuangan dan kegiatan.

(96)

DASAR PENYAJIAN LAPORAN KEUANGAN DAN

PENGUNGKAPAN KEBIJAKAN AKUNTANSI

KEUANGAN

Pengungkapan kebijakan akuntansi harus mengidentifikasikan dan menjelaskan prinsip-prinsip akuntansi yang digunakan oleh entitas pelaporan dan metode-metode penerapannya yang secara material

mempengaruhi penyajian Laporan Realisasi Anggaran, Laporan Perubahan Saldo Anggaran Lebih, Neraca, Laporan Operasional, Laporan Arus Kas, dan Laporan Perubahan Ekuitas. Pengungkapan juga harus meliputi

pertimbangan-pertimbangan penting yang diambil dalam memilih prinsip-prinsip yang sesuai.

kebijakan akuntansi pada Catatan atas Laporan Keuangan menjelaskan:

Entitas pelaporan;

Basis akuntansi yang mendasari penyusunan laporan keuangan;

Dasar pengukuran yang digunakan dalam penyusunan laporan keuangan;sampai sejauh mana kebijakan-kebijakan akuntansi yang berkaitan dengan

Pernyataan Standar Akuntansi Pemerintahan ini diterapkan oleh suatu entitas pelaporan pada masa transisi. Sebaliknya penerapan lebih dini disarankan berdasarkan kesiapan entitas.

setiap kebijakan akuntansi tertentu yang diperlukan untuk memahami laporan keuangan.

(97)

DASAR PENYAJIAN LAPORAN KEUANGAN DAN

PENGUNGKAPAN KEBIJAKAN AKUNTANSI KEUANGAN

Kebijakan-kebijakan akuntansi yang perlu dipertimbangkan untuk disajikan :

Pengakuan pendapatan-LRA;Pengakuan pendapatan-LO;Pengakuan belanja;

Pengakuan beban;

Prinsip-prinsip penyusunan laporan konsolidasian;Investasi;

Pengakuan dan penghentian/penghapusan aset berwujud dan tidak berwujud;Kontrak-kontrak konstruksi;

Kebijakan kapitalisasi pengeluaran; Kemitraan dengan pihak ketiga;

Biaya penelitian dan pengembangan;

Persediaan, baik yang untuk dijual maupun untuk dipakai sendiri;Pembentukan dana cadangan;

Pembentukan dana kesejahteraan pegawai;Penjabaran mata uang asing dan lindung nilai.Kebijakan kapitalisasi pengeluaran;

Kemitraan dengan pihak ketiga;

Biaya penelitian dan pengembangan;

Persediaan, baik yang untuk dijual maupun untuk dipakai sendiri;Pembentukan dana cadangan;

Pembentukan dana kesejahteraan pegawai; – Penjabaran mata uang asing dan lindung nilai.

(98)

DASAR PENYAJIAN LAPORAN KEUANGAN DAN

PENGUNGKAPAN KEBIJAKAN AKUNTANSI KEUANGAN

Kebijakan akuntansi dapat menjadi signifikan walaupun nilai

pos-pos yang disajikan dalam periode berjalan dan

sebelumnya tidak material. Selain itu, perlu pula diungkapkan

kebijakan akuntansi yang dipilih dan diterapkan yang tidak

diatur dalam Standar ini.

Perubahan kebijakan akuntansi yang tidak mempunyai

pengaruh material dalam tahun perubahan juga harus

diungkapkan jika berpengaruh secara material terhadap

tahun-tahun yang akan datang.

(99)

PENYAJIAN RINCIAN DAN PENJELASAN

MASING-MASING POS

Catatan atas Laporan Keuangan harus menyajikan rincian dan

penjelasan atas masing-masing pos dalam Laporan Realisasi Anggaran, Laporan Perubahan Saldo Anggaran Lebih, Neraca, Laporan Operasional, Laporan Arus Kas, dan Laporan Perubahan Ekuitas.

