• Tidak ada hasil yang ditemukan

PENGARUH NUMBERED HEAD TOGETHER BERBANTUAN VIDEO PEMBELAJARAN TERHADAP HASIL BELAJAR PENDIDIKAN KEWARGANEGARAAN

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2018

Membagikan "PENGARUH NUMBERED HEAD TOGETHER BERBANTUAN VIDEO PEMBELAJARAN TERHADAP HASIL BELAJAR PENDIDIKAN KEWARGANEGARAAN"

Copied!
9
0
0

Teks penuh

(1)

PENGARUH NUMBERED HEAD TOGETHER BERBANTUAN VIDEO PEMBELAJARAN TERHADAP HASIL BELAJAR

PENDIDIKAN KEWARGANEGARAAN

Ervina, Rosnita, Sri Utami

Program Studi Pendidikan Guru Sekolah Dasar FKIP Untan Pontianak Email: Ervnaaregb47@gmail.com

Abstrsct

This research is purpose to analyze how model cooperative type numbered head together with learning video influence the result of education citizenship at grade V Elementary School 33 Pontianak Utara. The method used is an experiment with quasi experimental design type nonequivalent control group design. The population and sample of this research are all students at grade V Elementary School 33 Pontianak Utara, consist of two classes with totaling 56 students. The result of analyze average posttest control class and experimental is 71,28 and 80,07. Obtained tcount (4.484) and ttable (2,006), because of tcount> ttable, so Ha was accepted. Based on calculation of effect size obtained Δ = 0.84, with the high criteria. In conclusion research is model cooperative type numbere head together with learning video give high impact on the result of education citizenship at grade V in Elementary School 33 Pontianak Utara.

Keywords: Numbered Head Together, Learning Outcomes

PENDAHULUAN

Pembelajaran.Pendidikan.Kewarga negaraan berdasaran Kurikulum Tingat Satuan Pendidikan (KTSP) diharapkan dapat mempersiapkan peserta didik menjadi warga negara yang memiliki komitmen kuat dan konsisten untuk mempertahankan Negara Kesatuan Republik Indonesia.

Menurut Tukiran Taniredja (2014:3), “Pendidikan Kewarganegaraan merupakan usaha untuk membekali peserta didik dengan pengetahuan dan kemampuan dasar berkenaan dengan hubungan antar warga negara dengan negara serta pendidikan pendahuluan bela negara menjadi warga negara yang dapat di andalkan oleh bangsa dan negara.” Pendidikan yang berkualitas sangat diperlukan untuk mencerdaskan kehidupan bangsa dan membentuk generasi muda yang cerdas, berkarakter, bermoral dan berkepribadian. Pendidikan di sekolah dasar harus

terencana agar proses pembelajaran dapat berlangsung secara aktif sehingga hasil belajar peserta didik dapat secara optimal.

Penguasaan model-model pembelajaran dalam suatu kegiatan pembelajaran merupakan hal yang tak dapat dipisahkan terutama ketika seorang guru mengajar di dalam kelas, karena penggunaan model pembelajaran secara tepat dapat membantu peserta didik untuk memahami materi pembelajaran yang mereka pelajari.

(2)

(pertanyaan) dengan nomor yang berbeda-beda.

Berdasarkan hasil observasi yang dilakukan pada tanggal 28 November 2017 dan dilanjutkan dengan wawancara dibeberapa sekolah di Pontianak Utara diperoleh informasi yang dapat disimpulkan bahwa guru dalam pelaksanaan pembelajaran telah menerapkan metode dan strategi pembelajaran namun guru masih menggunakan metode konvensional dan media buku paket Sehingga ditengah pembelajaran peserta didik tidak sepenuhnya memperhatikan secara fokus apa yang sedang dijelaskan. Oleh karena itu, diperlukannya model pembelajaran yang mampu mewujudkan situasi pembelajaran yang kondusif, kreatif, dan afektif yaitu salah satunya dengan menerapkan model kooperatif tipe Numbered Heads Together berbantuan video pembelajaran

