• Tidak ada hasil yang ditemukan

Institutional Repository | Satya Wacana Christian University: Peningkatan Kemampuan Penulisan Karya Tulis Ilmiah Bidang Pendidikan dengan Model in House Training (IHT) bagi Guru SD Negeri I Ngadirejo Kabupaten Temanggung

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2018

Membagikan "Institutional Repository | Satya Wacana Christian University: Peningkatan Kemampuan Penulisan Karya Tulis Ilmiah Bidang Pendidikan dengan Model in House Training (IHT) bagi Guru SD Negeri I Ngadirejo Kabupaten Temanggung"

Copied!
118
0
0

Teks penuh

(1)

123

(2)

124 Lampiran: 1. Surat ijin penelitian

Lampiran: 2. Surat keterangan sudah

melaksanakan pengumpulan data

Lampiran: 4. Data uji validasi

Lampiran: 5. Daftar Hadir

Lampiran: 6. Materi IHT

Lampiran: 7. Data panduan wawancara

Lampiran: 8. Studi dokumen

1)Permendiknas Nomor 35 tahun 2010 tentang Petunjuk Teknis Pelaksanaan Jabatan Fungsi onal Guru Dan Angka Kreditrnya,

2)Permenegpan dan Reformasi Birokrasi Nomor 16 tahun 2009 tentang Jabatan Fungsional Guru dan Angka Kredit nya,

3)Permendikbud RI Nomor 16 tahun 2007 Ten tang Standar Kualifikasi Akademik dan Kompe tensi Guru.

4)Proposal kegiatan pendidikan dan pelatihan 5)Buku panduan kegiatan

6)Contoh Hasil latihan pembuatan Laporan

(3)
(4)

126 Lampiran: 2. Surat keterangan sudah melaksanakan

(5)

127 Lampiran: 3. Data awal keadaan guru

Kondisi awal Karya Ilmiah /Laporan Penelitian Tindakan Kelas/jurnal pendidikan yang

dihasilkan Mulai tahun 2008 - 2015

NO NAMA Jmlh

KTI Keterangan

1

R O B A N I , S.Pd. 19611005 198405 1 002

4 1 bentuk laporan hasil PTK, dan 3 karya dalam bentuk jurnal pendidikan

2 ENDANG R. V. DEWI

- - -

3 KHURIATUL ISRIAH,S.Pd

- - -

4 DHIYANA SETIYOWATI,

- - -

5 DWI KURNIA A,S.Pd

- - -

6 INDRA PRADISTA,S.Pd

- - -

7 HENI SUSILOWATI,S.Pd.

- - -

10 ENDANG HANDAYANI

19601010 198201 2 019 1

14 SITI AISYAH,S.Pd.I

19570508 198304 2 001 1 19660229 198806 2 002

- -

18 TRI PURWANTI,S.Pd

19620410 198304 2 014 -

20 RUSMIYANTO, S.Pd

(6)

128 Lampiran: 4.a. Data uji validasi

Uji validasi proposal Pembuatan Proposal PTK

(7)

129 Lampiran: 4.b.Data uji validasi laporan penelitian.

Validasi Laporan Penelitian Tindakan Kelas

(8)
(9)
(10)
(11)
(12)
(13)
(14)
(15)
(16)
(17)
(18)
(19)
(20)
(21)

143 Lampiran: 7 Data panduan wawancara

7.1 Instrumen Wawancara

Nama Responden : ...

Mengajar Kelas/Mapel : ...

Jawablah pertanyaan di bawah ini sesuai dengan hati nurani Bapak dan Ibu !

1. Pangkat Golongan ruang yang sudah bapak/ibu miliki sampai saat ini ?

... ...

2. Barapa tahun kenaikan pangkat bapak/ibu

terhambat?

... ... 3. Keinginan bapak/ibu yang sebenarnya, mau naik pangkat atau cukup sampai pangkat dan golongan ruang yag sudah bapak ibu miliki saat ini ?

... ... 4. Seharusnya bapak/ibu sampai sekarang sudah bisa naik pangkat 2 X, karena terhambat jadinya belum bisa naik pangkat. Apa yang harus kita lakukan

untuk mengatasi hambatan kenaikan pangkat

tersebut?

... ... 5. Mulai kapan pemberlakuan Permenegpan Nomor 16

tahun 2009?

... ... 6. Permendiknas Nomor berapa, tahun berapa yang

(22)

144

7. Tolong berikan contoh beberapa Kegiatan PKB yang diamanatkan oleh permenegpan nomor 16 tahun 2009!

... ... 8. Apa alasan bapak/ibu menginginkan diadakan diklat? ...

10. Kalau akan mengadakan diklat, seyogyanya

menghadirkan nara sumber atau dari sekolah kita ? ... ... 11. Siapa sajakah yang menjadi peserta diklat?

...

13. Apabila bapak dan ibu menghendaki diadakan pendidikan dan latihan, seyogyanya diadakan pada hari apa ?

... ...

14. Untuk kesuksesan kegiatan pendidikan dan

pelatihan anggaran yang diperlukan, dari manakah sumber dana tersebut ?

... ... 15. Kegiatan apakah yang dilakukan untuk mengetahuai

berhasil tidaknya kegiatan pelatihan yang telah dilaksanakan?

(23)

145 7.2 Instrumen Wawancara

Nama Responden : ... Mengajar Kelas/Mapel : ...

Jawablah pertanyaan di bawah ini sesuai dengan hati nurani Bapak dan Ibu !

1. Bagaimana tanggapan Bapak/ Ibu hubungannya dengan

penerapan Model/ strategi yang diimplemen tasikan oleh nara sumber ?

... ...

2. Apakah Bapak/Ibu merasa nyaman dalam merekam materi yang

disajikan oleh instruktur?

... ...

3. Sesuaikah materi yang disajikan oleh Instruktur de ngan

kebutuhan Bapak /Ibu ?

... ...

4. Bagaimana kesiapan Bapak ibu dengan tugas-tugas pelatihan

yang diterima untuk di kerjakan ?

...

kegiatan dari awal sampai akhir?

... ...

7. Apabila kegiatan pelatihan sudah selasai, adakah gagasan baru

untuk melaksa nakan pelatihan lagi ?

... ...

8. Hambatan/kesulitan apa yang ditemui oleh Bapak dan Ibu

dalam proses pelatihan ini?

... ...

9. Solusi untuk mengatasi ham batan tersebut

... ...

10. Perubahan apa yang terjadi pada Bapak/Ibu setelah mengikuti

pelatihan ?

(24)
(25)

147 Lampiran: 8. Studi dokumen

(26)
(27)
(28)
(29)
(30)
(31)
(32)
(33)

155 8.2. Permenegpan dan Reformasi Birokrasi Nomor 16

tahun 2009 tentang Jabatan Fungsional Guru dan

(34)
(35)
(36)
(37)
(38)
(39)

161 8.2.Permendikbud RI Nomor 16 tahun 2007 Tentang

(40)
(41)
(42)
(43)
(44)
(45)
(46)
(47)
(48)
(49)
(50)
(51)
(52)

174

PEMERINTAH KABUPATEN TEMANGGUNG DINAS PENDIDIKAN

UPT DINAS PENDIDIKAN KECAMATAN NGADIREJO SD NEGERI 1 NGADIREJO “

Jalan Raya Candiroto-Ngadirejo No 7 Ngadirejo 56255

Lampiran 2 : Rencana Anggaran Kegiatan

RENCANA ANGGARAN

KEGIATAN PENDIDIKAN DAN PELATIHAN

PENINGKATAN KEMAMPUAN PENULISAN KARYA TULIS ILMIAH DENGAN MODEL IN HOUSE TRAINING (IHT)

SD NEGERI 1 NGADIREJO TAHUN 2015

NO ANGGARAN BIAYA JUMLAH NO URAIAN PENGELUARAN JUMLAH

1 Subsidi Sekolah

(53)
(54)
(55)
(56)
(57)
(58)
(59)

