• Tidak ada hasil yang ditemukan

Perkembangan Bahasa Indonesia pada Masa

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2018

Membagikan "Perkembangan Bahasa Indonesia pada Masa"

Copied!
19
0
0

Teks penuh

(1)

MAKALAH

PERKEMBANGAN BAHASA INDONESIA

PADA MASA KEMERDEKAAN

Makalah ini dibuat untuk memenuhi tugas Semester Pendek Bahasa Indonesia Tahun Akademik 2014 / 2015

Oleh :

Nama : Reja Abdillah

NPM : 1123109

Kelas : D3TI3C

PROGRAM DIPLOMA III TEKNIK INFORMATIKA

POLITEKNIK POS INDONESIA

(2)

KATA PENGANTAR

Puji dan syukur penulis panjatkan kehadirat Allah SWT yang telah memberikan Rahmat dan Karunia-Nya kepada penulis sehingga dapat menyusun dan menyelesaikan Karya Ilmiah yang berjudul ”Perkembangan Bahasa Indonesia pada Masa Kemerdekaan” tepat pada waktunya.

Disadari sepenuhnya bahwa dalam pembuatan Karya Ilmiah ini tidak terlepas dari berbagai kekurangan dari segi isi maupun bahasa, oleh karena itu kritik dan saran penulis harapkan untuk perbaikan di masa yang akan datang.

Tidak lupa penulis ucapkan terima kasih kepada semua pihak yang telah membantu penulis berupa moril maupun materil. Dengan hati tulus penulis mengucapkan terima kasih banyak kepada :

1. Allah SWT, dengan Rahmat dan Karunia-Nya penulis dapat menyelesaikan Karya Ilmiah ini.

2. Orang tua penulis tercinta, yang telah tulus dan ikhlas membantu penulis baik berupa moril maupun materil.

3. Dr. Ir. Agus Purnomo, M.T., selaku Direktur Politeknik Pos Indonesia. 4. Iwan Setiawan, ST, selaku Ketua Program Studi D3 Teknik Informatika. 5. Dra. Sri Nuryuliawati, M.Pd, selaku dosen pengajar mata kuliah Bahasa

Indonesia.

6. Terima kasih kepada seluruh pihak yang telah membantu penulis menyusun Karya Ilmiah ini yang tidak bisa penulis ucapkan secara satu – persatu.

(3)

DAFTAR ISI

Kata Pengantar ……….. i

Daftar Isi ……… ii

BAB I Pendahuluan ………... I-1

1.1 Latar Belakang ………... I-1

1.2 Rumusan Masalah ……… I-2

1.3 Tujuan Penulisan ………. I-2

1.4 Metode Penulisan ………. I-2

1.5 Sistematika Penulisan ……….. I-2

BAB II Pembahasan ……….. II-1

2.1 Bahasa Indonesia ………. II-1

2.2 Sejarah Perkembangan Bahasa Indonesia

pada Masa Prakemerdekaan ……… II-1 2.3 Sejarah Perkembangan Bahasa Indonesia

pada Masa Pascakemerdekaan ………. II-3 2.4 Peristiwa - peristiwa yang mempengaruhi

perkembangan bahasa Indonesia ………. II-4 2.5 Sejarah Perkembangan EYD ……… II-6 2.6 Perkembangan Bahasa Indonesia Masa Reformasi ………. II-9 2.7 Kedudukan dan fungsi bahasa Indonesia ………. II-9 BAB III Kesimpulan dan Saran ………. III-1

3.1 Kesimpulan ……….. III-1

3.2 Saran ……….... III-1

(4)

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Komunikasi di era globalisasi merupakan salah satu hal vital dan paling cepat kemajuannya. Komunikasi merupakan kebutuhan manusia yang sangat penting. Komunikasi dibutuhkan untuk memperoleh atau memberi informasi dari atau kepada orang lain. Berkomunikasi dengan orang lain merupakan salah bentuk dari interaksi sosial. Dalam komunikasi lisan, bahasa sejak dahulu merupakan salah satu syarat media dalam berkomunikasi.

Bahasa saat ini berjumlah sekitar 6.912 macam yang tersebar di seluruh dunia. Keberagaman bahasa memungkinkan untuk bertambah ataupun berkurang seiring dengan kemunculan atau kepunahan bahasa di suatu daerah. Setiap negara memiliki satu bahasa yang ditetapkan sebagai bahasa resmi. Negara Indonesia memiliki bahasa resmi nasional Bahasa Indonesia, sebagaimana ditetapkan dalam sumpah pemuda pada tanggal 28 Oktober 1928. Bahasa Indonesia adalah bahasa resmi Negara Republik Indonesia yang telah diakui oleh pemerintah sebagai bahasa nasional.

