• Tidak ada hasil yang ditemukan

Tanggung Jawab Sosial Perusahaan (2)

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2018

Membagikan "Tanggung Jawab Sosial Perusahaan (2)"

Copied!
18
0
0

Teks penuh

(1)

Tanggung Jawab Sosial Perusahaan (CSR) A. Definisi

Tanggung jawab sosial perusahaan atau Corporate Social Responsibility (CSR) dapat didefinisikan sebagai bentuk kepedulian perusahaan terhadap lingkungan eksternal perusahaan melalui berbagai kegiatan yang dilakukan dalam rangka penjagaan lingkungan, norma masyarakat, partisipasi pembangunan, serta berbagai bentuk tanggung jawab sosial lainnya.

Selain definisi diatas masih ada definisi lain mengenai CSR yakni Komitmen perusahaan dalam pengembangan ekonomi yang berkesinambungan dalam kaitannya dengan karyawan beserta keluarganya, masyarakat sekitar dan masyarakat luas pada umumnya, dengan tujuan peningkatan kualitas hidup mereka (WBCSD, 2002). Sedangkan menurut Commission of The European Communities 2001, mendefinisikan CSR sebagai aktifitas yang berhubungan dengan kebijakan kebijakan perusahaan untuk mengintegrasikan penekanan pada bidang sosial dan lingkungan dalam operasi bisnis mereka dan interaksi dengan stakeholder.

Menurut Carrol tanggung jawab sosial, dari sudut pandang strategisnya bahwa suatu perusahaan bisnis perlu mempertimbangkan tanggung jawab sosialnya bagi masyarakat dimana bisnis menjadi bagiannya. Ketika bisnis mulai mengabaikan tanggung jawabnya, masyarakat cenderung menanggapi melalui pemerintah untuk membatasi otonomi bisnis.

Carroll menyatakan bahwa manajer organisasi bisnis memiliki empat tanggung jawab yakni : 1. Tanggung jawab ekonomi yakni memproduksi barang dan jasa yang bernilai bagi masyarakat. 2. Tanggung jawab hukum yakni perusahaan diharapkan mentaati hukum yang ditentukan oleh pemerintah

3. Tanggung jawab etika yakni perusahaan diharapkan dapat mengikuti keyakinan umum mengenai bagaimana orang harus bertindak dalam suatu masyarakat.

4. Tanggung jawab kebebasan memilih yakni tanggung jawab yang diasumsikan bersifat sukarela.

Dari keempat tanggung jawab tersebut, tanggung jawab ekonomi dan hukum dinilai sebagai tanggung jawab dasar yang harus dimiliki perusahaan. Setelah tanggung jawab dasar terpenuhi maka perusahaan dapat memenuhi tanggung jawab sosialnya yakni dalam hal etika dan kebebasan memilih.

Terdapat dua pandangan tentang kepada siapa organisasi bertanggung jawab sosial, yaitu sebagai berikut :

1. Model Pemegang saham (Shareholder)

Pandangan tentang tanggung jawab social yang menyebutkan bahwa sasaran organisasi yang utama adalah memaksimalkan keuntungan bagi manfaat para pemegang saham. Lebih spesifik lagi, apabila keuntungan meningkat, maka nilai saham perusahaan yang dimiliki oleh pemegang saham akan meningkat juga.

2. Model Pihak yang berkepentingan (Stakeholder)

Teori tentang tanggung jawab social perusahaan yang mengatakan bahwa tanggung jawab manajemen yang terpenting, kelangsungan hidup jangka panjang (bukan hanya memaksimalkan laba), dicapai dengan memuaskan keinginan berbagai pihak yang berkepentingan terhadap perusahaan (bukan hanya pemegang saham).

(2)

Ada beberapa alasan mengapa sebuah perusahaan memutuskan untuk menerapkan CSR sebagai bagian dari aktifitas bisnisnya, yakni :

1. Moralitas : Perusahaan harus bertanggung jawab kepada banyak pihak yang berkepentingan terutama terkait dengan nilai-nilai moral dan keagamaan yang dianggap baik oleh masyarakat. Hal tersebut bersifat tanpa mengharapkan balas jasa.

2. Pemurnian Kepentingan Sendiri : Perusahaan harus bertanggung jawab terhadap pihak-pihak yang berkepentingan karena pertimbangan kompensasi. Perusahaan berharap akan dihargai karena tindakan tanggung jawab mereka baik dalam jangka pendek maupun jangka panjang. 3. Teori Investasi : Perusahaan harus bertanggung jawab terhadap stakeholder karena tindakan yang dilakukan akan mencerminkan kinerja keuangan perusahaan.

4. Mempertahankan otonomi : Perusahaan harus bertanggung jawab terhadap stakeholder untuk menghindari campur tangan kelompok-kelompok yang ada didalam lingkungan kerja dalam pengambilan keputusan manajemen.

C. Strategi Pengelolaan Tanggung Jawab Sosial Perusahaan. 1. Strategi Reaktif

Kegiatan bisnis yang melakukan strategi reaktif dalam tanggung jawab sosial cenderung menolak atau menghindarkan diri dari tanggung jawab social. Contohnya, perusahaan tembakau di masa lalu cenderung untuk menghindarkan diri dari isu yang menghubungkan konsumsi rokok dengan peluang penyakit kanker. Akan tetapi, karena adanya peraturan pemerintah unuk mencantumkan bahaya rokok setiap iklan, maka hal tersebut dilakukan oleh perusahaan rokok.

2. Strategi Defensif

Strategi defensif dalam tanggung jawab sosial yang dilakukan oleh perusahaan terkait dengan penggunaan pendekatan legal atau jalur hukum untuk menghindarkan diri atau menolak tanggung jawab sosial.Perusahaan yang menghindarkan diri dari tanggung jawab limbah saja berargumen melalui pengacara yang disewanya untuk mempertahankan diri dari tuntutan hukum dengan berargumen bahwa tidak hanya perusahaannya saja yang membuang limbah ke sungai ketika lokasi perusahaan tersebut beroperasi, terdapat juga prusahaan lain yang beroperasi.

