• Tidak ada hasil yang ditemukan

ANALISIS PENYERAPAN TENAGA KERJA DI KOTA

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2018

Membagikan "ANALISIS PENYERAPAN TENAGA KERJA DI KOTA"

Copied!
8
0
0

Teks penuh

(1)

PENGARUH TINGKAT UPAH, TINGKAT PENDIDIKAN DAN MODAL TERHADAP PENYERAPAN TENAGA KERJA INDUSTRI KECIL DI

KOTA BATU

(Studi Kasus Industri Makanan dan Minuman)

SKRIPSI

Disusun Oleh :

RAFID NAFI’A RAFIF

135020101111020

Diajukan Sebagai Salah Satu Syarat Untuk Meraih Derajat Sarjana Ekonomi

JURUSAN ILMU EKONOMI FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS

(2)

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Pada era globalisasi saat ini tingkat pertumbuhan penduduk yang terus bertambah membuat jumlah penduduk semakin besar. Jumlah penduduk umumnya selalu dikaitan dengan pendapatan per kapita suatu negara yang nantinya akan mencerminkan kemajuan perekonomian suatu negara tersebut. Jumlah penduduk yang semakin besar juga berakibat pada angkatan kerja yang semakin besar pula. Ini berarti semakin banyak orang yang akan mencari pekerjaan. Agar mencapai keadaan yang seimbang maka sebaiknya mereka semua dapat bekerja sesuai dengan ketrampilan masing-masing. Ini akan membawa konsekuensi bahwa perekonomian harus menyediakan lapangan-lapangan pekerjaan bagi angkatan kerja yang baru.

(3)

Putra (2011) dalam Kadafi (2013) menarik kesimpulan sebagai berikut : Sevagai salah satu negara dengan jumlah penduduk tersbesar, Indonesia memiliki potensi tenaga kerja yang besar. Pertumbuhan penduduk yang meningkat dari tahun ke tahun diiringi dengan pertumbuhan angkatan kerja (penduduk usia kerja yang mencari kerja). Dengan kata lain, penawaran tenaga kerja di dalam pasar juga meningkat. Namun demikian, penawaran tenaga kerja sebagai akibat pertumbuhan angkatan kerja tidak selalu diiringi dengan penciptaan lapangan kerja baru yang mampu menampung angkatan kerja yang baru untuk masuk ke dalam pasar kerja. Penawaran tenaga kerja yang tinggi sementara permintaan tenaga kerja di pasar tenaga kerja yang rendah mengakibatkan tingginya angka pengangguran. Salah satu indikator tingginya pengangguran dapat di lihat dari semakin lamanya waktu yang di butuhkan seseorang untuk mendapat pekerjaan.

Awalnya dahulu pembangunan di Indonesia yang berbasis pada pertanian merupakan penyumbang terbesar dalam pendapatan Indonesia. Tetapi seiiring dengan perkembang juga ada sektor lain yang mulai menggeser sektor pertanian yaitu sektor industri. Memang negara yang sedang berkembang membutuhkan industrialisasi untuk menumbuhkan perekonomian dan berkembang dengan cepat. Sebab dalam proses industrialisasi akan mendorong kemajuan teknologi dan proses pelatihan sumberdaya manusia yang akan meningkatkan produktivitas. Serta dapat membuka lapangan pekerjaan baru bagi angkatan kerja. Sekarang ini sektor industri yang mengalami peningkatan yaitu di sektor industri jasa, industri perdagangan.

(4)

Indonesia yang memliki potensi besar karena wilayah geografisnya mendukung di bidang pariwisata yaitu Kota Batu. Hal ini sejalan dengan posisi Kota Batu sebagai kota agro wisata. Sebagai daerah tujuan wisata, multiplier effect yang ditimbulkan pariwisata terhadap Produk Domestik Regional Bruto (PDRB) cukup besar, luas dan berantai. Hal ini bisa dilihat dari perkembangan PDRB yang ada di Kota Batu pada Tabel 1.1 berikut ini :

Tabel 1.1 : Perkembangan PDRB Tahun Dasar 2010

(5)

berbeda dengan harga berlaku. PDRB ADHK pada tahun 2015 mencapai 9.145,9 milyar naik sekitar 6,7 persen dibandingkan tahun 2014.

Pada tahun 2014 PDRB perkapita sebesar 51.612 ribu dan kemudian mengalami kenaikan menjadi 57.408 ribu pada tahun 2015. Tetapi laju pertumbuhan ekonomi sedikit melambat dari tahun 2014-2015. Awalnya ditahun 2013 mencapai 7,28 persen turun ditahun 2014 menjadi 6,93 persen dan turun lagi di tahun 2015 menjadi 6,69 persen. Meskipun terjadi perlambatan latu pertumbuhan ekonomi tetapi kenaikan PDRB dan pendapatan perkapita Kota Batu, tidak terlepas dari kebijakan Pemerintah Kota Batu yang selalu mendorong investor dan pelaku ekonomi yang bersifat industri kecil yang bergerak dalam bidang Usaha Mikro Kecil Menengah (UMKM) untuk berpartisipasi membangun Kota Batu sebagai Kota Wisata.