Dengan meggunakan model kooperatif tipe Numbered Head Together (NHT) dapat menumbuh kembangkan keaktifan serta tanggung jawab peserta didik. Hal ini didukung oleh Hamdani ( 2011: 90) yang mengungkapkan bahwa kelebihan NHT ini adalah setiap siswa menjadi siap semua, siswa dapat melakukan diskusi dengan sungguh-sungguh serta siswa yang pandai dapat mengajari siswa yang kurang pandai. Artinya, dengan kooperatif tipe NHT ini dapat memberikan pengaruh terhadap proses belajar siswa, termasuk hasil belajar yang diperoleh siswa dalam pembelajaran. Model pembelajaran kooperatif tipe NHT pada dasarnya merupakan sebuah variasi diskusi kelompok dengan ciri khasnya guru hanya menunjuk seorang peserta didik yang mewakili kelompoknya tanpa memberitahu terlebih dahulu siapa yang akan mewakili kelompok tersebut. Sehingga cara ini menjamin keterlibatan total semua peserta didik. Cara ini merupakan upaya yang sangat baik

untuk meningkatkan tanggung jawab individu dalam diskusi kelompok.

Berdasarkan latar belakang masalah tersebut, maka peneliti mengadakan penelitian mengenai “Pengaruh Model Kooperatif Tipe Numbered Head Together, Berbantuan Video Pembelajaran Terhadap Hasil Belajar Pendidikan Kewarganegaraan di Kelas V Sekolah Dasar Negeri 33 Pontianak Utara”.

Menurut Aris Shoimin (2014:107) menyatakan “Numbered head together merupakan suatu model pembelajaran berkelompok yang setiap anggota kelompoknya bertanggung jawab atas tugas kelompoknya, sehingga tidak dapat dipisah antara siswa yang satu dan siswa yang lain dalam satu kelompok untuk saling memberi dan menerima antara satu dengan yang lainnya”. Sedangkan menurut Miftahul Huda (2016: 203), “Pada dasarnya, numbered head together merupakan varian dari diskusi kelompok”

(3)

benar dan memastikan tiap anggota kelompok dapat mengerjakan/ mengetahui jawabanya dengan baik. 4) Guru memanggil peserta yang memiliki nomor yang sama dari tiap – tiap kelompok dan nomor yang dipanggil keluar dari kelompoknya melaporkan atau menjelaskan hasil kerja sama mereka. 5. Tanggapan dengan teman yang lain, kemudian guru menunjukan nomor yang lain. 6. Guru bersama siswa menyimpulkan hasil diskusi.”

Berikut adalah kelebihan dan kekurangan numbered head together menurut Imas Kurniasih & Berlin Sani (2017: 118) adalah sebagai berikut: Kelebihan : a. Model ini menuntut siswa harus aktif semua. b. Dengan model pembelajaran ini juga, siswa dituntut juga untuk melakukan diskusi dengan sungguh-sungguh. c. Siswa yang pandai dapat mengajari siswa yang kurang pandai. Kekurangan : a. Tidak terlalu cocok untuk jumlah siswa yang banyak karena membutuhkan waktu yang lama. b. Karena keterbatasan waktu, mengakibatkan semua anggota kelompok tidak bisa mengutarakan pendapatnya.

Menurut Arif S.Sadiman, dkk (2014: 74) “Video, sebagai media audio-visual yang menampakan gerak, semakin lama semakin popular dalam masyarakat kita. Pesan yang disajikan bisa bersifat fakta (kejadian/peristiwa penting, berita) mau-pun fiktif (seperti misalnya criteria), bisa bersifat informative, edukatif maupun instruksional.Sebagian besar tugas filim dapat digantikan oleh video.Tapi tidak berarti bahwa video akan menggantikan kedudukan filim.”