3. Strategi Akomodatif

Strategi Akomidatif merupakan tanggung jawab sosial yang dijalankan perusahaan dikarenakan adanya tuntutan dari masyarakat dan lingkungan sekitar akan hal tersebut.Tindakan seperti ini terkait dengan strategi akomodatif dalam tanggung jawab sosial.contoh lainnya,perusahaan perusahaan besar pada era orde baru dituntut untuk memberikan pinjaman kredit lunak kepada para pengusaha kecil, bukan disebabkan karena adanya kesadaran perusahaan, akan tetapi sebagai langakah akomodatif yang diambil setelah pemerintah menuntut para korporat untuk lebih memperhatikan pengusaha kecil.

4. Strategi Proaktif

(3)

lingkungan masyarakat atau dengan membarikan pelatihan terhadap masyarakat di sekitar lingkungan masyarakat.

D. Manfaat Tanggung Jawab Sosial Perusahaan 1. Manfaat bagi Perusahaan

Citra Positif Perusahaan di mata masyarakat dan pemerintah. Kegiatan perushaan dalam jangka panjang akan dianggap sebagai kontribusi positif di masyarakat. Selain membantu perekonomian masyarakat, perusahaan juga akan dianggap bersama masyarakat membantu dalam mewujudkan keadaan lebih baik di masa yang akan datang. Akibatnya ,perusahaan justru akan memperoleh tanggapan yang positif setiap kali menawarkan sesuatu kepada masyarakat. Perusahaan tidak saja dianggap sekedar menawarkan produk untuk dibeli masyarakat, tetapi juga dianggap menawarkan sesuatu yang membawa perbaikan masyarakat.

2. Manfaat bagi Masyarakat

Selain kepentingan masyarakat terakomodasi, hubungan masyarakat dengan perusahaan akan lebih erat dalam situasi win-win solution. Artinya terdapat kerjasama yang saling menguntungkan ke dua pihak. Hubungan bisnis tidak lagi dipahami sebagai hubungan antara pihak yang mengeksploitasi dan pihak yang tereksploitasi, tetapi hubungan kemitraan dalam membangun masyarakat lingkungan kebih baik. Tidak hanya di sector perekonomian, tetapi juga dlam sektor sosial, pembangunan dan lain-lain.

3. Manfaat bagi Pemerintah

Memiliki partner dalam menjalankan misi sosial dari pemerintah dalam hal tanggung jawab sosial. Pemerintah pada akhirnya tidak hanya berfungsi sebagai wasit yang menetapkan aturan main dalam hubungan masyarakat dengan dunia bisnis, dan memberikan sanksi bagi pihak yang melanggarnya. Pemerintah sebagai pihak yang mendapat legtimasi untuk mengubah tatanan masyarakat agar ke arah yang lebih baikakan mendapatkan partner dalam mewujudkan tatanan masyarakat tersebut. Sebagian tugas pemerintah dapat dilaksanakan oleh anggota masyarakat, dalam hal ini perusahaan atau organisasi bisnis.

Etika dalam Manajemen Bisnis A. Definisi

Etika didefinisikan sebagai konsensus mengenai standar perilaku yang diterima untuk suatu pekerjaan, perdagangan atau profesi. Sedangkan menurut Griffin, Etika adalah pandangan, keyakinan dan nilai akan sesuatu yang baik dan buruk, benar dan salah.

Etika Manajemen adalah standar kelayakan pengelolaan organisasi yang memenuhi kriteria etika. Selain etika, dikenal pula istilah Moral atau Moralitas yakni ajaran-ajaran perilaku personal berdasarkan agama atau filosofi. Salah satu penyebab perilaku tidak etis adalah tidak adanya standar yang berlaku bagi seluruh dunia mengenai perilaku para pelaku bisnis. Sedangkan norma dan nilai-nilai budaya berbeda-beda untuk setiap negara dan bahkan antara daerah geografis dan kelompok-kelompok etnis dalam suatu negara.

(4)

B. Bidang Dasar Etika Manajerial

Etika manajemen berbicara mengenai nilai-nilai yang dianut oleh organisasi sehubungan dengan kegiatan bisnis yang dijalankannya. Walau etika dapat mempengaruhi pekerjaan manajerial dengan banyak cara, ada 3 bidang dasar yang menjadi perhatian khusus dari etika manajerial : 1. Bagaimana perusahaan memperlakukan karyawan mereka.

Upah dan kondisi kerja merupakan bidang yang memungkinkan menimbulkan kontroversi. Fakta bahwa manajer membayar seorang karyawan lebih sedikit daripada yang layak diterima karena manajer tahu bahwa karyawan tersebut tidak mungkin keluar atau tidak mau mengambil resiko kehilangan pekerjaannya jika protes, mungkin dianggap tidak etis. Terakhir, setiap organisasi diwajibkan melindungi kebebasan pribadi kayawannya.

2. Bagaimana karyawan memperlakukan organisasi

Sejumlah persoalan etika juga berakar dari bagaimana karyawan memperlakukan organisai mereka. Konflik kepentingan muncul ketika suatu keputusan secara potensial menguntungkan individu tetapi mungkin merugikan organisasi. Untuk menjaga praktik seperti ini sebagian besar perusahaan melarang pembeli mereka untuk menerima hadiah dari pemasok. Mengungkapkan rahasia perusahaan juga jelas tidak etis. Karyawan yang bekerja di bisnis yang sangat kompetitif seperti elektronik, software, pakaian, mungkin tergoda untuk menjual informasi mengenai rencana perusahaan kepada competitor. Kejujuran juga masalah yang sering muncul termasuk menggunakan telepon perusahaan untuk membuat panggilan interlokal pribadi, mencuri perlengkapan kantor, dan menambahkan pengeluaran.

