• Tidak ada hasil yang ditemukan

METODE PELAKSANAAN PEKERJAAN ( 3 )

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2018

Membagikan "METODE PELAKSANAAN PEKERJAAN ( 3 )"

Copied!
10
0
0

Teks penuh

(1)

METODE PELAKSANAAN PEKERJAAN

Untuk mencapai keberhasilan dalam hal mutu, efsiensi waktu dan optimalisasi biaya pelaksanaan, dimana Kontraktor harus dapat

merealisasikan pekerjaan sesuai dengan waktu yang telah ditentukan, biaya yang telah dianggarkan dan kualitas pekerjaan sesuai dengan yang

diinginkan pihak pengguna anggaran, sebagai upaya untuk terlaksananya rencana proyek tersebut, maka berikut ini kami susun Metode Pelaksanaan. Demi kelancaran, keamanan, mobilisasi alat, bahan serta staf dan pekerja yang akan memasuki lahan harus mendapat ijin, sesuai peraturan yang berlaku serta berkoordinasi dengan keamanan setempat.

Manajemen Proyek:

Metode pelaksanaan mengacu pada prinsip bahwa target pembangunan harus dapat diselesaikan tepat waktu yaitu selama 90 hari Kalender, tepat biaya sesuai dengan SPH dan tepat mutu sesuai dengan RKS + Spesifkasi teknis. Proyek ini merupakan proyek paket pekerjaan Arsitektur, dimana pelaksanaan mengikuti pekerjaan struktur dan sipil yang sudah berlangsung dan dibangun sesuai perencanaan.

Metode yang kami susun berdasarkan 2 (dua) tahap yaitu : 1. TAHAP PERENCANAAN

PENJADWALAN PELAKSANAAN PEKERJAAN

a. Pembuatan Rencana Kerja ( Kurva S )

Penjadwalan adalah penentuan waktu dengan urutan-urutan kegiatan proyek hingga menghasilkan waktu penyelesaian proyek secara keseluruhan.

Penjadwalan ini disusun untuk merencanakan antara lain:

Untuk menyusun jadwal proyek dilakukan langkah-langkah berikut: Rencana Kerja yang telah disetujui oleh Konsultan Pengawas (MK), akan disahkan oleh Pemberi Tugas.

Kontraktor wajib memberikan salinan Rencana Kerja 3 (tiga) rangkap kepada MK, 1 (satu) salinan Rencana Kerja harus ditempel pada Direksi keet di

lapangan yang selalu diikuti dengan grafk kemajuan pekerjaan/prestasi kerja. Untuk rencana kerja (Kurva S) sebagai acuan dalam pelaksanaan dilapangan kami lampirkan dalam dokumen teknis.

(2)

PENGAJUAN/PERIJINAN

1.2.1 Pelaksanaan Pengurusan Ijin Kerja

Dalam pelaksanaan Kontraktor menerapkan standarisasi prosedur sesuai dengan system mutu yang dimiliki serta memberitahukan/ijin setiap akan melaksanakan pekerjaan, agar kemudian hari tidak terjadi hal-hal yang tidak diinginkan serta untuk menghindari dari pekerjaan bongkar pasang yang akan mengakibatkan terjadinya keterlambatan serta penambahan biaya dalam pelaksanaan.

1.2.2 Gambar Kerja (Shop Drawing)

Sebelum memulai pekerjaan dibuat gambar kerja (Shop Drawing) yang detail dan diajukan kepihak MK untuk mendapat persetujuan.

Gambar kerja dibuat berdasarkan gambar perencana, dan setelah mendapat persetujuan dari MK diserahkan kepada Site Manager untuk dilaksanakan di lapangan.

Gambar kerja dibuat rangkap 3 (tiga): 1 (satu) set untuk kontraktor, 1 (satu) set untuk pengguna jasa dan 1 (satu) set untuk konsultan pengawas (MK).

