PENGARUH PENEMPATAN PEGAWAI TERHADAP MOTIVASI
KERJA PEGAWAI DI BIDANG PENDIDIKAN MENENGAH DAN
TINGGI DINAS PENDIDIKAN PROVINSI JAWA BARAT
SKRIPSI
Diajukan untuk Memenuhi Sebagian Dari Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan
Jurusan Administrasi Pendidikan
Oleh
AHMAD SOLIHIN AZHARI
0907365
JURUSAN ADMINISTRASI PENDIDIKAN
FAKULTAS ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS PENDIDIKAN INDONESIA
BANDUNG
Pengaruh Penempatan Pegawai
Terhadap Motivasi Kerja Pegawai Di
Bidang Pendidikan Menengah Dan
Tinggi Dinas Pendidikan Provinsi
Jawa Barat
Oleh
Ahmad Solihin Azhari
Sebuah skripsi yang diajukan untuk memenuhi salah satu syarat memperoleh gelar Sarjana pada Fakultas Ilmu Pendidikan
© Ahmad Solihin Azhari 2013 Universitas Pendidikan Indonesia
Oktober 2013
Hak Cipta dilindungi undang-undang.
ABSTRAK
Penelitian ini berjudul “Pengaruh Penempatan Pegawai Terhadap Motivasi Kerja Pegawai di Bidang Pendidikan Menengah dan Tinggi Dinas Pendidikan Provinsi Jawa Barat”. Masalah yang diangkat dalam penelitian ini adalah bagaimana penempatan pegawai yang terjadi, bagaimana motivasi kerja pegawai, serta seberapa besar pengaruh penempatan pegawai terhadap motivasi kerja pegawai yang berlangsung di Bidang Pendidikan Menengah dan Tinggi Dinas Pendidikan Provinsi Jawa Barat.
Adapun tujuan umum dari penelitian ini adalah untuk memperoleh gambaran yang jelas mengenai pengaruh penempatan pegawai terhadap motivasi kerja pegawai yang berlangsung di Bidang Pendidikan Menengah dan Tinggi Dinas Provinsi Jawa Barat.
Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode deskriptif dengan pendekatan kuantitatif yang ditunjang oleh studi kepustakaan. Teknik pengumpulan data yang digunakan melalui angket tertutup dengan 5 skala penilaian (likert). Populasi yang dijadikan sumber data dalam penelitian ini adalah pegawai di Bidang Pendidikan Menengah dan Tinggi Dinas Pendidikan Provinsi Jawa Barat sebanyak 31 pegawai.
Berdasarkan hasil pengolahan data yang dihitung dengan menggunakan teknik WMS (Weight Means Scored) menunjukan bahwa rata-rata kecenderungan umum untuk variabel X (Penempatan Pegawai) sebesar 3,61 dan berada dalam kategori baik. Sedangkan rata-rata kecenderungan umum untuk variabel Y (Motivasi Kerja) sebesar 4,14 berada dalam kategori sangat baik.
Berdasarkan hasil pengujian normalitas distribusi data, diketahui bahwa variabel X berdistribusi normal dan Variabel Y berdistribusi tidak normal. Dilihat dari perhitungan koefisien korelasi ( ) dengan menggunakan rumus korelasi Pearson Product Moment diperoleh nilai koefisien korelasi sebesar 0,453 yang menunjukan bahwa terdapat hubungan yang cukup kuat antara variabel X dan variabel Y, serta nilai uji signifikan sebesar 2,738 terbukti signifikan karena (2,738) > (2,045).
Besarnya pengaruh variabel X terhadap variabel Y ditunjukan dari hasil perolehan analisis koefisien determinasi (KD) sebesar 20,52%, ini menggambarkan bahwa pengaruh penempatan pegawai adalah sebesar 20,52% dan sisanya sebesar dipengaruhi oleh faktor lain.
ABSTRACT
The study is titled "The Effect Of Employee Placement Toward Employee Motivation in Secondary Education and Higher Education Department of West Java Province". The issues raised in this study is how the staffing happened, how the motivation of employees, and how much influence the placement of an employee on employee motivation which took place in the field of Secondary Education and Higher Education Department of West Java Province.
The general purpose of this research is to gain a clear picture of the effect of employee placement on employee motivation which took place at the Secondary and Higher Education Department of West Java Province.
The method used in this research is descriptive method with a quantitative approach that is supported by the literature study. Data collection techniques used through the questionnaire enclosed with a 5 rating scale (Likert). Population data sources used in this study were employees in Secondary Education and Higher Education Department of West Java Province as many as 31 employees.
Based on the results of data processing are calculated by using the WMS (Weight Means Scored) shows that the average general tendency for the variable X (Employee Placement) of 3.61 and be in good category. While the average general tendency for the variable Y (Work Motivation) of 4.14 is in the excellent category.
Based on the results of testing normality of data distribution, it is known that the normal distribution of the variables X and Y variables are not normally distributed. Seen from the calculation of the correlation coefficient (rcount) by using the Pearson Product Moment correlation formula obtained correlation coefficient of 0.453 which shows that there is a fairly strong relationship between the variables X and Y, as well as a significant test value of 2.738 proved significant because rcount (2,738)> ttable (2.045).
The magnitude of the effect of variable X to variable Y is shown from the results of analysis of the acquisition of determination coefficient (KD) of 20.52%, this illustrates that the effect of staffing amounted to 20.52% and the rest was influenced by other factors.
Ahmad Solihin Azhari, 2013
Pengaruh Penempatan Pegawai Terhadap Motivasi Pegawai Di Bidang Pendidikan Menengah dan
DAFTAR ISI
ABSTRAK... i
KATA PENGANTAR... ii
UCAPAN TERIMA KASIH... iv
DAFTAR ISI... vi
DAFTAR TABEL... ix
DAFTAR GAMBAR... xi
DAFTAR LAMPIRAN... xii
BAB I PENDAHULUAN... 1
A. Latar Belakang... 1
B. Identifikasi dan Perumusan Masalah... 4
C. Tujuan penelitian... 5
D. Manfaat Penelitian... 6
E. Struktur Organisasi Skripsi... 6
BAB II KAJIAN PUSTAKA, KERANGKA PEMIKIRAN, DAN HIPOTESIS PENELITIAN... 8
A. Kajian Pustaka... 8
1. Manajemen Sumbar Daya Manusia... 8
2. Konsep Penempatan Pegawai... 9
3. Konsep Motivasi Kerja... 20
4. Pengaruh Penempatan Pegawai Dengan Motivasi Kerja 37 B. Kerangka Pikir Penelitian... 38
C. Hipotesis Penelitian... 40
BAB III METODE PENELITIAN... 41
A. Lokasi dan Subjek Populasi/Sampel Penelitian... 42
Ahmad Solihin Azhari, 2013
Pengaruh Penempatan Pegawai Terhadap Motivasi Pegawai Di Bidang Pendidikan Menengah dan Tinggi Dinas Pendidikan Provinsi Jawa Barat
C. Metode Penelitian... 47
D. Definisi Operasional... 48
E. Instrumen Penelitian... 50
F. Proses Pengembangan Instrumen Penelitian... 56
1. Uji Validitas... 56
2. Uji Reabilitas... 61
G. Teknik Pengumpulan Data... 64
H. Analisis Data... 66
BABIV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN... 70
A. Hasil Pengolahan Data... 70
1. Seleksi Data... 70
2. Hasil Perhitungan Kecenderungan Umum Skor Responden Berdasarkan Perhitungan Rata-rata... 71
3. Hasil Normalitas Distribusi Data... 88
4. Hasil Pengujian Hipotesis Penelitian... 92
B. Pembahasan Hasil Penelitian... 94
1. Gambaran Penempatan Pegawai di Bidang Pendidikan Menengah dan Tinggi Dinas Pendidikan Provinsi Jawa Barat... 94
2. Gambaran Motivasi Kerja Pegawai di Bidang Pendidikan Menengah dan Tinggi Dinas Pendidikan Provinsi Jawa Barat... 96
3. Gambaran Penempatan Pegawai yang berpengaruh Terhadap Motivasi Kerja Pegawai di Bidang Pendidikan Menengah dan Tinggi Dinas Pendidikan Provinsi Jawa Barat... 98
BAB V KESIMPULAN DAN REKOMENDASI... 100
A. Kesimpulan... 100
B. Saran... ... 101
Ahmad Solihin Azhari, 2013
Pengaruh Penempatan Pegawai Terhadap Motivasi Pegawai Di Bidang Pendidikan Menengah dan
LAMPIRAN-LAMPIRAN... 108
DAFTAR TABEL Tabel 3.1 Populasi Penelitian………... 42
Tabel 3.2 Perhitungan Besaran Sampel... 44
Tabel 3.3 Tabel Skala Likert... 52
Tabel 3.4 Kisi-kisi Instrumen Variabel X... 53
