• Tidak ada hasil yang ditemukan

Mazhab wali wasi dalam Psikologi

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2018

Membagikan "Mazhab wali wasi dalam Psikologi"

Copied!
12
0
0

Teks penuh

(1)

MAZHAB-MAZHAB DALAM PSIKOLOGI

Terdapat berbagai macam pendekatan atau mazhab untuk melakukan studi psikologis dalam menjelaskan tingkah laku manusia. Tiga mazhab dalam dunia psikologi adalah :

1. Psikoanalisa

Munculnya psikoanalisa dalam dunia psikologi bisa dianalogikan dengan revolusi Copernican dalam natural science; dicaci, ditolak, tapi diagungkan pada akhirnya. Sigmund Freud adalah bapak tokoh psikoanalisa. Dua hal yang bisa dicatat sebagai awal konflik teori tesebut. Pertama, psikologi yang berkembang pada waktu Freud mencuatkan teorinya bayak memfokuskan perhatian pada “kesadaran” manusia. Freud berkeyakinan bahwa perilaku dan kepribadian manusia banyak dipengaruhi oleh ketidaksadaran. Pada pandangan Freud, sebagian perilaku manusia diatur oleh insting. Dorongan insting diseabkan oleh kebutuhan fisik yang memotivasi seseorang untuk memusakannya sehingga proses fisik tersebut mencapai keseimbangan. Insting memilki 4 karakteristik utama :

 Bersumber dari kekurangan yang bersifat fisik  Bertujuan memuaskan kebutuhan

 Dorongan yang menggerakkan seseorang untuk bertindak  Objek yang menjadi sasaran insting tersebut

(2)

insting kehidupan. Freud juga mengakui adanya insting kematian. Dia percaya bahwa tujuan semua kehidupan adalah kematian. Agersivitas adalah unsure utama dari insting kematian.

Struktur Kepribadian dan Kecemasan

Dalam mencoba memahami system kepribadian manusia, Freud membangun model kepribadian yang saling berhubungan dan menimbulkan ketegangan satu sama lain. Konflik dasar dari tiga system kepribadian tersebut menciptakan energi psikis individu.

Tiga system kepribadian tersebut adalah id, ego, dan superego.  Id

Id merupakan “gudang” penyimpan kebutuhan-kebutuhan manusia yang mendasar, seperti makan, minum, istirahat, atau rangsangan seksualitas dan agresivitas. Id bekerja menurut prinsip kenikmatan (pleasure principle), karenanya jika pemenuhan kebutuhan id terhambat, akan terjadi konflik-konflik yang menimbulkan rasa gelisah, sakit, dan perasaan lain yang tidak menyenangkan. Dua cara yang dilakukan id dalam memenuhi kebutuhannya untuk meredakan ketegangan yang timbul yaitu melalui refleks atau reaksi-reaksi otomatis seperti berkedip , serta melalui proses primer seperti membayangkan makanan pada saat lapar. Dalam hal ini, diperlukan system lain yang dapat merealisasikan imajinasi itu menjadi kenyataan. System itu adalah ego.

 Ego

(3)

Dalam menjalankan fungsi ini, ego bekerja menurut prinsip ealitas (reality principle). Ego juga menuntut penundaaan tindakan sampai ia menentukan apa yang harus dihadirkan sebagai objek realitas (secondary process). Proses ini melibatkan pengujian realitas (reality testing), dimana ego membuat rencana untuk memuaskan kebutuhan dan menguji kembali, apakah rencana itu dapat digunakan untuk memenuhi kebutuhan id yang sesuai dengan realita. Disini ego berfungsi untuk memilih rangsangan yang harus dipuaskan, kapan dan bagaimana cara memuaskannya. Karena berfungsi demikian, ego dikatakan memiliki fungsi eksekutif dalam kepribadian manusia.

