• Tidak ada hasil yang ditemukan

tugas 1 kondas IPA SD Antariksa.docx

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2018

Membagikan "tugas 1 kondas IPA SD Antariksa.docx"

Copied!
18
0
0

Teks penuh

(1)

MAKALAH

KONSEP DASAR IPA SD III

“ANTARIKSA”

Oleh:

Gustiayu Juita Harun 16129322

Pendidikan Guru Sekolah Dasar

FAKULTAS ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS NEGERI PADANG

(2)

KATA PENGANTAR

Puji syukur penulis haturkan ke hadirat Allah Subhanahu wataala, karena berkat rahmat-Nya penulis bisa menyelesaikan makalah yang berjudul Antariksa. Makalah ini diajukan guna memenuhi tugas mata kuliah Konsep Dasar Ipa SD III.

Penulis mengucapkan terima kasih kepada semua pihak yang telah membantu sehingga makalah ini dapat diselesaikan tepat pada waktunya. Makalah ini masih jauh dari sempurna, oleh karena itu, kritik dan saran yang bersifat membangun sangat penulis harapkan demi sempurnanya makalah ini.

Semoga makalah ini memberikan informasi bagi masyarakat dan bermanfaat untuk pengembangan wawasan dan peningkatan ilmu pengetahuan bagi kita semua. Terima Kasih.

Padang, 26 Agustus 2017

(3)

DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR...i

DAFTAR ISI...ii

BAB I PENDAHULUAN...1

A. Latar Belakang...1

B. Rumusan Masalah...1

C. Tujuan ...1

BAB II PEMBAHASAN...2

A. Bentuk-bentuk Galaksi...2

B. Teori Geosentris dan Heliosentris...4

C. Gerakan Planet...5

D. Proses Terjadinya Gerhana dan Jenis Gerhana...6

E. Teori Tentang Kalender...8

F. Pengaruh Gerakan Benda Langit Terhadap Manusia...10

G. Kemajuan yang Dicapai NASA...10

H. Proses Terbentuknya Alam Semesta...12

BAB III PENUTUP...14

Kesimpulan...14

DAFTAR PUSTAKA...15

(4)

PENDAHULUAN A. Latar Belakang

Sampai saat ini bumi merupakan satu-satunya planet yang dapat mendukung kelangsungan hidup seluruh makhluk, diantara planet-planet anggota tata-surya lainnya. Oleh karenanya pengetahuan mengenai antariksa dianggap sangat vital guna kelangsungan hidup penghuninya termasuk manusia.

Di jagat raya ini masih banyak pengetahuan yang belum kita kuasai, termasuk pengetahuan mengenai Antariksa. Dari hal ini kita dapat mengambil kesimpulan bahwa ruang lingkup ilmu kita masih sangat kecil bila dibandingkan dengan luasnya jagat raya. Ini juga merupakan bukti bahwa Tuhan Maha Mengetahui atas segalanya dan kita tidak sepatutnya sombong dengan pengetahuan kita yang sangat sedikit ini.

B. Rumusan Masalah

1. Bagaimana bentuk-bentuk galaksi? 2. Apa itu teori Geosentris dan Heliosentris? 3. Apa itu gerakan rotasi dan revolusi bumi?

4. Bagaimana proses terjadinya gerhana dan jenis gerhana? 5. Apa itu teori tentang kalender?

6. Bagaimana pengaruh gerakan benda langit terhadap manusia? 7. Apa saja kemajuan yang dicapai NASA?

8. Bagaimana terbentuknya alam semesta? C. Tujuan

1. Mengetahui bagaimana bentuk-bentuk galaksi 2. Mengetahui apa itu teori geosentris dan heliosentris 3. Mengetahui gerakan rotasi dan revolusi bumi

4. Mengetahui bagaimana proses terjadinya gerhana dan jenis gerhana 5. Mengetahui teori tentang kalender

6. Mengetahui pengaruh gerakan benda langit terhadap manusia 7. Mengetahui kemajuan yang dicapai NASA

8. Mengatahui cara terbentuknya alam semesta

(5)

PEMBAHASAN

A. Bentuk-bentuk Galaksi

Benda-benda langit yang bertaburan di angkasa raya sebenarnya masing-masing terikat pada suatu susunan tertentu. Galaksi adalah kumpulan bintang, planet, gas, debu, nebula, dan benda-benda lainya yang membentuk pulau-pulau di dalam ruang hampa jagat raya. Keberadaan galaksi dapat dilihat atau dideteksi dengan teleskop. Teleskop yang kuat dapat dideteksi 1000 juta galaksi, dengan ukuran dari tepi ke tepi mulai dari 1000 tc sampai 10 juta tc.