Bahasa merupakan idenditas bagi suatu bangsa. Namun tidak sedikit orang – orang yang mengetahui perkembangan dari bahasa Indonesia. Kurangnya kesadaran orang – orang untuk mengetahui sejarah dan perkembangan bahasa Indonesia, serta masih belum terlalu banyaknya orang – orang yang tertarik mengangkat sejarah dan perkembangan bahasa Indonesia ini sebagai suatu bahasan. Untuk itu perlu adanya media yang mengangkat mengenai sejarah dan perkembangan bahasa Indonesia. Melalui makalah ini, penulis ingin menyampaikan mengenai sejarah dan perkembangan bahasa Indonesia.

1.2 Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang tersebut, maka rumusan masalah dalam pembahasan makalah ini adalah sebagai berikut :

(5)

2. Bagaimana sejarah perkembangan Bahasa Indonesia pada masa pascakemerdekaan ?

3. Apa saja peristiwa - peristiwa yang mempengaruhi perkermbangan bahasa Indonesia ?

4. Bagaimana sejarah ejaan Bahasa Indonesia ( Ejaan Yang Disempurnakan ) ? 5. Bagaimana Perkembangan Bahasa Indonesia pada masa reformasi ?

6. Bagaimana kedudukan dan fungsi Bahasa Indonesia ?

1.3 Tujuan Penulisan

Berdasarkan rumusan masalah diatas maka tujuan penulisan makalah ini adalah sebagai berikut :

1. Mengetahui sejarah perkembangan Bahasa Indonesia pada masa prakemerdekaan

2. Memberi wawasan sejarah perkembangan Bahasa Indonesia pada masa pascakemerdekaan

3. Memberitahukan peristiwa - peristiwa yang mempengaruhi perkermbangan bahasa Indonesia

4. Mengetahui sejarah ejaan Bahasa Indonesia ( Ejaan Yang Disempurnakan ) 5. Memberi pengetahuan perkembangan Bahasa Indonesia pada masa reformasi 6. Mengetahui kedudukan dan fungsi Bahasa Indonesia

1.4 Metode Penulisan

Metode penilitian / metode pengumpulan data karya ilmiah ini adalah sebagai berikut :

1. Metode Deskripstif : Metode Deskriptif adalah metode pengumpulan data yang berusaha mendeskripsikan suatu gejala, peristiwa, kejadian yang terjadi.

1.5 Sistematika Penulisan

Karya ilmiah ini terdiri dari 3 bagian, diantaranya diuraikan sebagai berikut : - Bagian Pembuka

(6)

2. Halaman judul 3. Kata pengantar 4. Daftar isi - Bagian Isi

Bab I Pendahuluan 1. Latar belakang 2. Rumusan masalah 3. Tujuan penulisan 4. Metode penulisan 5. Sistematika penulisan Bab II Pembahasan 1. Bahasa Indonesia

2. Sejarah perkembangan Bahasa Indonesia pada masa prakemerdekaan 3. Sejarah perkembangan Bahasa Indonesia pada masa pascakemerdekaan 4. Peristiwa - peristiwa yang mempengaruhi perkermbangan bahasa Indonesia 5. Sejarah ejaan Bahasa Indonesia ( Ejaan Yang Disempurnakan

6. Perkembangan Bahasa Indonesia pada masa reformasi 7. Kedudukan dan fungsi Bahasa Indonesia

Bab III Penutup 1. Kesimpulan 2. Saran - Bagian penutup

(7)

BAB II

PEMBAHASAN

2.1 Bahasa Indonesia

Bahasa Indonesia adalah bahasa resmi Negara Republik Indonesia yang telah diakui oleh pemerintah sebagai bahasa nasional. Bahasa Indonesia lahir pada tanggal 28 Oktober 1928 dalam Sumpah Pemuda yang berbunyi, ”Kami putera dan puteri Indonesia mengaku bertanah air satu, Tanah Air Indonesia. Kami putera dan puteri Indonesia mengaku berbangsa yang satu, Bangsa Indonesia. Kami putera dan puteri Indonesia menjunjung bahasa persatuan, Bahasa Indonesia”. Bahasa Indonesia dinyatakan kedudukannya sebagai bahasa Negara pada tanggal 18 Agustus 1945, pada saat itu UUD 1945 disahkan sebagai UUD RI. Di dalam UUD 1945 disebutkan bahwa ”Bahasa Negara adalah Bahasa Indonesia.” ( pasal 36 )

