• Tidak ada hasil yang ditemukan

ISLAM DALAM PEMBANGUNAN POLITIK PANCASIL

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2018

Membagikan "ISLAM DALAM PEMBANGUNAN POLITIK PANCASIL"

Copied!
11
0
0

Teks penuh

(1)

A. PENDAHULUAN

Perkembangan terakhir politik di Indonesia bahwa agama menjadi peran penting dalam membangun politik di Negara ini, dan menjadi salah satu institusi penting dalam

membangun dasar-dasar Negara Indonesia yaitu pancasila, yakni yang terdapat dalam sila pertama. Sebab, dari agamalah para politisi-politisi serta tokoh-tokoh mencara legistimasi mereka, baik secara langsung maupun tidak langsung. Serta agama dipergunakan sebagai sumber dalam keputusan moral terhadap rakyat, yang merupakan basis dari masyarakat Indonesia.

Dalam hal ini, agama dan politik tidak dapat dipisahkan satu sama lain dengan alasan apapun. Sebab, agama ikut andil dalam pembentukan suatu politik di dalam suatu Negara berdasarkan keputusan demi terciptanya kemamkmuran bagi bangsa tersebut. Begitu juga dengan politik yang memerlukan agama demi terciptanya perdamian dan kesejahteraan bagi masyarakat di dalam suatu Negara tersebut.

Sedangkan bagaimana peran agama islam dalam politik di Indonesia, yang ikut

berkontribusi dengan elemen-elemen lain dalam membangun Negara dan pemerintahan, yang sesuai dengan apa yang diinginkan dan dicita-citakan oleh seluruh rakyat Indonesia. Bagaimana proses islam dalam ikut andil membangun bangsa Indonesia, baik dari perkembangan pemikiran, maupun dari ide-ide tokoh-tokoh maupun ormas-ormas politisi dalam membangun Negara Indonesia.

Dalam pembahasan ini, akan menjelaskan mengenai definisi Islam dan Politik, Islam dalam Pancasila, dan Pengaruh Islam dalam Pembangunan Politik di Indonesia

B. PEMBAHASAN

1. ISLAM DAN POLITIK

(2)

yang mengurus kepentingan. Pemikiran tersebut berupa pedoman, keyakinan hukum atau aktivitas dan informasi.1

Begitu juga dengan ajaran islam, yang mengajarkan tentang kewajiban bagi setiap umat muslim baik di Indonesia maupun di Negara-negara lain, untuk ikut andil dalam memakmurkan kesejahteraan dan pembangunan suatu kaum, tanpa mementingkan kekuasaan dan hanya berlandasakan pengabdian kepada Allah SWT, dengan berlandaskan dengan nash (al-Qur’an dan Hadis) terkait tentang masalah tersebut, atau dengan keputusan ulama-ulama mengenai masalah tersebut, yang biasa dikenal dalam dengan nama “siyasah”.2 Serta dalam tujuan melakukan“siyasah” bahwa

Islam menganggap kehidupan dunia adalah sebagai lading amal untuk kehidupan di akhirat, sehingga berkewajiban untuk mengatur dalam menegaskan keadilan dan kesejahteraan baik dalam ruang lingkup masyarakat maupun ruanglingkup kenegaraan dalam sisitem berpolitik.

Sehingga dalam melakukan pembangunan politik Indonesia, hal tersebut tidak akan terlepas dari pengaruh agama Islam. A. Rahman Zainuddin secara lengkap

mendaftarkan lima pemikiran yakni pemikiran politik Indonesia lama, pemikiran politik Indonesia baru, pemikiran politik Negara berkembang, pemikiran politik barat, dan pemikiran politik Islam.3

Serta dapat disimpulkan dari penjelasan bahwa antara Islam dengan politik memiliki hubungan yang sama yakni membangun dan menciptakan aspek-aspek formal dalam kehidupan dan memberikan keadilan bagi setiap makhluk hidup yang ada di dunia, begitu pun dengan islam yang tidak hanya melihat dari dalam ritual keagamaan saja, akan tetapi menegakan “amar ma’ruf” dan “nahi mumgkar”. Serta islam tidak bisa dibangun dengan sempurna tanpa adanya politik didalamnya, begitu juga dengan politik, apabila tidak diikut sertakan agama, maka akan melupakan tujuan dari pembentukan politik di suatu bangsa atau Negara tersebut.

