• Tidak ada hasil yang ditemukan

PENGUKURAN WAKTU KERJA OPERATOR CRANE DI PT SYNERGY INDONESIA MENGGUNAKAN METODE PENGUKURAN WORK SAMPLING

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2018

Membagikan "PENGUKURAN WAKTU KERJA OPERATOR CRANE DI PT SYNERGY INDONESIA MENGGUNAKAN METODE PENGUKURAN WORK SAMPLING"

Copied!
10
0
0

Teks penuh

(1)

PENGUKURAN WAKTU KERJA OPERATOR CRANE DI PT

SYNERGY INDONESIA MENGGUNAKAN METODE

PENGUKURAN WORK SAMPLING

1)Herman, 2)Didik Bayu Setiawan

1,2Sekolah Tinggi Teknik, Jalan Teuku Umar - Lubuk Baja, (0778) 425391 1,2Program Studi Teknik Industri, STT Ibnu Sina, Batam

E-mail: 1) herman@stt-ibnusina.ac.id, 2)1610128425036@stt-ibnusina.ac.id

ABSTRAK

Waktu kerja berperan dalam penentuan produktifitas kerja serta dapat menjadi tolak ukur untuk menentukan metode kerja yang terbaik dalam penyelesaian suatu pekerjaan. Untuk dapat membandingkan waktu kerja yang paling baik dari metode kerja yang ada dibutuhkan suatu waktu baku atau waktu standar sebagai acuan untuk penentuan metode kerja yang terbaik, PT Synergy Indonesia merupakan perusahaan yang bergerak di bidang expedition bongkar muat kapal dan alat berat crane adalah alat utama dalam melakukan handling bongkar muat kapal serta operator yang berperan penting dalam menentukan produktifitas operator crane, adapun metode yang digunakan dalam pengukuran waktu kerja operator crane adalah metode work sampling, adapun penelitian ini dilakukan dengan pengamatan langsung dilapangan dengan melakukan pengamatan sebanyak 2 orang operator crane di PT Synergy Indonesia. Dari pengamatan ini dilakukan selama 14 hari dengan jumlah pengamatan sebanyak 438 kali pengamatan terhadap kedua operator tersebut, dan kegiatan yang dilaksanakan oleh operator tersebut yaitu mengeluarkan container dari dalam kapal sebanyak 420 sampai 432 container/kapal, Berdasarkan hasil pengukuran waktu baku yang dilakukan pada kedua operator tersebut, maka waktu yang dibutuhkan untuk mengangkat container menggunakan alat berat (crane) dengan hasil operator 1 yaitu 22.13 menit dan operator 2 yaitu 24.39 Menit. Dengan total produktif operator 1 sebanyak 382 atau 87% dan produktif operator 2 sebanyak 386 atau 88%, maka pada penelitian ini dapat disimpulkan bahwa waktu yang dibutuhkan operator crane lebih efektif pekerja 1 dibandingkan dengan pekerja 2.

Kata Kunci :Waktu Baku, Produktivitas,Work Sampling

ABSTRACT

(2)

24

operator 2 as much as 386 or 88%, then in this study it can be concluded that the time required crane operator more effective workers 1 compared with workers 2.

Keywords: Standard Time, Productivity, Work Sampling

1. PENDAHULUAN

Produktifitas merupakan salah satu unsur utama dalam menentukan keberhasilan pelaksanaan suatu proses pekerjaan. Dan setiap perusahaan dituntut setiap waktu untuk mampu memberikan pelayanan yang memuaskan terhadap pelanggannya. Baik dari segi waktu pemenuhan kebutuhan yang diminta maupun dari segi kualitas yang sesuai dengan permintaan. Jika perusahaan tidak mampu memenuhi permintaan sesuai dengan jumlah yang ditentukan dan waktu yang tepat, hal ini akan menimbulkan kekecewaan bagi pelanggan dan hal ini dapat menyebabkan pelanggan berpindah pada perusahaan lain. Suatu pekerjaan akan dikatakan diselesaikan secara efisien apabila waktu penyelesaianya berlangsung paling singkat. Ukuran sukses dari suatu sistem produksi dalam industri biasanya dinyatakan dalam bentuk besarnya produktifitas atau besarnya output dan input yang dihasilkan. Dalam menentukan produktifitas perlu adanya waktu standar kerja. Waktu kerja merupakan salah satu faktor yang penting dan perlu mendapat perhatian dalam sistem produksinya. Waktu setandar kerja berperan dalam penentuan produktifitas kerja serta dapat menjadi tolak ukur untuk menentukan metode kerja yang terbaik dalam penyelesaian suatu pekerjaan. Oleh karena itu untuk mendapatkan hasil yang terbaik untuk ukuran kerja manusia dibutuhkan pengukuran waktu kerja.