3. Bagaimana karyawan dan perusahaan memperlakukan agen ekonomi lain.

Agen-agen ekonomi yang berkepentingan : konsumen, competitor, pemegang saham, pemasok, dealer dan serikat tenaga kerja. Perilaku antara organisai dan agen-agen tsb yang rentan terhadap ambiguitas etika termasuk iklan, promosi, pengungkapan financial, pemesanan dan pembelian, pengiriman dan permohonan permintaan, penawaran dan perundingan, dan hubungan bisnis lainnya.

B. Nilai Personal sebagai standar Etika

- Nilai (Values) sendiri pada dasarnya merupakan pandangan ideal yang mempengaruhi cara pandang, cara berfikir dan perilaku dari seseorang.

- Nilai Personal atau Personal Values pada dasarnya merupakan cara pandang, cara pikir, dan keyakinan yang dipegang oleh seseorangsehubungan dengan segala kegiatan yang dilakukannya

- Nilai Personal terdiri dari nilai terminal dan nilai instrumental. Nilai terminal pada dasarnya merupakan pandangan dan cara berfikir seseorang yang terwujud melalui perilakunya, yang didorong oleh motif dirinya dalam meraih sesuatu. Nilai instrumental adalah pandangan dan cara berfikir seseorang yang berlaku untuk segala keadaan dan diterima oleh semua pihak sebagai sesuatu yang memang harus diperhatikan dan dijalankan.

C. Relativisme Moral

Relativisme Moral mengatakan bahwa moral bersifat relative pada beberapa pribadi, sosial atau standar budaya, dan tidak ada standar yang lebih baik dibanding standar lainnya.

Ada empat tipe relativisme :

(5)

2. Role Relativism, yakni melakukan peran sosial disertai dengan kewajiban hanya pada peran tersebut,

3. Social Group Relativism, yakni kepercayaan bahwa moralitas adalah suatu hal yang menyertai norma-norma suatu kelompok.

4. Cultural Relativism, yakni bahwa moralitas tergantng pada budaya tertentu dalam masyarakat tertentu.

D. Pendekatan Etika

Ada tiga pendekatan dasar terhadap perilaku etis :

1. Pendekatan Utilitarian : tindakan dan perencanaan harus dinilai berdasarkan akibat dari tindakan tersebut.

2. Pendekatan hak-hak individual : kesadaran bahwa manusia memiliki hak-hak dasar yang harus dihormati dalam semua keputusan.

3. Pendekatan Peradilan : pemahaman bahwa pembuatan keputusan harus wajar, adil dan tidak bias dalam mendistribusikan keuntungan dan kerugian bagi individual dan bagi kelompok.

Berikut adalah contoh dari tindakan tidak etis atau tidak legal dalam sebuah manajemen perusahaan :

- Pengawasan Kualitas atau Quality Control - Pencurian oleh Para Pekerja atau Korupsi - Konflik Kepentingan

- Penyalahgunaan informasi yang bersifat rahasia - Penyelewengan dalam pencatatan keuangan - Penyalahgunaan penggunaan asset perusahaan - Pemecatan tenaga kerja

- Cara bersaing dari Perusahaan yang dianggap tidak etis - Penggunaan pekerja atau tenaga kerja di bawah umur

E. Upaya Perwujudan dan Peningkatan Etika Manajemen - Pelatihan etika

- Advokasi etika - Kode Etik

- Keterlibatan Publik dalam Etika Manajemen Perusahaan

http://indahpermanasari.blogspot.com/2013/01/tanggung-jawab-sosial-dan-etika-dalam.html

Tanggung Jawab Sosial dan Etika Manajemen

Tanggung Jawab Sosial Perusahaan

Tanggung Jawab Sosial Perusahaan atau Corporate Social Responsibility adalah bentuk kepedulian perusahaan terhadap lingkungan eksternal perusahaan melalui berbagai kegiatan yang dilakukan dalam rangka penjagaan lingkungan, norma masyarakat, partisipasi pembangunan, serta berbagai bentuk tanggung jawab sosial lainnya. Strategi Pengelolaan Tanggung Jawab Sosial Perusahaan

Pro Kontra mengenai Tanggung Jawab Sosial Perusahaan Strategi Pengelolaan Tanggung Jawab Sosial Perusahaan Strategi Reaktif

(6)

cenderung menolak atau menghindarkan diri dari tanggung jawab sosial

Strategi Defensif

Strategi defensif dalam tanggung jawab sosial yang dilakukan oleh perusahaan terkait dengan penggunaan pendekatan legal atau jalur hukum untuk menghindarkan diri atau menolak tanggung jawab sosial .

Strategi Akomodatif

Strategi Akomidatif merupakan tanggung jawab sosial yang dijalankan perusahaan dikarenakan adanya tuntutan dari masyarakat dan lingkungan sekitar akan hal tersebut

Strategi Proaktif

Perusahaan memandang bahwa tanggung jawab sosial adalah bagian dari tanggung jawab untuk memuaskan stakeholders. Jika stakeholders terpuaskan, maka citra positif terhadap perusahaan akan terbangun.

Manfaat Tanggung Jawab Sosial Perusahaan Manfaat bagi Perusahaan

Citra Positif Perusahaan di mata masyarakat dan pemerintah

Manfaat bagi Masyarakat

Selain kepentingan masyarakat terakomodasi, hubungan masyarakat dengan perusahaan akan lebih erat dalam situasi win-win solution.

Manfaat bagi Pemerintah

Memiliki partner dalam menjalankan misi sosial dari pemerintah dalam hal tanggung jawab sosial.

