Diajukan untuk memenuhi Sebagian dari Syarat untuk Memperoleh Gelar Magister Pendidikan
Program Studi Pendidikan Olahraga
ADI RAHADIAN 1201400
PROGRAM STUDI PENDIDIKAN OLAHRAGA SEKOLAH PASCASARJANA
UNIVERSITAS PENDIDIKAN INDONESIA BANDUNG
LEMBAR HAK CIPTA
PENGARUH OUTDOOR EDUCATION TERHADAP TINGKAT
SELF CONFIDENCE
Oleh Adi Rahadian
S.Si, UPI Bandung, 2011
Sebuah tesis yang diajukan untuk memenuhi salah satu syarat memperoleh gelar Magister Pendidikan (M.Pd.) pada Sekolah Pascasarjana
© Adi Rahadian 2014 Universitas Pendidikan Indonesia
Agustus 2014
Hak Cipta dilindungi undang-undang.
Skripsi ini tidak boleh diperbanyak seluruhya atau sebagian,
PENGARUH OUTDOOR EDUCATION TERHADAP TINGKAT SELF CONFIDENCE
DISETUJUI DAN DISAHKAN OLEH PEMBIMBING:
Pembimbing I
TTD
Dr. R. Boyke Mulyana, M.Pd. NIP. 196210231989031001
Dosen Pembimbing II
TTD
Dr. Kardjono, M.Sc. NIP. 196105251986011002
Mengetahui,
Ketua Program Studi Pendidikan Olahraga Sekolah Pascasarjana
Universitas Pendidikan Indonesia
TTD
vii
Adi Rahadian, 2014
Pengaruh Outdoor Education Terhadap Tingkat Self Confidence
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
DAFTAR ISI
UCAPAN TERIMAKASIH……… v
DAFTAR ISI……… vii
DAFTAR TABEL……… x
DAFTAR GAMBAR………... xii
DAFTAR LAMPIRAN………... xiii
BAB I PENDAHULUAN………...
A. Latar Belakang Masalah………...
B. Identifikasi Masalah………….………
C. Rumusan Masalah………….………...
D. Tujuan Penelitian……….
E. Manfaat Penelitian………...
F. Struktur Organisasi Tesis……..………...
G. Alur Penelitian………...………...
BAB II PENGARUH OUTDOOR EDUCATION TERHADAP
TINGKAT SELF CONFIDENCE………
A. Outdoor Education………...
B. Filsafat outdoor education………
C. Program outdoor education………………...
D. Aktivitas outdoor education……….
1. Hiking (Perjalanan Jauh)………...
2. Rafting (Arung Jeram)………...
3. Rock Climbing (Panjat Tebing)……….
viii
2. Aspek-aspek Self Confidence………….……..……...
3. Manfaat Self Confidence…………...……..……….
4. Ciri-ciri Self Confidence……..………...
5. Faktor-faktor Self Confidence………...
6. Keberanian………
7. Semangat Juang………
F. Uraian Pengaruh Outdoor Education Terhadap Self
Confidence………...
G. Penelitian yang Relevan………...
H. Asumsi………..
A. Metode dan Desain Penelitian………
B. Populasi dan Sampel………
C. Definisi Operasional……….
D. Instrumen Penelitian……….
1. Skala Penyusunan Angket Self Confidence………....
2. Spesifikasi dan Indikator Self Confidence……….
3. Program Outdoor Education………..
E. Pengembangan Instrumen………
F. Teknik Pengumpulan dan Analisis Data……….
44
BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN………
A. Hasil Penelitian..………..
B. Pembahasan Hasil Analisis Data……….
C. Diskusi Temuan………
65
65
65
ix
Adi Rahadian, 2014
Pengaruh Outdoor Education Terhadap Tingkat Self Confidence
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
BAB V KESIMPULAN DAN SARAN……….………. 81
DAFTAR PUSTAKA……….. 82
LAMPIRAN………... 85
x
3.2 Spesifikasi Self Confidence……… 50
3.3 Angket Self Confidence………. 50
3.4 Kategori Pemberian Skor Alternatif Jawaban……… 53
3.5 Penerapan Program Outdoor Education (Hiking)………. 54
3.6 Penerapan Program Outdoor Education (Rafting)………. 55
3.7 Penerapan Program Outdoor Education (Rock Climbing)………. 56
3.8 Penerapan Program Outdoor Education (Camping)……….. 57
3.9 Interpretasi Terhadap Koefisien Korelasi Validitas………... 58
3.10 Interpretasi Terhadap Koefisien Korelasi Realibilitas.………….. 59
3.11 Validitas dan Realibilitas………... 60
3.12 Interpretasi Terhadap Koefisien Korelasi Objektivitas………….. 61
4.1 Nilai Rata-rata Percaya Diri Siswa Secara Keseluruhan………... 65
4.2 Statistik Deskriptif Kelompok Eksperimen Pre dan Post Tes... 66
4.3 Statistik Deskriptif Pada Kelompok Kontrol Pre dan Post Tes…. 67 4.4 Analisis Perbedaan Rata-rata Pada Kelompok Eksperimen dan Kontrol………... 68
4.5 Uji Normalitas Data Pretes Diuji Menggunakan Liliefors…... 68
4.6 Uji Homogenitas Pretes………. 69
4.7 Uji Perbedaan/Kesamaan Dua Rata-rata Pretes………... 69
4.8 Uji Normalitas Data Postes Diuji Menggunakan Liliefors……… 70
4.9 Uji Homogenitas Postes………... 71
4.10 Uji Perbedaan/Kesamaan Dua Rata-rata Postes………... 71
4.11 Rata-rata Gain Score Per Indikator Variabel Percaya Diri dan Total………... 72
4.12 Uji Normalitas Data Gain Diuji Menggunakan Liliefors……….. 72
xi
Adi Rahadian, 2014
Pengaruh Outdoor Education Terhadap Tingkat Self Confidence
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
DAFTAR TABEL (lanjutan)
4.14 Uji Perbedaan/Kesamaan Dua Rata-rata Gain Percaya Diri…….. 73
4.15 Uji Perbedaan/Kesamaan Dua Rata-rata Gain Keyakinan akan
Kemampuan Diri………... 74
4.16 Uji Perbedaan/Kesamaan Dua Rata-rata Gain Optimis……... 75
4.17 Uji Perbedaan/Kesamaan Dua Rata-rata Gain Objektif……... 75
4.18 Uji Perbedaan/Kesamaan Dua Rata-rata Gain Tanggung
Jawab………... 76
4.19 Uji Perbedaan/Kesamaan Dua Rata-rata Gain Rasional………… 77
xii
2.1 Gambar The Range and Scope of Outdoor Education………. 12
2.2 Gambar U Terbalik yang Menggambarkan Hubungan
Tingkat Kepercayaan Diri dengan Prestasi
(Performance)…………...……… 31
3.1 Gambar Desain Penelitian……… 44
4.1 Gambar Nilai Perubahan Tingkat Percaya Diri Kelompok
Eksperimen pre dan post test……… 78
4.2 Gambar Nilai Perubahan Tingkat Percaya Diri Kelompok
xiii
Adi Rahadian, 2014
Pengaruh Outdoor Education Terhadap Tingkat Self Confidence
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
DAFTAR LAMPIRAN
Lampiran Halaman
1 Program Outdoor Education………... 85
2 Jadwal Kegiatan Outdoor Education………... 87
3 Analisis Data SPSS………...………... 89
4 Surat-surat Penelitian………...……… 114
ii
Abstract
This research aimed to find out the effects of outdoor education toward students’ self confidence level, this research used quasi experiment method with non randomized control group pretest-postest design. There were 40 participants divided into two groups, experimental and controlled group. The data analysis showed that outdoor education gave influence toward students’ self confidence with tcount 11,4 > ttable 1,68, significance level α 0,05 and dk=n1+n2-2. In
conclusion, outdoor education activities gave influences toward students’ self confidence level. As suggestion, outdoor education can be used as teaching media
in increasing students’ self confidence.
iii
Adi Rahadian, 2014
Pengaruh Outdoor Education Terhadap Tingkat Self Confidence
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
PENGARUH OUTDOOR EDUCATION TERHADAP TINGKAT SELF CONFIDENCE
ADI RAHADIAN
Abstrak
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui apakah outdoor education berpengaruh terhadap tingkat self confidence siswa. Metode yang digunakan quasi eksperimen dengan non-randomized control group pretest-postest design. Sampel dalam penelitian sebanyak 40 orang, yang terbagi kedalam dua kelompok, yaitu kelompok eksperimen dan kelompok kontrol. Hasil analisis data menunjukkan bahwa aktivitas outdoor education memberikan pengaruh terhadap tingkat self confidence siswa dengan nilai thitung 11,4 > ttabel 1.68 taraf signifikansi α 0,05 dan
dk=n1+n2-2. Dengan kesimpulan bahwa kegiatan outdoor education memberikan
pengaruh terhadap tingkat self confidence siswa. Adapun saran dalam penelitian ini yaitu, untuk meningkatkan self confidence siswa salah satu media pembelajaran penjas yang bisa dilakukan adalah outdoor education.