 Superego

Superego sangat dekat dengan apa yang disebut sebagai kesadaran akan peraturan dan nilai-nilai moral. Freud menjabarkan superego sebagai proses internalisasi individu tentang nilai-nilai moral masyarakat. Freud membagi superego yang berifat ideal ini dalam dua komponen yaitu suara hati (conscience) dan ego ideal. Meskipun superego memiliki fungsi positif dalam mengontrol doronghan-dorongan primitf dan mendorong individu untuk memantapkan karier yang produktif di masyarakat, namun ia juga memilki implikasi yang negative.

Dalam penjabaran tentang struktur kepribadian ini. Freud memberikan kontribusi berharga terhadap pemahaman kecemasan (anxiety). Kecemasan adalah perasaan tidak menyenangkan yang sangat membahayakan self. Freud mengkategorikan kecemasan ini menjadi tiga bagian :

(4)

 Kecemasan neurotik (neurotik anxiety), yaitu kecemasan terhadap hal-hal yang ada dalam baynagan seseorang karena pengalamannya.

 Kecemasan moral (moral anxiety), yang muncul pada saat seseorang melanggar nilai moral di masyarakat atau keluarga.

Mekanisme Pertahanan Ego :

a. Represi (repression); merupakan usaha dari ego untuk menyimpan impuls-impuls id ynag tidak dikehendaki dari alam kesadaran.

b. Penyangkalan (denial); merupakan penolakan seseorang terhadap perasaan yang tidak menyenangkan.

c. Pemindahan (displacement); usaha tanpa sadar individu untuk memuaskan kebutuhan impuls id dengan mengganti objeknya, karena objek yang lansung dapat memuaskan id itu tidak tersedia.

d. Sublimasi (sublimation); salah satu bentuk displacement di mana impuls id tidak dapat diterima atau bukan objek yang menjadi tujuan yang kaan dipindahkan atau mengalami transformasi. Impuls-impuls ynag tidak dapat diterima akan dipindahkan oleh individu hingga dapat diterima secara sosial.

e. Proyeksi (projection); merupakan pertahanan ego dengan menyebut karakteristiknya ynag tidak disenangi kepada orang lain.

f. Identifikasi (identification); merupakan cara meredakan ketegnagan melalui imitasi atau identifikasi dengan orang-ornag yang dianggap lebih berhasil dalam meuaskan kebutuhannya.

(5)

yang menimbulkan kecemasan dengan cara bersikap dan berprilaku kebalikan dari pikiran dan perasaan sesungguhnya.

h. Rasionalisasi ( rationalization); dalam mekanisme pertahanan ini, individu menggantikan sesuatu yang tidak dapat diterima oleh ketidaksadaran menjadi suatu yang dapat diterima oleh kesadaran.

i. Intelektualisasi ( intelectualization); mereduksi kecemasan dalam bentuk objektif, tanpa emosi dengan melibatkan intelektual dan dengan bahsa abstrak.

j. Regresi (regression); merupakan suatu cara untuk mencegah kecemasan yang timbul dengan berperilaku kekanak-kanakan.

k. Fiksasi (fixation); bertujuan menghindarkan seseorang dari ketakutan dan frustasi terhadap situasi baru.

Penggunaan berbagai mekanisme pertahanan diri tersebut bukan merupakan bahya, sejauh mekanisme tersebut meredakan ketegangan, menciptakan harmoni dalam kondisi kejiwaan. Akan tetapi, jika mekanisme pertahanan tersebut terlalu sering digunakan, akan membahayakan serta melumpuhkan kapasitas individu dalam menghadapi realitas.

Teori Perkembangan Psikologi Seksual

Freud membagi perkembangan kepribadian dalm skema perkembangan psikoseksual sebagai berikut :

 Tahap Oral

(6)

adalah mulut. Orangtua merupakan sumber pemuasan kebutuhan dalam menentukan apakah seseorang bayi akan mengalami kesulitan kepribadian atau tidak dalam hidupnya kelak. Kesulitan ini bisa terjadi karena sikap orangtua yang terlalu memanjakan kebutuhan bayinya atau sebaliknya.