PT Synergy Indonesia yang bergerak dalam bidang bongkar muat kapal yang berada di pelabuhan international Batu Ampar Batam, dihadapkan pada masalah-masalah yang berkaitan dengan pemenuhan permintaan konsumen, dimana target yang telah dibuat seringkali tidak dapat diwujudkan sebagai akibat kurang tepatnya penentuan waktu kerja standar pada bagian operator crane sehingga berdampak terhadap menurunya produktifitas kerja crane, karena alat berat crane adalah salah satu bagian terpenting dalam proses bongkar muat kapal. Cukup atau kurang dalam menyelesaikan target yang telah dibuat, hal ini disebabkan karena belum adanya pengukuran waktu standar yang dilakukan dan ditentukan sehingga belum diketahui berapa lama waktu yang dibutuhkan untuk menyelesaikan satu kali pengangkatan container dari dalam kapal.

Menurut Sritomo Wignjosoebroto (1992), pengukuran waktu adalah metode penetapan keseimbangan antara jalur manusia yang dikonstribusikan dengan unit output yang dihasilkan. Pengukuran waktu akan selalu berhubungan dengan usaha-usaha untuk menetapkan waktu baku yang dibutuhkan guna menyelesaikan suatu pekerjaan. Pengukuran waktu baku dibagi ke dalam dua bagian, yaitu secara langsung dan tidak langsung. Pengukuran secara langsung maksudnya adalah pengukuran dilakukan di tempat dimana pengukuran tersebut dilaksanakan seperti cara jam berhenti dan sampling pekerjaan. Pengukuran cara kedua adalah tidak langsung yaitu dilakukan tanpa harus berada di tempat pekerjaan. Cara tersebut dilakukan dengan membaca tabel-tabel yang tersedia asalkan mengetahui jalannya pekerjaan melalui elemen-elemen pekerjaan atau gerakan seperti data waktu baku atau data waktu gerakan. Iftikar Z. Sutalaksana dkk. (2003).

Pengukuran kerja yang akan dilakukan di PT Synergy Indonesia akan membantu menentukan berapakah waktu standar operator crane dalam penangkatan 1 unit container

(3)

yang lainnya.

2. METODE PENELITIAN

Penelitian ini merupakan penelitian kuantitatif, yang memaparkan tentang hasil waktu standar dan waktu baku pekerjaan operator crane di PT Synergy Indonesia dengan menggunakan metode work sampling. Pengumpulan data dilakukan dengan cara pengamatan secara langsung ke lapangan. Tujuan dari penelitian ini adalah ingin menghetahui waktu baku kerja operator crane. Dengan melakukan pengamatan selama 14 hari. Metode pengumpulan data yaitu melihat dan mencatat secara langsung aktifitas operator crane yang diamati apakah termasuk produktif atau non produktif.

Work Sampling adalah suatu teknik untuk mengadakan sejumlah besar pengamatanterhadap aktifitas kinerja dari mesin, proses atau pekerja/operator (Sritomo Wignjosoebroto, 2003). Metode Sampling kerja sangat cocok untuk digunakan dalam melakukan pengamatan atas pekerjaan yang sifatnya tidak berulang dan memiliki siklus waktu yang relatif panjang. Prosedur penggunaannya cukup sederhana, yaitu melakukan pengamatan aktivitas kerja untuk selang waktu yang diambil secara acak terhadap satu atau lebih mesin atau operator dan kemudian mencatatnya apakah mesin atau operator tersebut dalam keadaan bekerja atau menganggur. Pengukuran waktu dimulai dari pengamatan pendahuluan kemudian menentukan bilangan acak untuk mengambil waktu kunjungan dengan cara mengambil data sampel secara acak menggunakan Microsoft Excel dengan rumus rand. Setelah didapatkan kegiatan produktif atau non produktif pegawai berikutnya adalah melakukan pengolahan data diantaranya:

2.1 Penetapan jumlah pengamatan

Jumlah pengamatan dilalukan berdasarkan jumlah jam kerja yang disesuaikan dengan interval waktu yang ditetapkan. Yang hasilnya kemudian di acak untuk menetapkan waktu pengamatan terpilih

2.2 Pengamatan sampling kerja

Pengamatan sampling kerja dilakukan untuk mengetahui aktivitas setiap operator dalam melakukan kegiatannya. Aktivitas operator dibagi menjadi dua, yaitu aktifitas produktif dan aktifitas non produktif.