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah
Pendidikan sebagai usaha sadar untuk menumbuh kembangkan potensi
sumber daya manusia melalui kegiatan pembelajaran. Banyaknya
permasalahan di sekolah yang dihadapi siswa saat ini menjadi satu kendala
dalam melaksanakan proses pendidikan dengan baik. Adanya kompetisi untuk
meraih prestasi dan nilai yang tinggi mengakibatkan terjadinya budaya
mencontek pada siswa, perasaan rendah diri, minder dan, cenderung
mengucilkan diri terjadi pada siswa yang kurang mampu dalam pelajaran dan
siswa yang berekonomi lemah. Keadaan tersebut menjadikan satu tekanan
berat yang dirasakan siswa, sedikit dari mereka melakukan hal-hal negatif
sebagai pelarian dari masalah yang mereka hadapi, seperti tidak masuk
sekolah, tawuran sampai keadaan penggunaan narkoba, dan melakukan
tindakan kekerasan. Salah satu faktor penyebab terjadinya permasalahan
tersebut adalah kurangnya rasa percaya diri pada siswa, yang mengakibatkan
hilangnya keyakinan akan kemampuan diri dan rasa optimis pada diri mereka
untuk melewati semua tantangan yang ada di depannya.
Menurut Gunarsa (dalam Komarudin, 2010, hlm. 1) mengemukakan
bahwa:
Percaya diri (self confidence) merupakan modal utama seseorang untuk mencapai sukses. Orang yang mempunyai kepercayaan pada diri sendiri berarti orang tersebut sanggup, mampu, dan meyakini dirinya bahwa ia dapat mencapai prestasi yang diinginkannya. Percaya diri merupakan modal untuk dapat maju, karena pencapaian prestasi maksimal dan pemecahan rekor atlet harus dimulai dengan percaya bahwa ia dapat dan sanggup melampaui prestasi yang pernah dicapainya.
Setiap individu siswa memiliki lingkungan dan latar belakang yang
berbeda- beda, sehingga hal itu mempengaruhi kepribadian dan pembentukan
rasa percaya dirinya dan berinteraksi dengan lingkungannya. Tidak ada
2
Adi Rahadian, 2014
Pengaruh Outdoor Education Terhadap Tingkat Self Confidence
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
dikembangkan. Seiring berjalannya waktu kepercayaan diri akan terbentuk
sesuai dengan pengaruh yang diterima seseorang dalam kehidupannya. Rasa
percaya diri akan timbul apabila ada pemenuhan kebutuhan dihargai dan
menghargai, karena dengan hal ini akan menumbuhkkan kekuatan,
kemampuan, perasaan berguna yang dibutuhkan orang lain. Jika kebutuhan
tidak terpenuhi maka akan muncul perasaan rendah diri, tidak berdaya dan
putus asa. Oleh karena itulah rasa percaya diri sangatlah dibutuhkan sebagai
modal individu dalam mencapai prestasi belajar yang diharapkan.
Di masa sekarang ini pendidikan merupakan hal yang dipandang perlu
untuk melengkapi diri dalam kehidupan. Karena dengan adanya pendidikan
maka pola tingkah laku manusia dapat berubah dari yang tidak tahu menjadi
tahu, dari yang tidak bisa menjadi bisa, dari yang malas menjadi mahir,
dengan adanya pendidikan pula maka manusia dapat berinteraksi dengan
lingkungannya, seperti berhubungan dengan keluarga dan hidup
bermasyarakat, dapat dikatakan bahwa pendidikan merupakan peristiwa dalam
kehidupan melalui bentuk interaksi atau hubungan timbal balik antara manusia
dengan lingkungan sekitarnya. Seperti yang dikemukakan Shanty (dalam
Iman, 2010, hlm. 2), bahwa:
Ilmu pengetahuan, keterampilan, dan pendidikan merupakan unsur dasar yang menentukan kecekatan seseorang berfikir tentang dirinya dan lingkungannya. Seseorang yang mampu mengubah dirinya menjadi lebih baik diharapkan mampu mengubah keluarganya, kelak mengubah daerahnya dan kemudian mengubah negaranya serta mengubah dunia dimana dia hidup menjadi lebih baik.
Proses pendidikan di sekolah, mengutamakan kegiatan belajar para siswa.
Pendidikan itu sendiri dapat diartikan sebagai usaha sadar yang dilakukan oleh
setiap individu untuk mengembangkan potensi yang dimilikinya agar
berkembang secara maksimal. Hal ini berarti bahwa melalui pendidikan, siswa
diharapkan memiliki nilai-nilai yang berguna bagi diri sendiri, keluarga,
masyarakat, dan bangsa. Pembelajaran yang inovatif dan kreatif diharapkan
desain yang terencana dengan memperhatikan kondisi aktual dari unsur-unsur
penunjang dalam implementasi pembelajaran yang akan dilakukan.
Berbagai nilai yang dapat diraih melalui pendidikan adalah kecerdasan,
keimanan, ketakwaan terhadap Tuhan Yang Maha Esa, berbudi pekerti luhur,
pengetahuan, keterampilan, memiliki kesehatan jasmani dan rohani,
kepribadian, kemandirian, serta tanggung jawab terhadap diri sendiri,
keluarga, masyarakat, dan bangsa. Untuk memantapkan pendidikan siswa di
sekolah diselenggarakan kegiatan ekstrakurikuler yang dalam
penyelenggaraannya dapat dilakukan di dalam sekolah dan di luar jam
pelajaran, salah satu kegiatan ekstrakurikuler yang diberikan di sekolah yaitu
kegiatan aktivitas olahraga atau pendidikan jasmani.
Olahraga atau pendidikan jasmani merupakan suatu bentuk kegiatan yang
berhubungan dengan peristiwa mengolahragakan tubuh atau mengolah
jasmani. Dewasa ini, siswa di sekolah telah menyadari akan pentingnya
melakukan aktivitas olahraga. Hal ini terbukti dengan meningkatnya
partisipasi siswa untuk melakukan kegiatan olahraga pada saat jam pelajaran
olahraga di lapangan, serta pada jam diluar pelajaran olahraga. Pada
umumnya, siswa berolahraga bertujuan memelihara dan meningkatkan derajat
kesehatan jasmani dan rohaninya.
Olahraga pada hakekatnya meningkatkan derajat sehat dinamis yang
merupakan wujud dari kebugaran jasmani, yang akan menjadi dasar
terwujudnya rohani dan sosial yang sehat. Olahraga sebagai kegiatan
pemulihan keadaaan fisik (jasmani) memiliki peranan yang sangat penting
untuk meningkatkan kebugaran jasmani yang merupakan upaya membina
kesehatan yang bersifat aktif.
Di dalam intensifikasi penyelenggaraan pendidikan sebagai suatu proses
pembinaan manusia yang berlangsung seumur hidup, peranan pendidikan
jasmani adalah sangat penting, yang memberikan kesempatan kepada siswa
untuk terlibat langsung dalam aneka pengalaman belajar melalui aktivitas
jasmani, bermain dan olahraga yang dilakukan secara sistematis. Pembekalan
4
Adi Rahadian, 2014
Pengaruh Outdoor Education Terhadap Tingkat Self Confidence
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
membentuk gaya hidup sehat dan aktif. Pendidikan jasmani merupakan media
untuk mendorong perkembangan keterampilan motorik, kemampuan fisik,
pengetahuan, penalaran, penghayatan nilai
(sikap-mental-emosional-spiritual-sosial), dan perkembangan yang seimbang. Dengan pendidikan jasmani siswa
akan memperoleh berbagai ungkapan yang erat kaitannya dengan kesan
pribadi yang menyenangkan serta berbagai ungkapan yang kreatif, inovatif,
terampil, memiliki kebugaran jasmani, kebiasaan hidup sehat, dan memiliki
pengetahuan serta pemahaman gerak manusia.