1 http://ipmlampungtengah.blogspot.co.id/2014/11/makalah-islam-dan-politik.html. Diakses pada tanggal 09 Juni 2017.

2 http://www.unhas.ac.id/rhiza/arsip/dakwah-lokal/materi/pandangan_islam_terhadap_politik.pdf. Diakses pada tanggal 09 Juni 2017.

(3)

2. ISLAM DALAM PANCASILA

Pada hakikatnya, pancasila bukan merupakan sebuah ajara agama yang harus dianut oleh masyarakat Indonesia, akan tetapi pancasila merupakan sebuah asas dan ideologi berkebangsaan yang berlandaskan Ketuhanan Yang Maha Esa. Dengan demikian, pengertian secara menyeluruh akan Negara berlandaskan Pancasila adalah suatu integrasi yang bersifat keberagaman, kesatuan, kekeluargaan, dan kebersamaan dalam menjadikan landasan bagi bangsa Indonesia.

Pancasila sebagai ideologi bangsa dan dasar Negara Indonesia, mempunyai kesamaan dengan ajaran agama islam, sebagai agama mayoritas yang dianut di Negara

Indonesia. Begitu juga dengan sikap umat Islam dalam menanggapi perumusan Pancasila sebagai dasar Negara, yakni menyetujui dan menerima dengan sepenuhnya pancasila sebagai ideologi bangsa dan dasar Negara. Akan tetapi perlu diketahui bahwa mempertimbangkan antara pancasila dengan ajaran agama Islam dalam hal kesamaan, yakni antara lain:

a) Pancasila bukanlah suatu agama, dan tidak dapat menggatikan agama b) Pancasila bisa dijadikan wahana Implementasi Syari’at Islam

c) Pancasila dirumuskan oleh tokoh-tokoh mayoritas beragama Islam.4

Selain dengan uraian diatas, terdapat keselarasan ajaran agama Islam dengan kandungan sila-sila dalam pancasila, maka akan dijelaskan dengan uraian-uraian sebagai berikut :

1) Ketuhanan Yang Maha Esa

Dalam sila pertama pancasila, secara langsung maupun tidak langsung memilki makna ketuhanan yang selaras dengan ajaran agama Islam. Bahwa konsep Tuhan dalam ajaran agama islam memilki arti Esa atau Tunggal, dan tidak ada yang menandingi selain dari pada-Nya. Seperti yang tercantum di dalam al-Qur’an Surat al-Baqarah, ayat : 163 , yang artinya :

(4)

“Dan Tuhanmu adalah Tuhan Yang Maha Esa; tidak ada Tuhan melainkan Dia, Yang Maha Pemurah lagi Maha Penyayang.” (QS. 2:163).

Serta makna Esa dalam sila pertama pancasila berarti; Negara Indonesia bukanlah Negara agama, akan tetapi dalam Negara Indonesia menetapkan bahwa agama merupakan hal yang luhur dan sakral dalam penyelenggaraan utama bagi Negara. Dan juga dalam pemahaman sila pertama ini,

membolehkan dan menjamin hak-hak pemeluk agama lain, selama agama tersebut tercantum dalam Negara Indonesia.5

Kesimpulan dalam konsep sila pertama ini bahwa konsep dasar kehidupan bernegara di Indonesia adalah Ketuhanan dan tidak dapat diganti dengan konsep apapun.