2.3 Pencatatan jumlah produk yang dihasilkan pekerja pada saat pengamatan

Pencatatan jumlah produk yang dihasilkan pekerja pada saat pengamatan dimaksudkan untuk mengetahui berapa jumlah produk yang dapat dihasilkan oleh pekerja dengan jam kerja yang ada. 2.4 Penentuan rating factor dan allowance

Penentuan rating factor dan allowance bertujuan untuk mengetahui seberapa besar rating factor dan allowance yang dilakukan operator dalam melakukan pekerjaannya. Sehingga dengan adanya rating factor dan allowance ini dapat diketahui waktu standar operator dalam menyelesaikan pekerjaannya.

2.5 Perhitungan waktu standar

Perhitungan waktu standar dilakukan untuk mengetahui berapa waktu standar yang diperlukan operator dalam melakukan proses pengepakan yang disesuaikan dengan total waktu pengamatan, rating factor dan allowance. Untuk menghitung waktu standar digunakan persamaan sebagai berikut:

Waktu standar = TT x WT x RF∑ Yi X 100% − All (5)100%

Dimana :

TT = Total Time (Total waktu pengamatan)

WT = Working Time (Persentase waktu yang benar-benar digunakan oleh pekerja untuk bekerja) RF = Rating Factor

(4)

26

2.6 Perhitungan jumlah tenaga kerja standar

Perhitungan jumlah tenaga kerja standar dilakukan untuk mengetahui jumlah tenaga kerja optimum yang seharusnya dipekerjakan oleh perusahaan. Untuk menghitung jumlah kebutuhan tenaga kerja standar maka dilakukan perhitungan waktu total dalam mengerjakan produk dan jumlah jam kerja produktif (JKP) yang disesuaikan dengan jumlah hari kerja.

2.6.1 Menghitung jam kerja produktif

JKP = Total waktu kerja x Jumlah hari pengamatan (6) JKP = Jumlah jam kerja produktif

2.6.2 Menghitung waktu total pengerjaan seluruh produk

Wt = Ws x Yi (7)

Dimana : Wt = Waktu total pengerjaan seluruh produk Ws = Waktu standar

Yi = Volume pekerjaan pada periode pengamatan 2.6.3 Menghitung kebutuhan tenaga kerja standar

Maka untuk menghitung kebutuhan tenaga kerja standar adalah

JTK = JKPWt (8) Dimana : JTK = Jumlah tenaga kerja yang dibutuhkan

JKP = Jumlah jam kerja produktif

Wt = Waktu total pengerjaan seluruh produk

3. PENGOLAHAN DATA DAN PEMBAHASAN

Sebelum melakukan perhitungan atau menentukan aktifitas pegawai maka lebih dahulu menentukan Bilangan acak/Random berfungsi untuk mengetahui selang waktu kunjungan. Data bilangan acak/random pada penelitian ini diambil dari Microsoft Excel dan data bilangan acak ini di bagi menjadi dua karena pada hari senin sampai dengan kamis jam kerja sama dan hari jumat berbeda karena lebih panjang waktu istirahatnya. Contohdata bilangan acak dapat dilihat pada tabel berikut.

Tabel 3 Bilangan Random Hari Senin-Kamis

35 3 39 1 4 40 36 22 37 7 43 9 11 41 12 47 51 6 42 28 24 14 52 20 32 46 30 53 48 27 5 45 33 54 18

Setelah didapatkan bilangan random menggunakan Microsoft Excel, Kemudian bilangan tersebut disusun dari angka terkecil sampai terbesar. Bilangan random yang sudah tersusun dapat dilihat pada tabel berikut.