Sumber: Super intensif ips GO 2016. Hal 161”

Bentuk-bentuknya : 1. Bentuk spiral

Mempunyai roda-roda catherina, dengan lengan-lengan berbentuk spiral keluar dari pusat yang. Galaksi spiral layaknya piringan yang berupa materi dan bintang yang berotasi serta gembung pusat yang terdiri dari bintang tua. Tipe galaksi ini merupakan satu dari ketiga tipe morfologi galaksi Edwin Hubble.

2. Bentuk spiral berpalang

(6)

3. Bentuk Elips

Galaksi elips adalah galaksi yang memiliki tipe bentuk seperti elips atau melingkar dan memiliki tingkat kecerahan yang lumayan halus. Satu dari ketiga klasifikasi morfologi galaksi ini yang digambarkan oleh Edwin Hubble pada tahun 1936 pada karyanya yang berjudul The Realm of the Nebulae. Mulai dari bentuk hampir menyerupai bola kaki, sampai pada bentuk seperti bola rugby. Galaksi elips umumnya disebut juga sebagai galaksi tipe awal karena memang tipe yang pasling dominan ditemukan di alam semesta.

4. Bentuk tak beraturan

Kira-kira 4% dari jumlah galaksi berbentuk seperti itu,atau tidak mempunyai bentuk tertentu. galaksi ini merupakan galaksi dengan bentuk tidak umum sehingga dimasukkan kedalam sebuah klasifikasi. Secara keseluruhan galaksi ini memiliki bentuk yang tidak beraturan karena galaksi ini ternyata terpengaruh oleh tarikan atau gravitasi.

Menurut Hubble ada dua tipe galaksi tak beraturan :

(7)

muda dan memiliki banyak kelompok individu. Selain itu galaksi ini terdiri dari bintang yang tidak ada di galaksi spiral

b. Galaksi tak beraturan Irr II dimana galaksi ini memiliki penampilan yang lebih halus namun sama dengan Irr I yakni asimetris. Sayangnya sampai saat ini masihlah bingung apakah bintang ini indivud dan memiliki kelompok bintang yang seperti apa karena sulitnya meneliti bintang di galaksi ini.

Ciri-ciri galaksi :

a. Galaksi mempunyai cahaya sendiri bukan cahaya pantulan b. Galaksi lainya dapat terlihat berada di luar galaksi Bimasakti

c. Galaksi mempunyai bentuk-bentuk tertentu misalnya seperti spiral/pilin dan lain sebagainya

d. Jarak antara galaksi yang satu dengan yang lainya jutaan tahun. Ada beberapa macam galaksi yang umum diketahui yaitu :

a. Galaksi bimasakti : merupakan galaksi dimana bumi berada. Galaksi ini memiliki bentuk spiral dengan diameter kira-kira 100.000 tc ( tahun cahaya )

b. Galaksi magellan : merupakan galaksi yang paling dekat dengan galaksi bimasakti. Jaraknya kurang lebih 150.000 tc dan berada di belahan langit selatan.

c. Galaksi ursa mayor : bentuknya ellips dan rapat, berjarak 10.000.000 tc dari galaksi Bimasakti

B. Teori Geosentris dan Heliosentris

Sejak jaman filsuf Yunani, Aristoteles (384-322 SM), orang telah mengemukakan pendapatnya tentang bentuk alam semesta, termasuk didalamnya pergerakan planet, yang beredar mengelilingi pusatnya. Pendapat bumi sebagai pusat alam semesta dikenal dengan konsep geosentrik dan bertahan berabad-abad lamanya.

Sumber: H. Arief Furqan, MA., Ph.D. dkk, 2002, Islam untuk disiplin Ilmu Astronomi, departemen Agama RI. (BAB IV, hal. 47)

Teori ini menyatakan, bahwa :

1. Bumi ini adalah merupakan benda langit yang tetap pada tempatnya, yang tidak bergerak dan tidak beredar, serta menjadi pusat dari semua peredaran benda-benda langit lainnya.

(8)

matahari, mars, Yupiter, Saturnus dan yang terakhir oleh falaknya atlas atau falakul aflak.