2.2 Sejarah Perkembangan Bahasa Indonesia pada Masa Prakemerdekaan

Pada dasarnya Bahasa Indonesia berasal dari bahasa Melayu. Pada zaman Sriwijaya, bahasa Melayu di pakai sebagai bahasa penghubung antar suku di nusantara dan sebagai bahasa yang di gunakan dalam perdagangan antara pedagang dari dalam nusantara dan dari luar nusantara.

Perkembangan dan pertumbuhan bahasa Melayu tampak lebih jelas dari berbagai peninggalan - peninggalan misalnya :

1. Tulisan yang terdapat pada batu Nisan di Minye Tujoh, Aceh pada tahun 1380

2. Prasasti Kedukan Bukit, di Palembang pada tahun 683. 3. Prasasti Talang Tuo, di Palembang pada Tahun 684. 4. Prasasti Kota Kapur, di Bangka Barat, pada Tahun 686.

5. Prasati Karang Brahi Bangko, Merangi, Jambi, pada Tahun 688. Pada saat itu Bahasa Melayu telah berfungsi sebagai:

1. Bahasa kebudayaan yaitu bahasa buku - buku yang berisia aturan - aturan hidup dan sastra.

(8)

3. Bahasa perdagangan, baik bagi suku yang ada di Indonesia maupun pedagang pedagang, antar bangsa dan antar kerajaan. Perkembangan bahasa Melayu di wilayah nusantara mempengaruhi dan mendorong tumbuhnya rasa persaudaraan dan rasa persatuan bangsa Indonesia, oleh karena itu para pemuda indonesia yang tergabung dalam perkumpulan pergerakan secara sadar mengangkat bahasa Melayu menjadi bahasa Indonesia menjadi bahasa persatuan untuk seluruh bangsa Indonesia. ( Sumpah Pemuda, 28 Oktober 1928 ).

Ada empat faktor yang menyebabkan bahasa Melayu diangkat menjadi bahasa Indonesia yaitu :

1. Bahasa Melayu sudah merupakan lingua franca di Indonesia, bahasa perhubungan dan bahasa perdangangan.

2. Sistem bahasa Melayu sederhana, mudah dielajari karena dalam bahasa melayu tidak dikenal tingkatan bahasa ( bahasa kasar dan bahasa halus ). 3. Suku jawa, suku sunda dan suku - suku yang lainnya dengan sukarela

menerima bahasa Melayu menjadi bahasa Indonesia sebagai bahasa nasional 4. Bahasa Melayu mempunyai kesanggupan untuk dipakai sebagai bahasa

kebudayaan dalam arti yang luas.

Pada abad ke-15 berkembang bentuk yang dianggap sebagai bentuk resmi bahasa Melayu karena dipakai oleh Kesultanan Malaka, yang kelak disebut sebagai bahasa Melayu Tinggi. Penggunaannya terbatas di kalangan keluarga kerajaan di sekitar Sumatera, Jawa, dan Semenanjung Malaya.

(9)

namun pada waktu itu belum banyak yang menggunakannya sebagai bahasa ibu. Bahasa ibu masih menggunakan bahasa daerah yang jumlahnya mencapai 360 bahasa.

Pada pertengahan 1800-an, Alfred Russel Wallace menuliskan di bukunya Malay Archipelago bahwa “penghuni Malaka telah memiliki suatu bahasa tersendiri yang bersumber dari cara berbicara yang paling elegan dari Negara - negara lain, sehingga bahasa orang Melayu adalah yang paling indah, tepat, dan dipuji di seluruh dunia Timur. Bahasa mereka adalah bahasa yang digunakan di seluruh Hindia Belanda.”

Pada awal abad ke-20, bahasa Melayu pecah menjadi dua. Di tahun 1901, Indonesia di bawah Belanda mengadopsi ejaan Van Ophuijsen sedangkan pada tahun 1904 Malaysia di bawah Inggris mengadopsi ejaan Wilkinson.