 Tahap Anal

Selama dua atau tiga tahun, perasaan nikmat terfokus pada lubnag dubur (anal cavity). Pada thaap anal ini, puincak kenikmatananak terjadi sewaktu menahan atau mengeluarkan kotoran. Tahap ini merupakan awal dari keterpisahan ego dari id dan anak mulai menyatakan kemandiriannya. Kemandirian ini tentu bukan berarti sesuatu yang logis dan masuk akal, tetapi merupakan interdependensi ynag negativistik di mana anak menolak apapun yang ditawarkan oleh orangtuanya.

 Tahap Phalik

Selama usia empat dan lima tahun, tekanan seksual terpusat pada wilayah genital. Bagi anak laki-laki, terjadi perkembangan keinginan untuk mengadakan kontak seksual dengan ibunya. Anak perempuan mengalami rasa iri tentang alat kelamin lelaki (penis envy). Mereka mulai mencintai ayanhnya kaena ayahnya memiliki “objek” yang dikehendaki.

 Tahap Laten

Dari usia enam tahun sampai masa puber, merupakan periode dimana insting seksual sedang “tidur”. Energi seksual tidak pupus pada tahap laten tapi tesublimasikan dalam bentuk pencarian yang lain, misalnya belajar berbagai keterampilan di sekolah.

 Tahap Genital

(7)

mengalami trauma di masa kanak-kanak, penyesuaian diri dengan lawan jenis akan berlangsung engan baik. Bagi Freud, orang yang normal adalah seseorang yang memilki penyesuaian memuaskan dalm dua wilayah utama, yaitu cinta dan pekerjaan.

2. Behaviorisme

Pendekatan behaviorisme oleh Skinner menyatakan bahwa kepribadian akan dapat diketahui dari perkembangan perilaku manusia dalam interaksi dengan lingkungannya secara kontinu.

Behaviorisme membantu mengembangkan psikologi S-R (stimulus-respon) selama kurun waktu medio pertama abad kedua puluh ini. Psikologi S-R merupakan hasil karya B. F Skinner (ahli psikologi dari Harvard) yang sampai saat ini masih berpengaruh di Amerika Serikat. Psikologi S-R mempelajari stimuli yang menarik keluar respon-respon tingkah laku, ganjaran, dan hukuman yang mempertahankan respon-respon tingkah laku itu, serta modifikasi-modifikasi tingkah laku yang diperoleh melalui pengubahan pola-pola ganjaran dan hukuman tadi. Apa yang terjadi dalam tubuh organisme tidak dipelajari oleh psikologi S-R. Ahli-ahlinya menyatakan bahwa sekalipun otak dan system saraf menimbulkan kegiatan-kegiatan rumit yang tidak dapat dilihat (karena berada dalam black box), tetapi pada hakekatnya ilmu dalam psikologi dapat didasarkan pada apa yang masuk ke dalam dan apa yang keluar dari black box itu). Jadi, teori belajar dapat dikembangkan dengan mengobservasi bagaimana tingkah laku yang dipelajari itu berubah-rubah sesuai dengan kondisi lingkungannya; misalnya apakah kondisi-kondisi stimulus serta pola-pola ganjaran dan hukuman mengarahkan pada belajar yang paling cepat dengan kesalahan paling sedikit. Teori ini tidak perlu merinci perubahan-perubahan yang terjadi dalam sistem saraf yang dihasilkan oleh kegiatan belajar.

(8)

1. Tingkah laku itu terjadi menurut hukum (behavior can be controlled). Walaupun mengakui bahwa tingkah laku manusai adalah organisme yang berperasaan dan berpikir, Skinner tidak mencari penyebab tingkah laku di dalam jiwa manusia dan menolak alasan-alasan penjelasan dengan keadaan pikiran )mind) atau motif-motif internal.

2. Tingkah laku manusia tidak dapat dijelaskan dengan mekanisme psikis seperti id atau ego. Tingkah laku dapat dijelaskan hanya berkenaan dengan kejadian atau situasi-situasi anteseden yang dapat diamati. Kondisi-kondis social dan fisik di lungkungan kita sangat penting dalam menentukan tingkah laku.