3. Falakul aflak (atlas), selalu bergerak dan beredar dari timur ke barat, menggerakkan seluruh falak-falak benda-benda langit yang mengedari bumi. Peredaran inilah, yang mengakibatkan terbitnya matahari, bulan dan benda-benda langit lainnya dari arah timur, serta terbenam di barat setiap harinya. Sedang bumi, tetap tinggal di tempatnya dan tidak bergerak, serta tidak beredar.

Sumber:https://falakiyah.wordpress.com/2008/09/04/theori-egocentris-geocentris-heliocentris-dan-kepler/

Konsep yang dibawakan secara lebih ilmiah dibawakan oleh Claudius Ptolomeus (151-127), seorang Yunani yang berdiam di Mesir, dengan bukunya “Almagest”. Teori ini lebih banyak menimbulkan kontroversi dan komplikasi daripada memberikan solusi untuk menerangkan fakta-fakta hasil pengamatan. Masalah-masalah dasar misalkan berapa jarak planet dari bumi ataupun dari matahari dan perubahan kecerlangan planet dalam selang tertentu tidak dapat dijelaskan secara memuaskan. Akhirnya Mikolaj Kopernic (1473-1543), seorang ahli astronomi Polandia, memindahkan pusat tata surya dari bumi ke matahari. Konsep revolusioner ini dikenal dengan konsep heliosentrik yang tertuang dalam bukunya “De Revolutions Orbiumn Coelestium atau “Revolusi Benda-benda Langit”.

Sumber: H. Arief Furqan, MA., Ph.D. dkk, 2002, Islam untuk disiplin Ilmu Astronomi, departemen Agama RI. (BAB IV, hal. 47)

Menurut teori ini bahwa :

1. Bukanlah bumi yang menjadi pusat dari peredaran benda-benda langit, tetapi mataharilah yang menjadi pusatnya, yang diedari oleh : Mercurius, Venus, bumi, bulan, mars, Yupiter, Saturnus, kemudian beberapa bintang tetap sejenis matahari. 2. falak-falak dari benda-benda langit yang mengitari matahari, bentuknya lingkaran

Rotasi Bumi merujuk pada gerakan berputar planet Bumi pada sumbunya. Bumi berputar ke arah timur, atau jika dilihat dari utara, melawan arah jarum jam.

(9)

Gerakan melingkar mengelilingi Matahari terjadi selama setahun, yakni 365,2425 hari. Sehingga, revolusi Bumi mengelilingi Matahari tidak pas dengan gerakan Bumi pada sumbunya. Dari sini kita memiliki tahun kabisat yang terjadi setiap 4 tahun sekali (kecuali pada hitungan seratus yang tidak dapat dibagi 400). Tahun kabisat (bahasa Inggris: Leap year) adalah tahun yang mengalami penambahan satu hari dengan tujuan untuk menyesuaikan penanggalan dengan tahun astronomi.

Revolusi bumi

Revolusi Bumi adalah peredaran bumi mengelilingi matahari. Revolusi bumi merupakan akibat tarik menarik antara gaya gravitasi matahari dengan gaya gravitasi bumi, selain perputaran bumi pada porosnya atau disebut rotasi bumi.

Kala revolusi bumi dalam satu kali mengelilingi matahari adalah 365¼ hari. Sepanjang Bumi berevolusi, rotasi bumi tidak selalu tegak lurus terhadap bidang ekliptika melainkan berosilasi dengan kemiringan yang membentuk sudut hingga 23,50 derajat terhadap matahari. Sudut ini diukur dari garis imajiner yang membelah kutub utara dan kutub selatan yang disebut dengan garis khatulistiwa.

Sumber: https://id.wikipedia.org/wiki/Rotasi_Bumi D. Gerhana

Gerhana merupaka padanan kata eclipse (dalam bahasa Inggris) atau ekleipsis (dalam bahasa Yunani) atau eklipsis (dalam bahasa latin). Dalam astronomi fenomena gerhana diartikan tertutupnya arah pandang pengamat ke benda langit lainnya yang lebih dekat dengan pengamat. Gerhana matahari dan bulan merupakan contoh fenomena fisik gerhana yang diketahui masyarakat luas.

Gerhana matahari sebenarnya dapat juga dikatakan okultasi matahari oleh bulan. Okultasi yaitu arah pendang ke bintang atau sumber cahaya di langit dengan diameter sudut yang lebih kecil dan lebih jauh ditutup oleh benda langit dengan diameter sudut yang lebih besar. Umumnya fenomena okultasi sering terjadi di kawasan ekliptika, karena benda-benda penutup arah pandang ke benda langit yang jauh lebih banyak terdapat dikawasan ekliptika.

