• Tidak ada hasil yang ditemukan

ASUHAN KEPERAWATAN KELUARGA PADA IBU HAMIL TRIMESTER 1 DENGAN HIPEREMESIS DI DESA GAYAMAN MOJOANYAR MOJOKERTO DIO TOMHISA 1514401004 Subject : Subject : Asuhan, keperawatan, keluarga, Ibu Hamil, Hiperemesis Description

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2018

Membagikan "ASUHAN KEPERAWATAN KELUARGA PADA IBU HAMIL TRIMESTER 1 DENGAN HIPEREMESIS DI DESA GAYAMAN MOJOANYAR MOJOKERTO DIO TOMHISA 1514401004 Subject : Subject : Asuhan, keperawatan, keluarga, Ibu Hamil, Hiperemesis Description"

Copied!
11
0
0

Teks penuh

(1)

1 ASUHAN KEPERAWATAN KELUARGA PADA IBU HAMIL TRIMESTER

1 DENGAN HIPEREMESIS DI DESA GAYAMAN MOJOANYAR MOJOKERTO

DIO TOMHISA 1514401004

Subject : Subject : Asuhan, keperawatan, keluarga, Ibu Hamil, Hiperemesis

Description

Kehamilan merupakan proses reproduksi yang normal, tetapi perlu perawatan diri yang khusus agar ibu dan janin dalam keadaan sehat. Seorang wanita bisa memiliki suatu keadaan yang menyebabkan meningkatnya risiko kahamilan dan setiap wanita hamil juga akan menghadapi risiko komplikasi yang bisa mengancam jiwanya. Sedangkan menurut Sudiharto (2012) asuhan keperawatan keluarga adalah suatu rangkaian kegiatan dalam praktik keperawatan yang diberikan kepada klien sebagai anggota keluarga yang bertujuan memandirikan klien sebagai bagian dari anggota keluarga.Keluarga merupakan unit pelayanan kesehatan terdepan yang meningkatkan derajat kesehatan komunitas. Masalah kesehatan yang dialami oleh salah satu anggota keluarga dapat mempengaruhi anggota keluarga yang lain.

Desain penelitian ini adalah studi kasus, jumlah responden 2 (dua) orang. Klien yang diambil di Dusun Gayaman mojoanyar,dank lien II di Desa Gayaman mojoanyar. Dan dilakukan selama 14 hari dari tanggal 18 Juli sampai 02 Agustus 2018. Pengumpulan data dilakukan dengan cara melakukan asuhan keperawatan keluarga yaitu pengkajian, analisa data, diagnosa, intervensi, implementasi dan evaluasi.

Hasil pengkajian responden 1 dan 2 dengan keluhan kedua klien mengatakan pernah mengalami riwayat hiperemesis gravidarum.Tanda gejala yang pernah dialami kedua klien yaitu mual dan muntah.Responden 1 dan 2 dan hasil pengkajian kedua keluarga responden. Didapatkan masalah keperawatan yang sama antara responden 1 dan 2 yaitu hiperemesis. Intervensi yang dilakukan pada kedua responden dengan metode penyuluhan dan demonstrasi cara melakukan perawatan pada penyakit hiperemesis pada ibu hamil dengan riwayat hyperemesis yang mempunyai intervensi sama dengan waktu yang sama pula. Implementasi dilakukan pada kedua responden 2kali kunjungan selama 14 hari sesuai intervensi yang dibuat dengan waktu yang sama.

(2)

2 Abstract

Pregnancy is a normal reproductive process, but needs special self-care so that the mother and fetus are in good health. A woman can have a condition that causes an increased risk of pregnancy and every pregnant woman will also face the risk of complications that can be life threatening. Meanwhile, according to Sudiharto (2012) family nursing care is a series of activities in nursing practice that is given to clients as family members that aims to establish clients as part of family members. The family is a leading health care unit that improves community health status. Health problems experienced by one family member can affect other family members.

The design of this study was a case study, the number of respondents were 2 (two) people. Respondents were taken in Gayaman mojoanyar, and lien II in Gayaman mojoanyar village. And carried out for 14 days from 18 July to 02 August 2018. Data collection was carried out by conducting family nursing care namely assessment, data analysis, diagnosis, intervention, implementation and evaluation.