1.2.3. Material/Bahan

Guna menjaga mutu hasil pelaksanaan material/bahan yang akan

dipergunakan, diajukan contoh untuk mendapat persetujuan dari pihak MK. Semua material yang akan dipergunakan untuk pekerjaan ini sedapat mungki dilengkapi dengan spesifkasi dari produsen sesuai dengan brosur serta mengacu kepada persyaratan/RKS .

Dalam pelaksanaan pekerjaan ini akan dibuat juga benda uji yang dipersiapkan sesuai dengan standart yang dipersyaratkan.

2. TAHAP PELAKSANAAN

Pekerjaan pembangunan meliputi:

I. TAHAPAN PERSIAPAN

1. Pembuatan Bedeng pekerja, Direksi Keet, gudang bahan, & sarana sanitasi pekerja juga area kerja.

2. Peralatan kerja, air kerja & listrik kerja. 3. Keamanan Proyek + Pos Jaga.

4. Penggunaan Daya PLN.

5. Pembersihan lapangan dan daerah kerja.

II. PEKERJAAN ARSITEKTUR

1. Pekerjaan Bongkaran 2. Pekerjaan Dinding

(3)

4. Pekerjaan Plafond.

5. Pekerjaan Finishing Lantai. 6. Pekerjaan Kusen Pintu & Jendela 7. Pekerjaan Pengecatan

1. Pekerjaan Bongkaran

Untuk Pelaksanaan Rehab. Berat disini diperlukan pekerjaan2 Bongkaran yang rencana material Bekas Bongkaran sebagian ada yang akan dipakai kembali, sehingga diperlukan tidak terjadi kerusakan2 diantaranya Daun pintu dan kaca.

Untuk bekas bongkaran diperlukan Pembuangan keluar Site dan Kerapihan Bekas Bongkaran sehingga tidak akan mengganggu kegiatan yang ada.

2. Pekerjaan Dinding Bata Merah.

Pelaksanaan pekerjaan pemasangan batu bata mengacu pada persyaratan-persyaratan standart:

a. PUBI – 1982 b. NI – 3 – 1970 c. NI – 10 – 1973 d. SSII – 0021 – 78

Sebelum pekerjaan arsitektur dimulai terlebih dahulu kita cek as – as kolom dan as – as pasangan bata. Daerah-daerah yang akan dipasang bata harus dimarking terlebih dahulu, setelah semua marking disetujui oleh Pengawas barulah kita pasang bata pada posisi tersebut dengan campuran yang telah ditentukan dalam spesifkasi.

Urutan-urutan pekerjaan pemasangan dinding bata adalah:

a. Sebelum dipasangkan, batu bata harus direndam di air sampai jenuh. b. Bersihkan dahulu bagian yang akan dipasang batu bata, kemudian siram dengan air sampai jenuh.

c. Pemasangan propilan dari kayu yang dipasang pada tiap sudut untuk menentukan posisi horizontal dan vertical denagn menggunakan benang yang berguna sebagai acuan pemasangan bata sehingga hasilnya dapat rata, tidak terjadi kemiringan pada arah vertical maupun horizontal. Karena jika terjadi kemiringan maka akan menyulitkan pekerjaan fnishing selanjutnya seperti plesteran, pemasangan keramik atau pengecatan.

d. Pemasangan bata harus bersilangan agar terjadi ikatan antara satu dan lainnya.

e. Pada jarak minimal 3 m pada benang yang panjang dan pada susut pertemuan dinding harus dipasang kolom dan balok praktis dengan

(4)

f. Jika pada dinding tersebut terdapat kusen pintu dan jendela harus dipasang balok praktis terutama diatas kusen-kusen yang berbentang lebar agar kusen tersebut tidak menerima beban berat dinding bata diatasnya.

Peralatan yang dipakai: sendok tembok, waterpass tangan, palu, benang, dll. Setelah pekerjaan pasang Bata selesai, pekerjaan dilanjutkan dengan

plesteran dan acian, dimana sebelum pekerjaan dimulai permukaan yang akan dipelester harus dibersihkan dan dibasahi air terlibih dahulu.