Selain gerhana bulan dan gerhana matahari juga ada fenomena bintang dalam sistem bintang-ganda gerhana. Komponen primer (komponen yang lebih kuat cahayanya) dan sekunder (yang lebih lemah cahayanya) bintang ganda bergerak mengelilingi titik pusat massa sistem dan kedua bintang tersebut bisa saling tutup menutupi satu dengan yang lain. Umumnya komponen bintang ganda gerhana tidak dapat dilihat secara terpisah melalui pengamatan visual teleskop. Fenomena gerhana bintang tersebut mengakibatkan bentuk atau pola kurva cahaya (kuat cahaya terhadap waktu) bintang umumnya berubah secara periodik

(10)

bila aada pengamat di bulan (pada permukaan yang berada di arah planit bumi) akan menyaksikan gerhana bumi cincin.

Gerhana bulan terjadi bila bulan berada di arah yang sama dengan umbra bumi atau saat fase bulan purnama, saat seluruh bagian bulan yang dikenai cahaya matahari menghadap bumi. Bila bulan hanya melintasi panumbra maka secara astronomi akan terjadi gerhana bulan penumbra (GBP). Perubahan cahaya bulan purnama hanya beberapa persen (kurang dari 1%). Perubahan cahaya bulan yang meredup beberapa persen itu terlalu kecil untuk dikenali oleh mata bugil manusia, oleh karena itu mata bugil manusia melihat bulan purnama tanpa perubahan saat bulan purnama berada di kawasan panumbra. Bila bulan purnama memasuki kawasan umbra bumi akan terjadi gerhana bulan sebagian (GBS) dan bila seluruh bulan memasuki kawasan umbra bumi akan terjadi gerhana bulan total (GBT). Lama GBT tergantung kedekatannya terhadap kawasan sumbu umbra bumi yang dilalui bulan, makin dekat dengan sumbu umbra, makin panjang jalur yang dilalui bulan.

Pada saat gerhana matahari (GM), seluruh bagian bulan yang dicahayai matahari membelakangi bumi. GM terjadi apabila umbra, antumbra, penumbra bulan menyapu permukaan bumi. Daerah bumi yang dikenai penumbra bulan akan mengamati gerhana matahri sebagian (GMS). Bila penumbra yang menyapunya adalah penumbra yang dekat dengan umbra, maka bagian matahari yang tertutup makin besar. Oleh karena itu walaupun dua daerah sama-sama disapu penumbra bulan, namun luas matahari yang ditutup bundaran bulan pada saat gerhana sebagian mencapai maksimum tidak sama besar. Daerah yang dilalui oleh bagian penumbra-dalam, penumbra yang dekat dengan daerah umbra pada saat gerhana matahari sebagian mencapai maksimum akan disaksikan bagian bundaran matahari yang tertutup oleh bulan makin besar dibanding dengan daerah yang dilalui penumbra-luar. Daerah bumi yang disapu umbra bulan akan menyaksikan gerhana cincin (matahari cincin atau GMC). Sebelum dan sesudah fase gerhana matahari total maupun cincin akan disaksikan fase gerhana sebagian.

Pada gerhana matahari cincin, sifat bayang-bayang anti-umbra bulan tidak menutup seluruh bundaran matahari, seperti gerhana matahari sebagian. Perbedaannya antara gerhana matahari sebagian dengan gerhana matahri concon, pada saat GMC seluruh bundaran bulan yang gelap berada dalam bundaran matahari sedang GMS tidak seluruh bundaran bulan menutupi bundaran matahari dan sebagian bundaran bulan di luar bundaran matahari.

