• Tidak ada hasil yang ditemukan

2.1 Kehilangan Gigi - Hubungan Kehilangan Gigi dengan Status Gizi pada Manula di Panti Jompo Karya Kasih Medan.

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2019

Membagikan "2.1 Kehilangan Gigi - Hubungan Kehilangan Gigi dengan Status Gizi pada Manula di Panti Jompo Karya Kasih Medan."

Copied!
9
0
0

Teks penuh

(1)

BAB 2

TINJAUAN PUSTAKA

Gigi merupakan salah satu bagian dari rongga mulut yang digunakan untuk

pengunyahan. Jumlah gigi geligi sangat menentukan efektifitas pengunyahan dan

penelanan yang merupakan langkah awal dari proses pencernaan.8 Manula pada umumnya memiliki gigi geligi yang lebih sedikit dan mempunyai resiko yang lebih

tinggi mengalami kehilangan keseluruhan gigi akibat efek kumulatif dari karies,

penyakit periodontal dan trauma.4,10

Di Indonesia batasan usia lanjut diatur dalam UU No13 tahun 1988 tentang

kesejahteraan manula yang berbunyi : “Manula adalah seseorang yang telah mencapai

usia 60 tahun keatas”.1 Kehilangan gigi merupakan masalah umum yang terjadi dalam rongga mulut manula dan memiliki dampak yang cukup besar terhadap

kesehatan rongga mulut dan kesehatan secara umum.5,7

2.1Kehilangan Gigi

Seiring dengan bertambahnya usia, manula pada umumnya akan memiliki gigi

geligi yang lebih sedikit dan memiliki resiko lebih tinggi mengalami kehilangan

seluruh gigi geligi.10 Menurut Indonesia’s National Basic Health Research Survey

pada tahun 2007 manula yang mengalami kehilangan seluruh gigi geligi terdapat

sebanyak 17,6%.8 Kehilangan gigi terjadi akibat beberapa faktor yaitu karies, penyakit periodontal dan trauma.4 Penelitian di Ghana oleh Bruce menyatakan bahwa faktor utama penyebab kehilangan gigi yang paling banyak adalah karies gigi yaitu

83% dan penyakit periodontal yaitu 17%.13 Manula pada umumnya lebih sering mengalami karies dan periodontitis kronis yang merupakan faktor utama penyebab

kehilangan gigi.11

Karies adalah suatu penyakit pada jaringan keras gigi yaitu email, dentin dan

(2)

karbohidrat yang diragikan. Proses karies ditandai dengan terjadinya demineralisasi

pada jaringan keras gigi dan diikuti dengan kerusakan bahan organiknya. Hal ini akan

menyebabkan terjadinya invasi bakteri dan kerusakan pada jaringan pulpa serta

penyebaran infeksi ke jaringpan periapikal dan menimbulkan rasa nyeri. Bila karies

tidak dirawat maka akan menyebakan kehilangan gigi. Oleh sebab itu, masalah ini

perlu mendapat perhatian yang serius agar dapat diupayakan cara pencegahan dan

penanggulangannya.11,12

Penyakit periodontal adalah penyakit infeksi yang disebabkan oleh bakteri

yang terakumulasi dalam plak yang menyebabkan peradangan pada gingiva. Terdapat

dua tipe penyakit periodontal yang biasa dijumpai yaitu gingivitis dan periodontitis.

Gingivitis adalah penyakit periodontal yang ringan dengan ciri-ciri gingiva berwarna

merah, bengkak dan mudah berdarah. Gingivitis yang tidak dirawat akan

menyebabkan kerusakan pada tulang pendukung gigi yang disebut sebagai

periodontitis. Bakteri dalam plak gigi akan menyebar dan berkembang menghasilkan

toksin yang akan mengiritasi gingiva sehingga merusak jaringan pendukungnya.