2) Kemanusiaan yang Adil dan Beradab

Dalam sila kedua pancasila dijelskan bahwa, menjamin dalam hal

menghormati dan menhargai hak-hak yang terdapat pada pada diri manusia tanpa terkecuali, yang berarti tanpa melihat status maupun kedudukan manusia tersebut. Serta bila mengaitkan pada sila pertama yang ditujukan manusia kepada Tuhan yang Maha Esa, maka sila kedua ditunjukan kepada sesama manusia untuk saling menghargai yang dikarenakan sama-sama diciptkan oleh Tuhan Yang Maha Esa. Yang berarti, tidak ada perlakuan diskriminasi terhadap sesame manusia, menjujung tinggi nilai sopan santun, dan memberikan keadilan dalam berkehidupan dimasyarakat, bagi sesama manusia yang menjadi dasar dari sila kedua.6 Seperti yang tercantum dalam

al-Qur’an Surat al-Maidah, ayat 8, yang artinya :

“Hai orang-orang yang beriman hendaklah kamu jadi orang-orang yang selalu menegakkan (kebenaran). Karena Allah, menjadi saksi dengan adil dan janganlah sekali-kali kebencianmu terhadap sesuatu kaum, mendorong kamu untuk berlaku tidak adil. Berlaku adillah, karena adil itu lebih dekat

5 Vickers, Adrian.. Sejarah Indonesia Modern. (Yogyakarta: Insan Madani , 2011). hlm.181.

(5)

kepada takwa dan bertakwalah kepada Allah, Sesungguhnya Allah Maha mengetahui apa yang kamu kerjakan.” (QS. al-Maa’idah [5]: 8).

3) Persatuan Indonesia

Dalam sila ketiga menjelaskan bahwa, persatuan baik dalam hal kebudayaan, tradisi, bahasa maupun keanekaragaman menjadi sebuah satu persatuan yang berlandaskan nilai-nilai sosial. Serta membuat bangkitnya rasa semangat persatuan dan nasionalis dalam hal membangun bangsa serta Negara Kesatuan Republik Indonesia. Juga bisa diartikan kedalam letak geografis penduduk di indoensia yang memiliki banyak pulau-pulau untuk menyatukan dan saling membangun serta memberi semangat juang demi pembangunan Negara.7 Sebagimana yang tercantum dalam al-Qur’an Surat al-Hujjrat, Ayat

13, yang artinya :

“Wahai manusia! Sungguh, Kami telah menciptakan kamu dari laki-laki dan perempuan, kemudian Kami jadikan kamu berbangsa-bangsa dan bersuku-suku agar kamu saling mengenal” (Qs. al-Hujuurat [49]:13).

Dan didalam Surat Al-Imran, ayat 103, yang artinya :

“Dan berpeganglah kamu semuanya kepada tali (agama) Allah, dan janganlah kamu bercerai berai, dan ingatlah akan nikmat Allah kepadamu ketika kamu dahulu (masa Jahiliyah) bermusuh-musuhan, Maka Allah mempersatukan hatimu, lalu menjadilah kamu Karena nikmat Allah, orang-orang yang bersaudara; dan kamu telah berada di tepi jurang neraka, lalu Allah menyelamatkan kamu dari padanya. Demikianlah Allah menerangkan ayat-ayat-Nya kepadamu, agar kamu mendapat petunjuk.” (Q.S. Ali Imran [3]: 103).

Maka dapat disimpulkan dari ayat diatas bahwa, islam menyadari akan sebuah perbedaan baik yang bersifat agama, bahasa, ras, dan suku. Serta menghormati dan menghargai demi terciptanya suatu kaum yang bersatu

(6)

tanpa melihat sesuatu yang berbeda dengan dirinya pada sesama manusia yang lain. Sebagimana yang pernah dicontohkan baginda Rasulullah SAW saat mendeklarasikan piagam Madinah, yang intinya menyatukan umat demi terciptanya kesejahteraan dan ketentraman bagi setiap umat yang tinggal didalamnya.

