Buku Petunjuk Praktikum Eksperimen Fisika I T.A 2015/2016 1
!"
# $%
Buku Petunjuk Praktikum Eksperimen Fisika I T.A 2015/2016 2 Segala puji bagi Allah SWT yang telah senantiasa memberikan Rahmat dan Hidayah Nya sehingga penyusunan Buku Petunjuk Praktikum Eksperimen Fisika I ini dapat terselesaikan dengan baik.
Diktat ini disusun sebagai buku panduan atau pegangan Praktikum Eksperimen Fisika 1 di lingkungan Jurusan Fisika UIN MALIKI Malang dengan materi yang telah disesuaikan dengan materi kuliah Gelombang, Listrik Magnet, Fisika Modern, dan Termodiamika. Sebagian materi di dalam diktat ini merupakan hasil penerjemahan dari buku penuntun eksperimen dari PHYWE yang berbahasa Inggris ditambah dengan beberapa hal dari buku buku bahan ajar kuliah.
Tujuan penyusunan adalah bahwa diktat ini dapat membantu para asisten dan mahasiswa dalam mengikuti kegiatan praktikum dengan baik dan benar sekaligus untuk menambah wawasan terhadap teori yang telah didapatkan dalam perkuliahan serta membantu menambah ketrampilan mahasiswa dalam melakukan kerja di laboratorium.
Ucapan terimakasih disampaikan kepada seluruh Laboran dan Kepala Laboratorium Fisika beserta seluruh pihak yang telah membantu penyusunan diktat ini. Akhirnya, penyusun menyadari bahwa diktat ini masih banyak kekurangan, oleh karena itu penulis mengharapkan kritik dan saran dari pembaca untuk penyempurnaan diktat berikutnya.
Malang, Agustus 2015
Disetujui oleh: Diverifikasi oleh: Disusun oleh:
Kepala Lab. Termodinamika Dosen Pengampu PLP Ahli Pertama
Drs. Abdul Basid, M.Si Ahmad Abtokhi, M.Pd Nurun Nayiroh, M.Si
Buku Petunjuk Praktikum Eksperimen Fisika I T.A 2015/2016 3 Setiap praktikan yang melakukan praktikum Eksperimen Fisika I di Laboratorium Jurusan Fisika, FSAINTEK, UIN MALIKI Malang diwajibkan mematuhi tata tertib berikut :
1. Praktikan harus sudah siap menjalankan praktikum lima menit sebelum acara praktikum dimulai.
2. Pada saat melakukan praktikum diharuskan memakai jas praktikum.
3. Setiap praktikan diharuskan membaca dengan teliti petunjuk praktikum yang akan dilakukan dan membuat ringkasan cara kerja praktikum (password masuk: Tujuan praktikum, landasan teori dan metodologi eksperimen) yang akan dilaksanakan pada saat itu.
4. Setiap parktikum diwajibkan membawa kartu kendali praktikum.
5. Sebelum praktikum dimulai pada setiap awal praktikum akan didakan pre tes. 6. Laporan sementara dibuat pada saat praktikum dan pada saat praktikum akan
usai dimintakan persetujuan Asisten praktikum. 7. Setiap selesai praktikum akan diadakan post test.
8. Laporan resmi praktikum dikumpulkan pada setiap awal praktikum berikutnya. 9. Setelah usai praktikum setiap kelompok bertanggung jawab terhadap keutuhan
dan kebersihan alat alat dan fasilitas kemudian mengisi buku log penggunaan alat alat praktikum.
10. Bagi praktikan yang berhalangan hadir diharuskan membuat surat ijin dan apabila sakit harus dilampiri surat keterangan dokter.
11. Ketentuan yang belum tercantum dalam tata tertib ini apabila perlu akan ditentukan kemudian.
PJ.Praktikum Ekaperimen Fisika I
Buku Petunjuk Praktikum Eksperimen Fisika I T.A 2015/2016 4 Halaman
1. Sampul 1
2. Kata Pengantar 2
3. Tata Tertib 3
4. Daftar Isi 4
5. EF I 1 Frekuensi Resonansi dari Resonator
Helmhotz Menggunakan Cobra3 5
6. EF I 2 Medan Magnet dari Sepasang Kumparan
dalam Susunan Helmhotz 8
7. EF I 3 Timbangan Arus: Gaya yang Bekerja pada
Konduktor Pembawa Arus 12
8. EF I 4 Penentuan Kecepatan Suara
(Prinsip Sonar) 16
9. EF I 5 Viskositas Cairan Newtonian dan Non
Newtonian ( ) 20
10. EF I 6 Kapasitansi pada Bola Logam dan
Kapasitor Berbentuk Bola 25
11. EF I 7 Permukaan Cairan yang Berotasi 30
12. Sistematika
Laporan 33
13. Laporan
Sementara 34
Buku Petunjuk Praktikum Eksperimen Fisika I T.A 2015/2016 5
'
$ $ (
) *
Tujuan dilakukan percobaan ini adalah untuk menentukan frekuensi resonansi yang berbeda beda pada resonator yang bergantung pada volume.