Gingiva menjadi tidak melekat pada gigi dan membentuk saku yang akan bertambah

kedalamannya dan merusak semakin banyak tulang dan jaringan pendukung. Bila

penyakit ini terus berlanjut dan tidak segera dirawat maka akan menyebabkan

perlekatan gigi semakin longgar dan harus dicabut.12

Kehilangan gigi juga dapat disebabkan oleh trauma. Trauma yang langsung

mengenai gigi maupun jaringan sekitarnya dapat membuat gigi terlepas dari soketnya.

Trauma dapat terjadi akibat kecelakaan, psikotik pasien dan radiasi.13

2.1.1 Dampak Kehilangan Gigi

2.1.1.1Dampak Emosional

Prinsipnya fungsi dari gigi geligi adalah memungkinkan kita untuk

mengunyah makanan, memudahkan berbicara dan menyempurnakan penampilan

(3)

mengalami kesulitan untuk menerima kehilangan gigi. Dampak yang terjadi yaitu

penurunan interaksi sosial karena merasa malu dan tidak percaya diri. Penelitian di

Inggris membuktikan bahwa banyak orang merasa kesulitan saat mengalami

kehilangan gigi, mereka cenderung membatasi kegiatan sosial mereka dan

menghindari berhubungan dengan orang.14 Penelitian lain yang meneliti suatu populasi yang mengalami kehilangan seluruh gigi geligi menunjukkan 45%

mengalami kesulitan dalam menghadapi situasi ini, banyak yang mengalami

kehilangan kepercayaan diri dan ketidakmampuan menerima perubahan dalam bentuk

wajah.15

2.1.1.2Dampak Sistemik

Konsumsi diet yang sesuai dan seimbang merupakan penuaan yang sehat.

Terdapat tantangan untuk menjaga keseimbangan asupan makanan untuk para manula

akibat kehilangan gigi yang diderita.7 Kehilangan gigi pada manula menyebabkan manula cenderung memilih makanan, dengan kecenderungan mengkonsumsi buah

yang kurang, makanan rendah serat dan makanan yang mengandung lemak yang

tinggi. Akibat dari pemilihan makanan tersebut akan menyebabkan penyakit sistemik

seperti diabetes mellitus, penyakit kardiovaskular,dsb.7,11

2.1.1.3 Dampak Fungsional

Pengunyahan dan penelanan merupakan langkah awal dalam pencernaan yang

menggunakan kemampuan rongga mulut untuk mengoptimalkan efektivitasnya.

Kemampuan rongga mulut pada manula dapat dilihat dari jumlah gigi geligi yang ada

dan juga kualitas dan kuantitas saliva. Akibat dari kehilangan gigi dapat

menyebabkan fungsi pengunyahan menurun karena di dalam pengunyahan

melibatkan gigi geligi, lidah, saliva dan otot-otot. Manula pada umumnya telah

mengalami penurunan produksi saliva. Penurunan produksi saliva diakibatkan oleh

Sindrom Sjogren, pre-radioterapi dan kebanyakan diakibatkan oleh penggunaan

(4)

Akibat penurunan produksi saliva, individu akan mungkin memiliki

pelumasan dan kelembaban yang tidak memadai di dalam rongga mulut untuk

mengunyah makanan dan membuat bolus makanan yang cukup untuk penelanan.

Selain itu, dapat terjadi perubahan pada persepsi rasa.11 Pada kondisi-kondisi seperti ini mempunyai potensi untuk mempengaruhi pola makan individu yaitu terjadi

pemilihan makanan akibat kemampuan mengunyah yang tidak memadai dan

kesulitan mengunyah dan menelan akibat perubahan saliva.10 Penelitian yang dilakukan oleh Loesche et al, pada individu yang mengalami xerostomia akan

menghindari makanan seperti wortel, roti dan makanan yang lengket.11

Pemilihan makanan yang terjadi akibat kemampuan mengunyah yang tidak

memadai akan menyebabkan status gizi individu terganggu. Penelitian yang

dilakukan oleh Rhodus dan Brown pada 84 manula xerostomia mempunyai energi,

protein, vitamin A, vitamin C, vitamin B6, thiamin, riboflavin, kalsium dan zat besi