(11)

Siklus Gerhana Matahari

Bila bulan dan matahari berada di dekat arah titik simpul yang sama bisa terjadi fenomena gerhana matahari, sedang bila bulan dan matahari berada arah dua titik simpul yang berseberangan akan terjadi gerhana bulan. Bila disimak dalam skala waktu yang panjang siklus matahari dari titik simpul yang sama berikutnya rata-rata 346.62 hari. Siklus itu disebut satu tahun gerhana. Gerhana matahari bertepatan pada fase Bulan Baru, periode bulan dari satu fase ke satu fase berikutnya dimana periode sinodis. Periode Saros dalam gerhana matahari dan gerhana bulan sudah dikenal sejak zaman Thales (500 SM), yaitu sama dengan 223 lunasi bulan atau 223 kali periode sinodis bulan 223 x 29.53 hari = 6583.32 hari, atau kira-kira sama dengan 19 kali tahun gerhana 19 x 346.62 hari = 6587.78 hari atau 18 tahun 11 1/3 hari. Dalam satu seri Saros bisa terjadi 70-80 kali gerhana matahari dan tidak semuanya dapat di amati di tempat yang sama. GM dalam seri Saros yang sama berikutnya kira-kira akan berlangsung 18 tahun 11 1/3 hari.

Sumber: H. Arief Furqan, MA., Ph.D. dkk, 2002, Islam untuk disiplin Ilmu Astronomi, departemen Agama RI. (BAB V, hal. 76-79 dan hal 86-87)

Gerhana merupakan kejadian alam akibat dari gerakan tata surya planet-planet yang mengelilingi matahari. Selama ini kita mengenal ada dua jenis gerhana, yaitu :

1. Gerhana Matahari, dimana matahari, bulan dan bumi berada dalam satu garis, maka daerah lintasan proyeksi matahari, bulan dan bumi mengalami gerhana matahari, dimana jika dilihat dari bumi matahari akan terhalang bulan. Suasana siang hari yang cerah saat gerhana terjadi akan berubah menjadi gelap selama 4 – 7 menit, kemudian terang kembali. Indonesia pernah mengalami gerhana matahari total pada tahun 1984. 2. Gerhana Bulan, dimana matahari, bumi dan bulan berada dalam satu garis, maka lintasan proyeksi matahari, bumi dan bulan, mengalami gerhana bulan dimana jika dilihat dari bumi bulan akan tertutup oleh bayangan bumi. Gerhana bulan terakhir yang terjadi adalah minggu lalu pada tanggal 7 – 8 September 2006.

3. Gerhana Satelit, terjadi ketika matahari dalam beberapa saat tepat berada pada satu garus lurus dengan satelit terhadap stasiun penerima di Bumi yang memakai antena parabola. Karena ukuran satelit relatif kecil, maka bayangan satelit tersebut tidak sampai menghalangi cahaya matahari yang tepat jatuh di antena parabola. Hal ini bukan sebagai penyebab utama gangguan satelit telekomiunikasi.

Sumber: https://persembahanku.wordpress.com/2006/09/14/gerhana-satelit/ E. Teori tentang Kalender

(12)

Kalender Islam

Secara umum kalender islam diperlukan untuk penjadwalan hari penting umat islam, misalnya hari untuk memulai dan mengakhiri ibadah shaum (puasa) Ramadhan dan menunaikan ibadah haji.

Tahun berlangsungnya Hijrah Nabi Muhammad SAW dari Mekah ke Medinah (16 atau 16 Juli 622) sebagai lambang tegaknya ajaran Islam, disepakati para ulama dan ditetapkan oleh khalifah Umar Bin Khatab sebagai awal tahun Islam (tahun pertama Hijriah). Secara prinsip satu bulan Islam adalah siklus penampakan dua hilal berurutan. Tanggal satu tiap bulan ditentukan oleh penampakan hilal (bulan sabit termuda yang masih bisa dilihat mata bugil) di ufuk barat setelah Matahari terbenam. Bila hilal dapat dilihat maka sore itu sudah memasuki tanggal 1 awal bulan baru.

Penampakan hilal pada awal bulan Ramadhan merupakan tanda dimulainya ibadah puasa bagi pemeluk agama islam penampakan hilal pada awal bulan Syawal, merupakan tanda berakhirnya ibadah puasa.

Satu siklus penampakan hilal berikutnya dinamakan satu lunasi. Lunasi adalah penomoran siklus sinodik bulan Islam secara berurutan, lunasi Islam nomer 1 adalah 1 Muharram 1 H.

Satu hari didefinisikan sebagai selang waktu Matahari terbenam secara berurutan. Awal hari ditetapkan setelah maghrib (beberapa menit setelah Matahari terbenam), dan karena itu panjang harinya tidak selalu sama. Sebagai konsekuensi, pergantian hari dalam kalender masehi terjadi pada tempat yang mempunyai satu meridian yang sama, namun dalam sistem penanggalan Islam bisa berbeda. Garis batas pergantian tanggal dalam kalender Islam melintas garis median.