Dimensi Etika dalam Manajemen

Etika adakah pandangan , keyakinan dan nilai akan sesuatu yang baik dan buruk, benar dan salah (Griffin)

Etika Manajemen adalah standar kelayakan pengelolaan organisasi yang memenuhi kriteria etika.

Nilai Personal sebagai standar Etika

Nilai (Values) sendiri pada dasarnya merupakan pandangan ideal yang mempengaruhi cara pandang, cara berfikir dan perilaku dari seseorang.

Nilai Personal atau Personal Values pada dasarnya merupakan cara pandang, cara pikir, dan keyakinan yang dipegang oleh seseorangsehubungan dengan segala kegiatan yang dilakukannya

Nilai Personal terdiri dari nilai terminal dan nilai instrumental. Nilai terminal pada dasarnya merupakan pandangan dan cara berfikir seseorang yang terwujud melalui perilakunya, yang didorong oleh motif dirinya dalam meraih sesuatu. Nilai instrumental adalah pandangan dan cara berfikir seseorang yang berlaku untuk segala keadaan dan diterima oleh semua pihak sebagai sesuatu yang memang harus diperhatikan dan dijalankan.

Penelitian Empiris mengenai Nilai Terminal dan Nilai Instrumental (Kreitner,1992) Responden dari 220 manajer beranggapan bahwa nilai-nilai terminal yang perlu untuk dimiliki adalah (1) kejujuran (2) tanggung jawab (3) kapabilitas (4) ambisi dan (5) independensi

(7)

dimiliki adalah (1) penghargaan terhadap pribadi (2) keamanan dan kesejahteraan keluarga pekerja (3) kebebasan dan kemerdekaan (4) dorongan untuk meraih sesuatu dan (5) kebahagiaan

Konflik Nilai

Konflik intrapersonal pada dasarnya terjadi umumnya di dalam individu dan antar individu.

Konflik individu-organisasi pada dasarnya merupakan konflik yang terjadi pada saat nilai yang dianut oleh individu berbenturan dengan nilai yang harus ditanamkan oleh perusahaan

Konflik antar Budaya pada dasarnya merupakan konflik antar individu maupun antara individu dengan organisasi yang disebabkan oleh adanya perbedaan budaya diantara individu yang bersangkutan atau juga organisasi yang bersangkutan

Berbagai isu seputar etika manajemen Penggunaan obat-obatan terlarang

Pencurian oleh Para Pekerja atau Korupsi Konflik Kepentingan

Pengawasan Kualitas atau Quality Control Penyalahgunaan informasi yang bersifat rahasia Penyelewengan dalam pencatatan keuangan Penyalahgunaan penggunaan asset perusahaan Pemecatan tenaga kerja

Polusi Lingkungan

Cara bersaing dari Perusahaan yang dianggap tidak etis Penggunaan pekerja atau tenaga kerja di bawah umur

Pemberian hadiah kepada pihak-pihak tertentu yang terkait dengan pemegang kebijakan.

dan lain sebagainya

Model Penilaian Etika (Griffin,2002)

Upaya perwujudan dan peningkatan etika manajemen Pelatihan etika

Advokasi etika Kode Etik

Keterlibatan Publik dalam Etika Manajemen Perusahaan Fungsi Perencanaan dan Pengambilan Keputusan

Pengertian Perencanaan

Perencanaan atau Planning adalah sebuah proses yang dimulai dari penetapan tujuan organisasi, menentukan strategi untuk pencapaian tujuan organisasi tersebut secara menyeluruh, serta merumuskan sistem perencanaan yang menyeluruh untuk

mengintegrasikan dan mengkordinasikan seluruh pekerjaan organisasi hingga tercapainya tujuan organisasi (Robbins dan Coulter ,2002)

Perencanaan dapat dilihat dari 3 hal, yaitu proses, fungsi manajemen, dan pengambilan keputusan. (Ernie&Kurniawan,2005)

Dari sisi proses, fungsi perencanaan adalah proses dasar yang digunakan untuk memilih tujuan dan menentukan bagaimana tujuan tersebut akan dicapai.

(8)

Dari sisi pengambilan keputusan, perencanaan merupakan pengambilan keputusan untuk jangka waktu yang panjang atau yang akan datang mengenai apa yang akan dilakukan, bagaimana melakukannya, bilamana dan siapa yang akan melakukannya, dimana keputusan yang diambil belum tentu sesuai hingga implementasi perencaan tersebut dibuktikan di kemudian hari.

Fungsi atau Manfaat dari Perencanaan Pengarah Organisasi

Minimalisasi Ketidakpastian

Minimalisasi inefisiensi sumber daya

Penetapan Standar dalam Pengawasan Kualitas Persyaratan Perencanaan (Planning Requirements)

Peran Tujuan dan Rencana dalam Proses Perencanaan

Tujuan (Goals) pada dasarnya adalah hasil akhir yang diharapkan dapat diraih atau dicapai oleh individu, kelompok atau seluruh organisasi.

Rencana (Plans) adalah segala bentuk konsep dan dokumentasi yang menggambarkan bagaimana tujuan akan dicapai dan bagaimana sumber daya perusahaan akan

dialokasikan, penjadualan dari proses pencapaian tujuan, hingga segala hal yang terkait dengan pencapaian tujuan

Jenis-jenis Tujuan Berdasarkan jumlah

Tujuan tunggal (single goals) dan Tujuan yang banyak (multiple goals)

Berdasarkan Kejelasan

Tujuan yang dinyatakan (stated goals) dan rujuan yang aktual atau nyata (real goals)

Berdasarkan Keluasan dan Waktu Pencapaian

Tujuan Strategis (strategic goals), Tujuan Taktis (tactical goals), dan Tujuan Operasional (operational goals)

Jenis-jenis Rencana

Berdasarkan Keluasan dan Waktu Pencapaian

Rencana Strategis (Jangka Panjang), Rencana Taktis (jangka Menengah) dan Rencana Operasional (Jangka Pendek)

