• Tidak ada hasil yang ditemukan

Pembangunan Berkelanjutan di era (1)

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2018

Membagikan "Pembangunan Berkelanjutan di era (1)"

Copied!
16
0
0

Teks penuh

(1)

1

BAGIAN 1

PEMBANGUNAN BERKELANJUTAN

Oleh: Azhar Firdaus (NPM. 11061443415)

PENDAHULUAN

Pembangunan Berkelanjutan selama ini dibicarakan dan dilakukan oleh masyarakat

Indonesia Dunia sebagai metode untuk menciptakan suatu keseimbangan. Keseimbangan

yang diperoleh adalah pada aspek sosial, ekonomi, dan lingkungan. Proses pencapaiannya

pun tidak semudah dengan apa yang tertulis. Hanya beberapa saja yang berhasil

melakukannya. Salah satunya adalah Simbiosis Industri yang berada di Kahlundborg,

Denmark. Simbiosis Industri di Kahlundborg terlihat sangat efisien dalam pemanfaatan

bahan dari berbagai industri. Baik itu dari bahan baku maupun bahan limbah buangan

industri. Bahan-bahan tersebut tidak ada yang terbuang ke lingkungan, dan menghasilkan

Zero Waste. Bahan-bahan tersebut digunakan untuk kebutuhan masyarakat di

Kahlundborg, baik itu dari segi ekonomi maupun lingkungan.

Hanya, pembangunan berkelanjutan tidak hanya pada sektor industri, tetapi dari sektor

lain. Seperti pada sektor pendidikan dan pekerjaan. Pendidikan harus dapat diperoleh oleh

semua kalangan, baik kalangan bawah maupun kalangan atas. Kondisi yang terjadi

sekarang adalah pendidikan semakin lama semakin berkualitas dan hanya orang-orang

tertentu saja yang dapat merasakannya. Tidak dengan masyarakat yang mempunyai

ekonomi lemah. Pembangunan berkelanjutan ingin mewujudkan bahwa pendidikan harus

melingkupi semua kalangan. Begitu pula pekerjaan, kenaikan jumlah penduduk di

Indonesia tidak sebanding dengan meningkatnya jumlah lapangan pekerjaan.

Ketimpangan tersebut akhirnya memicu meningkatnya angka kemiskinan dan

kriminalitas. Akibat yang diperoleh adalah masyarakat melakukan tindakan kriminal

(perampokan, pencurian, dan lain sebagainya). Masalah-masalah seperti ini harus segera

diatasi agar tujuan pembangunan berkelanjutan dapat tercapai. Tujuan pembangunan

berkelanjutan dapat tercapai jika semua masyarakat dapat bekerja sama untuk

(2)

2 Pembangunan berkelanjutan yang diketahui selama ini terdiri dari tiga aspek, yaitu sosial,

ekonomi, dan lingkungan. Perlu pemahaman lebih dalam mengenai pembangunan

berkelanjutan dari tiga aspek tersebut. Berikut penjelasan mengenai pembangunan

berkelanjutan dan penjelasan lengkap mengenai Konferensi Tingkat Tinggi (KTT) Bumi

yang membahas mengenai pembangunan berkelanjutan secara global.

1.

Pembangunan Berkelanjutan

Prinsip-prinsip pembangunan berkelanjutan yang harus dipenuhi menurut Djajadiningrat

dan Famiola (2004):

a. Pembangunan Berkelanjutan Menjamin Pemerataan dan Keadilan Sosial.

Strategi pembangunan harus dilandasi “premis” pada hal seperti: lebih meratanya

distribusi sumber lahan dan faktor produksi, lebih meratanya peran dan kesempatan, dan

pada pemerataan ekonomi yang dicapai harus ada keseimbangan distribusi kesejahteraan.

Berarti, pembangunan generasi masa kini harus selalu mengindahkan generasi masa

depan untuk mencapai kebutuhannya.

b. Pembangunan Berkelanjutan Menghargai Keanekaragaman.

Pemeliharaan keanekaragaman hayati adalah persyaratan untuk memastikan bahwa

sumberdaya alam selalu tersedia secara berkelanjutan untuk masa kini dan masa datang.

c. Pembangunan Berkelanjutan Menggunakan Pendekatan Integratif.

Pembangunan berkelanjutan mengutamakan keterkaitan antara manusia dengan alam.

Manusia mempengaruhi alam dengan cara yang bermanfaat atau merusak.

d. Pembangunan Berkelanjutan Meminta Perspektif Jangka Panjang.

Perspektif jangka panjang adalah perspektif pembangunan berkelanjutan. Hingga saat ini

kerangka jangka pendek mendominasi pemikiran para pengambil keputusan ekonomi.

Diselenggarakannya konferensi internasional di Rio mengindikasikan bahwa

pembangunan berkelanjutan menjadi penting bagi setiap Negara. Konferensi ini telah

diselenggarakan dari tahun 1992 sampai sekarang (Rio +20). Berikut penjelasannya

(3)

3

2.