Diantara sistem penanggalan Islam ada yang menggunakan jumlah hari dalam satu bulan tertentu seperti jumlah hari dalam bulan penanggalan Masehi. Sistem penanggalan itu dinamakan sistem penanggalan hisab Urfi. Selain sistem penanggalan Islam hisab Urfi ada pula sistem penanggalan hisab Hakiki dan Imkan Rukyat.

Kalender Masehi

(13)

Sistem kalender surya hasil reformasi Julius Caesar ini dikenal dengan sistem kalender Julian. Menurut konvensi kalender surya Julian pada tahun yang habis dibagi 4 disebut tahun kabisat, yakni tahun pendek dengan hanya 365 hari. Jumlah hari rata-rata dalam sistem kalender julian dibanding dengan siklus tropis matahari masih selisih sama.

Sumber: Buku Penjelasan Mengenal Astronomi hal. 34 F. Pengaruh Gerakan Benda Langit Terhadap Manusia

Banyak makna yang bisa diungkapkan dari fenomena astronomis yang mungkin jarang kita renungkan untuk menyucikan jiwa kita. Matahari di kaki langit tampak lebih besar daripada ketika berada di atas kepala. Padahal, ukuran piringan matahari itu tidak berubah, selain efek refraksi atmosfer yang menyebabkan tampak sedikit lonjong. Besarnya sekitar setengah derajat atau kira-kira setengah lebar ujung telunjuk bila direntangkan ke depan sepanjang lengan.

Pola pikir manausia yang bersifat nisbi menyebabkan kesan besarnya matahari di kaki langit. Ketika itu matahari tampak besar karena dibandingkan dengan latar depan pepohonan, bangunan, atau benda lainnya yang tampak kecil dikejauhan. Demikianlah jiwa manusia cenderung merasa diri besar, kuat, kaya, pandai, atau terhormat karena membandingkannya dengan yang kecil, lemah, miskin, bodoh atau terhina bila kita menyadari ada yang lebih besar, lebih kuat, lebih kaya, lebih pandai, dan lebih terpuji.

Itulah ‘psiko-astronomis’ fenomena matahari. Matahari memberikan sinar pada bulan yang mengiringnya sehingga manusia bisa menentukan penanggalan qamariyah. Matahari memberikan cahaya terang dan kehangatan pada siang hari sehingga manusia bisa beraktivitas. Matahari bersembunyi dibalik horizon pada malam hari agar manusia bisa beristirahat.

Sumber: H. Arief Furqan, MA., Ph.D. dkk, 2002, Islam untuk disiplin Ilmu Astronomi, departemen Agama RI. (BAB II, hal. 26)

(14)

Pesawat luar angkasa Cassini kami melihat-lihat lingkaran Saturnus yang dingin ke arah Tethys yang dingin, yang sisi malamnya diterangi oleh Saturnshine, atau sinar matahari yang dipantulkan oleh planet ini. Tethys berada di sisi yang jauh dari Saturnus berkenaan dengan Cassini di sini; Seorang pengamat yang melihat ke atas dari permukaan bulan ke arah Cassini akan melihat cakram Saturn yang diterangi memenuhi langit. Gambar ini diambil dalam cahaya tampak pada tanggal 13 Mei 2017.

Kini 20 tahun sejak diluncurkan dari Bumi, dan setelah 13 tahun mengorbit planet yang berbunyi dan bulan-bulannya, misi Cassini kami berada dalam 'Grand Finale' yang mengarah ke 15 September, ketika misi tersebut akan berakhir dengan terjun ke Saturnus tahun ini secara berurutan. Untuk melindungi dan melestarikan bulan planet ini untuk eksplorasi masa depan - terutama Enceladus yang bisa dihuni. Pesawat ruang angkasa Cassini baru-baru ini memasuki wilayah baru dalam fase misi akhir ini, memulai serangkaian orbit ultra-close melalui atmosfir atas Saturnus dengan lima orbit terakhirnya di sekitar planet ini. Kredit: NASA / JPL-Caltech / Institut Ilmu Ruang Angkasa

2.

