• Tidak ada hasil yang ditemukan

PENERAPAN MODEL BIMBINGAN KELOMPOK DENGA

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2018

Membagikan "PENERAPAN MODEL BIMBINGAN KELOMPOK DENGA"

Copied!
20
0
0

Teks penuh

(1)

PENERAPAN MODEL BIMBINGAN KELOMPOK DENGAN TEKNIK MIND MAPPING UNTUK MENGEMBANGKAN KEMAMPUAN BERFIKIR

KREATIF SISWA SMP

Harlina, Fitri Wahyuni

Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Sriwijaya

prodibk@fkip.unsri.ac.id

ABSTRAK

Tujuan penelitian ini adalah untuk mengembangkan kemampuan berfikir kreatif siswa SMP. Penelitian ini merupakan jenis penelitian pre eksperimen dengan pendekatan one group pretes-postest design. Subjek penelitian adalah siswa SMP sebanyak 10 orang. Pelaksanaan penelitian terdiri dari 4 kali sesi pertemuan. Alat pengumpul data menggunakan skala kemampuan berfikir kreatif. Teknik analisis data dalam penelitian ini adalah deskriptif kuantitatif. Data kuantitatif diperoleh melalui skala kemampuan berfikir kreatif. Hasil penelitian menunjukkan bahwa bimbingan kelompok dengan teknik mind mapping dapat mengembangkan kemampuan berfikir kreatif siswa SMP. Kemampuan berfikir kreatif siswa mengalami kenaikan sebesar 7.2% dari sebelumnya 67% meningkat menjadi 74.1%. Hasil uji statistik wilcoxon menunjukkan nilai probabilitas dibawah 0,05 (0,0025<0,05), artinya bahwa bimbingan kelompok teknik mind mapping dapat mengembangkan kemampuan berfikir kreatif siswa. Disarankan bagi guru khususnya guru bimbingan dan konseling untuk selalu meningkatkan kualitas layanan bimbingan dan konseling, dan bimbingan kelompok dengan teknik mind mapping hendaknya dapat digunakan konselor sebagai salah satu layanan dalam membantu siswa SMP untuk mengembangkan kemampuan berfikir kreatif.

Kata kunci : berfikir kreatif, mind mapping, bimbingan kelompok.

PENDAHULUAN

Dalam kehidupan masalah datang silih berganti, dan selalu akan muncul. Tidak dapat dipungkiri masalah juga akan dialami oleh para siswa di sekolah baik dalam bidang akademik maupun non akademik. Untuk mengatasi masalah tersebut

(2)

masalah secara inovatif. Dengan berfikir kreatif siswa dapat melakukan pendekatan secara bervariasi dan

memiliki bermacam-macam

kemungkinan penyelesaian terhadap suatu persoalan.

Namun sangat disayangkan fakta di lapangan menunjukkan rendahnya kemampuan siswa SMP dalam memecahkan masalah baik dalam bidang akademik maupun non-akademik seperti enggan bertanya jika tidak paham tentang materi yang dipelajari, dalam mengerjakan tugas siswa lebih suka menggunakan cara yang termudah, menghindari tugas-tugas yang sulit, menjawab pertanyaan kurang bervariasi, kurang mandiri dalam mengerjakan tugas, tidak berani untuk mengemukakan pendapat yang berbeda dari teman-temannya, takut dikritik dan tidak berani mempertahankan pendapat sendiri. Hal ini menunjukkan bahwa kemampuan berfikir kreatif siswa rendah.

Pendidikan merupakan sarana penting dan utama untuk meningkatkan kemampuan berfikir kreatif siswa di sekolah. Pentingnya pengembangan kemampuan berfikir

kreatif bagi siswa telah tertulis dalam tujuan Pendidikan Nasional Indonesia.

Tujuan pendidikan nasional adalah untuk mengembangkan potensi peserta didik agar menjadi manusia yang beriman dan bertaqwa kepada Allah SWT, berakhlak mulia, sehat, berilmu, cakap, kreatif, mandiri dan menjadi warga negara yang demokratis serta bertanggung jawab.