Resonansi Helmholtz adalah peristiwa resonansi udara dalam satu rongga. Resonator tersebut terdiri dari suatu badan yang berbentuk bola dengan satu volume udara dengan sebuah leher. Salah satu contoh peristiwa resonansi Helmholtz adalah bunyi yang diciptakan ketika satu hembusan melintasi puncak satu botol kosong. Ketika udara masuk ke dalam suatu rongga, tekanan di dalam meningkat gaya luar yang menekan udara menghilang, udara di bagian dalam akan mengalir keluar. Udara yang mengalir keluar akan mengimbangi udara yang ada di dalam leher. Proses ini akan berulang dengan besar tekanan yang berubah semakin menurun. Efek ini sama seperti suatu massa yang dihubungkan dengan sebuah pegas. Udara yang berada dalam rongga berlaku sebagai sebuah pegas dan udara yang berada dalam leher.
Resonator yang berisi udara identik dengan sebuah massa, sebuah rongga yang yang lebih besar dengan volume udara yang lebih banyak akan membuat suatu pegas menjadi lebih lemah dan sebaliknya. Udara dalam leher yang berfungsi sebagai suatu massa, karena sedang bergerak maka pada massa terjadi suatu momentum. Apabila leher semakin panjang akan membuat massa lebih besar demikian sebaliknya. Diameter leher sangat berkaitan dengan massa udara dalam leher dan volume udara dalam rongga. Diameter yang terlalu kecil akan mempersempit aliran udara sedangkan diameter yang terlalu besar akan mengurangi momentum udara dalam leher.
Frekuensi resonansi Helmholtz resonator tergantung pada volumenya. Fungsi dari Helmholtz resonator adalah digunakan untuk mengurangi bunyi yang tidak diinginkan, dengan membangun resonator yang dirancang sesuai dengan frekuensi yang ingin dihapus, biasanya digunakan dalam gelombang dengan frekuensi yang rendah. Adapun persamaan frekuensi resonansi dalam hal ini adalah:
= . (1)
Buku Petunjuk Praktikum Eksperimen Fisika I T.A 2015/2016 6 Dengan menggunakan nilai numerik berikut untuk labu 1000 ml:
c = 343 m / s r = 0,023 m
= 0,085 m
V = 10,23 · 104 m3
frekuensi resonansi dari labu bulat yang bagian bawahnya kosong dihitung menjadi 199 Hz, dan frekuensi resonansi dari labu yang setengah penuh dengan air adalah 280 Hz. Perbandingan dua frekuensi resonansi menegaskan bahwa frekuensi berbanding terbalik dengan akar kuadrat dari volume tubuh berongga.
17. PC, WindowsR95 or higher 1
Buku Petunjuk Praktikum Eksperimen Fisika I T.A 2015/2016 7
3. Atur parameter pengukuran sesuai dengan Gambar. 2; sesuaikan amplifikasi mikrofon pada tingkat intermediet.
4. Dalam percobaan ini diinginkan suara bising disekitar. Jika di ruangan terlalu tenang, tidak ada sinyal yang dapat direkam.
5. Tentukan posisi frekuensi resonansi dari labu, yang hanya diisi dengan udara (ukur frekuensinya dari gmabar spektrum).
6. Ulangi percobaan setelah bagian bulat dari labu setelah diisi dengan setengah penuh air.
7. Untuk tujuan perbandingan, lakukan pengukuran lagi seperti langkah langkah di atas untuk labu bulat 100 ml.
Gambar 2. Sinyal waktu, spektrum dan pengaturan parameter untuk pengukuran pada labu bulat 1000 ml yang kosong
Keterangan:
Jika tingkat kebisingan ambient selama pengukuran terlalu lemah, maka dapat menghasilkan suara yang tepat dengan cara yang sederhana ini, misalnya, cukup untuk menggosok dua lembar kertas pasir bersama sama. Bila menggunakan labu 100 ml, probe suara harus dimasukkan ke dalam labu tanpa tabung kaca, karena tabung kaca dapat mempengaruhi panjang resonansi.
Buku Petunjuk Praktikum Eksperimen Fisika I T.A 2015/2016 8
4
$ $ (
1. Mengukur densitas fluks megnetik di sepanjang sumbu z dari plat kumparan ketika jarak keduanya a=R (R= jari jari kumparan) dan ketika jarak a < R dan a > R.