Berdasarkan Kejelasan

Rencana Spesifik (Specific Plans) Rencana Direktif (Directive Plans)

Berdasarkan Frekuensi Penggunaan

Rencana Sekali Pakai (single-use plans), dan Rencana yang dipergunakan secara terus-menerus (standing plans)

Hubungan antara Rencana dan Tujuan Pendekatan dalam Penetapan Tujuan

Pendekatan Tradisional (Traditional Goal Setting)

(9)

Pendekatan Tradisional dalam Penetapan Tujuan Pendekatan MBO

Kekuatan dan Kelemahan MBO Beberapa Alat Bantu perencanaan Bagan Arus (Flow Chart)

Bagan Gantt (Gantt Chart) Jaringan PERT (PERT Network) dll

Contoh Bagan Arus (Flow Chart) Contoh Bagan Gantt

Contoh Jaringan PERT

Penyelesaian Masalah dan Pengambilan Keputusan Masalah vs Gejala

“ if we fail to identify the problem, we will fail to solve the problem “ Penentuan faktor Penyebab

Pendekatan dalam Penyelesaian Masalah

Pengambilan Keputusan atas alternatif penyelesaian Masalah

Lingkungan dan Pengambilan Keputusan

Keputusan pada saat Keadaan yang pasti (certainty)

Keputusan pada saat Keadaan yang tidak pasti (uncertainty)

Keputusan pada saat Keadaan mengandung resiko (risky condition) Proses Pengambilan Keputusan

Tahapan Evaluasi Alternatif

Keterbatasan dalam Pengambilan Keputusan Memperbaiki Keputusan

Penggunaan Aturan terhadap Alternatif Keputusan Kriteria Prioritas, Kriteria Minimum

Pengujian Terhadap Berbagai Alternatif Keputusan

Pengambilan Keputusan secara berkelompok

Teknik Curah Ide, Teknik Kelompok Nominal, Teknik Delphi,dll

http://bakhry-assydiq.blogspot.com/2012/06/tanggung-jawab-sosial-dan-etika.html

Memimpin & Mengelola Organisasi Etis

David Eccles School of Business, University of Utah

Tujuan Program

Setiap hari dalam kehidupan pribadi dan profesional kita dihadapkan dengan

situasi yang menantang kemampuan kita untuk memilih antara benar dan salah.

(10)

Bagaimana Anda tahu kapan sesuatu yang benar "benar" atau

benar-benar "salah"?

Mengapa pandangan orang tentang apa yang "benar" dan salah "berbeda?

Apakah standar moral dalam bisnis berbeda dalam beberapa hal dari

orang-orang dari kehidupan pribadi kita?

Dengan berbagai skandal bisnis yang terjadi pada awal 1990-an, respon pemerintah

telah membuat peraturan baru pada bisnis yang mewajibkan bahwa usaha aktif

mengelola perusahaan mereka untuk menciptakan budaya etika. Seiring dengan

Sarbanes-Oxley, persyaratan due diligence tahun 1991 pedoman hukuman AS juga

diperkuat. Dalam sesi interaktif, Abe Bakhsheshy, sebuah David sangat-rated

Eccles School of profesor Bisnis, akan memberikan panduan dalam memahami

isu-isu etis dalam organisasi Anda, memahami persyaratan dari berbagai dilema

ini, mengelola etika secara holistik, dan menjadi kuat etika pemimpin.

Kunci Topik / takeaways

Persyaratan yang relevan untuk mengelola organisasi Anda dengan cara

yang etis.

Bagaimana melakukan analisis risiko organisasi Anda.

Bagaimana sistematis mengenali, menganalisa dan menangani isu-isu etis.

Bagaimana mengatur dan meningkatkan program etika anda dari waktu ke

waktu.

Bagaimana mengelola berbagai elemen yang masuk ke dalam menciptakan

budaya etika.

Bagaimana untuk mengetahui apakah sistem pelaporan etika Anda bekerja

dengan baik.

Bagaimana mengukur budaya etis organisasi Anda mendiagnosa masalah.

Bagaimana untuk memimpin dalam cara-cara yang menciptakan budaya

etika yang kuat.

Bagaimana menerapkan prinsip-prinsip etika dalam kehidupan pribadi,

profesional dan publik.

(11)

Manajer di semua tingkat diundang. Ini adalah kedalaman pengalaman Anda dalam

mengelola orang, daripada tingkat organisasi Anda yang menentukan kelayakan

program ini. Program ini gratis untuk Memaksimalkan Potensi Kepemimpinan

Anda.

KEWIRAUSAHAAN

UKM" beralih ke halaman ini. Untuk Unit Kegiatan Mahasiswa, lihat Unit Kegiatan Mahasiswa. Usaha Kecil dan Menengah disingkat UKM adalah sebuah istilah yang mengacu ke jenis usaha kecil yang memiliki kekayaan bersih paling banyak Rp 200.000.000 tidak termasuk tanah dan bangunan tempat usaha. Dan usaha yang berdiri sendiri. Menurut Keputusan Presiden RI no. 99 tahun 1998 pengertian Usaha Kecil adalah: “Kegiatan ekonomi rakyat yang berskala kecil dengan bidang usaha yang secara mayoritas merupakan kegiatan usaha kecil dan perlu dilindungi untuk mencegah dari persaingan usaha yang tidak sehat.”