3. tingkah laku manusia tidak ditentukan oleh pilihan individual. Skinner menolak bahwa orang-orang adalah pelaku-pelaku bebas yang menentukan nasibnya sendiri. Tingkah laku manusia (kepribadiannya), menurut Skinner ditentukan oleh kejadian-kejadian di masa lalu dan sekarang dalam dunia objektif di mana dia mengambil bagian.

Menurut Skinner, kepribadian terutama adalah hasil dari sejarah penguatan pribadi individu (individual’s personal history of reinforcement). Walaupun pembawaan genetis (genetic endowment) turut berperan, penguatan-penguatan menentukan tingkah laku khusus yang terbentuk dan dipertahankan, serta merupakan khas bagi individu yang bersangkutan.

Skinner lebih menyukai menyelidiki kepribadian dengan memfokuskan pada aspek belajar dengan tingkah laku yang banyak mengizinkan individu melangsungkan hidup dan berhasil dalam transaksinya dengan lingkungan.

Skinner membedakan dua tipe tingkah laku : 1. Operan

(9)

mengubah dan diubah oleh lingkungan. Tingkah laku ini dikendalikan oleh akibat-akibat yang mengikuti perbuatan. Tingkah laku operan juga disebut sebagai tingkah laku instrumental dalam menghasilkan akibat pada lingkungan.

2. Responden

Perilaku responden diperoleh dengan stimulus yang dapat diidentifikasi, karena itu perilaku memperoleh tanggapan subjek. Respon dapat dipelajari memlalui classical conditioning.

Tingkah laku lebih mungkin dilakukan bila ada penguat positif seperti makanan, air, atau kasih sayang. Tingkah laku tersebut juga diperkuat dengan dikeluarkannya stimulusynag tidak disukai (aversive) dari suatu situasi misalnya kritik atau suhu eksterm. Stimulus yang terakhir ini disebut sebagai penguat negative. Kedua penguat tersebut bisa memperkuat tingkah laku. Tingkah laku pada umumnya dikurangi dengan stimulus hukuman seperti dipukul atau dikeluarkannya penguat positif seperti mengambil mainan dari seorang anak.

Skinner menyatakan bahwa hukuman adalah teknik yang umum digunakan dalam dunia modern. Baginya, hukuman menekan tingkah laku untuk sementara tetapi tingkah laku itu dapat muncul kembali bila kemungkinan hukuman ditarik atau dikendurkan.

Efek Hukuman :

 Hukuman bisa membangkitkan reaksi-reaksi emosional yang

bertentangan dengan tingkah laku yang seharusnya.

 Hukuman juga bisa menyebabkan konflik yang kuat dalam diri

seseorang yaitu ketidaksesuiaan antara respon atau reaksinya.

(10)

Teknik Pengontrol Tingkah Laku

Skinner tidak hanya tertarik dengan jadwal penguatan (schedules of reinforcement) yang menentukan tingkah laku tetapi juga dalam peranan self control processes. Adapun tekinik pengontrol tingkah laku tersebut adalah :

1. pengekangan fisik ( physical restraints) 2. bantuan fisik (physical aids)

3. mengubah kondisi stimulus (changing the stimulus conditions) 4. memanipulasi kondisi emosional (manipulating emotional

conditions)

5. melakukan respon-respon lain (performing alternative responses)

6. menguatkan diri secara positif (positive self reinforcement) 7. menghukum diri sendiri (self punishment)

3. Humanistik

(11)

(behaviorisme) atau dikendalikan oleh impuls-impuls tidak sadar (psikoanalisis). Manusia merupakan “aktor” yang mampu mengendalikan nasibnya sendiri dan mengubah dunianya.

Abraham Harold Maslow salah seorang psikolog humanis, melandaskan teorinya pada tercapainya cita-cita humanisme yang dibahasakan dengan “ mausia yang actualized”. Manusia yang bisa mengaktualisasikan segenap potensi yang positif dalm dirinya untuk masyrakatnya. Untuk itu Maslow mengkategorikan secara ketat apa yang dimaksud aktualisasi diri, prosenya maupun ciri orang yang actualized.