Agar permukaan pelesteran dan acian rata, maka pada saat pekerjaan

plesteran harus dibuat acuan ketebalan plesteran dari benang dan alat bantu penggaris.

3. Pekerjaan Atap Baja Ringan

Dalam pelaksanaan Kontraktor menerapkan standarisasi prosedur sesuai dengan system mutu yang dimiliki , sesuai Specifkasi Teknis yang telah ditentukan karena bentang atap 7 m s/d 12, agar kemudian hari tidak terjadi hal-hal yang tidak diinginkan .

Adapun urutan pekerjaan-pekerjaan ini meleiputi:

1. Kami buat making arah vertical dan Horizontal untuk menentukan tegak lurus atap Kuda2 baja ringan.

2. untuk yang behubungan dengan dinding diperlukan pemasangan angkur. 3. setelah rangka kuda2 selesai dan benar-benar kuat dan lurus baru

pekerjaan Reng baja ringan bisa dimulai. Jarak Reng harus disesuaikan dengan ukuran genteng yang akan dipasang. Karena Disini genteng yang dipakai Genteng Karangpilang.

4. Pekerjaan Plafond

Pekerjaan plafond gysum, allumunium perforated, plafond plater/expose, adapun secara prinsip metode pelaksanaanya hampir sama.

Urutan pekerjaan pemasangan gypsum meliputi: a. Pekerjaan Rangka Plafond.

Ranga plafond kami buat dari besi hollow yang telah di zincromate/meni. Pada proses pemasangan rangka plafond kami lakukan pengukuran (leveling) elevasi ketinggian plafond dari lantai ditandai dengan tarikan benang antar kedua sisi dinding. Agar permukaan rangka tidak melenduk kami beri

penggantung pada jarak 1 m dibawah dak beton dan pinggir rangka diperkuat dengan ramset.

b. Pekerjaan Pemasangan Penutup

(5)

c. Pekerjaan Pemasangan List.

Setelah pekerjaan pemasangan penutup plafond selesai sampai pada sambungannya rapi, maka pekerjaan pemasangan list dapat kami laksanakan. Ukuran dan bentuk sesuai dengan persetujuan dari direksi. Pemasangan list dan sambungannya kami buat yang kuat, lurus, rapi dan rapat. Kerapatan antar list dengan dinding atau partisi diisi dengan

compound setelah kering dihaluskan dengan amplas khusus baru bias dicat.

5. Pekerjaan Finishing lantai.

Pekerjaan fnishing keramik lantai: a. Pekerjaan Keramik,

Pelaksanaan pekerjaan pemasangan keramik mengacu pada persyaratan-persyaratan standar:

NI – 2 - 1971 NI – 3 – 1970 NI – 8 – 1972 SSII – 0241 – 1970

Adapun pekerjaan pemasangan lantai keramik kami laksanakan setelah pekerjaan plafond selesai, hal ini kami perhitungkan agar kerusakan keramik tidak terlalu besar akibat pemasangan bekisting sarta lalu lintas tenaga kerja yang lewat.

6. Pekerjaan Kusen Pintu Jendela allumunium warna serta Penggantung/Pengunci

Pekerjaan pada proyek ini terdiri dari pintu kayu dan allumunium, dimana dapat dijelaskan sebagai berikut:

a. Pekerjaan Kusen Allumunium dan Pintu Kayu

Pelaksanaan pekerjan kayu mengacu pada persyaratan-persyaratan standar: · NI – 3 – 1970

· NI – 5 1961 · SII – 0458 – 8

· PUBI – 1982 pasal 37

Kayu-kayu yang akan digunakan kayu kamper, utuh, tanpa cacat atau cela seperti mata kayu, lubang-lubang dan sebagainya. Sebelum pemasangan, kayu-kayu harus sudah melalui proses pengawetan dan telah diberi bahan anti rayap. Semua lubang-lubang/cacat di tempat bekas paku, baut dan permukaan sambungan-sambungan dll harus ditutp dengan dempul/sealer hingga rapi kembali.