Arif S. Sadiman,dkk(2014: 75) memaparkan beberapa kelebihan dan kekurangan diantaranya sebagai berikut:Kelebihan: 1) Dapat menarik perhatian untuk periode-periode yang singkat dari rangsangan luar lainnya. 2) Dengan alat perekam pita video sejumlah besar penonton dapat

memperoleh informasi dari ahli-ahli/spesialis. 3) demonstrasi yang sulit bisa dipersiapkan dan direkam sebelumnya, sehingga pada waktunya mengajar guru bisa memusatkan perhatian pada penyajiannya. 4) Menghemat waktu dan rekaman dapa diputar berulang-ulang. 5) Kamera TV bisa mengamati lebih dekat objek yang berbahaya seperti harimau. 6) Keras lemah suara yang ada bisa diatur dan disesuaikan bila akan disisip komentar yang akan didengar. 7) Gambar proyeksi bisa di-“beku”-kan untuk diamati dengan seksama. Guru bisa mengatur di mana dia akan menghentikan gerakan gambar tersebut; control sepenuhnya di tangan guru, dan 8) Ruangan tak perlu digelapkan waktu menyajikannya. Kekuranagn: 1) Perhatian penonton sulit dikuasai, partisifasi mereka jarang dipraktikan 2) Sifat komunikasinya bersifat satu arah dan harus diimbangi dengan pencarian bentuk umpan balik yang lain. 3) Kurang mampu menampilkan detil dari objek yang disajikan secara sempurna 4) Memerlukan peralatan yang mahal dan komplek.

METODE PENELITIAN Tahap Persiapan

(4)

didik mengalami kesulitan dalam memahami materi yang pada akhirnya berdampak pada nilai mereka. 3) Dari informasi tersebut, peneliti menerapkan suatu model pembelajaran yang dapat mengaktifkan peserta didik, yaitu model kooperatif tipe Numbered Heads Together berbantuan video pembelajaran. 4) Melakukan diskusi dengan guru mata pelajaran Pkn kelas V Sekolah Dasar Negeri 33 Pontianak Utara mengenai pelaksanaan penelitian yang akan dilakukan. 5) menyiapkan instrumen penelitian berupa kisi-kisi soal tes, soal pre-test dan post-test, kunci jawaban, dan pedoman penskoran serta menyiapkan perangkat pembelajaran berupa Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) dan Lembar Kerja Siswa (LKS) 6) Melakukan validasi instrumen penelitian. 7) Merevisi instrumen penelitian yang telah divalidasi. 8) Melakukan uji coba soal tes yang telah divalidasi. 9) Menganalisis data dari hasil uji coba soal tes (reliabilitas, taraf kesukaran, dan daya pembeda).

10)Berdasarkan hasil analisis, selanjutnya soal siap digunakan sebagai alat pengumpul data karena sudah dinyatakan valid dan layak pakai.

Tahap Pelaksanaan

1) Menentukan jadwal penelitian yang disesuaikan dengan jadwal pelajaran Pendidikan Kewarganegaraan di sekolah tempat penelitian. 2) Memberikan soal pre-test untuk kelas eksperimen dan kelas kontrol untuk mengetahui tingkat kemmpuan awal peserta didik. 3) Melaksanakan kegiatan pembelajaran Pendidikan Kewarganegaraan dengan menggunakan model kooperatif tipe Numbered Heads Together berbantuan video pembelajaran. 4) Memberikan post-testpada kelas eksperimen maupun kelas kontrol.

Tahap Analisis

1) Menskor hasil tes (skor pre-test dan post-test). 2) Mengolah data hasil pre-test dan post-test. 3) Membuat kesimpulan. 4. Menuyusun laporan penelitian.

Metode penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode eksperimen.Bentuk penelitian yang digunakan adalah Quasi Eksperimental Design.bentuk desain yang digunakan adalah Non equivalent Control Group Design. rancangan penelitian ini adalah Nonequivalent Control Group Design.

Menurut Sugiyono (2014: 116) Rancangan Nonequivalent Control Group Design dapat digambarkan sebagai berikut:

O1 X O2

………... O3 O4 Adapun jenis penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah penelitian kuantitatif. Menurut Mahmud dan Pupuh Fathurahman (2011: 29) “Penelitian kuantitatif dipergunakan data berupa angka dengan berbagai klasifikasi, antara lain berbentuk nilai rata-rata, persentasi, nilai maksimum, dan lain-lain”.

populasi yang dimaksud dalam penelitian ini adalah seluruh peserta didik kelas V Sekolah Dasar Negeri 33 Pontianak Utara, yang terdiri dari 2 kelas yaitu kelas VA dan VB yang berjumlah 56 peserta didik.