Berdasarkan tujuan pendidikan nasional di atas disebutkan bahwa salah satu tujuan pendidikan nasional adalah mendidik peserta didik menjadi manusia yang kreatif. Pentingnya kemampuan berfikir kreatif

dikembangkan dalam aspek

pendidikan karena merupakan salah satu faktor yang turut berperan penting dalam meningkatkan prestasi siswa. Kemampuan berfikir kreatif diperlukan dalam proses belajar karena membuat siswa mudah untuk memecahkan suatu masalah pada saat proses belajar.

(3)

satu aspek yang hendaknya menjadi perhatian guru bimbingan dan konseling adalah kemampuan berfikir kreatif.

Untuk membantu

mengembangkan kemampuan berfikir kreatif, bimbingan kelompok dengan teknik mind mapping dapat dijadikan salah satu pilihan untuk memberikan bantuan pada siswa. Bimbingan kelompok dengan teknik mind mapping merupakan suatu layanan

bimbingan kelompok yang

didalamnya menggunakan teknik mind mapping untuk menstimulasi daya kreativitas siswa. Tahap-tahap dalam bimbingan kelompok sama halnya dengan tahap-tahap BKp secara umum yaitu tahap pembentukan, tahap peralihan, tahap kegiatan/inti dan tahap pengakhiran.

Layanan bimbingan kelompok dengan teknik mind mapping merupakan salah satu cara membantu siswa untuk mengembangkan kemampuan berfikir kreatif melalui kegiatan kelompok dengan teknik mind mapping. Mind mapping dapat menstimulasi proses kreatif (keterampilan berfikir kreatif) siswa sedangkan kegiatan kelompok dapat memberikan kesempatan pada

individu untuk berpartisipasi

mengembangkan ide dalam

membahas topik kreativitas.

Mind Mapping adalah salah satu alat berfikir kreatif yang merupakan sarana untuk menggali kreativitas (Buzan, 2012:94). Mind map mendorong kreativitas untuk memunculkan ide-ide cemerlang, merencanakan sesuatu dengan khas

atau menggugah imajinasi,

menemukan solusi yang inspiratif untuk menyelesaikan masalah atau cara baru untuk memotivasi diri dan orang lain (Buzan, 2012:110).

Selain itu juga mind map mendorong otak untuk dapat membentuk asosiasi: setiap cabang mengaitkan satu pikiran dengan pikiran lainnya, menghubungkan ide baru dan unik dengan ide yang sudah ada, sehingga menimbulkan adanya tindakan spesifik yang dilakukan oleh siswa (Buzan, 2012:124).

Dari uraian di atas maka dapat dipahami bahwa dengan membuat peta pikiran siswa dilatih untuk berfikir,

berimajinasi, berkreasi,

(4)

kemampuan berfikir kreatif siswa akan meningkat. Hal ini disebabkan karena peta pikiran memungkinkan penggunaan unsur-unsur kreativitas seperti gambar, bentuk, warna, dan

lainnya dalam membentuk

representasi mental. Sebagai contoh, catatan materi bimbingan yang dimiliki siswa dapat dituangkan kedalam mind map melalui gambar, simbol dan warna.

Konsep ini dikategorikan ke dalam teknik kreatif, karena

pembuatan mind mapping

membutuhkan pemanfaatan imajinasi dari si pembuatnya. Siswa yang kreatif akan lebih mudah membuat mind mapping. Begitu pula, dengan semakin seringnya siswa membuat mind mapping, dia akan semakin kreatif. Mind mapping sangat efektif bila digunakan untuk memunculkan ide terpendam yang siswa miliki dan membuat asosiasi di antara ide tersebut (Deporter dan Hernacki, 2009:152).

Berdasarkan uraian dalam latar belakang di atas, maka rumusan masalah dalam penelitian ini adalah ”Apakah penerapan bimbingan kelompok dengan teknik mind mapping efektif Mengembangkan

kemampuan berfikir kreatif siswa SMP?”.

Tujuan Penelitian

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui Apakah penerapan model bimbingan kelompok dengan teknik mind mapping efektif mengembangkan kemampuan berfikir kreatif siswa SMP.

METODE PENELITIAN

(5)

menilai (mengevaluasi).

Bimbingan kelompok dengan teknik mind mapping untuk mengembangkan kemampuan berfikir kreatif siswa dilakukan sebanyak 4 kali pertemuan yang membahas topik tugas tentang kreativitas dan kemampuan berfikir kreatif.