2.3 Sejarah Perkembangan Bahasa Indonesia pada Masa Pascakemerdekaan

Berhubung dengan menyebar Bahasa Melayu ke pelosok nusantara bersamaan dengan menyebarnya agama Islam di wilayah nusantara. Serta makin berkembang dan bertambah kokoh keberadaannya, karena bahasa Melayu mudah diterima oleh masyarakat nusantara sebagai bahasa perhubungan antar pulau, antar suku, antar pedagang, antar bangsa dan antar kerajaan.

Perkembangan bahasa Melayu di wilayah nusantara mempengaruhi dan mendorong tumbuhnya rasa persaudaraan dan rasa persatuan bangsa Indonesia oleh karena itu para pemuda Indonesia yang tergabung dalam perkumpulan pergerakan secara sadar mengangkat bahasa Melayu menjadi bahasa Indonesia yang menjadi bahasa persatuan untuk seluruh bangsa Indonesia.

Bahasa Indonesia lahir pada tanggal 28 Oktober 1928. Pada saat itu, para pemuda dari berbagai pelosok nusantara berkumpul dalam rapat, para pemuda berikrar :

1. Kami Putra dan Putri Indonesia mengaku bertumpah darah yang satu, Tanah Air Indonesia.

(10)

3. Kami Putra dan Putri Indonesia mengaku menjunjung tinggi bahasa persatuan, bahasa Indonesia.

Ikrar para pemuda ini di kenal dengan nama “Sumpah Pemuda”. Unsur yang ketiga dari “Sumpah Pemuda” merupakan pernyataan tekad bahwa bahasa Indonesia merupakan bahasa persatuan bangsa Indonesia. Pada tahun 1928 bahasa Indonesia di kokohkan kedudukannya sebagai bahasa nasional. Bahasa Indonesia di nyatakan kedudukannya sebagai bahasa negara pada tanggal 18 Agustus 1945, karena pada saat itu Undang-Undang Dasar 1945 di sahkan sebagai Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia. Di dalam UUD 1945 di sebutkan bahwa “Bahasa Negara adalah Bahasa Indonesia”, ( pasal 36 ). Proklamasi Kemerdekaan Republik Indonesia pada tanggal 17 Agustus 1945, telah mengukuhkan kedudukan dan fungsi bahasa Indonesia secara konstitusional sebagai bahasa negara. Kini bahasa Indonesia di pakai oleh berbagai lapisan masyarakat indonesia.

2.4 Peristiwa - peristiwa yang mempengaruhi perkembangan bahasa Indonesia

1. Budi Otomo

Pada tahun 1908, Budi Utomo yang merupakan organisasi yang bersifat kenasionalan yang pertama berdiri dan tempat terhidupnya kaum terpelajar bangsa Indonesia, dengan sadar menuntut agar syarat - syarat untuk masuk ke sekolah Belanda diperingan. Pada kesempatan permulaan abad ke-20, bangsa Indonesia asyik dimabuk tuntutan dan keinginan akan penguasaan bahasa Belanda sebab bahasa Belanda merupakan syarat utam untuk melanjutkan pelajaran menambang ilmu pengetahuan barat.

2. Serikat Islam

(11)

3. Balai Pustaka

Dipimpin oleh Dr. G.A.J. Hazue pada tahu 1908 balai pustaku ini didirikan. Mulanya badan ini bernama Commissie Voor De Volkslectuur, pada tahun 1917 namanya berubah menjadi balai pustaka. Selain menerbitkan buku - buku, balai pustaka juga menerbitkan majalah.

Hasil yang diperoleh dengan didirikannya balai pustaka terhadap perkembangan bahasa melau menjadi bahasa Indonesia dapat disebutkan sebagai berikut :

1. Meberikan kesempatan kepada pengarang - pengarang bangsa Indonesia untuk menulis cerita ciptanya dalam bahasa Melayu.

2. Memberikan kesempatan kepada rakyat Indonesia untuk membaca hasil ciptaan bangsanya sendiri dalam bahasa Melayu.

3. Menciptakan hubungan antara sastrawan dengan masyarakat sebab melalui karangannya sastrawan melukiskan hal - hal yang dialami oleh bangsanya dan hal - hal yang menjadi cita - cita bangsanya.

4. Balai pustaka juga memperkaya dan memperbaiki bahasa Melayu sebab diantara syarat - syarat yang harus dipenuhi oleh karangan yang akan diterbitkan di balai pustaka ialah tulisan dalam bahasa Melayu yang bersusun baik dan terpelihara.