Earth Summit 1992

Konferensi Tingkat Tinggi Bumi di Rio de Janeiro pada tahun 1992 menghasilkan konsep

pembangunan berkelanjutan yang dapat memenuhi kebutuhan masa kini tanpa

mengurangi kebutuhan masa depan. Ada dua isu utama pada konferensi tersebut yaitu

masalah lingkungan hidup dan masalah pembangunan. Lingkungan hidup masuk ke

dalam Agenda 21 Dunia menjadi tonggak kebangkitan manusia untuk pembangunan

berkelanjutan. (Sutamihardja, 2009)

Agenda 21 merupakan produk Konferensi Tingkat Tinggi (KTT) Bui di Rio de Janeiro,

Brazil, pada tanggal 3 Juni sampai dengan 14 Juni 1992. Konferensi tersebut dihadiri oleh

Kepala Negara dan Pejabat Tinggi dari 179 Negara. Ribuan pejabat organisasi PPB,

pemerintah kota, tokoh-tokoh non pemerintah (LSM) dan kelompok-kelompok lain ikut

serta dalam pertemuan tersebut. (Sutamihardja, 2009)

Konferensi internasional tentang lingkungan hidup dan pembangunan di Rio de Janeiro

Brasil mengeluarkan beberapa hal penting di antaranya adalah: Deklarasi Rio, Konvensi

Perubahan Iklim, Konvensi Keanekaragaman Hayati, Agenda 21, dan Prinsip-prinsip

Pengelolaan Hutan. Di dalam Deklarasi Rio tentang lingkungan hidup terdapat 27 prinsip

yang menekankan pada pola pembangunan berwawasan lingkungan. Deklarasi Rio

memberikan gambaran betapa sulitnya pembangunan lingkungan di masa yang akan

datang jika Negara-negara maju mengkonsumsi sumber daya tersebut. (Sutamihardja,

2009)

Berikut asas-asas yang menetapkan hak-hak manusia atas pembangunan dan tanggung

jawab manusia terhadap pelestarian lingkungan (Sutamihardja, 2009):

a. Manusia berhak atas kehidupan yang sehat dan produktif untuk menciptakan

keselarasan dengan alam.

b. Pembangunan yang tidak merugikan masa yang akan datang.

c. Bangsa-bangsa memiliki hak untuk memanfaatkan sumber dayanya sendiri tanpa

merusak lingkungan alam.

d. Bangsa-bangsa perlu menciptakan UU Internasional yang menjamin pemberian ganti

rugi atas kerusakan yang ditimbulkan pada daerah di luar perbatasannya.

e. Bangsa-bangsa perlu mengambil tindakan pencegahan untuk melindungi lingkungan

(4)

4 f. Perlindungan lingkungan untuk mencapai pembangunan berkelanjutan harus menjadi

bagian integral dari proses pembangunan dan tidak dapat dipisahkan dari proses

pembangunan tersebut.

g. Mengentaskan kemiskinan dan memperkecil kesenjangan dalam taraf kehidupan di

berbagai pelosok dunia merupakan keharusan dalam mencapai pembangunan

berkelanjutan.

h. Perlu adanya kerja sama antar bangsa-bangsa untuk melestarikan, melindungi dan

memulihkan kesehatan dan keutuhan ekosistem bumi.

i. Bangsa-bangsa perlu mengurangi dan menghapuskan pola produksi dan konsumsi

yang tidak berkelanjutan dan perlu mencanangkan kebijakan-kebijakan demografi

yang layak.

j. Partisipasi semua warga Negara untuk menangani masalah lingkungan.

k. Perlu membangkitkan kesadaran dan partisipasi masyarakat dengan menyediakan

informasi mengenai lingkungan di setiap bangsa-bangsa.

l. Perlu melaksanakan undang-undang tentang lingkungan yang efektif dan

menciptakan undang-undang nasional tentang jaminan bagi korban pencemaran dan

kerusakan lingkungan.

m. Perlu menegakkan suatu sistem ekonomi internasional yang terbuka dan akan

membawa pertumbuhan ekonomi serta pembangunan yang berkelanjutan di semua

Negara.

n. Pihak pencemar menanggung akibat pencemaran.

o. Saling mengingatkan antar bangsa-bangsa akan adanya bencana alam atau kegiatan

yang dapat menimbulkkan negatif di luar batas Negara masing-masing.

p. Pemahaman ilmiah yang lebih baik mengenai masalah-masalah yang ada menjadi

penting bagi pembangunan berkelanjutan.

q. Memerlukan partisipasi penuh para perempuan untuk mencapai pembangunan

berkelanjutan, serta kreativitas semangat dankeberania kaum muda dan pengetahuan

penduduk asli.

r. Perang membawa kehancuran pada pembangunan berkelanjutan dan bangsa-bangsa

perlu menghormati hukum-hukum internasional yang melindungi lingkungan di

masa-masa konflik bersenjata dan harus bekerja sama dalam menegakkan hukum

tersebut.

s. Perdamaian, pembangunan dan perlindungan adalah hal-hal saling berkaitan dan

(5)

5 Asas-asas yang disebutkan sebelumnya menurut Penulis sudah rinci. Intinya adalah

kesejahteraan akan lingkungan, ekonomi dan masyarakat. Masyarakat pada umumnya

cenderung berusaha untuk melanggar apa yang harus ditaati pada asas-asas tersebut.