Pendidikan jasmani adalah pendidikan melalui dan tentang aktivitas fisik
atau dalam bahasa aslinya adalah Physical education is education of and
through movement. Menurut Suherman (2009, hlm. 5) terdapat tiga kata kunci
dalam definisi tersebut, yaitu:
1) Pendidikan (education), yang direfleksikan dengan kompetensi yang ingin diraih siswa.
2) Melalui dan tentang (through and of), sebagai kata sambung yang menggambarkan keeratan hubungan yang dinyatakan dengan berhubungan langsung dan tidak langsung.
3) Gerak (movement), merupakan bahan kajian sebagaimana tertera dalam kurikulum pendidikan jasmani.
Dalam proses pembelajaran pendidikan jasmani guru diharapkan
mengajarkan berbagai keterampilan gerak dasar, teknik dan strategi permainan
dan olahraga, internalisasi nilai-nilai (sportifitas, jujur, kerjasama, dan
lain-lain) serta pembiasaan pola hidup sehat. Pelaksanaanya bukan melalui
pengajaran konvensional di dalam kelas yang bersifat kajian teoritis, namun
melibatkan unsur fisik, mental, intelektual, emosi, dan sosial. Aktivitas yang
diberikan dalam pengajaran harus mendapatkan sentuhan didaktik-metodik,
sehingga aktivitas yang dilakukan dapat mencapai tujuan pengajaran. Tidak ada
pendidikan yang tidak mempunyai sasaran pedagogis, dan tidak ada pendidikan
yang lengkap tanpa adanya pendidikan jasmani, karena gerak sebagai aktivitas
jasmani adalah dasar bagi manusia untuk mengenal dunia dan dirinya sendiri
Membahas masalah yang berkaitan dengan kegiatan olahraga khususnya
di sekolah yang dewasa ini telah berkembang dengan pesat dan bermunculan di
berbagai tingkatan sekolah, seperti TK, SD, SMP, SMA, dan Perguruan Tinggi
adalah kegiatan outdoor education. Hal ini tentu saja tidak terlepas dari faktor
pendukung yang mendukung perkembangan kegiatan outdoor education
tersebut, seperti kondisi masyarakat, status sosial, gaya hidup, dan aspek
kejiwaan sebagai dasar pengetahuan psikologi. Adapun aspek-aspek kejiwaaan
seseorang, seperti: membina atau memperbaiki sikap, mental, kepribadian,
motivasi, partisipasi, konsentrasi, kecemasan merupakan sebagai tujuan utama
dari kegiatan outdoor education. Proses pendidikan dapat dilakukan secara
formal, informal, maupun non formal. Seperti yang dikemukakan Hartoto
(dalam Iman, 2010, hlm. 3) mengenai pengertian dan unsur-unsur pendidikan,
sebagai berikut:
Pendidikan formal yang sering disebut pendidikan persekolahan, berupa rangkaian jenjang pendidikan yang telah baku, misalnya SD, SMP, SMA, dan Perguruan Tinggi. Pendidikan non formal lebih difokuskan pada pemberian keahlian atau skill guna terjun ke masyarakat. Pendidikan informal adalah suatu fase pendidikan yang berada di samping pendidikan formal dan nonformal. Dapat disimpulkan bahwa pendidikan formal, nonformal, dan informal ketiganya hanya dapat dibedakan tetapi sulit dipisahkan-pisahkan karena keberhasilan dalam arti terwujudnya keluaran pendidikan yang berupa sumber daya manusia sangat bergantung kepada sejauh mana ketiga sub sistem tersebut berperanan
Kegiatan outdoor education merupakan suatu kegiatan atau aktivitas yang
dilakukan di luar jam pelajaran atau perkuliahan yang menggunakan media
alam terbuka dan apabila dilihat dari strukturnya kegiatan outdoor education
ini termasuk sebagai bagian dari kegiatan ekstrakurikuler yang status dan
fungsinya sama dengan kegiatan ekstrakurikuler yang lainnya. Menurut
Permendiknas No. 22 tahun 2007 tentang standar isi kompetensi menyebutkan
bahwa “kegiatan outdoor education merupakan salah satu kegiatan di luar
6
Adi Rahadian, 2014
Pengaruh Outdoor Education Terhadap Tingkat Self Confidence
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
melibatkan faktor dan aktivitas fisik yang dilaksanakan di lapangan atau di luar
ruangan.
Pengalaman adalah guru yang terbaik, pengalaman merupakan salah satu
faktor yang dapat merubah kehidupan seseorang menjadi lebih baik, seperti
yang dikatakan Miles dan Priest (1990, hlm. 1) mengenai proses pengalaman
dan proses pendidikan seseorang melalui kegiatan outdoor education ini yaitu
“Adventure for the goals of growth and human development. Adventure education involves the purposeful planning and plementation of educational
processes”. Pendapat tersebut mengandung makna bahwa proses pembelajaran atau pendidikan dan proses pengalaman ini merupakan suatu hal yang sangat
berguna untuk perkembangan, pertumbuhan, dan kemajuan manusia. Dalam
proses pendidikan melalui kegiatan memiliki maksud dan tujuan yang
melibatkan perencanaan dalam pendidikan melalui berbagai macam proses.
Dari pengertian dan definisi tersebut bahwa maksud dan tujuannya adalah
untuk memperoleh pengetahuan dan pengalaman yang dapat menambah
intensitas dan frekuensi belajar siswa, sehingga tercapailah satu tujuan
pembentukan kepribadian yang lebih baik. Kesempatan siswa dalam mengikuti
satu kegiatan yang ada di lingkungan tempat mereka untuk mengikuti proses
belajar atau proses pendidikan tidak sulit dan tidak juga dikatakan mudah, para
siswa harus memiliki kemauan tinggi untuk mengembangkan potensi dirinya,
mereka bisa mengikuti unit-unit kegiatan lainnya yang bersifat positif pada
waktu luang dan selama tidak mengganggu proses belajarnya.
Kegiatan outdoor education sebagai alternatif kegiatan pengisi waktu
luang atau senggang yang dapat dilakukan di lingkungan luas yang melibatkan
tempat-tempat dimana kegiatan ini dilakukan mencakup lingkungan di atas
tanah, air, dan udara dapat dijadikan sebagai upaya untuk pengembangan
pribadi seseorang menjadi lebih baik lagi. Hal tersebut diungkapkan Priyatno
(dalam Iman, 2010, hlm. 8) bahwa “pengembangan manusia seutuhnya
hendaknya mencapai pribadi-pribadi yang pendiriannya matang, dengan
96) mengungkapkan bahwa “Outdoor education in the use of experience in the
outdoors for the education and development of the whole person”. Outdoor
education adalah sebuah pendidikan yang menggunakan pengalaman belajar di
luar ruangan untuk pengembangan karakter seseorang. Outdoor education
berdasarkan experiential learning merupakan sarana menambah pengalaman
belajar anak dan menjadi pelajaran yang sangat penting membawa perubahan
bagi kehidupan seseorang. Pengalaman yang ditemukan tentunya sangat
mendidik, artinya bahwa pengalaman tersebut memberikan pengertian yang
sangat mendalam dan melampaui pengalaman yang hanya merupakan sebuah
transaksi dari seseorang dan lingkungan yang dirasakan itu. Mengingat media,
dan pendekatan yang dipergunakan outdoor education sebagai salah satu dari
berbagai media di mana untuk menawarkan kesempatan meliputi pendidikan
lingkungan, pendidikan konservasi, pendidikan petualangan, sekolah
berkemah, terapi padang gurun, dan beberapa aspek rekreasi di alam terbuka
untuk tujuan pendidikan.