Tabel 3.5 Kisi-kisi Instrumen Variabel Y... 54
Tabel 3.6 Rekapitulasi Hasil Perhitungan Uji Validitas Variabel X... 58
Tabel 3.7 Rekapitulasi Hasil Uji Validitas Variabel Y... 58
Tabel 3.8 Hasil Uji Reliabilitas Instrumen Penelitian... 63
Tabel 3.9 Daftar Konsultasi Hasil Perhitungan WMS ... 67
Tabel 3.10 Kriteria Harga Koefisien Korelasi... 69
Tabel 4.1 Rekapitulasi Jumlah Angket... 72
Tabel 4.2 Konsultasi Hasil Perhitungan WMS... 73
Tabel 4.3 Hasil Perhitungan WMS Variabel X... 74
Tabel 4.4 Hasil Perhitungan WMS Variabel Y... 82
Tabel 4.5 Hasil Perhitungan Uji Normalitas... 89
Ahmad Solihin Azhari, 2013
Pengaruh Penempatan Pegawai Terhadap Motivasi Pegawai Di Bidang Pendidikan Menengah dan Tinggi Dinas Pendidikan Provinsi Jawa Barat
DAFTAR GAMBAR
Gambar 2.1 Ciri-Ciri Orang Termotivasi…...………...23
Gambar 2.2 Hierarki Kebutuhan Maslow...26
Gambar 2.3 Kerangka Pikir Penelitian………..39
Gambar 3.1 Desain Penelitian...46
Gambar 4.1 Grafik Normalitas Variabel X…...………92
Ahmad Solihin Azhari, 2013
Pengaruh Penempatan Pegawai Terhadap Motivasi Pegawai Di Bidang Pendidikan Menengah dan
DAFTAR LAMPIRAN
LAMPIRAN 1 Kisi-kisi dan Angket Penelitian
LAMPIRAN 2 Perhitungan Uji validitas dan Reliabilitas Instrumen
LAMPIRAN 3 Perhitungan Data Penelitian
LAMPIRAN 4 Tabel-tabel Statistik
LAMPIRAN 5 Profil Lembaga
LAMPIRAN 6 Korespondensi
LAMPIRAN 7 Perkembangan Bimbingan Skripsi
1
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Dinas Pendidikan Provinsi Jawa Barat merupakan lembaga yang menyelenggarakan pendidikan ditingkat Provinsi untuk mencapai tujuan melalui kerjasama. Kerjasama dapat berjalan dengan baik jika semua unsur dalam organisasi terutama sumber daya manusia dapat terlibat secara aktif dan memiliki dorongan untuk bersama-sama dalam mencapai tujuan. Usaha mencapai tujuan organisasi melalui sumber daya manusia perlu memahami motivasi mereka dalam bekerja, terutama untuk para pegawai dengan penekanan pada motivasi kerja. Motivasi yang timbul dari diri pegawai sendiri untuk bekerja berprestasi akan mampu mencapai kepuasan kerjanya, tercapainya kinerja organisasi yang maksimal dan tercapainya tujuan organisasi. Motivasi berawal dari adanya kebutuhan yang tidak terpenuhi sehingga menciptakan ketegangan yang menimbulkan dorongan-dorongan dalam diri seseorang. Dorongan-dorongan ini menimbulkan upaya pencarian guna memenuhi atau memuaskan kebutuhan. Menurut Fattah, N (1996:19) menjelaskan bahwa,“pada hakekatnya orang bekerja untuk memenuhi kebutuhan atas dorongan atau motivasi tertentu.” Kebutuhan dipandang sebagai penggerak atau pembangkit perilaku, sedangkan tujuan berfungsi sebagai mengarahkan perilaku. Proses motivasi sebagian besar diarahkan untuk memenuhi dan mencapai tujuan.
Motivasi sangat berperan penting dalam sebuah organisasi karena motivasi akan berdampak pada sikap dan cara kerja para pegawai bekerja untuk mencapai tujuan yang telah ditetapkan organisasi atau lembaga terkait, selaras dengan apa yang dikemukakan oleh Siagian, Sondang P. (2004:138),
2
pencapaian tujuan dan berbagai sasaran organisasi yang telah ditentukan sebelumnya.
Berdasarkan studi pendahuluan yang dilakukan oleh peneliti ketika praktik Internship Manajemen Pendidikan (IMP) terdapat beberapa hambatan mengenai motivasi kerja pegawai yang diamati melalui perilaku kerja, diantaranya : Menurunnya motivasi pegawai dalam melaksanakan tugasnya,
terlihat dari masih kurangnya rasa tanggung jawab akan pekerjaan yang diberikan, beberapa pegawai yang tidak disiplin dengan ketentuan jam kerja hal ini mencerminkan bahwa semangat kerja para pegawai masih kurang.
Menurunnya motivasi kerja para pegawai di Bidang Pendidikan Menengah dan Tinggi Dinas Pendidikan Provinsi Jawa Barat mengakibatkan terganggunya jalan untuk menuju tujuan dan sasaran dari lembaga tersebut dengan baik.
Ada beberapa hal yang mempengaruhi motivasi kerja pegawai, seperti yang dikemukakan oleh Nitisemito, Alex S.(1992:17),
Adapun berbagai macam upaya yang dapat dilakukan oleh organisasi agar pegawai memiliki motivasi kerja yang tinggi adalah antara lain : pemberian gaji yang cukup; sekali-kali menciptakan suasana santai; memperhatikan harga diri; menempatkan pegawai pada posisi yang tepat; memberikan kesempatan untuk maju; memperhatikan perasaan aman pegawai; mengusahakan loyalitas pegawai; sekali-kali mengajak pegawai berunding; memberikan insentif; fasilitas kerja yang cukup dan menyenangkan
Dan dari hasil studi pendahuluan diatas, peneliti berpendapat bahwa masalah mengenai motivasi pegawai ada hubungannya dengan penempatan kerja yang tidak sesuai dengan kompetensi yang dibutuhkan oleh suatu
jabatan atau pekerjaan. Penempatan pegawai yang baik dapat memotivasi pegawai yang bisa berdampak pada pegawai dalam melaksanakan tugas dan
Proses penempatan merupakan suatu proses yang sangat menentukan dalam mendapatkan karyawan yang kompeten yang dibutuhkan perusahaan atau suatu lembaga, karena penempatan yang tepat dalam posisi jabatan yang tepat akan dapat membantu perusahaan atau lembaga dalam mencapai tujuan yang di harapkan. Siagian, Sondang P. (1998:23) menjelaskan bahwa, “tingkat efektifitas dan efisien organisasi dalam mewujudkan tujuan sangat ditentukan oleh kemampuan orang dalam melaksanakan tugas dan tanggung jawab yang dibebankannya.”
Kemudian dalam bukunya Sastrohadiwiryo (2002:162) menjelaskan bahwa:
Penempatan (placement) merupakan salah satu aspek yang penting dalam proses perencanaan sumber daya manusia, karena mempunyai hubungan yang erat dengan efesiensi dan keadilan (setiap karyawan diberikan peluang yang sama untuk berkembang atau aktualisasi diri).
Lebih lanjut Sastrohadiwiryo (2002:162) menjelaskan bahwa,
Penempatan kerja adalah proses pemberian tugas dan pekerjaan kepada karyawan yang lulus seleksi untuk dilaksanakan sesuai ruang lingkup yang telah ditetapkan, serta mampu mempertanggungjawabkan segala resiko dan kemungkinan-kemungkinan yang terjadi atas tugas dan pekerjaan, wewenang serta tanggung jawab.
Penempatan ini harus didasarkan pada deskripsi pekerjaan dan spesifikasi
4
Kompetensi umum adalah kemampuan dan karakteristik yang harus dimiliki oleh seorang pegawai negeri sipil berupa pengetahuan dan perilaku yang diperlukan dalam rnelaksanakan tugas jabatan struktural yang dipangkunya. Kompetensi khusus adalah kemampuan dan karakteristik yang dimiliki oleh seorang pegawai negeri sipil berupa keahlian untuk melaksanakan tugas jabatan struktural yang dipangkunya.
Dengan penempatan kerja yang tepat dan sesuai dengan kompetensi akan menimbulkan motivasi kerja yang tinggi dan pada akhirnya kinerja pegawai akan mencapai hasil yang optimal bahkan kreativitas pegawai diharapkan dapat berkembang.
Berdasarkan uraian di atas penulis tertarik untuk mengetahui secara empirik mengenai Pengaruh Penempatan Pegawai dengan Motivasi Kerja Pegawai. Untuk itu penulis mengajukan judul penelitian adalah “Pengaruh Penempatan Pegawai Terhadap Motivasi Kerja Pegawai”.
B. Identifikasi dan Perumusan Masalah
Identifikasi dan perumusan masalah merupakan gambaran secara umum mengenai ruang lingkup penelitian, pembatasan bidang penelitian dan penelaahan variabel penelitian. Variabel-variabel yang menjadi fokus penelitian ini adalah:
1. Variabel X (Penempatan Pegawai)
Penempatan merupakan penugasan atau penugasan kembali dari seorang pegawai lama ataupun pegawai baru pada sebuah pekerjaan baru. Dalam penelitian ini dimensi penempatan pegawai meliputi (1) latar belakang pendidikan; (2) keterampilan; (3) pengetahuan;(4) pengalaman; dan (5) karakteristik kepribadian; (6) kesehatan fisik dan mental.