Daftar isi

 1 Kriteria usaha kecil

 2 Hubungan UKM dan ekonomi Indonesia

 3 Pajak bagi UKM

 4 Referensi

 5 Pranala Luar

Kriteria usaha kecil

[

sunting sumber

]

Kriteria usaha kecil menurut UU No. 9 tahun 1995 adalah sebagai berikut:

1. Memiliki kekayaan bersih paling banyak Rp. 200.000.000,- (Dua Ratus Juta Rupiah) tidak termasuk tanah dan bangunan tempat usaha

2. Memiliki hasil penjualan tahunan paling banyak Rp. 1.000.000.000,- (Satu Miliar Rupiah)

3. Milik Warga Negara Indonesia

4. Berdiri sendiri, bukan merupakan anak perusahaan atau cabang perusahaan yang tidak dimiliki, dikuasai, atau berafiliasi baik langsung maupun tidak langsung dengan Usaha Menengah atau Usaha Besar

5. Berbentuk usaha orang perorangan , badan usaha yang tidak berbadan hukum, atau badan usaha yang berbadan hukum, termasuk koperasi.

(12)

Menurut Ina Primiana mendefinisikan usaha kecil adalah sebagai berikut (Primiana, 2009:11):

1. Pengembangan empat kegiatan ekonomi utama (core business) yang menjadi motor penggerak pembangunan, yaitu agribisnis, industri manufaktur, sumber daya manusia (SDM), dan bisnis kelautan.

2. Pengembangan kawasan andalan, untuk dapat mempercepat pemulihan perekonomian melalui pendekatan wilayah atau daerah, yaitu dengan pemilihan wilayah atau daerah untuk mewadahi program prioritas dan pengembangan sektor-sektor dan potensi.

3. Peningkatan upaya-upaya pemberdayaan masyarakat.

http://www.kajianpustaka.com/2013/01/definisi-usaha-kecil.html#ixzz2i3TqMa91 Follow us: @kajianpustaka on Twitter | KajianPustaka on Facebook

Pengertian Kewirausahaan

Kewirausahaan berasal dari kata wira dan usaha, dan diberi imbuhan ke- -an. Wira dapat diartikan sebagai ksatria, pahlawan, pejuang atau gagah berani. Sedangkan usaha adalah bekerja atau melakukan sesuatu. Jadi, pengertian kewirausahaan (Entrepreneurship) adalah perilaku dinamis yang berani mengambil risiko serta kreatif dan berkembang. Sedangkan,pengertian wirausaha (entrepreneur) adalah seseorang yang tangguh melakukan sesuatu.

Pengertian Wirausaha Menurut Ahli

Menurut Gede Prama bahwa wirausaha adalah orang yang berani memaksa diri untuk menjadi pelayan bagi orang lain.

Pengertian Kewirausahaan Menurut para Ahli

Menurut Robin (1996)

Kewirausahaan adalah suatu proses seseorang guna mengejar peluang-peluang memenuhi kebutuhan dan keinginan melalui inovasi tanpa memerhatikan sumber daya yang mereka kendalikan.

Menurut Inpres no. 4 tahun 1995 (GNMMK)

Kewirausahaan adalah semangat, sikap, perilaku dan kemampuan

seseorang dalam menangani usaha atau kegiatan yang mengarah kepada upaya cara kerja teknologi dan produk baru dengan meningkatkan

(13)

Definisi kewirausahaan!manfaat dan ciri kewirausahaan Definisi kewirausahaan

Apa sih kewirausahaan itu ? mungkin kata kewirausahaan itu sering kita dengar, sudah tak asing lagi ditelinga kita. Secara singkat dan berbobot dalam artikel saya kali ini saya akan berbagi mengenai pengertian/definisi kewirausahaan! ciri dan manfaat kewirausahaan.

Oke, pertama langsung saja pada pengertian/definisi kewirausahaan, kewirausahaan adalah kemampuan untuk mengembangkan ide dan cara baru dalam menghadapi/memecahkan permasalahan serta kemampuan untuk mendeteksi dan menemukan sebuah peluang yang kemudian dapat diterapkannya hal-hal tersebut untuk menuju kesuksesannya.

Ciri Kewirausahaan

Secara umum terdapat beberapa ciri kewirausahaan, diantaranya sebagai berikut :

1. Berani melangkah ( tidak takut menghadapi resiko yang ada )

2. Jiwa kepemimpinan yang kuat

3. Memiliki tanggung jawab

4. Komitmen

5. Senantiasa mencari peluang

6. Pandangan fokus kedepan ( memikirkan masa depan )

7. Kreatif dan inovatif

8. Dll

Memang cukup banyak ya kalau kita bicara mengenai ciri kewirausahaan, secara umum seperti yang telah disebutkan diatas, mungkin oleh temen-temen dapat dijadikan sebuah pandangan untuk menjabarkan sendiri bagaimana secara umum ciri kewirausahaan itu. Namun jika kita bicara mengenai ciri khusus kewirausahaan, ini akan cukup sulit untuk dijabarkan karena kewirausahaan dalam prakteknya melakukan usaha tergantung juga dengan pelaku usaha, apakah dia seperti yang kita kira bahwa harus kreatif, inovatif, komitmen atau apapun itu, dan jangan lupa bahwa adanya faktor keberuntungan juga disini atau kemanjuran doa seseorang,, hhahahha. Tapi pada intinya seperti itulah ciri kewirausahaan.

Manfaat Kewirausahaan

Ada beberapa manfaat kewirausahaan, salah satunya sebagai berikut :

1. Menurunkan angka pengangguran

2. Memperkuat perekonomian nasional

3. Pendistribusian pendapatan nasional

(14)

5. Menurunkan beban negara

6. Dll

Pengertian Kewirausahaan dan Karakteristik

Kewirausahaan (Entrepreneurship) berasal dari bahasa Perancis : Perantara Kewirausahaan adalah proses penciptaan sesuatu yang berbeda nilainya dengan menggunakan usaha dan waktu yang diperlukan, memikul resiko finansial, psikologi dan sosial yang menyertainya, serta menerima balas jasa moneter dan kepuasan pribadi.