Anggaran; – Realisasi;

Prosentase pencapaian;

Penjelasan atas perbedaan antara anggaran dan realisasi;Perbandingan dengan periode yang lalu;

– Penjelasan atas perbedaan antara periode berjalan dan periode yang lalu;

Rincian lebih lanjut pendapatan-LRA menurut sumber pendapatan;

Rincian lebih lanjut belanja menurut klasifikasi ekonomi, organisasi, dan fungsi; Rincian lebih lanjut pembiayaan; dan

– Penjelasan hal-hal penting yang diperlukan.

(100)

Catatan atas Laporan Keuangan harus mengungkapkan kejadian-kejadian penting selama tahun pelaporan, seperti:

(a) Penggantian manajemen pemerintahan selama tahun berjalan;

(b) Kesalahan manajemen terdahulu yang telah dikoreksi oleh manajemen baru; (c) Komitmen atau kontinjensi yang tidak dapat disajikan pada Neraca; dan

(d) Penggabungan atau pemekaran entitas tahun berjalan.

(e) Kejadian yang mempunyai dampak sosial, misalnya adanya pemogokan yang harus ditanggulangi pemerintah.

Komitmen atau kejadian kontinjensi yang perlu disajikan adalah berbagai kejadian, yang umumnya berkaitan dengan litigasi atau penuntutan atau penggugatan yang menjadikan pemerintah sebagai pihak tergugat. Keberatan atas ketetapan pajak, tuntutan restitusi pajak, atau aksi masal untuk menuntut ganti rugi, adalah contoh-contoh populer untuk kejadian kontinjensi. Sepanjang tuntutan ini belum mampu menghasilkan kemungkinan nilai restitusi atau ganti rugi yang harus dibayar oleh negara secara meyakinkan maka kejadian ini cukup diungkapkan secara naratif dengan atau tanpa menyebut potensi kerugian yang ditimbulkan.

Kejadian kontinjensi yang berkemungkinan mendatangkan keuntungan bagi pemerintah, atas dasar kehati-hatian tidak perlu dicatatkan dalam Catatan atas Laporan Keuangan.

lampiran I PP No.71 Tahun 2010 100

(101)

lampiran I PP No.71 Tahun 2010 101

PENGUNGKAPAN PERSEDIAAN

PENGUNGKAPAN PERSEDIAAN

LAPORAN KEUANGAN MENGUNGKAPKAN:

 Kebijakan akuntansi yang digunakan dalam pengukuran

persediaan

 Penjelasan lebih lanjut tentang persediaan, seperti barang atau

perlengkapan yang digunakan dalam pelayanan masyarakat,

barang atau perlengkapan yang digunakan dalam proses produksi, barang yang disimpan untuk dijual atau diserahkan kepada

masyarakat, dan barang yang masih dalam proses produksi yang dimaksudkan untuk dijual atau diserahkan kepada masyarakat

 Jenis, jumlah, dan nilai persediaan dalam kondisi rusak atau usang

(102)

PENGUNGKAPAN INVESTASI

Hal-hal lain yang harus diungkapkan dalam laporan keuangan pemerintah berkaitan dengan investasi pemerintah, antara lain:

a. Kebijakan akuntansi untuk penentuan nilai investasi;

b. Jenis-jenis investasi, investasi permanen dan nonpermanen;

c. Perubahan harga pasar baik investasi jangka pendek maupun investasi jangka panjang;

d. Penurunan nilai investasi yang signifikan dan penyebab penurunan tersebut;

e. Investasi yang dinilai dengan nilai wajar dan alasan penerapannya;

f. Perubahan pos investasi.

(103)

PENGUNGKAPAN ASET TETAP

Laporan Keuangan harus mengungkapkan untuk

masing-masing jenis aset tetap sbb:

(a) Dasar penilaian yang digunakan untuk menentukan nilai tercatat (carrying amount);

(b) Rekonsiliasi jumlah tercatat pada awal dan akhir periode yang menunjukkan:

(1) Penambahan; (2) Pelepasan;

(3) Akumulasi penyusutan dan perubahan nilai, jika ada; (4) Mutasi aset tetap lainnya.