(6)

Pemasangan accessories seperti kunci, engsel, hak angin dan grendel untuk pintu dan jendela akan kami pasang dengan rapid an kuat agar accessories pintu dapat bekerja dengan baik.

Urutan Pemasangan kusen kayu:

a. Beri tanda di mana kusen akan di pasang

b. Gunakan alat waterpass tangan, kusen diposisikan berdiri tegak dan ditahan agar tidak bergerak dan tetap tegak.

c. Pasang paku pada kedua ujung papan untuk menahan kusen agar tetap Berdiri tegak. Periksa dan pastikan dimana engsel berada di sebelah kanan atau kiri, kemudian kaitkan paku di ujung papan dan tepi kusen bagian atas. d. Pasang bata dan kawat pengikat ( angkur ) yang dipasang pada setiap 4 atau lima lapis batu.

e. Celah antara kusen dan bata diisi dengan adukan semen, sehingga dengan demikian kusen akan menjadi massif, kuat dan kokoh.

7. PEKERJAAN PENGECATAN EX DULUX

Dalam menentukan material, peralatan dan pelaksanaan pekerjaan mengacu pada ketentuan sebagai berikut :

e. NI-3 f. NI-4

g. Rekomendasi dan jaminan dari pabrik

Sebelum dinding dicat/ diplamir keadaan dinding harus sudah benar benar kering ( tidak kelur air embun ) setelah benar benar kering, lalu diamplas sampai halus kemudian diplamir kembali setelah itu pengecatan bisa dimulai. Pekerjaan pengecatan dilaksanakan setelah pekerjaan plesteran selesai dan sudah kering :

Urutan urutan pekerjaan 1. Pengecatan dinding

a. Pastikan permukaan dinding yang akan di cat bersih dan kering untuk melindungi dari jamur dan mencegah terjadinya pengelupasan

b. Pekerjaan di mulai dari langit langit diteruskan ke dinding dekat kusen jendela, pintu dan kemudian bagian bawah.

c. Pengecatan lapis pertama menggunakan bahan dasar/ plamir dilanjutkan dengan pengecatan lapis demi lapis kecuali untuk dinding luar/ exterior tidak menggunakan plamir karena factor cuaca.

2. Pekerjaan pengecatan plapon

(7)

bekas amplas setelah permukaan benar benar rata. Pekerjaan pengecatan bisa di mulai lapis pertama, setelah lapis pertama kering dilanjutkan lapis berikutnya sampai benar benar sempurna.

Peralatan yang dipakai:

Kuas, Rol cat, perancah, amplas, kape, alat bantu

Seperti yang kami uraikan pada bagan dibawah ini, serta hasil tes kami serahkan dan ajukan kepada pihak pengawas.

Demikian Metode dan Tahapan Pelaksanaan ini dibuat sebagai gambaran dalam proses pekerjaan di lapangan

8. PEKERJAAN PLUMBING Instalasi Air bersih :

Hal yang perlu diketahui terlebih dahulu adalah denah Plumbing serta Diagram Isometri dimana dapat diketahui jalur-jalur instalasi pipa itu diletakkan.

Pemasangan pipa dilaksanakan setelah pasangan bata dan sebelum pekerjaan plesteran dan acian, fungsi untuk menghindari bobokan yang menyebabkan keretakan dinding. (Untuk instalasi dalam bangunan). Untuk pemasangan di luar bangunan seperti pipa saluran air hujan dikerjakan setelah pekerjaan plesteran diselesaikan.

Pipa yang melewati plat dak atau balok atau kolom beton harus dipasang sparing atau pemipaan terlebih dahulu sebelum dilaksanakan pengecoran. Pipa yang posisi/letaknya sudah betul segera ditutup dengan plug/dop yang tidak mudah lepas (menghindari kotoran/adukan masuk sehingga terjadi penyumbatan).

Hindari belokan pipa/ knik pipa dengan pembakaran.

Posisi pipa pada kamar mandi harus disesuaikan dengan saniter

Rencana instalasi air bersih diletakkan pada perempatan nat keramik / as keramik, simetris dengan luas keramik.