Results of the study of respondents 1 and 2 with complaints from both clients said they had experienced a history of hyperemesis gravidarum. Signs of symptoms experienced by both respondent were nausea and vomiting. Respondents 1 and 2 from the results of the study of the two respondent families. The same nursing problem was obtained between respondents 1 and 2, that was hyperemesis. Interventions conducted on both respondents with counseling methods and demonstration of how to treat hyperemesis in pregnant women with a history of hyperemesis who had the same intervention at the same time. The implementation was carried out on the two respondents there were two visits for 14 days according to the intervention made at the same time.

The results of the actions of respondents 1 and 2 that were done interventation and implementation for 2 weeks were changes in family knowledge and attitudes about the treatment of hyperemesis, evaluation found that the nursing problem was resolved, it is expected to the family to maintain and apply the actions that have been taught.

Keyword :Family, nursing, care, hyperemesis, pregnant,

Contributor : Eka Diah Kartiningrum, M. Kes Siti Rachmah, M. Kes

Date : 30 Juli 2018

Type material : Laporan Tugas Akhir Identifier : -

Right : Open Document

(3)

3 A Latar Belakang

Kehamilan merupakan proses reproduksi yang normal, tetapi perlu perawatan diri yang khusus agar ibu dan janin dalam keadaan sehat. Seorang wanita bisa memiliki suatu keadaan yang menyebabkan meningkatnya risiko kahamilan dan setiap wanita hamil juga akan menghadapi risiko komplikasi yang bisa mengancam jiwanya (Wahyuningrum, 2012). Sedangkan menurut Sudiharto (2012) asuhan keperawatan keluarga adalah suatu rangkaian kegiatan dalam praktik keperawatan yang diberikan kepada klien sebagai anggota keluarga yang bertujuan memandirikan klien sebagai bagian dari anggota keluarga.Keluarga merupakan unit pelayanan kesehatan terdepan yang meningkatkan derajat kesehatan komunitas. Apabila setiap keluarga sehat akan tercipta komunitas yang sehat. Masalah kesehatan yang dialami oleh salah satu anggota keluarga dapat mempengaruhi anggota keluarga yang lain. Masalah kesehatan yang dialami oleh sebuah keluarga dapat mempengaruhi sistem keluarga tersebut (Sudiharto, 2012).

Tenaga kesehatan memiliki peran penting pada kesehatan ibu hamil dan ikut bertanggungjawab terhadap kesehatan ibu hamil dan bayi baru lahir.Angka kematian bayi (AKB) dan angka kematian ibu (AKI) masih cukup tinggi (Boediman, 2009).Menurut Survey Demografi Kesehatan Indonesia (SDKI) pada tahun 2012 bahwa AKI di indonesia mencapai 359 per100.000 kelahiran hidup dan AKB 32 per 1000 kelahiran hidup (Depkes,2012).Di Jawa Timur, capaian Angka Kematian Ibu (AKI) cenderung meningkat dalam 5(lima) tahun terakhir, yaitu berkisar antara 7-11 point dengan data yang bersumber dariLaporan Kematian Ibu (LKI) Kabupaten/Kota. Capaian AKI dapat digambarkan sebagaiberikut :

Pada tahun 2008 sebesar 83 per 100.000 kelahiran hidup (kh); tahun 2009 sebesar 90,7 per 100.000 kelahiran hidup ; tahun 2010 sebesar 101,4 per 100.000 kelahiran hidup ; tahun 2011sebesar 104,3 per 100.000 kelahiran hidup ; dan di tahun 2012 mencapai 97,43 per 100.000 kelahiran hidup.Capaian AKI Jawa Timur tahun 2012 keadaanya berada 5 point di bawah dari targetMDGs tahun 2015 sebesar 102 per 100.000 kelahiran hidup. Berikut gambar 1.1 tentang Perkembangan, Capaian, Target dan MDGs AKI per 100.000 Kelahiran Hidup Provinsi Jawa TImur 2009-2012

(4)