4) Kerakyatan yang Dipimpin Oleh Hikmad Kebijaksanaan dalam Permusyawaratan dan Perwakilan

Dalam sila keempat yang berarti bahwa, baik rakyat maupun elemen masyarakat, dituntut dalam mengambil ataupun membuat suatu keputusan, harus dilandaskan dengan sistem musyawarah yang sebagimana terkandung dalam sila tersebut, demi terciptanya kebijakan yang berlandaskan dengan hikmad. Baik dalam suatu keputusan yang sifatnya berasal dari elemen masyarakat, maupun yang bersifatnya kenegaraan untuk pembangunan Negara.

Sebagimana terdapat dalam al-Qur’an Surat Al-Imran, ayat 159, yang artinya :

“Maka disebabkan rahmat dari Allah-lah kamu berlaku lemah lembut terhadap mereka. sekiranya kamu bersikap keras lagi berhati kasar, tentulah mereka menjauhkan diri dari sekelilingmu. Karena itu ma’afkanlah mereka, mohonkanlah ampun bagi mereka, dan bermusyawarahlah dengan mereka dalam urusan itu. Kemudian apabila kamu tlah membulatkan tekad, Maka bertawakkallah kepada Allah. Sesungguhnya, Allah menyukai orang-orang yang bertawakkal kepada-Nya.” (QS. Ali Imron [3]: 159).

Serta dalam Surat Asy-Syuura, Ayat : 38, dijelaskan juga, yang artinya :

(7)

Maka dapat disimpulkan dari uraian diatas bahwa, islam dalam pancasila pada sila keempat memilki hubungan yang mewajibkan setiap elemen-elemen masyarakat untuk mempergunakan musyawarah dalam mengambil suatu keputusan suara, akan tetapi perlu diingat pula dalam melakukan musyawarah harus dilakukan dengan sepenuh hati dan dilandaskan dengan rasa ikhlas dengan keputusan yang ada demi terciptanya suatu pembangunan bagi bangsa dan Negara.

5) Keadilan Sosial Bagi Seluruh Rakyat Indonesia

Dalam konteks keadilan sosial bagi seluruh rakyat Indonesia yang

bermaksud bahwa, terciptanya kesejahteraan yang dapat dirasakan secara menyeluruh bagi setiap elemen-elemen masyarakat di Negara ini, dan tidak hanya beberapa golongan saja. Serta Negara memiliki peran penting sebagai kepala tertinggi organisasi yang berkewajiban untuk mewujudkan keadilan bagi seluruh rakyat Indonesia.

Begitu juga dengan islam yang mengajarkan bagi seluruh umatnya untuk melakukan ataupun bersikap adil bagi seluruh makhluk hidup yang ada didunia ini, sebagaimana yang terdapat dalam al-Qur’an, Surat an-Nahl, Ayat : 90, yang artinya :

“ sesungguhnya Allah menyuruh (kamu berlaku adil dan berbuat kebajikan, memberi kepada kaum kerabat, dan Allah melarang dari perbuatan keji, kemunkaran dan permusuhan. Dia memberi pengajaran kepadamu agar kamu dapat mengambil pelajaran”. (QS. 16:90).

(8)

Maka dapat disimpulkan dari semua uraian diatas bahwa pancasila

merupakan sebuah konsep yang selaras dengan ajaran silam dan memiliki nilai-nilai dasar pada setiap sila yang ada. Dengan menumbuhkan semangat yang sama, demi terciptanya pembangunan politik Negara yang diinginkan. Serta pancasila bisa diartikan sebagai dasar-dasar untuk suatu alat dalam mengaspirasi umat islam dalam membangun sebuah politik yang tidak keluar dalam ajaran-ajaran islam.8

3. Pengaruh Islam dalam Pembangunan Politik di Indonesia

Dalam hal ini perlu diketahui bagaimana islam memberikan dampak yang begitu besar pada saat pembangunan perpolitikan bangsa yang berlandasakan pancasila, serta bagaimana umat islam berani untuk memberikan peran yang sangat besar bagi Negara dengan memetingkan unsur sosial didalamnya.