(c) Informasi penyusutan, meliputi:

(1) Nilai penyusutan;

(2) Metode penyusutan yang digunakan;

(3) Masa manfaat atau tarif penyusutan yang digunakan;

(4) Nilai tercatat bruto dan akumulasi penyusutan pada awal dan akhir periode;

(104)

PENGUNGKAPAN ASET TETAP

Laporan keuangan juga harus mengungkapkan:

(a) Eksistensi dan batasan hak milik atas aset tetap;

(b) Kebijakan akuntansi untuk kapitalisasi yang berkaitan

dengan aset tetap;

(c) Jumlah pengeluaran pada pos aset tetap dalam

konstruksi; dan

(d) Jumlah komitmen untuk akuisisi aset tetap.

(105)

PENGUNGKAPAN KDP

Entitas harus mengungkapkan informasi mengenai KDP

pada akhir periode akuntansi:

Rincian kontrak konstruksi dalam pengerjaan berikut

tingkat penyelesaian dan jangka waktu penyelesaian

Nilai kontrak konstruksi dan sumber pendanaannya

Jumlah biaya yang telah dikeluarkan dan yang masih

harus dibayar

Uang muka kerja yang diberikan

Retensi

(106)

PENGUNGKAPAN KEWAJIBAN

• Utang pemerintah harus diungkapkan secara rinci dalam

bentuk daftar skedul utang

• Informasi yang harus disajikan dalam CaLK :

(a) Jumlah saldo kewajiban jangka pendek dan jangka panjang berdasarkan pemberi pinjaman

(b) Jumlah saldo kewajiban utang pemerintah berdasarkan jenis sekuritas dan jatuh temponya

(c) Bunga pinjaman yang berlaku

(d) Konsekuensi penyelesaian kewajiban sebelum jatuh tempo

(e) Perjanjian restrukturisasi utang (pengurangan pinjaman, modifikasi persyaratan utang, pengurangan tingkat bunga pinjaman,

pengunduran jatuh tempo pinjaman, pengurangan nilai jatuh tempo pinjaman, pengurangan jumlah bunga terutang)

(f) Jumlah tunggakan pinjaman daftar umur utang berdasarkan kreditur (g) Biaya pinjaman (perlakuan,jumlah yang dikapitalisasi,tingkat

kapitalisasi)

(107)

10 7

PSAP NO. 05

(108)

PERSEDIAAN

Persediaan adalah aset lancar dalam bentuk barang atau perlengkapan yang dimaksudkan untuk mendukung kegiatan operasional pemerintah, dan barang-barang yang dimaksudkan untuk dijual dan/atau diserahkan dalam rangka pelayanan kepada masyarakat.(PSAP 05 Par. 4)

lampiran I PP No.71 Tahun 2010 108

(109)

Persediaan merupakan aset yang berupa:

A.

Barang atau perlengkapan (supplies) yang

digunakan dalam rangka kegiatan operasional

pemerintah;

B.

Bahan atau perlengkapan (supplies) yang akan

digunakan dalam proses produksi;

C.

Barang dalam proses produksi yang

dimaksudkan untuk dijual atau diserahkan

kepada masyarakat;

D.

Barang yang disimpan untuk dijual atau

diserahkan kepada masyarakat dalam rangka

kegiatan pemerintahan.

lampiran I PP No.71 Tahun 2010 109

(110)

Persediaan dapat terdiri dari :

Barang konsumsi

Amunisi

Bahan untuk pemeliharaan

Suku cadang

Persediaan untuk tujuan strategis/berjaga-jaga

Pita Cukai dan leges

Bahan baku

Barang dalam proses/setengah jadi

Tanah/bangunan untuk dijual atau diserahkan

kepada masyarakat

Hewan dan tanaman, untuk dijual atau diserahkan

kepada masyarakat

lampiran I PP No.71 Tahun 2010 110

(111)

lampiran I PP No.71 Tahun 2010 111

PENGAKUAN PERSEDIAAN

PENGAKUAN PERSEDIAAN

Persediaan diakui :

pada saat potensi manfaat ekonomi

masa depan diperoleh pemerintah

dan mempunyai nilai atau biaya yang

dapat diukur dengan andal

(112)

lampiran I PP No.71 Tahun 2010 112

Harga pembelian + biaya pengangkutan + biaya penanganan – potongan

harga – rabat

Biaya Langsung + biaya tidak langsung

Nilai tukar aset secara wajar

PENGUKURAN PERSEDIAAN

PENGUKURAN PERSEDIAAN

(113)

lampiran I PP No.71 Tahun 2010 113

PENGUKURAN PERSEDIAAN

PENGUKURAN PERSEDIAAN

Persediaan dapat dinilai dengan

menggunakan:

Metode sistematis seperti FIFO atau

rata-rata tertimbang

Harga pembelian terakhir apabila setiap

unit persediaan nilainya tidak material

dan bermacam-macam jenis

(114)

lampiran I PP No.71 Tahun 2010 114

PENGUKURAN PERSEDIAAN

PENGUKURAN PERSEDIAAN

Beban persediaan dicatat sebesar pemakaian persediaan

(use of goods)

Penghitungan beban persediaan dilakukan dalam rangka

penyajian Laporan Operasional

Dalam hal persediaan dicatat secara perpetual, maka

pengukuran pemakaian persediaan dihitung berdasarkan

catatan jumlah unit yang dipakai dikalikan nilai per unit

sesuai metode penilaian yang digunakan

Dalam hal persediaan dicatat secara periodik, maka

pengukuran persediaan dihitung berdasarkan inventarisasi

fisik, yaitu dengan cara saldo awal persediaan ditambah

pembelian atau perolehan persediaan dikurangi dengan

saldo akhir persediaan dikalikan nilai per unit sesuai

dengan metode penilaian persediaan.

(115)

lampiran I PP No.71 Tahun 2010 115

PENGUNGKAPAN PERSEDIAAN

PENGUNGKAPAN PERSEDIAAN

LAPORAN KEUANGAN MENGUNGKAPKAN:

 Kebijakan akuntansi yang digunakan dalam pengukuran persediaan  Penjelasan lebih lanjut tentang persediaan, seperti barang atau

perlengkapan yang digunakan dalam pelayanan masyarakat,

barang atau perlengkapan yang digunakan dalam proses produksi, barang yang disimpan untuk dijual atau diserahkan kepada

masyarakat, dan barang yang masih dalam proses produksi yang dimaksudkan untuk dijual atau diserahkan kepada masyarakat

 Jenis, jumlah, dan nilai persediaan dalam kondisi rusak atau usang

Referensi

Dokumen terkait

Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui efektivitas model pembelajaran kooperatif tipe group investigation terhadap kemampuan berpikir kritis mahasiswa

atau organisasi yang kompeten yang ditugasi mengawasi perencanaan dan penerapan program manajemen risiko fasilitas dan lingkungan yang meliputi a) sampai dengan g) di maksud

Pada Proyek pembangunan Apartemen Bellini Tower Paltrow City Semarang Konsultan supervisi adalah pihak yang ditunjuk oleh pemilik proyek untuk melaksanakan

Telah dilakukan penelitian dengan membuat lapisan tipis TiO 2 menggunakan titanium (III) chloride (TiCl 3 ) sebagai prekursor dan urea (NH 2 CONH 2 ) untuk

membuat aktivitas diagram. Definisikan obyek-obyek level atas package atau domain dan buatlah sequence atau collaboration utuk tiap alir pekerjaan, jika sebuah use

Dari Abi Sa’d bin Abi Fadholah Al-Anshori dan dia teramsuk salah seorang shahabat, dia berkata: Aku mendengar Rasulullah saw bersabda: Apabila Allah mengumpulkan manusia

Bagi katak, melakukan kamuflase (penyamaran) agar seolah tubuhnya beracun adalah trik untuk menghindar dari predator atau pemangsa.Katak pun memiliki persamaan dengan cicak,

untuk mengetaui nilai arus# tegangan# !an ambatan "a!a rangkaian. Pra Prakti ktikka kkan n )ug )uga a mem memba$ ba$a a nil nilai ai am" am"erem eremeter eter