Langkah-langkah bimbingan

kelompok dengan teknik mind mapping yang dilakukan adalah sebagai berikut:

1) Tahap Pembentukan

Tahap ini merupakan tahap perkenalan dari semua anggota kelompok. Tahap ini bertujuan untuk menumbuhkan suasana saling kenal, keakraban, kebersamaan, saling percaya, menerima, dan saling membantu sesama anggota kelompok dalam memahami topik tugas yang sedang di bahas. Langkah-langkah tahap ini meliputi (a) membuka kegiatan kelompok dan berdoa untuk mengawali kegiatan, (b) konselor mememperkenalkan diri, (c) menjelaskan kegiatan, pengertian, tujuan dan manfaat kegiatan, (d) menjelaskan norma (asas) dan aturan main (cara-cara dalam kegiatan BKp), (e) menjelaskan

keuntungan yang diperoleh jika bergabung dengan kelompok, (f) mengemukakan teknik mind mapping yang akan digunakan dalam pembahasan topik, (g) memberikan permainan yang merangsang anggota untuk rileks dan berfikir fresh, (h) menumbuhkan sikap saling

percaya, menerima dan

kebersamaan. 2) Tahap Peralihan

Beberapa kegiatan yang dilakukan pada tahap ini yaitu : (a) meningkatkan keikutsertaan anggota dalam kegiatan bimbingan kelompok, (b) mendorong dibahasnya suasana perasaan, (c) konselor perlu menjelaskan peran konselor dan juga peran sebagai anggota, (d) konselor perlu mengenali suasana emosi anggota, hal ini penting untuk membentuk kohesivitas kelompok.

3) Tahap Inti/Kegiatan

(6)

dalam mencapai tujuan yang diinginkan meskipun peranan pemimpin kelompok tetap penting. Beberapa kegiatan pada tahap inti/kegiatan yaitu : (a) mengemukakan topik yang akan di bahas (b) Pemimpin Kelompok (PK) membagikan materi BKp kepada anggota kelompok (AK) untuk dibaca, (c) Diskusi kelompok mengenai topik yang akan dibahas (d) mendampingi anggota kelompok untuk membuat mind mapping setelah diskusi mengenai topik yang di bahas, (e) AK diminta membaca hasil Mind Map dengan sukarela (f) melakukan kegiatan selingan untuk penyegaran.

4) Tahap Penutup/pengakhiran

Kegiatan yang dilakukan pada tahap ini meliputi : (a) pemimpin kelompok mengemukakan bahwa kegiatan akan segera berakhir, (b)

pemimpin dan anggota kelompok mengemukakan kesan-kesan, harapan dan hasil kegiatan yang telah dicapai dengan mind mapping, (c) memberikan motivasi dan penguatan terhadap apa yang telah dicapai, dan (d) membahas kegiatan/pertemuan lanjutan.

Hasil dan Pembahasan

Penelitian yang telah dilakukan menunjukkan bahwa implementasi bimbingan kelompok dengan teknik mind mapping memberikan dampak yang positif bagi peningkatan kemampuan berfikir kreatif siswa. Hal tersebut dapat dibuktikan dalam penelitian ini, setelah siswa mengikuti empat kali kegiatan bimbingan kelompok, terdapat perubahan yang cukup signifikan. Berikut profil kemampuan berfikir kreatif siswa sebelum diberi perlakuan:

Tabel 1. Kemampuan Berfikir kreatif Siswa Sebelum Diberi Perlakuan

No Nama (Inisial) Kemampuan Berfikir Kreatif

Skor Kriteria

1 AA 106 S

2 BL 110 S

3 DA 116 T

4 DS 120 T

5 DH 111 S

6 GV 120 T

7 MR 116 T

8 NF 105 S

(7)

10 RA 111 S

Berdasarkan tabel 1. di atas diketahui bahwa kemampuan berfikir kreatif siswa sebelum diberi perlakuan BKp dengan teknik mind mapping terdiri dari 2 kriteria yaitu 5 orang dengan kategori sedang dan 5 orang kategori tinggi.