4 Kabupaten Mojokerto selama tahun 2013 dilaporkan terjadi 16.491 kelahiran. Tercatat 67 kasus lahir mati dan kasus kematian bayi sebesar 129, diantaranya laki-laki sebanyak 77 bayi dan sebanyak 52 bayi perempuan. Jumlah kematian tertinggi ada pada Kecamatan Puri yaitu 15 bayi dan tidak adanya kematian bayi atau nol (0) ada pada Kecamatan Bangsal dan Ngoro. Dibandingkan dengan tahun 2012 kasus kematian bayi sebesar 178 bayi, maka telah terjadinya penurunan angka kematian bayi (Dinkes, 2014).

Jumlah kematian ibu di Kabupaten Mojokerto pada tahun 2013 sebanyak 22 kasus yang terdiri dari 6 kasus pada Kematian Ibu Hamil, 2 kasus pada Kematian Ibu Bersalin dan 14 kasus pada Kematian ibu Nifas. Jika dirinci menurut kelompok umur kesemua kasus kematian ibu tersebut dapat dijabarkan sebagai berikut ; 1. Kematian pada ibu hamil 5 orang meninggal pada usia 20-34 tahun dan 1 orang lagi meninggal pada usia ≥35 tahun. 2.Pada kematian ibu bersalin terdapat 2 orang yang meninggal pada usia 20-34 tahun. 3. Pada kematian ibu nifas terdapat 2 orang yang meninggal pada usia < 20 tahun, 9 orang yang meninggal pada usia 20-34 tahun, dan 3 orang pada usia ≥ 35 tahun. Secara keseluruhan terdapat peningkatan angka kematian ibu jika dibandingkan dari tahun 2012 yang mana jumlah kasus kematian sebanyak 19 kasus, sedangkan pada tahun 2013 sebanyak 22 kasus (Dinkes, 2014). Angka Kematian Bayi (AKB) adalah kematian yang terjadi pada bayi sebelum mencapai usia satu tahun. Angka kematian bayi (AKB) adalah banyaknya bayi yang meninggal sebelum mencapai usia satu tahun per 1.000 kelahiran hidup (Dinkes, 2014). Penyebab kematian ibu di sarana pelayanan kesehatan, pada umumnya disebabkan karena 3 T (terlambat mengambil keputusan, terlambat mendapatkan transportasi dan terlambat penanganan di sarana pelayanan kesehatan) dan 4 Terlalu (terlalu tua, terlalu banyak, terlalu muda, terlalu dekat jarak kehamilannya). Angka Kematian Ibu sudah mengalami penurunan, namun masih jauh dari target MDGs tahun 2015. Kondisi ini kemungkinan disebabkan oleh antara lain kualitas pelayanan kesehatan ibu yang belum memadai, kondisi ibu hamil yang tidak sehat dan faktor determinan lainnya. (Kemenkes RI, 2015). Perlu dicermati bahwa keluarga masih belum memahami secara benar penanganan ibu hamil, keluarga masih menganggap perdarahan yang dialami bumil merupakan suatu hal yang biasa, keadaan ini berdampak pada keterlambatan merujuk ke fasilitas kesehatan terdekat serta persiapan rujukan yang dilakukan oleh keluarga serta penanganan perdarahan di fasilitas kesehatan perlu dilakukan secara adequat sehingga kesiapan peralatan yang memadai serta ketrampilan petugas merupakan sesuatu yang wajib ada di fasilitas pelayanan kesehatan (Dinkes, 2014).

(5)

5 dasar langsung (direct care) maupun tidak langsung (indirect care), pelayanan kesehatan sesuai rencana, misalnya memantau keteraturan berobat pasien dengan pengobatan jangka panjang, pemberian nasehat (konseling) kesehatan keperawatan dirumah dan dokumentasi keperawatan. Keluarga memiliki tugas dalam pemeliharaan kesehatan para anggotanya, termasuk mengenal masalah pada ibu hamil trimester I, mengambil keputusan untuk melakukan tindakan pengobatan yang tepat, memberikan keperawatan kepada anggota keluarga, mempertahankan suasana rumah yang kondusif bagi kesehatan serta memanfaatkan fasilitas kesehatan yang ada. Dalam mengatasi masalah ini peran perawat adalah memberikan asuhan keperawatan keluarga untuk mencegah komplikasi (Friedman, 2010).