181 8.5Buku panduan kegiatan Pendidikan dan Pelatihan

(60)
(61)
(62)
(63)
(64)
(65)
(66)
(67)
(68)
(69)
(70)
(71)
(72)
(73)

195

Laporan Penelitian Tindakan Kelas

PENINGKATAN HASIL BELAJAR MATEMATIKA MATERI PECAHAN SEDERHANA MELALUI

MODEL KOOPERATIF PICTURE AND PICTURE PADA SISWA KELAS III

SD NEGERI I NGADIREJO TAHUN 2014/2015

Oleh

HENI SUSILOWATI, S.Pd NIP. 19730221 201406 02 002

UPT DINAS PENDIDIKAN KECAMATAN

NGADIREJO TEMANGGUNG

(74)

196

PENGESAHAN

Proposal Penelitian Tindakan Kelas (PTK) dengan judul

“Peningkatan Hasil Belajar Matematika Materi Pecahan

Sederhana Melalui Model Kooperatif Picture and Picture Pada Siswa Kelas III SD Negeri 1 Ngadirejo Tahun Pelajaran

2014/2015 ” telah disahkan oleh Kepala SD Negeri 1 Ngadirejo,

Kabupaten Temanggung pada :

(75)

197

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

Pembelajaran matematika memang perlu dan sangat dibutuhkan dalam kehidupan sehari-hari. Terutama bagi siswa Sekolah Dasar yang merupakan pengetahuan dasar untuk jenjang selanjutnya. Tidak hanya itu, namun lebih jauh kedepan agar siswa mampu menumbuhkan kreatifitas, ketelitian, kedisiplinan serta rasa sosial yang tinggi terhadap teman dan orang lain. Dengan demikian maka pembelajaran matematika di SD membutuhkan kreatifitas, ketelitian serta kedisiplinan yang tinggi.

Matematika merupakan ilmu pengetahuan yang penting sebagai

pengantar ilmu–ilmu pengetahuan yang lain dan banyak

digunakan dalam kehidupan sehari-hari. Pengajaran matematika tidak hanya ditekankan pada kemampuan berhitung, tetapi pada konsep-konsep matematika yang berkenaan dengan ide-ide yang bersifat abstrak.

Sejalan dengan diberlakukannya Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP) pada tahun 2007, pelaksanaan kegiatan belajar mengajar adalah belajar aktif. Untuk mendukung pencapaian tujuan tersebut pengembangan kompetensi peserta didik perlu disesuaikan dengan potensi, perkembangan, dan kepentingan peserta didik serta tuntutan lingkungannya. Kegiatan pembelajaran di sekolah diarahkan agar siswa mampu menerima dan memahami pengetahuan yang diberikan oleh pendidik agar menghasilkan perubahan tingkah laku yang menyeluruh baik dalam pengetahuan, keterampilan, dan sikap.

Untuk itulah peneliti akan mencoba menggunakan model kooperatif picture and picture dalam pembelajaran, dengan harapan siswa lebih aktif dalam belajar dan mempunyai semangat belajar yang tinggi. Materi pelajaran matematika sangat luas, sehingga dalam penelitian ini masalah hanya akan dibatasi pada

kompetensi dasar “Mengenal pecahan sederhana”.

B. Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang dan batasan masalah, masalah dalam penelitian ini dirumuskan sebagai berikut:

1. Bagaimanakah peningkatan hasil belajar matematika materi

(76)

198

picture pada siswa kelas III SD Negeri 1 Ngadirejo semester genap tahun pelajaran 2014/2015?

2. Seberapa besar peningkatan hasil belajar matematika materi

pecahan sederhana melalui model kooperatif picture and picture pada siswa kelas II SD Negeri 1 Ngadirejo semester genap tahun pelajaran 2014/2015?

C. Tujuan Penelitian

Dengan mendasarkan permasalahan yang ada, maka tujuan penelitian tindakan kelas ini adalah :

1. Untuk mengetahui peningkatan hasil belajar matematika

materi pecahan sederhana melalui model kooperatif picture and picture pada siswa kelas III SD Negeri 1 Ngadirejo semester genap tahun pelajaran 2014/2015.

2. Untuk mengetahui seberapa besar peningkatan hasil belajar

matematika materi pecahan sederhana melalui model kooperatif picture and picture pada siswa kelas III SD Negeri 1 Ngadirejo semester genap tahun pelajaran 2014/2015.

D. Manfaat Penelitian

Ada beberapa manfaat yang dapat dipetik dari kegiatan penelitian ini, antara lain:

1. Bagi Sekolah, dapat meningkatkan mutu pendidikan di

sekolah serta meningkatkan profesionalisme guru dalam melaksanakan proses pembelajaran di kelas.

2. Bagi Guru, dapat menambah wawasan serta pengalaman

dalam melakukan Penelitian Tindakan Kelas, khususnya mata pelajaran matamatika dan model kooperatif picture and picture

3. Bagi Siswa, dapat memberikan tantangan baru khususnya

(77)

199

BAB II

LANDASAN TEORI DAN HIPOTESIS TINDAKAN A.Landasan Teori

1. Pengertian Belajar

Fontana seperti yang dikutip oleh Winataputra (1995:2)

dikemukakan bahwa learning (belajar) mengan dung pengertian

proses perubahan yang relative tetap dalam perilaku individu sebagai hasil dari pengalaman. Pengertian belajar juga dikemukakan oleh Slameto (2003:2) yakni belajar adalah suatu proses usaha yang dilakukan seseorang untuk memperoleh suatu perubahan tingkah laku yang baru secara keseluruhan, sebagai

hasil pengalamannya sendiri dalam interaksi dengan

lingkungannya.

Selaras dengan pendapat-pendapat di atas, Hakim (2000:1) mengemukakan bahwa belajar adalah suatu proses perubahan di dalam kepribadian manusia, dan perubahan tersebut ditampakkan dalam bentuk peningkatan kualitas dan kuantitas tingkah laku seperti peningkatan kecakapan, pengetahuan, sikap, kebiasaan, pemahaman, keterampilan, daya pikir, dll. Hal ini berarti bahwa peningkatan kualitas dan kuantitas tingkah laku seseorang diperlihatkan dalam bentuk bertambahnya kualitas dan kuantitas kemampuan seseorang dalam berbagai bidang. Dalam proses belajar, apabila seseorang tidak mendapatkan suatu peningkatan kualitas dan kuantitas kemampuan, maka orang tersebut sebenarnya belum mengalami proses belajar atau dengan kata lain ia mengalami kegagalan di dalam proses belajar.

(78)

200

2. Hasil Belajar

Hasil belajar diperoleh pada akhir proses pembelajaran yang berkaitan dengan kemampuan siswa dalam menyerap atau memahami suatu bahan yang telah diajarkan.

Hasil belajar merupakan hasil dari suatu interaksi tindak belajar dan mengajar, Dimyati dan Mudjiono (2006:3) dalam skripsi Afif Shodikin. Dari sisi guru tindakan mengajar diakhiri dengan proses evaluasi hasil belajar, dari sisi siswa hasil belajar merupaka puncak proses belajar.

Hasil belajar adalah hasil yang dicapai dalam suatu usaha, yaitu usaha belajar dalam perwujudan prestasi belajar siswa yang dilihat pada setiapmengikuti tes, Ahmadi (1984:35) dalam Afif Shodikin.

Menurut Horwart Kingsley dalam Sudjana, 2004:22, hasl belajar dibagi 3 macam :

1) keterampilan dan kebiasaan

2) pengetahuan dan pengarahan

3) sikap dan cita-cita

Dari pendapat diatas dapat disimpulkan bahwa hasil belajar adalah kemampuan keterampilan, sikap dan keterampilan yang diperoleh siswa setelah ia menerima perlakuan yang diberikan oleh guru sehingga dapat mengkontruksikan pengetahuan itu dalam kehidupan sehari-hari, Shodikin.

(79)

201

Dalam penelitian ini hasil belajar dapat diidentifikasikan sebagai peningkatan kemampuan kognitif siswa yang diukur melalui tes, dan guru akan mendapatkan data berupa nilai.