Wirausahawan adalah orang yang memiliki kemampuan untuk mengelola dan mengembangkan suatu produk atau bisnis baru perusahaan milik sendiri, dengan menggunakan sumber daya (keuangan, bahan baku, tenaga kerja) dengan sebaik-baiknya, tujuannya untuk mendapatkan laba sebanyak-banyaknya. Ciri-ciri atau jenis perilaku seorang wirausahawan antara lain :

(1) mampu mengidentifikasi peluang usaha baru,

(2) memiliki rasa percaya diri dan selalu bersikap positif,

(3) bertingkah laku seorang pemimpin,

(4) memiliki inisiatif, kreatif, dan inovasi terbaru,

(5) pekerja keras,

(6) berpandangan luas dan memiliki visi misi yang baik,

(7) berani mengambil resiko,

(8) mampu menerima saran dan kritik.

Kunci penting seorang wirausahawan adalah pertumbuhan dan perluasan organisasi melalui inovasi dan kreativitas.

Karakteristik Wirausahawan Menurut Mc Clelland :

a. Keinginan untuk berprestasi

b. Keinginan untuk bertanggung jawab

c. Preferensi kepada resiko-resiko menengah

d. Persepsi kepada kemungkinan berhasil

e. Rangsangan oleh umpan balik

(15)

g. Orientasi ke masa depan

h. Keterampilan dalam pengorganisasian

i. Sikap terhadap uang

Karakteristik wirausahawan yang sukses dengan n Ach tinggi :

a. Kemampuan inovatif

b. Toleransi terhadap kemenduaan (ambiguity)

c. Keinginan untuk berprestasi

d. Kemampuan perencanaan realistis

e. Kepemimpinan terorientasi kepada tujuan

f. Obyektivitas

g. Tanggung jawab pribadi

h. Kemampuan beradaptasi

i. Kemampuan sebagai pengorganisasi dan administrator

Tiga kebutuhan dasar yang mempengaruhi pencapaian tujuan ekonomi menurut Mc Clelland yaitu kebutuhan untuk berprestasi (n Ach), kebutuhan berafiliasi (n Afill) dan kebutuhan untuk berkuasa (n Pow).

Contoh kebutuhan untuk berprestasi (n Ach) yaitu seorang wirausahawan tentu ingin usahanya meraih suatu tingkat pencapaian tertentu dan tidak menjadi usaha yang hanya biasa-biasa saja, misalnya mendapatkan prestasi atau penghargaan top brand award atau best seller record, atau penghargaan-penghargaan lainnya dari berbagai instansi terkait yang menunjukkan bahwa usaha tersebut memiliki prestasi yang tinggi dan bukan sekedar usaha yang biasa-biasa saja.

Contoh kebutuhan untuk berafiliasi (n Afill) yaitu suatu usaha tidak dapat 100% benar-benar berdiri sendiri dalam menjalankan usahanya. Dalam berbagai segi bisnis, dibutuhkan rekan atau mitra yang dapat diandalkan untuk menjalankan usaha (mitra usaha ini dapat berupa supplier, distributor, agen, penanam modal, dan lain-lain). Kebutuhan suatu usaha untuk bekerja sama dan berhubungan dengan mitra usahanya ini merupakan contoh kebutuhan untuk berafiliasi. Koneksi yang luas, merupakan salah satu hal penting yang perlu dimiliki oleh seorang wirausahawan.

(16)

menunjukkan bahwa seorang wirausahawan memiliki kebutuhan untuk berkuasa (ingin memimpin, bukannya dipimpin).

 Sumber-sumber gagasan dalam identifikasi peluang usaha baru, antara lain:

a. Konsumen, yaitu wirausahawan harus selalu memperhatikan apa yang menjadi keinginan konsumen atau memberi kesempatan kepada konsumen untuk mengungkapkan keinginan mereka.

b. Perusahaan yang sudah ada, yaitu wirausahawan harus selalumemperhatikan dan mengevaluasi produk atau jasa yang ditawarkan oleh perusahaan yang sudah ada dan kemudian mencari cara untuk memperbaiki penawaran yang sudah ada sehingga dapat membentuk peluang baru.

c. Saluran distribusi, merupakan sumber gagasan baru yang sangat baik karena kedekatan mereka dengan kebutuhan pasar.

d. Pemerintah, merupakan sumber pengembangan gagasan baru dengan dua cara yaitu melalui dokumen hak-hak paten yang memungkinkan pengembangan suatu produk yang baru, dan melalu peraturan pemerintah terhadap dunia usaha yang memungkinkan muncuknya suatu gagasan tentang usaha baru.

e. Penelitian dan pengembangan. merupakan suatu kegiatan yang sering menemukan atau menghasilkan suatu gagasan produk baru atau perbaikan terhadap produk yang sudah ada.

Unsur-unsur analisa peluang pokok yaitu:

a. Biaya tetap.

b. Biaya variabel.

c. Biaya total.

d. Pendapatan total.

e. Keuntungan.

f. Kerugian.

g. Titik pulang pokok.

Waralaba atau Franchising (dari bahasa Prancis untuk kejujuran atau kebebasan) adalah hak-hak untuk menjual suatu produk atau jasa maupun layanan. Sedangkan menurut versi pemerintah Indonesia, yang dimaksud dengan waralaba adalah perikatan dimana salah satu pihak diberikan hak memanfaatkan dan atau menggunakan hak dari kekayaan intelektual (HAKI) atau pertemuan dari ciri khas usaha yang dimiliki pihak lain dengan suatu imbalan berdasarkan persyaratan yang ditetapkan oleh pihak lain tersebut dalam rangka penyediaan dan atau penjualan barang dan jasa.

