• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB II - Golden Proportion Tinggi Wajah Anterior Bawah Suku Batak dari Berbagai Pola Pertumbuhan Wajah Skeletal Klas I di RSGMP FKG USU 2012

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2019

Membagikan "BAB II - Golden Proportion Tinggi Wajah Anterior Bawah Suku Batak dari Berbagai Pola Pertumbuhan Wajah Skeletal Klas I di RSGMP FKG USU 2012"

Copied!
15
0
0

Teks penuh

(1)

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

2.1.Golden Proportion

2.1.1.Sejarah Golden Proportion

Ada berbagai pedoman , norma dan standar yang telah diajukan untuk menggambarkan proporsi ideal pada wajah manusia dan salah satunya adalah golden proportion yang dianggap sesuai dengan wajah manusia yang ideal.2

Golden Proportion dijelaskan secara geometris pada abad ke-4 sebelum masehi oleh Euclid sebagai bagian unik dari garis (AB) menjadi 2 bagian (AC dan CB) yang bisa dijelaskan sebagai berikut :

AB : AC = AC : CB

Walaupun Euclid merupakan penulis tertua yang menggambarkan konstruksi golden proportion ini , proporsi ini mungkin telah di ketahui oleh orang Mesir kuno , karena rasio ini dapat dikenali pada piramid Mesir besar dari 3000 tahun sebelum Masehi . Pendekatan matematis yang lebih akurat berasal dari Fibonacci di abad ke-12 , yang mendefinisikan golden proportion sebagai phi (φ) yang ditemukan sama dengan 1.618. Golden proportion sering dihubungkan dengan estetika dan harmoni dalam banyak bidang seperti arsitektur, seni ukir , musik, puisi, morfologi bunga , kulit kerang , mamalia dan wajah manusia.5

(2)

proporsi ideal dengan gabungan golden proportion dalam desain arsitektur (Gambar 1).

Gambar 1.Kuil Parthenon, Athena , didesain dan dibangun sesuai konsep golden proportion8

Golden proportion telah dipikirkan selama berabad-abad oleh banyak orang untuk mewakili harmoni yang sempurna , atau proporsi yang paling menarik di hampir semua hal. Leonardo Da Vinci telah menerapkan rasio untuk lukisannya , termasuk Mona Lisa , tidak hanya wajah , tetapi juga seluruh tubuh , dibentuk berdasarkan golden proportion 6 .

Arsitek Roma , Marcus Vitruvio Pollio ( 1 abad SM) mendeskripsikan wajah manusia terbagi 3 bagian. Beliau menemukan ”harmonis simetris” dari tubuh manusia ”ideal” dibandingkan ”bangunan yang sempurna”2.

(3)

1/10 dari tinggi manusia . Jarak dari puncak kepala ke menton jaringan lunak adalah 1/8 tinggi manusia.12

Vitruvius seorang arsitek terkenal zaman Romawi kuno telah menggambarkan proporsi manusia ideal secara geometris dalam buku III De Architectura.12

Ricketts (1982) menemukan banyak contoh proporsi ilahi pada wajah model komersial , pada gigi subjek dengan oklusi normal yang sangat baik, dan dalam pengukuran dari film bagian kepala frontal dan lateral, menunjukkan bahwa estetika memang dapat dianalisis secara ilmiah. Dalam desain wajah manusia, alam dengan nyata menterjemahkan golden proportion ke dalam pola hubungan yang harmonis antara jaringan lunak dan keras6.

2.1.2.Defenisi Golden Proportion

(4)

2.1.3 Proporsi Wajah

Wajah yang simetris merupakan aspek penting dari kecantikan walaupun ada sedikit asimetri, masih dianggap normal. Konsep proporsi ideal merupakan rahasia kecantikan menjadi satu hal tertua menurut kecantikan alami . Orang Mesir kuno sangat tertarik pada seni dan kecantikan . Pelukis terkenal zaman Mesir kuno menggambar figur Ratu Nefertiti (1350 SM) dengan proporsi wajahnya yang harmonis dan simetris. Orang Mesir kuno mengabadikan kecantikan raja dan ratunya dengan proporsi wajah yang ideal. Nama Nefertiti menurut literatur artinya ” seorang yang sempurna”12.

Bentuk wajah orang Asia ada yang persegi empat, bundar, oval dan segitiga . Setiap bentuk wajah terlihat indah sesuai proporsinya17.