Upaya Dinas Kesehatan untuk menurunkan AKI dan AKB adalah dengan pembinaan teknis berkala (pertemuan bidan, evaluasi kinerja, validasi data dll), kemitraan bidan dan dukun, pengembangan desa pelaksana P4K (Program Perencanaan Persalinan dan Pencegahan Komplikasi) terintegrasi dengan Desa Siaga (Poskesdes), peningkatan ketrampilan tenaga kesehatan, APN (Asuhan Persalinan Normal), SDIDT (Stimulasi Dini Intervensi Deteksi Tumbuh Kembang Anak), pemasangan dan pencabutan IUD dan implan, konseling, peningkatan kerjasama lintas sektor dan lintas program dan pengembangan pelayanan persalinan baik melalui BPJS maupun JAMKESDA (Dinkes, 2014). B.Metode penelitian

Desain yang digunakan pada penelitian adalah studi kasus.Studi kasus ini adalah studi kasus untuk mengeksplorasimasalah Asuhan Keperawatan Keluarga Pada Ibu Hamil dengan Riwayat Hiperemesis Gravidarum.di Desa Sumbertebu Kec.Bangsal Kab. Mojokerto.Metode pengumpulan data yang digunakan yaitu wawancara dengan cara mengajukan pertanyaan yang sistematis, observasi dengan mengkaji TTV, pemeriksaan fisik head to toe tetapi fokus pada hiperemesisi gravidarum. Selain dari observasi langsung, observasi yang lain yaitu diperoleh dari data medis, dokumentasi untuk mencatat hasil wawancara dan observasi pada partisipan yang sesuai dengan format asuhan keperawatan keluarga. Uji keabsahan dilakukan dengan memperpanjang waktu pengamatan atau tissndakan, sumber informasi tambahan menggunakan triangulasi dari 3 waktu data utama yaitu klien, perawat dan keluarga klien sehingga nantinya didapat hasil yang relevan. Analisa data yang digunakan yaitu dari analisa data hasil pengkajian, dari analisa data ditegakkan diagnosa keperawatan kemudian dibuat intervensi keperawatan dan dilakukan implementasi. Setelah selesai implementasi dilakukan evaluasi.

C.Hasil dan Pembahasan 1. Pengkajian

(6)

6 Ny.P sering menunda makan. Keluargakurangmengetahui tentang Hiperemesis, dari penyebabnya, tanda dan gejalanya, serta cara pencegahannya. Hasil kuesioner bahwa tingkat keluarga tidak tau tentang penyakit Hip-eremesis.Menurut Sudihsrto (2012), dampak keluarga tidak mengetahui tentang suatu penyakit didalam anggota keluarga, maka klien kurang mendapatkan perhatian keluarga sehingga untuk kembali pulih dalam keadaan semula sangat lambat.

Salah satu tanda dan gejala Hiperemesis adalah mual muntah yang berlebihan, pusing, sakit kepalah jantung nberdebar, sulit menelan makan atau minuman.sangat sensitif nterhadap aromah.. Menurut Wahyuningrum (2012),adanya kehamilan dengan hiperemesis . Jika dibiarkan akan semakin parah dan menimbulkanmual dan muntah . Karena pada saatmencium aromah yg tidak enak langsung terjadi mual muntah karenah adanya Hiperemesissehingga timbul rasa mual dan muntah di ulu hati (Sudiharto,2012).

Berdasarkan hasil pengkajian keluhan yang muncul dengan teori terdapat kesesuaian salah satu tanda dan gejala pada Hiperemesis yaitumual dan muntah parah secara berkepanjangan, pusing, jantung berdebar,sulit menelan makanan atau minuman.sangat sensitif terhadapar omahi 2 Ny.F sudah lebih dari 2 bulan mempunyai riwayat penyakit Hiperemesis, sering mual muntah karena telat mencium aromah yang tidak disukai Ny.F makan dan mengira hanya penyakit biasa. Keluarga tidak mengetahui tentang penyakitnya karena Ny.F tidak pernah bercerita tentang permasalahan kesehatan yang dianggapnya penyakit biasa. Sehingga keluarga tidak mengetahui tentang penyakit Hiperemesis, penyebab, tanda dan gejala, serta carapencegahanya.