(17)

a. Waralaba dalam negeri

b. Waralaba luar negeri

Pemasaran langsung adalah aktifitas total dengan mana penjual mempengaruhi transfer barang dan jasa pada pembeli, mengarahkan usahanya pada pemerhati dengan menggunakan satu media atau lebih untuk tujuan mengumpulkan tanggapan melalui telepon, pos atau kunjungan dari calon pelanggan

Teknik alternatif pemasaran langsung :

a. Periklanan terklasifikasi

b. Periklanan display

c. Kiriman pos langsung

d. Katalog penjualan

e. Pemasaran tanggapan langsung media

Pemasaran langsung adalah kegiatan yang total di mana penjualan mempengaruhi transfer barang dan jasa pada pembeli, mengarahkan usahanya pada pemerhati dengan menggunakan satu media atau lebih untuk tujuan mengumpulkan tanggapan melalui telepon,pos, atau kunjungan pribadi dari calon pelanggan. Teknik alternatifnya :

- Periklanan terklasifikasi (classified advertising)

- Periklanan display (display ads)

- Kiriman pos langsung (direct mail)

- Katalog penjualan (catalog sales)

- Pemasaran tanggapan langsung media (media directy renponse

marketing)

a. Pemilikan tunggal (firma) merupakan organisasi bisnis kecil paling umum. Perusahaan dimiliki dan dijalankan satu orang. Hanya memerlukan izin dan mendaftar untuk memulai usaha.

Keuntungan: kewajiban hukum yang dipenuhi hanya sedikit dan tidak semahal bentuk kongsi atau perseroan, pemilik tidak membagi laba dengan siapapun, tidak perlu berkonstultasi dengan sesame pemilik atau rekanan sehingga memiliki kekuasaan membuat keputusan dan pengendalian

(18)

Kerugian: kewajiban dan tanggung jawab tidak terbatas atas seluruh utang perusahaan, modal yang tersedia jauh lebuh kecil dibandingkan organisasi bisnis lainnya, dan sukar mendapatkan pembiayaan jangka panjang dan sangat tergantung keterampilan pemilik menyebabkan perusahaan tidak stabil.

b. Kongsi merupakan asosiasi dari dua orang atau lebih, yang bertindak sebagai pemilik bersama dari sebuah bisnis. Ayat-ayat perjanjian dari kongsi biasanya dirumuskan untuk menentukan sumbangan masing-masing rekanan kepada bisnis.

Keuntungan: formalitas hukum dan pengeluaran-pengeluaran lebih sedikit dibandingkan dengan persyaratan-persyaratan dalam pendirian perseroan, para rekanan termotivasi untuk menerapkan kemampuan terbaik karena ikut mendapatkan laba, lebih mudah mendapatkan modal besar dan memiliki ketarampilan yang lebih luas dibandingkan firma, dan pengambilan keputusan lebih luas dibandngan perseroan.

Kerugian: terdapat kewajiban tak terbatas minimal bagi seorang rekanan, dapat berakhir kapan saja dan dapat dilanjutkan dengan membentuk kongsi baru, kongsi relatif lebih sukar untuk memperoleh modal dalam jumlah besar dibandingkan perseroan, dan rekanan merupakan agen bisnis itu dan tindakan mereka mengikat rekanan lain.

c. Perseroan merupakan jenis organisasi bisnis paling rumit. Biasanya dibentuk dengan kekuasaan dari sebuah badan pemerintah dan harus menurut hukum dagang, dan peraturan-peraturan

pemerintah pusat maupun daerah.

Keuntungan: kewajiban terbatas hanya dalam jumlah saham, kepemilikan dengan mudah

dipindahkan keorang lain, memiliki ekstensi hukum yang terpisah, ekstensi perusahaan relative lebih stabil dan permanen sehingga perusahaan dapat berjalan melaksanaan usahanya, pendelegasian kekuasaan pada manajer professional, dan perseroan sanggup menggaji spesialis.

Kerugian: kegiatannya dibatasi oleh akte pendirian sesuai hukum dan perundangan, banyak

peraturan pemerintah yang harus diperhatikan, membutuhkan biaya yang besar dalam pendiriannya, dan pajak yang tinggi karena adanya berbagai instasi pemerintah.

d. perusahaan yang go public biasanya memperoleh cara mudah untuk mendapatkan modal tambahan terutama utang. Tidak hanya pembiayaan hutang tetapi modal ekuitas masa depan lebih mudah diperoleh ketika diperoleh kenaikan harga saham.

Keuntungan: diperolehnya modal ekuitas baru, diperoleh nilai dan kemampuan dialihkan dari aktiva organisasi, kemampuan untuk mendapatkan dana dimasa depan dengan relative lebih mudah, dan mendapatkan prestise.

Kerugian: hilangnya fleksibilitas dan meningkatnya beban administrasi yang diakibatkannya.

- Liquidasi

- Reorganisasi

Referensi

Dokumen terkait

This report is writen to fulfill the final report subject at English Department of State Polytechnic of Sriwijaya with the tittle "Making Banana and Avocado Doughnuts

Hasil penelitian ini menyimpulkan bahwasanya Pemahaman konsep matematis peserta didik lebih baik memakai model pembelajaran ADDIE dikarnakan model ini mampu memberikan kesempatan

Merasakan diri pulih sepenuhnya setelah menjalani pemulihan dipusat serenti ini dan bersyukur kerana tidak terlibat dengan dadah yang lebih berat seperti heroin

secara bersama. Empat pilar ini menyiratkan bahwa pendidikan moral dan etika haruslah dilakukan melalui pembinaan secara terus menerus sampai terjadi internalisasi

Separator berfungsi untuk memisahkan air dan minyak dengan memanfaatkan gaya gravitasi dan memiliki perbedaan berat jenis, sehingga minyak akan mengapung diatas

masyarakat masih menganggap bahwa problematika visual merupakan masalah yang tidak perlu dipikirkan dengan kening berkerut,...” permasalahan inilah yang membuat

Oleh karena itu warna tersebut dapat diterapkan dalam berbagai media seperti filter foto, supergrafis, dan warna pada elemen visualnya untuk menunjukan identitas