2. Mengukur distribusi ruang dari densitas fluks megnetik ketika jarak antara kumparan a=R dengan menggunakan simetri rotasi pada pengaturan: a. Pengukuran pada komponen aksial .
b. Pengukuran pada komponen radial .
3. Menentukan komponen radial Br’ dan Br” dari 2 kumparan individu pada bidang tengah diantara keduanya dan untuk mendemonstrasikan overlap dari dua medan pada saat =0.
Dari persamaan Maxwell:
(1)
dimana K adalah kurva tertutup sekitar daerah , kita peroleh untuk arus DC (D=0), hukum fluks magnetik:
(2)
Yang sering ditulis untuk tujuan praktis dalam bentuk hukum Biot savart berikut:
(3)
dimana ρ adalah vektor dari elemen konduktor d untuk pengukuran titik dan d tegak lurus terhadap kedua vektor tersebut.
Kuat medan sepanjang sumbu konduktor lingkaran dapat dihitung dengan menggunakan persamaan (3) dan berdasarkan Gambar (1).
Vektor d tegak lurus, dan ρ dan d miring terhadap bidang sketsa, sehingga
(4) d dapat diselesaikan ke dalam komponen radial d dan aksial d
Komponen d mempunyai arah yang sama untuk semua elemen konduktor dl dan kuantitas ditambahkan, komponen d saling menghilangkan antara yang satu dengan yang lainnya dalam berpasangan.
Oleh karena itu,
Buku Petunjuk Praktikum Eksperimen Fisika I T.A 2015/2016 9 dan
(6) Sepanjang sumbu loop kawat, sedangkan densitas fluks magnetik:
(7)
Medan magnet dari kumparan flat diperoleh dengan cara mengalikan pers. (6) dengan jumlah lilitan (N).
Oleh karena itu densitas fluks magnetik sepanjang sumbu dari dua kumparan identik pada jarak pisah a adalah
(8) Dimana
Dimana =0, densitas fluks mempunyai nilai maksimum ketika a<R dan nilai minimum ketika a>R.
Buku Petunjuk Praktikum Eksperimen Fisika I T.A 2015/2016 10
12.Connecting cord, l = 750 mm, red 07362.01 3
Gambar 2. Diagram kawat untuk kumparan Helmhotz.
Gambar 3. Rangkaian alat untuk mengukur medan magnet.
+ ./+! 5 0123++
1. Rangkailah alat percobaan seperti pada Gambar 3.
2. Hubungkan dua koil secara seri dengan multimeter digital dan power supply, arus yang digunakan tidak boleh melebihi 3,5A (operasikan power supply sebagai sumber arus yang konstan).
3. Letakkan penggaris pada meja percobaan.
4. Ukurlah densitas fluks dengan menggunakan Hall probe aksial. Densitas fluks magnetik tidak bergantung pada sudut φ, jadi hanya komponen dan yang diukur.
Buku Petunjuk Praktikum Eksperimen Fisika I T.A 2015/2016 11
Gambar 3. Mengukur pada jarak a yang berbeda beda di antara kumparan.
6. Ketika jarak kumparan a=R dapat dihubungkan bersama sama dengan spacer (pengatur jarak)
Ukurlah sebagaimana yang ditunjukkan pada Gambar 4. Atur koordinat dengan menggerakkan probe dan koordinat dengan menggerakkan kumparan. Periksalah: densitas fluks harus memiliki nilai maksimum pada titik ( ).
Putar sepasang kumparan sebesar 90° (Gambar 5). Periksalah probe: pada bidang =0, harus sama dengan nol.
Gambar 4. Mengukur . Gambar 5. Mengukur
Buku Petunjuk Praktikum Eksperimen Fisika I T.A 2015/2016 12
dengan induksi magnet yang konstan dan untuk loop konduktor dengan ukuran yang bervariasi sehingga induksi magnetik dapat dihitung.
3. Untuk mengukur gaya , sebagai fungsi arus pada kumparan ! untuk sebuah loop konduktor. Pada batas yang telah ditentukan, induksi magnetik , dengan akurasi yang memadai akan sebanding dengan arus kumparan ! .