3. Hasil Belajar Matematika

Dalam proses belajar mengajar matematika, seorang siswa tidak dapat mengetahui jenjang yang lebih tinggi tanpa melalui dasar atau hal-hal yang merupakan prasyarat dalam kelanjutan program pengajaran selanjutnya. Untuk mempelajari matematika dituntut kesiapan siswa dalam menerima pelajaran, kesiapan yang dimaksud adalah kematangan intelektual dan pengalaman belajar yang telah dimiliki oleh anak, sehingga hasi belajar lebih bermakna bagi siswa

Proses belajar matematika haruslah diawali dengan mempelajari konsep-konsep yang lebih mendalam dengan menggunakan konsep-konsep sebelumnya atau dengan kata lain bahwa proses belajar matematika adalah suatu rangkaian kegiatan belajar mengajar dalam interaksi hubungan timbal balik antara siswa dengan guru yang ber-langsung dalam lingkungan yang ada disekitarnya untuk mencapai tujuan tertentu.

4. Model Kooperatif Picture and Picture

Picture and Picture adalah suatu model pembelajaran dengan menggunaan media gambar. Dalam oprasionalnya gambar-gambar dipasangkan satu sama lain atau bisa jadi di urutkan menjadi urutan yang logis. Model Pembelajaran Picture and Picture ini merupakan salah satu bentuk model pembelajaran kooperatif. Model pembelajaran kooperatif merupakan suatu model pembelajaran yang mengutamakan adanya kelompok-kelompok. Pembelajaran kooperatif adalah pembelajaran yang secara sadar dan sistematis mengembangkan interaksi yang saling asah, silih asih, dan silih asuh.

Pembelajaran ini memiliki ciri Aktif, Inovatif, Kreatif, dan

Menyenangkan. Model apapun yang digunakan selalu

(80)

202

metode, teknik atau cara yang dikuasai oleh siswa itu sendiri yang diperoleh dari proses pembelajaran. Hakikatnya metode pembelajaran aktif untuk mengarahkan atensi peserta didik terhadap materi yang di pelajarinya .

Menurut Ahmadi (2011) Picture and Picture adalah suatu

metode belajar yang menggunakan gambar dan dipasangkan / diurutkan menjadi urutan logis. Picture and Picture ini berbeda dengan media gambar dimana Picture and Picture berupa gambar yang belum disusun secara berurutan dan yang menggunakannya adalah siswa, sedangkan media gambar berupa gambar utuh yang digunakan oleh guru dalam proses pembelajaran. Dengan adanya penyusunan gambar guru dapat mengetahui kemampuan siswa dalam memahami konsep materi dan melatih berfikir logis dan sistematis.

Langkah–langkah Model Pembelajaran Picture and Picture

Adapun langkah-langkah dari pelaksanaan Picture and Pictureini

menurut Jamal Ma’mur Asmani terdapat tujuh langkah yaitu:

1. Guru menyampaikan kompetensi yang ingin dicapai.

Di langkah ini guru diharapkan untuk menyampaikan apa yang menjadi Kompetensi Dasar mata pelajaran yang bersangkutan. Dengan demikian maka siswa dapat mengukur sampai sejauh mana yang harus dikuasainya. Disamping itu guru juga harus menyampaikan indikator-indikator ketercapaian KD, sehingga sampai dimana KKM yang telah ditetapkan dapat dicapai oleh peserta didik.

2. Menyajikan materi sebagai pengantar

(81)

203

3. Guru menunjukkan/memperlihatkan gambar-gambar yang berkaitan dengan materi.

Dalam proses penyajian materi, guru mengajak siswa ikut terlibat aktif dalam proses pembelajaran dengan mengamati setiap gambar yang ditunjukan oleh guru atau oleh temannya. Dengan gambar kita akan menghemat energi kita dan siswa akan lebih mudah memahami materi yang diajarkan. Dalam perkembangan selanjutnya sebagai guru dapat memodifikasikan gambar atau mengganti gambar dengan video atau demontrasi yang kegiatan tertentu.

4. Guru menunjuk/memanggil siswa secara bergantian untuk memasang/mengurutkan gambar-gambar menjadi urutan yang logis.

Di langkah ini guru harus dapat melakukan inovasi, karena penunjukan secara langsung kadang kurang efektif dan siswa merasa terhukum. Salah satu cara adalah dengan undian, sehingga siswa merasa memang harus menjalankan tugas yang harus diberikan. Gambar-gambar yang sudah ada diminta oleh siswa untuk diurutkan, dibuat, atau di modifikasi.

5. Guru menanyakan alasan/dasar pemikiran dari urutan gambar tersebut.

Siswa dilatih untuk mengemukan alasan pemikiran atau pendapat tentang urutan gambar tersebut. Dalam langkah ini peran guru sangatlah penting sebagai fasilitator dan motivator agar siswa berani mengemukakan pendapatnya.

6. Dari alasan/urutan gambar tersebut, guru mulai menanamkan konsep atau materi, sesuai dengan kompetensi yang ingin dicapai.

(82)

204

KD dan indikator yang telah ditetapkan. Pastikan bahwa siswa telah menguasai indikator yang telah ditetapkan.

7. Siswa diajak untuk menyimpulkan/merangkum materi yang baru saja diterimanya.Kesimpulan dan rangkuman dilakukan bersama dengan siswa. Guru membantu dalam proses pembuatan kesimpulan dan rangkuman. Apabila siswa belum mengerti hal-hal apa saja yang harus diperhatikan dalam pengamatan gambar tersebut guru memberikan penguatan kembali tentang gambar tersebut. Kelebihan dan Kelemahan Model pembelajaran Picture and Picture

Dalam setiap model pembelajaran tentu ada kelebihan dan kekurangannya, kelebihan dan kelemahan model pembelajaran picture and picture adalah:

Kelebihan model pembelajaran picture and picture:

1) Materi yang diajarkan lebih terarah karena pada awal

pembelajaran guru menjelaskan kompetensi yang harus dicapai dan materi secara singkat terlebih dahulu.

2) Siswa lebih cepat menangkap materi ajar karena guru

menunjukkan gambar-gambar mengenai materi yang

dipelajari.

3) Dapat meningkat daya nalar atau daya pikir siswa karena

siswa disuruh guru untuk menganalisa gambar yang ada.

4) Dapat meningkatkan tanggung jawab siswa, sebab guru

menanyakan alasan siswa mengurutkan gambar.

5) Pembelajaran lebih berkesan, sebab siswa dapat mengamati

langsung gambar yang telah dipersiapkan oleh guru.

Kelemahan model pembelajaran picture and picture:

1) Sulit menemukan gambar-gambar yang bagus dan berkulitas

serta sesuai dengan materi pelajaran.

2) Sulit menemukan gambar-gambar yang sesuai dengan daya

nalar atau kompetensi siswa yang dimiliki.

3) Baik guru ataupun siswa kurang terbiasa dalam menggunakan

gambar sebagai bahan utama dalam membahas suatu materi pelajaran.

4) Tidak tersedianya dana khusus untuk menemukan atau

(83)

205

B.Kerangka Berpikir

Dalam proses belajar mengajar keaktifan membutuhkan keterlibatan langsung siswa. Agar siswa tertarik dengan pelajaran, dituntut selalu aktif, mencari, memperoleh dan mengolah perolehan belajarnya, maka dibutuhkan suatu model pembelajaran yang menarik yang dapat mempermudah siswa

memahami pelajaran. Disini dibutuhkan kegiatan yang

membutuhkan keterlibatan siswa secara penuh agar siswa dapat berinteraksi menyelesaikan permasalahan yang dihadapi secara bersam-sama sehingga siswa dapat menggunakan matematika dalam kehidupan sehari-hari dan trampil dalam penerapan matematika.