Bentuk ideal wajah Asia secara horizontal terbagi atas 5 bagian yang seimbang (gambar 2) :

1. Jarak dari kanal telinga ke tepi mata pertama 2. lebar mata pertama

3. jarak antara dua mata 4. lebar mata kedua

5. jarak dari tepi mata kedua ke telinga kedua

secara vertikal , wajah terbagi atas 3 bagian yang seimbang: 1. jarak dari garis rambut ke alis mata

(5)

3. jarak dari basis hidung ke dasar dagu

Gambar 2 .Proporsi wajah arah horizontal dibagi 5 bagian yang seimbang dan dalam arah vertikal dibagi 3 bagian yang seimbang 17

2.1.3.1 Rasio panjang /lebar wajah

Nilai ideal wajah menurut golden proportion adalah panjang wajah sama dengan 1.5 dari lebarnya (gambar 3)

(6)

Wajah dibagi tiga segmen yang seimbang yaitu dari garis rambut dahi ke antara mata , dari antara mata ke dasar hidung dan dari dasar hidung ke dasar dagu (gambar 4)

Gambar 4.Proporsi wajah dibagi 3 segmen yang seimbang 16

Seorang yang memiliki wajah yang sempurna , memiliki panjang telinga yang seimbang dengan panjang hidung dan lebar satu mata sama dengan lebar jarak antara dua mata (gambar 5)17

(7)

Jarak dari ala rim hidung ke embrasur bibir terhadap dagu ke embrasur bibir adalah 1:1.618 1.21(gambar 6)

Gambar 6. Jarak dari ala rim hidung ke embrasur bibir terhadap dagu 1:1.618 1

Medial canthus mata ke ala nasi terhadap hidung ke dagu merupakan golden proportion (1 : 1.618)1,21 (gambar 7)

Gambar 7. Jarak canthus media mata ke ala nasi terhadap dagu 1:1.6181

(8)

Gambar 8 Jarak dagu ke embrasur bibir terhadap canthus media mata 1 :1.6181

2.1.3.2.Proporsi Wajah dari Sefalometri

Ricketts(1979) telah meneliti 30 sampel dari laki-laki dewasa Peru dari ras yang tidak bercampur yang datanya disimpan Dr Maria Castro . Semua gambar Sefalometri yang ditrasing dengan detail didapat hasil yang mengagumkan yaitu :

1. Panjang axis corpus cranial anterior φ terhadap panjang axis condyle (terhadap puncak condyle)

2. Panjang fossa cranial anterior SN φ terhadap panjang posterior cranial fossa S Ba

3. Basal atau panjang basis cranial anterior φ terhadap pusat cranial ke articulare (ar)

4. Panjang palatum keras ANS-PNS φ ke kedalaman nasopharynx dan titik A ke PNS ke tepi margin posterior leher condyle

5. Panjang anterior dari dataran Frankfurt (Ptv ke orbital) φ terhadap Ptv ke fossa glenoid

(9)

7. Palatum pada kanal insisivus ke menton φ terhadap cantelon mata

8. Tinggi puncak insisivus bawah dari Pm φ terhadap jarak puncak insisvus ke titik A21

(gambar 9 dan 10)

Gambar 9. Beberapa variabel gambaran Sefalometri lateral yang sesuai dengan golden proportion

dari penelitian Ricketts.11

(10)

2.1.4. Proporsi Tinggi Wajah Anterior Bawah Menurut Golden Proportion

Pada penelitian Ricketts terhadap ras Peru tahun 1979, ditemukan proporsi ideal dari tinggi wajah anterior bawah dengan nilai golden proportion. Titik referensi yang dipakai untuk menentukan tinggi wajah anterior bawah adalah titik A (subspinale ), puncak gigi insisivus bawah dan titik Protuberance mentii (Pm). Jarak titik A ke puncak insisivus bawah 1 banding 1.618 terhadap jarak puncak insisivus bawah ke titik Pm. Nilai ini dapat dipakai sebagai pedoman mengintrusi gigi insisivus bawah pada perawatan kasus deep bite .20,.21 (gambar11)

(11)

2.1.4.1.Aplikasi Golden Proportion pada Sefalometri

Dalam sefalometri ditemukan relasi vertikal rahang dan gigi yang ideal. Dari dataran Frankfurt –titik A di maksila dan Pm di mandibula, ditemukan nilai golden secara konsisten dalam wajah normal yang cantik . Sebelum pasien dirawat ortodonti, biasanya dilakukan penilaian ketidakseimbangan dalam hubungan rahang. Penilaian dapat dilakukan dengan pengukuran golden proportion . 1,.21

Rasio SBa-SN dapat memprediksi range panjang basis kranium dan mendiagnosa satu displasia struktur kraniofasial. Rasio kondilus terhadap corpus mandibula untuk menentukan displasia mandibula . ANS-PNS terhadap kedalaman nasopharynx untuk menentukan protrusi maksila dan menganalisis nasopharynx dan naso-oro-pharynx.21

Ditemukan pula hubungan antara titik A dan Pm dalam penelitian golden proportion. Dari titik A , jika jarak dari puncak insisivus bawah adalah 1.0 ( 1 unit), rasio dari tinggi insisivus bawah adalah 1.618 atau phi . Nilai ini dapat dipakai untuk menentukan berapa ukuran yang diperlukan untuk mengintrusi gigi insisivus bawah. Hal ini dapat menjadi pedoman perencanaan yang baik dalam melakukan bedah le Fort dan prosedur bedah prognatik mandibula dan genioplasty.1.,21

2.2.Wajah Suku Batak

(12)

Melayu terdiri dari kelompok Proto-Melayu (Melayu Tua) dan Deutro-Melayu (Melayu Muda) . Kelompok Proto-Melayu datang ke Indonesia pada 2000 SM dan kelompok Deutro-Melayu pada 1500 SM.22

