MAKALAH
Diajukan untuk Memenuhi Tugas
Mata Kuliah Pengantar Bisnis
Disusun oleh:
1. Reynold Alexander
36415004
2. I Made Ananda
36415024
3. Billy Hartono
36415029
4. Semn Alethea
36415037
FAKULTAS EKONOMI
PROGAM STUDI MANAJEMEN PEMASARAN
UNIVERSITAS KRISTEN PETRA
KATA PENGANTAR
Puji Syukur kami panjatkan kepada Tuhan Yesus Kristus karena dengan rahmat dan karunia-Nya, kami dapat menyelesaikan makalah untuk tugas Pengantar Bisnis. Kami juga berterima kasih kepada Bpk. Edwin Japarianto, S.E, M.M, selaku Dosen Pembimbing kami dalam menyelesaikan makalah ini.
Kami sangat berharap makalah ini dapat menambah wawasan kita mengenai city branding dan strategi-strategi manajemen yang dapat diambil untuk mengembangkan suatu kota melalui city branding. Kami menyadari bahwa makalah ini kurang dari kata sempurna, oleh sebat itu kami mengharapkan adanya kritik dan saran yang membangun agar makalah yang akan kami buat di masa yang akan datang lebih sesuai dan baik.
Semoga makalah ini dapat dimengerti dan dipahami oleh para pembaca. Sebelumnya kami mohon maaf apabila terdapat salah kata yang kurang berkenan di hati para pembaca.
Surabaya, 16 September 2015
Tim Penyusun
DAFTAR ISI
1.
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
1.2 Perumusan Masalah
1.3 Tujuan Penelitian
1.4 Manfaat Penelitian
2.
PEMBAHASAN
2.1 Sistem Manajemen Kota yang Mewujudkan
City Branding
yang Kuat
2.2 Sistem Ekonomi yang Mendukung
City Branding
Suatu Kota
2.3 Tata Organisasi Pemerintah untuk Mengelola
City Branding
2.4 Strategi Para Birokrat
Entrepreneur
untuk Membentuk
City Branding
3.
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
3.2 Saran
DAFTAR PUSTAKA
BAB I
Pendahuluan
1.2
Perumusan Masalah
1. Bagaimana seharusnya sistem manajemen diterapkan agar sebuah kota mampu mewujudkan city branding yang kuat?
2. Bagaimana sistem ekonomi harus di atur agar mampu mendukung terwujudnya city branding sebuah kota?
3. Bagiamana tata kelola organisasi pemerintah daerah sebaiknya disusun agar mampu mengelola city branding dengan baik?
4. Strategi apa yang dilakukan para birokrat bermental entrepeneur untuk membentuk city branding daerah yang dipimpinnya?
1.3 Tujuan Penelitian
1. Untuk mengetahui sistem manajemen yang tepat untuk diterapkan agar sebuah kota mampu mewujudkan city branding yang kuat.
2. Untuk mengetahui sistem ekonomi yang tepat agar mampu mendukung terwujudnya city branding sebuah kota.
3. Untuk mengetahui tata kelola organisasi pemerintah daerah yang tepat agar mampu mengelola city branding dengan baik.
BAB II
Pembahasan
2.1 Sistem Manajemen Kota untuk Mewujudkan
City
Branding
yang Kuat
City branding itu sendiri memiliki pengertian yaitu suatu proses atau usaha membentuk merek dari suatu kota untuk mempermudah pemilik kota memperkenalkan atau mengomunikasikan kotanya kepada target pasar ( investor, tourist, talent, event) dengan menggunakan kalimat positioning, slogan, icon, eksibisi, dan berbagai media lainya dikenal luas ( High awareness), disertai dengan persepsi yang baik. City branding adalah proses yang bertahap, jangka panjang, dan komprehensif, serta membutuhkan konsistensi dalam penerapanya.
Untuk mewujudkan city branding yang kuat terhadap suatu kota, salah satu cara atau langkah awalnya adalah dengan mengatur sistem manajemen kota tersebut. Sistem manajemen kota yang selama ini dianggap baik dan memberikan manfaat terhadap city branding kota tersebut adalah kota Pekalongan, Jawa Tengah. Kota Pekalongan merupakan kota yang terkenal dengan sejarah dan produk budayanya yaitu batik. Pesatnya perkembangan industri batik dikota tersebut menjadikan kota ini sebagai kota batik dunia. Potensi besar tersebutlah yang menginspirasi dan menjadi dasar penciptaan city branding
kota Pekalongan dengan tag line “ Pekalongan, World’s City of Batik ” pada saat ulang tahun kota ke 105 tanggal 1 April 2011.
