• Tidak ada hasil yang ditemukan

kloning manusia dalam prespektif filsafa (1)

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2018

Membagikan "kloning manusia dalam prespektif filsafa (1)"

Copied!
13
0
0

Teks penuh

(1)

Perkembangan Ilmu Medis dalam Kaitannya dengan

Moralitas (Studi Kasus Kloning pada Manusia)

Oleh:

KELOMPOK 3

Fakultas Filsafat

(2)
(3)

BAB 1 PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Ilmu medis merupakan salah satu ilmu yang terus berkembang seiring dengan perkembangan pemikiran manusia mengenai konsep dan metode dalam ilmu pengetahuan. Ilmu medis merupakan salah satu cabang dari klaster ilmu kedokteran yang berfokus pada manusia, yaitu tubuhnya tentang bagaimana cara menyembuhkan suatu penyakit atau gangguan yang di alami oleh manusia secara fisik. Sejarah ilmu medis atau kedokteran berawal dari kebudayaan dalam masyarakat menggunakan tumbuh-tumbuhan herbal, dan hewan untuk tindakan pengobatan. Ini sesuai dengan kepercayaan magis mereka yakni animisme, sihir, dan dewa-dewi. Masyarakat animisme percaya bahwa benda mati pun memiliki roh atau mempunyai hubungan dengan roh leluhur.

Ilmu kedokteran berangsur-angsur berkembang di berbagai tempat terpisah yakni Mesir kuno, Tiongkok kuno, India kuno, Yunani kuno, Persia, dan lainnya. Sekitar tahun 1400-an terjadi sebuah perubahan besar yakni pendekatan ilmu kedokteran terhadap sains. Hal ini mulai timbul dengan penolakan–karena tidak sesuai dengan fakta yang ada– terhadap berbagai hal yang dikemukakan oleh tokoh-tokoh pada masa lalu (bandingkan dengan penolakan Copernicus pada teori astronomi Ptolomeus. Beberapa tokoh baru seperti Vesalius (seorang ahli anatomi) membuka jalan penolakan terhadap teori-teori besar kedokteran kuno seperti teori Galen, Hippokrates, dan Avicenna. Diperkirakan hal ini terjadi akibat semakin lemahnya kekuatan gereja dalam masyarakat pada masa itu.

(4)

teori pra-modern. Pusat perkembangan ilmu kedokteran berganti ke Britania Raya, dan Amerika Serikat pada awal tahun 1900-an (oleh William Osler, Harvey Cushing).

Kedokteran berdasarkan bukti (evidence-based medicine) adalah tindakan yang kini dilakukan untuk memberikan cara kerja yang efektif, dan menggunakan metode ilmiah serta informasi sains global yang modern. Kini, ilmu genetika telah mempengaruhi ilmu kedokteran. Hal ini dimulai dengan ditemukannya gen penyebab berbagai penyakit akibat kelainan genetik, dan perkembangan teknik biologi molekuler.

Ilmu herbalisme berkembang menjadi farmakologi. Masa modern benar-benar dimulai dengan penemuan Heinrich Hermann Robert Koch bahwa penyakit disebarkan melalui bakteria (sekitar tahun 1880), yang kemudian disusul penemuan antibiotik (sekitar tahun 1900-an). Antibiotik yang pertama kali ditemukan adalah obat Sulfa, yang diturunkan dari anilina. Penanganan terhadap penyakit infeksi berhasil menurunkan tingkat infeksi pada masyarakat Barat. Oleh karena itu dimulailah industri obat.

Beranjak dari penjelasan yang menjadi perkembangan mengenai ilmu medis terdapat suatu inovasi yang di lakukan manusia sebagai bentuk pengembangan ilmu pengetahuan dalam bidang medis yaitu kloning manusia. Dalam komunitas ilmiah, reproduksi kloning hanya merujuk kepada penciptaan identik genetik kehidupan. "Identik genetik" tidak berarti semuanya sama; kloning semacam ini tidak menghasilkan sesuatu yang hidup dari kenangan atau pengalaman atau memori sebelumnya, misalnya. Namun, dalam diskusi Raëlianism, kloning kadang tampaknya tidak hanya merujuk ke kloning reproduksi, tetapi juga kloning reproduksi manusia dengan tambahan pikiran dan / atau mentransfer otak / memory sebelumnya ketubuh baru, atau proses klon dewasa. Raëlians mengambil kesimpulan ini dan bahwa kemanusiaan dapat mencapai kehidupan kekal hanya melalui ilmu kloning.

(5)

melahirkan seorang gadis bernama Eve di 26 Desember, 2002. Rael memberitahu bahwa larangan pengembangan kloning manusia sama saja dengan pelarangan kemajuan medis seperti "antibiotik, darah transfusions, dan vaksin.", yang dalam sejarah selalu terulang.

