• Tidak ada hasil yang ditemukan

PENERAPAN STRATEGI LISTENING TEAMS UNTUK MENINGKATKAN HISTORICAL THINKING SKILLS DALAM MATA PELAJARAN SEJARAH.

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "PENERAPAN STRATEGI LISTENING TEAMS UNTUK MENINGKATKAN HISTORICAL THINKING SKILLS DALAM MATA PELAJARAN SEJARAH."

Copied!
42
0
0

Teks penuh

(1)

Erika Siboro, 2014

PENERAPAN STRATEGI LISTENING TEAMS UNTUK MENINGKATKAN HISTORICAL THINKING SKILLS DALAM MATA PELAJARAN SEJARAH

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu |perpustakaan.upi.edu

PENERAPAN STRATEGI LISTENING TEAMS UNTUK

MENINGKATKAN HISTORICAL THINKING SKILLS DALAM

MATA PELAJARAN SEJARAH

(Penelitian Tindakan Kelas Pada Siswa Kelas X IIS 2 SMA Negeri 4

Bandung)

Diajukan untuk Memenuhi Sebagian dari Syarat untuk Memperoleh Gelar

Sarjana Pendidikan Departemen Pendidikan Sejarah

SKRIPSI

Oleh:

Erika Siboro

1008934

DEPARTEMEN PENDIDIKAN SEJARAH

FAKULTAS PENDIDIKAN ILMU PENGETAHUAN SOSIAL

UNIVERSITAS PENDIDIKAN INDONESIA

(2)

Erika Siboro, 2014

PENERAPAN STRATEGI LISTENING TEAMS UNTUK MENINGKATKAN HISTORICAL THINKING SKILLS DALAM MATA PELAJARAN SEJARAH

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu |perpustakaan.upi.edu 2014

PENERAPAN STRATEGI LISTENING TEAMS UNTUK

MENINGKATKAN HISTORICAL THINKING SKILLS DALAM

MATA PELAJARAN SEJARAH

(Penelitian Tindakan Kelas Pada Siswa Kelas X IIS 2 SMA Negeri 4

Bandung)

Oleh ERIKA SIBORO

Sebuah skripsi yang diajukan untuk memenuhi salah satu syarat memperoleh gelar Sarjana Pendidikan pada Fakultas Pendidikan Ilmu Pengetahuan Sosial

© Erika Siboro 2014 Universitas Pendidikan Indonesia

Oktober 2014

Hak Cipta dilindungi undang-undang.

(3)

Erika Siboro, 2014

PENERAPAN STRATEGI LISTENING TEAMS UNTUK MENINGKATKAN HISTORICAL THINKING SKILLS DALAM MATA PELAJARAN SEJARAH

(4)

Erika Siboro, 2014

PENERAPAN STRATEGI LISTENING TEAMS UNTUK MENINGKATKAN HISTORICAL THINKING SKILLS DALAM MATA PELAJARAN SEJARAH

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu |perpustakaan.upi.edu ABSTRAK

Skripsi ini berjudul “Penerapan Strategi Listening Teams Untuk Meningkatkan Historical Thinking Skills Dalam Mata Pelajaran Sejarah

(Penelitian Tindakan Kelas Pada Siswa Kelas X IIS 2 SMA Negeri 4 Bandung)”.

(5)

Erika Siboro, 2014

PENERAPAN STRATEGI LISTENING TEAMS UNTUK MENINGKATKAN HISTORICAL THINKING SKILLS DALAM MATA PELAJARAN SEJARAH

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu |perpustakaan.upi.edu

Kata kunci: penelitian tindakan kelas, strategi listening teams¸ historical thinking

skills.