Dari sudut pandang ruang angkasa, satelit yang mengamati Bumi kita menangkap gambar badai seperti Harvey, yang saat ini sedang mengintensifkan di Teluk Meksiko. Ketika Badai Harvey bertiup ke pantai di pesisir Texas pada hari Jumat, kemungkinan besar akan menjadi badai besar pertama yang membuat pendaratan di Amerika Serikat sejak tahun 2005. Spektrum Pencitraan Resolusi Moderat (MODIS) pada satelit Terra kami menangkap citra warna alami ini dengan cepat. Mengintensifkan badai di 12:24 EDT pada 24 Agustus. Untuk informasi persiapan pembuatan Harvey, kunjungi situs FEMA di: ready.gov/hurricanes. Kredit: NASA

(15)

Awan di Saturnus mengambil tampilan goresan dari sikat kosmik berkat cara bergelombang bahwa cairan berinteraksi di atmosfer planet ini. Lingkaran awan di sekitarnya bergerak dengan kecepatan dan arah yang berbeda tergantung pada garis lintangnya. Ini menghasilkan turbulensi dimana band-band bertemu dan mengarah ke struktur bergelombang di sepanjang antarmuka. Atmosfer bagian atas Saturnus menghasilkan kabut samar yang terlihat di sepanjang dahan planet ini dalam gambar ini. Kini 20 tahun sejak diluncurkan dari Bumi, dan setelah 13 tahun mengorbit planet yang berbunyi dan bulannya, misi Cassini mempersiapkan 'Grand Finale' pada tanggal 15 September, ketika misi tersebut akan berakhir dengan sebuah terobosan yang berarti ke Saturnus tahun ini untuk Melindungi dan melestarikan bulan planet ini untuk eksplorasi masa depan - terutama Enceladus yang dapat dihuni.

Image Credit: NASA / JPL-Caltech / Ruang Ilmu Pengetahuan Institute Sumber: Instagram @nasa (Agustus 2017)

H. Proses Terbentuknya Alam Semesta

Kajian (studi) tentang sifat, evolusi dan asal alam semesta (universe) disebut kosmologi. Teori yang kini banyak pendukungnya menyatakan bahwa alam semesta bermula dari ledakan besar (Big Bang) sekitar 10-20 milyar tahun yang lalu. Semua materi dan energi yang kini ada di alam terkumpul dalam satu titik tak berdimensi yang berkerapatan tak terhingga. Ledakan besar alam semesta tidak seperti ledakan bom yang meledak dari suatu titik ke segenap penjuru. Hal ini karena pada hakekatnya seluruh alam semesta mengembang tiba-tiba secara serentak. Ketika itulah mulai terbentuknya ruang dan waktu.

Radiasi yang terpancar pada saat awal pembentukan itu masih berupa cahaya. Namun karena alam semesta terus mengembang, panjang gelombang radiasi itu pun makin panjang, sesuai dengan efek Doppler, menjadi gelombang radio. Kini radiasi awal itu dikenal sebagai radiasi latar belakang kosmik (cosmic background radiation) dapat dideteksi dengan teleskop radio.

Seluruh materi dan energi di langit (seluruh benda-benda luar angkasa) dan bumi berasal dari satu kesatuan pada awal penciptaannya. Semuanya berasal dari satu materi dasar yang berupa hidrogen. Dari reaksi nuklir (fusi) di dalam bintang terbentuklah unsur-unsur berat seperti karbon, sampai besi. Kandungan unsur-unsur berat dalam komposisi materi bintang merupakan salah satu “akte” lahir bintang. Bintang-bintang yang mengandung banyak unsur berat berarti bintang itu “generasi muda” yang memanfaatkan materi sisa ledakan bintang-bintang tua.

Materi pembentuk bumi pun diyakini berasal dari debu dan gas antar bintang yang berasal dari ledakan bintang dimasa lalu. Jadi seisi alam ini berasal dari satu kesatuan.

(16)

Dengan menggunakan keadaan tak terbatas (No-boundary conditions) ini, Hawking menyatakan bahwa alam semesta mulai hanya dengan keacakan minimum yang memenuhi prinsip ketidakpastian. Kemudian alam semesta mulai mengembang dengan pesat. Dengan prinsip ketidakpastian ini, dinyatakan bahwa alam semesta tak mungkin sepenuhnya seragam, karena di sana sini pasti didapati ketidakpastian posisi dan kecepatan partikel-partikel. Dalam alam semesta yang sedang menge,bang ini kerapatan (density) suatu tempat akan berbeda dengan tempat lainnya. Gravitasi menyebabkan daerah yang berkerapatan tinggi makin lambat mengembang dan mulai memampat (berkontraksi). Pemampatan inilah yang akhirnya membentuk galaksi-galaksi bintang-bintang, dan semua benda-benda langit.