Pada mulanya kelompok Proto-Melayu menempati pantai-pantai Sumatera Utara (Batak) , Kalimantan Barat (Dayak) dan Sulawesi Barat ( Toraja) kemudian pindah ke pedalaman karena terdesak oleh kelompok Deutro Melayu . Suku yang termasuk kelompok ras Deutro-Melayu adalah orang-orang Aceh, Minangkabau, Lampung , Rejang Lebong, Jawa, Madura , Bali , Makasar, Melayu, Bugis, Betawi , Manado dan Sunda. Ras proto-Melayu memiliki bentuk kepala panjang disebut dolichocephalis dan Deutro-Melayu memiliki bentuk kepala brachycephalis.22

Pamela (2010) meneliti tipe wajah suku Batak (Proto-Melayu) pada anak masa gigi bercampur usia 6-12 tahun dari Facial Index dan menyimpulkan bahwa 75% tipe wajah euryprosopic yang dominan pada anak suku Batak. Euryprosopic atau wajah lebar memiliki basis apikal rahang yang lebar dalam arah transversal .22

Saat ini belum diketahui nilai proporsi wajah suku Batak dari analisa Sefalometri lateral.

2.3.Pola Pertumbuhan Wajah

(13)

sutura-alveolar) pada skeletal wajah . Rotasi mandibula dan hubungannya dengan basis kranium anterior dapat menentukan pola wajah seseorang. Rotasi mandibula dalam hubungannya terhadap basis kranium anterior dapat dibagi menjadi:

1. Tipe pertumbuhan normal (letaknya sejajar) 2. Tipe pertumbuhan horizontal (rotasi ke depan) 3. Pertumbuhan vertikal (rotasi ke belakang)

Pada tipe pola pertumbuhan normal, pertumbuhan dikedua area mandibula dan maksila seimbang. Pada pola horizontal , pertumbuhan didominasi pertumbuhan kondilar . Pada tipe vertikal , pertumbuhan sutura alveolar lebih besar dibandingkan regio kondilar (gambar 9)25. Menurut Schudy nilai rata-rata MP-SN 32˚ menentukan inklinasi mandibula terhadap basis kranium anterior. Sedangkan pertumbuhan wajah dinilai dari posisi mandibula relatif terhadap basis kranium disebut Y-axis dari sudut N-S-Gn dengan nilai mean 66˚.24

(14)

2.4.KERANGKA TEORI

Golden Proportion -sejarah gp

-defenisi gp

-wajah suku Batak Proporsi(?)

Proporsi wajah

Proporsi wajah dari sefalometri

Pola

pertumbuhan wajah

-Proporsi tinggi wajah anterior bawah

(15)

2.5.KERANGKA KONSEP

Penentuan titik sefalometri proporsi tinggi wajah anterior bawah menurut pola pertumbuhan wajah ( normal , horizontal, vertikal) suku Batak

-MP-SN -Y-axis

-A-Incisor tip A -incisor tip-Pm

Nilai proporsi tinggi wajah ras Peru yang diteliti Riccketts (1 : 1.618)

Gambar

Gambar 1.Kuil Parthenon, Athena , didesain dan dibangun sesuai konsep  golden proportion 8
Gambar 2 .Proporsi wajah arah horizontal dibagi 5 bagian yang seimbang dan dalam arah vertikal dibagi 3 bagian yang seimbang 17
Gambar 8 Jarak dagu ke embrasur bibir terhadap  canthus media mata  1 :1.6181
Gambar  9. Beberapa  variabel gambaran Sefalometri lateral yang sesuai dengan golden proportion dari penelitian Ricketts.11
+2

Referensi

Dokumen terkait

Konsep golden proportion saat diterapkan pada gigi anterior rahang atas dengan rahang bawah, maka lebar keseluruhan gigi anterior rahang atas yang terlihat diantara titik

Saat ini, saya sedang mengadakan penelitian yang berjudul Evaluasi Proporsi Lebar Gigi Anterior Rahang Atas terhadap Konsep Golden Proportion, Preston’s.. Proportion, dan

PERBEDAAN LEBAR GIGI ANTERIOR RAHANG ATAS DENGAN KONSEP GOLDEN PROPORTION PADA MAHASISWA FKG3. UNIVERSITAS ANDALAS

Individu dengan sudut MP- SN yang lebih besar akan cenderung memiliki wajah panjang karena rotasi mandibula menjauhi maksila sehingga menghasilkan pertambahan panjang

Hasil Pengukuran Sudut MP-SN pada Pasien Suku Batak Klinik Ortodonti RSGMP FKG

Hasil ini memperlihatkan bahwa terdapat perbedaan yang signifikan antara lebar gigi anterior rahang atas dengan konsep golden proportion pada 26

Hubungan antara Proporsi Wajah Eksternal dan Gigi Insisivus Sentralis Rahang Atas dengan Konsep Golden Proportion pada Mahasiswa Malaysia FKG USU Angkatan 2008-2011?.

Penelitian ini bertujuan untuk meneliti tentang kesesuaian penggunaan konsep golden proportion pada proporsi wajah eksternal dan gigi insisivus sentralis rahang