ABSTRACT

This paper entitled “Penerapan Strategi Listening Teams Untuk Meningkatkan Historical Thinking Skills Dalam Mata Pelajaran Sejarah (Penelitian Tindakan Kelas Pada Siswa Kelas X IIS 2 SMA Negeri 4 Bandung)”. The purpose of this research is to improve historical thinking skills of student through listening teams strategy implementation. The research is implementated in class X IIS 2 SMAN 4 Bandung consist of 30 students. Nowadays, the student though that history is a boring lesson. In the learning process, they usually passive. Teacher have made many methods but unsuccess so that the learning process is teacher centered. One of the impact from this condition is low students historical thinking skills. The issue makes researcher feel need to improve history learning in class X IIS 2 through implementation listening team strategy to improve historical thinking skills of student through listening teams strategy implementation to improve historical thinking skills student. The method that used in this research is Classroom Action Research (CAR). CAR is aims to improve learning process in class.The design that used in this research refers to Elliots’s design. In this design, each cycle is consist three actions. Research data is obtained through unfold observation, interview and documentation. The research obtained of two cycles and six actions. The research result that writer got show that history learning with implemented listening teams strategy were able improve historical thinking skills of student. The implementation that strategy can make the student active and enthusiastic in listen, discuss, percentage, and answer the questions. Based on research result that have done in X IIS 2 class of SMAN 4 Bandung, the conclusion is listening teams strategy implementation to improve historical thinking skills show the success. This result proven of research that obtained show improving from first cycle to second cycle that seen from observation paper of historical thinking skills student at the time of learning and report of discussion each listening team. The result of interview show the student more excited in history lesson and more understand the material lesson when listening teams strategy is implemented. The result of this research is recommended for teachers and schools to improve learning so that student able to be active listener in learning, cooperative on team, and the goal of learning can be reached.

(6)

Erika Siboro, 2014

PENERAPAN STRATEGI LISTENING TEAMS UNTUK MENINGKATKAN HISTORICAL THINKING SKILLS DALAM MATA PELAJARAN SEJARAH

(7)

Erika Siboro, 2014

PENERAPAN STRATEGI LISTENING TEAMS UNTUK MENINGKATKAN HISTORICAL THINKING SKILLS DALAM MATA PELAJARAN SEJARAH

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu |perpustakaan.upi.edu DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR ... i

UCAPAN TERIMA KASIH ... ii

ABSTRAK ... iii

DAFTAR ISI ... iv

DAFTAR TABEL ... vi

DAFTAR GAMBAR ... vii

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah ... 1

B. Rumusan Masalah ... 6

C. Tujuan Penelitian ... 7

D. Manfaat Penelitian... 7

E. Struktur Organisasi ... 8

B. BAB II PENERAPAN STRATEGI LISTENING TEAMS UNTUK MENINGKATKAN HISTORICAL THINKING SKILLS SISWA A. Strategi Pembelajaran ... 10

B. Historical Thinking Skills ... 14

C. Penelitian Terdahulu ... 15

C. BAB III METODE PENELITIAN A. Lokasi dan Subjek Penelitian ... 18

B. Desain Penelitian ... 18

(8)

Erika Siboro, 2014

PENERAPAN STRATEGI LISTENING TEAMS UNTUK MENINGKATKAN HISTORICAL THINKING SKILLS DALAM MATA PELAJARAN SEJARAH

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu |perpustakaan.upi.edu

D. Fokus Penelitian ... 24

E. Instrumen Penelitian ... 26

F. Teknik Pengumpulan Data ... 28

G. Teknik Analisis Data ... 31

D. BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Kondisi Guru dan Siswa di SMA Negeri 4 Bandung... 33

B. Deskripsi Perencanaan dan Pelaksanaan Tindakan Penerapan Strategi Listening Teams untuk Meningkatkan Historical Thinking Skills Siswa ... 34

1. Deskripsi Tindakan Pembelajaran Siklus I ... 34

a. Tindakan I... 35

b. Tindakan II ... 50

c. Tindakan III ... 61

2. Deskripsi Tindakan Pembelajaran Siklus II ... 72

a. Tindakan I... 72

b. Tindakan II ... 82

c. Tindakan III ... 92

C. Deskripsi Hasil Data Penerapan Strategi Listening Teams untuk Meningkatkan Historical Thinking Skills Siswa... 101

E. BAB V SIMPULAN DAN SARAN A. Simpulan ... 111

B. Rekomendasi ... 112

(9)