yang lebih rendah sehingga mempunyai Indeks Massa Tubuh (IMT) yang rendah.11

2.1.2 Keadaan Gigi Geligi

Keadaan gigi geligi dapat dievaluasi dengan melihat jumlah gigi geligi yang

ada di rongga mulut dan jumlah FTUs. Dengan berkurangnya jumlah gigi geligi yang

ada di rongga mulut, maka kemampuan pengunyahan akan menurun. Hilangnya

jumlah gigi fungsional di dalam rongga mulut akan menyebabkan penurunan

kemampuan pengunyahan.3,8

2.1.2.1 Jumlah Gigi Geligi

Di Jepang, The Ministry of Health and Welfare dan The Japan Dental

Association bersama-sama memulai kampanye 8020 pada tahun 1989 untuk

mendorong penduduk Jepang mempertahankan setidaknya 20 gigi asli atau lebih

sampai umur 80 tahun untuk meningkatkan harapan hidup.4 Jumlah gigi geligi yang sedikit akan menghasilkan bolus yang kasar sehingga dapat menyebabkan gangguan

(5)

kehilangan keseluruhan gigi dan mempengaruhi status gizi para manula yaitu 9%

underweight dan 47% overweight. Oleh sebab itu, mempertahankan gigi geligi dapat

memberikan kenyaman dalam pengunyahan sehingga asupan makanan juga

seimbang.7,10,17 Kenyamanan dalam pengunyahan dapat dilihat dari penelitian yang dilakukan oleh Ueno dkk dimana individu yang memiliki 20 gigi geligi atau lebih

akan memiliki kemampuan pengunyahan yang lebih baik bila dibandingkan dengan

individu yang memiliki 19 gigi geligi atau kurang.4

2.1.2.2 Jumlah FTUs

FTUs didefinisikan sebagai gigi posterior yang berkontak dengan gigi

antagonisnya.3,5 Gigi geligi yang dimaksud disini adalah gigi geligi asli tanpa karies yang telah merusak mahkota atau gigi tiruan (cekat atau lepasan).8 Kehilangan FTUs merupakan faktor yang menyebabkan penurunan kemampuan pengunyahan karena

oklusi merupakan faktor penting dalam melakukan penguyahan makanan.17 Dari penelitian Ueno dkk menunjukkan bahwa FTUs sangat berpengaruh terhadap

kemampuan pengunyahan dimana jumlah FTUs yang besar dapat mengunyah lebih

baik daripada jumlah FTUs yang kecil.6 Jumlah FTU lebih akurat dalam menggambarkan kemampuan pengunyahan dibandingkan dengan jumlah gigi geligi

karena jumlah gigi asli dapat memberikan estimasi yang terlalu tinggi dari

kemampuan pengunyahan pada orang tertentu karena nilai tersebut tidak

memperhitungkan fungsional dari gigi.17 Perhitungan FTUs hanya melihat gigi posterior tanpa mengikutsertakan gigi molar tiga. Bila gigi premolar atas berkontak

dengan premolar bawah maka didefinisikan sebagai satu FTUs dan bila gigi molar

atas berkontak dengan molar bawah maka didefinisikan sebagai dua FTUs. Oleh

karena itu, bila seseorang yang memiliki gigi lengkap mulai dari premolar satu hingga

(6)

Gambar 1 : Delapan buah gigi yang diperiksa untuk perhitungan FTUs

2.2Status Gizi

Dalam kehidupan manusia, seseorang tidak terlepas dari makanan karena

makanan adalah salah satu persyaratan pokok untuk manusia. Makanan harus

mengandung zat-zat tertentu sehingga memenuhi fungsi tersebut, zat –zat itulah yang