+ +0 20
Pada sebuah medan magnet dengan induksi magnet , sebuah gaya (Gaya Lorentz) bekerja pada pembawa muatan bergerak dengan muatan dan kecepatan #:
(1)
Vektor gaya tegak lurus terhadap bidang yang ditempati oleh # dan . Pada percobaan ini # dan juga berada pada sudut kanan satu sama lain, sehingga hubungan yang menunjukan nilai vektornya adalah:
#
Kecepatan dari pembawa muatan (elektron) diukur melalui arus listrik !" di
dalam konduktor. Muatan total elektron pada penampang konduktor dengan panjang ℓ dapat dirumuskan untuk q adalah:
# !" ℓ (2)
Oleh karena itu diperoleh gaya Lorentz:
!" . ℓ . B (3)
1. Pengamatan menunjukan bahwa arah dari vektor gaya bergantung pada arah gerak elektron dan arah medan magnet.
Pada sebuah medan yang lintasannya sejajar terhadap arah rambatnya, gaya akan bekerja pada loop konduktor. Pada induksi magnet dimana B=0, timbangan sedikit berubah posisinya ketika arus I pada konduktor dialirkan. Pada !" = 5A perubahan pada gaya dapat diukur. Penjelasan
Buku Petunjuk Praktikum Eksperimen Fisika I T.A 2015/2016 13 2. Pada dua penampang loop konduktor yang vertikal, elektron bergerak pada arah yang berlawanan, dan dua gaya bekerja padanya. Sedangkan pada penampang loop konduktor yang horizontal, dimana panjangnya ℓ yang diindikasikan pada tiap tiap kejadian pada loop, sehingga dapat mempengaruhi pengukuran gaya Lorentz. Salah satu dari loop konduktor mempunyai dua lilitan (n=2), masing masing panjangnya 50mm. Gaya Lorentz pada loop konduktor ini secara eksak ekuivalen dengan loop tunggal yang mempunyai panjang dua kali (ℓ =100mm, n =1).
)
+, -+ +!+
Alat dan bahan yang digunakan pada percobaan ini, antara lain:
1. Current Balance 11081.88 1
12. Distributor 06024.00 1
Buku Petunjuk Praktikum Eksperimen Fisika I T.A 2015/2016 14 Gambar 1. Rangkaian percobaan: Timbangan arus: gaya yang bekerja pada
konduktor membawa arus.
+ ./+! 0123++
1. Rangkailah alat percobaan seperti yang ditunjukkan pada Gambar 1. Kumparan elektromagnet dihubungkan secara seri dan dihubungkan ke tegangan keluaran pada power supply melalui ammeter, saklar dan $ %& ' . Pada dua bagian yang pertama dari percobaan ini, tegangan diatur tetap 12 VAC dan dihubungkan dengan arus ! pada kumparan yang diukur.
Loop Konduktor dihubungkan melalui dua strip logam yang fleksibel, pertama semuanya menuju ke distributor dan kemudian melalui ammeter menuju tegangan keluaran dari unit power supply. Jarak antara strip logam sebaiknya selebar mungkin dan melentur lurus, sehingga tidak ada gaya dari medan magnet yang bekerja.
2. Pertama, pole besi ditempatkan pada elektromagnet sedemikian rupa untuk menghasilkan celah udara sekitar 4 cm. Loop konduktor dengan = 25 mm ditangguhkan dari timbangan dengan bagian horisontal tegak lurus dengan garis garis Medan magnet.
Timbangan dihentikan dengan tidak ada arus yang mengalir melalui konduktor, dan arus konduktor diatur sebesar !" = 5 A. Besarnya arah
dan gaya ditentukan sebagai fungsi dari arah arus dan diamati dengan magnet diputar pada sumbu horisontal. Tanpa medan magnet, posisi timbangan diamati baik dengan dan tanpa arus yang mengalir melalui loop konduktor.
Buku Petunjuk Praktikum Eksperimen Fisika I T.A 2015/2016 15 panjang I =12.5mm digantung pada timbangan. Bagian horizontal dari konduktor tegak lurus terhadap garis medan dan dengan mengabaikan timbangan berada diantara medan yang seragam. Arus konduktor naik 0,5 A. Massa awal dari loop konduktor ditentukan dengan mematikan medan magnet. Ketika medan magnet dinyalakan, massa diukur dan gaya Lorentz dihitung dari perbedaan antara dua pembacaan.
4. Pengukuran dibuat hampir sama pada tiga loop konduktor lainnya. Langkah – langkahnya sebagaimana pada langkah 3 diatas. Bedanya dengan menggunakan loop konduktor 50 mm, n=2. Arus pada konduktor 5A dan arus pada kumparan divariasikan dengan menambah tegangan. Gaya Lorentz F dari masing masing keadaan ditentukan dari pembacaan.