2. Variabel Y (Motivasi Kerja)
Menurut Hasibuan, Malayu S.P (2009: 219) berpendapat bahwa, “motivasi adalah pemberian daya penggerak yang menciptakan kegairahan kerja seseorang, agar mereka mau bekerja sama, bekerja efektif dan
dapat dikatakan bahwa motivasi merupakan dorongan atau daya penggerak yang menciptakan kagairahan kerja seseorang, dan hal itu yang mendorong pegawai sebagai bagian dari organisasi untuk bekerja semaksimal mungkin. Dalam penelitian ini dimensi motivasi pegawai meliputi (1) tanggung jawab; (2) disiplin; (3) prestasi; (4) kerjasama; (5) kreatifitas dan inisiatif; (6) loyalitas.
Berdasarkan uraian latar belakang dan batasan masalah yang telah dipaparkan diatas, maka masalah penempatan pegawai terhadap motivasi kerja pegawai bidang pendidikan menengah dan tinggi di Dinas Pendidikan Provinsi Jawa Barat dapat dirumuskan sebagai berikut :
1. Bagaimana gambaran penempatan kerja pegawai yang dilakukan di Bidang Pendidikan Menengah dan Tinggi Dinas Pendidikan Provinsi Jawa Barat?
2. Bagaimana gambaran motivasi kerja di Bidang Pendidikan Menengah dan Tinggi Dinas Pendidikan Provinsi Jawa Barat?
3. Seberapa besar pengaruh penempatan kerja terhadap motivasi kerja di Bidang Pendidikan Menengah dan Tinggi Dinas Pendidikan Provinsi Jawa Barat?
C. Tujuan Penelitian
Sebagai pedoman untuk arah dan tolok ukur keberhasilan penelitian, telah dirumuskan tujuan penelitian sebagai berikut:
1. Tujuan Umum
Secara umum penelitian ini bertujuan untuk memberikan deskripsi jelas tentang pengaruh penempatan pegawai terhadap motivasi pegawai di
lingkungan Dinas Pendidikan Provinsi Jawa Barat melalui proses pengumpulan, pengolahan dan analisis data melalui prosedur tertentu
2. Tujuan Khusus
Adapun tujuan khusus yang ingin dicapai dalam penelitian ini adalah sebagai berikut:
6
b. Untuk memperoleh gambaran yang jelas tentang motivasi kerja di Dinas Pendidikan Provinsi Jawa Barat
c. Untuk mengetahui pengaruh penempatan kerja terhadap motivasi kerja di Dinas Pendidikan Provinsi Jawa Barat
D. Manfaat Penelitian
Hasil penelitian ini diharapkan memiliki manfaat bagi penulis khususnya
yang melakukan penelitian dan bagi lokasi penelitian serta jurusan. Manfaat penelitian yang diharapkan antara lain:
1. Melalui hasil penelitian ini diharapkan memperkaya kajian ilmu dari disiplin ilmu Administrasi Pendidikan dan lebih memperbanyak ragam penelitian untuk dijadikan referensi sebagai karya ilmiah
2. Melalui hasil penelitian ini diharapkan memberi masukan yang positif dan bermanfaat bagi lembaga dalam mengembangkan dan meningkatkan motivasi kerja melalui penempatan kerja yang sesuai Memberikan kontribusi dalam penambahan wawasan dan ilmu pengetahuan bagi penulis sehingga dapat mengembangkan pola pikir serta pengalaman untuk menggarap ilmu Administrasi Pendidikan lebih dalam khususnya dalam lingkup manajemen sumber daya manusia.
E. Stuktur Organisasi Skripsi
Bab I Pendahuluan A. Latar Belakang
B. Identifikasi dan Permasalahan Penelitia C. Tujuan Penelitian
D. Manfaat Penelitian
E. Stuktur Organisasi Skripsi Bab II Kajian Pustaka
A. Kajian Pustaka
c. Tujuan dan Prinsip Penempatan Pegawai d. Proses dan Prosedur Penempatan Pegawai
e. Faktor – faktor yang Perlu Dipertimbangkan dalam Penempatan Pegawai
2) Konsep Motivasi Kerja a. Pengertian Motivasi Kerja
b. Tujuan Motivasi Kerja c. Teori Motivasi Kerja
d. Faktor – Faktor yang Mempengaruhi Motivasi Kerja 3) Hubungan Penempatan Pegawai dengan Motivasi Kerja B. Kerangka Pemikiran
C. Hipotesis Penelitian Bab III Metode Penelitian
A. Lokasi dan Subjek Populasi/Sampel Penelitian B. Desain Penelitian
C. Metode Penelitian D. Definisi Operasional E. Instrumen Penelitian
F. Proses Pengembangan Instrumen G. Teknik Pengumpulan Data H. Analisis Data
Bab IV Hasil Penelitian dan Pembahasan A. Pengolahan Data
B. Pembahasan
Bab V Kesimpulan dan Saran A. Kesimpulan
BAB III
METODE PENELITIAN
A. Lokasi dan Subjek Populasi/Sampel Penelitian
1. Lokasi Penelitian
Lokasi penelitian ini dilakukan di lingkungan bidang Pendidikan Menengah dan Tinggi Dinas Pendidikan Provinsi Jawa Barat yang
beralamat di Jalan Dr. Radjiman no.6 termasuk didalamnya meliputi 3 seksi yaitu Seksi Pembinaan SMA, Seksi Pembinaan SMK, Seksi SBI dan Kerjasama Dikti.
2. Populasi dan Sampel(hitung populasi dan sampel)
Populasi adalah sekelompok subjek yang dijadikan sumber data penelitian. Menurut Sugiyono (2011:117) mengemukakan bahwa,
“Populasi adalah wilayah generalisasi yang terdiri dari objek/subjek
yang memiliki kuantitas dan karakteristik tertentu yang ditetapkan oleh
peneliti untuk dipelajari dan kemudian ditarik kesimpulan.”
Sesuai dengan permasalahan penelitian, maka populasi dalam penelitian ini adalah seluruh staf pegawai yang ada di lingkungan Bidang Pendidikan Menengah dan Tinggi Dinas Pendidikan Provinsi Jawa Barat yang berstatus Pegawai Negeri Sipil (PNS) yang berjumlah 45 orang.
Tabel 3.1 Populasi penelitian
No Seksi Jumlah pegawai
1 Pembinaan SMA 15
2 Pembinaan SMK 14
3 SBI & Kerjasama DIKTI 16
Jumlah 45
Setelah didapat jumlah populasi dalam penelitian ini, ditentukan besaran sampel sebagai bagian dari populasi, seperti yang
dikemukakan oleh Arikunto (2010:174) bahwa, “Sampel adalah sebagian atau wakil populasi yang diteliti.” Karena tidak semua data dan informasi akan diproses dan tidak semua orang akan diteliti melainkan cukup dengan menggunakan sampel yang mewakilinya.
Penentuan sampel dalam penelitian ini menggunakan teknik Probability Sampling melalui Proportionate Stratified Random
Sampling yaitu teknik sampling acakan dengan stratifikasi. Teknik
penentuan sampel ini digunakan karena anggota dalam populasi bersifat heterogen sehingga dilakukan stratifikasi secara proporsional. Dengan melakukan teknik ini akan mempermudah penelitian dengan cara menggolongkan populasi menurut ciri-ciri tertentu atau stratifikasi. Secara lebih jelas Nasution (2009: 92), mengemukakan keuntungan yang diperoleh dari penggunaan teknik ini dalam penelitian, sebagai berikut,
Keuntungan sampling acakan secara proporsi berdasarkan stratifikasi ialah bahwa sampel yang diperoleh lebih representatif daripada sampel yang diperoleh dengan sampling acakan sederhana, dengan jumlah yang sama bagi tiap kategori.
Adapun penentuan jumlah sampel dalam penelitian ini mengacu pada rumus Taro Yamane yang dikutip oleh Akdon (2008: 107) sebagai berikut:
Keterangan:
n = Jumlah Sampel N = Jumlah Populasi
43
Dari perhitungan diatas di dapat jumlah sampel yang akan diteliti adalah sebanyak 31 responden. Adapun untuk menentukan sampel dari masing-masing kategori digunakan rumus Stratified Random Sampling (Akdon, 2008: 108), yaitu sebagai berikut:
Keterangan:
n = Jumlah sampel menurut stratum n = Jumlah sampel seluruhnya
= Jumlah populasi secara stratum N = Jumlah populasi seluruhnya
Untuk lebih jelasnya dapat dilihat secara rinci dalam tabel berikut ini:
Tabel 3.2
Perhitungan Besaran Sampel
Berdasarkan Teknik Proportionate Stratified Random Sampling
No Kategori Ni
Desain penelitian diperlukan untuk melaksanakan sebuah penelitian dengan maksud agar sebuah penelitian yang akan dilaksanakan lebih terarah pada tujuan yang telah ditetapkan. Menurut Nasution (2009:23),
“Desain penelitian merupakan rencana tentang cara mengumpulkan dan
Ni ni = n
menganalisis data agar data dilaksanakan secara ekonomis serta serasi dengan tujuan penelitian itu.”