4. Sumpah Pemuda

Kongres pemuda yang paling dikenal ialah kongres pemuda yang diselenggarakan pada tahun 1928 di Jakarta. Pada hal sebelumnya, yaitu tahun 1926, telah pula diadakan kongres pemuda yang tepat penyelenggaraannya juga di Jakarta. Berlangsung kongres ini tidak semata - mata bermakna bagi perkembangan politik, melainkan juga bagi perkembangan bahasa dan sastra Indonesia.

(12)

Pada tahun itu organisasi - organisasi pemuda memutuskan bergabung dalam wadah yang lebih besar Indonesia muda. Pada tanggal 28 Oktober 1928 organisasi pemuda itu mengadakan kongres pemuda di Jakarta yang menghasilkan sebuah pernyataan bersejarah yang kemudian lebih dikenal sebagai sumpah pemuda. Pertanyaan bersatu itu dituangkan berupa ikrar atas tiga hal, Negara, bangsa, dan bahasa yang satu dalam ikrar sumpah pemuda. Peristiwa ini dianggap sebagai awal permulaan bahasa Indonesia yang sebenarnya, bahasa Indonesia sebagai media dan sebagai symbol kemerdekaan bangsa. Pada waktu itu memang terdapat beberapa pihak yang peradaban modern. Akan tetapi, tidak bisa dipumgkiri bahwa cita - cita itu sudah menjadi kenyataan, bahasa Indonesia tidak hanya menjadi media kesatuan, dan politik, melainkan juga menjadi bahasa sastra indonesia baru.

2.5 Sejarah Perkembangan EYD

Ejaan merupakan cara atau aturan menulis kata-kata dengan huruf menurut disiplin ilmu bahasa. Dengan adanya ejaan diharapkan para pemakai menggunakan bahasa Indonesia dengan baik dan benar sesuai aturan-aturan yanga ada. Sehingga terbentuklah kata dan kalimat yang mudah dan enak didengar dan dipergunankan dalam komonikasi sehari hari. Sesuai dengan apa yang telah diketahui bahwa penyempurnaan ejaan bahsa Indonesia terdiri dari :

1. Ejaan van Ophuijsen

Ejaan ini merupakan ejaan bahasa Melayu dengan huruf Latin. Charles Van Ophuijsen yang dibantu oleh Nawawi Soetan Ma’moer dan Moehammad Taib Soetan Ibrahim menyusun ejaan baru ini pada tahun 1896. Pedoman tata bahasa yang kemudian dikenal dengan nama ejaan van Ophuijsen itu resmi diakui pemerintah kolonial pada tahun 1901. Ciri - ciri dari ejaan ini yaitu:

1. Huruf ï untuk membedakan antara huruf i sebagai akhiran dan karenanya harus disuarakan tersendiri dengan diftong seperti mulaï dengan ramai. Juga digunakan untuk menulis huruf y seperti dalam Soerabaïa.

2. Huruf j untuk menuliskan kata-kata jang, pajah, sajang, dsb. 3. Huruf oe untuk menuliskan kata-kata goeroe, itoe, oemoer, dsb.

(13)

2. Ejaan Soewandi

Ejaan Soewandi adalah ketentuan ejaan dalam Bahasa Indonesia yang berlaku sejak 17 Maret 1947. Ejaan ini kemudian juga disebut dengan nama edjaan Soewandi, Menteri Pendidikan dan Kebudayaan kala itu. Ejaan ini mengganti ejaan sebelumnya, yaitu Ejaan Van Ophuijsen yang mulai berlaku sejak tahun 1901.

1. Huruf oe diganti dengan u pada kata-kata guru, itu, umur, dsb.

2. Bunyi hamzah dan bunyi sentak ditulis dengan k pada kata-kata tak, pak, rakjat, dsb.

3. Kata ulang boleh ditulis dengan angka 2 seperti pada kanak2, ber-jalan2, ke-barat2-an.

4. Awalan di- dan kata depan di kedua-duanya ditulis serangkai dengan kata yang mendampinginya.

Perbedaan - perbedaan antara ejaan ini dengan ejaan Van Ophuijsen ialah: 1. huruf ‘oe’ menjadi ‘u’, seperti pada goeroe → guru.

2. bunyi hamzah dan bunyi sentak yang sebelumnya dinyatakan dengan (‘) ditulis dengan ‘k’, seperti pada kata-kata tak, pak, maklum, rakjat.