Erika Siboro, 2014

PENERAPAN STRATEGI LISTENING TEAMS UNTUK MENINGKATKAN HISTORICAL THINKING SKILLS DALAM MATA PELAJARAN SEJARAH

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu |perpustakaan.upi.edu LAMPIRAN

(10)

Erika Siboro, 2014

PENERAPAN STRATEGI LISTENING TEAMS UNTUK MENINGKATKAN HISTORICAL THINKING SKILLS DALAM MATA PELAJARAN SEJARAH

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu |perpustakaan.upi.edu DAFTAR TABEL

Tabel 3.1 Data, Sumber Data, Teknik Pengumpulan Data dan Instrumen

Penelitian ... 30

Tabel 4.1 Daftar Siswa Kelas X IIS 2 ... 36

Tabel 4.2 Hasil Observasi Historical Thinking Skills Siswa Siklus I Tindakan I ... 41

Tabel 4.3 Hasil Observasi Aktivitas Guru Siklus I Tindakan I... 46

Tabel 4.4 Hasil Observasi Historical Thinking Skills Siswa Siklus I Tindakan II ... 54

Tabel 4.5 Hasil Observasi Aktivitas Guru Siklus I Tindakan II ... 59

Tabel 4.6 Hasil Observasi Historical Thinking Skills Siswa Siklus I Tindakan III ... 65

Tabel 4.7 Hasil Observasi Aktivitas Guru Siklus I Tindakan III ... 70

Tabel 4.8 Hasil Observasi Historical Thinking Skills Siswa Siklus II Tindakan I ... 75

Tabel 4.9 Hasil Observasi Aktivitas Guru Siklus II Tindakan I ... 80

Tabel 4.10 Hasil Observasi Historical Thinking Skills Siswa Siklus II Tindakan II ... 85

Tabel 4.11 Hasil Observasi Aktivitas Guru Siklus II Tindakan II ... 89

Tabel 4.12 Hasil Observasi Historical Thinking Skills Siswa Siklus II Tindakan III ... 94

Tabel 4.13 Hasil Observasi Aktivitas Guru Siklus II Tindakan III... 99

(11)

Erika Siboro, 2014

PENERAPAN STRATEGI LISTENING TEAMS UNTUK MENINGKATKAN HISTORICAL THINKING SKILLS DALAM MATA PELAJARAN SEJARAH

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu |perpustakaan.upi.edu DAFTAR GAMBAR

Gambar 3.1 Desain Penelitian Tindakan Elliot ... 19

Gambar 4.1 Siswa Berdiskusi Bersama Kelompok Pada Siklus I Tindakan I ... 40

Gambar 4.2 Siswa Berdiskusi Bersama Kelompok Pada Siklus I Tindakan II ... 53

Gambar 4.3 Siswa Berdiskusi Bersama Kelompok Pada Siklus I Tindakan III ... 64

Gambar 4.4 Siswa Menyampaikan Hasil Diskusi Pada Siklus II Tindakan I ... 75

Gambar 4.5 Siswa Berdiskusi Bersama Kelompok Pada Siklus II Tindakan III ... 94

(12)

Erika Siboro, 2014

PENERAPAN STRATEGI LISTENING TEAMS UNTUK MENINGKATKAN HISTORICAL THINKING SKILLS DALAM MATA PELAJARAN SEJARAH

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu |perpustakaan.upi.edu BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Mendengarkan adalah salah satu komponen kecakapan yang dimiliki oleh

seseorang ketika mereka memiliki kecakapan interpersonal skills yang baik.

Sebuah komunikasi yang efektif dapat dilakukan oleh seseorang bila memiliki

kemampuan mendengarkan yang baik, dan kemampuan mendengarkan menjadi

hal yang pokok harus dimiliki seseorang bila menginginkan terjalinnya

komunikasi secara efektif. Mendengarkan bukan hanya secara harafiah

menggunakan alat pendengaran (telinga), tetapi memiliki arti yang lebih luas.