Seharusnya perlu ada pengontrolan setelah asas-asas tersebut dilakukan. Apa saja sanksi

yang harus diterima bagi pelanggar di setiap Negara.

Kondisi perilaku masyarakat dengan menaati peraturan cenderung rendah. Masyarakat

berusaha mencari celah untuk melancarkan kegiatannya yang bernilai ekonomis. Seperti

contohnya masyarakat di Indonesia. Beberapa lahan di beberapa daerah Indonesia

semakin lama semakin terkikis akan kepentingan ekonomi dari pihak pasar atau

korporasi. Contohnya adalah kondisi Danau Situ di daerah Ciputat, Tangerang Selatan.

Fungsi Danau Situ sudah tidak berfungsi sebagaimana mestinya yaitu sebagai daerah

resapan air. Danau Situ semakin lama tereksploitasi dengan adanya pengambilan lahan

untuk kegiatan ekonomi, seperti kontrakan, warung makan, warung internet, dan lain

sebagainya.

Setelah menyebutkan asas-asas tersebut, terdapat Agenda 21 yang berusaha melengkapi

dan mengatasi masalah lingkungan secara global. Agenda 21 tersebut dibagi ke dalam

beberapa bagian, yaitu: Bagian Pertama, Dimensi Sosial Ekonomi. Bagian ini

membahas mengenai masalah pembangunan yang menitikberatkan pada segi manusia

berkaitan dengan dampak aktivitas manusia terhadap lingkungan, kerusakan lingkungan

dan manusia. Bagian Kedua, konservasi dan pengelolaan sumber daya alam dan

pembangunan. Terfokus pada pengelolaan dan konservasi sumber daya alam, ekosistem,

dan isu-isu lainnya. Bagian Ketiga, peranan kelompok utama. Membahas isu kemitraan

antar pengelola lingkungan yang perlu dikembangkan. Bagian Keempat, Sarana

Pelaksaan ini. Penerapan dari Agenda 21 melalui pengkajian dan analisis. Bagian ini

menilai sumberdaya yang dapat digunakan untuk pembangunan berkelanjutan.

(Sutamihardja, 2009)

Agenda 21 tersebut menjelaskan bagaimana pengelolaan sumber daya alam yang

mempunyai sifat berkelanjutan. Serta pada Agenda 21 ini menitikberatkan pada manusia,

karena Penulis setuju, manusia merupakan sumber masalah yang terjadi di Dunia. Sifat

manusia yang boros dan serakah, berusaha untuk memanfaatkan sumber daya untuk

(6)

6 Selain Agenda 21 dan Deklarasi Rio, pada Earth Summit 1992 terdapat pula hasil-hasil

berupa Prinsip-prinsip Kehutanan, Konvensi Perubahan Iklim dan Konvensi

Keanekaragaman Hayati. Prinsip-prinsip Kehutanan dimaksudkan untuk melakukan

penyerapan CO2 dan perlindungan keragaman hayati. Selain kedua hal tersebut,

Prinsip-prinsip Kehutanan ditujukan untuk pengelolaan Daerah Aliran Sungai (DAS). Konvensi

Perubahan Iklim bertujuan untuk menurunkan emisi karbon dioksida, gas methan, dan gas

rumah kaca lainnya yang terletak di atmosfir. Kemudian Konvensi Keanekaragaman

Hayati bertujuan untuk mencegah kerusakan keanekaragaman hayati serta

memperkenalkan standar pelaksanaan pada kerjasama penelitian, informasi, manfaat serta

teknologi bagi sumberdaya genetik. (Sutamihardja, 2010)

Setelah adanya, Earth Summit 1992 dan menuju Earth Summit 2002, terdapat perubahan

yang terjadi sebagai berikut (Friends of the Earth, 2002):

a. Perbedaan yang terjadi adalah Pemerintah tidak menunjukkan kemauan politik untuk

menangani isu-isu besar.

b. Penduduk dunia berjumlah 6 miliar, tetapi jumlah masyarakat miskin hampir tidak

berubah. Lebih dari 1 milyar orang hidup hanya sebesar $1 per hari.

c. Satu dari enam orang dewasa tidak dapat membaca atau menulis; 99 persen dari

orang-orang yang buta huruf ditemukan di Negara-negara berkembang.

d. Pada tahun 2000, 18 persen dari jumlah 11.000 spesies diketahui statusnya ‘terancam

punah’ di dalam daftar ‘terancam’.

e. Perubahan iklim terjadi. Catatan suhu secara global menunjukkan tahun 1990-an

sebagai dekade terpanas sejak pengukuran dimulai pada abad ke-19.

f. Di Inggris, menghasilkan 414 juta ton sampah setiap tahunnya. Ini membuat kita

hidup dengan sifat boros.