Tabel 4 Bilangan Random yang berurutan Hari Senin-Kamis

1 3 4 5 6 7 9

(5)

Setelah dilakukan pengumpulan data selama 14 hari, maka selanjutnya dilakukan pengelompokan data dan pengolahan data yang dihasilkan sebagai berikut:

Tabel 5 Pengelompokan Data Hasil Penelitian Operator 1

Frekuensi

Tabel 6 Pengelompokan Data Hasil Penelitian Operator 2

(6)

28

B. Menentukan batas control atas dan batas control bawah: Tingkat Kepercayaan 95% = 2

Tingkat ketelitian 5% (0.05), maka:

 Hasil Dari Operator 1

BKA = 𝑃̿ + 2 √𝑃̿(1−𝑃̿)

𝑛

= 0.062 + 2 √0.062 (1−0.062)

438

= 0.062 + 0.023 = 0.085

BKB = 𝑃̿ − 2 √𝑃̿(1−𝑃̿)

𝑛

= 0.062 − 2 √0.062 (1−0.062)

438

= 0.062 − 0.023 = 0.039

 Hasil Dari Operator 2

BKA = 𝑃̿ + 2 √𝑃̿(1−𝑃̿)

𝑛

= 0.063 + 2 √0.063 (1−0.063)

438

= 0.063 + 0.024 = 0.087

BKB = 𝑃̿ − 2 √𝑃̿(1−𝑃̿)

𝑛

= 0.063 − 2 √0.063 (1−0.063)

438

= 0.063 − 0.024 = 0.039

C. Uji Kecukupan Data

Setelah melakukan uji keseragaman data, maka selanjutnya yaitu menguji kecukupan data yang diperoleh dengan menggunakan persamaan berikut:

Diketahui : K = 95% atau 2 S = 5% atau 0,05

 Hasil Dari Operator 1 𝑁′ = 𝑘2(1−𝑝²) s2.P

𝑁′= 2²(1−0,87) (0,05)2(0,87) 𝑁′ = 4 x 59.77 𝑁′ = 239.08

Jadi dari data yang di dapat pada penelitian operator 1 oleh peneliti menyatakan bahwa, data cukup yaitu 239.08 < 438 atau disimbolkan N’ < N.

 Hasil Dari Operator 2

𝑁′ = 𝑘2(1−𝑝²) s2.P 𝑁′= 2²(1−0,88)

(0,05)2(0,88)

𝑁′ = 4 x 54.54

𝑁′ = 218.16

(7)

D. Menghitung Waktu Baku a. Kelonggaran

Faktor kelonggaran pada dasarnya adalah suatu faktor koreksi yang harus diberikan kepada waktu kerja operator. Berikut adalah faktor kelonggaran yang diberikan pada penelitian ini.

Tabel 7 Kelonggaran

No Pekerjaan Nilai

(%) 1 Tenaga yang dikeluarkan (A2) 7.5

2 Sikap Kerja (B2) 2.5

3 Gerakan Kerja (C3) 5 4 Kelelahan Mata (D2) 6 5 Keadaan Temperatur (E5) 28 6 Keadaan Atmosfir (F3) 5 7 Keadaan Lingkungan (G6) 5

Total 59 %

b. Faktor Penyesuaian Menggunakan Metode objektif

Cara Objektif mengarahkan penilaian pada 6 faktor yang dianggap menentukan kewajaran atau ketidakwajaran dalam bekerja. Berikut adalah penilaian faktor objektifpada penelitian ini :

Dimana, Penyesuaian Kecepatan aktifitas kerja.

P1 = 100% = 1 operator berkerja dengan normal P > 1. Dan Penyesuaian tingkat kesulitan kerja (P2) antara lain :

Anggota terpakai (D) = 5

Pedal kaki (F) = 0

Penggunaan tangan (H2) = 18

Kondisi tangan dengan mata (J) = 2

Peralatan (Q) = 3

Berat beban (B-1) = 2 +

Jumlah = 30 %

P2 = 1 + 0.3 = 1.3

Sehingga Faktor penyesuaian total (P) P = P1x P2

= 1 x 1.3 = 1.3

Berdasarkan Pemilihan faktor penyesuaian yang digunakan dalam penelitian ini, didapatkan total faktor penyesuaiannya adalah 1.3

c. Data Output

(8)

30

Tabel 8 Jumlah Container Yang

Dihasilkan Operator 1

Tabel 9 Jumlah Container Yang

Dihasilkan Operator 2

No Waktu Pengamatan Jumlah (container)