Kemampuan dasar dapat mendengarkan dibawa sejak lahir dan akan

berkembang melalui proses belajar. Proses belajar yang dilaluinya itu akan

menjadikan yang bersangkutan memiliki kemampuan mendengarkan yang efektif. Beberapa penelitian menyimpulkan bahwa “pada umumnya orang setiap hari menggunakan waktu konsumsinya 45% untuk mendengarkan, 35% untuk

berbicara, 16% untuk membaca, dan 9% untuk menulis” Burhan (1971: 83).

Peranan kemampuan mendengarkan yang baik dalam berbagai kehidupan nyata

sangat penting. Kepandaian mendengarkan penting sekali peranannya dalam

kehidupan manusia. Dalam lapangan apapun kita bekerja dan perbuatan kita

sehari-hari akan lebih banyak ditentukan dari apa yang kita dengarkan daripada

yang kita lihat dan kita rasakan (Burhan, 1971: 72).

Mendengarkan sering kali dianggap sebagai tindakan pasif dan tidak penting.

Padahal, mendengarkan dengan baik merupakan proses aktif dan membutuhkan

usaha sungguh-sungguh. Banyak yang menganggap berbicara di depan umum itu

sulit tetapi terdapat yang lebih sulit lagi yaitu kemauan dan kesadaran untuk

mendengar. Keterampilan mendengarkan ini sangat diperlukan dalam proses

(13)

Erika Siboro, 2014

PENERAPAN STRATEGI LISTENING TEAMS UNTUK MENINGKATKAN HISTORICAL THINKING SKILLS DALAM MATA PELAJARAN SEJARAH

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu |perpustakaan.upi.edu

Dalam mata pelajaran sejarah, pada umumnya guru sering menggunakan

metode ceramah. Ketika guru menyampaikan pelajaran maka seharusnya siswa

mendengarkan dengan baik. Sebaliknya, ketika siswa sedang berpresentasi,

bertanya atau menanggapi sesuatu, guru dan siswa lain harus mendengarkan

dengan baik. Selain itu, mereka juga harus aktif menanggapi apa yang telah

mereka dengar. Pada kenyataannya, banyak siswa yang sulit untuk mendengarkan.

Berdasarkan hasil observasi dalam pembelajaran sejarah, terlihat bahwa

keterampilan mendengarkan siswa masih rendah. Setelah guru menyampaikan

materi dengan metode ceramah, guru melakukan post-test untuk mengetahui

apakah tujuan pembelajaran tercapai, tetapi hasil yang diperoleh mengecewakan.

Peningkatan mutu pembelajaran banyak bergantung pada mutu guru dalam

mengelola pembelajaran. Para ahli pendidikan telah menciptakan berbagai metode

atau strategi agar pembelajaran menjadi aktif dan menyenangkan, dengan

demikian mutu pendidikan juga akan meningkat. Strategi atau metode yang

digunakan dalam proses pembelajaran (learning process) sangat berpengaruh

terhadap hasil atau tujuan pembelajaran yang ingin dicapai. Dalam proses belajar

mengajar, guru harus memiliki strategi agar siswa dapat belajar secara efektif dan

efisien sehingga tujuan pembelajaran tercapai. Silberman (www.acu.edu, 2000)

menyatakan jika pembelajaran dilakukan secara aktif maka si pembelajar akan

mencari sesuatu untuk menjawab pertanyaan, mencari informasi untuk

menyelesaikan masalah, atau mencari cara untuk melakukan suatu pekerjaan.