Kondisi akhir berfikir kreatif siswa SMP setelah diberi perlakuan BKp dengan teknik mind mapping menunjukkan adanya peningkatan dari sebelumnya. Secara lebih rinci persentase kemampuan berfikir kreatif siswa dapat dilihat pada tabel berikut:

Tabel 2. Kemampuan berfikir kreatif Siswa Setelah Diberi Perlakuan pada masing-masing anggota

No Nama AK (Inisial) Kemampuan Berfikir Kreatif

Skor Kriteria

1 AA 118 T

2 BL 127 T

3 DA 133 T

4 DS 140 T

5 DH 117 ST

6 GV 133 T

7 MR 131 T

8 NF 114 S

9 PP 134 T

10 RA 114 S

Berdasarkan tabel di atas dapat dipahami bahwa terdapat peningkatan kemampuan berfikir kreatif siswa sebelum diberi perlakuan terdiri 5 orang dengan kategori sedang dan 5 orang kategori tinggi menjadi 7 orang dengan kategori tinggi, 2 orang

dengan kategori sedang dan 1 orang dengan kategori sangat tinggi setelah diberi perlakuan bimbingan kelompok dengan teknik mind mapping. Berikut disajikan tabel perubahan tingkat kemampuan berfikir kreatif siswa:

(8)

Antara Pre-Test dan Pos-Test

Aspek/ Indikator

Pre Test Post Test Perubahan Keterangan

Berfikir Kreatif

113.7 126.1 12.4 Peningkatan sebesar 7.2%

% 66.9 74.1 7.2

1 Berpikir Lancar

∑ 27.4 30 2.2 Peningkatan sebesar 6.5 %

% 68.5 74 6.5

2 Fleksibel ∑ 27.4 30.1 2.7 Peningkatan sebesar 6.8%

% 68.5 75.3 6.8

3 Berpikir rasional

∑ 19.6 22 2.4 Peningkatan

sebesar 8%

% 65.3 73.3 8

4 Merinci/ elaborasi

∑ 15.7 17.9 2.2 Peningkatan sebesar 8.8%

% 62.8 71.6 8.8

5 Evaluasi ∑ 23.7 26.5 2.8 Peningkatan sebesar 8%

Untuk memperjelas keterangan diatas, berikut ini disajikan grafik perubahan kemampuan berfikir kreatif siswa antara pre-test dan post test:

1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 0

20 40 60 80 100 120 140

Pre-Test Post-tes

Gambar 4.3 Peningkatan Kemampuan Berfikir Kreatif Siswa (Pre-Test dan Post-Test )

Pada gambar di atas dapat dipahami bahwa hasil post-test masing-masing siswa pada aspek berfikir kreatif semuanya lebih tinggi. Ini menunjukkan bahwa keterampilan

(9)

Pengujian variabel efektivitas bimbingan kelompok dengan teknik mind mapping untuk mengembangkan kemampuan berfikir kreatif siswa,

dilakukan dengan uji statistik Z berpasangan, dengan hasil sebagai berikut:

Tabel 4. Uji Z berpasangan Pre-Test dan Post-Test kemampuan Berfikir Kreatif

Data Nilai Min

Nilai Max

Mean Sd Statisti k Uji Z

Asymp. Sig. (2-tailed)

Keteranga n Pre Test 105 122 1.1370 5.9823 -2,807 0.005 Signifikan Post Test 114 140 1.2610 9.5271

Tabel diatas menunjukkan bahwa tingkat berfikir kreatif antara sebelum dengan sesudah diberikan layanan bimbingan kelompok dengan teknik mind mapping meningkat. Hal ini dapat dilihat dari probabilitas <0,05. Pada uji statistik diatas pada kolom Asymp.Sig. (2-tailed) / asymptotic significance untuk uji dua sisi tertera angka 0,005 oleh karena kasus dalam penelitian ini adalah uji satu sisi, maka probabilitas menjadi 0,025. Sehingga dapat terlihat bahwa

probabilitas dibawah 0,05

(0,025<0,05) maka dapat dikatakan bimbingan kelompok dengan teknik mind mapping efektif untuk mengembangkan kemampuan berfikir kreatif siswa.

Peningkatan kemampuan berfikir kreatif tidak terjadi dengan sendirinya tetapi senantiasa

berlangsung dalam interaksi angggota kelompok dengan komponen model bimbingan kelompok dan aktivitas kreatif mind mapping. Oleh karena itu sangat perlu memaksimalkan bimbingan kelompok dengan teknik mind mapping sebagai salah satu strategi yang efektif untuk mengembangkan kreativitas siswa.