Hadari Nawawi (2012: 150) menegaskan bahwa “Populasi adalah keseluruhan obyek penelitian yang dapat terdiri dari manusia, benda-benda, hewan, tumbuh-tumbuhan, gejala-gejala, nilai tes atau peristiwa-peristiwa sebagai sumber data yang memiliki karakteristik tertentu di dalam suatu penelitian.Sedangkan sampel menurut Hadari Nawawi (2012: 153) “Sampel adalah sebagian dari populasi untuk mewakili seluruh populasi.”

(5)

dalam penelitian ini hanya menggunakan teknik pengukuran sebagai teknik pengumpulan data.

Menurut Hadari Nawawi (2012: 101), “Teknik pengukuran adalah cara mengumpulkan data yang bersifat kuantitatif untuk mengetahui tingkat atau derajat aspek tertentu dibandingkan dengan norma tertentu pula sebagai satuan ukur yang relevan.”

Teknik pengukuran dalam penelitian ini adalah pemberian skor terhadap hasil belajar peserta didik padapre-tes dan post-test yang dikerjakan peserta didik.

HASIL PENELITIAN DAN

PEMBAHASAN

Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis pengaruh model kooperatif tipe numbered head together berbantuan video pembelajaran terhadap hasil belajar pembelajaran Pendidikan Kewarganegaraan kelas V diSekolah Dasar Negeri 33 Pontianak Utara. Sampel yang digunakan dalam penelitian ini terdiri dari dua kelas yaitu kelas V A dan V B yang berjumlah 56 peserta didik. Kedua kelas tersebut terbagi lagi menjadi dua yaitu V A sebagai kelas kontrol yang berjumlah 29peserta didik dan V B sebagai kelas eksperimen yang berjumlah 27 peserta didik.

Tabel 4.1

Data Hasil Belajar Peserta Didik

Keterangan Kelas Eksperimen Kelas Kontrol

Pre-Test Post-Test Pre-Test Post-Test

Rata-rata 53,52 80,07 60,76 71,28

Nilai.Tertinggi 72 92 76 88

Nilai terendah 36 54 38 48

Berdasarkan tabel 4.1 bahwa: (1) Rata-rata hasil pre test peserta didik pada kelas eksperimen adalah 53,52 dan rata-rata post-test peserta didik kelas eksperimen adalah 80,07. (2) Rata-rata hasil pre test peserta didik pada kelas kontrol adalah 50,79 dan rata-rata post-test peserta didik kelas kontrol adalah 71,28

Berdasarkan data di atas, rata-rata hasil belajar peserta didik pada pembelajaran Pendidikan Kewarganegaraan dengan menggunakan model kooperatif tipe numbered head together berbantuan video pembelajaraan lebih tinggi dari rata-rata hasil belajar peserta didik yang diajar tanpa menerapkan model kooperatif tipe numbered head together berbantuan video pembelajaraan. Secara umum, hasil belajar pada kelas kontrol dan kelas eksperimen mengalami peningkatan dari nilai post-test. Untuk

lebih jelasnya dapat dilihat pada diagram berikut yang menggambarkan secara jelas hasil belajar peserta didik di kelas kontrol dan kelas eksperimen dari nilai pre-test maupun post-test yang sudah dilakukan penelitian di Sekolah Dasar Negeri 33 Pontianak Utara.

Untuk mengetahui besarnya pengaruh penggunaan model kooperatif tipe numbered head together berbantuan video pembelajaran terhadap hasil belajar peserta didik, dihitung dengan menggunakan rumus effect size (ES). Dari perhitungan effect size diperoleh ES sebesar 0,84 yang tergolong dalam kriteria tinggi.

(6)

Sekolah Dasar Negeri 33 Pontianak Utara.

