• Tidak ada hasil yang ditemukan

PENGARUH PENAMBAHAN LATEKS EMULSI TERHAD

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2018

Membagikan "PENGARUH PENAMBAHAN LATEKS EMULSI TERHAD"

Copied!
6
0
0

Teks penuh

(1)

PENGARUH PENAMBAHAN LATEKS EMULSI TERHADAP DURABILITAS

BETON YANG DIRAWAT (

CURING

) DENGAN AIR LAUT

Grace Simamora1 , Rahmi Karolina2 dan Syahrizal3

1

Program Studi Teknik Sipil, Universitas Sumatera Utara, jl. Perpustakaan No.1 Kampus USU Medan Email: gracesimamora27@gmail.com

2

Staff Pengajar Teknik Sipil, Universitas Sumatera Utara, jl. Perpustakaan No.1 Kampus USU Medan Email: rachmiecaroline@gmail.com

3

Staff Pengajar Teknik Sipil, Universitas Sumatera Utara, jl. Perpustakaan No.1 Kampus USU Medan Email: rizal_ar@ymail.com

ABSTRAK

Pada pelaksanaan pembangunan konstruksi bangunan gedung di daerah lepas pantai, kontak

dengan air laut terhadap beton terkadang tidak dapat dihindari. Air laut sendiri mengandung

berbagai zat yang dapat mempengaruhi dan cenderung melemahkan kekuatan dari beton

diantaranya adalah klorida (Cl) dan Sulfat (SO4) yang merupakan zat yang bersifat agresif

terhadap bahan lain. Pada penelitian ini akan dibahas tentang pengaruh penggunaan lateks

emulsi sebanyak 5%, 10%, 15%, 20%, 25% dari berat air terhadap kuat tekan, tarik belah dan

absorpsi pada beton pada masa perawatan selama 28 hari dan 90 hari yang direndam pada air

laut. Air laut sendiri diambil dari daerah pantai cermin dan dianalisa di laboratorium untuk

memperoleh konsentrasi klorida dan sulfat yang terkandung di dalam air laut. Dari hasil

penelitian diperoleh air laut mengandung klorida ±9000 ppm dan sulfat ±10 ppm. Dari hasil

penelitian diperoleh hasil bahwa semakin tinggi konsentrasi sulfat dan klorida pada air, maka

akan semakin menurunkan durabilitas dari beton dari mutu yang direncanakan. Pada

percobaan ini dihasilkan bahwa semakin lama beton direndam maka akan mempengaruhi

kekuatan beton tersebut. Penggunaan lateks emulsi

berhasil mengurangi laju pengrusakan

beton oleh ion- ion sulfat dan klorida yang terkandung di dalam air perendaman.

Kata kunci: Lateks emulsi, durabilitas, curing, air laut, kuat tekan

ABSTRACT

In the implementation of building construction in offshore area, contact with the sea water on concrete sometimes can not be avoided. Sea water itself contains many substances that can affect and tend to weaken the strength of concrete include chloride (Cl) and sulfate (SO4), which is a substance that is aggressive towards other materials. This research will discuss about the effect of using latex emulsion as much as 5%, 10%, 15%, 20%, 25% of the weight of the water on the compressive strength, splitting and absorption in the concrete at for 28 days and 90 days curing in sea water. The sea water was taken from Pantai Cermin and analyzed in the laboratory to obtain the concentration of chloride and sulfate contained in sea water. The results were sea water containing chloride and sulfate ± 9000 ppm ± 10 ppm. From the research results that the higher concentrations of sulfate and chloride in the water, the more it will decrease the durability of concrete from the planned quality. This experiment resulted that the longer the concrete cured it will affect the strength of the concrete. The use of latex emulsion successful in reducing the rate of destruction of concrete by sulfate ions and chloride contained in the curing water.

(2)

1.