(10)

melal ui layan an BKp diang gap efekti f karen a BKp meru paka n salah satu lingk unga n yang memf asilit asi perke mban gan poten si kreati f siswa

(11)

tas kreati f siswa . Seper ti yang dikat akan Buza n (2012 :94) Mind map meru paka n saran a untuk meng gali kreati vitas. Selai n itu juga mind mapp ing

(12)

pikiran dan pengalaman anggota kelompok dalam berdiskusi dan membuat mind mapping untuk mengembangkan wawasan, sikap dan atau keterampilan kreatif yang diperlukan dalam pengembangan pribadi dan mencegah serta mengatasi adanya masalah.

Model BKp dengan teknik mind mapping bertumpu pada aktivitas siswa mulai dari aktif bertanya, menghargai pendapat orang lain, membuat mind mapping dengan kreasi masing-masing serta mau menjelaskan ide dan hasil karya mind mappnya kepada semua anggota kelompok. Proses berfikir kreatif seperti: kelancaran, keluwesan, rasional, elaborasi dan evaluasi terjadi dalam BKp. Dengan demikian penerapan bimbingan kelompok dengan teknik mind mapping merupakan layanan yang efektif untuk mengembangkan kemampuan berfikir kreatif siswa.

SIMPULAN

B erdas arkan hasil dan pemb

(13)

mpua n berfi kir kreati f siswa SMP. Kem ampu an berfi kir kreati f siswa meng alami kenai kan sebes ar 7.2% dari sebel umny a 67% meni ngkat menj adi

74.1 %

(14)

kema mpua n berfi kir kreati f pada skor total diper oleh nilai proba bilita s diba wah 0,05 (0,00 25<0, 05), artiny a ada perub ahan penin gkata n antar a sebel

(15)

tekni k mind mapp ing dapat meng emba ngka n kema mpua n berfi kir kreati f siswa .

SARAN

B erdas arkan kesi mpul an dari hasil penel itian, maka penel

iti mem berik an saran sebag ai berik ut:

(16)

altern atif bagi guru bimbi ngan konse ling/k onsel or di sekol ah dala m mem aksi malk an kualit as pelak sanaa n layan an, bimbi ngan kelo mpok sebag ai suatu

(17)

bimbi ngan kelo mpok deng an tekni k mind mapp ing, konse lor hend akny a mend orong siswa untuk meya kini kema mpua n yang dimil iki (perc aya diri), meng

emba ngka n ide dan imaji nasin ya serta mend orong kebe basan kondi si psiko logis angg ota kelo mpok untuk berek spresi .

(18)

memf asilit asi guru pemb imbin g dala m mela ksana kan bimbi ngan kelo mpok deng an tekni k mind mapp ing.

B agi Oran gtua, bisa mela kuka n kolab

orasi deng an guru pemb imbin g agar lebih mem perha tikan kebut uhan anak dala m meng emba ngka n kema mpua n berfi kir kreati f.

(19)

selanj utnya , penel itian ini masi h terbu ka untuk dike mban gkan dan peng ukura n kema mpua n berfi kir kreati f hend akny a meng guna kan tes

berfi kir kreati f.

DAFTAR PUSTAKA

Arikunto, S. 2002. Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktik. Jakarta: PT. Rineka Cipta

Asrori, M dan Mohammad, A. 2008. Psikologi Remaja: Perkembangan Peserta Didik. Jakarta: PT. Bumi Aksara.

Aziz, R. 2010. Psikologi Pendidikan (Model Pengembangan Kreativitas dalam Praktik Pembelajaran). Malang: UIN Maliki Press

Azwar, S. (2003). Penyusunan Skala Psikologi. Yogyakarta: Pustaka Pelajar

Buzan, T. 2012. Buku Pintar Mind Map. Jakarta: PT. Gramedia Pustaka Utama

_______. 2004. Mind Map untuk Meningkatkan Kreativitas. Jakarta: PT. Gramedia Pustaka Utama

Cain, M. E. (2001/2002). Using mind maps to raise standards in literacy, improve confidence and encourage positive attitudes towards learning. Study conducted at Newchurch Community

(20)

Warrington. (diunduh 2 Oktober 2012).