Perlu diketahui, dalam kebijakan ajaran agama islam harus memetingkan ketentraman dan kesejahteraan untuk semua, tidak hanya yang beragama islam saja. Akan tetapi, seluruh umat beragama yang ada di indonesia demi membentuk semangat

nasionalisme dalam pembangunan politik di Indoensia. Adapun pengaruh yang dirasakan dalam pembangunan politik Negara dapat dibagi dalam fase-fase , antara lain :

a) Era Kerajaan-Kerajaan Islam Berjaya

Pengaruh Islam terhadap perpolitikan nasional punya akar sejarah yang cukup panjang. Jauh sebelum penjajah kolonial bercokol di tanah air, sudah berdiri beberapa kerajaan Islam besar. Kejayaan kerajaan Islam di tanah air

berlangsung antara abad ke-13 hingga abad ke-16 Masehi. b) Era Kolonial dan Kemerdekaan (Orde Lama)

Peranan Islam dan umatnya tidak dapat dilepaskan terhadap pembangunan politik di Indonesia baik pada masa kolonial maupun masa kemerdekaan. Pada masa kolonial Islam harus berperang menghadapi ideologi kolonialisme sedangkan pada masa kemerdekaan Islam harus berhadapan dengan ideologi

(9)

tertentu macam komunisme dengan segala intriknya.

Tidak dapat dipungkiri lagi bahwa sejarah secara tegas menyatakan kalau pemimpin-pemimpin Islam punya andil besar terhadap perumusan NKRI. Baik itu mulai dari penanaman nilai-nilai nasionalisme hingga perumusan Undang-Undang Dasar Negara.

Para pemimpin Islam terutama dari Serikat Islam pernah mengusulkan agar Indonesia berdiri di atas Daulah Islamiyah yang tertuang di dalam Piagam Jakarta. Namun, format tersebut hanya bertahan selama 57 hari karena adanya protes dari kaum umat beragama lainnya. Kemudian, pada tanggal 18 Agustus 1945, Indonesia menetapkan Pancasila sebagai filosofis negara.

c) Era Orde Baru

Pemerintahan masa orde baru menetapkan Pancasila sebagai satu-satunya asas di dalam negara. Ideologi politik lainnya dipasung dan tidak boleh

ditampilkan, termasuk ideologi politik Islam. Hal ini menyebabkan terjadinya kondisi depolitisasi politik di dalam perpolitikan Islam.

Politik Islam terpecah menjadi dua kelompok. Kelompok pertama di sebut kaum skripturalis yang hidup dalam suasana depolitisasi dan konflik dengan pemerintah. Kelompok kedua adalah kaum subtansialis yang mendukung pemerintahan dan menginginkan agar Islam tidak terjun ke dunia politik. 4. Era Reformasi

Bulan Mei 1997 merupakan awal dari era reformasi. Saat itu rakyat Indonesia bersatu untuk menumbangkan rezim tirani Soeharto. Perjuangan reformasi tidak lepas dari peran para pemimpin Islam pada saat itu. Beberapa pemimpin Islam yang turut mendukung reformasi adalah KH. Abdurrahman Wahid (Gus Dur), ketua Nahdatul Ulama.

Muncul juga nama Nurcholis Majid (Cak Nur), cendikiawan yang lahir dari kalangan santri. Juga muncul Amin Rais dari kalangan Muhamadiyah.

Bertahun-tahun reformasi bergulir, kiprah umat Islam dalam panggung politik pun semakin diperhitungkan.

(10)

menjadikan Pancasila bukan lagi sebagai satu-satunya asas. Partai-partai politik juga boleh menggunakan asas Islam.