3. kata ulang boleh ditulis dengan angka 2, seperti ubur2, ber-main2, ke-barat2-an.

4. awalan ‘di-’ dan kata depan ‘di’ kedua-duanya ditulis serangkai dengan kata yang mengikutinya. Kata depan ‘di’ pada contoh dirumah, disawah, tidak dibedakan dengan imbuhan ‘di-’ pada dibeli, dimakan.

(14)

3. Ejaan Yang Disempurnakan

Ejaan Yang Disempurnakan ( EYD ) adalah ejaan Bahasa Indonesia yang berlaku sejak tahun 1972. Ejaan ini menggantikan ejaan sebelumnya, Ejaan Republik atau Ejaan Soewandi. Pada 23 Mei 1972, sebuah pernyataan bersama telah ditandatangani oleh Menteri Pelajaran Malaysia pada masa itu, Tun Hussien Onn dan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Republik Indonesia, Mashuri. Pernyataan bersama tersebut mengandung persetujuan untuk melaksanakan asas yang telah disepakati oleh para ahli dari kedua negara tentang Ejaan Baru dan Ejaan Yang Disempurnakan. Pada tanggal 16 Agustus 1972, berdasarkan Keputusan Presiden No. 57, Tahun 1972, berlakulah sistem ejaan Latin ( Rumi dalam istilah bahasa Melayu Malaysia ) bagi bahasa Melayu dan bahasa Indonesia. Di Malaysia ejaan baru bersama ini dirujuk sebagai Ejaan Rumi Bersama ( ERB ). Selanjutnya Departemen Pendidikan dan Kebudayaan menyebarluaskan buku panduan pemakaian berjudul “Pedoman Ejaan Bahasa Indonesia yang Disempurnakan”.

Pada tanggal 12 Oktober 1972, Panitia Pengembangan Bahasa Indonesia, Departemen Pendidikan dan Kebudayaan, menerbitkan buku “Pedoman Umum Ejaan Bahasa Indonesia yang Disempurnakan” dengan penjelasan kaidah penggunaan yang lebih luas. Setelah itu, Menteri Pendidikan dan Kebudayaan dengan surat putusannya No. 0196/1975 memberlakukan “Pedoman Umum Ejaan Bahasa Indonesia yang Disempurnakan dan Pedoman Umum Pembentukan Istilah”.

Perbedaan - perbedaan antara EYD dan ejaan sebelumnya adalah : ‘tj’ menjadi ‘c’ : tjutji → cuci

‘dj’ menjadi ‘j’ : djarak → jarak ‘oe’ menjadi ‘u’ : oemoem → umum ‘j’ menjadi ‘y’ : sajang → sayang ‘nj’ menjadi ‘ny’ : njamuk → nyamuk ‘sj’ menjadi ‘sy’ : sjarat → syarat ‘ch’ menjadi ‘kh’ : achir → akhir

(15)

2.6 Perkembangan Bahasa Indonesia Masa Reformasi

Munculnya Bahasa Media Massa ( bahasa Pers ) :

1. Bertambahnya jumlah kata-kata singkatan (akronim)

2. Banyak penggunaan istilah-istilah asing atau bahasa asing adalam surat ataupun bahasa gaul. Selain itu, dipengaruhi pula oleh media iklan maupun artis yang menggunakan istilah baru yang merupakan penyimpangan dari kebenaran cara berbahasa Indonesia maupun mencampuradukan bahasa Inggris dan Bahasa Indonesia.

2.7 Kedudukan dan fungsi bahasa Indonesia

1. Bahasa Nasional

Bahasa Indonesia kedudukannya berada diatas bahasa - bahasa daerah. Hasil perumusan Seminar Politik Bahasa Nasional yang diselenggarakan di Jakarta pada tanggal 25 - 28 Februari 1975 menegaskan bahwa dalam kedudukannya sebagai bahasa Nasional, bahasa Indonesia berfungsi sebagai berikut :

a. Lambang kebanggaan Nasional

Sebagai lambang kebanggaan, bahasa Indonesia mencerminkan nilai - nilai sosial budaya yang mendasari rasa kebangsaan. Dengan bahasa Indonesia, bangsa Indonesia menyatakan harga diri dan nilai - nilai budaya yang dijadikan pegangan hidup.