Ny.F mengatakan memikirkan kehamilanya yang pertama ini. petugas kesehatan keluarga menurut Sudiharto (2012) adalah memberi perawatan pada anggota keluarga yang sakit ketika memberikan perawatan kepada anggota keluarganya yang sakit, keluarga harus mengetahui hal-hal sebagai berikut: keadaan penyakitnya (sifat, penyebaran, komplikasi dan perawatannya). Sifat dan perkembangan yang dibutuhkan, keberadaan fasilitas yang diperlukan untuk perawatan. Sumber-sumber yang ada pada keluarga (anggota keluarga yang bertanggung jawab, fasilitas fisik dan sikap keluarga terhadap yang sakit, untuk mengetahui sejauhmana kemampuan keluarga merawat anggota keluarga yang sakit).

Berdasarkan pengkajian ketidaktahuan masyarakat sangat rendah dan berdampak pada kesehatannya.Fungsi perawatan kesehatan pada keluarga didapatkan kedua responden keluarga mengalami ketidakmampuan mengenal masalah kesehatan dan ketidakmampuan merawat anggota keluarga yang sakit.

2. Diagnosa Keperawatan

(7)

7 dengan kurang pengetahuan tentang hiperemesis,.Data yang mencakup dari masalah tersebut yaitu pengkajian fungsi perawatan kesehatan, pemeriksaan fisik dan TTV. Didapatkan pemeriksaan abdomen yaitu keluhan nyeri perut, nyeri tekan pada abdomen, terdapat bunyi hypertympani, bising usus 15x/menit dan pemeriksaan TTV yaitu TD:100/70mmHg, Nadi: 88x/menit, RR: 20x/menit, Suhu: 36,7˚c.

Hasil pengkajian fungsi perawatan kesehatan didapatkan keluarga mengatakan kesehatan sangat penting tetapi untuk penyakit maag hanya diatasi dengan cara sendiri.Berdasarkan pengkajian dan teori responden 1 keluarga tidak mampu melaksanakan tugas keluarga merawat anggota keluarga yang sakit. Menganggap hanya penyakit biasa yang tidak parah dan tidak perlu ke RS atau puskesmas hanya minum obat beli diwarung.Dapat menjadi keluarga tidak mampu merawat anggota keluarga dengan Hiperemesis.Dari hasil kuesioner pengetahuan terbaca masih belum mengerti tentang Hiperemesis.Dan diagnosa responden 2 adalah perubahan pemeliharaan kesehatan berhubungan dengan ketidakmampuan keluarga mengenal masalah kesehatan, penurunan koping keluarga tidak efektif berhubungan dengan ketidakmampuan keluarga merawat anggota keluarga yang sakit.Data yang mencakup masalah tersebut yaitu pengkajian fungsi perawatan kesehatan, stress dan koping keluarga. Didapatkan dari pengkajian fungsi perawatan kesehatan yaitu mempunyai riwayat penyakit maag sudah lebih dari 5 bulan, sering kambuh, mengira hanya penyakit biasa, muncul karena telat makan dan kerja terlalu berat. Dari hasil kuesionar pengetahuan terbaca masih belum mengerti tentang masalah dari hiperemesis gravidarum.

Masalah keperawatan pada kedua responden berdasarkan yang ditemukan saat pengkajian, ternyata ditemukan masalah keperawatan yang berbeda dan etiologi yang berbeda.