Dalam metode pembelajaran kooperatif picture and picture ini siswa atau peserta didik menjadi lebih aktif ,inovatif, kreatif dan menyenangkan, hal ini dikarenakan dalam metode pembelajaran ini guru menggunakan media gambar dalam memberikan pembelajaraan, sehingga siswa menjadi lebih aktiv dan rasa ingin taunya menjadi lebih besar. Selain itu dalam pelaksanaan metode ini seorang siswa juga dianjurkan unutuk bisa merancang atau menggabungkan gambar sebagai media pembelajaran yang digunakan, dengan demikian siswa tidak hanya mendengarkan guru tetapi juga mengikuti pembelajaran dengan lebih aktif.

C.Hipotesis Tindakan

(84)

206

BAB III

METODE PENELITIAN A. Setting dan Subjek Penelitian

Subjek penelitian ini adalah siswa kelas III SD Negeri I Ngadirejo Kabupaten Temanggung Tahun Pelajaran 2014/2015 yang berjumlah 32 siswa. Penelitian direncanakan selama 4 (empat) bulan dimulai penyusunan proposal bulan Maret 2015. Siklus I direncanakan akan dilaksanakan pada tanggal 20 - 28 April 2014. Laporan penelitian diharapkan selesai pada bulan November 2014.

B. Sumber Data

Penelitian bersifat deskriptif kualitatif dimana sumber data primer adalah peneliti yang melakukan tindakan dan siswa yang menerima tindakan, sedangkan data sekunder berupa data dokumentasi. Pengambilan data dilakukan dengan teknik observasi, dan tes. Sumber data dalam penelitian ini adalah peneliti, hasil wawancara dan tes hasil belajar.

C. Teknik dan Alat Pengumpulan Data

Teknik pengumpulan data menggunakan teknik tes dan non tes. Teknik tes digunakan untuk mengetahui peningkatan hasil belajar pada materi pecahan sederhana dan teknik non tes yaitu observasi digunakan untuk melengkapi beberapa kelemahan yang terdapat dalam teknik tes. Sedang alat pengumpulan data berupa butir soal tes, lembar observasi.

D. Validasi Data

Data-data yang diperoleh baik berupa nilai tes (data kuantitatif) dan data hasil observasi (kualitatif) divalidasi dengan cara trianggulasi data.

E. Analisis Data

(85)

207

F. Indikator Kinerja

Indikator keberhasilan dalam pembelajaran ini adalah hasil belajar siswa memiliki ketuntasan belajar sekurang-kurangnya 85% dari seluruh siswa mempunyai daya serap sekurang-kurangnya 70% sesuai dengan KTSP (Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan) Mata Pelajaran Matematika di SD Negeri I Ngadirejo Tahun 2014/2015.

G. Prosedur Penelitian

Rancangan penelitian adalah penelitian tindakan kelas. Penelitian

Tindakan kelas terdiri dari tahapan : Perencanaan (Planning),

Tindakan (Acting), Pengamatan (Observing) dan Refleksi

(Reflecting).

Planning (perencanan)

Untuk siklus I, peneliti mempersiapkan materi pecahan sederhana dengan menyusun rencana pelaksanaan pembelajaran (RPP), menyusun kisi-kisi soal beserta soal dan criteria penilaiannya, instrument untuk observasi kelas baik untuk siswa maupun untuk guru.

Acting (tindakan) Siklus I :

Secara rinci, urutan pembelajaranya sebagai berikut :

Pendahuluan

Membuka pelajaran dengan salam guru menanyakan siswa yang tidak masuk,

Melakukan appersepsi dan motivasi

Kegiatan Inti

Memberikan contoh bilangan pecahan

Siswa mengamati gambar-gambar yang diberikan guru Melibatkan siswa mencari informasi yang luas tentang pecahan

Guru menunjuk siswa untuk memasang gambar-gambar secara berurutan dan logis

Guru menanyakan kepada siswa tentang alas an pemasangan gambar

(86)

208

Penutup

Observing (pengamatan)

Guru dan dibantu teman sejawat (kolaborator) mengamati dan mencatat semua aktivitas guru dan siswa, termasuk suasana kelas

dan hasil pembelajaran yang diperoleh siswa selama

pembelajaran berlangsung.

Reflecting (refleksi)

Pada kegiatan ini guru, kolaborator dan perwakilan siswa secara bersama-sama menganalisis data-data yang diperoleh baik data kualitatif maupun kuantitatif. Dalam tahap ini secara bersama-sama mengadakan analisis seberapa jauh perubahan yang terjadi setelah diadakan tindakan, baik yang terjadi pada siswa maupun susasana kelas. Termasuk apakah guru model sudah sesuai dengan skenario yang direncanakan. Hasil analisis dan diskusi ini dipakai sebagai bahan penyusunan tindakan pada siklus selanjutnya sampai indicator yang dicanangkan dapat tercapai.

H. Jadwal Penelitian

Pengumpulan data awal X

Tindakan dan pengumpulan data X X

Analisis Data X X

Pengujian Data dan Evaluasi X

Penyusunan Laporan X

(87)

209

BAB IV

HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A.Deskripsi Hasil Penelitian1

Proses penelitian dilaksanakan dalam dua siklus yang masing-masing siklus terdiri dari 3 Pertemuan, setiap pertemuan terdiri dari 1) perencanaan, 2) pelaksanaan tindakan, 3) observasi dan interpretasi, serta 4) analisis dan refleksi. Deskripsi mengenai hasil penelitian ini merupakan jawaban permasalahan yang diungkapkan pada bab I. Agar diperoleh gambaran yang lengkap tentang hasil penelitian, disertakan pula data tentang kondisi pratindakan, dan pelaksanaan.

1. Deskripsi Siklus I a. Perencanaan Tindakan

Kegiatan perencanaan tindakan I dilaksanakan pada hari Senin 6 april 2015 Peneliti dan kolaborator membuat rencana tindakan yang akan dilakukan dalam proses penelitian. Kemudian, disepakati bahwa pelaksanaan tindakan pada siklus I akan dilaksanakan dalam waktu enam jam pelajaran dalam tiga pertemuan. Adapun pelaksanaannya akan dilakukan pada hari Senin 13,14 ,15 April 2015

Tahap perencanaan siklus I meliputi kegiatan sebagai berikut ini.

1) Peneliti menyusun perangkat pembelajaran

Adapun perangkat pembelajaran sebagai berikut :

a) Perangkat pembelajaran

b) Lembar observasi

c) Dokumen foto

d) Lembar penilaian

2) Peneliti merencanakan skenario

 Menyiapkan siswa secara psikis dan fisik untuk mengikuti

proses pembelajaran.

 Mengawali pertemuan dengan melakukan hal-hal yang

hangat dan simpatik.

 Mengucapkan salam.

 “ Siapa yang tidak masuk hari ini?”

 Menyampaikan cakupan materi dan penjelasan uraian

(88)

210

 Setelah guru menjelaskan kegiatan yang akan

dilaksanakan, siswa membuka dan membaca buku matematika tentang berbagai gambar pecahan sederhana.

 Siswa mengamati berbagai gambar pecahan sederhana

 guru memperlihatkan gambar- gambar tentang pecahan

sederhana

 Guru menunjuk/ memanggil siswa secara bergantian

 Siswa memasang/ memguruukan gambar-gambar menjadi

urutan yang logis.

 Guru menanyakan alas an/ dasar p[emikiran gambar

 dari alasan urutan gambar tersebut guru memulai

menanamkan konsep/materi sesua dengan kompetensi yang ingin dicapai.

 Guru memberi komentar positif sebagai bentuk penguatan

pada siswa.

 Guru memberikan motivasi pada siswa

 kesimpulan dan rangkuman.

b. Pelaksanaan Tindakan

Tindakan I ini dilaksanakan selama tiga kali pertemuan, yakni Senin, Selasa, dan Rabu, 13, 14, 15 April 2015 Sesuai dengan RPP pada siklus I ini, pembelajaran dilakukan oleh guru. Adapun tugas peneliti adalah melakukan proses pembelajaran dan

melakukan wawancara kepada beberapa siswa setelah

pembelajaran berakhir.