Catatan:
Buku Petunjuk Praktikum Eksperimen Fisika I T.A 2015/2016 16
4 8 )
9 :
Tujuan dilakukan percobaan ini adalah:
1. Untuk menentukan waktu transmisi pada jarak yang berbeda beda antara pemancar dan penerima.
2. Untuk membuat plot grafik bagian panjang pulsa suaru terhadap waktu transmisi.
3. Untuk menentukan kecepatan suara dari grafik.
Istilah SONAR merupakan singkatan dari % # & % & & (pengukuran jarak dan navigasi suara). Sonar adalah suatu metode yang memanfaatkan perambatan suara didalam air untuk mengetahui keberadaan obyek yang berada dibawah permukaan kawasan perairan. Secara garis besar sitem kerja sebuah peralatan sonar adalah mengeluarkan sumber bunyi yang akan menyebar didalam air. Bunyi ini akan dipantulkan oleh obyek didalam air dan diterima kembali oleh sistem sonar tersebut. Berdasarkan penghitungan kecepatan perambatan suara didalam air maka letak obyek didalam air tersebut dapat diketahui jaraknya dari sumber suara. Pada peralatan sonar yang lebih canggih, bentuk fisik ataupun bahan pembentuk obyek itu dapat diketahui juga.
Gambar 1. Diagram untuk penentuan panjang pulsa ultrasonik.
Pada percobaan ini pulsa suara dipancarkan oleh pemancar/
yang telah melintas di sepanjang jalan setelah pemantulan dan sampai terekam oleh penerima/ # (Gambar 1). Jika waktu yang diambil adalah
, maka kecepatan suara akan diberikan oleh:
Buku Petunjuk Praktikum Eksperimen Fisika I T.A 2015/2016 17 Untuk jarak x ≤ 30 cm, jarak dari # (d) harus dipertimbangkan dengan seksama dalam menentukan waktu transmisi. Ketika $ $ pada dan # tetap saling bersentuhan, maka jarak d = 6,5 cm. Pengukuran dilakukan pada mode “' ”, dan pengaturan yang sesuai untuk percobaan ini ditunjukkan pada Gambar 2. Sebagai contoh pengukuran ditunjukkan pada Gambar 3.
Gambar 2. Pengaturan parameter parameter software.
Gambar 3. Contoh pengukuran untuk menentukan waktu t yang diambil oleh pulsa echo
)
+, -+ 3+!+ 5 0123++
Adapun alata dan bahan yang digunakan dalam percobaan ini antara lain:
1. Ultrasonic unit 13900.00 1
2. Power supply untuk ultrasonic unit, 5 VDC 13900.99 1
3. Ultrasonic transmitter pada batang 13901.00 1
4. Ultrasonic receiver pada batang 13902.00 1
Buku Petunjuk Praktikum Eksperimen Fisika I T.A 2015/2016 18
15. Measure Software Universal writer 14504.61 1
16. PC, Windows® 95 or higher 1
Gambar 4. Pengaturan alat percobaan.
+ ./+! 5 0123++
1. Susunlah alat percobaan seperti yang ditunjukkan Gambar 4.
2. Gunakan % $ pada $ $ untuk posisi reflektor, dioda “OVL” menyala, mengurangi amplifikasi masukan.
6. Gunakan sinyal sinkronisasi (soket BNC “sync”) dalam * $ + masukan “Analog In 1/S1”.
Buku Petunjuk Praktikum Eksperimen Fisika I T.A 2015/2016 19 8. Perhatikan untuk memeriksa polaritas ketika menggunakan adaptor
BNC yang cocok.
, Hubungkan * $ - pada PC degnan kabel data RS 232. 10. . dan # harus berada pada ketinggian yang sama,
ditunjukkan secara tegak lurus ke arah layar reflektor dan keduanya pada jarak yang sama dari layar reflektor tersebut.
11. Jagalah . dan # tetap pada posisi awal selama percobaan.
Buku Petunjuk Praktikum Eksperimen Fisika I T.A 2015/2016 20
4
& ) 6 6
9 # & ) :
Tujuan dilakukan percobaan ini adalah sebagai berikut:
1. Menentukan gradient dari kecepatan rotasi sebagai fungsi dari tegangan geser rotasi untuk dua cairan Newtonian ( gliserin, cairan parafin).
2. Mengamati ketergantungan suhu dari viskositas minyak dan gliserin 3. Menentukan kurva aliran untuk cairan non Newtonian(coklat)
Jika cairan berada di antara dua lempengan dan gaya F bekerja di sepanjang lempengan ke arah sumbu x, maka lempengan akan bergerak dengan kecepatan #. Untuk cairan Newtonian yang sesuai dengan komponen tegangan geser τ:
τ = F/A (1)
jika dikaitkan dengan gradien kecepatan maka diperoleh sebagai berikut:
= (2)
(η adalah viskositas cairan dan A daerah kontak antara lempengan dan cairan.)
Sejumlah zat (suspensi, emulsi) menunjukkan korelasi yang kompleks antara T dan integral gradien kecepatan D (cairan non Newtonian). Histeresis juga mungkin terjadi.
Sebuah # ( terdiri dari silinder dalam dan silindir luar. Cairan yang diamati diletakkan diantara keduanya. Pada saat kecepatan rotasi rendah, momen rotasi yang diberikan pada lapisan silinder dari cairan dengan jari jari ketinggian h sesuai dengan hubungan berikut sebagai hasil dari rotasi silinder luar atau dalam.