Belum adanya perubahan signifikan yang terjadi setelah adanya Earth Summit 1992

selama 10 tahun menuju Earth Summit 2002. Maka, pada Konferensi 10 tahun berikutnya

yang diselenggarakan di Johannesburg, Afrika Selatan, memberikan harapan untuk

perubahan ke arah yang lebih baik, yaitu tujuan utamanya pembangunan berkelanjutan

secara global.

3.

Earth Summit 2002 (Rio +10)

Konferensi ini diadakan pada tanggal 26 Agustus sampai dengan 4 September tahun

(7)

7 10 tahun setelah Konferensi pertama pada tahun 1992 di Rio de Janeiro. Pada Konferensi

ini menghasilkan sebuah deklarasi yang disebut dengan Deklarasi Johannesburg.

(Wikipedia, n.d.) Deklarasi ini berisi pernyataan umum dibandingkan dengan Deklarasi

sebelumnya di Rio de Janeiro pada tahun 1992. Beberapa isinya menyebutkan kondisi di

seluruh yang menyebabkan ancaman parah terhadap pembangunan berkelanjutan.

Contohnya adalah: kelaparan yang kronis, malnutrisi, pendudukan asing, masalah

obat-obatan terlarang, kejahatan yang terorganisir, korupsi, bencana alam, perdagangan senjata

ilegal, perdagangan manusia, terorisme, intolerasi dan hasutan yang tertuju kepada ras,

etnis, agama, dan kebencian lain, Xenofobia dan endemic, penyakit kronis dan menular

tertentu seperti HIV/AIDS, malaria, dan TBC. Hal-hal tersebut tercantum pada Deklarasi

Johannesburg 19. (Wikipedia, n.d.) Perjanjian pada Konferensi ini adalah untuk

mengembalikan jumlah perikanan dunia yang semakin lama semakin habis. (Wikipedia,

n.d.)

Penulis tidak setuju dengan perjanjian untuk mengembalikan perikanan dunia yang

semakin lama semakin habis. Karena masalah di dunia tidak hanya mengenai perikanan,

tetapi mengenai kesehatan dan kemiskinan yang masih memprihatinkan. Seperti yang

telah diketahui, bahwa pada jangka waktu 10 tahun setelah Earth Summit 1992,

kemiskinan dan kesehatan masih menjadi masalah utama yang belum terselesaikan.

Keputusan yang harus dilakukan dengan cara penurunan angka kemiskinan dan

peningkatan kesehatan ke arah yang lebih baik.

Selain perjanjian pada Konferensi tersebut, terdapat beberapa komitmen yang disepakati

pada Konferensi ini untuk mewujudkan pembangunan berkelanjutan (UN-Documents,

2002):

a. Membangun solidaritas antar manusia, tidak ada perbedaan dari ras, etnis, agama,

bahasa, budaya, atau tradisi dan peradaban dunia.

b. Berkomitmen untuk memastikan pemberdayaan perempuan, emansipasi dan

kesetaraan gender yang terintegrasi dalam semua kegiatan yang terkandung di

Agenda 21, MDGs, dan Rencana Implementasi KTT.

c. Menyambut dan mendukung dengan terbentuknya kelompok regional yang kuat

seperti mitra baru untuk pembangunan Afrika, mempromosikan kerja sama regional,

peningkatan kerja sama internasional dan pembangunan berkelanjutan.

d. Pemberian bantuan untuk meningkatkan kesempatan kerja.

(8)

8 Beberapa komitmen-komitmen yang disebutkan sebelumnya menurut penulis sudah

mewakili apa yang menjadi permasalahan secara global. Salah satunya adalah

kesempatan kerja. Selama ini penyediaan lapangan kerja tidak sesuai dengan jumlah

penduduk yang ada. Peningkatan jumlah penduduk yang terus meninggi membuat

konsekuensi tidak adanya lapangan kerja tersedia, yang kemudian mengakibatkan

tingkatnya angka kemiskinan. Komitmen-komitmen tersebut yang salah satunya

kesempatan kerja harus dipenuhi untuk terciptanya pembangunan berkelanjutan.

Kemudian tiap 10 tahun berikutnya dikoreksi dan diberikan solusi yang tepat untuk

mewujudkan pembangunan berkelanjutan secara global.

4.

