LAMPIRAN
Instrumen Penelitian
Peran Pemerintah Daerah Sumba Barat Dalam Pengendalian Penduduk di Era Otonomi Daerah
1. Gambaran umum
UNIVERSITAS KRISTEN SATYA WACANA
FAKULTAS ILMU SOSIAL DAN ILMU KOMUNIKASI Program Studi Sosiologi
Jl. Diponegoro 52-60,Salatiga Jawa Tengah 50711 Telp. (0298) 321212 ext .259 : fax. 321433Email: fiskom@adm.uksw.edu
Waikabubak, 20 Juli 2017
Lembar Pertanyaan Kepada Kepala Badan Pengendalian Penduduk Dan Keluarga Berencana (DPPKB) Kabupaten Sumba Barat.
Nama : Fredrika A. Supusepa, SE
Jabatan : Sekretaris Badan Pengendalian Penduduk Dan Keluarga Berencana
Pendidikan Terakhir : S1 ekonomi
Instansi : Badan Pengendalian Penduduk Dan Keluarga Berencana
NO PERTANYAAN JAWABAN
1.
2.
Sejarah Badan Pemberdayaan
Perempuan dan keluarga berencana ?
Program-program apa saja yang telah di lakukan DPPKB ?
Digabung Eselon 4A dan Sub bagian pada bagian social pada Sekda Kabupaten Sumba Barat.Pada Tahun 2007 eselon 4A langsung menjadi 2B (BPPKB) dan pada Tahun 2016 akhir terpisah dan berdiri sendiri sampai dengan sekarang.
Ada beberapa program yang sering dilaksanakan oleh DPPKB yaitu antara lain program ( KKBPK ) : 1.Kependudukan
3.
4.
5.
6.
7.
Bagaimana sistem atau model pengambilan kebijakan ?
Apakah seluruh elemen masyarakat terlibat dalam pengambilan
keputusan tersebut ?
Bagaimana tanggapan masyarakat dalam pengambilan keputusan ?
Apa media yang di gunakan saat mensosialisasikan program ?
Bagaimana hubungan antara Badan Pemberdayaan Perempuan dan keluarga berencana dengan dinas-dinas terkait ?
Untuk melaksanakan program-program tersebut di lakukan oleh 4 bidang yaitu :
1.BidangPenyuluhan
2.BidangKeluargaBerencana
3.Bidang K3 ( Ketahanan Kesejatraan Keluarga ) 4.Pendataan.
Pengambilan kebijakan adalah tentukan oleh tingkat daerah yang biasa di sebut ( Musrenbank ) yaitu di mana di mulai dari tingkat Dusun,Desa,Kecamatan dan
selanjutnya di Kabupaten.
Peran masyarakat dalam pengambilan keputusan sangat dibutuhkan karena semua aspirasi maupun keluhan masyarakat menjadi tanggung jawab BPKKB
Masyarakat cukup aktif dalam pengambilan keputusan tetapi belum secara keseluruhan
Media yang biasa di gunakan saat mensosialisasikan program adalah :
1. Brosur/Liflet
2. Sosialisasi Langsung 3. Pemutaran Film
4. Dan Pelayana-pelayanan lainya terkait dengan pencanangan program-program.
8.
9.
10.
Bagaimana system/model
pengambilan kebijakan di era orde baru dan reformasi ?
Apakah ada perubahan dalam system/model pengambilan
keputusan pasca otonomi daerah dan sesudah otonomi daerah ?
Bagaimana Peran PEMDA terhadap Badan Pemberdayaan Perempuan dan keluarga berencana ?
Contoh lain bentuk kerja sama dengan PU dalah hal pengadaan MCK. Bagaimana PU sebagai penyedia MCK dan DPPKB menjalankan tugasnya yaitu untuk
menghimbau dan mengajak masyarakat dalam hal ini mayarakat yang masih belum terlalu merasa bahwa kesehatan itu sangat penting.Oleh sebab itu peranan dari Organisasi Perangkat Daerah ( OPD ) sangat di butuhkan karena saling keterkaitan.