Maslow mengkonsepsikan pandangan perilaku organisme sebgaai sesuatu yang bersifat holistik, merupakan satu kesatua utuh. Individu merupakan keseluruhan ynag padu dan teratur, sehingga seluruh pribadinya digerakkan oleh motivasi dan bukannya hanya sebagian. Maslow mendasarkan teori aktulaisasi diri dengan asumsi bahwa setipa manusai memilii hakikat intrinsik yang baik dan itu memungkinkan untuk mewujudakn perkembangan. Perkembangan yang sehat terjadi bila manusia mengaktualisasikan diri dan mewujudkan segenap potensinya.

Pada prinsipnya, keberadaan manuisa memiliki dua kebutuhan dasar yang berakar pada keadaan biologis mereka. Dua kebutuhan itu dinamkaan deficiency atau basic needs dan rowth atau mtea needs. Maslow memformulasikan teori motivasinya itu berdasrakan kebutuhan-kebutuahn manusia dan menyusunnya dalam suatu hierarki dikenal sebagai hierarchy of needs, kebutuhan-kebutuhan ini disusun dalam satu tingkatan dimana kebutuhan yang berada dibawah menuntut pemuasan terlebih dahulu sebelum dipuaskannya kebutuhan yang berada di atasnya.

5 kebutuhan dasar tersebut adalah : 1. Physiological Needs

(12)

2. Safety Needs

Kebutuhan akan kenyamanan termasuk stabilitas, rasa nyaman, perlindungan, keteraturan dan kemerdekaan dari rasa takut dan kekacauan. Dalam pandangan Maslow, kebutuhan rasa aman sudah dirasakan individu sejak kecil ketika ia mengeksplorasi lingkungannya.

3. Belongingness and Love Needs

Setelah 2 kebutuhan yang lebih rendah terpenuhi, kebutuhan akan pertemanan dan cinta segera muncul. Maslow mengatakan bahwa kita semua membutuhkan rasa diingini dan diteima oleh orang lain. 4. Esteem Needs

Maslow membedakan kebutuhan akan penghargaan diri ini menjadi 2 yaitu pertama kebutuhan penghargaan yang didasarkan atas respek terhadap kemampuan, kemandirian, dan perwujudan kita sendiri. Kedua, penghargaan yang didasarkan atas penilaian ornag lain. Penghargaan ini dapat dilihat dengan baik dalam usaha untuk mengapresiasikan diri dan mempertahnkan status.

5. Need for Self Actualization

Referensi

Dokumen terkait

Hasil penelitian yang menunjukkan tidak adanya pengaruh pengeluaran konsumsi rumah tangga dan pengeluaran pemerintah terhadap pertumbuhan ekonomi ini sangat kontraditif

Penelitian ini dilakukan dengan melihat dan mengeksplor tanggapan mengenai praktik kartu kredit syariah dalam hal ini aplikasi iB Hasanah Card dari berbagai sudut

Hasil validasi menunjukkan bahwa perangkat pembelajaran yang digunakan pada model pembelajaran kooperatif tipe NHT dinyatakan baik dengan hasil rating validasi modul 86,6 dan

1) Permohonan itsbat nikah dapat dilakukan oleh kedua suami isteri atau salah satu dari suami isteri, anak, wali nikah dan pihak lain yang berkepentingan dengan perkawinan

Kebijakan puritanisme oleh sultan Aurangzeb dan pengislaman orang-orang Hindu secara paksa demi menjadikan tanah India sebagai negara Islam, dengan menyerang berbagai praktek

Pada Tanggal Jatuh Tempo yaitu dimana seluruh Efek Bersifat Utang yang menjadi basis proteksi dalam portofolio investasi BATAVIA PROTEKSI GEBYAR 9 telah jatuh tempo,

dismenore dengan istirahat atau tidur merupakan salah satu upaya yang banyak dilakukan dalam menghadapi dismenore pada remaja putri di Pondok Pesantren Darusslaam

Kalibrasi parameter input model yang digunakan di sub DAS Ciliwung Hulu adalah kurva aliran permukaan (CN), faktor alpha aliran dasar (ALPHA_BF), lama ‘delay’ air bawah