PENDAHULUAN

Pada pelaksanaan pembangunan konstruksi bangunan gedung di daerah lepas pantai, kontak dengan air laut terhadap beton terkadang tidak dapat dihindari termasuk ketika beton masih dalam proses perawatan (curing). Senyawa-senyawa yang terkandung dalam air laut akan merusak beton. Konsentrasi sulfat yang terkandung dalam air laut ini akan menyebabkan kerusakan pada pasta

Untuk mencegah peresapan air laut ke dalam beton, diperlukan bahan yang mampu menutup pori beton. Pori (rongga udara) yang terdapat pada beton memberi kesempatan kepada air laut untuk masuk dan merusak beton. Untuk itu, pada campuran beton dapat ditambahkan bahan campuran (admixture). Salah satu waterproofing yang dapat digunakan adalah lateks emulsi. Lateks emulsi (styrene butadiene) adalah lateks hasil proses dari karet sintetis dalam bentuk cair. Lateks emulsi berupa cairan kental berwarna putih, memiliki ukuran butiran yang lebih kecil dari ukuran butiran semen. Lateks emulsi memiliki ukuran butiran 0,05 – 5 micron atau 50 – 5000 nanometer (Utari Khatulistiani, 2004). Hal ini memungkinkan lateks emulsi masuk ke pori-pori semen sehingga mengurangi udara yang ada di dalam beton yang sebelumnya bisa saja terisi oleh air laut. Selain itu, lateks merupakan bahan alam yang ketersediaannya melimpah, bersifat lengket (tacky) dan keplastisitasannya tergolong baik. Penggunaan bahan admixture (lateks emulsi) disini diharapkan mampu mencegah terjadinya kerusakan dan meningkatkan durabilitas beton agar sesuai dengan yang diharapkan.

Berdasarkan uraian di atas perlu dilakukan penelitian untuk mengetahui pengaruh curing air laut terhadap beton serta pengaruh penambahan lateks emulsi terhadap beton dengan curing air laut. Adapun tujuan dari penelitian ini adalah:

 Mengetahui pengaruh curing air laut terhadap durabilitas beton.

 Mengetahui pengaruh penambahan lateks emulsi dalam upaya perbaikan durabilitas beton yang dicuring dengan air laut yaitu dengan pengujian kuat tekan beton, kuat tarik belah beton dan absorpsi beton serta melalui pola retak yang terjadi pada beton.

 Mengetahui persentase kadar penambahan lateks emulsi pada campuran beton untuk menghasilkan durabilitas beton yang optimal pada beton yang dicuring dengan air laut.

2.

METODE PENELITIAN

Metode yang digunakan dalam penelitian tugas akhir ini adalah kajian eksperimental di Laboratorium Bahan Rekayasa Departemen Teknik Sipil Fakultas Teknik Universitas Sumatera Utara. Bahan-bahan yang digunakan untuk pembuatan beton adalah semen tipe 1 produksi PT. Semen Padang, agregat halus dari daerah Binjai, agregat kasar batu pecah (split), air bersih yang berasal dari PDAM Tirtanadi, serta admixture waterproofing lateks emulsi produksi PT.SIKA. Sementara air laut untuk proses curing diambil langsung dari Pantai Cermin.

Bahan-bahan pembuat beton seperti agregat halus dan kasar terlebih dahulu dianalisa untuk memeriksa kelayakan bahan. Analisa bahan agregat halus meliputi analisa ayakan pasir, pemeriksaan kadar lumpur (pencucian pasir lewat ayakan no.200), pemeriksaan kandungan organik (colometric test), pemeriksaan kadar liat (clay lump), pemeriksaan berat isi pasir, pemeriksaan berat jenis dan absorpsi pasir. Analisa bahan agregat kasar meliputi analisa ayakan batu pecah, pemeriksaan kadar lumpur (pencucian lewat ayakan no.200), pemeriksaan keausan menggunakan mesin pengaus Los Angeles, pemeriksaan berat isi batu pecah. Sementara untuk air laut dilakukan analisa kandungan senyawa kimia yang terkandung di dalamnya.