Tahap kedua dalam kloning, menurut Raëlians, adalah pengklonan manusia menjadi cepat dewasa. Rael mengatakan bahwa di masa mendatang, para ilmuwan akan menemukan sebuah "proses percepatan pertumbuhan", dimana sebuah proses seperti perakitan-sendiri yaitu mengembangkan sel secara cepat atau bahkan pembuatan sel seluruh tubuh manusia secara nanoteknologi dengan proses yang singkat.

Tahap ketiga adalah transfer dari memori dan kepribadian yang asli ke klon dewasa. Untuk proses pemeliharaan satu cabang satu kepribadian dan satu memori, karena bertentangan dengan dua, rekaman masing-masing ingatan dari pikiran manusia akan diperlukan sebelum waktu kematian, dan akan ditransfer ke tubuh klon dewasa setelah tubuh yang asli telah mati.

(6)

1.2 Rumusan Masalah

Sebagaimana yang telah di jelaskan di dalam latar belakang diatas maka rumusan masalah yang akan dirumuskan adalah:

a. Apa yang mendasari perkembangan ilmu medis dalam hal kloning?

b. Apakah kloning pada manusia dapat di benarkan demi menunjang ilmu pengetahuan?

c. Bagaimana gambaran umum pada realitas sekarang?

1.3 Tunjuan

Tujuan dari penelitian atau pembuatan makalah ini adalah untuk :

a. Mengetahui hal yang mendasari perkembangan ilmu medis dalam hal cloning. b. Mengetahui tindakan cloning pada manusia dapat dibenarkan demi menunjang ilmu

pengetahuan.

c. Mengetahui gambaran umum pada realitas sekarang.

1.4 Tinjauan pustaka

(7)

BAB II

LANDASAN TEORI

2.1 Perkembangan Flisafat Ilmu Dan Ilmu Pengetahuan

Dalam perkembangnnya, ilmu selalu berkaitan dengan aspek manusia yang lain. Dalam beberapa kasus banyak sekali perkembangan ilmu yang kemudian dianggap sebagai bentuk pembangkangan terhadap suatu otoritas di zamannya. Sebagai contoh adalah kasus Gallileo Gallilei yang harus di eksekusi oleh gereja karena menentang dogma Gereja yang menjelasakan bahwa sesungguhnya Bumi itu rata atau datar secara horizontal. Namun Gallileo saat itu menentangnya karena menurutnya bahwa bumi ini berbentuk bulat layaknya bola. Namun karena mempertahankan pendepatnya tersebut dia harus di eksekusi mati oleh Gereja. Kaitannya dengan kloning disini adalah masih tingginya moralitas, khususnya moralitas agama yang memenentang hal tersebut sehingga banyak kontroversi di sana-sini.

(8)

BAB III PEMBAHASAN

3.1 Pendangan Ilmu Terhadap Kasus Kloning Pada Manusia

(9)

Inilah yang kemudian menjadi perdebatan dalam perkembangn ilmu pengetahuan. Apakah dapat di terima atau tidak karena dalam sebauh teori mengenai sumber pengetahuan yaitu teori performatif suatu pengetahuan dapat di katakan benar jika di memang di setuju oleh yang memiliki otoritas. Dalam hal ini adalah kekuasaan agama dan PBB, namun disini masih saling berbenturan dan saling memperdebatkannya. Namun disisi lain para ilmuan sebagai suatu konsensus masih terus mengupayakan hal tersebut, dan jika di tinjau dari teori konsensus maka hal tersebut dapat di benarkan. Namun yang menjadi permasalahan lainnya terjadi benturan antara 2 teori yaitu teori performatif dan teori konsensus sehingga terkesan di sembunyi-bunyikan dan di tutup-tutupi riset mengenai kloning pada manusia.

Namun dalam perkembangan ilmu medis kloning sangat membantu manusia dalam menyediakan bahan percoban yang berasal dari binatang dan tumbuhan. Sedangkan rekayasa genetik yang di lakukan pada manusia nantinya akan menjadikan manusia menjadi lebih tinggi kualitasnya dibandingkan dengan yang ada sekarang, sehingga perkembangan pada ilmu medis sendiri menjadi progresif dengan kesuksesan manusia hasil kloning.

3.2 Kloning pada manusia dalam perspektif etika

(10)

Kloning manusia pertama (Eve) merupakan sebuah keberhasilan para ilmuwan Barat dalam memanfaatkan sains yang akhirnya mampu membuat sebuah kemajuan pesat yang telah melampaui seluruh ramalan manusia. Betapa tidak, cara ini dianggap sebagai jalan untuk memperbaiki kualitas keturunan: lebih cerdas, kuat, rupawan, ataupun untuk memperbanyak keturunan tanpa membutuhkan proses reproduksi konvensional.