T ( r) = τ ・ 2π r h ・ r (3)
Buku Petunjuk Praktikum Eksperimen Fisika I T.A 2015/2016 21 Gambar 2. Kekentalan dan aliran plastis dari zat yang berbeda:
1. Cairan Newtonian (kental murni) 2. Cairan Dilatani
3. Cairan Psedoplastik
4. Cairan Bingham (plastik murni) 5. Cairan Quasiplastik
Tegangan geser dapat dinyatakan dengan momen rotasi terukur sebagai berikut:
( ) =
(4)Dalam kasus ini, gradien kecepatan D adalah sebagai berikut:
D (r) = r dω/dr (5)
ω adalah kecepatan sudut
Untuk cairan Newtonian persamaan (2) dan persamaan (3) dapat disubstitusikan ke dalam persamaan (1). Integral dengan kondisi limit sebagai berikut:
ω = 0 untuk r = R1 ω = ' untuk r = R2
(R1 dan R2 adalah jari jari dari dua silinder) memberikan hubungan antara momen rotasi terukur dan kecepatan sudut:
= ! = "
(6) Dimana C adalah perangkat konstan.
Pernyataan di atas harus dikoreksi terlebih dahulu karena efek tepi sehingga C menjadi sebuah konstanta yang empiris.
Hal ini biasanya menggunakan tegangan geser rata rata yang bekerja pada permukaan dua silinder (2), yang mana diperoleh dari rata rata geometris atau aritmatika dari tegangan geser berikut:
#$ = ! (7)
Atau
#$ = (8)
Buku Petunjuk Praktikum Eksperimen Fisika I T.A 2015/2016 22 %#$ = ! . (9)
Atau
%#& = ! . (10)
Untuk cairan non Newtonian, T tidak lagi berbanding lurus dengan ' atau τ juga tidak sebanding dengan D. Ada pendekatan rumus yang menggambarkan hubungan antara T dan τ dan antara D dan '.
Untuk beberapa cairan, viskositas berubah secara eksponensial dengan temperatur Tabs:
η = A e$/.abs (Andrage) (11) Atau
'() = *+,
-*+, (Vogel) (12)
Pada suhu 303 K viskositas glyserin dihitung menjadi: η = 680 cP
1. Rotary viscometer 18221.93 1
2. Support base –PASS 02005.55 1
3. Support rod, sta inless steel,1 =500mm 02032.00 1
4. Right angle clamp 37697.00 1
5. Magnetic heating stirrer 35720.93 1 6. Electronic temperature controller 35721.00 1 7. Magnetic stirrer bar, 1 =30mm 46299.02 1 8. Separator for magnetic bars 35680.03 1 9. Glass beaker, 600ml, short 36015.00 3 10. Glass beaker, 250ml, tall 36004.00 2 11. Glass rod, 1 =200mm, d =5mm 40485.03 2
12. Glycerol, 250ml 30084.25 2
13. Liquid paraffin, 250ml 30180.25 1
14. Castor oil, 250ml 31799.27 2
Buku Petunjuk Praktikum Eksperimen Fisika I T.A 2015/2016 23
Gambar 3. Rangkaian alat percobaan Viskositas Newtonian dan non Newtonian
+ ./+! 0123++
Adapun langkah kerja pada percobaan ini adalah sebagai berikut: 1. Aturlah alat percobaan seperti yang ditunjukan pada Gambar 3.
2. Rotary viscometer harus disesuaikan sampai persis posisinya vertikal, gunakan sekrup putar yang berada pada dasar )) % untuk melakukan hal ini. Ada kotak level di viskometer yang digunakan untuk memeriksa ketepatan penyesuaian pengaturan itu.
3. Turunkan viskometer sampai ke permukaan cairan tepat mencapai tanda kalibrasi bodi rotary.
4. Aduk cairan viskositas dengan kecepatan rendah sekaligus panaskan dengan suhu pengukuran yang diinginkan dengan bantuan pengaduk magnet dan aduk batang magnet agar cepat mencapai distribusi panas yang seragam. Suhu sebaiknya selalu diukur di sekitar silinder . Setelah suhu percobaan telah tercapai matikan pemanas. Suhu harus tetap konstan selama beberapa menit sebelum pengukuran dimulai, karena sillinder immersion harus dalam kesetimbangan termal dengan cairan. Ketika kesetimbangan termal telah tercapai, matikan pengaduk magnetik dan tentukan viskositas cairan.