Mutu rencana beton adalah f’c 19,3 MPa dengan benda uji silinder beton ϕ 15 cm dan tinggi 30 cm. Kadar lateks emulsi yang ditambahkan bervariasi yaitu 5%, 10%,15%, 20% dan 25% dari berat air yang digunakan. Sementara kadar air yang digunakan dikurangi dengan banyaknya lateks emulsi yang dimasukkan.

Lokasi eksperimen adalah di :

1. Laboratorium FMIPA Kimia USU, Medan, Sumatera Utara untuk memeriksa:  Mineral- mineral yang terkandung dalam air laut.

2. Laboratorium Beton Teknik Sipil USU, Medan, Sumatera Utara untuk pengujian:  Kuat tekan beton

 Kuat tarik belah beton  Absorpsi beton

(3)

3.

HASIL DAN PEMBAHASAN

Hasil pemeriksaan mineral-mineral yang terkandung dalam air laut adalah sebagai berikut:

Tabel 1. Kandungan Mineral dalam Air Laut

Parameter Hasil Satuan

pH 6,8 ---

Klor (Cl) 8776,8031 mg/L Kalsium (Ca) 271,5525 mg/L Magnesium (Mg) 650,1055 mg/L

Besi (Fe) 0,6374 mg/l

Sulfat 8,8056 mg/L

Tabel 1 menunjukkan bahwa kandungan terbesar di dalam air laut adalah lor (Cl). Klor merupakan senyawa yang sangat berbahaya untuk beton. Klor bereaksi dengan senyawa semen sehingga akan membentuk etrringite-ettringite yang akan mendesak keluar dari beton. Hal ini lah yang akan mengakibatkan beton mengembang dan pecah. Pecahan dari beton kemudian akan menjadi sedimen dan leaching.

Hasil pengujian nilai slump untuk beton normal dan beton lateks emulsi adalah sebagai berikut:

Gambar 1. Grafik Nilai Slump

Dari grafik dapat dilihat bahwa semakin banyak kadar lateks emulsi, maka nilai slump semakin besar. Hal ini menunjukkan bahwa lateks emulsi yang berupa cairan memiliki pengaruh terhadap campuran beton yaitu meningkatkan kelecakan (workabilitas) beton.

3.1.

Kuat Tekan Silinder Beton

(4)

Gambar 2 menunjukkan bahwa penurunan kekuatan terjadi pada beton normal yang direndam pada air laut. Penurunan terbesar terjadi pada beton yang direndam pada air laut, karena di dalam air laut selain terdapat ion sulfat, juga terdapat ion klorida yang dapat mempengaruhi kekuatan beton tersebut. Sedangkan pada beton yang telah ditambahkan lateks emulsi penurunan kekuatan tetap terjadi namun terjadi peningkatan kekuatan terhadap beton normal yang direndam air laut. Kuat tekan beton dengan tambahan lateks emulsi yang paling tinggi dicapai oleh varian beton ditambah 15% lateks emulsi kemudian kembali menurun untuk variasi selanjutnya.

Gambar 3. Grafik Kuat Tekan Beton Berdasarkan Lama Perendaman

Berikut adalah tabel persentase penurunan kuat tekan masing-masing silinder beton terhadap beton normal:

Tabel 2. Persentase Penurunan Kuat Tekan Silinder Beton Terhadap Beton Normal

Jenis Beton

3.2.

Kuat Tarik Belah Silinder Beton

(5)

Gambar 4 menunjukkan bahwa tegangan tarik beton yang direndam pada air laut juga mengalami penurunan signifikan dari beton normal dengan perendaman air normal yang menunjukkan bahwa hal ini berbanding lurus dengan penurunan kuat tekannya. Akan tetapi kuat tarik belah beton tampak meningkat setelah ditambahkan lateks emulsi dan kuat tarik tertinggi setelah penambahan lateks emulsi diperoleh oleh variasi beton yang ditambah 10% lateks emulsi. Untuk variasi selanjutnya, kuat tarik belah beton mengalami penurunan.