United Nations Conference on Sustainable Development (Rio +20)

Ini adalah konferensi internasional ketiga yang diselenggarakan di Rio de Janeiro dari

tanggal 13 sampai 22 Juni 2012. Tujuannya adalah mensejahterakan ekonomi dan

lingkungan untuk masyarakat umum. Rio +20 ini adalah kelanjutan dari tahun 1992 yang

dikenal dengan sebutan Earth Summit yang diselenggarakan di kota yang sama. Tetapi,

untuk Rio +10 diselenggarakan di kota Johannesburg. (Wikipedia, 2012)

Konferensi internasional ini mempunyai tiga tujuan, yaitu mengamankan pembaharuan

komitmen politik untuk pembangunan berkelanjutan, menilai kemajuan dan pelaksanaan

pada pertemuan sebelumnya, dan menangani sebuah tantangan yang baru. Dua tema

utama pada konferensi internasional ini pertama, bagaimana membentuk ekonomi hijau

untuk mencapai pembangunan berkelanjutan dan mengeluarkan masyarakat dari

kemiskinan, termasuk mendukung penuh pada Negara berkembang yang mengizinkan

dalam mencari cara pada prinsip ramah lingkungan pengembangan Negara. Kedua,

bagaimana meningkatkan koordinasi internasional untuk pembangunan berkelanjutan

dengan membangun kerangka kerja institusi. (Wikipedia, 2012)

Beberapa hasil yang didapat dari konferensi tersebut adalah mendukung pengembangan

pada tujuan pembangunan berkelanjutan, atau dalam bahasa Inggris disebut dengan

Sustainable Development Goals (SDGs). Ini merupakan target untuk mempromosikan

pembangunan berkelanjutan secara global. SDGs akan mengambil alih di mana MDGs

meninggalkannya dan telah gagal untuk mencapai pengembangan pada lingkungan.

Negara-negara mengajukan alternatif menjadi pada Produk Domestik Bruto (PDB)

(9)

9 untuk pembayaran jasa lingkungan. Seperti penyerapan karbon dan perlindungan habitat.

(Wikipedia, 2012)

Selain beberapa hal tersebut, terdapat sebuah dokumen dengan judul “The Future We

Want” setelah diselenggarakannya Konferensi Internasional tersebut. Berikut beberapa

hasil yang ada di dokumen tersebut (Report of the United Nations Conference on

Sustainable Development, 2012):

a. Memberantas kemiskinan sebagai tantangan global untuk pembangunan

berkelanjutan.

b. Perempuan sebagai vital untuk mencapai pembangunan berkelanjutan.

Kepemimpinan yang dimiliki oleh perempuan menjadi suatu partisipasi yang efektif

mengambil keputusan dan pembangunan berkelanjutan pada aspek kebijakan dan

program.

c. Implementasi dari pembangunan berkelanjutan akan bergantung pada aktifnya sektor

umum dan pribadi.

d. Para pemuda menjadi penting untuk membuat keputusan yang berdampak lebih

besar bagia kebutuhan sekarang dan generasi yang akan datang. Keputusan ini

diharapkan dapat menjadi suatu pembangunan berkelanjutan.

e. Untuk mengatur sumber daya alam agar bisa bertahan dan dengan dampak negatif

lingkungan yang cenderung minim, meningkat efisiensi sumber daya dan

meminimalisasi limbah yang dihasilkan.

f. Mempromosiakn suatu integrasi yang seimbang antara ekoomi, sosial dan

lingkungan dari pembangunan berkelanjutan.

g. Semua masyarakat berhak untuk mendapatkan akses pada makanan sehat, cukup dan

bernutrisi, serta bebas dari kelaparan.

h. Semua masyarakat berhak untuk mendapatkan air yang bersih dan sanitasi.

i. Mengurangi polusi air secara signifikan dan meningkatkan kualitas air,

meningkatkan pengolahan air limbah, efisiensi air dan mengurangi air yang terbuang

cuma-cuma.

j. Meningkatkan efisiensi energi, meningkatkan penggunaan energi yang terbarukan

dan bersih, dan teknologi pengefisien energi menjadi penting untuk pembangunan

berkelanjutan, termasuk menangani perubahan iklim.

k. Kesehatan secara global mencakup pada meningkatkan kesehatan, kohesi sosial,

(10)

10 l. Kekhawatiran global akan penyakit yaitu HIV/AIDS, malaria, TBC, influenza, polio

dan penyakit lain adalah hal yang serius. Penyakit-penyakit tersebut akan dilakukan

pencegahan, penyembuhan, perawatan dan dukungan.

m. Menurunkan angka kematian Ibu dan anak dan meningkatkan kesehatan perempuan,

pemuda, dan anak-anak.

n. Konservasi dan keanekaragaman hayati menjadi hal yang penting di arena yuridiksi

nasional.

o. Penyebab negatif dari rusaknya laut dan keanekaragaman hayati di dalamnya, karena

polusi yang berasal dari laut, termasuk di dalamnya puing-puing laut (plastik, bahan

organik, logam berat dan lain sebagainya).

p. Mineral dan Besi menjadi kontribusi utama untuk ekonomi dunia dan masyarakat

modern, serta untuk Negara-negara berkembang.

q. Kegiatan pertambangan harus memaksimalkan manfaat sosial, ekonomi, dan

lingkungan.

r. Wajib belajar harus dipenuhi bagi Negara-negara berkembang.