3. Intervensi

Intervensi yang dilakukan pada kedua responden berbeda yaitu:

Pada responden 1 setelah dilakukan asuhan keperawatan keluarga selama 5x kunjungan diharapkan keluarga mampu mengenal maslah kesehatan dan mampu merawat anggota keluarga yang sakit dengan Kriteria hasilnya yang pertama keluarga mampu mengerti tentang Hiperemesis: definisi, penyebab, tanda gejala, cara pencegahan, kedua keluarga mengerti tentang cara mengatasih masalah hiperemesis gravidarum. Salah satu tindakan mandiri yang dapat dilaksanakan perawat untuk membantu klien yaitu dengan menggunakan managemen sakit untuk menghilangkan atau mengatasi mual muntah.(Sudihartono, 2012). Hasil jurnal penelitian Andarmoyo (2013), dengan distraksi musik atau terapi pengalihan dengan musik (musik slow) karena dapat mempengaruhi aspek seseorang dalam penyembuhan fisik dan mental dengan musik alunan lembut yang menenangkan, ketiga keluarga mengerti tentang pengaturan diit pola makan dengan cara pola makan yang teratur dan memilih makanan yang lunak, makan dalam porsi kecil tapi sering, makan sehari 3 kali.

(8)

8 dukungan keluarga yang berhubungan dengan hyperemesis gravidarum. Sarafino (2015) menjelaskan bahwa adanya pengaruh proses penyembuhan hiperemesis gravidarum dengan pengaturan diit pola makan. Dimana pengawasan keluarga terhadap pola makan merupakan dukungan erat dalam menyiapkan dan mengatur menu makanan anggota keluarga dan menghindari penyajian yang dapat menimbulkan kekambuhan (Friedman, 2003), keempat keluarga mengerti cara untuk mengatasi gangguan hyperemesis adalah hindari makanan yang tidak sukai oleh pasien, makan dengan porsi yang sedkit tapi seringmengatasi masalah hiperemesis gravidarum,.kelima keluarga mampu menyebutkan kembali tentang hyperemesis gravidarum, cara penurunan pusing dan mual muntah, pengaturan pola makan, cara untuk mengatasi gangguan hiperemesisgravidarumkeluarga mengerti tentang penyuluhan kesehatan yang sudah diberikan dan mampu menerapkannya.

Pada responden 2 setalah dilakukan asuhan keperawatan keluarga selama 5x kunjungan diharapkan mampu mengenal masalah kesehatan dan mampu merawat anggota keluarga yang sakit dengan kriteria hasil yang pertama keluarga mengerti tentang masalah hiperemesis gravidarum: definisi, penyebab, tanda dan gejala, cara pencegahan, kedua keluarga mengerti tentang dampak dari hiperemesis gravidarum dan menyebabkan pusing,mual muntah, meningkatkan tekanan darah, menimbulkan sakit kepala dan menyebabkan serangan jantung. Hasil jurnal penelitian Robbins(2008), stress dapat meningkatkan asam lambung. Cara perawatan untuk mengurangi stress dengan pertama dukungan keluarga, cara istirahat cukup, olahraga teratur, terapi relaksasi dan diet sesuai kebutuhan nutrisi (Saorinsong dkk, 2014) karena orang yang stress berkepanjangan merupakan salah satu faktor pemicu yang mengakibatkan peningkatan produksi asam lambung. Produksi asam lambung yang meningkat pada keadaan stress seperti bebab kerja yang berlebihan, cemas, Wahyuningrum,2011), ketiga keluarga mengerti dan faham tentang cara untuk mengatasi gangguan maag dengan olahan sendiri dari bahan taoge, lidah buaya, jeruk nipis, temulawak, dengan bahan tersebut dapat mengatasi penyakit hiperemesis dengan aturan pemakaian 2 kali sehari pagi dan sore (Sudihartono 2007), keempat keluarga mampu mengerti kembali tentang penyakit hyperemesis, kelima keluarga mengerti tentang kesehatan yang sudah diberikan dan mampu menerapkan dan melaksanakannya.

Tindakan keperawatan terhadap keluarga mencakup menstimulasi kesadaran atau penerimaan keluarga mengenal masalah-masalah kesehatan, menstimulasi keluarga untuk memutuskan cara perawatan yang tepat, memberikan kepercayaan diri dalam merawat anggota keluarga yang sakit, membantu keluarga untuk menemukan cara bagaimana membuat lingkungan menjadi sehat, memotivasi keluarga untuk memanfaatkan fasilitas kesehatan yang ada (Sudihartono, 2007).