Lebih lanjut ia mengemukakan kegunaan dari sebuahpeneliti desain penelitian antara lain,
(1)Desain memberi pegangan yang lebih jelas kepada peneliti dalam melakukan penelitiannya; (2) Desain itu juga menentukan batas-atas penelitian yag bertalian dengan tujuan penelitian; (3)Desain penelitian selain memberi gambaran yang jelas tentang apa yang harus dilakukan juga memberi gambaran tentang macam-macam kesulitan yang akan dihadapi yang mungkin juga telah dihadapi oleh peneliti lain.
Bentuk desain penelitian yang akan digunakan dalam penelitian ini adalah desain survey. Desain survey dipilih untuk menunjang keberhasilan tujuan penelitian dalam mengumpulkan data yang melibatkan responden dalam jumlah yang banyak. Seperti yang dikemukakan oleh Nasution
(2009:25), “Suatu penelitian survey bertujuan untuk mengumpulkan
informasi tentang orang yang jumlahnya besar, dengan cara
mewawancarai sejumlah kecil dari populasi itu”.
Keuntungan lain yang didapat dengan menggunakan desain survey adalah peneliti dapat menggunakan teknik pengumpulan data seperti angket, wawancara, dan observasi yang sesuai dengan pilihan peneliti.
45
Gambar 3.1 Desain Penelitian
Dalam alur ini akan dipaparkan desain penelitian seara sistematis yang
terdiri dari tiga tahap yaitu, input, proses, dan output. Tahap input merupakan proses perencanaan dari sebuah penelitian yang akan dilakukan. Tahap ini dimulai dari latar belakang yang meliputi analisis aspek teoritik dan empirik dan merupakan bagian dari studi pendahuluan. Dari hasil studi pendahuluan ini akan muncul sebuah perumusan masalah yang nantinya akan memeperjelas batasan-batasan ruang lingkup penelitian. Kemudian dari perumusan masalah tersebut akan muncul asums-asumsi dasar yang dituangkan ke dalam sebuah hipotesis. Perumusan masalah dan hipotesis tersebut akan menentukan metode penelitian yang akan digunakan.
pengumpul data dan langkah-langkah lainnya yang dilakukan untuk menguji hipotesis. Setelah semua teruji maka ditemukan sebuah kesimpulan yang merupakan bagian dari tahap output penelitian.
Dalam tahap output ini juga akan dihasilkan feedback yang berupa masukan-masukan atau rekomendasi yang dapat digunakan sebagai
langkah perbaikan oleh beberapa pihak yang terkait.
C. Metode Penelitian
Menurut Sugiyono, (2011:3) menyatakan bahwa, “Metode penelitian diartikan sebagai cara ilmiah untuk mendapatkan data dengan tujuan dan
kegunaan tertentu”. Kemudian lebih lanjut ia mengemukakan bahwa ada
empat kata kunci dari sebuah metode penelitian yaitu cara ilmiah, data, tujuan, dan kegunaan. Cara ilmiah berarti penelitian berdasarkan ciri-ciri keilmuan meliputi rasional yang berarti bahwa penelitian harus dapat diterima oleh logoia; empiris berarti cara yang dilakukan dalam penelitian dapat diamati oleh indera manusia; sistematis berarti penelitian dilakukan berdasarkan tahapan-tahapan atau langkah yang tertstukstur dan tentunya bersifat logis.
Sementara itu, Surakhmad, Winarno (1998: 131) mengemukakan pengertian metode penelitian, sebagai berikut :
Metode penelitian merupakan cara utama yang digunakan untuk mencapai tujuan. Misalnya untuk menguji serangkaian hipotesa dengan menggunakan teknik dan alat-alat tertentu. Cara utama dipergunakan setelah penyelidikan memperhitungkan kewajaran dari tujuan penyelidikan serta dari situasi penyelidikan.
47
Metode penelitian yang digunakan dalam peneltian ini adalah metode deskriptif. Menurut Surakhmad, Winarno (1998:139), megemukakan pengertian metode deskriptif yaitu :
Metode deskriptif adalah metode penyelidikan yang ditunjukkan pada pemecahan masalah yang ada pada masa sekarang, karena penyelidikan deskriptif lebih merupakan istilah umum yang mencakup berbagai teknik deskriptif. Diantaranya ialah penyelidikan yang menuturkan menganalisa dan mengklasifikasi; penyelidikan dengan teknik survey dengan teknis test; studi kasus, studi komparatif, studi waktu dan gerak, analisa kuantitatif, studi kooperatif atau operasional. Dengan demikian, dengan menggunakan metode ini dapat dilakukan langkah-langkah sebagai berikut :
1. Melakukan studi kepustakaan terhadap berbagai referensi yang berkaitan dengan penelitian yang dilakukan.
2. Memusatkan diri pada pemecahan masalah yang ada pada masa
sekarang
3. Mengumpulkan data, menyusun data yang telah terkumpul, dijelaskan dan kemudian di analisa.
Sedangkan pendekatan yang dilakukan dalam penelitian ini menggunakan pendekatan kuantitatif, yakni pendekatan yang memungkinkan dilakukan pencatatan dan penganalisisan perhitungan-perhitungan statistik. Lebih lanjut Sugiyono (2011:14) menjelaskan mengenai metode penelitian dengan menggunakan pendekatan kuantitatif adalah,
Metode penelitian yang berlandaskan pada filsafat positivisme, digunakan untuk meneliti pada populasi dan sampel tertentu, teknik pengambilan sampel pada umumnya dilakukan secara random, pengumpulan data menggunakan instrumen penelitian, analisis data bersifat kuantitatif/statistik dengan tujuan untuk menguji hipotesis yang telah ditetapkan.
D. Definisi Operasional
(1986: 57) mengemukakan bahwa, “Definisi operasional merupakan pengertian yang lengkap tentang suatu variabel yang mencakup semua
unsur yang menjadi ciri utama variabel itu”.
Adapun definisi operasional dari setiap variabel-variabel penelitian ini adalah sebagai berikut:
1. Pengaruh
Pengaruh menurut Arikunto (2002:31) adalah,
“Suatu bentuk hubungan korelasional di mana antara keadaan atau variabel satu dengan yang lain mempunyai hubungan sebab akibat, keadaan yang pertama diperkirakan menjadi penyebab atau
berpengaruh bagi keadaan yang kedua.”
Beranjak dari pengertian di atas pengaruh dapat diartikan sebagai suatu kondisi yang memiliki daya untuk dapat saling mempengaruhi dan saling terkait antara satu hal dengan hal lainnya. Dalam penelitian
ini dapat ditetapkan pengertian pengaruh sebagai daya keterkaitan yang ditimbulkan dari penempatan pegawai terhadap motivasi pegawai di Bidang Pendidikan Menengah Dan Tinggi Dinas Pendidikan Provinsi Jawa Barat.
2. Penempatan Pegawai
Penempatan pegawai merupakan salah satu fungsi operasional MSDM yang merupakan salah satu bagian dari proses pengembangan. Penempatan dilakukan pada pegawai lama atau baru yang akan ditempatkan pada jabatan baru yang tersedia seperti yang sebelumnya dikemukakan oleh Rivai, V (2004:211) mengemukakan bahwa,
“penempatan adalah penugasan atau penugasan kembali seorang
karyawan kepada pekerjaan barunya”. Dalam penempatan pegawai ini
harus memperhatikan beberapa faktor seperti yang dikemukakan oleh Wahyudi, Bambang (dalam Suwatno, 2009:117) yang menyatakan
bahwa „dalam melakukan penempatan pegawai hendaklah
49
pengetahuan kerja; (3) keterampilan kerja; (4) pengalaman kerja, (5)
karakteristik kepribadian; (6) kesehatan fisik dan mental‟
Dalam penelitian ini penempatan yang dimaksud adalah penempatan yang dilakukan di Bidang Pendidikan Menengah dan Tinggi Dinas Pendidikan Provinsi Jawa Barat yang dilihat berdasarkan faktor pendidikan, pengetahuan kerja, keterampilan kerja dan
pengalaman kerja.
3. Motivasi Kerja Pegawai
Menurut Hasibuan, Malayu S.P (2009: 219) berpendapat bahwa,
“motivasi adalah pemberian daya penggerak yang menciptakan kegairahan kerja seseorang, agar mereka mau bekerja sama, bekerja efektif dan terintegrasi dengan segala daya upayanya untuk
mencapai kepuasan”.
Dalam penelitian ini motivasi kerja yang dimaksud adalah motivasi yang terjadi di Bidang Pendidikan Menengah dan Tinggi Dinas Pendidikan Provinsi Jawa Barat yang dilihat berdasarkan (1) tanggung jawab; (2) disiplin; (3) prestasi; (4) kerjasama; (5) kreatifitas dan inisiatif; (6) loyalitas.