Beberapa isi dari dokumen “The Future We Want”, terlihat bahwa tidak mudah untuk

mencapai pembangunan berkelanjutan. Ada beberapa aspek yang harus dipenuhi mulai

dari pendidikan, kualitas laut yang harus terjaga, pertambangan yang ramah lingkungan,

menurunkan angka kematian Ibu dan anak, dan lain sebagainya. Aspek-aspek tersebut

harus dipenuhi dengan adanya kerjasama antar Negara dan kerjasama masyarakat dari

masing-masing Negara.

Pada program yang diajukan di Konferensi tahun 2012 di Rio de Janeiro, Brazil,

permasalahan yang belum terselesaikan adalah masalah kemiskinan dan kesehatan

masyarakat secara global. Tetapi program yang diajukan mengentaskan kemiskinan masih

pada aspek umum. Karena masalah kemiskinan di dalamnya terdapat masalah lain, yaitu

meningkatnya jumlah penduduk, sedikitnya lapangan kerja yang tersedia, kesehatan yang

semakin lama semakin berkurang, dan lain sebagainya. Maka, perlu ada penyelesaian

masalah di dalam masalah yang ada. Jika beberapa masalah tersebut sudah diselesaikan,

terdapat kemungkinan kemiskinan akan berkurang sekalipun bertahap.

Penjelasan berikutnya adalah mengenai Kondisi Global, Kondisi Indonesia dan Kondisi

Seharusnya setelah diselenggarakannya tiga KTT Bumi tiap 10 tahun sejak tahun 1992

(11)

11

5.

Kondisi Global dan Kondisi Indonesia

Setelah adanya KTT Bumi, kondisi Dunia dan Kondisi Indonesia perlu diperhatikan lebih

lanjut. Tiga hal yang penulis cantumkan untuk menggambarkannya adalah pada

kemiskinan, pertumbuhan ekonomi dan kerusakan lingkungan.

Laporan Bank Dunia menyebutkan bahwa kemiskinan secara global terus menurun

drastis. Jumlah orang miskin menurun dari 1,94 miliar pada 1981 sampai dengan 1,29

miliar pada tahun 2008. Pada periode waktu tersebut, jumlah penduduk global cenderung

meningkat dari awalnya 4,4 miliar menjadi 6,8 miliar orang. Sekalipun penurunan jumlah

orang miskin, tetapi ada masalah dengan angka tersebut. Karena hanya orang dengan US$

1,25 per hari yang disebut “sangat miskin”. Sehingga menurut standar tersebut, wajar jika

terjadi kenaikan drastis pada jumlah penduduk, yaitu dari 648 juta orang menuju 1,18

miliar orang. (Werner, 2012)

Selain itu, kondisi kemiskinan di Indonesia semakin lama semakin menurun sekalipun

tidak signifikan. Sampai dengan Maret 2012, tingkat kemiskinan telah turun menjadi

11,96 persen (29,13 juta jiwa). Sebelumnya, sampai dengan Maret 2011, tingkat

kemiskinan nasional menurun hinggal 12,49 persen, dari 13,33 persen pada tahun 2010.

Pada periode September 2011, tingkat kemiskinan menurun lagi menjadi 12,36 persen.

Ibu Armida, dalam Konferensi Pers Kementerian PPN/Bappenas tanggal 13 September

2012 mengatakan bahwa tingkat kemiskinan akan diturunkan lagi pada kisaran 9,5

sampai 10,5 persen pada tahun 2013. (Bappenas, 2012)

Kedua, pertumbuhan ekonomi Indonesia. Menurut Bank Indonesia diperkirakan sampai

akhir tahun 2012 mencapai 6,3 persen. Kenaikan tersebut didukung dengan peningkatan

ekonomi domestik yang tetap tinggi. Menurut Gubernur Bank Indonesia, Darmin

Nasution, ekonomi Indonesia untuk keseluruhan tahun 2012 dan tahun 2013

masing-masing diperkirakan tumbuh pada kisaran 6,1 sampai dengan 6,5 persen dengan

kecenderungan tengah 6,3 persen. Ke depannya, pertumbuhan ekonomi masih didukung

oleh permintaan domestik yang cukup kuat dan potensi membaiknya eksport meskipun

kondisi perekonomian global yang tidak pasti. Hal tersebut didukung dengan cukup

kuatnya sumber pertumbuhan ekonomi daerah, khususnya di Kawasan Timur Indonesia

(12)

12 Ketiga, kerusakan lingkungan yaitu kerusakan hutan dan kerusakan lingkungan akibat

tambang. Laporan dari State of World Forest dan FAO menyebutkan bahwa Indonesia

menempati urutan kelima dari 10 negara yang memiliki luas hutan terbesar di dunia. Laju

kerusakan hutan Indonesia telah mencapai 1,87 juta hectare dalam kurun waktun tahun

2000 sampai tahun 2005. Ini mengakibatkan Indonesia menempati peringkat ke-2 dari 10