Berdasarkan hasil pengamatan yang dilakukan selama 14 Hari operator crane 1 dan 2 dapat menghasilkan 420 dan 432 container

d. Waktu Baku Langsung

Jumlah Menit pengamatan = 8 jam kerja x 60 menit x 14 hari = 6720 menit

Jumlah menit produktif = 87

100 𝑥 6720 = 5846.4 menit

Jumlah yang dihasilkan selama pengamatan = 420 container

(9)

∑ 𝑋𝑖

Jumlah non produktif = 52

Persentasi produktif = 386/438 x 100 = 88 % Persentasi non produktif = 52 / 438 x 100 = 12 %

Jumlah Menit pengamatan = 8 jam kerja x 60 menit x 14 hari = 6720 menit

Jumlah menit produktif = 88

100 𝑥 6720 = 5913.6 menit

Jumlah yang dihasilkan selama pengamatan = 432 container

f) Waktu Siklus (WS)

WS = ∑ 𝑋𝑖

𝑁 =

5913.6

432 = 13.68 menit/container

g) Waktu Normal (WN)

WN = WS x P = 13.68 x 1.3 = 17.79 menit/container h) WaktuBaku (WB)

WB = WN + L(WN) = 17.78 + 59%(17.79) = 17.78 + 0.59(17.79) = 13.92 + 10.49

= 24.39 menit/container

Gambar 1 Grafik Perbandingan Antara Operator 1 dan 2

Tabel 10 Perbandingan Antara Operator 1 Dan 2

Operator Produktif Non Produktif Jumlah Pengamatan

1 382 56 438

2 386 52 438

4. SIMPULAN

Berdasarkan perhitungan waktu baku menggunakan metode work sampling dengan faktor penyesuaian objektif yang peneliti gunakan didapatkan waktu baku yang dibutuhkan untuk mengangkat container menggunakan alat berat (crane)dengan hasil operator 1 yaitu 22.13 menit dan operator 2 yaitu 24.39 menit. Berikutnya pengamatan yang peneliti lakukan selama 14 hari didapatkan jumlah total keseluruhan yaitu 438 kali pengamatan dengan jumlah total pada operator 1 produktifnya sebesar 382 atau 87% dan jumlah non produktifnya sebesar 56 atau 13% dan pada pengamatan operator 2 produktifnya sebesar 386 atau 88% dan jumlah non produktifnya sebesar 52 atau 12%. Maka dari hasil pembahasan bahwa kinerja operator crane di PT Synergy Indonesia termasuk belum efektif dan efisien, Serta masih memerlukan perbaikan sistem kerja untuk mendorong kinerja operator crane.

0 100 200 300 400 500

Operator 1

Operator 2

Produktif

Non Produktif

(10)

32

5. SARAN

Agar penelitian ini berguna dikemudian hari khususnya dalam hal pengukuran waktu standar di PT Synergy Indonesia maka saran yang hendak diutarakan oleh penulis didalam penelitian ini adalah sebagai berikut:

a. Pada pekerjaan bagian operator crane di PT Synergy Indonesia ini sebaiknya pihak perusahaan memberikan berupa service (bonus) untuk lebih meningkatkan produktifitasnya sehingga waktu pekerjaannya lebih efektif.

b. Didalam pekerjaan bagian operator crane sebaiknya perusahaan menambah asisten operator yang dapat membantu proses pengangkatan barang sehingga didalam melakukan pembongkaran lebih mudah bagi seorang operator

c. Operator sebaiknya bekerja sungguh-sungguh didalam melaksanakan tugasnya walaupun tanpa pengawasan dari atasan langsung sehingga menghasilkan waktu yang lebih efektif

DAFTAR PUSTAKA

Bora, M. A, Larisang. (2014) Modul Praktek Analisa dan Pengukuran Kerja. STT Ibnu Sina Batam.

Bora, M. A., Irwan, I., & Setyabudhi, A. L. (2017). Analisa Perhitungan Waktu Standar Service Ringan Untuk Meningkatkan Kepuasan Pelanggan. Jurnal Teknik Ibnu Sina JT-IBSI, 2(1). Dwi, N.I., & Dhieka, A. (2012, Juni). Implementasi Metode Work Sampling Guna Mengukur

Produktivitas Tenaga Kerja Di CV.Sinar Krom Semarng. Jurnal Teknik, ISBN 979-26-0255-0, 568-575.