(9)

9 pendidikan kesehatan termasuk bentuk intervensi keperawatan yang mandiri dalam mengatasi masalah kesehatan

4. Implementasi

Implementasi yang dilakukan pada responden 1 dengan perubahan pemeliharaan kesehatan, dan masalah hiperemesis gravidarum, dan kurang pengetahuan tentang hiperemesis pada tanggal 06 juli 2018 – 15 juni 2018 adalah menjelaskan tentang pengertian, penyebab, tanda dan gejala, cara pencegahan, diit pengaturan pola makan (Wahyuningrum,2011),cara untuk mengatasi mual,muntah (Friedman, 2015), cara mengatasi gangguan hiperemesis gravidarum atau di sebut mual muntah, dengan ramuan herbal tradisional olahan sendiri (Sudihartono 2007). Pada responden 2 dengan perubahan pemeliharaan kesehatan dan penurunan koping keluarga tidak efektif adalah menjelaskan tentang penyakit hiperemesis gravidarum(Robbins, 2008) dan cara perawatan mengurangi mual dan muntah. (Saorinsong dkk, 2014).

Berdasarkan fakta yang ada implementasi yang dilakukan terhadap responden sudah sesuai dengan teori sebagian dan kriteria hasil yang didapatkan setelah dilakukan implementasi sesuai teori. Pada perkembangan kedua responden sama-sama mengalami peningkatan pengetahuan dari hasil kuesioner pengetahuan tentang apa yang sudah diberikan.

Setelah membuat intervensi sesuai dengan teori, peneliti dapat menerapkan sebagai intervensi yang ada untuk dilakukan implementasi.Implementasi yang sudah diterapkan peneliti terhadap kedua responden sudah sesuai dengan teori yang ada menurut buku dan jurnal yang tersedia.

5. Evaluasi

Evaluasi dilakukan secara sumatif atau dikerjakan dalam bentuk pengisian format SOAP dengan berorientasi kepada masalah yang dialami oleh responden (Setiadi,2008). Responden 1 keluarga menjawab dengan benar pertanyaan yang diberikan tentang definisi, penyebab, tanda gejala, cara pencegahan, pengaturan pola makan serta cara mengatasi gangguan hiperemesis, keluarga memahami dan mengerti. Pengetahuan keluarga Ny.F meningkat menjadi 100%. Ny.P mengatakan memahami penyuluhan pendidikan kesehatan yang diberikan.Keluarga sudah menerapkan yang sudah di berikan.

Responden 2 keluarga mengatakan memahami pendidikan kesehatan yang diberikan.Pengetahuan keluarga Ny.Fmeningkat dari 80% menjadi 100%.Keluarga sudah menyarankan kepada Tn.B untuk tidak terlalu stress, banyak istirahat, olahraga tiap pagi.Dan keluarga mampu menerapkan dan melaksanakannya.

(10)

10 D. Penutup

1. Simpulan

Berdasarkan pengkajian ysang dilakukan oleh peneliti didapatkan diagnosa keperawatan yang sama dari responden 1 dan responden 2 yaitu ketidak mampuan ke;luarga untuk merawat anggota keluarga yang sakit berhubungan dengan kurang pengetahuan keluarga tentang hyperemesis,setelah dilakukan asuhan keperawatan keluarga selama 5x kunjuang berupa pendidikan kesehatan, penyuluhan hyperemesis , cara mengatasi gangguan hyperemesis gravidarum pengaturan pola makan dan perawatan pengurangan stress pada anggota keluarga dengan hyperemesis ,hasil evalwasi menunjukan bahwa terdapat peningkatan pemahaman keluarga tentang cara mengatasi hyperemesis

3. Rekomendasi

Berdasarkan hasil penelitian ini, disarankan: 1.Bagi keluarga

Diharapkan kepada keluarga, hendaknyamempertahankan dan tetap menerankan asuhan keperawatan keluarga pada anggota keluarga dengan masalah hiperemesis gravidarum.

2.Bagi institusi pendidikan Hendaknya lebih berperan serta memberikan pemahaman tentang pendidikan perawatan keluarga dirumah khusunya berkaitan dengan masalah hiperemesis gravidarum.