3.3.

Absorpsi Silinder Beton

Gambar 5. Grafik Absorpsi Beton Silinder Perendaman 28 & 90 hari

Dari gambar 5 dapat dilihat bahwa beton yang direndam pada air laut mengalami absorpsi yang tinggi dikarenakan konsentrasi sulfat yang tinggi sehingga merusak struktur beton dan menimbulkan rongga pada beton. Setelah beton ditambahkan lateks emulsi nilai absorpsi beton berkurang. Hal ini berarti lateks emulsi bekerja untuk mengurangi nilai absorpsi pada beton yang direndam air laut. Nilai absorpsi terendah diperoleh oleh varian beton normal ditambah dengan 15% lateks emulsi.

Pada beton normal yang direndam air normal dan air laut, nilai absorpsi beton yang direndam 90 hari lebih tinggi daripada beton yang direndam 28 hari. Akan tetapi, setelah diberikan penambahan lateks emulsi nilai absorpsi beton yang direndam 90 hari menjadi lebih rendah dari nilai absorpsi beton yang direndam 28 hari.

Keterangan: BN – AN : Beton Normal dengan curing Air Normal

Berdasarkan hasil analisis dan pembahasan di atas dapat diambil kesimpulan sebagai berikut:

1. Kuat tekan dan kuat tarik belah beton normal yang direndam air laut bila dibandingkan dengan beton normal mengalami penurunan untuk perendaman 28 hari dan 90 hari. Sementara absorpsinya mengalami kenaikan. Hal ini menunjukkan bahwa durabilitas beton normal mengalami gangguan karena direndam dengan air laut.

2. Kuat tekan dan kuat tarik belah beton yang ditambah lateks emulsi dengan perendaman air laut mengalami kenaikan bila dibandingkan dengan beton normal yang direndam di air laut. Hal ini menunjukkan bahwa lateks emulsi berhasil dalam upaya meningkatkan durabilitas beton yang direndam air laut. Akan tetapi kuat tekan dan kuat tarik belahnya tidak melebihi kekuatan beton normal yang direndam dengan air normal.

(6)

5.

SARAN

1. Beton lateks emulsi sebaiknya tidak digunakan untuk pembuatan beton mutu tinggi yang akan direndam air laut karena mutu beton lateks emulsi yang direndam air laut tidak mencapai mutu beton yan diinginkan.

2. Perlu dilakukan penelitian lebih lanjut tentang pengaruh penambahan lateks emulsi terhadap nilai slump (workabilitas) beton.

3. Perlu dilakukan penelitian lebih lanjut tentang perbandingan antara admixture lateks emulsi dengan mineral lainnya dalam upaya meningkatkan durabilitas beton yang direndam air laut.

DAFTAR PUSTAKA (DAN PENULISAN PUSTAKA)

ASTM C-33-82. “Standard Specification Of Concrete Agregates”. 1982.

ASTM C-39-86, “Test Method For Compressive Strength Of Cylindrical Concrete Specimens”, 1986. ASTM C-125-1995, American Society For Testing Material, Annual Book Of Standard, 1995. ASTM C-143-1974, “Test For Slump Of Portland Cement Concrete”. 1974

Dipohusodo, Istimawan. (1999). Struktur Beton Bertulang Berdasarkan SK-SNI T-15-1991-03. PT. Gramedia Pustaka Utama, Jakarta.