Materi pada pelaksanaan tindakan I ini adalah pecahan sederhana tabung Urutan pelaksanaan tindakan tersebut adalah sebagai berikut:

Kegiatan pembelajaran siklus I dapat dilihat pada gambar di bawah ini:

(89)

211

Gambar

C

Gambar

D

Gambar F Gambar E

(90)

212

Keterangan :

Gambar A : Guru dan siswa berdoa sebelum mulai

pelajaran

Gambar B : Menyajikan materi sebagai pengantar

Gambar C,D : Guru memperlihatkan alat peraga pecahan

Gambar E,F,G,H : Guru menunjuk/memanggil siswa secara bergantian untuk menguratkan gambar menjadi urutan yang logis

Gambar I : Guru menanyakan alasan/dasar pemikiran

urutan gambar tersebut.

c. Observasi dan Interpretasi

Pada awal pembelajaran, guru menerangkan mengenai tema pembelajaran. Kemudian, guru menjelaskan kompetensi dasar dan indikator pembelajaran yang akan dicapai.

a) Observasi terhadap guru

(91)

213

4) Mengorganisasi materi : 3

5) Memilih media yang tepat : 3

6) Memilih sumber belajar : 4

7) Menyusun penilaian : 3

Skor yang diperoleh guru sejumlah 24 ( 85,7 %) dari skor maksimal 28

(b) Pelaksanaan pembelajaran

1) Kemampuan guru dalam memberikan apersepsi materi

kepada siswa : 4

2) Kemampuan guru dalam mengelola kelas : 3

3) Kemampuan guru dalam mengembangkan materi :3

4) Kemampuan guru dalam menilai aktivitas siswa :3

5) Kemampuan guru dalam mengembangkan

potensi siswa : 3

6) Kemampuan guru dalam memotivasi siswa : 4

Jumlah skor yang diperoleh pada pelaksanaan pembelajaran 20 (83%) dari skor maksimal24

b) Observasi terhadap siswa

1). Observasi terhadap keaktifan siswa

Observasi penelitian pada siklus I dilakukan oleh peneliti bersama kolaborator. Berdasarkan pengamatan, siswa kurang aktif, meskipun lebih senang mengikuti pembelajaran dengan

model pembelajaran matematika dengan pendekatan kooperatif

picture and picture Pada siklus I siswa mengamati contoh-contoh gambar. Sementara itu, strategi ini juga memiliki kelemahan karena tidak semua materi pelajaran dapat disajikan dalam bentuk gambar, selain karena persiapan yang terkadang membutuhkan waktu lama.. Adapun aspek yang diamati pada pengamatan kepada siswa dalam pembelajaran ini adalah sebagai berikut:

(1) Keaktifan siswa dalam mengikuti pembelajaran : 75,00 %

(2) Kemampuan siswa dalam merespon dan menjawab : 71,09

(3) Keaktivan siswa dalam mendengarkan penjelasan materi

:61,72%

(4) Keaktifan siswa dalam memanfaatkan alat peraga : 64,84%

(5) Keaktifan siswa dalam mengerjakan tugas : 68,75 %

(92)

214

belum maksimal. siswa cenderung merasa tertekan, salah satu caranya adalah dengan undian, sehingga siswa merasa memang harus benar-benar siap untuk menjalankan tugas yang diberikan. Dari lima aspek pengamatan siswa yang memiliki prosentase terendah yaitu keaktifan siswa dalam mendengarkan penjelasan

materidengan perolehan skor 79 prosentasenya 61,72 %.

2). Observasi terhadap hasil yang dicapai siswa

Setelah mengadakan tes pada siklus I diperoleh data sebagai berikut:

Tabel 2 : Daftar Nilai Perolehan Siswa Siklus I ( Nilai tes siklus I )

Nilai Perolehan Jumlah Siswa Keterangan

45 - Belum Tuntas

Hasil observasi terhadap nilai akhir pada siklus I dapat dijabarkan seperti pada tabel 7 berikut ini:

Tabel 3: Nilai-Nilai AkhirSiklus I

NO Hasil

(93)

215

Untuk memperjelas data dari tabel 7 dapat dibuat histogram sebagai berikut:

:Grafik 1 : Hasil Nilai AkhirSiklus I

Dari hasil analisis yang dilukiskan dalam bentuk grafik histogram diketahui bahwa jumlah siswa yang mendapatkan nilai 81-100 atau A ( sangat baik ) sejumlah 25% atau 8 orang siswa, yang (kurang sekali) tidak ada.

Berdasarkan hasil tes menurut data di atas, siswa yang mencapai kriteria ketuntasan minimal hanya 14 siswa, sedangkan 18 siswa lainnya belum tuntas. Data ketuntasan belajar pada siklus I dapat dilihat pada tabel di bawah ini:

Tabel 4: Ketuntasan Belajar Siswa Menurut Hasil Nilai Akhir Siklus I

No Jumlah Siswa Hasil Tes

Siklus I

Prosentase Ketuntasan

Belajar

1. 14 43.75% Tuntas

(94)

216

Jumlah : 32

Sumber: Hasil Tabulasi Data April 2015

Geafik 2 : Ketuntasan Belajar Siswa Menurut Hasil Nilai Akhir Siklus I

Berdasarkan atas data yang digambarkan pada tabel 8 tersebut di atas, dapatlah diketahui bahwa siswa yang memiliki nilai di bawah KKM 75 sebanyak 18 siswa dan yang berhasil juga 14

orang siswa. Sehingga kalau diprosentase jumlah yang belum

berhasil ada 56,25% dan yang berhasil 43,75 %.

Adapun hasil rata-rata nilai akhir siklus I dapat ditunjukkan

Sumber: Hasil Analisis Data April 2015

(95)

217

Grafik 3 : Nilai Rata-rata Siklus I

Berdasarkan hasil pengamatan pada siklus I, pelaksanaan pembelajaran Matematika KD 3.1 mengenal pecahan sederhana dengan metode kooperatif picture and picture belum maksimal. Hal ini tampak pada saat pembelajaran siswa terlihat masih kurang konsentrasi. Dari lima aspek pengamatan siswa yang memiliki prosentase terendah yaitu keaktifan siswa dalam berhitung dengan perolehan skor 79 prosentasenya 61,72 % Sedangkan siswa yang mampu memperoleh nilai batas minimal ketuntasan ( KKM ) sebanyak 14 siswa dengan prosentase 43,75% . Ketuntasan yang telah ditentukan adalah 75 atau lebih. Berdasarkan analisis tersebut di atas, maka tujuan yang ingin dicapai dari kegiatan ini belum terpenuhi. Dengan demikian kegiatan pembelajaran ini perlu dilanjutkan pada siklus berikutnya, dengan mengkaji ulang rancangan pembelajaran yang dibuat oleh guru sesuai dengan permasalahan pada siklus I. Beberapa kelemahan yang dimiliki oleh guru terlihat dalam kegiatan pembelajaran, yaitu:

1) Posisi guru kurang bisa mengontrol siswa karena jumlah siswa

yang banyak dan menyebar.

2) Guru masih belum bisa membangkitkan semangat siswa dalam

(96)

218

3) Baik guru ataupun siswa kurang terbiasa dalam menggunakan

gambar sebagai bahan utama dalam membahas suatu materi pelajaran.

Selanjutnya, kelemahan dari sisi siswa dapat diidentifikasi beberapa kelemahan, yaitu:

1) pada awal pembelajaran berhitung, masih rendah;

2) siswa belum berani bertanya

3) sebagian besar siswa belum dapat menjelaskandengan

menemukan rumus sendiri.

d. Analisis dan Refleksi

Berdasarkan hasil observasi tersebut, dilakukan analisis dan refleksi sebagai berikut.

1) Guru tidak hanya berdiri di depan kelas saja. Guru juga harus

memonitor siswa yang duduk di belakang. Memperhatikan kepada siswa yang ramai agar mereka juga ikut aktif dalam kegiatan belajar mengajar dan merasa diperhatikan oleh guru.