Pada era Orde baru, pelaksanaan pengendalian penduduk dianggap berhasil karena Mampu menekan angka Populasi pertemuan Penduduk. Kebijakan orde baru juga sangat terstruktur karena pada saat itu, kita ketahui bersama masa orde baru adalah masa dimana kepemimpinan Soeharto yang sangat Kuat.
Secara keseluruhan sistem jelas berbeda dimana pada otonomi daerah status BKKBN tidak sama seperti pada masa orde baru yang sangat terstruktur.
UNIVERSITAS KRISTEN SATYA WACANA
FAKULTAS ILMU SOSIAL DAN ILMU KOMUNIKASI
Program Studi Sosiologi
Jl. Diponegoro 52-60,Salatiga Jawa Tengah 50711 Telp. (0298) 321212 ext .259 : fax. 321433
Email: fiskom@adm.uksw.edu
Waikabubak, 20 juli 2017
Lembar Pertanyaan Kepada Kepala Badan Pusat Statistik Kabupaten Sumba Barat. Nama : Rambu Anamila
Jabatan : Kepala Badan Pusat Statistik Pendidikan Terakhir : S1 Administrasi Niaga
Instansi : Badan Pusat Statistik Kabupaten Sumba Barat
-NO PERTANYAAN JAWABAN
1. Sejarah singkat Badan Pusat Statistik Kabupaten Sumba Barat ?
2. Program-program apa saja yang telah di lakukan BPS dalam pengendalian penduduk di era otonomi daerah ?
tanggal 17 Agustus 1945 kegiatan statistik di tangani oleh lembaga baru yaitu kantor Penyelidikan Perangkaan Umum Republik Indonesia(KAPPURI).Dengan Keputusan Presiden RI No 172 Tahun 1957,terhitung mulai 1 Juni 1957 KPS di ubah menjadi Biro Pusat Statistik.
Bandan Pusat Statistik mempunyai 3 Kegiatan yang sering di lakukan pada tahun-tahun:
1. Sensus Penduduk
sensus penduduk di laksanakan 10 tahun sekali dalam tahun yang beraliran 0.
2. Sensus Pertanian di laksanakan 10 sekali dalam tahun yang beraliran 3.
3. Sensus Ekonomi di laksanakan 10 tahun sekali dalam tahun yang beraliran 6.
Kegiatan Setiap Tahun antara Lain : 1. Susenas (Survei Ekonomi Nasional)
2. Sakernas(Survei Angkatan Kerja Nasional) 3.Supas (Survei Antar Penduduk)
Selain kegiatan di atas ada kegiatan yang di sebut Kegiatan Komplikasi Produk Administrasi yaitu mengambil Data penduduk dari semua instansi lain yang ada di Kabupaten Sumba Barat dan di sajikan dalam Publikasi Sumba Barat DalamAngka.
3.
4.
5.
6.
Bagaimana sistem atau model pengambilan kebijakan ?
Apakah seluruh elemen masyarakat terlibat dalam pengambilan keputusan tersebut ?
Bagaimana hubungan antara Badan Pusat Statistik dengan dinas-dinas terkait ?
Bagaimana system/model pengambilan kebijakan di era orde baru dan
reformasi ?
Badan Pusat Statistik (BPS) dalam kegiatannya tidak di libatkan dalam pengambilan keputusan yang berkaitan dengan program-program BPS.Ada forum yang di sebut Forum Konsultasi Publik yaitu Pemutahiran Basis Data Terpadu (PBDT) yaitu kegiatan yang diminta agar masyarakat melaporkan diri pantas/layak sebagai rumah tangga sasaran dan dalam kegiatan ini juga di lakukan perbaikan data.
Hubungan antara Pemerintah dan Badan Pusat Statistik cukup bagus . karena BPS adalah lembaga Penyedia data harus bisa merangkul pemerintah daerah dan lembaga-lembaga swasta lainnya dalam tindakan yang nyata.
Dalam Kegiatan Badan Pusat Statistik adalah lembaga yang bekerja sesuai Standar Operating Prosedur (SOP) jadi System/model pengambilan kebijakan langsung dari Pusat.Ada beberapa pengambilan kegiatan yang berubah pada masa Era Orde baru dan Reformasi yaitu dalah hal pergantian Kepala Badan Pusat Statistik(BPS) dulu pada sebelum/ Reformasi kepala BPS terpilih harus melalui persetujuan Kepala Daera/Bupati.