Kemudian bermunculanlah berbagai partai politik dengan asas dan label Islam. Partai-partai politik yang berasaskan Islam, antara lain PKB, PKU, PNU, PBR, PKS, PKNU, dan lain-lain.9

C. KESIMPULAN

Dengan demikian, dapat disimpulkan dari pembahasan diatas bahwa, bagaimana islam dalam memahami politik itu sendiri, serta bagaimana keselarasan pola ajaran dan makna nilai-nilai yang terkandung dalam pancasila sama halnya dengan ajaran dalam agama islam, dan juga bagaimana pengaruh islam dalam melakukan kontribusi bagi perpolitikan Indoensia.

Perlu diingat juga walaupun agama Islam adalah mayoritas agama yang dianut oleh setiap masyarakat, bukan berarti Negara Indonesia adalah Negara Islam. Melainkan agama Islam memberikan kebebasan dalam agama yang dianut oleh masing-masing elemen masyarakat dan Negara menjamin untuk memenuhi semua hak-hak dan fasilitas bagi setiap agama, demi terciptanya semangat Nasionalisme disetiap masyarakat yang hidup dalam Negara Republik Indonesia.

D. DA FTAR PUSTAKA

 Zainuddin, A. Rahman , Negara dan Kekuasaan: Pemikiran Politik Ibnu Khaldun ,

Jakarta: Gramedia, 1992.

 Adrian. Vickers, Sejarah Indonesia Modern. Yogyakarta: Insan Madani, 2011.

 Jalaluddin, Rakhmat, “Nurcholish Menurut Tuparev”, dalam Sukandi A.K. (peny.), Prof.

Dr. Nurcholish Madjid, Jejak Pemikiran dari Pembaharu sampai Guru Bangsa, Yogyakarta: Pustaka Pelajar, 2003.

 http://ipmlampungtengah.blogspot.co.id/2014/11/makalah-islam-dan-politik.html.

Diakses pada tanggal 09 Juni 2017.

http://www.unhas.ac.id/rhiza/arsip/dakwah-lokal/materi/pandangan_islam_terhadap_politik.pdf. Diakses pada tanggal 09 Juni 2017.  http://jenonculun.blogspot.co.id/2014/03/pancasila-dalam-pandangan-islam.html.

Diakses pada tanggal 10 Juni 2017.

 http://journal.uii.ac.id/index.php/Millah/article/view/4085/3638. Diakses pada tanggal 10 Juni 2017.

(11)

https://media.neliti.com/media/publications/18033-ID-islam-dan-ideologi-pancasila-sebuah-dialektika.pdf. Dikses pada tanggal 10 Juni 2017.

Referensi

Dokumen terkait

Arah hubungan yang negatif menunjukkan bahwa semakin rendah performance goal orientation, maka akan diikuti dengan makin positifnya sikap terhadap sertifikasi guru

Dalam strategi ini bertujuan untuk melatih siswa dalam membuat kalimat dari yang paling. sederhana dan semua siswa terlibat dalam membuat

Demikian biodata ini saya buat dengan sebenarnya untuk memenuhi salah satu persyaratan dalam pengajuan Hibah PKM- Pengabdian kepada Masyarakat... Penghargaan dalam 10

Dari definisi di atas bahwa nilai- nilai sering digunakan secara sempit dalam kehidupan sehari-hari. Dari sini dapat diketahui bahwa istilah nilai mempunyai pegertian

[r]

Meskipun malaikat merupakan makhluk-makhluk suci yang tidak mengenal dosa, tetapi mereka tidak wajar menjadi khalifah, karena yang bertugas menyangkut sesuatu harus

Election Broadcasting Debates Commission tingkat nasional yang ada pada National Election Commission terdiri atas 11 anggota sementara Election Broadcasting

Kandungan Oksigen dalam logam las sebagai fungsi dari BI Fluks.. Hubungan antara ketangguhan dengan kandungan