(17)

BAB III PENUTUP Kesimpulan:

1. Galaksi mempunyai bentuk spiral, bentuk spiral berpalang, bentuk Elips, bentuk tak beraturan.

2. Teori geosentris merupakan konsep tata letak dan garis edar planet yang berpusat di bumi. Sedangkan teori heliosentris merupakan konsep tata letak dan garis edar planet yang berpusat di matahari.

3. Gerakan Planet terdiri atas rotasi bumi dan revolusi bumi. Dimana rotasi bumi merupakan gerakan berputar planet Bumi pada sumbunya. Sedangkan revolusi bumi merupakan peredaran bumi mengelilingi matahari.

4. Gerhana merupaka padanan kata eclipse (dalam bahasa Inggris) atau ekleipsis (dalam bahasa Yunani) atau eklipsis (dalam bahasa latin). Dalam astronomi fenomena gerhana diartikan tertutupnya arah pandang pengamat ke benda langit lainnya yang lebih dekat dengan pengamat. Gerhana matahari dan bulan merupakan contoh fenomena fisik gerhana yang diketahui masyarakat luas.

5. Secara umum sebuah sistem kalender menetapkan awal penentuan kurun dan mempunyai sistem (penetapan) pembagian waktu. Misalnya kesepakatan tentang dimulainya hari baru, selang waktu satu hari, panjang siklus satu hari dan kala satu bulan. Demikian pada siklus tujuh hari, definisi dan selang waktu yang lebih panjang seperti satu abad, serta lain sebagainya.

6. jiwa manusia cenderung merasa diri besar, kuat, kaya, pandai, atau terhormat karena membandingkannya dengan yang kecil, lemah, miskin, bodoh atau terhina bila kita menyadari ada yang lebih besar, lebih kuat, lebih kaya, lebih pandai, dan lebih terpuji. Itulah ‘psiko-astronomis’ fenomena matahari.

(18)

DAFTAR PUSTAKA

Arief Furqan, MA., Ph.D. dkk, 2002, Islam untuk disiplin Ilmu Astronomi, departemen Agama RI.

Instagram @nasa

Super intensif ips GO 2016

https://falakiyah.wordpress.com/2008/09/04/theori-egocentris-geocentris-heliocentris-dan-kepler/

https://id.wikipedia.org/wiki/Rotasi_Bumi

Gambar

gambar badai seperti Harvey, yang saat ini sedang mengintensifkan di Teluk Meksiko. KetikaDari sudut pandang ruang angkasa, satelit yang mengamati Bumi kita menangkapBadai Harvey bertiup ke pantai di pesisir Texas pada hari Jumat, kemungkinan besar akanmen

Referensi

Dokumen terkait

Pelatihan pembuatan seni mozaik ini akan diterapkan di SD Negeri Kemandungan 03 Kota Tegal dimana disekolah tersebut belum ada pembelajaran seni mozaik. Pelatihan seni mozaik

Pelayanan public merupakan suatu hal yang sangat esensial dalam pelaksanaan pemerintahan dan kemasyarakatan sehingga perlu tercipta suatu pelayanan public

Melakukan koordinasi tugas dengan unit kerja terkait, baik yang berada di lingkungan RS Santo Antonius Jopu maupun dengan instansi terkait di luar rumah

 Guru dan siswa bertanya jawab berkaitan dengan identitas diri yang dibutuhkan sebagai warga negara yang baik  Guru menyampaikan tujuan pembelajaran dan memberikan. penjelasan

Keterbatasan sumber dana Pondok Pesantren Miftahul ‘Amal di Blora tersebut mengharuskan kyai dan pengurus pondok mengalokasikan biaya secermat mungkin dengan tetap berprinsip

menjadikan KBIH Assyakur berkembang pesat adalah karena kualitas pelayanannya yang bagus. Komunikasi secara langsung kepada lawan bicara ternyata juga dapat

Dengan demikian berdasar keterangan diatas dapat disimpulkan bahwa kualitas pelayanan KPPT sudah cukup baik, dilihat dari kehandalan pelayanan yang diberikan pegawai KPPT

Manajemen pelaksanaan perjanjian KPBU sebagaimana dimaksud pada angka 1 huruf d dilaksanakan dengan tujuan untuk memastikan penyediaan jasa/layanan, serta pelaksanaan hak