2) Untuk mendorong siswa agar secara sukarela mau

mengemukakan pendapat dan menjawab pertanyaan,

sebaiknya guru memberikan hadiah dan feedback kepada

siswa, misalnya berupa pujian seperti: bagus sekali, baik sekali, tepat sekali, bagus, dan sebagainya ataupun dengan memberi nilai tambahan siswa yang berani mengemukakan pendapatnya..

3) Untuk mengatasi siswa yang menggangu siswa lain yang

sedang tampil atau membuat gaduh, siswa diberi motivasi yang lebih agar bisa memperhatikan penjelasan guru.

Deskripsi Siklus II

Berdasarkan hasil refleksi pada siklus I, berikut ini akan dideskripsikan tentang perencanaan tindakan, pelaksanaan tindakan, observasi, dan refleksi pada siklus II.

a. Perencanaan Tindakan

(97)

219

akan dilaksanakan dalam waktu dua jam pelajaran dalam satu pertemuan.

Tahap perencanaan siklus II meliputi kegiatan sebagai berikut : 1. Peneliti menyusun perangkat pembelajaran

2. Peneliti merencanakan skenario

b. Pelaksanaan Tindakan

Pada awal pembelajaran, guru menerangkan mengenai tema pembelajaran. Kemudian, guru menjelaskan kompetensi dasar dan indikator pembelajaran yang akan dicapai.

a) Observasi terhadap guru

Dari kegiatan tersebut, diperoleh deskripsi tentang jalannya proses pembelajaran matematika KD 3.1. mengenal pecahan sederhana dengan metode picture and picture.

Berdasarkan hasil observasi yang dilakukan oleh observer terhadap guru menghasilkan scor yang meningkat sebagai berikut:

Skor yang diperoleh guru sejumlah 24 ( 85,7 %) dari skor maksimal 28

Pelaksanaan pembelajaran

1. Kemampuan guru dalam memberikan apersepsi materi

kepada siswa : 4

2. Kemampuan guru dalam mengelola kelas : 3

3. Kemampuan guru dalam mengembangkan materi : 3

4. Kemampuan guru dalam menilai aktivitas siswa : 3

5. Kemampuan guru dalam mengembangkan

potensi siswa : 3

6. Kemampuan guru dalam memotivasi siswa : 4

Jumlah skor yang diperoleh pada pelaksanaan pembelajaran 20 (83%) dari skor maksimal 24.

(98)

220

1). Observasi terhadap keaktifan siswa

Observasi penelitian pada siklus II dilakukan oleh peneliti bersama kolaborator. Berdasarkan pengamatan, siswa sudah aktif, dan lebih tenang dalam mengikuti pembelajaran pembelajaran

matematika dengan model picture and picture. Pada siklus II

siswa mengurutkan gambar-gambar menjadi urutan yang logis,

keaktifan siswa sudah meningkat pada siklus II ini. Adapun aspek yang diamati pada pengamatan terhadap siswa dalam pembelajaran ini adalah sebagai berikut:

a) Keaktifan siswa dalam mengikuti pembelajaran : 80,47%

b) Kemampuan siswa dalam merespon dan menjawab : 67,19%

c) Keaktivan siswa dalam mendengarkan penjelasan

materi : 75,78%

d) Keaktifan siswa dalam memanfaatkan alat pera ga : 75,00%

e) Keaktifan siswa saat mengerjakan tugas : 73,44%

Berdasarkan hasil pengamatan pada siklus II, pelaksanaan pembelajaran matematika KD. 3.1 mengenal pecahan sederhana sudah berjalan lancar. Hal ini tampak pada saat pembelajaran siswa sudah bisa aktif Dari lima aspek pengamatan siswa yang memiliki prosentase terendah yaitu kemampuan siswa dalam

merespon dan menjawab dengan perolehan skor 86

prosentasenya 67,19 %.

2). Observasi terhadap hasil yang dicapai siswa

Setelah mengadakan tes pada siklus II diperoleh data sebagai berikut:

Tabel 6: Daftar Nilai Perolehan Siswa Siklus II diperoleh data sebagai berikut :

Nilai Perolehan Jumlah Siswa Keterangan

50 0 -

(99)

221

Tabel 7 : Nilai AkhirSiklus II

NO Hasil

Sumber: Hasil Tabulasi Data Mei 2015

Untuk memperjelas data dari tabel 7 dapat dibuat histogram sebagai berikut:

Grafik 4 : Hasil Nilai AkhirSiklus II

Dari hasil analisis yang dilukiskan dalam bentuk grafik histogram diketahui bahwa jumlah siswa yang mendapatkan nilai 81-100 atau A

( sangat baik ) sejumlah 59,375% atau 19 orang siswa, yang

mendapat nilai 71 – 80 atau B ( baik) sebanyak 31,25% atau 10

orang siswa, yang mendapat nilai 61 – 70 atau C (cukup)

sebanyak 6,25% atau 2 orang siswa, dan yang mendapatkan nilai

(100)

222

,sedangkan yang mendapatkan nilai kurang dari 50 atau E (kurang sekali) sudah tidak ada. Atau 0%.

Berdasarkan hasil tes menurut data di atas, siswa yang mencapai kriteria ketuntasan minimal 29 siswa, sedangkan 3 siswa belum tuntas. Data ketuntasan belajar pada siklus II dapat dilihat pada tabel di bawah ini:

Tabel 8: Ketuntasan Belajar Siswa Menurut Hasil Nilai

Sumber: Hasil Tabulasi Data Mei 2015

Grafik 5 : Ketuntasan Belajar Siswa Menurut Hasil Nilai Akhir Siklus II

(101)

223

siswa. Sehingga kalau diprosentase jumlah yang belum berhasil ada 9,375% dan yang berhasil 90,625%.

Adapun hasil rata-rata nilai akhir siklus II dapat ditunjukkan dalam tabel berikut:

Tabel 9: Rata-rata Hasil Nilai AkhirSiklus II

NO Keterangan Nilai

1. Nilai Tertinggi 100

2. Nilai Terendah 60

3. Nilai Rata-Rata 88

Sumber: Hasil Analisis Data Mei 2015

Untuk memperoleh gambaran yang jelas tentang nilai tertinggi, nilai terendah, dan nilai rata- rata dapat dilihat pada grafik berikut:

Grafik 6: Nilai Rata-rata Siklus II

Berdasarkan hasil pengamatan pada siklus II, pelaksanaan pembelajaran Matematika KD 3.1 mengenal pecahan sederhana dengan metode picture and picture sudah maksimal. Hal ini tampak pada saat pembelajaran siswa sudah mulai aktif dan bisa merespon pertanyaan dari guru. Dari lima aspek pengamatan siswa yang memiliki prosentase terendah yaitu keaktifan siswa dalam merespon dan menjawab pertanyaan dengan perolehan

skor 86 prosentasenya 67,19 % Sedangkan siswa yang mampu

(102)

224

siswa dengan prosentase 90,625% . Ketuntasan yang telah ditentukan adalah 75. Berdasarkan analisis tersebut di atas, maka tujuan yang ingin dicapai dari kegiatan ini sudah terpenuhi. Dengan demikian kegiatan pembelajaran ini sudah optimal dan bagi siswa yang belum tuntas, guru akan mengadakan penanganan secara khusus.

Beberapa kelemahan yang dimiliki oleh guru dengan metode picture and picture terlihat dalam kegiatan pembelajaran, yaitu:

1) posisi guru kurang bisa mengontrol siswa karena jumlah siswa

yang banyak dan menyebar.

2) guru masih belum bisa membangkitkan semangat siswa dalam

pelajaran berhitung secara maksimal.

3) Sulit menemukan gambar-gambar yang sesuai dengan daya

nalar atau kompetensi siswa yang dimiliki.

4) Baik guru ataupun siswa kurang terbiasa dalam menggunakan

gambar sebagai bahan utama dalam membahas suatu materi pelajaran.