UNIVERSITAS KRISTEN SATYA WACANA
FAKULTAS ILMU SOSIAL DAN ILMU KOMUNIKASI
Program Studi Sosiologi
Jl. Diponegoro 52-60,Salatiga Jawa Tengah 50711 Telp. (0298) 321212 ext .259 : fax. 321433
Email: fiskom@adm.uksw.edu
Waikabubak,20juli 2017
Lembar Pertanyaan Kepada Kepala Dinas Pengendalian Penduduk Dan Pencatatan Sipil Kabupaten Sumba Barat.
Nama : Yeremias Ndapa Doda S.sos
Jabatan : Kepala Dinas Pengendalian Penduduk Dan Pencatatan Sipil Berencana
Pendidikan Terakhir : S1 Sosiologi
Instansi : Badan Pengendalian Penduduk Dan Pencatatan Sipil
NO PERTANYAAN JAWABAN
1.
2.
Sejarah Dinas Kependudukan Dan Pencatatan Sipil Kabupaten Sumba Barat ?
Program-program apa saja yang telah di lakukan Dinas ?
Dinas Kependudukan Dan Pencatatan Sipil dibentuk dengan Perda No 2 Tahun 2016 terbaru tentang Rukunisasi Perangkat daerah dengan Tugas sebagai Pelayan Administrasi Kependudukan Dan Pencatatan Sipil.
Administrasi sendiri ada 2 yaitu : 1.Administrasi Kependudukan -Kartu Keluarga
-Kartu Tanda Penduduk (KTP) Elektronik -Mutasi Penduduk
3.
Bagaimana sistem atau model pengambilan kebijakan ?
1. Program Penataan Administrasi Kependudukan 2. Program Peningkatan Dan Pengembangan system pelaporan kinerja.
Kegiatan dari program-program diatas antara lain: 1. Percepatan Pelayanan Kartu Keluarga
2. Percepatan Pelayanan Kartu Kelahiran 3. Percepatan Pelayanan Kartu Elektronik
Sistem atau Model Pengambilan Kebijakan Dalah hal ini Hal-hal yang mengenai kebijakan Teknis.
1. Bagaimana Seluruh Masyarakat yang ada di Sumba Barat ini memperoleh Hak-hak sipil.
2. Masih banyak orang di Sumba Barat yang belum memahami pentingnya kepemilikan dokumen
kependudukan.Dalam hal ini masyarakat yang ada Di Sumba ada yang masuk kategori beragama dan tidak beragama,contohnya :Agama local
Sumba(MARAPU).Dalam Kasus ini saya sedang memperjuangkan Hak-hak masyarakat yang masih menganut agama marapu supaya di akui secara Nasional maupun Internasional.
Selain itu Masyarakat yang bekerja sebagai
Petani,nelayan masih menganggap bahwa kepemilikan Dokumen kependudukan tidak perlu. Oleh sebab itu sekarang saya sedang memperjuangkan Hak-hak kepemilikan tersebut karna kepemilikan Dokumen kependudukan harus di miliki oleh seluruh Masyarakat Sumba Barat karna sangat di perlukan dalam hal pencatatan sipil.
Selain itu ada system yang digunakan oleh Dinas
Kependudukan Dan Pencatatan Sipil yaitu Sistem Jemput Bola (Mendatangi Masyarakat) yaitu dengan cara
mendatangi setiap rumah tangga agar masyarakat mengetahui pentingnya memiliki dokumen kependudukan.
Selain itu juga ada Pola Percepatan yaitu di mana masyarakat yang memiliki tempat tinggal yang
4.
5.
6.
7.
Apakah seluruh elemen masyarakat terlibat dalam pengambilan keputusan tersebut ?
Apa media yang di gunakan saat mensosialisasikan program ?
Bagaimana hubungan Dinas
Kependudukan Dan Pencatatan Sipil dengan dinas-dinas terkait ?
Bagaimana system/model pengambilan kebijakan di era orde baru dan reformasi ?
