Kalkulus Multivariabel I
Penerapan Integral Lipat-Dua
Atina Ahdika, S.Si, M.Si
Statistika FMIPA Universitas Islam Indonesia
Penerapan Integral Lipat-Dua Penerapan Integral Lipat-Dua
Penerapan Integral Lipat-Dua
Penerapan lain dari integral lipat-dua antara lain adalah menghitung pusat massa, momen inersia, dan luas permukaan. Tinjaulah sebuah lembaran tipis yang sedemikian tipisnya sehingga kita dapat memandangnya sebagai
objek berdimensi dua, kita menyebut lembaran ini lamina. Di sini, kita
Penerapan Integral Lipat-Dua Penerapan Integral Lipat-Dua
Andaikan sebuah lamina menutupi sebuah daerah S pada bidangxy, dan
misalkan kerapatan (massa per satuan luas) di (x,y) disimbolkan dengan
δ(x,y). Daerah S dipartisi menjadi persegi panjang-persegi panjang kecil
R1,R2, . . . ,Rk seperti ditunjukkan pada gambar. Ambil sebuah titik
Penerapan Integral Lipat-Dua Penerapan Integral Lipat-Dua
Maka massa Rk secara hampiran adalahδ(¯xk,y¯k)A(Rk), dan massa total
lamina tersebut secara hampiran adalah
m≈
n X
k=1
δ(¯xk,y¯k)A(Rk)
Massa sebenarnya, m diperoleh dengan mengambil limit rumus di atas
sebagai norma partisi mendekati nol, yang tentu saja merupakan sebuah integral lipat dua
m=
Z Z
S
Penerapan Integral Lipat-Dua Penerapan Integral Lipat-Dua
Contoh 1:
Sebuah lamina dengan kerapatanδ(x,y) =xy dibatasi oleh sumbu x, garis
Penerapan Integral Lipat-Dua Pusat Massa
Pusat Massa
Jika m1,m2, . . . ,mn berturut-turut adalah kumpulan titik-titik massa yang
masing-masing terletak di (x1,y1),(x2,y2), . . . ,(xn,yn), maka momen total
terhadap sumbu y dan sumbux dapat dinyatakan dengan
My =
Lebih lanjut, koordinat (¯x,¯y) dari pusat massa (titik keseimbangan) adalah
Penerapan Integral Lipat-Dua Pusat Massa
Sekarang perhatikan sebuah lamina dengan kerapatan berupa peubah
δ(x,y) yang melingkupi daerah S pada bidang xy. Buat partisi seperti
pada gambar dan asumsikan sebagai sebuah hampiran bahwa suatu massa dari setiap Rk terpusat di (¯xk,y¯k),k = 1,2, . . . ,n. Gunakan limitnya
sebagai suatu aturan pembagian partisi yang mendekati nol. Cara ini menghasilkan rumus umum,
¯
x= My
m =
RR
S
xδ(x,y)dA
RR
S
δ(x,y)dA ¯y= Mx
m =
RR
S
yδ(x,y)dA
RR
S
Penerapan Integral Lipat-Dua Pusat Massa
Contoh 2:
Tentukan pusat massa dari lamina pada Contoh 1. Penyelesaian:
Pada Contoh 1, kita telah mendapatkan massa mdari lamina yaitu 7685 .
Momen My danMx yang mengacu pada sumbu y dan sumbu x adalah
My = Z Z
S
xδ(x,y)dA=
8
Z
0
x2/3 Z
0
x2y dy dx
= 1
2
8
Z
0
x10/3dx = 12288
Penerapan Integral Lipat-Dua Momen Inersia
Momen Inersia
Dari pelajaran fisika kita pelajari bahwa energi kinetik, KE, dari sebuah
partikel dengan massa m, dan kecepatan v, yang bergerak dalam sebuah
garis lurus dirumuskan dengan
KE = 1
2mv
2 (1)
Jika suatu partikel tidak bergerak dalam sebuah garis lurus tetapi berputar
dalam sebuah sumbu dengan kecepatan sudut sebesar ω radian per satuan
waktu, maka kecepatan linearnya adalah v=rω, di manar adalah jari-jari
dari lintasan perputarannya. Ketika kita mensubstitusikan ini ke dalam (1), maka kita akan memperoleh
KE = 1 2(r
Penerapan Integral Lipat-Dua Momen Inersia
Suku r2m disebutmomen inersia dari suatu partikel dan dilambangkan
dengan I. Jadi, untuk sebuah partikel yang berputar
KE = 1 2Iω
2 (2)
Penerapan Integral Lipat-Dua Momen Inersia
Untuk sebuah sistem dengann partikel pada suatu bidang dengan massa
m1,m2, . . . ,mn dan pada jarak-jarak r1,r2, . . . ,rn dari garis L, maka
momen inersia sistem terhadap Ldidefinisikan sebagai
I =m1r12+m2r22+. . .+mnrn2 = n X
k=1
mkrk2
Penerapan Integral Lipat-Dua Momen Inersia
Misalkan sebuah lamina dengan kerapatan δ(x,y) yang melingkupi daerah
S pada bidang xy. Jika kita mempunyai partisiS, membuat hampiran
untuk momen inersia dari setiap bagian Rk, menjumlahkan dan
menentukan limitnya, maka akan diperoleh rumus-rumus berikut. Momen
inersia (disebut juga momen kedua) dari suatu lamina terhadap sumbu x,
sumbuy, dan sumbuz dinyatakan dengan
Ix = Z Z
S
y2δ(x,y)dA Iy = Z Z
S
x2δ(x,y)dA
Iz = Z Z
S
Penerapan Integral Lipat-Dua Momen Inersia
Contoh 3:
Tentukan momen inersia terhadap sumbu x,y, dan z dari lamina pada
Penerapan Integral Lipat-Dua Luas Permukaan
Luas Permukaan
Pada materi ini, kita akan membahas mengenai luas permukaan yang didefinisikan dengan z =f(x,y) atas sebuah daerah spesifik.