Setelah instalasi terpasang segera diadakan test tekanan pipa :

- Untuk pipa Gip maximum 10 Bar - Untuk pipa PVC maximum 6 Bar

Instalasi air Kotor

Hal yang perlu diketahui :Denah instalasi dan diagram isometris pipa air kotor serta jalur pembuangan.

Hindari /jangan terlalu banyak percabangan. Sambungan harus betul-betul rapat.

Untuk air bekas (mandi/cuci) harus dibuat Manhole untuk kontrol pembersihan (bak kontrol) pada tempat-tempat tertentu.

(8)

Sparing harus melebihi rencana peil lantai beton & tebal beton. ( diatas plat = 25 cm, dibawah plat = 15 cm ), bagian atas supaya ditekuk atau digepengkan / ditutup dengan cara dipanaskan.

Posisi sparing harus sesuai dengan type saniter (jika saniter telah ditentukan).

Jika saniter belum ditentukan , dipakai sistem Block Out.

Sparing Clean out harus dipasang bersamaan dengan sparing closet (bila ada), dimana letak sparing clean out berada di samping atau dekat dengan sparing closet, fungsinya adalah untuk pembersihan apabila closet terjadi penyumbatan.

Fan out dipasang bila dalam instalasi saluran kotor banyak percabangan dengan saluran pembuangannya lewat shaft. Fungsinya untuk mengurangi tekanan udara pada pipa pada saat closet di gelontor dengan air.

Floor drain supaya diletakkan jauh dari pintu dan dekat dengan kurasan bak.

Saluran Air Hujan.

1. Pipa diletakkan persis dibawah lobang talang yang telah diberi torong talang.

2. Pipa saluran air hujan dapat dipasang menempel di dinding luar dengan menggunakan lem atau dapat ditanam di dinding bila berukuran < 2 “. 3. Bila saluran pembuang air hujan berupa saluran tertutup harus dibuat bak kontrol pada pertemuan pipa air hujan dengan saluran pembuang.

4. Bila terdapat sambungan, arah shock harus sebelah atas, dan penyambungannya harus benar-benar kuat.

Saluran Pipa Wc ke Septictank

Pipa saluran dari closet menuju ke septictank harus diperhatikan

kemiringannya, karena kemiringan pipa dapat memperlancar penyaluran kotoran apabila digelontor dengan air, kemiringan minimal 2 %.

Pipa sebaiknya dipergunakan kwalitas yang baik atau minimal type D. Jangan ada percabangan untuk pipa yang ditanam di tanah (bangunan 1 lantai), karena bila ada penyumbatan susah untuk perbaikannya. Untuk bangunan bertingkat (ada shaft) harus dibuat clean out dan fan out.

PENYAMBUNGAN PIPA

Alat : Gergaji, Amplas, Lem PVC, Shell tape, Kunci Pipa

Untuk pipa PVC, dipotong sesuai dengan ukuran ujungnya diamplas terlebih dahulu dan dibersihkan oleskan lem pada ujung dan dalam shock (penyambung) segera masukkan gerakan arah lurus jangan diputar, tunggu sampai kering. Apabila belum kering betul posisi sambungan jangan

digerakkan, karena akan menyebabkan lem yang telah dioles menjadi tidak rekat.

Pada sambungan pipa yang mempunyai drat terlebih dulu dibungkus sheeltape secukupnya pada drat sisi luar baru dimasukkan drat dalam dan diputar sampai kencang dan rapat.

(9)

8. Pekerjaan Perapihan

Pekerjaan perapihan merupakan pekerjaan penyempurnaan dan merapikan pekerjaan yang pada hakekatnya telah selesai dikerjakan namun masih perlu penyempurnaan. Sebagai contoh misalnya terdapat pintu yang tidak dapat dibuka/ditutup dengan sempurna, maka perlu disempurnakan, atau terdapat cat yang belum menutup permukaan bidang secara merata, maka perlu di cat ulang sehingga diperoleh permukaan bidang cat yang rata, dan

sebagainya.