3.Bagi tenaga kesehatan khusunya perawat hendaknya lebih menningkatkan pendidikan kesehatan tentang penanggulangan Hiperemesis kepada Ibu primigravida.

DAFTAR PUSTAKA

Andarmoyo. 2013. KonsepDanProsesKeprawatanNyeri. Jogjakarta: Ar-Ruzz Boediman, D. 2009. Sehat Bersama Gizi. Jakarta : Sagung Seto.

Dinas Kesehatan Provinsi Jawa Timur. 2014. ProfilKesehatanProvinsiJawaTimur. Surabaya: EGC

Friedman, M. 2010. Buku Asuhan Keperawatan Keluarga: Riset Teori Dan Praktek. Edisi Ke 5. Jakarta: EGC

Kemenkes, RI.2015. Rencana Strategis Kementrian Kesehatan.Jakarta: Kementrian Kesehatan RI.

Manuaba, Dkk. 2009.Memahami Kesehatan Reproduksi Wanita.Jakarta: EGC. Manuaba,Dkk. 2010.Ilmu Kebidanan, Penyakit Kandungan, Dan KB.Jakarta: EGC. Nurmufidah.2013. Konsep Bayi Baru Lahir.Http://Www.Wordpress.Com. Diakses

(11)

11 Sudiharto.2012.AsuhanKeperawatanKeluargaDenganPendekatanKeperawatanTra

nskultural.Jakarta: EGC.

Prawirohardjo Sarwono.2005. Asuhan Kebidanan 1 (Kehamilan). Jakarta: PT. Bina Yayasan Bina Pustaka Sarwono Prawirohardjo.

Suherni, Dkk. 2009. Perawatan Masa Nifas. Yogyakarta: Fitramaya. Sumarah, Dkk. (2009). Perawatan Ibu Bersalin. Yogyakarta: Fitramaya. Varney, Dkk. 2008.Buku Ajar Asuhan Kebidanan Volume 2.Jakarta: EGC.

Wahyuningrum.2012. Asuhan Kebidanan Pada Ny.S di Puskesmas Tirto

KotaPekalongan.Pekalongan:Program Studi D3 Kebidanan STIKes

Muhammadiyah Pekajangan.

Yuliatun,Laily.2008.Penanganan Nyeri Persalinan Dengan Metode Nonfarmakologi. Malang : Bayu Media.

Sarafino,2005.HealthPsicology Biopsychosocial Interactions. 7th Edition. NewYork: Wiley

Alamat correspondensi

Email :diotomhisa@gmail.com

Referensi

Dokumen terkait

Obat Sipilis Ampuh Herbal Sembuhkan Sipilis Dalam Waktu Singkat ~ Penyakit sifilis ditandai dengan gejala munculnya luka pada daerah kelamin, bisa juga mulut

pasang kelenjar ludah yang dialirkan melalui saluran ludah yang bermuara ke dalam rongga mulut.  Ludah mengandung 98% air

Model yang diusulkan di dalam paper ini mengasumsikan jaringan yang terkoneksi penuh terdiri dari situs S = { S1, S2, …., Sm }, di mana setiap situs memiliki

Selain itu ditemukan (1) Peran sosial kyai Abdul Hakim yang dilakukan dengan berbaur kepada masyarakat Desa Lajo Lor, menjalin hubungan antara kyai dan masyarakat dengan

Pendidikan anak merupakan kewajiban bagi orang tua dan merupakan hak dari setiap anak. Banyak dari orang tua yang tidak mengerti bagaimana cara mendidik anak. Melihat

fresh material yang digunakan oleh PT.Indofood CBP Sukses Makmur Tbk Divisi food seasoning sudah sesuai dengan standar yang berlaku di indonesia, yaitu Standart Nasional

Berdasarkan hasil penelitian dan uji hipotesis yang telah dilakukan menunjukkan bahwa pembelajaran dengan menggunakan bahan ajar muatan lokal mengenal potensi

Distribusi median ,nilai min dan max Indeks Plak, indeks Gingivitis, Indeks deft, Indeks DMFT dengan umur , jenis kelamin dan keparahan plak dan