Buku Petunjuk Praktikum Eksperimen Fisika I T.A 2015/2016 24 6. Untuk Glyserin dan parafin cair, tentukan ketergantungan momen
rotasi terhadap frekuensi dalam rentang antara 0,1 Hz dan 1,0 Hz. 7. Untuk gliserin dan oli, tentukan ketergantungan viskositas terhadap
Buku Petunjuk Praktikum Eksperimen Fisika I T.A 2015/2016 25
'
1. Menentukan kapasitansi dari tiga bola logam dengan diameter yang berbeda beda.
2. Menentukan kapasitansi dari kapasitor berbentuk bola.
3. Menentukan diameter tiap benda uji dan perhitungan nilai kapasitansinya.
+. + "
Kapasitansi C dari sebuah bola dengan jari jari R diberikan oleh:
C = 4πε0 R (1)
(konstanta induksi elektrostatis ε0 = 8.86 ・ 1012 As/Vm)
Dengan menggunakan persamaan (1), kapasitansi bola konduksi dapat dihitung sebagai berikut:
Bola (2R1 = 0.121 m) : C = 6.7 ・ 1012 As/V = 6.70 pF
Bola (2R2 = 0.041 m) : C = 2.28 ・ 1012 As/V = 2.28 pF
Bola (2R3 = 0.021 m) : C = 1.22 ・ 1012 As/V = 1.22 pF
Dengan menggunakan (2), nilai tegangan U1, di mana ditentukan dengan rata rata pengukuran amplifier, memenuhi untuk menentukan harga muatan Q yang sesuai:
Q = (Cco + Cca) U1 = (Cco + Cca)U/V ;
dengan Cco << Cca; Q = CcaU1 = U/V (2) dimana
Cco = kapasitansi konduktor; Cca = kapasitansi kapasitor paralel,
U = tegangan display, V= faktor penguatan, U1 = tegangan terukur)
Di sisi lain, muatan konduktor Q adalah:
Q = Cco U2 (3)
Akhirnya, muatan muatan dapat dihitung dengan menggunakan persamaan (2) dan (3).
U1 / U2 = Cco / Cca
+. + "
Kapasitansi kapasitor berbentuk bola diberikan oleh: " = 4/01 !
(4)
Buku Petunjuk Praktikum Eksperimen Fisika I T.A 2015/2016 26 Dengan r1 = 0.019 m dan r2 = 0.062 m untuk kapasitor berbentuk bola perhitungan kapasitansi medan C = 3.0 pF.
Buku Petunjuk Praktikum Eksperimen Fisika I T.A 2015/2016 27
Gambar 1. Pengaturan alat percobaan untuk menentukan kapasitansi bola konduktor
+ ./+! 0123++
Bagian 1:
1. Aturlah alat percobaan untuk menentukan kapasitansi dari bola konduktor seperti yang ditunjukkan pada Gambar 1. Gambar 2 hanya menunjukkan bagian dari pengaturan percobaan yang harus dimodifikasi untuk menentukan kapasitansi dari kapasitor berbentuk bola.
2. Konduktor bola (d = 2 cm) ditempatkan pada $ $ dan dihubungkan dengan kabel tegangan tinggi dengan resistor pelindung 10 MV ke kutub positif keluaran 10 kV pada power supply tegangan tinggi.
3. Kutub positif di & % kan. Bulatan silinder dimasukkan ke dalam kontak bola uji untuk menge / & nya.
4. Tegangan tinggi harus selalu di reset ke nol setelah selesai menge / & . Setiap selesei pengukuran, tengangan penge / & ditingkatkan sebesar 1 kV.
5. Sebelum di / & kembali, bola uji harus dikosongkan muatannya melalui kontak dengan kabel penghubung dibumikan/di& %kan. 6. Muatan pada bola uji ditentukan dengan amplifier pengukuran.
Gunakan masukan hambatan tinggi pada elektrometer untuk kasus ini. Sebuah tambahan kapasitor 10 nF dihubungkan secara paralel dengan kabel uji BNC yang dilengkapi dengan adaptor yang diperlukan untuk mengambil alih muatan.
7. Kapasitansi dari bola konduktor ditentukan dari tegangan dan nilai muatan; ini dilakukan dengan menggunakan rata rata yang dihitung selama beberapa nilai pengukuran muatan.
Buku Petunjuk Praktikum Eksperimen Fisika I T.A 2015/2016 28
Gambar 2. Bagian pengaturan percobaan yang digunakan untuk menentukan kapasitansi dari kapasitor bola
Gambar 3. Sketsa yang menunjukkan pengaturan dan alat tambahan bola konduksi. (1=kawat tembaga, 2=pipa kapiler, 3=alumunium foil)
Bagian 2:
1. Untuk menentukan kapasitansi dari kapasitor bola, ubahlah pengaturan percobaan seperti yang ditunjukkan pada Gambar 2.