Kloning dari segi etik

Dilihat dari tujuan kloning dikatakan etis apabila digunakan untuk tujuan kesehatan atau tujuan klinik. Penelitian yang berlangsung menyangkut diri manusia harus bertujuan untuk menyempurnakan tata cara diagnostic, terapeutik dan pencegahan serta pengetahuan tentang etiologi dan tatogenesis. Dan juga kloning tidak disalahgunakan untuk kepentingan pribadi yang dari pengembangannya untuk tujuan ekonomi, militerisme dan tindakan-tindakan kriminal.

Kloning dari segi Moral,

(11)

BAB IV PENUTUP

4.1 Kesimpulan

Ilmu medis merupakan salah satu ilmu yang terus berkenbang seiring dengan perkembangan pemikiran mengenai konsep dan metode dalam ilmu pengetahuan yang holistik. Ilmu medis berfokus pada manusia secara material yaitu tubuhnya tentang bagaimana cara menyembuhkan suatu penyakit atau gangguan yang di alami oleh manusia secara fisik. Seiring berkembangnya ilmu medis, para ilmuwan banyak melakukan rekayasa-rekayasa dalam usahanya menyembuhkan, memperbaiki dan merencanakan hadirnya suatu organisme yang unggul dan sempurna salah satu adalah kloning.

Perkembangan ilmu kloning khususnya kloning pada manusia banyak sekali terjadi kontroversi dikalangan para ilmuwan. Meskipun kloning menawarkan berbagai keuntungan bagi manusia di masa depan, tetapi tidak ada jaminan bahwa percobaan tersebut akan sukses bahkan bisa dibilang presentasenya sangatlah kecil. Meskipun mendapat kontroversi para ilmuwan yang pro dengan kloning terus-menerus melakukan riset agar tingkat keberhasilannya mencapai angka aman. Salah satu yang melakukan hal tersebut adalah suatu sekte keagamaan yang bernama Raelians, yaitu suatu sekte yang tidak mempercaya kekuatan super tuhan namun mempercaya ketidakterbatasan alam semesta.

Kloning manusia pertama (Eve) merupakan sebuah keberhasilan para ilmuwan Barat dalam memanfaatkan sains yang akhirnya mampu membuat sebuah kemajuan pesat yang telah melampaui seluruh ramalan manusia. Cara ini (kloning) dianggap sebagai jalan untuk memperbaiki kualitas keturunan: lebih cerdas, kuat, rupawan, ataupun untuk memperbanyak keturunan tanpa membutuhkan proses reproduksi konvensional.

(12)
(13)

DAFTAR PUSTAKA

 UNITED NATIONS EDUCATIONAL, SCIENTIFIC AND CULTURAL ORGANIZATION (UNESCO), 2005, Human Cloning: Ethical Issues. Printed in France. Place de Fontenoy F-75352 Paris 07 SP.

 Rachels, James. 2003. The Elements Of Moral Philosophy. New York: McGraw-Hill Companies, inc.

 Mangunhardjana, A., 1997, Isme Isme dalam Etika dari A sampai Z. Yogyakarta: Kanisius.

 http://biologimediacentre.com/eve-kloning-manusia-pertama/

Referensi

Dokumen terkait

Selain itu, menarik juga untuk diketahui mengenai tata cara atau proses terjadinya transaksi e-commerce pada umumnya, untuk mengetahui apa saja yang terjadi pada setiap tahapan

Berdasarkan uraian tersebut, judul yang di ambil adalah “Analisis Pembentukan Portofolio Saham Optimal dengan Model Markowitz Sebagai Dasar Penetapan Investasi

Mitra Karya Di Kecamatan Bula Kabupaten Seram Bagian Timur Pembimbing Skripsi : 1.. L) dan Ekstrak Kulit Akasia (Acacia sp) Sebagai Bahan Pengawet Terhadap Kualitas Telur

Padahal jenis tanah dan juga sifat-sifat tanah dapat mempengaruhi produktivitas dari tanaman tersebut, walaupun pada umumnya kelapa sawit adalah jenis tanaman yang

angkutan umum terbatas pada daerah yang ramai dengan kegiatan ekonomi seperti Alun-alun, Pasar Kebonpolo, Pasar Tidar, dan Terminal Tidar, sehingga kota Magelang berkembang

Dalam aplikasi sistem pendeteksi ini terdapat fasilitas untuk user dimana user dapat mendiagnosa hama dan penyakit tanaman padi dengan cara menginputkan

PT.Angkasa Pura II melayani pelayanan kebandar udaraan pada 3 bagian pelayanan, bagian ATS melayani pelayanan sisi udara yaitu mendata data penerbangan ,mengontrol

yang dimaksud dengan jumlah seluruh biaya untuk penghasilan direksi, penghasilan dewan pengawas, penghasilan pegawai dan biaya tenaga kerja lainnya tidak boleh