Dilatarbelakangi oleh keadaaan tersebut maka penulis merasa tertarik
untuk mengungkapkan dan mengkaji tentang pengaruh outdoor education
terhadap tingkat self confidence. Hal ini tentu saja berkaitan dengan hal-hal
yang bersifat pengembangan dan kemajuan serta kemampuan hasil belajar
siswa. Melalui kegiatan outdoor education, siswa dapat meningkatkan
intensitas dan frekuensi belajar menjadi lebih baik, dan kegiatan-kegiatan
tersebut dapat memberikan manfaat bagi siswa untuk menambah pengalaman,
wawasan, serta pengetahuan yang bersifat positif dan melatih siswa untuk
meningkatkan rasa percaya diri, memiliki keyakinan akan kemampuan diri,
optimis, objektif, bertanggung jawab pada setiap apa yang dilakukannya, bisa
8
Adi Rahadian, 2014
Pengaruh Outdoor Education Terhadap Tingkat Self Confidence
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
B. Identifikasi Masalah
Berdasarkan latar belakang masalah penelitian yang telah diuraikan,
maka identifikasi masalah penelitiannya adalah sebagai berikut:
Krisis multidimensional dengan semakin berkembangnya fragmentasi
kehidupan, menguatnya egoisme pribadi dan kolektif, menurunnya
nilai-nilai kearifan lokal, rusaknya kualitas moral, dan kesenjangan
sosial yang terjadi. Krisis moral yang tercermin antara lain ditandai
oleh (1) hilangnya kejujuran, (2) hilangnya rasa tanggung jawab, (3)
hilangnya rasa solidaritas, (4) tidak mampu berpikir jauh kedepan
(visioner), (5) rendahnya disiplin, (6) rendahnya rasa percaya diri, (7)
krisis kerjasama, (8) krisis kepedulian, dan (9) krisis keadilan.
C. Rumusan Masalah
Berdasarkan identifikasi yang telah diuraikan, maka rumusan
masalah penelitiannya adalah sebagai berikut:
Apakah terdapat pengaruh secara signifikan dari outdoor education
terhadap tingkat self confidence siswa?
D. Tujuan Penelitian
Berdasarkan rumusan masalah yang telah diuraikan, maka tujuan
penelitiannya adalah sebagai berikut:
Untuk mengetahui pengaruh secara signifikan dari outdoor education
E. Manfaat Penelitian
Hasil penelitian ini diharapkan bermanfaat untuk:
1. Secara teoritis dapat dijadikan sumbangan keiilmuwan mengenai pengaruh outdoor education terhadap tingkat self confidence siswa.
2. Secara praktis outdoor education sebagai pembelajaran alternatif bagi
para guru pendidikan jasmani dalam melaksanakan pembelajaran yang
dapat meningkatkan kepercayaan diri siswa.
E. Struktur Organisasi
Struktur organisasi tesis, terdiri dari:
(1) Abstrak, (2) Kata Pengantar, (3) Ucapan Terima Kasih, (4) Daftar Isi,
(5) Daftar Tabel, (6) Daftar Gambar, (7) Daftar Lampiran, (8) Bab I
Pendahuluan, (9) Bab II Kajian Pustaka, Kerangka Pemikiran, dan
Hipotesis, (10) Bab III Metode Penelitian, (11) Bab IV Hasil Penelitian
Dan Pembahasan, (12) Bab V Penutup, dan (13) Daftar Pustaka.
Bab I mengenai Pendahuluan terdiri dari :
(1) Latar Belakang Masalah, (2) Identifikasi Masalah, (3) Rumusan
Masalah, (4) Tujuan Penelitian, (5) Manfaat Penelitian, dan (6) Struktur
Organisasi Tesis
Bab II mengenai Kajian Pustaka, Kerangka Pemikiran, dan Hipotesis
terdiri dari:
(1) Studi literatur, Pendapat para ahli, Teori tentang variabel yang sedang
dikajinya (State of the art) dalam hal ini Outdoor Education dan Self
Confidence, (2) Penelitian yang Relevan, (3) Kerangka Pikir/Asumsi, dan
(4) Hipotesis.
10
Adi Rahadian, 2014
Pengaruh Outdoor Education Terhadap Tingkat Self Confidence
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
Bab III mengenai metode penelitian, termasuk beberapa komponen
berikut:
(1) Lokasi, Populasi, dan Sampel, (2) Desain Penelitian, (3) Metode
Penelitian, (4) Definisi Operasional, (5) Instrumen Penelitian, (6)
Pengembangan Instrumen, (7) Teknik Pengumpulan Data, dan (8) Analisis
Data.
Bab IV mengenai Hasil Penelitian dan Pembahasan terdiri dari dua hal
utama, yakni:
(1) Pengolahan atau analisis data untuk menghasilkan temuan berkaitan
dengan masalah penelitian, pertanyaan penelitian, tujuan penelitian,
dan hipotesis.
(2) Pembahasan atau hasil analisis temuan.
Bab V mengenai Penutup menyajikan penafsiran dan pemaknaan
mengenai:
(1) Kesimpulan, dan (2) Saran
Daftar Pustaka terdiri dari:
Beberapa literarur dan referensi mengenai penelitian dalam tesis. Baik
berupa buku, jurnal, artikel, koran, majalah, e-book, ensiklopedia, laporan,
dokumen pemerintah, undang-undang, disertasi, tesis, skripsi, laman web,
posting blog, dan acara televisi.
Lampiran-lampiran
Lampiran-lampiran yang disertakan dalam tesis berisi semua dokumen
yang digunakan dalam penelitian. Untuk memudahkan pembaca, setiap
lampiran diberi nomor urut sesuai dengan urutan penggunaannya dan
F. Alur Penelitian
Berikut ini mengenai alur penelitian yang dijelaskan dalam gambar 1.1:
Gambar. 1.1
Alur Penelitian Populasi
Sampel
Tes Awal
Kelompok A
Tes Akhir Eksperimen
Kelompok B
Kontrol
Analisis dan Pengolahan Data
44
Adi Rahadian, 2014
Pengaruh Outdoor Education Terhadap Tingkat Self Confidence
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
BAB III
METODE PENELITIAN
A. Metode dan Desain Penelitian
Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode quasi
eksperimen, dengan teknik pengumpulan data melalui angket self
confidence (keyakinan akan kemampuan diri, optimis, objektif, tanggung
jawab, rasional, dan realistis).
Dalam penelitian ini penulis menggunakan metode penelitian Quasi
Experiment.Bentuk desain Quasi experiment yang digunakan adalah
Non-Randomized Control Group Pretest-Postest Design. Adapun rancangan
desainnya dapat dilihat di gambar 3.1. sebagai berikut:
Gambar 3.1.
(Non-Randomized Control Group Pretest-Posttest Design) Sumber: (Maksum, 2012, hlm. 100)
Keterangan:
T1 = pre-test self confidence yang diberikan pada kelompok eksperimen.
T2 = post-test self confidence yang diberikan pada kelompok eksperimen.
X = treatment yang diberikan kepada kelompok eksperimen dengan
program hiking, rafting, rock climbing, dan camping.
T11 = pre-test self confidence yang diberikan pada kelompok kontrol.
T21 = post-test self confidence yang diberikan pada kelompok kontrol.
- = tidak ada perlakuan yang diberikan pada kelompok kontrol.
Pre Treatment Post
Eksperimen T1 X T2
---
B. Populasi dan Sampel
1. Tempat penelitian
Pelaksanaan penelitian dengan program hiking, rafting, rock climbing,
dan camping bertempat di:
a. Kampus UPI Bandung, Jl. Dr. Setiabudi No. 229 Bandung
b. Jayagiri-Cikole Lembang (KBB)
c. Tebing Citatah 48 & 60
d. Sungai Citarum
2. Populasi dan sampel
Dalam suatu penelitian diperlukan adanya populasi dan sampel
penelitian tersebut, karena tanpa dua hal tersebut, suatu penelitian tidak
akan berjalan. Petualangan di alam terbuka dengan pengalaman ajar
hiking, rafting, rock climbing, dan camping kaya akan rintangan dan
tantangan. Oleh karena itu, peneliti memilih sampel dari Anggota
PAMOR FPOK UPI dan mahasiswa IKOR FPOK UPI angkatan 2011
dengan asumsi secara fisik mereka tidak akan memperoleh kesulitan
untuk melaksanakan aktivitas petualangan.