Pembahasan

Kelas Kontrol dan

EksperimenPembelajaran di Kelas Kontrol

Kelas yang dijadikan kelas kontrol dalam penelitian ini adalah kelas VA Sekolah Dasar Negeri 33 Pontianak Utara tahun ajaran 2017/2018.Adapun jumlah siswa pada kelas kontrol yaitu 29 orang. Proses pembelajaran dikelas kontrol sebanyak 4x pertemuan, setiap pertemuan berlansung selama 2 x 25 menit. Pembelajaran di kelas kontrol pada materi “Mengenal bentuk-bentuk keputusan bersama” dengan menggunakan metode ceramah, tanya jawab dan penugasan. Beberapa peserta didik kurang memperhatikan penjelasan guru saat pembelajaran berlansung.Mereka sibuk mengurus hal-hal yang tidak berkaitan dengan pembelajaran. Hal ini disebabkan kurangnya partisipasi peserta didik selama proses pembelajaran. Peneliti memberikan peringatan kepada peserta didik agar menyimak materi yang disampaikan dan tetap fokus untuk mengikuti pembelajaran. Saat peneliti mulai melakukan tanya jawab, peserta didik mulai fokus dan tertib selama mengikuti pembelajaran karena mereka merasa harus mengingat penjelasan yang telah disampaikan peneliti. Situasi yang seperti ini tentunya tidak boleh lepas dari perhatian peneliti agar materi yang disampaikan dapat diserap dengan baik oleh peserta didik.

Pembelajaran di Kelas Eksperimen Kelas yang dijadikan kelas eksperimen dalam penelitian ini adalah kelas VB Sekolah Dasar Negeri 33 Pontianak Utaratahun ajaran 2017/2018.Adapun jumlah peserta didik dalam kelas eksperimen yaitu 27 orang. Proses pembelajaran di kelas eksperimen dilakukan sebanyak 4x pertemuan, setiap pertemuan berlansung

(7)

dengan nomor kepala yang dimiliki (misal nomor 1, mengerjakan soal nomor 1 dan begitu seterusnya).

Setelah semua kelompok selesai mengerjakan LKS tersebut, peneliti memanggil salah satu nomor dari kelompok tersebut.bagi kelompok yang tidak bisa menjawab atau kurang lengkap langsung dipanggil lagi nomor dari kelompok yang lain. Hal ini peneliti lakukan untuk menghindari persepsi peserta didik yang merasa kurang adil jika nomornya tidak dipanggil.Hasil diskusi mereka dibahas bersama-sama. Setelah selesai membahas hasil diskusi kelompok menggunakan kooperatif tipe numbered head together, peneliti memberikan soal evaluasi untuk mengukur tingkat pemahaman peserta didik mengenai materi yang telah disampaikan.

Berdasarkan pengalaman pada pertemuan pertama untuk pertemuan berikutnya peneliti akan merefleksi diri untuk melihat kekurangan yang harus diperbaiki agar di pertemuan berikutnya proses pembelajaran menggunakan kooperatif tipe numbered head together berbantuan video pembelajaran ini lebih tertata dengan rapi dan tertib.

SIMPULAN DAN SARAN Simpulan

Berdasarkan hasil penelitian pada peserta didik kelas V Sekolah Dasar Negeri 33 Pontianak Utara, maka secara umum dapat disimpulkan bahwa terdapat pengaruh model kooperatif tipe numbered head together berbantuan video pembelajaran terhadap hasil belajar Pendidikan Kewarganegaraan di kelas V Sekolah Dasar Negeri 33 Pontianak Utara. Berikut ini akan di paparkan secara rinci hasil pada penelitian ini:

(1) Terdapat pengaruh model kooperatif tipe numbered head together berbantuan video pembelajaran terhadap hasil belajar Pendidikan Kewarganegaraandari hasil post-test

kelas kontrol dan kelas eksperimen pada kelas V Sekolah Dasar Negeri 33 Pontianak Utara. Berdasarkan uji hipotesis digunakan rumus t-test (pollad varians), diperoleh harga thitungdan post test sebesar 4,48 dan ttabelα = 5% sebesar 2,0063. Karena 𝑡ℎ𝑖𝑡𝑢𝑛𝑔>𝑡𝑡𝑎𝑏𝑒𝑙 (4,48>2,0063). Dengan demikian, Ha diterima Ho ditolak. (2) Pembelajaran dengan menerapkan model kooperatif tipe numbered ead together berbantuan video pembelajaran memberikan pengaruh terhadap tingginya hasil belajar Pendidikan Kewarganegaraan peserta didik dengan perhitungan effect size sebesar 0,84 dengan kategori tinggi.