5) Tidak tersedianya dana khusus untuk menemukan atau

mengadakan gambar-gambar yang diinginkan.

c. Observasi dan Interpreta

Pada awal pembelajaran, guru menerangkan mengenai tema pembelajan. Kemudian, guru menjelaskan kompetensi dasar dan indikator pembelajaran yang akan dicapai. Setelah itu, guru menunjuk/memperlihatkan gambar-gambar kegiatan berkaitan dengan meteri, guru menunjuk siswa secara bergantian memasang/ mengurutkan gambar-gambar menjadi urutan yang logis, setelah selesai guru dan siswa merangkum dan menyimpulkan materi pembelajaran.

a) Observasi terhadap guru

Gambar A

(103)
(104)

226

Dari kegiatan tersebut, diperoleh deskripsi tentang jalannya proses pembelajaran matematika KD 3.1. mengenal pecahan sederhana. Berdasarkan hasil observasi yang dilakukan oleh observer terhadap guru menghasilkan scor yang meningkat sebagai berikut:

Skor yang diperoleh guru sejumlah 24 ( 85,7 %) dari skor maksimal 28

2 . Pelaksanaan pembelajaran

1) Kemampuan guru dalam memberikan apersepsi materi

kepada siswa : 4

2) Kemampuan guru dalam mengelola kelas : 3

3) Kemampuan guru dalam mengembangkan materi : 3

4) Kemampuan guru dalam menilai aktivitas siswa : 3

5) Kemampuan guru dalam mengembangkan potensi

siswa : 3

6) Kemampuan guru dalam memotivasi siswa : 4

Jumlah skor yang diperoleh pada pelaksanaan pembelajaran 20 (83%) dari skor maksimal 24

b). Observasi terhadap siswa

1. Observasi terhadap keaktifan siswa

Observasi penelitian pada siklus II dilakukan oleh peneliti bersama kolaborator. Berdasarkan pengamatan, siswa sudah aktif, dan kreatif mengikuti pembelajaran dengan model pembelajaran

matematika dengan pendekatan kooperatif picture and picture.

Adapun aspek yang diamati pada pengamatan kepada siswa dalam pembelajaran ini adalah sebagai berikut:

1) Keaktifan siswa dalam mengikuti pembelajaran : 80,47%

2) Kemampuan siswa dalam merespon dan menjawab : 67,19%

(105)

227

materi : 75,78%

4) Keaktifan siswa dalam memanfaatkan alat peraga : 75,00%

5) Keaktifan siswa dalam mengerjakan : 73,44 %

Berdasarkan hasil pengamatan pada siklus II, pelaksanaan pembelajaran matematika KD. 3.1 mengenal pecahan sederhana sudah maksimal. Hal ini tampak pada saat pembelajaran siswa sudah bisa konsentrasi. Dari lima aspek pengamatan siswa yang memiliki prosentase terendah yaitu keaktifan siswa dalam merespon dan menjawab skor 86, prosentasenya 67,19 %.

2) Analisis dan Refleksi

Berdasarkan hasil observasi tersebut, dilakukan analisis dan refleksi sebagai berikut.

1) Guru tidak hanya berada di depan kelas saja saja. Guru juga

harus memonitor siswa yang duduk di belakang.. Siswa yang ramai diberi motivasi agar ikut aktif dalam kegiatan belajar mengajar dan merasa diperhatikan oleh guru.

2) Mendorong siswa agar secara sukarela mau mengemukakan

pendapat dan menjawab pertanyaan, sebaiknya guru

memberikan hadiah dan feedback kepada siswa, misalnya

berupa pujian seperti: bagus sekali, baik sekali, tepat sekali, bagus, dan sebagainya ataupun dengan memberi nilai

tambahan kepada siswa yang mau mengemukakan

pendapatnya.

4. Diskripsi Antar Siklus

Berdasarkan hasil tes kemampuan mengenal pecahan sederhana pada awal siklus I dan siklus II dapat dilihat adanya pengurangan jumlah siswa yang masih dibawah KKM. Pada siklus I yang dibawah KKM ada 18 siswa dan pada siklus II berkurang menjadi 3 siswa. Nilai rata-rata kelas meningkat dari 70,63 menjadi 88 berarti ada peningkatan 17,37 Jumlah siswa yang mencapai ketuntasan belajar mengalami kenaikan, dari 14 siswa menjadi 29 siswa Perbandingan hasil nilai akhir siswa pada siklus I dan Siklus II dapat dilihat pada tabel 10.

(106)

228

Siklus Idan Siklus II

NO Hasil Tes ( Dalam

Huruf)

Jumlah siswa yang berhasil

Siklus I Siklus II

Tabel 10 : Sumber Hasil Tabulasi Data Mei 2015

Peningkatan hasil akhir kemampuan belajar siswa dapat ditunjukkan dengan gambar grafik di bawah ini:

Grafik7 : Perbandingan Hasil Tes, Siklus I dan Siklus II

Perbandingan peningkatan ketuntasan belajar siswa siklus I dan siklus II tampak pada tabel di bawah ini:

(107)

229 Tabel perbandingan ketuntasan dapat diperjelas dengan diagram di bawah ini:

Grafik 8 : Ketuntasan Siklus I dan siklus II

(108)

230

Tabel 12: Perbandingan Nilai Rata-rata, Siklus I dan siklus II

No Keterangan Siklus I Siklus II

Grafik 9 : Nilai Rata-Rata Siklus I dan Siklus II

(109)

231

A. Pembahasan Hasil Penelitian

Sebelum melaksanakan siklus I, peneliti melakukan survei awal untuk mengetahui kondisi yang ada di lapangan. Dari kegiatan survei ini, peneliti menemukan bahwa kualitas proses dan hasil pembelajaran mengenal pecahan sederhana t di kelas III SD Negeri I Ngadirejo Temanggung masih tergolong rendah. Kemudian, peneliti berkolaborasi dengan observer untuk mengatasi masalah tersebut dengan metode kooperatif picture and picture secara langsung dalam proses pembelajaran matematika mengenal pecahan sederhana Kemudian, peneliti menyusun rencana untuk siklus I. Siklus pertama ini mengenalkan pecahan dengan alat peraga gambar- gambar dan alat peraga matematika materi pecahan. Siklus II dilaksanakan untuk mengatasi kelemahan atau kekurangan yang ada pada siklus I. Selama pelaksanan siklus II ini juga terdapat sedikit kelemahan. Kemudian, kelemahan pada siklus II ini diatasi dengan melaksanakan pembelajaran matematika dengan menambah gambar- gambar dan alat peraga. sehingga melalui pengalaman langsung dapat meningkatkan kualitas proses dan hasil pembelajaran tentang pengenalan pecahan sederhana bagi siswa kelas III SD Negeri I Ngadirejo, Temanggung.

Berdasarkan tindakan-tindakan tersebut, guru berhasil

melaksanakan pembelajaran matematika KD 3.1 mengenal pecahan sederhana dengan model kooperatif picture and picture dapat meningkatnya kualitas proses dan hasil pembelajaran matematika. Selain itu, penelitian ini juga bermanfaat untuk meningkatkan kinerja guru karena dengan model pembelajaran dan pengajaran dapat mengefektifkan waktu pembelajaran tentang pecahan. Model pembelajaran juga sebagai sarana bagi guru untuk memotivasi siswa agar lebih aktif dalam kegiatan pembelajaran berhitung Keberhasilan pembelajaran dengan model-model kooperatif dapat meningkatkan kualitas proses dan hasil pembelajaran matematika KD 3.1 mengenal pecahan sederhana dapat dilihat dari indikator-indikator sebagai berikut.

1. Siswa membandingkan pecahan dengan gambar-gambar.

(110)

232

Selanjutnya, siklus II, guru melaksanakan pembelajaran selama 60 menit.. Dari siklus II ini, waktu yang tersisa adalah 10 menit. Dengan mempertimbangkan waktu yang masih tersisa tersebut pada setiap siklus, guru dapat memberikan evaluasi dengan baik, meskipun selama proses pembelajaran guru juga sudah melaksanakan evaluasi.

