LAPORAN PENDAHULUAN
ISOLASI SOSIAL
A. Proses Terjadinya Masalah 1. Pengertian
Menarik diri merupakan percobaan untuk menghindari interaksi dengan orang lain, menghindari hubungan dengan orang lain (Rawlins,1993).
Menurut Carpenito (2001), Menarik diri adalah suatu usaha untuk menghindari interaksi dengan orang lain dan kemudian menghindari berhubungan, ini merupakan pertahanan terhadap stresor dan ansietas yang berhubungan dengan suatu stresor atau ancaman.
Terjadinya perilaku menarik diri dipengaruhi oleh faktor predisposisi dan faktor presipitasi. Faktor perkembangan dan sosial budaya merupakan faktor predisposisi terjadinya perilaku menarik diri. Kegagalan perkembangan dapat mengakibatkan individu tidak percaya diri, tidak percaya orang lain, ragu, takut salah, pesimis, putus asa terhadap hubungan dengan orang lain, menghindar dari orang lain, tidak mampu merumuskan keinginan, dan merasa tertekan. Keadaan menimbulkan perilaku tidak ingin berkomunikasi dengan orang lain, menghindar dari orang lain, lebih menyukai berdiam diri sendiri, kegiatan sehari-hari hampir terabaikan.
2. Penyebab Terjadinya Isolasi Sosial
diri dapat digambarkan sebagai perasaan negatif terhadap diri sendiri, hilang kepercayaan diri, merasa gagal mencapai keinginan.
3. Faktor Predisposisi
Ada berbagai faktor yang menjadi pendukung terjadinya perilaku menarik diri
a. Faktor perkembangan
Tiap gangguan dalam pencapaian tugas perkembangan dari masa bayi sampai dewasa tua akan menjadi pencetus seseoarang sehingga mempunyai masalah respon sosial menarik diri. Sistem keluarga yang terganggu juga dapat mempengaruhi terjadinya menarik diri. Organisasi anggota keluarga bekerja sama dengan tenaga profisional untuk mengembangkan gambaran yang lebih tepat tentang hubungan antara kelainan jiwa dan stress keluarga. Pendekatan kolaburatif sewajarnya dapat mengurangi masalah respon social menarik diri. b. Faktor Biologik
Faktor genetik dapat menunjang terhadap respon sosial maladaptive. Genetik merupakan salah satu faktor pendukung gangguan jiwa. Kelainan struktur otak, seperti atropi, pembesaran ventrikel, penurunan berat dan volume otak serta perubahan limbik diduga dapat menyebabkan skizofrenia.
c. Faktor Sosiokultural
Isolasi sosial merupakan faktor dalam gangguan berhubungan. Ini merupakan akibat dari norma yang tidak mendukung pendekatan terhadap orang lain, atau tidak menghargai anggota masyarakat yang tidak produktif, seperti lansia, orang cacat dan berpenyakit kronik. Isolasi dapat terjadi karena mengadopsi norma, perilaku, dan system nilai yang berbeda dari yang dimiliki budaya mayoritas. Harapan yang tidak realitis terhadap hubungan merupakan faktor lain yang berkaitan dengan gangguan ini, (Stuart and sudden, 1998).
Ada beberapa faktor persipitasi yang dapat menyebabkan seseorang menarik diri. Faktor- faktor tersebut dapat berasal dari berbagai stressor antara lain:
a. Stressor sosiokultural
Stressor sosial budaya dapat menyebabkan terjadinya gangguan dalam membina hubungan dengan orang lain, misalnya menurunya stabilitas unit keluarga, berpisah dari orang yang berarti dalam kehidupanya, misalnya karena dirawat di rumah sakit.
b. Stressor psikologik
Ansietas berat yang berkepanjangan terjadi bersamaan keterbatasan kemampuan untuk mengatasinya. Tuntutan untuk berpisah dengan orang terdekat atau kegagalan orang lain untuk memenuhi kebutuhanya hal ini dapat menimbulkan ansietas tinggi bahkan dapat menimbulkan seseorang mengalami gangguan hubungan (menarik diri), (Stuart & Sundeen, 1998)
c. Stressor intelektual
1) Kurangnya pemahaman diri dalam ketidak mampuan untuk
berbagai pikiran dan perasaan yang mengganggu pengembangan hubungan dengan orang lain.