Dyah, I.R., Diana, P., & Fatrin, M. (2012, September). Penetuan Waktu Standar dan Jumlah Tenaga Kerja Optimal Pada Produksi Batik Cap. Jurnal Teknik, (7)3, 143-150.

Eddy, H. (2008) Manajemen Operasi (Edisi Ketiga). (pp. 81). Jakarta: PT. Gramedia Widiasarana Indonesia.

Eriyanto, A. (2007). Teknik Sampling. (pp.61). Yogyakarta: PT. LKiS Pelangi Akasa.

Herman, H. (2017). Desain Perancangan Produk Gantungan Proyektor yang Ergonomi. Jurnal Teknik Ibnu Sina JT-IBSI, 2(2).

Iftikar, Z.S., Ruhana, A., & Jann, H, T., (2006). Teknik Perancangan Sistem Kerja (2). (pp. 131-181). Bandung: ITB, Jl. Ganesa 10.

M Ansyar Bora: Bora, M. A., Irwan, I., & Setyabudhi, A. L. (2017). Analisa Perhitungan Waktu Standar Service Ringan Untuk Meningkatkan Kepuasan Pelanggan. Jurnal Teknik Ibnu Sina JT-IBSI, 2(1).

M Ansyar Bora: Ansyar, M. (2016). ANALISIS TINGKAT BEBAN KERJA OPERATOR PACKING DENGAN METODE NASA-TLX (TASK LOAD INDEX) DI PT GEMBIRA. Jurnal Teknik Ibnu Sina JT-IBSI, 1(01).

Piqih, N. (2009, Maret). Penetuan Jumlah Tenaga Kerja Berdasarkan Waktu Standar Dengan Metode Work Sampling Di Bagian Packing Pada PT.Sinar Oleochemical Internasional. (TA No. 080423060/ARS/2009). Universitas Sumatera Utara, Medan.

Setyabudhi, A. L. (2017). Analisis waktu standar pelayanan dan produktivitas pegawai menggunakan metode work sampling. Jurnal industri kreatif (JIK), 1(01), 9-20.

Syamsul, B., & Fahkry, Z. (2015). Model Penelelitian Kuantitatif Berbasis SEM-AMOS. (pp. 22-23). Yogyakarta: Deepublish.

Gambar

Tabel 3  Bilangan Random Hari Senin-Kamis
Tabel 6 Pengelompokan Data Hasil Penelitian Operator 2
Tabel 7 Kelonggaran
Tabel 8 Jumlah Container Yang
+2

Referensi

Dokumen terkait

Bagi guru Penelitian pengembangan ini dapat dijadikan sebagai salah satu alternatif perangkat pembelajaran yang dapat digunakan dalam pembelajaran subtema Aku dan Cita-citaku

LHON juga dapat ditemukan menurunnya refleks cahaya pada pupil dan defek lapang pandangan. Pada tahap awal defek lapang pandang yang terjadi adalah sekosentral, namun

Puji syukur penulis ucapkan kehadirat Allah SWT karena atas rahmat, hidayah, serta karunia-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi yang berjudul ”Aktivitas

pendapatan lebih besar daripada peningkatan biaya, sehingga laba bank akan.. meningkat dan ROA juga

ASUHAN KEPERAWATAN KELUARGA Tn.B DENGAN MASALAH UTAMA GOUT ARTRITIS (ASAM URAT) PADA Tn.B DI JAMUR RT 02 RW VII, TRANGSAN, DI WILAYAH.. PUSKESMAS GATAK, SUKOHARJO (Ikhsan

Berdasarkan analisa mengenai Implementasi Program Pendistribusian Beras Untuk Keluarga Miskin (Raskin) di kecamatan Minggir bahwa proses pelaksanaan sesuai mekanisme

Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui bentuk trajektori tegangan, jumlah tulangan serta konfigurasi penulangan pada daerah pertemuan balok kolom

PENGARUH KOMPLEKSITAS PERUSAHAAN, SPESIALISASI INDUSTRI KAP, DAN GOOD CORPORATE GOVERNANCE TERHADAP AUDIT FEE (Studi Empiris pada Seluruh Perusahaan yang Terdaftar di BEI