Sistem manajemen kota Pekalongan yang diberi nama Program Strategi City Branding Kota Pekalongan bisa dibilang berhasil dalam pemasaran kota. Berikut sistem manajemen kota Pekalongan antara lain:
Penduduk : Pendampingan dan pelatihan bagi para pembatik dalam mengembangkan kreatifitas batik, partisipasi dalam setiap event maupun kegiatan pemasaran pemerintah kota, dan penggunaan logo pada setiap kemasan dagang penduduk.
Pelayanan : Penyediaan layanan wifi internet keliling.
Promosi : Pengadaan event Pekan Batik Nasional maupun Internasional setiap tahun, penggunaan logo pada setiap publikasi, penggunaan pin dengan logo Pekalongan, world’s city of batik, pemberian
cinderamata batik pada setiap kunjungan kerja, himbauan penggunaan logo pada setiap kemasan dagang, pemilihan putri batik Indonesia.
Ekonomi : Program Ekonomi Kreatif dengan mengintensifkan informasi dan kreatifitas dengan mengandalkan ide dan stock of knowledge dari SDM sebagai faktor produksi utama dalam kegiatan ekonomi.
2.2 Sistem Ekonomi yang Mendukung
City Branding
Suatu Kota
Mendengar kata ekonomi berarti memiliki hubungan dengan uang. Uang sendiri didapat dengan cara berdagang. Jadi ekonomi tersebut pasti mengenai hubungan dagang dengan orang lain. Membahas tentang dagang, apa si hubungannya dengan city branding?
City branding adalah penataan sistem dibalik ‘apa yang akan kita komunikasikan’. Dengan nama lain city branding itu membentuk segala sesuatu (sektor) agar apa yang dikomunikasikan itu benar adanya. Juga membentuk suatu keunggulan dari suatu kota untuk dipasarkan (didagangkan). Membentuk suatu kota tersebut harus melihat dari semua sektor. Bagian mana dari kota tersebut yang sektornya benar benar kuat.
menjadi “smart city” yang memiliki akses internet yang cepat di seluruh publik daerah Bandung. Dengan itu pemkot Bandung menandatangani kerja sama dengan PT Telkom. Ketiga, bus Bandung Tour on Bus (Bandros). Bus yang diperuntukkan bagi wisatawan luar kota Bandung. Dengan harapan mereka tidak lagi memakai kendaraan umum untuk berkeliling kota Bandung, sehingga mengurangi kemacetan. Keempat, Braga Culinary Night (BCN) pusat kuliner untuk para wisatawan yang ingin menikmati kuliner di larut malam. Pasalnya BCN beroperasi mulai pukul 18.00 - 02.00 WIB. Selain itu Emil juga menghapus proyek-proyek yang tidak efektif yang nilainya hingga 500 miliar dan disubstitusikan ke bidang pendidikan, kesehatan, peningkatan daya beli, dan infrastruktur.
Dari contoh tersebut, Bandung ingin menunjukan keunggulan dari sektor pariwisatanya. Dengan menambah suatu untuk mengunggulkan Bandung dan mengefektifkan biaya-biaya kedalam sektor yang lebih berguna.
2.3 Tata Kelola Organisasi Pemerintah Daerah untuk
Mewujudkan
City Branding
yang Baik
Strategi city branding bukan ditunjukkan dengan manipulasi citra melalui teknik komunikasi pemasaran. Namun sebuah kota dinilai dari realitas bukan dari perkataan saja. Dengan begitu, peran pemerintah untuk mewujudkan city branding sangat di perlukan. Karena Indonesia menganut prinsip demokrasi ekonomi dimana pemerintah juga ikut berperan penting. Tata kelola organisasi pemerintah daerah harus di susun dengan baik agar city branding sebuah kota tidak hanya jadi jargon belaka namun menjadi realtias yang bisa di banggakan dan menarik wisatawan. Pemerintah daerah perlu menerapkan regulasi yang berguna untuk mempermudah penerbitan izin mendirikan bangunan, agar investor asing maupun dalam negeri lebih tertarik untuk menanamkan modalnya di kota tersebut. Regulasi tersebut sudah di terapkan di kota Padang dan hasilnya cukup positif. Pertumbuhan ekonomi di kota Padang mengalami kenaikan dari tahun ke tahun.