E. Instrumen Penelitian (variabel penelitian dan sumber data; teknik
pengukuran variabel; kisi-kisi)
Instrumen penelitian merupakan alat ukur yang dilakukan untuk membuktikan permasalahan yang sedang diteliti, Sugiyono (2011:148)
mengemukakan bahwa “instrumen penelitian adalah alat yang digunakan mengukur fenomena alam maupun sosial yang diamati.”
Fenomena-fenomena yang diamati tersebut dijabarkan ke dalam variabel-variabel tertentu. Jumlah variabel dalam penelitian berpengaruh pada jumlah instrumen yang akan diteliti. Dalam penelitian ini ada dua instrumen yang perlu dibuat yaitu :
2. Instrumen untuk mengukur motivasi kerja pegawai dibidang Pendidikan Menengah dan Tinggi Dinas Pendidikan Provinsi Jawa Barat
Adapun instrumen yang digunakan dalam penelitian ini adalah angket. Angket tidak selalu berbentuk pertanyaan, melainkan dapat pula berupa pernyataan. Seperti yang dikemukakan oleh Sugiyono (2011:199) bahwa
“Kuesioner merupakan teknik pengumpulan data yang dilakukan dengan cara memberi seperangkat pertayaan atau pernyataan tertulis kepada
responden untuk dijawabnya”. Lebih lanjut lagi Arikunto (2006:151) mengemukakan bahwa “Angket atau kuesioner adalah sejumlah
pertanyaan tertulis yang digunakan untuk memperoleh informasi dari responden dalam arti laporan tentang pribadinya atau hal-hal yang ia
ketahui.”
Jenis angket yang digunakan adalah angket berstruktur atau tertutup.
Akdon (2008: 132), mendefinisikan “Angket berstruktur (angket tertutup) adalah angket yang disajikan sedemikian rupa sehingga responden diminta untuk memilih satu jawaban yang sesuai dengan karakter dirinya dengan cara memberikan tanda silang (x) atau tanda checklist (√)”.
Secara sederhana angket digunakan untuk mendapatkan informasi dari responden yang berkaitan dengan variabel-variabel yang diteliti. Oleh karena itu variabel serta sumber data penelitian harus jelas, sehingga perumusan instrumen sesuai dengan sumber data.
1. Variabel Dan Sumber Data Penelitian
Terdapat dua variabel dalam penelitian ini yaitu variabel X (Penempatan Pegawai yang terjadi di Bidang Pendidikan Menengah dan Tinggi Dinas Pendidikan Provinsi Jawa Barat)dan Variabel Y
51
Pendidikan Provinsi Jawa Barat. Para pegawai yang ada dipilih sebagai responden yang akan memberikan gambaran terkait variabel-variabel yang diteliti.
2. Teknik Pengukuran Variabel
Dalam mengukur setiap variabel yang akan diteliti, disusun dua format instrumen penelitian yang sesuai dengan variabel yang diteliti,
yaitu format instrumen variabel X dan variabel Y. Teknik pengukuran kedua variabel ini dilakukan dengan mengunakan Skala Likert.
Menurut Sugiyono (2011:134), “Skala Likert digunakan untuk
mengukur sikap, pendapat, dan persepsi seseorang atau sekelompok orang tentang fenomena sosial”.Dengan menggunakan skala Likert, setiap variabel penelitian dijabarkan menjadi indikator variabel yang akan dijadikan titik tolak dalam perumusan item-item pertanyaan atau pernyataan. Skala Likert yang digunakan dalam penelitian ini berjumlah empat gradasi atau skala yang masing-masing memiliki skor untuk kepentingan analisis kuantitatif.
Analisis jawaban yang digunakan dalam Skala Likert, tertera dalam tabel sebagai berikut :
Tabel 3.3 Tabel Skala Likert
3. Kisi-Kisi Penelitian
Kisi-kisi penelitian adalah kerangka yang akan digunakan dalam membuat intrumen penelitian yang akan kita lakukan. Kisi-kisi penelitian
Analisis Jawaban Skor Analisis Jawaban Skor
Sangat Setuju (SS) 5 Selalu (SL) 5
Setuju (S) 4 Sering (SR) 4
Ragu-Ragu (R) 3 Kadang-Kadang (KD) 3
Tidak Setuju (TS) 2 Jarang (JR) 2
sangat diperlukan untuk mempermudah penyusunan instrumen penelitian. Dengan menyusun suatu kisi-kisi penelitian akan terlihat dimensi dan indikator dari masing-masing variabel yang selanjutnya dijabarkan dalam bentuk pertanyaan atau pernyataan sebagai instrumen penelitian. Dalam penelitian ini, terdapat dua format kisi-kisi instrumen, yaitu kisi-kisi instrumen variabel X dan kisi-kisi instrumen variabel Y, yang terdapat
dalam tabel di bawah ini :
Tabel 3.4
Kisi-kisi instrumen variabel X
NO VARIABEL INDIKATOR SUB INDIKATOR NO
ITEM
1. Penempatan pegawai (X)
Pendidikan a. Kesesuaian pendidikan formal dengan
Pengetahuan kerja a. Memiliki pengetahuan tentang kondisi dan
53
NO VARIABEL INDIKATOR SUB INDIKATOR NO
ITEM Pengalaman a. Kesesuaian posisi/jabatan
dengan pengalaman
Karakteristik kepribadian a. Kesesuaian posisi/jabatan dengan potensi yang
NO VARIABEL INDIKATOR SUB INDIKATOR NO
ITEM
2
Motivasi kerja pegawai
Tanggung Jawab a. Bertangggung jawab terhadap tugas
1-3
b. Melaksanakan tugas sesuai ketentuan
NO VARIABEL INDIKATOR SUB INDIKATOR NO
Disiplin a. Ketepatan waktu 7-9
b. Mentaati peraturan yang berlaku
10-11
Prestasi kerja a. Menjadikan tantangan pekerjaan sebagai
Kerjasama a. Bekerja sama dalam melaksanakan tugas
Kreatif dan Inisiatif a. Memiliki sikap kreatifitas dalam
Loyalitas a. Menjaga nama baik
lembaga
27
b. Mengutamakan kepentingan lembaga
55
F. Proses Pengembangan Instrumen
Angket atau kuisioner yang digunakan sebagai alat pengukurdalam penelitian pada umumnya harus memenuhi dua syarat utama untuk mengetahui tingkat akurasi terhadap responden yaitu uji validitas dan uji reliabilitas. Hal ini dilakukan untuk menghindari atau meminimalisir resiko kegagalan total dalam pengumpulan data. Instrumen yang telah siap
untuk digunakan tapi belum dilakukan uji coba sering terdapat beberapa kelemahan baik dari indikator, dimensi ataupun bahasa yang terkandung dari masing-masing variabel yang akan diteliti. Dengan kata lain angket sebagai instrumen tidak dapat langsung digunakan untuk mengumpulkan data melainkan harus melewati uji validitas dan realibitas agar data yang diperoleh dapat didipercaya dan sahih.
1. Uji Validitas
Menurut Sugiyono (2011:173), “Valid berarti instrumen tersebut
dapat digunakan untuk mengukur apa yang seharusnya diukur”. Dengan
kata laininstrumen penelitian dapat dikatakan valid jika alat ukur yang digunakan mendapatkan data yang shahih atau alat tersebut mengukur sesuatu yang tepat untuk diukur oleh alat tersebut. Selaras dengan hal diatas, Suharsimi Arikunto (2006: 168), mengemukakan bahwa :
Validitas adalah suatu ukuran yang menunjukkan tingkat-tingkat kevalidan atau kesahihan sesuatu instrumen. Sebuah instrumen dapat dikatakan valid apabila mampu mengukur apa yang diinginkan dan dapat mengungkap data dari variabel yang diteliti secara tepat. Tinggi rendahnya validitas instrumen menunjukkan sejauhmana data yang terkumpul tidak menyimpang dari gambaran tentang variabel yang dimaksud.
Kisi-kisi instrumen yang dibuat tentunya harus disusun
berdasarkan teori yang relevan dengan rancangan penelitian yang telah ditetapkan. Uji validitas dilakukan dengan analisis item yaitu dengan
Bila korelasi tiap faktor tersebut positif dan besarnya 0,3 ke atas, maka faktor tersebut merupakan construct yang kuat. Jadi berdasarkan analisis faktor tersebut dapat disimpulkan bahwa intrumen tersebut memiliki validitas konstruksi yang kuat.
Selain itu, Sugiyono menambahkan, bahwa : “Bila harga korelasi di
bawah 0,30 maka dapat disimpulkan bahwa butir instrumen tersebut
tidak valid, sehingga harus diperbaiki atau dibuang”.
Adapun rumus yang digunakan dalam uji validitas instrumen ini adalah Pearson Product Moment (Akdon, 2008: 144) sebagai berikut:
Keterangan:
= koefisien korelasi
n = jumlah responden
= jumlah perkalian X dan Y = jumlah skor item
= jumlah skor total (seluruh item) = jumlah skor-skor X yang dikuadratkan = jumlah skor-skor Y yang dikuadratkan
Uji validitas ini dilakukan pada setiap item pernyataan dalam angket. Hasil koofisien korelasi tersebut selanjutnya diuji signifikasi koefisien korelasinya dengan menggunakan rumus sebagai berikut:
Keterangan:
t = Nilai
r = Koefisien korelasi hasil
n = Jumlah responden
�ℎ� �� = � �−
− �
�ℎ� �� = n −
57
Hasil dari nilai thitung dikonsultasikan dengan Distribusi (tabel t)
untuk α = 0,05 dan dk = 11 – 2 =9, dengan uji satu pihak maka diperoleh ttabel =1,833.