disebut sebagai gizi. Dengan kata lain makanan yang kita makan dapat memelihara

dan meningkatkan kesehatan. Untuk mencapai kesehatan yang optimal diperlukan

bukan hanya makanan, tetapi juga makanan yang mengandung zat-zat gizi. Zat-zat

makanan yang diperlukan antara lain : protein, lemak, karbohidrat, vitamin dan

mineral. Zat-zat gizi tersebut memiliki fungsi masing-masing dalam menjaga dan

meningkatkan kesehatan.18

Seiring dengan bertambahnya usia, manula akan mengalami penurunan status

gizi akibat kehilangan beberapa gigi dan bahkan kehilangan seluruhnya sehingga

terjadi kesulitan dalam mengunyah makanan. Apabila makanan tidak diolah

sedemikian rupa maka akan terjadi gangguan dalam pencernaan dan penyerapan oleh

usus. Di samping itu, alat pencernaan dan kelenjar-kelenjarnya juga sudah menurun

sehingga makanan yang dianjurkan untuk para manula adalah makanan yang mudah

(7)

Kebutuhan energi untuk para manula sudah menurun. Oleh sebab itu,

konsumsi makanan untuk manula secara kuantitas berbeda dengan kelompok lainnya.

Yang paling penting adalah kualitas makanan yang berarti keseimbangan zat gizi

harus dijaga. Bila zat gizi tidak seimbang maka akan berakibat buruk terhadap

kesehatan para manula dan meningkatkan resiko untuk berbagai penyakit.18

2.2.1 Penilaian Status Gizi

Status gizi dapat diukur secara langsung dan tidak langsung. Penilaian status

gizi yang dilakukan secara tidak langsung meliputi survei konsumsi makanan,

statistik vital dan faktor ekologi. Penilaian status gizi yang dilakukan secara langsung

meliputi pemeriksaan klinis, biokimia, biofisik dan antropometri.9,19

Pengukuran antropometri secara umum digunakan untuk melihat

ketidakseimbangan asupan zat-zat gizi seperti protein dan energi. Ketidakseimbangan

ini dapat terlihat pada pertumbuhan fisik dan proporsi jaringan tubuh. Parameter

antropometri merupakan dasar dari penilaian status gizi. Kombinasi antara beberapa

parameter tersebut disebut indeks antropometri.9 Secara internasional, indeks

antropometri yang sering digunakan yaitu Body Mass Index (BMI). Di Indonesia BMI

diterjemahkan menjadi Indeks Massa Tubuh (IMT) yang digunakan untuk megukur

berat badan normal orang dewasa bukan untuk menentukan overweight dan obesitas

pada anak dan remaja.19 Tinggi badan dan berat badan pasien adalah indeks antropometri penting dari pertumbuhan, risiko penyakit dan kekurangan gizi. Teknik

pengukuran dan hasil interpretasi bervariasi tergantung usia.18

IMT merupakan indeks yang paling murah dalam segi biaya dan paling

sederhana digunakan untuk membantu penilaian status gizi orang dewasa yang

berumur diatas 18 tahun khususnya yang berhubungan dengan kekurangan dan

kelebihan berat badan.8,9,19 Terdapat studi terdahulu yang menyatakan bahwa IMT yang rendah atau kondisi berat badan mempengaruhi mental dan fisik seseorang dan

(8)

keadaan khusus seperti adanya edema, asitesis dan hepatomegali. Rumus perhitungan

IMT adalah sebagai berikut :18

Pada saat mengukur tinggi badan seorang manula, perlu diingat bahwa

manula mengalami pengurangan tinggi badan seiring dengan bertambahnya usia.

Pengurangan dapat disebabkan oleh beberapa hal. Oleh sebab itu, dianjurkan

menggunakan ukuran tinggi lutut untuk menentukan secara pasti tinggi badan

seseorang. Tinggi lutut tidak akan berkurang, kecuali terdapat fraktur tungkai

bawah.20 Data tersebut dapat diperoleh dengan menggunakan formula atau nomogram

bagi orang yang berusia diatas 59 tahun. Perhitungan tinggi badan manula dengan

menggunakan formula sebagai berikut :18

Pria : (2,02 x tinggi lutut) - (0,04 x umur) + 64,19

Wanita : (1,83 x tinggi lutut) – (0,24 x umur) + 84,88

Kategori indeks massa tubuh (IMT) untuk Indonesia adalah sebagai berikut :20

Tabel 1. Kategori ambang batas indeka massa tubuh manula menurut Depkes RI tahun 2003