Penggunaan suatu strategi pembelajaran akan membantu kelancaran,

efektifitas dan efisiensi pencapaian tujuan. Guru dituntut harus dapat menerapkan

strategi pembelajaran yang paling tepat dan sesuai dengan kondisi peserta didik

serta materi pelajaran yang akan disampaikan. Tujuan utama seorang guru dalam

mewujudkan tujuan pendidikan di sekolah adalah mengembangkan strategi belajar

mengajar yang efektif. Pengembangan strategi ini sebagai upaya untuk

menciptakan keadaan belajar yang lebih menyenangkan dan dapat mempengaruhi

(14)

Erika Siboro, 2014

PENERAPAN STRATEGI LISTENING TEAMS UNTUK MENINGKATKAN HISTORICAL THINKING SKILLS DALAM MATA PELAJARAN SEJARAH

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu |perpustakaan.upi.edu

hasil secara memuaskan. Oleh karena itu, dalam melaksanakan kegiatan belajar

mengajar diperlukan keseriusan dan kreatifitas dari guru.

Suryosubroto (2009: 59) mengungkapkan bahwa proses belajar mengajar di

kelas harus dikembangkan karena di dalam pembelajaran guru tidak hanya

menyampaikan informasi tetapi juga harus mengembangkan kemampuan mental,

fisik dan penampilan diri. Dalam menyajikan bahan pelajaran siswa harus

diikutsertakan secara aktif baik individual maupun kelompok. Srategi

pembelajaran aktif sangat penting dalam suatu pembelajaran.

Pembelajaran aktif adalah pembelajaran yang memberikan kesempatan

kepada peserta didik untuk aktif membangun sendiri konsep dan makna melalui

berbagai kegiatan. Dalam pembelajaran aktif ini siswa yang dituntut harus aktif,

bukan guru yang aktif. Guru harus kreatif dalam mengelola pembelajaran dan juga

harus kreatif menyiapkan media pembelajaran yang sesuai dengan mata pelajaran

sehingga didapat suatu pengalaman belajar yang aktif. Strategi pembelajaran aktif

diterapkan untuk membuat suasana belajar lebih hidup atau bisa disebut

pembelajaran yang menekankan pada siswa agar aktif. Dalam pembelajaran aktif

terdapat beberapa aktivitas dasar yang dapat digunakan oleh peserta didik untuk

belajar, yaitu berbicara, mendengar, menulis, membaca dan refleksi.

Meskipun sudah banyak strategi pembelajaran yang dikembangkan pada saat

ini, namun hasil data awal yang diperoleh dari observasi pra-penelitian yang

dilakukan selama empat kali pada tanggal 14, 21, 28 Januari dan 4 Februari 2014

di kelas X IIS 2 SMA Negeri 4 Bandung menunjukkan bahwa pembelajaran

sejarah sejarah belum dilakukan secara maksimal. Peneliti memilih kelas X IIS 2

atas dasar masukan dari dua guru sejarah yang mengajar di kelas tersebut.

Menurut mereka, di kelas X IIS 2 terdapat banyak masalah pembelajaran. Pada

pra-penelitian pertama sampai ketiga, guru menggunakan metode ceramah dan

ketika guru berceramah, siswa sibuk dengan kegiatannya sendiri yang tidak

mendukung pembelajaran. Selain itu, di tengah pembelajaran terdapat beberapa

(15)

Erika Siboro, 2014

PENERAPAN STRATEGI LISTENING TEAMS UNTUK MENINGKATKAN HISTORICAL THINKING SKILLS DALAM MATA PELAJARAN SEJARAH

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu |perpustakaan.upi.edu

pindah dan siswa menjawab karena ada hal penting yang ingin dibicarakan.

Mereka ingin membicarakan sesuatu ketika guru sedang menjelaskan pelajaran.

Hal ini menunjukkan bahwa mereka tidak memperhatikan penjelasan guru. Ketika

guru selesai menjelaskan materi pelajaran, guru bertanya apakah ada siswa yang

ingin mengajukan pertanyaan, dan tidak ada sama sekali siswa yang mengajukan

pertanyaan. Pada saat proses pembelajaran berlangsung, tidak sedikit siswa yang

cenderung pasif dalam pembelajaran. Mereka lebih aktif dalam kegiatan yang

tidak mendukung pembelajaran, seperti berbicara dan bercanda dengan teman

secara berlebihan, bermain handphone dan lain-lain.