Dengan Kaidah keputusan:
Jika > berarti valid dan
< berarti tidak valid
Adapun hasil perhitungan uji validitas setiap item dari kedua variabel penelitian dengan menggunakan bantuan Microsoft Excel 2007 adalah sebagai berikut:
Tabel 3.6
Rekapitulasi Hasil Perhitungan Uji Validitas Variabel X
(Penempatan Pegawai)
No Item rhitung thitung ttabel Kesimpulan
1 0.65 2.596 1,833 Valid
2 0.93 7.522 1,833 Valid
3 0.74 3.333 1,833 Valid
4 0.55 1.952 1,833 Valid
5 0.94 8.194 1,833 Valid
6 0.89 5.716 1,833 Valid
7 0.77 3.667 1,833 Valid
8 0.89 5.716 1,833 Valid
No Item rhitung thitung ttabel Kesimpulan
10 0.82 4.345 1,833 Valid
11 0.74 3.305 1,833 Valid
12 0.75 3.453 1,833 Valid
13 0.85 4.888 1,833 Valid
14 0.62 2.380 1,833 Valid
15 0.88 5.584 1,833 Valid
16 0.81 4.138 1,833 Valid
17 0.88 5.584 1,833 Valid
18 0.88 5.535 1,833 Valid
19 0.87 5.309 1,833 Valid
20 0.87 5.345 1,833 Valid
21 0.74 3.256 1,833 Valid
Tabel 3.7
Rekapitulasi Hasil Perhitungan Uji Validitas Variabel Y
(Motivasi Pegawai)
No Item rhitung thitung ttabel Kesimpulan
1 0,64 2,470 1,833 Valid
59
No Item rhitung thitung ttabel Kesimpulan
3 0,71 2,988 1,833 Valid
4 0,72 3,110 1,833 Valid
5 0,63 2,401 1,833 Valid
6 0,72 3,112 1,833 Valid
7 0,56 2,035 1,833 Valid
8 0,67 2,722 1,833 Valid
9 0,55 1,965 1,833 Valid
10 0,63 2,455 1,833 Valid
11 0,62 2,360 1,833 Valid
12 0,86 5,001 1,833 Valid
13 0,77 3,573 1,833 Valid
14 0,78 3,711 1,833 Valid
15 0,70 2,908 1,833 Valid
16 0,69 2,884 1,833 Valid
17 0,74 3,255 1,833 Valid
18 0,77 3,569 1,833 Valid
19 0,53 1,856 1,833 Valid
20 0,57 2,061 1,833 Valid
No Item rhitung thitung ttabel Kesimpulan
22 0,53 1,852 1,833 Valid
23 0,62 2,350 1,833 Valid
24 0,65 2,564 1,833 Valid
25 0,68 2,786 1,833 Valid
26 0,61 2,328 1,833 Valid
27 0,57 2,094 1,833 Valid
28 0,58 2,160 1,833 Valid
2. Uji Reliabilitas
Suatu alat pengukur dikatakan reliabel bila alat tersebut menunjukkan hasil penelitian yang sama walaupun dalam pengukurannya dilakukan dalam waktu yang berlainan. Menurut Nasution (2009:77) menyatakan bahwa, “alat yang reliabel secara
konsisten memberi hasil ukuran yang sama.”
Uji reliabilitas diperlukan untuk mengetahui perubahan yang terjadi dalam pengukuran variabel ketika sebelum dan sesudah penelitian. Uji realibilitas juga dilakukan sebagai syarat bagi validitas test. Dengan kata lain tingkat kepercayaan suatu alat ukur akan berkaitan dengan keshahihan suatu data.Test yang tidak reliabel dengan sendirinya tidak valid. Ketika suatu test tidak reliable hasil yang ditunjukkan akan berbeda-beda sehingga akan disangsikan validitasnya.
61
alat ukur dari satu kali pengukuran. Rumus yang digunakan sebagaimana dikemukakan Akdon (2008: 161) sebagai berikut:
Keterangan:
= Nilai Reliabilitas
= Jumlah varians skor tiap-tiap item = Varians total
= Jumlah item
Selanjutnya untuk menentukan reliabilitas tidaknya instrumen didasarkan pada ujicoba hipotesa dengan kriteria sebagai berikut:
1) Jika > berarti Reliabel dan
2) Jika < berarti Tidak Reliabel
Langkah-langkah mencari nilai reliabilitas dengan metode Alpha sebagai berikut:
Langkah 1: Menghitung Varians Skor tiap-tiap item dengan rumus:
Keterangan:
= Varians skor tiap-tiap item
∑ 2
i
X = Jumlah kuadrat item
2 )
(
Xi = Jumlah item dikuadratkan= Jumlah responden
Langkah 2: Menjumlahkan Varians semua item dengan rumus:
Keterangan:
= Jumlah Varians semua item S1+S2+S3….Sn = Varians item ke-1,2,3….n
Langkah 3: Menghitung Varians total dengan rumus:
Keterangan:
St = Varians total
∑ 2
t
X = Jumlah kuadrat X total
2 )
(
Xt = Jumlah total XdikuadratkanN = Jumlah responden
Langkah 4: Masukan nilai Alpha dengan rumus:
Berdasarkan perhitungan uji coba reliabilitas dengan menggunakan langkah-langkah di atas, diperoleh hasil sebagai berikut:
Tabel 3.8
Hasil Uji Reliabilitas Instrumen Penelitian
Variabel Distribusi Data Kesimpulan
thitung ttabel
Variabel X
(Penempatan Pegawai) 0,972 0,630 Reliabel Variabel Y
(Motivasi Kerja Pegawai) 0,948 0,630 Reliabel
63
- 1 = 10, signifikasi 5%, maka diperoleh r tabel = 0,630. Kesimpulan: karena r11 = 0,972 lebih besar dari r tabel = 0,630, maka semua data yang dianalisis dengan metode Alpha adalah Reliabel.
Kemudian untuk variabel Y r11 = 0,948 ini dikonsultasikan dengan nilai Tabel Product Moment dengan dk = N-1 = 11 - 1 = 10, signifikasi 5%, maka diperoleh r tabel = 0,630. Kesimpulan: karena r11 = 0,948 lebih
besar dari r tabel = 0,630, maka semua data yang dianalisis dengan metode Alpha adalah Reliabel.
Keterangan:
r11 > r tabel = Reliabel r11 < r tabel = Tidak Reliabel
G. Teknik Pengumpulan Data
Data mempunyai kedudukan yang sangat penting dalam penelitian, karena pengujian hipotesis dilakukan berdasarkan data yang tersedia. Pengumpulan data dapat dilakukan dengan berbagai cara dan sumber. Pengumpulan data dalam penelitian dapat mempengaruhi data dan informasi yang akan dihasilkan. Sugiyono (2011, 193), mengemukakan
bahwa, ”...instrumen yang telah diuji validitas dan reliabilitasnya, belum
tentu dapat menghasilkan data yang valid dan reliabel, apabila instrumen tersebut tidak digunakan secara tepat dalam pengumpulan datanya.”
Oleh karena itu dalam mengumpulkan data harus menggunakan teknik yang tepat, hal ini berarti bahwa teknik pengumpulan data akan bergantung pada instrumen sebagai alat pengumpul data. Adapun teknik pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode angket/kuesioner dan studi dokumentasi.
1. Angket/Kuisioner
Sugiyono (2011:199) mengemukakanbahwa “Kuesioner
responden untuk dijawabnya.” Angket digunakan untuk mendapatkan keterangan dari responden yang berjumlah cukup besar dan tersebar diwilayah yang luas. Pada umumnya angket meminta keterangan tentang fakta-fakta yang diketahui oleh responden yang bersangkutan hal ini juga mencakup tentang pendapat atau pernyataan sikap mengenai sesuatu.
Seperti telah disinggung sebelumnya dalam penelitian ini digunakan jenis angket tertutup. Nasution (2009:129) mengemukakan
bahwa, “angket tertutup terdiri atas pertanyaan atau pernyataan dengan sejumlah jawaban tertentu sebagai pilihan”. Dalam mengisi
kuisionernya responden akan menjawab perntanyaan dengan jawaban yang paling sesuai dengan pendiriannya. Lebih lanjut nasution memaparkan mengenai keuntungan yang diperoleh dari penggunaan angket tertutup, yaitu,
a. Hasilnya mudah diolah, diberi kode dan diskor, bahkan dapat diolah dengan menggunakan komputer
b. Responden tidak perlu menulis atau mengekspresikan buah fikirannya dalam tulisan
c. Mengisi angket relatif tidak banyak memerlukan waktu dibandingkan dengan angket terbuka
d. Lebih besar harapan bahwa angket itu diisi dan dikembalikan bila angket itu tertutup.