9. Pekerjaan Lain-lain

Pekerjaan ini dilakukan sesuai dengan time schedule yang diusulkan. Sebelum pekerjaan diserah terimakan, diwajibkan membongkar gudang, bangsal-bangsal kerja, membersihkan bahan-bahan bangunan, kotoran-kotoran bekas yang ada dalam kolasi bangunan, sehingga pada saat serah terima dilaksanakan, bangunan dalam keadaan bersih dan rapi.

10. Standar K3

1. Pakaian kerja yang digunakan adalah pakaian proyek

2. Sepatu kerja yang dipakai terbuat dari sol yang tebal supaya bebas berjalan dimana-mana tanpa terluka

3. Menggunakan kacamata pada saat mengelas 4. Menggunakan sarung tangan

5. Menggunakan helm sebagai pelindung kepala

6. Sabuk pengaman digunakan untuk menghindari kecelakaan pada saat bekerja. Contohnya : kegiatan erection baja pada bangunan tower

7. Penutup telinga digunakan untuk melindungi telinga dari bunyi-bunyi yang dikeluarkan oleh mesin

8. Masker digunakan sebagai pelindung pernapasan 9. Tangga digunakan untuk memanjat

Karakteristik kegiatan proyek konstruksi

Bersifat sangat kompleks,multi disiplin ilmu dan gaya seni arsitektur Mengakibatkan banyak tenaga kerja kasar dan berpendidikan relatif rendah

Masa kerja terbatas

Intensitas kerja yang tinggi

Menggunakan peralatan kerja beragam dan berpotensi bahaya

Siklus kegiatan konstruksi

PRA KONSTRUKSI KONSTRUKSI

(10)

OPERASIONAL PEMBONGKARAN

Pihak-pihak Yang Memiliki Peran Dalam Pemenuhan Syarat K3

PEMILIK KONSULTAN KONTRAKTOR PENGELOLA

Sasaran K3

Untuk menjamin dan meningkatkan keamanan total dari ancaman Resiko bahaya yaitu dengan cara :

Life Safety Property Safety

Environmental Safety

Mengingat kegiatan konstruksi yang sangat kompleks, karenanya untuk mencapai sasaran K3 dibutuhkan SISTEM MANAJEMEN KONSTRUKSI YANG TERINTEGRASI.

Sidoarjo, 23 September 2013

Referensi

Dokumen terkait

sawit kemudian tandan kosong kelapa sawit dikeringkan selama 5 hari dengan tujuan agar pada saat proses karbonisasi (pengarangan) mendapatkan hasil arang yang

Setelah proses pembangunan konstruksi dan pemasangan seluruh komponen alat penerangan jalan selesai dilaksanakan, maka Pelaksana Pekerjaan wajib melaksanakan Uji Fungsi

Melaksanakan pengawasan dari hari ke hari atas semua pekerjaan pengujian yang dikerjakan oleh pelaksana dan tenaga-tenaganya dalam rangka pengendalian mutu material serta

Peranan metode pelaksanaan pekerjaan proyek konstruksi adalah untuk menyusun cara – cara kerja dalam melaksanakan suatu pekerjaan dan suatu cara untuk

Tahap pertama adalah Galian Tanah pondasi untuk pasangan batu kali dengan dimensi sesuai shop drawing, pekerjaan galian dilakukan dengan tenaga mekanis,

Sehingga mahasiswa juga mendapatkan pengalaman kerja di lapangan.Kami diberi kesempatan melaksanakan Kerja Praktik di Proyek Mixed Use Kebayoran Icon atas ijin yang diberikan

Kontraktor akan melakukan seluruh pekerjaan inspeksi untuk semua tahapan pelaksanaan pekerjaan yang akan dilakukan agar sesuai dengan ketentuan dan kondisi yang disyaratkan

%ntuk menjamin agar diperoleh hasil kerja yang baik sesuai dengan mutu yang disyaratkan, perlu dilakukan pengendalian mutu (*uality control) dengan cara