Andaikan G adalah permukaan atas sebuah daerahS yang tertutup dan
terbatas pada bidang xy. Asumsikan bahwaf mempunyai
turunan-turunan parsial pertama kontinu fx danfy. Kita akan mulai
dengan membuat partisi P pada daerahS dengan garis-garis sejajar
Penerapan Integral Lipat-Dua Luas Permukaan
Misalkan Rm,m= 1,2, . . . ,n, menyatakan persegi panjang-persegi
panjang yang dihasilkan dan terletak sepenuhnya di dalam S. Untuk setiap
m, misalkanGm adalah bagian dari permukaan yang diproyeksikan keRm,
dan misalkan Pm adalah suatu titik dariGm yang diproyeksikan ke sudut
Rm dengan koordinat x dan koordinaty yang terkecil. MisalkanTm
menyatakan suatu jajaran genjang dari bidang singgung di Pm yang
diproyeksikan ke Rm, seperti ditunjukkan pada Gambar kiri, dan perincian
Penerapan Integral Lipat-Dua Luas Permukaan
Selanjutnya, kita mencari luas jajaran genjang Tm yang proyeksinya adalah
Rm. Misalkanum dan vm menyatakan vektor-vektor yang membentuk
sisi-sisi Tm. Maka,
um = ∆xmi+fx(xm,ym)∆xmk
Penerapan Integral Lipat-Dua Luas Permukaan
Dengan demikian, luas Tm adalah
A(Tm) =|um×vm|=A(Rm) q
Penerapan Integral Lipat-Dua Luas Permukaan
Kemudian, jumlahkan luas dari bidang-bidang singgung jajaran genjang Tm
ini, m= 1,2, . . . ,n, dan ambil limitnya agar diperoleh luas permukaan G.
A(G) = lim
|P|→0
n X
m=1
A(Tm)
= lim
|P|→0
q
[fx(xm,ym)]2+ [fy(xm,ym)]2+ 1A(Rm)
=
Z Z
S q
[fx(xm,ym)]2+ [fy(xm,ym)]2+ 1dA
Singkatnya,
A(G) =
Z Z
S q
f2
Penerapan Integral Lipat-Dua Luas Permukaan
Gambar di atas dibuat seolah-olah daerahS pada bidangxy adalah sebuah
persegi panjang, tapi prakteknya tidak selalu demikian. Gambar berikut
memperlihatkan apa yang terjadi ketika S bukan merupakan sebuah
Penerapan Integral Lipat-Dua Luas Permukaan
Contoh 1:
Jika S adalah daerah persegi panjang pada bidang xy yang dibatasi oleh
garis x = 0,x = 1,y = 0, dan y = 2, tentukan luas dari bagian
Penerapan Integral Lipat-Dua Luas Permukaan
Contoh 2:
Penerapan Integral Lipat-Dua Luas Permukaan
Penyelesaian:
Bagian G (yang diarsir) dari permukaan tersebut diproyeksikan ke daerah
melingkar S di dalam lingkaranx2+y2= 9. Misalkan f(x,y) =x2+y2. Makafx = 2x,fy = 2y, dan
A(G) =
Z Z
S p
Penerapan Integral Lipat-Dua Luas Permukaan
Bentuk S menyarankan kita untuk menggunakan koordinat kutub.
Penerapan Integral Lipat-Dua Latihan
Latihan
1. Tentukan massa m dan pusat massa (¯x,¯y) dari lamina yang dibatasi
kurva-kurva berikut dengan kerapatan yang diberikan.
a. x= 0,x = 4,y = 0,y = 3;δ(x,y) =y+ 1 b. y=ex,y = 0,x= 0,x = 1;δ(x,y) = 2−x+y
2. Tunjukkan bahwa momen inersia dari sebuah lamina persegi panjang
homogen dengan panjang sisia danb terhadap sumbu tegak lurus
melalui pusat massanya adalah
I = k 12(a
3b+ab3)
Penerapan Integral Lipat-Dua Latihan
3. Sketsalah daerah-daerah berikut dan hitung luas permukaannya.
a. Bagian dari permukaanz =p
4−y2 yang tepat berada di atas bujursangkar pada bidangxy dengan verteks-verteks
(1,0),(2,0),(2,1),dan (1,1).
b. Bagian dari permukaanz =p4−y2 pada oktan pertama yang tepat berada di atas lingkaranx2+y2= 4 pada bidang xy.
c. Bagian dari bolax2+y2+z2=a2di dalam silinder lingkaran
Penerapan Integral Lipat-Dua Pustaka
Pustaka
Purcell, E. J & D. Vanberg, 1999. Terjemahan, Kalkulus dan
Geometri Analitis, Jilid 1 dan 2. Jakarta : Erlangga.
Spiegel. M. & Wrede R.C. 2002. Theory and Problem of Advanced
Calculus. Schaum Outline Series. New York: Mc Graw-Hill.
Purcell, E. J & D. Vanberg, 2003. Terjemahan, Kalkulus , Jilid 2.
Jakarta : Erlangga.
Mendelson, Elliot, 1988. Schaum’s Outlines, 3000 Solved Problems in