b. Lambang identitas Nasional

(16)

c. Media pemersatu berbagai suku bangsa

Sebagai media yang mempersatukan berbagai suku bangsa dengan latar belakang sosial budaya dan bahasa yang berbeda - beda ke dalam satu kesatuan yang bulat, bahasa Indonesia memungkinkan berbagai suku bangsa itu mencapai keserasian hidup sebagai bangsa yang bersatu dengan tidak perlu meninggalkan identitas suku dan kesetiaan kepada nilai - nilai sosial budaya serta latar belakang bahasa daerah yang bersangkutan. Dengan bahasa Nasional, dapat meletakkan kepentingan nasional jauh di atas kepentingan daerah atau golongan.

d. Media penghubung antar budaya dan antar daerah

Dengan bahasa Indonesia seseorang dapat saling berhubungan dengan orang lain sehingga kesalah pahaman sebagai akibat perbedaan latar belakang sosial budaya dan bahasa dapat dihindari.

2. Bahasa Negara

Dalam hasil perumusan Seminar Politik Bahasa Nasional yang diselenggarakan di Jakarta pada tanggal 25 - 28 Februari 1975 dikemukakan bahwa di dalam kedudukannya sebagai bahasa negara, bahasa Indonesia befungsi sebagai :

a. Bahasa remi kenegaraan

Bukti bahwa bahasa Indonesia sebagai bahasa resmi kenegaraan adalah digunakannya bahasa Indonesia dalam naskah proklamasi kemerdekaan RI 1945. Mulai saat itu bahasa Indonesia digunakan dalam segala upacara, peristiwa serta kegiatan kenegaraan baik secara lisan maupun tulisan.

b. Bahasa pengantar dalam dunia pendidikan

(17)

c. Bahasa resmi untuk kepentingan perencanaan dan pelaksanaan pembangunan nasional serta kepentingan pemerintah

Bahasa Indonesia dipakai dalam hubungan antar badan pemerintah dan penyebarluasan informasi kepada masyarakat. Sehubungan dengan itu, hendaknya diadakan penyeragaman sistem administrasi dan mutu media komunikasi massa. Tujuan penyeragaman dan peningkatan mutu tersebut agar isi atau pesan yang disampaikan dapat dengan cepat dan tepat diterima oleh masyarakat.

d. Media pengembangan kebudayaan, ilmu pengetahuan dan teknologi

(18)

BAB III

KESIMPULAN DAN SARAN

3.1 Kesimpulan

Bahasa Indonesia adalah bahasa resmi Negara Republik Indonesia yang telah diakui oleh pemerintah sebagai bahasa nasional. Bahasa Indonesia memiliki

kedudukan dan fungsi, yaitu : 1. Sebagai bahasa Negara 2. Sebagai bahasa Nasional

3.2 Saran

(19)

DAFTAR PUSTAKA

[1] Anak Pesisir. 2012. Sejarah Perkembangan Bahasa Indonesia. [ Online ]. Diakses di : http://jaririndu.blogspot.com/2012/01/sejarah-perkembangan-bahasa-indonesia.html. Di akses di waktu : 15 April 2015 12:20 WIB.

Referensi

Dokumen terkait

19.3 Pembuktian kualifikasi untuk menilai pengalaman yang sejenis dan besaran nilai pekerjaan yang sesuai dengan nilai pekerjaan yang akan dikompetisikan dilakukan dengan

mulai dari menginisiasi kemitraan dengan seniman lain yang tidak mereka kenal sebelumnya,.. mengusulkan institusi atau pekerja budaya untuk diajak bekerja sama,

Dalam masyarakat modern, beberapa badan yang berwenang seperti legislatif atau pengadilan dapat membuat hukum.. Didukung oleh kekuasaan koersif negara, yang menegakkan

[r]

Lebih lanjut bila kompromi tidak dapat dicapai di kawasan tersebut, maka Laut Cina Selatan dan Asia Pasifik akan menjadi lapangan konflik yang baru di masa mendatang.. Kata Kunci -

 Apabila tindak pidana lingkungan hidup dilakukan oleh, untuk, atau atas nama badan usaha, tuntutan pidana dan sanksi pidana dijatuhkan kepada : badan usaha;

Apakah jumlah kalor yang dibutuhkan untuk memanaskan air sama dengan kalor untuk memanaskan minyak goreng (massa dan kenaikan suhu kedua zat

p sebesar 0,290 (p < 0,05) ini berarti tidak ada hubungan yang signifikan antara kualitas persahabatan dan kecerdasan emosi dengan perilaku agresif pada anak,