Negara dengan laju kerusakan tertinggi di Dunia. (Wijaya, 2010)

Kerusakan hutan yang terjadi selama ini mengakibatkan bencana banjir dan kekeringan di

beberapa wilayah Indonesia. Kerusakan hutan yang dimaksud adalah adanya penebangan

liar untuk kepentingan ekonomi pada daerah hulu sungai bahkan pembukaan hutan yang

dikonversi dalam bentuk penggunaan lain. Manfaat Hutan adalah dengan penyerapan air

ketika hujan datang. Hutan berfungsi sebagai pengatur hidrologis bagi kehidupan manusia

dan makhluk hidup lainnya. (Anonim, 2012)

Kerusakan lingkungan pun disebabkan karena adanya proses pertambangan. Pihak

perusahaan tambang seringkali menyalahgunakan peraturan pertambangan yang sudah

ada. Sehingga proses tambang dapat dilaksanakan dengan lancar, tanpa ada hambatan.

Kawasan pesisir dan laut tidak luput dari eksploitasi. Terdapat lebih dari 16 titik

reklamasi, penambangan pasir, pasir besi dan menjadi tempat pembuangan limbah bekas

tambang dari Newmon dan Freeport. Hutan kita pun tidak luput akibat adanya

pertambagan. Hutan memiliki keanekaragaman hayati. Selain hutan, sungai pun menjadi

korban pertambangan. Jumlah Daerah Aliran Sungai (DAS) yang termasuk kategori rusak

berat meningkat dalam 10 tahun terakhir. Daerah Aliran Sungai yang berjumlah 108 dari

4.000 DAS di Indonesia mengalami kerusakan parah. Tidak adanya kesadaran untuk

melakukan perbaikan dari 108 DAS yang rusak, mengakibatkan kerusakan lahan,

kematian warga dan berubahnya pola ekonomi masyarakat. (Messwati, 2012)

6.

Kondisi Seharusnya

Beberapa kasus mengenai kerusakan lingkungan telah disebutkan pada bagian

sebelumnya. Indonesia harus segera merapihkan masalah kerusakan lingkungan satu per

satu. Menurut penulis, kondisi yang seharusnya diperbaiki adalah pada sektor

pertambangan. Sektor pertambangan harus dilakukan dengan prinsip ramah lingkungan

dan mensejahterakan masyarakat sekitar. Seringkali lingkungan menjadi korban utama

dengan adanya pertambangan. Tidak adanya proses pemulihan lahan, membuat

(13)

13 kesejahteraan masyarakat dengan adanya pertambangan. Penyerapan tenaga kerja yang

dilakukan oleh perusahaan tambang hanya sebatas buruh, dan diberi upah sangat sedikit.

Kebijakan dan pengontrolan perlu dilakukan agar proses kegiatan tambang tidak merusak

lingkungan dan mensejahterakan masyarakat. Ketika hal-hal tersebut dipenuhi,

pembangunan berkelanjutan dapat berjalan dengan lancar. Tanpa ada kesalahan-kesalahan

yang seringkali terjadi.

Cara lain untuk mewujudkan Pembangunan Berkelanjutan adalah pada aspek Ekologi

Industri. Ekologi Industri menurut Djajadiningrat dan Famiola (2004) adalah:

a. Ekologi Industri menggambarkan keberterimaan suatu sistem industri bagi

lingkungan, sehingga sistem industri tersebut dapat selalu mampu memproduksi

barang dan jasanya terus menerus (berkelanjutan). Ekologi industri tidak lain adalah

bagaimana mengatur atau mengelola aktivitas-aktivitas manusia dalam suatu

landasan yang berkelanjutan.

b. Ekologi Industri menyiratkan suatu hubungan yang erat dengan bidang ekologi.

Dalam ekologi industri yang menjadi objek utama studinya adalah hubungan timbal

balik antar perusahaan, baik dari sisi produk yang mereka hasilkan maupun proses

yang mereka lakukan untuk berproduksi pada suatu wilayah, baik lokal, regional,

nasional dan tingkatan sistem global. Perspektif dalam ekologi industri sebagai

berikut:

(1) Ekologi industri berfokus pada tujuan kelanggengan hidup untuk jangka panjang

daripada jangka pendek.

(2) Ekologi industri berfokus pada masalah-masalah skopnya yang bersifat regional

dan global.

(3) Ekologi industri berfokus pada kasus-kasus yang berhubungan dengan

aktivitas-aktivitas manusia yang berhubungan dengan sistem alam.

(4) Ekologi industri muncul dengan tujuan untuk memahami dan memproteksi

keseimbangan/kelenturan antara sistem alam dan sistem manusia.

(5) Ekologi industri menggunakan teknik-teknik sistem sebagai mass-flow analysis

untuk memahami sistem ekonomi dan lingkungan.