Adapun yang menjadi populasi penelitian terdiri dari 50 anggota
aktif PAMOR FPOK UPI dan 54 mahasiswa IKOR FPOK UPI
angkatan 2011. Sedangkan sampel dalam penelitian ini sebanyak 40
orang yang dibagi ke dalam dua kelompok, yaitu kelompok
eksperimen dan kelompok kontrol. Karena setiap unsur populasi tidak
memberi kemungkinan untuk dipilih berdasarkan teknik sampling,
maka berdasarkan pertimbangan peneliti, pengambilan sampel
penelitian dilakukan dilakukan secara non-probability berupa sampling
jenis purposive, yang dipilih dengan sengaja memperhatikan
karakteristik mahasiswa yang dimaksud. Hal ini penting untuk
menghindari hilangnya anggota sampel dalam penelitian ini.
Besar sampel seluruhnya yang diambil yaitu 28 putra dan 12
46
Adi Rahadian, 2014
Pengaruh Outdoor Education Terhadap Tingkat Self Confidence
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
hadir dalam kegiatan penelitian. Untuk lebih jelasnya dapat dilihat
dalam tabel 3.1. sebagai berikut:
Tabel 3.1.
Pembagian Kelompok Penelitian
Kelompok Eksperimen Kelompok Kontrol Jenis
Kelamin
Usia Jumlah Jenis Kelamin
Usia Jumlah
Putra 19-21 th 14 org Putra 19-21 th 14 org
Putri 19-21 th 6 org Putri 19-21 th 6 org
Dengan demikian kedua kelompok pada dasarnya dianggap
memiliki bekal perilaku (entry behavior) atau pengalaman yang sama.
Yang membedakan keduanya dalam satu hal yaitu kelompok
eksperimen memperoleh perlakuan, sementara kelompok kontrol tidak
memperoleh perlakuan. Maka kriteria dalam pemilihan sampel dalam
penelitian ini adalah sebagai berikut:
1) Mahasiswa/i IKOR FPOK UPI angkatan 2011
2) Anggota aktif PAMOR FPOK UPI
3) Usia 19- 21 tahun
C. Definisi Operasional
1. Variabel Penelitian
Variabel yang digunakan dalam penelitian ini adalah variabel
bebas dan variabel terikat. Variabel bebas dalam penelitian ini yaitu,
outdoor education dan variabel terikat dalam penelitian ini adalah self
confidence.
2. Definisi Operasional
Untuk menghindari salah penafsiran istilah dalam penelitian ini,
maka diperlukan suatu definisi operasional. Definisi operasional
dimaksudkan untuk menjelaskan makna variabel yang sedang diteliti.
a. Pendidikan jasmani adalah pendidikan melalui dan tentang aktivitas fisik atau dalam bahasa aslinya adalah Physical education is education of and through movement. Terdapat tiga kata kunci dalam definisi tersebut, yaitu 1) pendidikan (education), yang direfleksikan dengan kompetensi yang ingin diraih siswa, 2) melalui dan tentang (through and of), sebagai kata sambung yang menggambarkan keeratan hubungan yang dinyatakan dengan berhubungan langsung dan tidak langsung, dan 3) gerak (movement), meruapakan bahan kajian sebagaimana tertera dalam kurikulum pendidikan jasmani. (Suherman, 2009, hlm. 5)
b. “Outdoor education in the use of experience in the outdoors for the education and development of the whole person”. Bahwa outdoor
education adalah sebuah pendidikan yang menggunakan
pengalaman belajar di luar ruangan untuk pengembangan seseorang. (Neil dalam Kardjono, 2009, hlm. 96)
48
Adi Rahadian, 2014
Pengaruh Outdoor Education Terhadap Tingkat Self Confidence
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
D. Instrumen Penelitian
Instrumen sebagai alat atau fasilitas yang digunakan oleh peneliti
dalam mengumpulkan data agar pekerjannya lebih mudah dan hasilnya
lebih baik, dalam arti cermat, lengkap, dan sistematis, sehingga lebih
mudah diolah. Instrumen yang digunakan dalam penelitian ini berupa
angket. Sejumlah pertanyaan tertulis yang digunakan untuk memperoleh
informasi dari responden dalam arti laporan tentang pribadinya atau hal–
hal yang diketahui.
Kisi-kisi dalam angket yang ada dikembangkan dalam rangka untuk
memperoleh data sekunder tentang faktor-faktor yang mempengaruhi.
Untuk memudahkan dalam penyusunan butir–butir pertanyaan atau
pernyataan angket serta alternatif jawaban yang tersedia, maka responden
hanya diperkenankan untuk menjawab salah satu alternatif jawaban.
Jawaban yang dikemukakan oleh responden didasarkan pada pendapatnya
sendiri atau suatu hal yang dialaminya.
Penyusunan Skala Self Confidence
a. Definisi konseptual self confidence
Kepecayaan diri merupakan suatu keyakinan dan sikap seseorang terhadap kemampuan pada dirinya sendiri dengan menerima secara apa adanya baik positif maupun negatif yang dibentuk dan dipelajari melalui proses belajar dengan tujuan untuk kebahagiaan dirinya. (Hakim, 2002, hlm. 6)
b. Definisi Operasional self confidence
c. Indikator self confidence
Berdasarkan keenam komponen kepercayaan diri yaitu keyakinan
akan kemampuan diri, optimis, objektif, tanggung jawab, rasional dan
realisitis disampaikan Lauster yang diterjemahkan Gufron (2010, hlm.
35) pada bab sebelumnya, peneliti menyusun beberapa indikator,
sebagai berikut:
1. keyakinan akan kemampuan diri yaitu percaya dan
bersungguh-sungguh pada diri sendiri.
1) memiliki kemampuan
2) sanggup menyelesaikan tugas
3) percaya pada teman
2. optimis yaitu sifat orang yang selalu berpandangan baik dalam
mengahadapi segala hal tentang diri, harapan, dan kemampuan.
1) pada harapan dan cita-cita
3. objektif yaitu keadaan yang sebenarnya tanpa dipengaruhi
pendapat atau pandangan pribadi.
1) mengungkapkan kebenaran
4. tanggung jawab yaitu keadaan wajib menanggung segala sesuatu
yang telah menjadi konsekuensinya.
1) kesadaran untuk melakukan
2) kesediaan untuk melakukan
5. rasional yaitu pikiran yang sehat dan pertimbangan yang logis.
1) berpikir rasional
6. realisitis yaitu bersifat nyata dan bersifat wajar.
50
Adi Rahadian, 2014
Pengaruh Outdoor Education Terhadap Tingkat Self Confidence
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu d. Spesifikasi self confidence
Tabel 3.2.
Spesifikasi Self Confidence
Dari uraian di atas, maka dalam menyusun pernyataan dalam angket ini
harus bersifat jelas, ringkas dan tegas. Pernyataan-pernyataan angket penelitian ini
dapat dilihat pada tabel 3.3. sebagai berikut:
Tabel 3.3.
