• Tidak ada hasil yang ditemukan

STRATEGI PEMBIAYAAN UNTUK MENDUKUNG PROG

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2018

Membagikan "STRATEGI PEMBIAYAAN UNTUK MENDUKUNG PROG"

Copied!
2
0
0

Teks penuh

(1)

STRATEGI PEMBIAYAAN UNTUK MENDUKUNG PROGRAM PERTUMBUHAN EKONOMI MELALUI PEMBANGUNAN INFRASTRUKTUR

Masa pemerintahan Jokowi-JK menargetkan 6,7% pertumbuhan ekonomi pada tahun 2015-2019 dengan cara pembangunan yang berorientasi pada pengembangan infrastruktur. Pembangunan ini tidak lagi dikembangkan di pulau jawa saja tetapi pembangunan infrastruktur yang diprioritaskan didaerah yang selama ini kurang tersentuh seperti Papua, Kalimantan, maupun wilayah Indonesia Bagian Timur lain. Proyek-proyek infrastruktur yang sedang digalakan seperti pengembangan jalan tol, peningkatan pelayanan moda transportasi umum, peningkatkan infrastruktur transportasi darat, meningkatkan rasio pelayanan listrik dan air bersih, dan penyediaan fasilitas pendidikan secara merata yang menjadikan urat nadi perekonomian saat ini dan menjadi keharusan karena sudah tertinggal dengan negara-negara lainya

Kondisi penyediaan infrastruktur saat ini dirasa masih berjalan lambat karena adanya berbagai kendala seperti keterbatasan alokasi pendanaan. Selanjutnya proyek sering terkendala akibat dari masalah pembebasan lahan dan ketidaksesuain turunya anggaran dari pemerintah. Indonesia hanya memiliki surplus dana yang bersumber dari APBN dan APBD sebesar 1.978 trilun untuk mebiayai pembangunan infrastruktur selama 5 tahun ke depan. Sedangkan untuk mencapai target standar hidup middle income country pada tahun 2025 diperlukan kurang lebih 4.796,2 triliun investasi infrastruktur. Maka dari itu gap pendanaan yang harus diisi oleh sumber dana alternative seperti BUMN dan Investasi Swasta sebesar 2.817 triliun.

Strategi pembiayaan yang digunakan diperoleh dari beberapa stakeholder yaitu masyarakat, swasta dan pemerintah. Jenis investasi yang diberikan oleh swasta diantaranya ialah; sistem BOT, sistem PBAS, dan sistem PPCP. Serta dana dari dari strategic company (BUMN) dan pinjaman bank. Salah satu jenis perjanjian yang mulai marak saat ini adalah Build, Operate, and Transfer (BOT) yang merupakan sistem pembiayaan (biasanya diterapkan proyek pemerintah) berskala besar yang dalam studi kelayakan pengadaan barang dan peralatan, pembiayaan dan pembangunan serta pengoprasianya sekaligus juga penerimaan atau pendapatan yang timbul darinya diserahkan kepada pihak lain (Pihak bukan pemerintah) dalam jangka waktu tertentu diberikan hak mengoprasikanya, memeliharanya serta untuk mengambil manfaat ekonominya untuk memperoleh keuntungan yang diharapkan. Setelah jangka watu tertentu, investor wajib mengembalikan tanah kepada pemiliknya beserta bangunan komersilnya kembali ke pemerintah. Sistem ini dirasa cocok untuk pembangunan skala besar seperti pembangunan jalan tol yang mengeluarkan dana yang tidak sedikit namun melalui sistem ini pemerintah tidak mengeluarkan biaya dikarenakan pihak swasta mengambil alih tanggung jawab tersebut selama masa konsensi yang ditentukan.

(2)

pembayaran berkala selama masa konsensi, setelah pemenang tender memberikan aset yang telah selesai dengan kualitas sesuai dengan kesepakan. PBAS atau AP sangat cocok untuk infrastruktur sosial seperti rumah sakit, sekolah yang merupakan bagian dari kebutuhan infrastruktur perkotaan.

Pendekatan Public Private Community Partnership (PPCP) atau kerjasama antar stakeholder yakni antara pemerintah, swasta, dan komunitas masyarakat setempat. Jenis pembangunan infrastruktur ini merupakan pembangunan berskala kecil dimana swasta hanya menyediakan dana dari Corporate Social Responbility (CSR) perusahaan atau dana eksternalitas dari dampak pengeloaan perusahaan tersebut. Strategi ini cocok untuk diterapkan pada pembangunan infrastruktur kawasan ekowisata mangrove atau pembangunan wisata lainya. Dimana keuntungan dari finansial lebih kecil dari keuntungan ekonomis yang didapatkan. Dari strategi tersebut masyarakat ikut berpatisasipasi dalam pengeluaran dana dan pengelolaan infrastruktur sehingga menimbulkan rasa memiliki dan terhindar dari kerusakan yang terjadi

Alternatif lainya berupa pendanaan untuk proyek infrastruktur yang berasal dari penerusan pinjaman bank pembangunan internasional dan lembaga donor (WB, ADB, JICA, KIW, dsb) yang disebut yang disebut dengan Subsidiary Loan Agreement (SLA). Akan tetapi proses SLA dinilai memakan waktu yang sangat lama sehingga menyebabkan biaya yang tinggi karena tertundanya pembangunan. Skema Direct Lending memungkinkan BUMN untuk mengirimkan kepada bank pembangunan internasional dan lembaga donor tanpa melewati proses SLA. Keuntungan dari direct lending sesuai dengan kemampuan lender (tidak tergantung rasio utang Negara) dan pemerintah hanya menanggung contingent liability jika proyek melakukan penjaminan pemerintah.

Referensi

Dokumen terkait

Siapkan contoh uji komposit untuk pengujian sesuai dengan pasal ini dengan menyusun semua contoh uji dalam kelompok-kelompok, setiap kelompok mewakili jumlah berat yang

lingkungan pemukiman adalah ketentuan teknis kesehatan yang wajib dipenuhi dalam rangka melindungi penghuni dan masyarakat sekitar dari. bahaya atau

Keekotoksikan Produk tersebut mengandungi bahan yang toksik kepada hidupan akuatik dan boleh menyebabkan kesan buruk jangka panjang kepada persekitaran akuatik. Maklumat ekologi

Apakah Anda lebih memilih mengerjakan tugas yang diberikan orang tua daripada melakukan hal-hal yang menurut Anda tidak bergunaa. Apakah Anda memiliki kamar/ruang sendiri

3) Pembelajaran kelas rangkap untuk daerah atau wilayah tertentu sesuai ketentuan yang berlaku. Kelebihan Guru Kelas dapat diatasi dengan cara sebagai berikut: 1)

Berdasarkan pengujian signifikansi Indeks Moran dengan taraf signifikansi 5% dapat diperoleh kesimpulan bahwa antar kabupaten satu dengan yang lainnya tidak memiliki

Berdasarkan urain di atas maka peneliti merumuskan penelitian dengan judul : “Analisis Spasial Persebaran Penderita Hepatitis A menggunakan Indeks Moran dan LISA (Local

Masalah yang muncul yaitu dalam hal penentuan akun, sering terjadi kesalahan sehingga harus merevisi anggaran, adanya kesalahan penarikan anggaran karena ketidaktelitian