2) Klien dengan “kegagalan” adalah orang yang kesepian dan
kesulitan dalam menghadapi hidup. Mereka juga akan sulit berkomunikasi dengan orang lain.
3)
ketidakmampuan seseorang membangun kepercayaan dengan
orang lain akan persepsi yang menyimpang dan akan berakibat pada gangguan berhubungan dengan orang lain
d. Stressor fisik
1) Kehidupan bayi atau keguguran dapat menyebabkan seseorang
menarik diri dari orang lain
2) Penyakit kronik dapat menyebabkan seseorang minder atau malu
(Rawlins, Heacock,1993)
5. Tanda dan Gejala dari Isolasi Sosial
Menurut Budi Anna Keliat (1998), tanda dan gejala Isolasi Sosial: MD adalah sebagai berikut :
a. Apatis
b. ekspresi sedih c. afek tumpul
d. Menghindar dari orang lain (menyendiri) e. Komunikasi kurang/tidak ada.
f. Klien tidak tampak bercakap-cakap dengan klien lain/perawat. g. Tidak ada kontak mata
h. klien sering menunduk.
i. Berdiam diri di kamar/klien kurang mobilitas.
j. Menolak berhubungan dengan orang lain, klien memutuskan percakapan atau pergi jika diajak bercakap-cakap.
k. Tidak melakukan kegiatan sehari
l. Sering tidur, posisi tidur klien seperti posisi tidur janin. m. Sedangkan Tanda & Gejala menurut Townsend,1998 : n. Sedih, afek tumpul
o. Menjadi tidak komunikatif p. Asyik dengan fikirannya sendiri q. Meminta untuk sendirian
r. Mengekspresikan perasaan kesendirian/penolakan
s. Disfungsi interaksi dengan teman sebaya,keluarga,orang lain.
6. Akibat dari Isolasi Sosial
persepsi klien terhadap lingkungan tanpa stimulus yang nyata, artinya klien menginterprestasikan sesuatu yang nyata tanpa stimulus/ rangsangan eksternal.
B. Pohon Masalah
Akibat : Gangguan Persepsi Sensori : Halusinasi
Core problem : Isolasi sosial : MD
Penyebab : Harga Diri Rendah
(Budi Anna Keliat, 1999)
C. Masalah Keperawatan Dan Data Yang Perlu Dikaji 1. Isolasi Sosial : menarik diri
Data Subyektif
a) Klien mengatakan saya tidak mampu.
b) Klien mengatakan tidak bisa.
c) Klien mengatakan tidak tahu apa-apa. d) Klien mengatakan dirinya bodoh.
e) Klien mengungkapkan perasaan malu terhadap diri sendiri.
Data Obyektif
a) Klien tampak lebih suka sendiri. b) Klien tampak bingung.
c) Klien berkeinginan mencederai diri/ ingin mengakhiri hidup. d) Klien terlihat apatis.
e) Ekspresi wajah klien sedih. f) Klien sering melamun. g) Afek klien tumpul.
i) Komunikasi klien kurang atau tidak ada. j) Kontak mata klien kurang.
2. Resiko Perubahan Persepsi Sensori : Halusinasi Data Subjektif :
a) Mengungkapkan mendengar bunyi yang tidak berhubungan dengan stimulus nyata.
b) Mengungkapkan melihat gambaran tanpa stimulus nyata c) Mengatakan mencium bau tanpa stimulus nyata
d) Merasa makan sesuatu e) Merasa ada sesuatu dikulitnya
f) Merasa takut pada suara/ bunyi/gambar g) Ingin memukul atau melempar
Data Objektif :
a) Berbicara dan tertawa sendiri
b) Bersikap seperti mendengar atau melihat sesuatu
c) Berhenti bicara ditengah kalimat untuk mendengarkan sesuatu d) Disorientasi
3. Gangguan Konsep Diri : Harga diri Rendah Data Subjektif
a) Mengungkapkan tidak mampu dan tidak bisa, tidak tau apa – apa b) Mengkritik diri sendiri
c) Mengungkapkan perasaan malu terhadap diri sendiri
Data Objektif
a) Tampak lebih suka sendiri
b) Bingung bila diminta memilih alternatif tindakan
c) Ingin mencederai diri atau mengakhiri diri (Budi Anna Keliat, 1999).