Angket Self Confidence
Angket
Self Confidence
No PERNYATAAN Sangat
Setuju Setuju
3 Saya belajar dengan sungguh-sungguh agar bisa meraih impian saya
4 Saya tidak percaya akan kemampuan saya sendiri
Variabel
Penelitian Sub Variabel Indikator
No Item
3. Percaya pada teman
1,2,3
2.Optimis Pada harapan atau cita-cita 19,20,21 22,23,24
3.Objektif Mengungkapkan kebenaran
yang semestinya
25,26,27 28,29,30
4.Tanggung
jawab
1. Kesadaran untuk melakukan
2. Kesediaan untuk melakukan
31,32,33
37,38,39
34,35,36
40,41,42
5.Rasional Berpikir rasional 43,44,45 46,47,48
Tabel 3.3. (lanjutan)
Angket Self Confidence
No PERNYATAAN Sangat
Setuju Setuju mengerjakan soal ujian dengan baik
7 Saya mengumpulkan tugas tepat pada waktunya
8 Walaupun tugas yang yang diberikan sulit saya tetap akan mencobanya
9
Saya ingin mengerjakan sampai selesai setiap pekerjaan atau tugas yang telah saya mulai
10 Saya tidak mau menerima tugas itu karena tugas itu terlalu sulit buat saya
11 Saya tidak dapat menyelesaikan tugas, karena tugas itu terlalu rumit buat saya
12 Saya pura-pura sakit jika disuruh ikut
17 Saya malas mendengarkan pendapat orang lain dalam rapat
18
Saya mempercayai apapun informasi yang diberikan teman meskipun di luar akal sehat
19 Saya suka bekerja untuk suatu tujuan yang telah saya tentukan sebelumnya
20 Saya suka akan petualangan
21 Saya akan berusaha terus sampai berhasil
22 Saya tidak pernah mencoba lagi karena saya pernah gagal
52
Adi Rahadian, 2014
Pengaruh Outdoor Education Terhadap Tingkat Self Confidence
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu Tabel 3.3. (lanjutan)
Angket Self Confidence
No PERNYATAAN Sangat
Setuju Setuju saya yang melanggar aturan
26 Saya ingin menegakkan kebenaran tanpa tekanan dari pihak manapun
28 Saya akan melarikan diri dari sebuah kebenaran
29 Saya senang menduga-duga tentang sesuatu hal
30 Saya tidak pernah bekerja keras pada tiap pekerjaan yang saya hadapi
31 Dengan menabung saya yakin bisa membeli sesuatu yang saya impikan
32 Dengan berpikir positif saya bisa melewati masalah yang saya hadapi
33 Saya ingin mengerjakan segala sesuatu lebih baik dari orang lain
34 Saya ingin menyalahkan orang lain bila keadaannya kurang menguntungkan saya
35 Saya merasa tidak mampu untuk menghadapi berbagai macam keadaan
36 Saya suka menyerang pendirian orang lain dalam berbagai situasi
37 Saya ingin hidup teratur dan berjalan lancar tanpa banyak perubahan rencana
38 Saya ingin menyelesaikan satu pekerjaan sebelum memulai pekerjaan yang baru
39 Saya suka mengerjakan hal yang baru dan berbeda
40 Saya merasa, dalam banyak hal saya kalah bila dibandingkan dengan orang lain
41 Saya takut terhadap sesuatu yang belum
Tabel 3.3. (lanjutan)
Angket Self Confidence
No PERNYATAAN Sangat
Setuju Setuju melakukan sesuatu saya ketahui tidak baik
46 Saya menyelesaikan masalah tanpa berpikir panjang
47 Dengan berpikir negatif saya bisa melewati masalah yang saya hadapi
48 Saya ingin melakukan sesuatu tanpa berpikir dengan baik
49 Saya akan melaksanakan tugas secara realistis
50 Saya memiliki keinginan yang realistis untuk masa depan saya
51 Saya ingin mengerjakan sesuatu yang berarti bagi kemanusiaan
52 Tanpa belajar dengan baik nilai saya akan tetap bagus
53 Tanpa kerja keras dengan baik pekerjaan saya akan tetap selesai
54 Tanpa berlatih dengan baik dan benar saya akan menjadi juara
Mengenai alternatif jawaban dalam angket peneliti menetapkan kategori
penyekoran, alternatif jawaban yang disediakan sebanyak 5 alternatif. Untuk lebih
jelasnya dapat dilihat pada tabel 3.4. sebagai berikut :
Tabel 3.4.
Kategori Pemberian Skor Alternatif Jawaban
Alternatif Jawaban Skor Alternatif Jawaban
54
Adi Rahadian, 2014
Pengaruh Outdoor Education Terhadap Tingkat Self Confidence
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
Berikut mengenai program outdoor education dengan tabel program ini
dimaksudkan untuk memberikan gambaran materi atau kegiatan yang akan
diberikan kepada siswa. Adapun tabelnya dapat dilihat di tabel 3.5:
Tabel 3.5
Program Penerapan Outdoor Education (Hiking)
Materi Pembelajaran : HIKING (perjalanan jauh)
Tujuan : Melatih menghadapi masalah
Melatih diri menghadapi resiko dan penuh tantangan
Percaya diri
Semangat juang dan kegigihan menyelesaikan tugas beragam dan mencari solusi
Melatih kerja sama dan diskusi Melatih keberanian
Keterlibatan dan rasa ingin tahu Melatih psikomotor
Minggu / Waktu / Pertemuan : II / 1 x 120 menit x 2 pertemuan Sarana dan Prasarana : Pakaian dan Sepatu Olahraga
Tempat : Daerah Pegunungan Lembang KBB
Hiking Materi Sasaran Pembelajaran Durasi 1. Pendahuluan 1. Packing
2. Cek perlengkapan
3. Kegiatan Inti 1. Menelusuri jalan setapak di pedesaan
2. Berjalan-jalan di pematang sawah 3. Mendaki perbukitan dan
menuruni lembah 4. Menelusuri perkebunan
teh
5. Memasuki gua-gua 6. Memasuki kawasan air
terjun
7. Menelusuri aliran sungai 8. Menuju danau
9. Menjelajah hutan pinus 10. Menyebrangi sungai dan
melawan arus 11. Mendaki pegunungan
(Sumber: Kardjono, 2009)
1. Siswa dibagi menjadi 4 kelompok, 5 orang setiap kelompoknya. Dan setiap kelompok terdapat dua orang yang dianggap memiliki keterampilan dan pengetahuan lebih. 2. Siswa dapat mengenal alam 3. Siswa dapat berinteraksi
dengan lingkungan 4. Siswa melatih kondisi fisik 5. Setiap kelompok
menyelesaikan pemilihan tugas yang harus diselesaikan
6. Guru memberikan feed back
positif
80 menit
4. Penutup 1. Evaluasi kegiatan 2. Perenungan 3. Kesan dan Pesan
1. Pendinginan
2. Evaluasi dan Diskusi Proses Pembelajaran 3. Berdoa
Tabel 3.6.
Program Penerapan Outdoor Education (Rafting)
Materi Pembelajaran : RAFTING (Arung jeram)
Tujuan : Melatih menghadapi masalah
Melatih diri menghadapi resiko dan penuh tantangan
Percaya diri
Semangat juang dan kegigihan menyelesaikan tugas beragam dan mencari solusi
Melatih kerja sama dan diskusi Melatih keberanian
Keterlibatan dan rasa ingin tahu Melatih psikomotor
Menjajaki pekerjaan yang sulit Minggu / Waktu / Pertemuan : III / 1 x 480 menit x 2 pertemuan
Sarana dan Prasarana : Peralatan dan perlengkapan arung jeram (SOP)
Tempat : Daerah Sungai Citarum Rajamandala KBB
Rafting Materi Sasaran Pembelajaran Durasi A. Pendahuluan 1. Pengenalan tentang
rafting
B. Kegiatan Inti 1. Simulasi rafting
2. Melakukan
pengarungan pendek 3. Melakukan
pengarungan panjang
1. Siswa dibagi menjadi 3 kelompok, 7 orang setiap kelompoknya.
feed back positif
360 menit
C. Penutup 1. Evaluasi kegiatan 2. Perenungan 3. Kesan dan Pesan
1. Pendinginan
2. Evaluasi dan Diskusi Proses Pembelajaran 3. Berdoa
56
Adi Rahadian, 2014
Pengaruh Outdoor Education Terhadap Tingkat Self Confidence
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu Tabel 3.7.
Program Penerapan Outdoor Education (Rock Climbing)
Materi Pembelajaran : ROCK CLIMBING (Panjat tebing)
Tujuan : Melatih menghadapi masalah
Melatih diri menghadapi resiko dan penuh tantangan
Percaya diri
Semangat juang dan kegigihan menyelesaikan tugas beragam dan mencari solusi
Melatih keberanian
Keterlibatan dan rasa ingin tahu Melatih psikomotor
Memunculkan inovasi dan ide-ide baru Kemandirian
Minggu / Waktu / Pertemuan : IV / 1 x 460 menit x 2 pertemuan
Sarana dan Prasarana : Peralatan dan perlengkapan panjat tebing (SOP)
Tempat : Daerah Tebing Citatah 48 KBB
Rock Climbing Materi Sasaran Pembelajaran Durasi 1. Pendahuluan 1. Pengenalan rock
climbing
2. Pengenalan alat-alat
rock climbing
3. Prosedur keselamatan 4. Pengecekan alat
1. Menyiapkan proses
2. Kegiatan Inti 1. Pemasangan alat di tebing
2. Sport climbing
3. Artificial climbing
1. Siswa dibagi menjadi 4 kelompok, 5 orang setiap kelompoknya. 2. Siswa dapat mengenal
alam 3. Siswa dapat
berinteraksi dengan lingkungan
4. Siswa melatih kondisi fisik
5. Guru memberikan
feed back positif
360 menit
4. Penutup 1. Evaluasi kegiatan 2. Perenungan 3. Kesan dan Pesan
1. Pendinginan
2. Evaluasi dan Diskusi Proses Pembelajaran 3. Berdoa
Tabel 3.8.