2. Studi Dokumentasi
Studi dokumentasi salah satu teknik untuk pengumpulan data
dengan mepelajari naskah atau dokumen yang berisi keterangan-keterangan yang berhubungan dengan materi penelitian. Studi
dokumentasi dapat dilakukan dengan cara mempelajari buku-buku dan hasil laporan lain yang ada kaitannya dengan penelitian. Seperti yang
dikemukakan olehArikunto (2006:231) menjelaskan bahwa, “Metode
65
rapat, lengger, agenda, dan sebagainya”.Senada dengan Arikunto, Akdon (2008: 137) yang menyatakan bahwa:
Dokumentasi adalah ditunjukan untuk memperoleh data langsung dari tempat penelitian, meliputi buku-buku yang relevan, peraturan-peraturan, laporan kegiatan, foto-foto, film dokumenter, data yang relevan penelitian.
H. Analisis Data
Analisis data merupakan tahapan penelitian yang dilakukan setelah semua data terkumpul dari responden atau sumber data lainnya. Tahap ini merupakan salah satu tahapan yang penting. Tahapan ini dilakukan agar data yang dilakukan memiliki arti dan selanjutnya dapar diketahui kesimpulan dari jawaban permasalahan yang diteliti. Menurut Sugiyono (2011:207) menerangkan bahwa,
Kegiatan dalam analisis data adalah mengelompokkan data berdasarkan variabel dan jeni reponden, mentabulasi data berdasarkan variabel dari seluruh responden, menyaikan data tiap variabel yang diteliti, melakukan perhitungan untuk menjawab rumusan masalah, dan melakukan perhitungan untuk menguji hipotesis yang telah diajukan.
Dalam penelitian kuantitatif teknik analisis data menggunakan perhitungan statistik. Adapun langkah-langkah dalam menganalisis data secara lebih rinci akan dipaparkan berikut ini :
1. Seleksi Data
Pada tahap ini langkah pertama yang dilakukan adalah memeriksa dan menyeleksi data yang terkumpul dari responden. Hal ini penting dilakukan untuk menyakinkan bahwa data-data yang telah terkumpul memenuhi syarat untuk diolah lebih lanjut.
2. Perhitungan Kecendrungan Umum Skor Responden Berdasarkan Perhitungan Rata-Rata (Weight Means Score)
Keterangan:
̅ = Rata-rata skor responden
= Jumlah Skor dari jawaban responden n = Jumlah Responden
Langkah-langkah yang ditetapkan dalam pengolahan data dengan menggunakan rumus WMS ini adalah sebagai berikut:
a. Memberi bobot nilai untuk setiap alternatif jawaban dengan menggunkan skala Likert.
b. Menghitung frekuensi dari setiap alternatif pilihan jawaban yang
dipilih.
c. Menjumlahkan jawaban responden untuk setiap item dan langsung dikaitkan dengan bobot alternatif jawaban itu sendiri.
d. Menghitung nilai rata-rata untuk setiap item pada masing-masing kolom.
e. Menentukan kriteria untuk setiap item dengan menggunakan tabel konsultasi hasil perhitungan WMS di bawah ini:
Tabel 3.9
Daftar Konsultasi Hasil Perhitungan WMS
Rentang Nilai Kriteria
4,01 – 5,00 3,01 – 4,00 2,01 – 3,00 1,01 – 2,00 0,01 – 1,00
67
3. Uji Normalitas Distribusi Data
Uji normalitas distribusi ini digunakan untuk mengetahui dan menentukan apakah pengolahan data menggunkan analisis data parametrik atau non parametrik. Dalam penelitian ini untuk perhitungan uji normalitas data dilakukan dengan bantuan program SPSS 17.0 for Windows dengan uji Kolmogrov-Smirnov. Adapun dasar pengambilan keputusan teknik pengujian normalitas yang dicontohkan adalah teknik Liliefors (Wijaya, 2000:42) dengan hipotesis pengujian sebagai berikut:
Ho: Sampel berasal dari populasi tidak berdistribusi normal.
Ha: Sampel berasal dari populasi berdistribusi normal.
Cara mengetahui signifikan atau tidak signifikan hasil uji normalitas adalah dengan memperhatikan bilangan pada kolom signifikansi (Sig.). Untuk menetapkan kenormalan, kriteria yang berlaku adalah sebagai berikut:
1) Tetapkan tarap signifikansi uji misalnya α = 0.05 2) Bandingkan p dengan taraf signifikansi yang diperoleh
3) Jika signifikansi yang diperoleh > α , maka sampel berasal dari populasi yang berdistribusi normal
4) Jika signifikansi yang diperoleh <a , maka sampel bukan berasal dari populasi yang berdistribusi normal
4. Pengujian Hipotesis Penelitian
Setelah pada tahap pengolahan data selesai, yang kemudian dilanjutkan dengan menguji hipotesis penelitian untuk menganalisis data yang sesuai dengan permasalahan yang ada dalam penelitian ini, adapun hal-hal yang dilakukan dengan menganalisisberdasarkan hubungan antara variabel yaitu sebagai berikut:
a. Analisis Koefisien Korelasi
normalitas data, bahwa menghasilkan data variabel X berdistribusi normal dan variabel Y berdistribusi tidak normal sehingga ukuran yang digunakan untuk mengetahui derajat hubungan dalam penelitian ini adalah statistik non parametrik dengan teknik Korelasi Spearmen Rho dan dalam pengujian koefisien korelasi ini menggunakan bantuan
program SPSS 17.0 for Windows. Adapun ketentuannya sebagai
berikut:
1) Mengajukan hipotesis yaitu:
Ho : Tidak terdapat pengaruh/kontribusi yang postif dan signifikan antara Penempatan Pegawai Terhadap Motivasi Kerja Pegawai.
Ha :Terdapat pengaruh/kontribusi yang positif dan signifikan antara Penempatan Pegawai Terhadap Motivasi Kerja Pegawai.
2) Pengambilan keputusan
Sugiyono dan Eri (2002:183) menyatakan “Apabila signifikasi
dibawah atau sama dengan 0,05 maka Ha diterima dan Ho ditolak.”.
Maka, jika nilai signifikasi ≥ 0,05 maka Ho diterima artinya terdapat pengaruh antara penempatan pegawai dengan motivasi kerja pegawai, dan jika nilai signifikasi ≤ 0,05 maka Ha diterima dan Ho ditolak artinya tidak terdapat pengaruh antara pengaruh penempatan pegawai dengan motivasi kerja pegawai. Adapun langkah selanjutnya yaitu menafsirkan besaran koefisien korelasi dengan tabel kriteria harga koefisien korelasi dari Akdon (2008: 188) yaitu sebagai berikut:
Tabel 3.10
Kriteria Harga Koefisien Korelasi
Interval Koefisien Tingkat Hubungan
0,80 – 1,000 Sangat Kuat
0,60 – 0,799 Kuat
69
0,20 – 0,399 Rendah
0,00 – 0,199 Sangat rendah
b. Uji Signifikansi
Pengujian signifikansi koefisien korelasi dimaksudkan untuk mengukur tingkat signifikasi keterkaitan antara variabel X dan variabel Y. Untuk menguji signifikansi koefisien korelasi antara variabel X dan variabel Y, maka digunakan rumus yang dikemukakan oleh Akdon (2008: 188) berikut:
Keterangan :
= Nilai t
= Nilai Koefisien Korelasi n = Jumlah Sampel
Membandingkan dengan untuk α = 0,05, uji satu
pihak, dan derajat kebebasan (dk) = n – 2, dengan kaidah pengujian sebagai berikut:
Jika ≥ , maka Ho ditolak artinya signifikan, dan
Jika ≤ , maka Ho diterima artinya tidak signifikan
c. Uji Koefisien Determinasi
Derajat determinasi dipergunakan dengan maksud untuk mengetahui besarnya kontribusi variabel X terhadap variabel Y untuk mengujinya dipergunakan rumus yang dikemukakan oleh Akdon (2008: 188) sebagai berikut:
Keterangan:
KP = Nilai Koefisien Diterminan r2 =Nilai Koefisien Korelasi
BAB V
KESIMPULAN DAN SARAN
A. Kesimpulan
Berdasarkan beberapa temuan yang diperoleh dari penelitian yang
berjudul “Pengaruh Penempatan Pegawai Terhadap Motivasi Kerja
Pegawai Di Bidang Pendidikan Menengah Dan Tinggi Dinas Pendidikan Provinsi Jawa Barat”, maka pada bab terakhir ini dapat disimpulkan dari hasil penelitian tersebut yaitu sebagai berikut:
1. Penempatan pegawai di Bidang Pendidikan Menengah dan Tinggi Dinas Pendidikan Provinsi Jawa Barat berdasarkan hasil perhitungan WMS secara umum termasuk dalam kategori baik dengan nilai rata-rata 3,61. Nilai tersebut diperoleh dari beberapa indikator yaitu (1) indikator pendidikan memiliki hasil rata-rata 3,58 menunjukan kriteria baik, (2) indikator pengetahuan kerja memiliki hasil rata-rata 3,61 menunjukan
2. Secara umum Motivasi Kerja Pegawai dari hasil penelitian menunjukkan bahwa motivasi kerja pegawai di Bidang Pendidikan Menengah dan Tinggi Dinas Pendidikan Provinsi Jawa Barat berdasarkan uji kecenderungan dengan menggunakan teknik Weighted Means Score (WMS) berada pada kategori sangat baik dengan nilai
rata-rata 4,14. Hal ini menunjukan bahwa tingkat motivasi di Bidang
Pendidikan Menengah dan Tinggi Dinas Pendidikan Provinsi Jawa Barat sudah sangat baik dilihat dari indikator tanggung jawab, disiplin, prestasi kerja, kerjasama, kreatif dan inisiatif, serta loyalitas terhadap lembaga tersebut.