Buku Petunjuk Praktikum Eksperimen Fisika I T.A 2015/2016 29 3. Tingkatkan tegangan pada step 100 V dan jangan ditingkatan di atas
1000 V untuk keselamatan multimeter digital.
4. Berdasarkan nilai rata rata muatan yang terbaca, dapat ditentukan untuk hemisphere yang sama sebagaimana yang didiskripsikan dalam bagiannya.
Buku Petunjuk Praktikum Eksperimen Fisika I T.A 2015/2016 30
' ;
) #
Tujuan dari percobaan ini adalah untuk menentukan: 1. Bentuk cairan yang berotasi.
2. Letak titik terendah yang dinyatakan sebagai fungsi kecepatan sudut 3. Kurva fungsi
Permukaan dari sebuah cairan menghasilkan sejumlah gaya eksternal yang bekerja tegak lurus terhadap permukaannya.
di mana ω melambangkan kecepatan anguler (sudut).
(Gambar 1 merupakan acuan yang digunakan pada sistem rotasi) Dari Gambar 1, dapat diperoleh:
tan α = % /%2 = ω22/& (3)
Dan dari rumus tersebut didapatkan: 2 = 3& + (parabola) (4)
Jika sumbu x pada Gambar 1 terletak pada permukaan sebuah cairan pada ω =0 dan sumbu y terletak pada sumbu rotasi, kemdian karena adanya konservasi massa dan diasumsikan bahwa terjadi pemampatan pada cairan, maka diperoleh:
5 2 67 = 01$ (5)
Jika 2α merupakan panjang dari sel, dan dari letak tersebut merupakan titik terendah dari putaran cairan, maka:
Buku Petunjuk Praktikum Eksperimen Fisika I T.A 2015/2016 31
Gambar 1. Keseimbangan gaya dalam sebuah partikel pada permukaan cairan yang berotasi.
)
+, -+ +!+
Adapun alat dan bahan yang digunakan dalam percobaan ini, antara lain :
1. Rotating liquid cell 02536.01 1
2. Bearing unit 02845.00 1
3. Driving belt 03981.00 1
4. Motor, with gearing, 12 VDC 11610.00 1 5. Power supply 0 12V DC/6V, 12V AC 13505.93 1 6. Light barrier with counter 11207.30 1 7. Power supply 5 V DC/2.4 A 11076.99 1
8. Bench clamp, PASS 02010.00 2
9. Barrel base –PASS 02006.55 1
10. Methylene blue sol., alkal. 250 ml 31568.25 1
Buku Petunjuk Praktikum Eksperimen Fisika I T.A 2015/2016 32
+ ./+! 0123++
1. Susunlah alat dan bahan seperti yang ditunjukkan Gambar 2.
2. Letakkan air yang telah ditambah sedikit / $ ke dalam sel. 3. Tentukan ketinggian permukaan cairan agar dapat terhubung dengan gais horizontal pada plat 3 2 & yang memilikit 3 macam kurva fungsi parabola didalamnya.
4. Tentukan titik terendah kurva permukaan cairan, dengan cara menekan kertas perak bersamaan dengan plat 3 2 & ke dalam sel. 5. Pastikan agar kecepatannya konstan, dengan cara memasang sabuk penggerak antara mesin dan bantalan poros serta memasangkannya dengan erat ke sel.
6. Ketika sel telah tertutup bagian atasnya, kecuali saat pengisian sedikit celah, dapat digunakan kecepatan yang lebih tinggi.
7. Tempelkan layar (yang terbuat dari papan kartu kuat dengan ketebalan 1 cm) pada dasar atau tepi dari sel untuk mengukur kecepatan sudut Ω.
8. Pada saat berputar, layar melewati sensor cahaya pada &/ $ yang dioperasikan pada mode .
9. Perhitungan akan dimulai dan hentikan hanya jika sel menyelesaikan satu putaran penuh dan layar berputar sekali lagi melewati sensor cahaya.
Buku Petunjuk Praktikum Eksperimen Fisika I T.A 2015/2016 33
, <+, /+
+520+
0+/, / <
BAB I PENDAHULUAN
BAB II DASAR TEORI
BAB III METODOLOGI
3.1 Alat dan Bahan 3.2 Gambar Percobaan 3.3 Langkah Percobaan
BAB IV ANALISIS DAN PEMBAHASAN
4.1 Data Hasil Percobaan 4.2 Perhitungan
4.3 Pembahasan
BAB V PENUTUP
5.1 Kesimpulan 5.2 Saran
Buku Petunjuk Praktikum Eksperimen Fisika I T.A 2015/2016 34
20<+, +<5 0+ +520+ < ,+0+
- 5 0123++ "=========
0 +3 -+,+ !+ 5 0123++ -+ / <5 + -+,+ < ,+0+
, 0+/, / <