Program Penerapan Outdoor Education (Camping)
Materi Pembelajaran : CAMPING (berkemah)
Tujuan : Melatih menghadapi masalah
Melatih diri menghadapi resiko dan penuh tantangan Percaya diri
Semangat juang dan kegigihan menyelesaikan tugas beragam dan mencari solusi
Melatih kerja sama dan diskusi Melatih keberanian
Keterlibatan dan rasa ingin tahu Melatih psikomotor
Minggu / Waktu : V / 1 x selama 2 hari 1 malam Sarana dan Prasarana : Peralatan dan perlengkapan berkemah
Tempat : Daerah Pegunungan Lembang KBB
Camping Materi Sasaran Pembelajaran Durasi A. Pendahuluan 1. Pengenalan alat
camping
B. Kegiatan Inti 1. Perjalanan ke tempat
camp
feed back positif
2880 menit
C. Penutup 1. Evaluasi kegiatan 2. Perenungan 3. Kesan dan Pesan
1. Pendinginan
2. Evaluasi dan Diskusi Proses Pembelajaran 3. Berdoa
58
Adi Rahadian, 2014
Pengaruh Outdoor Education Terhadap Tingkat Self Confidence
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
E. Pengembangan Instrumen
Analisis data atau pengolahan data merupakan salah satu langkah
yang penting dalam penelitian, karena kesalahan dalam analisis akan
berpengaruh dalam pengambilan kesimpulan. Terutama bila digunakan
generalisasi kesimpulan untuk masalah yang diteliti. Suatu kesimpulan
dapat diambil dari hasil pengolahan data tersebut Adapun teknik analisis
data yang digunakan untuk penelitian ini adalah :
1. Uji Validitas
Validitas instrumen penelitian adalah ketepatan dari suatu
instrumen penelitian atau alat pengukur terhadap konsep yang akan diukur.
Instrumen yang valid harus dapat mendeteksi dengan tepat apa yang
seharusnya diukur. Dalam penelitian ini penulis mengadakan pengujian
validitas soal dengan cara analisis butir soal. Untuk menguji validitas alat
ukur, maka harus dihitung korelasinya, yaitu menggunakan rumus:
r = Koefisien korelasi antara X dan Y.
X = Jumlah skor tiap butir.
Y = Jumlah skor total.
XY = Jumlah perkalian skor butir dan skor total. N = Banyak subjek(Maksum, 2012, hlm. 113)
Berikut mengenai interpretasi koefisien korelasi tingkat validitas:
Tabel 3.9.
Interpretasi Terhadap Koefisien Korelasi Tingkat Validitas
Tingkat Validitas Koefisien Korelasi
Istimewa .80 - 1
Tinggi .70 - .79
Sedang/Cukup .50 – .69
2. Uji Reliabilitas
Reliabilitas instrumen digunakan untuk mengukur sejauh mana suatu
alat ukur memberikan gambaran yang benar-benar dapat dipercaya tentang
kemampuan seseorang. Untuk menguji reliabilitas instrumen digunakan
rumus sebagai berikut :
Rumus uji signifikansi product moment:
(Maksum, 2012, hlm. 119)
dimana:
r.tot : kofisien realibilitas keseluruhan
r.tt : koefisien korelasi belahan 1 dan 2
Taraf signifikansi koefisien uji dengan menggunakan rumus uji
signifikansi product moment dengan taraf kesalahan 5% atau (α) = 0,05.
Setelah didapat nilai koefisien yang dicari lalu lakukan pengujian
signifikansi koefisien korelasi yang disesuaikan dengan tabel interpretasi
koefisien korelasi didapat sebagai berikut:
Tabel 3.10.
Interpretasi Terhadap Koefisien Korelasi Tingkat Realibilitas
Tingkat Realibilitas Koefisien Korelasi
Istimewa .90 - 1
Tinggi .80 - .89
Sedang/Cukup .60 – .79
Rendah .00 - .59
tt r
tt r tot
r
. 1
) . ( 2 .
60
Adi Rahadian, 2014
Pengaruh Outdoor Education Terhadap Tingkat Self Confidence
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu Tabel 3.11.
No r hitung realibitas Keterangan 1 0.524 0.444 Valid 1 0.444 0.688 Sedang
Tabel 3.12.
Interpretasi Terhadap Koefisien Korelasi Tingkat Objektivitas
Hasil penghitungan uji signifikansi korelasi Person Product Moment
dimasukkan ke dalam rumus Spearman Brown, Selanjutnya
membandingkan nilai r hitung dengan r tabel dalam taraf kesalahan 5% atau α
= 0.05 dengan r hitung > r tabel kemudian mengoperasikan r hitung dengan r
tabel yang artinya butir pertanyaan tersebut dapat digunakan sebagai alat
pengumpul data untuk menunjukkan bahwa korelasi mempunyai
reliabilitas yang signifikan. Jika sebaliknya, yaitu nilai r hitung lebih kecil
daripada r tabel maka butir tersebut tidak bisa digunakan sebagai alat data.
Secara matematis, realibilitas dapat didefinisikan sebagai berikut:
(Maksum, 2012, hlm. 121)
dimana:
rtt = realibilitas
V∞ = true variance Vt = variance total
Tingkat Objektivitas Koefisien Korelasi
Istimewa .95 – 1
Tinggi .85 - .94
Sedang/Cukup .70 – .84
Rendah .00 - .69
t tt
V
V
62
Adi Rahadian, 2014
Pengaruh Outdoor Education Terhadap Tingkat Self Confidence
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
t-test untuk sampel pembeda (Maksum, 2012, hlm. 175)
dimana:
M1 = Mean pada distribusi sampel 1
M2 = Mean pada distribusi sampel 2
S12= Nilai varian pada distribusi sampel 1
S22= Nilai varian pada distribusi sampel 2
N1 = Jumlah individu pada sampel 1
N2 = Jumlah individu pada sampel 2
F. Teknik Pengumpulan dan Analisis Data
Teknik pengumpulan data dalam penelitian ini dilaksanakan melalui tes berupa
angket skala self confidence yang berisi 54 pernyataan. Tes angket ini digunakan untuk
mengetahui tingkat self confidence siswa.
Tes angket skala self confidence dilaksanakan sebanyak dua kali, yaitu tes awal
dan tes akhir. Tes awal dilaksanakan sebelum kelompok eksperimen dan kelompok
kontrol memperoleh perlakuan, dengan tujuan untuk mengetahui tingkat kepercayaan
diri siswa sebelum proses pembelajaran. Tes akhir dilaksanakan setelah kelompok
eksperimen memperoleh perlakuan, yang tujuannya mengetahui tingkat kepercayaan
diri siswa.
Analisis data dalam penelitian dilakukan dengan menggunakan
teknik analisis kuantitatif. Berdasarkan proses penelitian yang
dilaksanakan, adapun langkah-langkah dalam pengolahan data adalah
sebagai berikut:
1. Menyeleksi data setelah angket terkumpul dari para sampel sebagai
sumber data, maka harus diseleksi untuk diperiksa keabsahan
pengisian angket. Karena mungkin saja pada sebagian butir
pernyataan dalam angket, terdapat jawaban yang tidak diisi oleh
responden.
2. Memberikan nilai pada tiap-tiap butir pernyataan dalam angket.
3. Memasukkan atau input data skor tersebut pada program komputer
Microsoft Excel 2007.
Selanjutnya data tersebut diolah dan dianalisis, dengan tujuan dapat
memperoleh kesimpulan penelitian. Kesimpulan data tersebut diharapkan
dapat menjawab rumusan masalah dan hipotesis penelitian. Analisis data
dilaksanakan dengan menggunakan program Statistical Product and
Service Solution(SPSS) Serie 20. Adapun langkah-langkah yang ditempuh
adalah sebagai berikut:
1. Uji normalitas data
Uji normalitas data dilaksanakan dengan tujuan agar dapat
memperoleh informasi mengenai kenormalan data yang diperoleh. Selain
itu, uji normalitas data juga akan menentukan langkah yang harus
ditempuh selanjutnya, yaitu analisis statistik apa yang harus digunakan,
apakah statistik parametrik atau nonparametrik. Langkah yang dilakukan
adalah dengan menginput dan menganalisa menggunakan deskripsi
explore data pada menu SPSS Seri. 20.