D. Diagnosa Keperawatan
E. Rencana Tindakan Keperawatan Klien Dengan Isolasi Sosial
berinteraksi dengan orang lain.
1. Setelah...x interaksi klien menunjukkan tanda-tanda percaya
kepada/ terhadap
perawat:
Wajah cerah,
tersenyum
Mau berkenalan
Ada kontak mata
Bersedia menceritakan
perasaan.
1.1 Bina hubungan saling percaya dengan:
Beri salam setiap interaksi.
Bersedia
mengungkapkan masalahnya.
masalah yang dihadapi klien.
Buat kontrak interaksi yang jelas.
Dengarkan dengan penuh
perhatian ekspresi perasaan klien. 2. Klien mampu
menyebutkan penyebab menarik diri
2. setelah...x interaksi
klien dapat
menyebutkan minimal satu penyebab menarik diri dari :
diri sendiri
orang lain
lingkungan
2.1 Tanyakan pada klien tentang :
orang yang tinggal serumah/ teman
sekamar klien.
Orang yang paling dekat dengan klien
dirumah atau di ruang perawatan.
Apa yang membuat klien dekat dengan
orang tersebut.
Orang yang tidak dekat dengan klien
di rumah atau di ruang perawatan.
Apa yang membuat klien tidak dekat
dengan orang tersebut.
Upaya yang sudah dilakukan agar
dekat dengan orang lain.
dengan orang lain.
2.3 beri pujian terhadap kemampuan klien mengungkapkan perasaannya.
3. setelah...x interaksi dengan klien dapat menyebutkan
keuntungan
berhubungan sosial, misalnya
tidak bisa diskusi
tanyakan pada klien tentang
manfaat hubungan sosial
kerugian menarik diri
diskusikan bersama klien tentang manfaat berhubungan sosial dan kerugian menarik diri
beri pujian terhadap kemampuan klien
mengungkapkan perasaanya.
melaksanakan berkenalan atau berkomunikasi dengan :
perawat lain kegiatan sesuai dengan jadwal yang telah dibuat.
Beri pujian terhadap kemampuan klien memperluas pergaulannya melalui aktivitas yang dilaksanakan.
7. klien
mampu
8. setelah...x interaksi
klien dapat
menjelaskan
perasaanya setelah berhubungan sosial dengan :
5.2 beri pujian terhadap kemampuan klien mengungkapkan perasaannya.
6. klien mendapat dukungan keluarga dalam memperluas
pengertian menarik
diri
diskusikan pentingnya peran serta keluarga sebagai poendukung untuk mengatasi perilaku menarik diri
diskusikan potensi keluarga untuk membantu klien mengatasi perilaku menarik diri.
Jelaskan pada keluarga tentang:
Pengertian menarik diri
Tanda dan gejala menarik diri
Penyebab dan akibat menarik diri
Cara merawat klien menarik diri
mempraktekkan cara merawat klien kenarik diri.
diri
tanyakan perasaan keluarga setelah mencoba cara yang dilatihkan.
Beri motivasi keluarga agar membantu klien untuk bersosialisasi.
Beri pujian kepada keluarga atas keterlibatannya merawat klien dirumah sakit.
setelah...x interaksi klien menyebutkan: manfaat dan kerugian tidak minum obat, nama, warna, dosis, cara, efek terapi, dan efek samping penggunaan obat.
7.2 pantau klien saat penggunaan obat 7.3 beri pujian jika klien menggunakan obat dengan benar.
7.4 diskusikan akibat berhenti minum obat tanpa konsultasi dengan dokter.
setelah...x interaksi klien mendemonstrasikan
penggunaan obat dengan benar.
Setelah...x interaksi klien
menyebutkan akibat
berhenti minum obat tanpa konsultasi dokter.
kepada dokter/ perawat jika terjadi hal-hal yang tidak diinginkan.