Kategori Laki-laki Perempuan

Kurus < 17 kg/m2 < 18 kg/m2

Normal 17-23 kg/m2 18-25 kg/m2

Kegemukan 23-27 kg/m2 25-27 kg/m2

Obesitas > 27 kg/m2 > 27 kg/m2

2.2.2 Hubungan Kehilangan Gigi dengan Status Gizi

Kehilangan gigi pada manula merupakan salah satu faktor yang

(9)

hubungan kehilangan gigi dengan asupan makanan dimana pada individu yang

mengalami kehilangan gigi akan mengkonsumsi makanan yang tidak sehat seperti

mengkonsumsi buah dan sayuran yang kurang, makanan yang tidak mengandung

serat dan makanan yang mengandung kadar lemak yang tinggi.11

Joshipura et al mengobservasi pria dengan kehilangan seluruh gigi geligi

mengkonsumsi buah yang kurang, makanan yang kurang serat dan karoten, makanan

yang mengandung kolesterol, lemak jenuh dan kalori yang tinggi daripada individu

yang memiliki 25 gigi atau lebih. Mereka lebih cenderung mengkonsumsi

mikronutrien yang rendah seperti kalsium, besi, asam pantotenik, vitamin C dan

vitamin E.11

Kehilangan gigi yang terjadi juga mempengaruhi efisiensi pengunyahan.

Johansen dkk pada penelitiannya terhadap manula yang sehat melaporkan bahwa

subjek yang mengalami kehilangan gigi memiliki IMT yang lebih tinggi daripada

subjek yang masih memiliki gigi asli di rongga mulutnya. Penelitian lain oleh Elwood

dan Bates menunjukkan bahwa manula yang tidak memiliki gigi asli mempunyai

kecenderungan nilai berat badan dan IMT yang lebih tinggi. Hal ini disebabkan oleh

pola asupan makanan yang kurang baik akibat penurunan kemampuan pengunyahan

oleh karena kehilangan gigi.11

Selain faktor berkurangnya kemampuan pengunyahan, terdapat faktor lain

yang mempengaruhi status gizi pada manula yaitu akibat berkurangnya cita rasa,

koordinasi otot, keadaan fisik yang kurang baik, faktor ekonomi dan sosial serta

Gambar

Tabel 1. Kategori ambang batas indeka massa tubuh manula menurut Depkes RI tahun 2003

Referensi

Dokumen terkait

Sumatera Utara (Studi Pada Badan Amil Zakat Daerah Sumatera Utara), menunjukkan bahwa dalam pengelolaan zakat oleh Badan Amil Zakat Daerah Sumatera Utara terdapat

Basis data adalah suatu kumpulan data terhubung yang disimpan secara bersama-sama pada suatu media, tanpa mengatap satu sama lain atau tidak perlu suatu

penelitian yang telah dilakukan untuk mengetahui pengaruh online marketing strategy yang ditinjau dari variabel product , price , place dan promotion terhadap

Hal ini menunjukkan bahwa auditor switching yang dilakukan oleh perusahaan infrastruktur, utilitas dan transportasi yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia dipengaruhi

Program Full Flag Scholarship I-MHERE bertujuan memperluas akses penerimaan mahasiswa UNSRI terutama dari keluarga kurang mampu dan berasal dari daerah terpencil yang

Cerita yang ditampilkan cukup ringan dan mudah dimengerti serta sarat dengan ajaran moral, salah satu contohnya adalah cerita Tantri Pedanda Baka , cerita Tantri

Kerataan warna yang dihasilkan pada pencelupan bahan katun menggunakan ekstrak umbi temulwak ( Curcuma Xanthorriza Roxb) tanpa menggunakan mordan dan menggunakan mordan air

Pengujian D, pada pengujian ini komunikasi dilakukan secara horizontal, dengan sensor node diputar 90 0 terhadap sumbunya, seperti gambar berikut : Board node sensor Board