3. Pengaruh Penempatan Pegawai terhadap Motivasi Kerja Pegawai di Bidang Pendidikan Menengah dan Tinggi Dinas Pendidikan Provinsi Jawa Barat diketahui bahwa koefisien korelasi antara penempatan pegawai terhadap motivasi kerja pegawai sebesar 0,453 hal ini berarti penempatan pegawai memiliki pengaruh yang cukup kuat terhadap motivasi kerja pegawai di Bidang Pendidikan Menengah dan Tinggi Dinas Pendidikan Provinsi Jawa Barat. Kontribusi ini ditunjukan dengan hasil perhitungan koefisien determinasi sebesar 20,52%. Dengan demikian maka variabel penempatan pegawai memberikan kontribusi terhadap motivasi kerja pegawai sebesar 20,52% dan sisanya 79,48% dipengaruhi oleh faktor atau variabel lain yang tidak diteliti dalam penelitian ini diantaranya adalah kompensasi, gaya kepemimpinan, iklim organisasi dan lain sebagainya.
B. Saran
102
yang memiliki kepentingan terhadap penelitian ini. Adapun beberapa saran tersebut yaitu:
1. Bagi Lembaga
Berdasarkan hasil penelitian terhadap variabel penempatan pegawai yang ditunjukan dengan hasil kategori yang baik dan motivasi kerja pegawai yang ditunjukan dengan hasil kategori yang
sangat baik. Hal ini menunjukan bahwa lembaga telah melaksanakan penempatan pegawai dengan ketentuan yang seharusnya seperti dalam rangka penempatan pegawai yang dilakukan dengan melihat indikator-indikator yang harus dipertimbangkan seperti pendidikan, pengetahuan kerja, keterampilan, pengalaman, karakteristik kepribadian, kesehatan fisik dan mental. Walau pengaruhnya rendah, penempatan pegawai yang tepat harus tetap diperhatikan karena penempatan pegawai yang sesuai dapat memberikan hasil yang positif pada motivasi kerja pegawai agar motivasi yang ada dan sudah sangat baik ini bisa tetap dipertahankan atau ditingkatkan lagi mengingat pentingnya peran motivasi dalam suatu organisasi/lembaga.
2. Bagi Peneliti Selanjutnya
Hasil dari penelitian ini diharapkan dapat dijadikan sebagai acuan untuk masukan bagi penelitian selanjutnya. Bagi yang akan melakukan penelitian berkaitan dengan penempatan pegawai dan motivasi kerja pegawai hendaknya meneliti variabel yang lainnya tetapi masih dalam lingkup kajian yang sama, sehingga dapat
memperoleh pemahaman yang lebih luas lagi tentang penempatan pegawai dan motivasi kerja . Adapun dalam penelitian ini masih
104
DAFTAR PUSTAKA
Akdon. (2008). Aplikasi Statistik Dan Metode Penelitian Untuk Administrasi & Manajemen. Bandung: Dewa Ruci
Arep dan Tanjung. (2003) Manajemen Motivasi. Jakarta: Grasindo
Arikunto, Suharsimi. (2002). Prosedur Penelitian. Jakarta : PT. Sdi Mahasatya.
______. (2006). Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktek. Jakarta: PT.Rineka Citra.
______. (2010). Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktek. Jakarta: PT.Rineka Citra.
Cantika, Yuli. (2005) Manajemen Sumber Daya Manusia. Yogyakarta: Pustaka Pelajar.
Fathoni, Abdurahmat. (2006). Organisasi dan Manajemen Sumber Daya Manusia. Jakarta: Rineka Cipta.
Fattah, N. (1996). Manajemen Pendidikan Nasional. Bandung: Rosda
Hariandja, Marihot Tua Efendi. (2002). Manajemen Sumber Daya Manusia. Jakarta: Grasindo
Hasibuan, Malayu.(1996). Organisasi dan Motivasi Dasar Peningkatan Produktivitas. Jakarta: Bumi Aksara.
______. (2000) Manajemen Sumber Daya Manusia. Jakarta: Bumi Aksara
______. (2001). Manajemen Sumber Daya Manusia: Pengertian Dasar, Pengertian, dan Masalah. Jakarta: PT Toko Gunung Agung
______. (2009). Manajemen Sumber Daya Manusia Cetakan Ketujuh. Jakarta: Bumi Aksara
Jiwanto, Gunawan. (1989) Manajemen Personalia dan Sumber Daya Manusia. Yogyakarta: Pusat Pengembangan Manajemen.
Komarudin. (1986). Kamus Istilah Skripsi dan Tesis. Bandung: Angkasa.
Manulang. (1988). Dasar-Dasar Manajemen. Jakarta: Ghalia Indonesia
Nasution, S. (2009). Metode Research: Penelitian Ilmiah. Jakarta : Bumi Aksara
Nawawi, H. dan H. Martini (1997). Administratif Personel Untuk Peningkatan Produktivitas Kerja. Jakarta: Bumi Aksara.
Nitisemito, Alex S. (1992). Manajemen Personalia. Edisi Revisi. Jakarta: Ghalia
Rahmawati, N. (2010). Kontribusi Kualitas Kehidupan Kerja Terhadap Motivasi Kerja Pegawai Di Pusat Pengembangan Dan Pelatihan Pendidik Dan
Tenaga Kependidikan Ilmu Pengetahuan Alam (PPPPTK IPA). Skripsi.
FIP-UPI. Tidak Diterbitkan.
Riduwan, & Akdon. (2008). Rumus dan Data dalam Analisis Statistika. Bandung : Alfabeta
Rivai, Veitzhal. (2004). Manajemen Sumber Daya Manusia Untuk Perusahaan. Jakarta: PT Raja Grafindo Persada
______. (2013). Manajemen Sumber Daya Manusia Untuk Perusahaan. Jakarta: PT Raja Grafindo Persada
Robbins, Stephen P. (2003). Perilaku Organisasi. Jakarta: Indeks
Rukmana, A. Dan Rahyasih, Y. (1994). Pengelolaan Tenaga Kependidikan dalam Pengelolaan Pendidikan. Bandung: Tim Dosen MKDK Pengelolaan
106
Sastrohadiwiryo, B. Siswanto. (2002). Manajemen Tenaga Kerja Indonesia, Jakarta: Bumi.
______. (2003). Manajemen Tenaga Kerja Indonesia, Jakarta: Bumi.
Sedarmayanti. (2007). Manajemen Sumber Daya Manusia: Reformasi Birokrasi dan Manajemen Pegawai Negeri Sipil. Bandung: Reflika Aditama.
Siagian, Sondang P. (1996). Manajemen Sumber Daya Manusia. Bandung: Bumi
aksara
______. (2002). Kiat-kiat Meningkatkan Produktivitas Kerja. Jakarta: Rienika Cipta
Sugiyono. (2011). Metode Penelitian Kuantitatif, Kualitatif dan R&D. Bandung: Alfabeta
Sugiyono & Eri W.(2002). Statistika Penelitian. Bandung : Alfabeta
Sukarna. (1997). Administrasi Negara. Jakarta: Gramedia
Surakhmad, Winarno. (1998). Pengantar Penelitian Ilmu Ilmiah Dasar Metode dan Teknik. Bandung: Tarsito.
Sutrisno, Edy. (2009-). Manajemen Sumber Daya Manusia. Jakarta: Kencana.
______. (2010). Manajemen Sumber Daya Manusia. Jakarta: Kencana.
Uno, Hamzah B. (2012). Teori Motivasi & Pengukurannya. Jakarta: Bumi Aksara
Usman, H. (2009). Manajemen: teori, praktik, dan riset pendidikan. Jakarta : Bumi Aksara
______. (2009). Manajemen Sumber Daya Manusia Teori, Aplikasi dan Isu Penenlitian. Bandung: Alfabeta
Utama, F. (1997) Hubungan Penempatan Kerja Dengan Kepuasan Kerja Karyawan pada Departemen Perencanaan dan Pengembangan Sumber
Daya Manusia Direktorat Umum PT. Pindad Bandung. Skripsi. FPIPS-UPI.
Tidak diterbitkan.
Winardi. (2000-). Motivasi dan Pemotivasian Dalam Manajemen. Jakarta: PT Raja Grafindo Persada.