Kardiyono Tjokrodimulyo. (1996). Teknologi Beton. Penerbit NAFIRI, Yogyakarta. Mulyono, Tri. (2004). Teknologi Beton. Penerbit ANDI, Yogyakarta

Murdock, L.J, Brook, K.M. (1986). Bahan dan Praktek Beton Edisi Ke-4. Erlangga, Jakarta Nugraha, Paul & Antoni. (2007). Teknologi Beton. Penerbit ANDI, Yogyakarta

Retno Anggraini, Herlien Indrawahyuni, dkk. (2011). “Pengaruh Variasi Campuran Dan Lama Perendaman Spesi Dalam Air Laut Terhadap Kuat Tekan Dan Kedalaman Intrusinya. Jurusan Teknik Sipil Fakultas Teknik Universitas Brawijaya.

SK-SNI-T-15-1990-03. “Tata Cara Pembuatan Rencana Campuran Beton Normal”. Bandung : Yayasan LPMB. 1990.

SNI 03-3976-1995. “Tata Cara Pengadukan Pengecoran Beton”, Badan Standar Nasional. 1995.

SNI 03-4807-1998. “Metode Pengujian Untuk Menentukan Suhu Beton Segar Semen Portland”, Badan Standar Nasional. 1998

SNI 03-9805-2003. “Metode Pengujian Untuk Mengukur Nilai Kuat Tekan Beton Pada Umur Awal dan Memproyeksikan Kekuatan Pada Umur Berikutnya”. Badan Standar Nasional. 2003

Standar Industri Indonesia (SII) 0052-80, “Mutu dan Cara Uji Agregat”. Departemen Perndustrian Republik Indonesia. 1980.

Standar Industri Indonesia (SII) 0013-81. “Mutu dan Cara Uji Baja Beton Pejal”, Departemen Perindustrian Republik Indonesia. 1981.

Syamsuddin, Ristinah, dkk. (2011). ”Pengaruh Air Laut Pada Perawatan (Curing) Beton terhadap Kuat Tekan dan Absorpsi Beton dengan Variasi Faktor Air Semen dan Durasi Perawatan”. Jurnal Rekayasa Sipil, V: 68-75.

Gambar

Gambar 2. Grafik Kuat Tekan Beton Silinder Perendaman 28 & 90 hari
Gambar  2 menunjukkan bahwa penurunan kekuatan terjadi pada beton normal yang direndam pada air laut
Gambar 5. Grafik Absorpsi Beton Silinder Perendaman 28 & 90 hari

Referensi

Dokumen terkait

Pelaksanaan penelitian tindakan sekolah ini dilakukan di UPT SDN. 26 Bukit Putus Dalam Kec. Linggo Sari Baganti Kabupaten Pesisir Selatan yang dilaksanakan pada bulan September

Untuk menghasilkan pengujian yang lebih reliabel maka dilakukan pengujian dengan menggunakan 2 perangkat keras yang berbeda baik di CPU maupun GPU yang digunakan sehingga

Penjualan adalah transaksi perubahan nilai barang menjadi nilai uang atau nilai piutang dagang. Penjualan atau menjual berarti suatu tindakan untuk menukar

Proporsi status anemia mengalami perbaikan menjadi lebih baik dan signifikan berbeda setelah intervensi namun peningkatan kadar hemoglobin sebesar 0,14±1.12 g/ dl belum

11 Norma jus cogens merupakan suatu norma dasar hukum internasional umum (peremptory norm of general international). Dalam Pasal 53 jo 3DVDO .RQYHQVL

Berdasarkan Tabel 6 diketahui bahwa efektivitas simulasi flash dalam meremediasi miskonsepsi siswa kelas VIII SMP Negeri 20 Pontianak untuk materi pemantulan

Ada beberapa saran kami dalam melakukan penelitian ini adalah sebaiknya untuk mendapatkan hasil yang maksimal dengan titik didih tercepat maka generator uap ini

Berdasarkan data APBD Kabupaten Badung dan ketidakkonsistenan hasil tersebut, peneliti termotivasi untuk menguji pengaruh anggaran partisipatif pada budgetary slack