Chen, Febe. 2010. Be Creative : Menjadi Pribadi Kreatif. Jakarta: Gramedia Pustaka Utama

Dariyo, A. 2004. Psikologi Perkembangan Remaja. Jakarta: Ghalia Indonesia

Departemen Pendidikan Nasional. 2007. Penataan Pendidikan Profesional Konselor dan Layanan Bimbingan dan Konseling dalam Jalur Pendidikan Formal. Bandung : Jurusan Psikologi Pendidikan FIP UPI

Bandung Bekerjasama

dengan PB. ABKIN.

DePoter, B., Reardon, M., dan Nouri, S.S. 2010. Quantum Teaching. Penterjemah: Ary Nilandari. Bandung: Mizan Pustaka.

Evreklia, E, Balim, A. G., and Inela D. (2009). Mind mapping applications in special teaching methods courses for science teacher candidates and teacher candidates’ opinions concerning the applications. Procedia, Vol. 1, Issue 1, pp 2274-2279. (diunduh 2 oktober 2012).

Goodnough, K. and Long, R. (2002). Mind mapping: A graphic organizer for the pedagogical toolbox. Science Scope, Vol. 25, No. 8, pp 20-24. (diunduh 2 Oktober 2012).

Gibson, R.L. at all. 2010. Bimbingan dan Konseling. Yogyakarta: Pustaka Pelajar

Hawadi, A.R,. Wiharjo, D.R.S., dan Wiyono, M. 2001. Kreativitas, Panduan bagi penyelenggaraan Program Percepatan Belajar. Jakarta: Grasindo

Hernacky dan Deporter, B. 2005. Quantum Learning: Membiasakan Belajar Nyaman dan Menyenangkan. Bandung: Kaifa

Munandar, U. 2002. Kreativitas & Berbakat : Strategi Mewujudkan Potensi Kreatif & Bakat. Jakarta: PT Gramedia Pustaka Utama

_______. 2009. Pengembangan Kreativitas Anak Berbakat. Jakarta: Rineka Cipta

Gambar

Tabel 1. Kemampuan Berfikir kreatif Siswa Sebelum Diberi Perlakuan
Tabel 2. Kemampuan berfikir kreatif Siswa Setelah Diberi Perlakuan pada masing-masing anggota
Gambar 4.3 Peningkatan Kemampuan Berfikir Kreatif Siswa (Pre-Test dan                    Post-Test )

Referensi

Dokumen terkait

Sesuai dengan judul penelitian ini yaitu “Analisis Employee Stock Ownership Plans (ESOP) Terhadap Earning Per Share (EPS) dan dampaknya Terhadap Harga Saham,”

Jika dilihat dari OR (adjusted) ternyata kebiasaan makan asin sering atau jarang tidak berbeda besar risiko terhadap kejadian hipertensi setelah dikontrol dengan status ekonomi,

1 paket APBD kabupaten kendal Honorarium Tim Pengadaan Barang dan Jasa, materai, belanja jasa administrasi dekorasi dan dokumentasi, penggandaan, perjalanan dinas dalm dan luar

anggota masyarakat setempat serta pendeta Jemaat GPM Negeri Soya. Sumber data sekunder yang dipakai dalam penelitian ini adalah. sejumlah dokumen-dokumen negri atau desa

dengan transformasi fungsi Ln, digunakan untuk melihat hubungan produksi rumahtangga (nilai penggunaan waktu pekerjaan rumahtangga istri) dan faktor-faktornya yakni usia istri

“Kredit atau pembiayaan berdasarkan Prinsip Syariah yang diberikan oleh bank mengandung resiko,sehingga dalam pelaksanaannya bank harus memperhatikan asas perkreditan

Maksud saya, supaya Saudara menyampaikan yang dipandang penting untuk disampaikan saja. Kalau itu kan sudah ada semua di sini, ya. Gimana ? Petitumnya saja bagaimana?

Rencana strategis (Renstra) Dinas Penanaman Modal, Tenaga Kerja dan PTSP Kota Bontang adalah dokumen perencanaan untuk periode 5 (lima) tahun, yang merupakan dokumen perencanaan teknis