2. Uji homogenitas data
Uji homogenitas data dilaksanakan setelah uji normalitas data. Tujuan
uji homogenitas data adalah untuk mengetahui bahwa data tersebut berasal
dari sampel yang homogen. Selain itu juga untuk menentukan jenis
analisis statistik apa yang selanjutnya digunakan dalam uji hipotesis data.
Langkah yang dilakukan untuk uji homogenitas data menggunakan
program software SPSS Seri 20 adalah sama dengan uji normalitas data.
Output yang dihasilkan dari descriptive explore data tersebut sekaligus
menghasilkan dua analisis, yaitu normalitas dan homogenitas data.
3. Uji hipotesis
Uji hipotesis data dilakukan guna mendapatkan kesimpulan dari data
yang diperoleh. Jenis analisis statistik yang digunakan untuk melakukan
64
Adi Rahadian, 2014
Pengaruh Outdoor Education Terhadap Tingkat Self Confidence
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
normalitas dan homogenitas data. Selain itu juga membandingkan hasil
pre-test antara kelompok sampel eksperimen dan kelompok sampel
kontrol, serta membandingkan hasil post-test kelompok sampel
eksperimen dan kelompok sampel kontrol.
4. Analisis dan deskripsi data
Dalam kegiatan analisis dan deskripsi data yang dilakukan adalah
menganalisis serta mendeskripsikan angka-angka yang ada, hasil dari
penghitungan statistik. Angka atau nilai yang dihasilkan bisa dibandingkan
dengan angka tabel atau dideskripsikan secara langsung dengan berbagai
pertimbangan. Selain itu juga analisis didasarkan pada hipotesis yang
dibuat untuk dapat memaknai nilai dan angka yang dihasilkan dari
81
A. Kesimpulan
Dari hasil analisis data dan diskusi temuan diperoleh kesimpulan
sebagai berikut:
Outdoor education berpengaruh secara signifikan terhadap tingkat self
confidence siswa.
B. Saran
Setelah mengetahui pengaruh positif yang ditimbulkan dari pengaruh
outdoor education di alam terbuka melalui experiential learning, peneliti
menyampaikan beberapa rekomendasi yang diharapkan berguna bagi
perkembangan ilmu pengetahuan dan pendidikan, yaitu:
1. Outdoor education dengan program hiking, rafting, rock climbing, dan
camping di alam terbuka melalui experiential learning dapat dijadikan
alternatif aktivitas dalam pendidikan jasmani untuk meningkatkan self
confidence siswa.
2. Outdoor education dapat menjadi salah satu media pembelajaran dalam
82
Adi Rahadian, 2014
Pengaruh Outdoor Education Terhadap Tingkat Self Confidence
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
DAFTAR PUSTAKA
Anchok, Djamaludin. (2003). Outbound Manajemen Training Aplikasi Ilmu Perilaku dalam Pengembangan Sumber Daya Manusia. Yogyakarta. UII Press
Brown, Keith MSP. (2010). Curriculum For Excellence Through Outdoor Learning. Learning and Teaching Scotland.
Cooper, Geoff. (1998). Outdoors with Young People. Lyme Regis: Russell House.
Cox, H. R. (2002). Sport Psychology Concepts and Applications. Dubuque: Wm.C. Brow Publisher.
de Angelis, Barbara. (2000). Self Confident: Percaya Diri Sumber Kesuksesan Dan Kemandirian. Jakarta: Gramedia Pustaka
Gilbertson, Ken et all. (2006) . Outdoor Education Methods and Strategies. [Online] Tersedia: http://www.books.google.co.id/books?isbn=0736047093 [10 Maret 2014]
Hakim, Thursan. (2002). Mengatasi Rasa Tidak Percaya Diri. Jakarta: Puspa Swara.
Higgins, P and Loynes, C (1997). On the Nature of Outdoor Education.
Higgins, P, Loynes, C and Crowther, N (1997). A Guide for Outdoor Educators in Scotland. Penrith: Adventure Education.
Higgins, P and Nicol, R. (2002). Outdoor Education: Authentic Learning in the con-text of Landscapes (Volume 2) Kisa, Sweden ISBN number 91-631-2904-3
Iman, Dede. (2010). Pengaruh Outdoor Education Terhadap Perubahan Self Confidence (Kepercayaan Diri) Pada Siswa. Tesis Magister pada Pendor SPs UPI. Bandung : tidak diterbitkan
Indramunawar. (2010). Pengertian dan Ciri-Ciri Keberanian. [Online] Tersedia: (http://indramunawar.blogspot.com/2010/03/ pengertian dan ciri-ciri keberanian.html [12 Maret 2014[
Kardjono. (2009). Pengendalian Diri (Self Control) Melalui Outdoor Education. Disertasi Doktor pada Pendor SPs UPI. Bandung : tidak diterbitkan.
Kartadinata, Sunaryo. (2013). Pedoman Penulisan Karya Ilmiah. Bandung : Universitas Pendidikan Indonesia.
KBBI. (2012). Keberanian. [Online] Tersedia: http://www. kamus besar bahasa indonesia.web.id/keberanian [10 Maret 2014]
KBBI. (2012). Semangat. [Online] Tersedia: http://www. kamus besar bahasa indonesia.web.id/semangat [10 Maret 2014]
Komarudin (2010). Jurnal Peningkatan Percaya Diri dan Kemampuan Mengatasi Stres Melalui Aktivitas Outbound: Universitas Pendidikan Indonesia.
Lauster, P. (2010). Test Kepribadian (terjemahan Cecilia, G. Sumekto). Yogyakarta: Kanisius.
Maksum, Ali. (2012). Metedologi Penelitian dalam Olahraga. Surabaya : Unesa University Press
Milest, Jhon. C & Priest, Simon. (1990). Adventure Education. Publisher: Ventury Pub. (State College, PA).
Muchlisin, Badiatul. (2009). Fun Outbond Merancang Kegiatan Outbound yang Efektif. Yogyakarta. Diva Press
Permendiknas No. 22 tahun 2007 tentang Standar Isi Kompetensi
84
Adi Rahadian, 2014
Pengaruh Outdoor Education Terhadap Tingkat Self Confidence
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
Sibthorp, Jim & Jostad, Jeremy. (2014). Journal of Experiential Education, The
Social System in Outdoor Adventure Education Programs (UUCH,SAGE)
Suherman, Adang. (2009). Revitalisasi Pengajaran dalam Pendidikan Jasmani. Bandung : CV.Bintang Warli Artika
Suherman, Ayi. (2009). Jurnal Pengembangan Model Pembelajaran Outdoor Education Pendidikan Jasmani Berbasis Kompetensi di Sekolah Dasar: Universitas Pendidikan Indonesia.
Sukyadi, D. (2012). Petunjuk Teknis Pencegahan Plagiat. Bandung : Sekolah Pascasarjana Universitas Pendidikan Indonesia
Szczepanski,Anders. (2006). Outdoor Education - Authentic Learning in the Context of Landscape Literary education and sensory experience. Perspective of Where, What, Why, How and When of learning environments. Inter-disciplinary context and the outdoor and indoor dilemma. (Journal)
Taniguchi, Stacy T. (2004). Outdoor Education And Meaningful Learning: Finding The Attributes Of Meaningful Learning Experiences In An Outdoor Education Program. (Journal)
Taylor, Ros. (2011). Kiat-Kiat Pede. Jakarta: PT. Gramedia Pustaka Utama
Weinberg, Robert S.; Gould, Daniel. (2003). Foundation of Sport Exercise Psychology, Third Edition. Champaign, II.: Human Kinetics Publishers, Inc.
Wordpress. (2008). Arung jeram. [Online] Tersedia: http://www.wordpress .com/arung jeram.html [10 Maret 2014]
Wordpress. (2008). Camping. [Online] Tersedia: http://www.wordpress.com /camping.html [10 Maret 2014]
Wordpress. (2008). Hiking. [Online] Tersedia: http://www.wordpress .com/hiking.html [10 Maret 2014]