(6) Ekologi industri memandang pelaku-pelaku ekonomi-–perusahaan-perusahaan

(14)

14 c. Tujuan utama ekologi industri adalah untuk memajukan dan melaksanakan

konsep-konsep pembangunan berkelanjutan, baik itu secara global, regional, ataupun pada

tingkat lokal, dengan mencoba menemukan antar kebutuhan generasi sekarang dan

generasi yang akan datang.

7.

Kesimpulan

Kesimpulan pada makalah ini adalah Konferensi yang telah diselenggarakan selama tiga

kali betujuan untuk mewujudkan Pembangunan Berkelanjutan pada aspek sosial,

ekonomi, dan lingkungan. Untuk mewujudkannya perlu ada kerjasama antar Negara dan

antar masyarakat di masing-masing Negara. Pembangunan berkelanjutan pun tidak hanya

memenuhi generasi kini, tetapi pemenuhan kebutuhan generasi mendatang.

Kebijakan-kebijakan yang ada pun harus ada pengontrolan, agar tidak terjadi penyalahgunaan

(15)

15

DAFTAR PUSTAKA

Anonim. (2002, Mei). Friends of the Earth. Retrieved from Earth Summit Frequently

Asked Questions: http://www.foe.co.uk/

Anonim. (2012). Wikipedia. Retrieved from United Nations Conference on Sustainable

Development: http://en.wikipedia.org/

Anonim. (2012, September 15). Bappenas. Retrieved from Kemiskinan di Indonesia dan

Penanggulangannya: http://www.bappenas.go.id/

Anonim. (n.d.). Irwantoshut.net. Retrieved from Kerusakan Hutan di Indonesia:

http://www.irwantoshut.net/

Anonim. (n.d.). Wikipedia. Retrieved from Earth Summit 2002: http://en.wikipedia.org/

Anonim. (n.d.). Wikipedia. Retrieved from Johannesburg Declaration:

http://en.wikipedia.org/

Aziz, I. J., Napitupulu, L. M., Patunru, A. A., & Resosidarmo, B. P. (2010).

Pembangunan Berkelanjutan, Peran dan Kontribusi Emil Salim. Jakarta: PT

Gramedia.

Djajadiningrat, S. T., & Famiola, M. (2004). Kawasan Industri Berwawasan Lingkungan.

Bandung: Rekayasa Sains Bandung.

Education, N. C. (2002, September 4). UN Documents. Retrieved from World Summit on

Sustainable Development - Johannesburg Declaration on Sustainable

Development: http://www.un-documents.net/jburgdec.htm

Messwati, E. D. (2012, September 28). KOMPAS. Retrieved from 70 Persen Kerusakan

Lingkungan Akibat Operasi Tambang: http://regional.kompas.com/

Nations, U. (2012). Report of the United Nations Conference on Sustainable

Development. Rio de Janeiro.

Sutamihardja, R. (2009). Perubahan Lingkungan Global, Sebuah Antologi Tentang Bumi

Kita. Bogor: Yayasan Pasir Luhur.

Syafputri, E. (2012, Oktober 11). Antara News. Retrieved from Pertumbuhan Ekonomi

(16)

16 Werner, S. (2012, Mei 10). JaringNews. Retrieved from Bank Dunia: Angka Kemiskinan

Dunia Turun Drastis: http://jaringnews.com/

Wijaya, T. (2010, April 27). DetikNews. Retrieved from Kerusakan Hutan di Indonesia

Referensi

Dokumen terkait

Al (2005) yaitu pembangunan berkelanjutan terbagi atas dua bagian yaitu apa yang harus dilestarikan dan apa yang harus dibangun. 2) Life support (penunjang)

menghendaki bahwa pembangunan berkelanjutan harus dimulai dari konsep menentukan nasib sendiri dengan didukung kebijakan dalam negeri yang efektif, yakni dengan melalui

Alasan ketiga yang menyebabkan pembangunan harus berkelanjutan adalah karena alasan ekonomi, meskipun alasan ekonomi ini masih menjadi perdebatan, karena tidak

Secara garis besar, pembangunan berkelanjutan yang berwawasan lingkungan merupakan pembangunan yang tidak mengabaikan kelestarian lingkungan, menjaga keharmonisan lingkungan

Di Indonesia, menurut Undang-Undang Nomor 32 Tahun 2009 tentang Perlindungan dan Pengelolaan Lingkungan Hidup, pembangunan berkelanjutan didefinisikan sebagai berikut: “Pembangunan

Dalam hal ini pemahaman peran ekologi menjadi sesuatu yang strategis dalam rangka mencapai Tujuan Pembangunan Berkelanjutan Hadirin yang saya hormati, KONTRIBUSI EKOLOGI DALAM

Teks ini membahas peran generasi Z dalam mencapai pembangunan berkelanjutan pada tahun

Pengertian Pembangunan yang Berkelanjutan serta Perlindungan dan Pengelolaan Lingkungan Hidup Lingkungan Hidup, dalam bahasa Inggris disebut dengan environment, dalam bahasa Belanda