Sumba Barat yang memiliki lokasi yang jauh dengan Kantor Dinas kependudukan Dan Pencatatan Sipi dimana Dinas mengambil kebijakan dengan cara mengumpulkan seluruh berkas-berkas dalam hal Administrasi Ke Kepala Desa selanjutnya Di Verifikasii Input
Tandatangan dan Selanjutnya dibagikan kembali ke masyarakat.
Justru Peran Masyarakat sangat di perlukan dalam Pengambilan Keputusan tersebut karena dalah hal ini misalnya Pembentukan Kelompok Marapu yaitu di mana ada forum-forum yang di buka dan saya sering dipakai sebagai pembicara dalam forum tersebut terkait dengan pembentukan Marapu sehingga masyarakat merasa memiliki.
Media yang digunakan adalah
1. Sosialisasi secara langsung ( mendatangi masyarakat) 2. Dengan cara membagikan brosur kepada Masyarakat.
Hubungan dengan Dinas-dinas terkait cukup baik dan tergabung dalam tim yaitu berkaitan dengan
1. Pendidikan 2. Kesehatan 3. Bappeda
4. BPJS dalam hal ( Penerbitan BPJS )
5. Tenaga Kerja ( Satgas Pencegahan Tenaga Kerja Ilegal )
6. Lembaga LSM (NGO) 7. Perlindungan Anak
8. Sosialisasi Pelayanan Akta Kelahiran
9. Pengembangan Kemanusiaan Donders Khusus orang Marapu di SBD.
Jelas berbeda karna pada Masa Pemerintahan Orde Baru Pemerintah sebagai Penguasa dan Pada masa
8.
9.
Apakah ada perubahan dalam
system/model pengambilan keputusan pasca otonomi daerah dan sesudah otonomi daerah ?
Bagaimana Peran PEMDA terhadap Dinas Kependudukan Dan Pencatatan sipil ?
Tuntutan sekarang bagamaimana pengambila keputusan selalu melihat public/masyarakat dan melihat apa yang menjadi kebutuhan masyarakat.
Pemerintah Derah mendukung Dalam hal Pembiayaan adalah kewajiban dari PEMDA dan Khusus Sumba Barat Bupati dan wakil bupati mendukung.Selain itu juga Dinas Kepandudukan Dan Pencatatan Sipil adalah lembaga yang semi Vertikal.
-Kepala Dinas Kependudukan Dan Pencatatan Sipil.
NO PERTANYAAN JAWABAN
1.
2.
3.
4.
Bagaimana perjalanan karir sampai menjabat sebagai kepala Badan Pemberdayaan Perempuan Dan Keluarga Berencana ?
Apakah visi misi dalam menjadi kepala Kepala Badan Pemberdayaan
Parempuan ?
Selama menjabat sebagai kepala dinas bagaimana perkembagan Instansi ?
Apakah Dinas Kependudukan Pernah mendapatkan penghargaan selama menjabat sebagai Kepala Dinas?
Kata kunci Peningkatan karir adalah Disiplin,tanggung jawab dan sikap mau melayani.Secara jujur pengangkatan saya mulai dari Tahun 1998 – 1999.
Terwujudnya Pelayanan Administrasi Kepandudukan yang berkualitas.
Mengalami Perubahan dalam kepemilikan kependudukan contohnya :
1. Akta Kelahiran
- Dulu Anak usia 0 – 18 Tahun ( 20% ) Sampai dengan sekarang 0 – 18 Tahun mencapai ( 56% ) KK 86% Sementara itu juga pola pelayanan sudah lebih transparan karna di setiap momen melakukan sosialisasi Formal maupun Non formal sehingga masyarakat merasa penting tentang kepemilikan identitas.
Penghargaan Tahun 2016 pada bulan Agustus 1. Juara 3 tentang lomba kebersihan
5. Seperti apakah harapan Kedepan?
2. Juara 1 lomba Busana daerah Sumba dan mendapatkan Piala
1. Bagaimana masyarakat Sumba Barat dari usia 0 – 18 Tahun sudah harus memiliki Akta.
2. Wajib KTP , harus sudah memiliki Kartu Tanda Penduduk (KTP)