2. Masalah waktu pembelajaran yang terbatas yang selama ini

dikeluhkan oleh guru, dapat teratasi. Guru dapat

mengefektifkan waktu pembelajaran matematika karena guru menggunakan model pembelajaran kooperatif learning Sebagaimana hasil penelitian yang pernah penulis lakukan bahwa guru akan terlatih mengoperasikan dengan baik perangkat pembelajaran sesuai dengan alokasi waktu yang ditentukan dengan model pembelajaran kooperatif.

3. Dapat disimpulkan di sini bahwa dengan adanya kesempatan

siswa untuk memasangkan/mengurutkan gambar-gambar dapat membantu dalam memahami materi dan kelancaran siswa dalam mengenal pecahan sederhana Kesempatan dalam menggunakan gambar-gambar dan alat peraga matematika dengan model kooperatif picture and picture dapat meningkatkan hasil belajar siswa.

4. Dalam proses apersepsi, pada siklus I siswa yang aktif 75%,

namun pada siklus II terjadi peningkatan, yakni mencapai 80,47% . Adapun dalam penyampaian materi, pada siklus I siswa yang aktif 61,72%, namun pada siklus II terjadi peningkatan, yakni mencapai 75,78% . Dengan demikian, tindakan yang dilakukan guru untuk meningkatkan motivasi dan aktivitas siswa selama kegiatan apersepsi dan penyampaian materi cukup berhasil. Tindakan tersebut

berupa pemberian reinforcement (penguatan) berupa reward

dan feedback atas keaktifan siswa selama pembelajaran. Hal ini berdasarkan penjelasan Davies (dalam Dimyati dan Mudjiono, 1999: 53) bahwa siswa akan belajar lebih banyak bilamana setiap langkah segera diberikan penguatan. Hal ini disebabkan selama kegiatan pembelajaran, guru memberikan

bimbingan dengan memberikan feedback berupa tanggapan

(111)

233

kebutuhan untuk memperoleh balikan dan sekaligus penguatan bagi setiap kegiatan yang dilakukannya.

5. Mengintegrasikan pembelajaran keterampilan matematika

mengenal pecahan sederhana dengan model picture and picture dengan gambar-gambar dan alat peraga matematika.

6. Perencanaan pembelajaran atau langkah pembelajaran

memuat rangkaian kegiatan yang harus dilakukan oleh guru secara berurutan untuk mencapai tujuan pembelajaran.

Rumusan langkah pembelajaran mengenal pecahan

sederhana dapat dilakukan dengan memadukan empat aspek keterampilan berhitung lainnya yaitu mengalikan, membagi ,menjumlahkan dan mengurangi.. Perpaduan ini harus dilakukan sebagai usaha pelaksanaan pembelajaran yang terpadu dan terintegrasi.

7. Dalam menghitung disesuaikan dengan kemampuan siswa.

(112)

234

BAB V PENUTUP

A. Simpulan

1. Pembelajaran dengan model kooperatif picture and

picture dapat meningkatkan hasil belajar matematika bagi

siswa kelas III SDN I Ngadirejo pada semester II tahun pelajaran 2014/2015 dari keaktifan siswa dalam mengikuti pelajaran 75% pada siklus I meningkat menjadi 80,47 % .

2. Pembelajaran dengan model kooperatif picture and picture

dapat meningkatkan hasil belajar matematika bagi siswa kelas VI SD N I Ngadirejo pada semester II tahun pelajaran 2014/2015 dengan nilai rata-rata 70,63 pada siklus I dan mengalami kenaikan pada siklus II menjadi 88.

3. Pembelajaran dengan model kooperatif picture and picture

dapat meningkatkan daya nalar atau daya pikir siswa dalam menganalisa gambar yang ada.

4. Pembelajaran dengan model kooperatif picture and picture

dapat meningkatkan daya tangkap siswa terhadap pelajaran yang diberikan karena guru menunjukkan gambar-gambar mengenai materi yang dipelajari.

B. Saran-saran

1. Bagi sekolah, hendaknya mendukung guru untuk

melaksanakan penelitian tindakan kelas agar kualitas pendidikan meningkat.

2. Bagi guru : Pembelajaran dengan model kooperatif picture

and picture membutuhkan persiapan yang matang dari guru terutama dalam menyiapkan gambar-gambar. Untuk itu disarankan kepada guru agar berkolaborasi dengan guru mitra Selain itu agar guru pandai memilih berbagai metode pembelajaran yang kreatif, inovatif, interaktif, inspiratif, dan menyenangkan, serta memotivasi peserta didik untuk dapat berperan aktif.

3. Bagi siswa : kerja sama yang baik dapat meningkatkan

(113)

235

dalam pembelajaran dengan model kooperatif picture adn picture dalam kegiatan pembelajaran.

C. Implikasi

1. Implikasi Teoritis

Implikasi teoritis dari penelitian ini adalah bahwa peningkatan hasil belajar pada materi menentukan pecahan sederhana didukung oleh model pembelajaran

kooperatif picture ang picture. Penelitian tersebut juga

dapat dipertimbangkan untuk menambah model

pembelajaran yang lain bagi guru ..

2. Implikasi Praktis

Penelitian telah membuktikan bahwa pembelajaran

dengan model kooperatif picture and picture dapat

meningkatkan hasil belajar pada materi pecahan sederhana bagi siswa kelas IIII SD N I Ngadirejo kec. Ngadirejo, Kab. Temanggung pada semester II tahun pelajaran 2014 / 2015. Berdasar hasil penelitian ini semakin sering siswa berlatih, akan semakin meningkatkan hasil belajar siswa, karena aktualisasi diri penting untuk meningkankan hasil belajar khususnya matematika. Dengan demikian peran guru dalam penggunaan berbagai model pembelajaran sangat penting untuk peningkatan daya serap dan ketuntasan belajar siswa.

Hasil penelitian ini secara praktis juga dapat digunakan sebagai acuan bagi guru matematika untuk meningkatkan

kompetensi pedogogik dengan memilih strategi

(114)
(115)

237

BUKTI ORISINALITAS

BAB I PENDAHULUAN

(116)

238 BAB III METODE PENELITIAN

(117)
(118)

Gambar

gambar atau mengganti gambar dengan video atau demontrasi
 gambar Guru menjelaskan lebih lanjut  tentang gambar-gambar  agar
Gambar  A Gambar  B
Gambar  C Gambar  D
+7

Referensi

Dokumen terkait

jumlah pergerakan yang berasal dari suatu zona atau tata guna lahan dan. jumlah pergerakan yang tertarik ke suatu zona atau tata

Metode dalam percobaan ini adalah fotokimia yang merupakan ilmu yang mempelajari reaksi-reaksi kimia yang diinduksi oleh sinar secara

Tipe produk secara positif mempengaru hi resiko yang di terima dan permintaan wom terhadap pengaruh wom dan penyebaran wom Kepribadian terhadap merek secara positif

Dari percobaan dapat diketahui bahwa kristal yang mengandung air merupakan air hidrat yang akan menghasilkan uap air bila di panaskan.Senyawa hidrat terdiri dari 2

Hasil uji F yang telah dilakukan dalam penelitian ini menunjukkan bahwa variabel Kepribadian Merek, Identitas Merek, dan Kualitas Produk secara simultan atau

Reformasi Birokrasi di Kementerian Hukum dan HAM telah dicanangkan sejak reformasi bergulir dengan berpedoman pada ketentuan/peraturan/ petunjuk pelaksana yang dikeluarkan

Terjadinya gangguan cuaca ekstrim terutama perubahan tekanan udara dan kecepatan angin menunjukkan pengaruh yang cukup kuat terhadap pola pasang surut dan arus

Daya hambat senyawa bioaktif pada mangrove Rhizophora apiculata sebagai antibakteri dari Perairan Tanjung Api-api, Sumatera Selatan.. Rozirwan, M.Sc dan Anna Ida