Saran

Berdasarkan hasil penelitian ini terdapat beberapa saran, adapun saran-saran tersebut adalah sebagai berikut: (1). Penerapan model kooperatif tipe numbered head together berbantuan video pembelajaran memberikan pengaruh yang positif dalam meningkatkan hasil belajar peserta didik. di sekolah dasar, maka dari itu peneliti mengharapkan agar penggunaan model kooperatif tipe numbered head together berbantuan video pembelajaran dapat selalu diterapkan dalam pembelajaran Pendidikan Kewarganegaraan. (2) Bagi peneliti yang ingin melakukan penelitian lebih lanjut dengan menerapkan model kooperatif tipe numbered head together berbantuan video pembelajaran untuk mendapatkan simpulan yang lebih meyakinkan, disarankan untuk menciptakan kondisi pembelajaran yang lebih menyenangkan dan disesuaikan dengan kemampuan peserta didik di sekolah dasar.

DAFTAR RUJUKAN

Arief S. Sadiman. (2014). Media Pendidikan Pengertian,

(8)

Pemanfaatannya. Jakarta: Rajawali Press.

Aris shoimin. (2014). 68 Model Pembelajaran Inovatif dalam Kurikulum 2013.Yogyakarta:Ar-Ruzz Media

Hadari, Nawawi. (2012). Metode Penelitian Bidang Sosial. Yogyakarta: Gadjah Mada University Press.

Hamdani .(2011). Strategi Belajar Mengajar. Bandung: Pustaka Setia Imas Kurniasih. (2017). Ragam

Pengembangan Model

Pembelajaran untuk Peningkatan

Profesional Guru. Jakarta : Kata Pena

Mahmud. (2011). Metode Penelitian Pendidikan. Bandung: CV Pustaka Setia

Miftahul Huda. (2016). Model-Model Pengajaran dan

Pembelajaran.Yogyakarta : Pustaka Belajar

Sugiyono. (2016).Metode Penenlitian Kuantitatif, Kualitatif, dan R&D. Bandung: CV. Alfabeta

Tukiran Taniredja. (2014). Pendidikan Kewarganegaraan di Perguruan

Tinggi Muhammadiyah.

(9)

Referensi

Dokumen terkait

Dari beberapa penuturan informan yang telah dikemukakan sebelumnya pada prinsipnya bahwa terjadinya interkasi sosial di kalangan masyarakat Towani Tolotang

 Didapatkan nilai daya aktif, daya reaktif, dan daya semu, sebagaimana terlihat pada tabel daya reaktif sebesar 35100 VA, besarnya daya reaktif hampir tiga kali lipat

Disintegrants for Pharmaceutical and Nutraceutical Orally Disintegrating Tablets.. Roquette Freres: Western

Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mendapatkan rute, pola operasi, spesifikasi kapal, serta fasilitas pendukung (tangki Timbun) yang optimun, dengan kriteria

Sebaliknya orientasi bangunan yang berlawanan garis kontur (timur- barat), dengan bentuk memanjang utara-selatan, dinding sejajar dari depan sampai belakang, jika

Untuk hasil analisa fisika berdasarkan yield bio-oil yang maksimal yaitu pada penggunaan katalis Ni/Lempung 0,6% terhadap pelepah nipah dan penggunaan pengembanan

Melalui kegiatan yang dilakukan praktikan sehari-hari, praktikan dapat melihat pengaplikasian dari teori yang didapatkan di perkuliahan, bahkan dapat mempelajarinya

Bibik selaku orang yang masih mempunyai perjanjian kontrak terhadap mobil Mekar Jaya BK- 1222 GO dengan terdakwa, dan terdakwa membuat perjanjian pembiayaan