Dengan potensi yang bagus dari Kota Batu yang mengandalkan bidang pariwisata yang dimiliki sehingga membuat multiplier effect di industri kecil. Hal tersebut masih mendapati masalah dalam hal ketenagakerjaan. Dari data yang di dapat dari BPS Kota Batu yang ditunjukkan oleh Tabel 1.2 berikut :

Tabel 1.2 : Statistik Ketenagakerjaan Tahun 2013-2015

Uraian 2013 2014 2015

(6)

Dari tabel 1.2 diatas dapat diartikan bahwa angkatan kerja mengalami fluktuasi, pada tahun 2013 menuju 2014 mengalami kenaikan kemudian tahun selanjutnya mengalami penurunan di tahun 2015. Sama halnya dengan orang yang bekerja mengalami fluktuasi juga naik dari 2013 ke 2014 sebesar 2.838 orang dan tahun selanjutnya mengalami penurunan sebesar 3.207 orang. Sedangkan Tingkat Partisipasi Angkatan Kerja (TPAK) Kota Batu tahun 2015 mengalami penurunan dibandingkan 2014. TPAK Kota Batu tahun 2014 sebesar70,38 persen sedangkan tahun 2015 hanya 68,60 persen. Tingkat Kesempatan Kerja (TKK) Kota Batu juga mengalami penurunan setiap tahunnya. Malah Tingkat Pengangguran yang mengalami kenaikan setiap tahunnya. Sehingga Tingkat Pengangguran Kota Batu mengalami kenaikan yang cukup tinggi dari tahun 2014 yang awalnya 2,43 persen menjadi 4,29 persen di tahun 2015. Dari data tersebut masalah pengangguran masih belum dapat solusi yang terbaik di Kota Batu meskipun PDRB naik tetapi masih belum dapat mengurangi tingkat pengangguran.

(7)

dan cendera mata khas Kota Batu yang bisa digunakan sebagai buah tangan ketika kembali ke daerah asal.

Memang seharusnya pembangunan ekonomi tidak selalu ditujukan kepada industri besar, tetapi industri kecil juga harus memiliki porsi perhatian yang besar. Karena industri kecil memiliki potensi yang cukup besar dalam memperkokoh struktur industri di Indonesia terutama berperan sebagai sumber pertumbuhan ekonomi, peningkatan pendapatan, penyerapan tenaga kerja, pengentasan masyarakat dari kemiskinan. Keunggulan industri kecil yaitu mendukung persebaran industri yang dapat mengatasi ketimpangan antara perekonomian kota dan pedesaan. Karena banyak pula ditemui industri kecil yang berada di pedesaan.

Berdasarkan uraian diatas menjadi menarik, karena dalam penelitian ini si penulis ingin melihat bagaimana penyerapan tenaga kerja industri kecil di Kota Batu khususnya di bidang industri makanan dan minuman yang menjadi unggulan. Maka dalam penyusunan skrispi ini diambil judul ” PENGARUH TINGKAT UPAH, TINGKAT PENDIDIKAN DAN MODAL TERHADAP PENYERAPAN TENAGA KERJA INDUSTRI KECIL DI KOTA BATU (Studi Kasus Industri Makanan dan Minuman)”.

1.2 Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang permasalahan diatas dapat ditarik perumusan masalah sebagai berikut :

(8)

2. Variabel manakah yang berperan dominan terhadap penyerapan tenaga kerja pada industri makanan dan minuman di Kota Batu?

1.3 Tujuan Penelitian

Berdasarkan rumusan masalah tersebut dapat disusun tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui :

1. Untuk mengetahui apakah tingkat upah, tingkat pendidikan dan modal memiliki pengaruh terhadap penyerapan tenaga kerja pada industri makanan dan minuman di Kota Batu.

2. Untuk mengetahui variabel manakah yang berperan dominan terhadap penyerapan tenaga kerja pada industri makanan dan minuman di Kota Batu.

1.4 Manfaat Penelitian

Gambar

Tabel 1.1 : Perkembangan PDRB Tahun Dasar 2010
Tabel 1.2 : Statistik Ketenagakerjaan Tahun 2013-2015

Referensi

Dokumen terkait

Penelitian ini menggunakan jenis data kuantitatif. Metode kuantitatif adalah metode penelitian yang dapat diartikan sebagai metode penelitian yang berlandaskan pada

Berkat rahmat, taufik dan hidayah-Nya yang telah diberikan kepada Peneliti sehingga dapat menyelesaikan penelitian skripsi yang berjudul "Pengaruh Model

Berdasarkan perbedaan pertumbuhan laba antar kelompok perusahaan dan antar periode, serta terdapat ketidaksamaan ( inkonsistensi ) diantara para peneliti, maka penelitian

TABEL 21 JUMLAH TUTOR KEAKSARAAN YANG MEMILIKI NUPTK MENURUT KUALIFIKASI PENDIDIKAN TAHUN 2013

Teknik pembelajaran wait time adalah suatu teknik yang digunakan dalam pembelajaran dengan memberikan waktu tunggu kepada peserta didik untuk berfikir dan guru

Asuhan kebidanan berkelanjutan adalah pelayanan yang dicapai ketika terjalin hubungan yang terus menerus antara seorang wanita dan bidan.Tujuan asuhan komprehensif yang

a) Teknik relevance feedback dengan model Croft pada suatu sistem information retrieval dapat meningkatkan nilai precision, recall, dan IAP dari 50 dokumen pertama

dapat menyelesaikan Skripsi yang berjudul “ Analisis Manajemen Pembiayaan Pendidikan Dalam Meningkatkan Kualitas Sumber Daya Manusia Menurut Perspektif Ekonomi