Pada pra-penelitian keempat guru menerapkan salah satu metode

cooperative learning, siswa kurang antusias dan kebanyakan pasif hanya sekedar

mengerjakan tugas yang diberikan. Guru mengalami kesulitan ketika siswa harus

mempresentasikan hasil diskusinya. Siswa enggan untuk mempresentasikan

karena selama ini mereka sudah terbiasa pasif dengan hanya mendengar ceramah

satu arah dari guru sehingga tujuan pembelajaran tidak tercapai secara maksimal.

Hal ini berarti pembelajaran masih bersifat teacher centered. Ketika sekelompok

siswa sedang mempresentasikan hasil diskusi mereka, siswa lain terlihat kurang

memperhatikan, hanya sedikit yang aktif dalam diskusi. Mereka lebih memilih

untuk melakukan hal lain yang kurang bermanfaat, seperti bercanda dengan teman

sebangku daripada mendengarkan yang sedang presentasi. Hal ini menunjukkan

bahwa keinginan siswa untuk mendengarkan masih rendah, mereka cenderung

ingin didengar tetapi sulit untuk mendengar orang lain.

Guru sudah berusaha menerapkan metode yang bervariasi, tetapi

metode-metode tersebut dirasa kurang efektif. Dengan demikian, metode-metode yang paling

sering digunakan guru adalah metode ceramah dan tanya jawab. Pada

kenyataannya, penggunaan metode tersebut tidak memberikan solusi yang

signifikan terhadap masalah pembelajaran yang terdapat di kelas, karena situasi

(16)

Erika Siboro, 2014

PENERAPAN STRATEGI LISTENING TEAMS UNTUK MENINGKATKAN HISTORICAL THINKING SKILLS DALAM MATA PELAJARAN SEJARAH

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu |perpustakaan.upi.edu

sering bersifat teacher centered, karena guru yang lebih banyak mendominasi

jalannya pembelajaran di kelas dan siswa hanya menjadi pendengar yang pasif.

Pada waktu guru menjelaskan materi pelajaran, hanya sedikit siswa yang

mencatat, dan ketika guru memberikan kesempatan untuk bertanya tidak ada

siswa yang mengajukan pertanyaan. Guru berusaha mengarahkan dan

membimbing siswa agar berani bertanya, dan akhirnya terdapat beberapa siswa

yang mengajukan pertanyaan walaupun terkadang jawaban pertanyaan mereka

sudah dijelaskan guru sebelumnya. Pertanyaan yang diajukan siswa juga masih

bersifat faktual. Terkadang guru yang mengajukan pertanyaan kepada siswa agar

proses pembelajaran tidak berlangsung satu arah, dengan demikian muncul

interaksi antara guru dengan siswa atau siswa dengan siswa. Selain memberikan

pertanyaan, guru juga terkadang meminta siswa untuk menjelaskan kembali

pelajaran yang telah disampaikan dan meminta tanggapan siswa. Dalam

memberikan tanggapan, siswa mengemukakan pendapat mereka tanpa mampu

menyebutkan dasar atau fakta atas tanggapan atau argumentasi mereka.

Masalah lain yang ditemukan adalah banyak siswa menganggap sejarah

adalah pelajaran membosankan yang dipenuhi dengan hapalan. Sejauh ini

kemampuan siswa pada umumnya dalam pelajaran sejarah masih dalam tingkat

menghapal. Pertanyaan-pertanyaan yang umumnya diajukan siswa juga bersifat

faktual, dan mereka kesulitan untuk membandingkan dan menganalisis

kisah-kisah sejarah. Kenyataan tersebut menunjukkan bahwa kemampuan berpikir

kesejarahan siswa masih rendah. Wineburg (2006: 10) berpendapat bahwa “proses

berpikir sejarah bukanlah proses alami dan bukan pula sesuatu yang muncul begitu saja dari perkembangan kejiwaan”. Hal ini berarti kemampuan berpikir kesejarahan siswa harus dilatih. Ma’mur dalam Wiriaatmadja (2011: 113)

mengungkapkan:

(17)

ilustrasi-Erika Siboro, 2014

PENERAPAN STRATEGI LISTENING TEAMS UNTUK MENINGKATKAN HISTORICAL THINKING SKILLS DALAM MATA PELAJARAN SEJARAH

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu |perpustakaan.upi.edu

ilustrasi dan catatan-catatan masa lalu; menginterpretasikan catatan-catatan sejarah; dan mengkonstruksi sejarah menurut versi masing-masing siswa.

Permasalahan tersebut harus diatasi demi tercapainya hasil belajar siswa

sesuai dengan tujuan pembelajaran yang telah ditentukan. Untuk itu, dilakukan

penelitian tindakan kelas yang menerapkan strategi listening teams sebagai solusi

untuk meningkatkan historical thinking skills. Listening teams merupakan

kelompok-kelompok kecil yang bertanggung jawab menjelaskan materi pelajaran”

(Silberman, 2013: 91). Hal ini berarti kegiatan pembelajaran akan menggunakan

metode ceramah satu arah dan setelah itu siswa harus melakukan tugas yang telah

diberikan. Dalam pembelajaran sejarah pada umumnya, metode yang paling

sering digunakan dalam pembelajaran sejarah adalah ceramah. Penggunaan

metode ini juga sering dilengkapi dengan penggunaan alat peraga atau media,

tanya jawab, demonstrasi dan sebagainya, dengan demikian secara mental siswa

turut aktif dalam proses pembelajaran. Meskipun metode ini dipandang kuno,

membosankan dan kurang memberi kesempatan siswa untuk aktif tetapi masih

dipandang sebagai metode yang paling praktis, efisien dan paling banyak dipakai

para guru. Kepraktisan dan keefisienan metode ini terutama dirasakan apabila

jumlah siswa banyak, keterbatasan sarana dan prasarana belajar, keterbatasan

biaya serta waktu belajar.

Berdasarkan penjelasan di atas, maka peneliti mengambil judul

“PENERAPAN STRATEGI LISTENING TEAMS UNTUK MENINGKATKAN

HISTORICAL THINKING SKILLS DALAM MATA PELAJARAN SEJARAH (Penelitian Tindakan Kelas Pada Siswa Kelas X IIS 2 SMA Negeri 4 Bandung)”.

B. Rumusan Masalah

(18)

Erika Siboro, 2014

PENERAPAN STRATEGI LISTENING TEAMS UNTUK MENINGKATKAN HISTORICAL THINKING SKILLS DALAM MATA PELAJARAN SEJARAH

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu |perpustakaan.upi.edu

penelitian di atas akan diuraikan dalam bentuk pertanyaan-pertanyaan sebagai

berikut:

1. Bagaimana merencanakan strategi listening teams untuk meningkatkan

historical thinking skills dalam pembelajaran sejarah di kelas X IIS 2 SMA

Negeri 4 Bandung?

2. Bagaimana melaksanakan strategi listening teams untuk meningkatkan

historical thinking skills dalam pembelajaran sejarah di kelas X IIS 2 SMA

Negeri 4 Bandung?

3. Bagaimana peningkatan historical thinking skills setelah menggunakan

strategi listening teams dalam pembelajaran sejarah di kelas X IIS 2 SMA

Negeri 4 Bandung?

4. Bagaimana upaya mengatasi kendala yang dihadapi dalam menerapkan

strategi listening teams dalam pembelajaran sejarah di kelas X IIS 2 SMA

Negeri 4 Bandung?

C. Tujuan Penelitian

Berdasarkan rumusan masalah di atas, maka tujuan dari penelitian ini adalah

untuk menerapkan strategi Listening Teams sebagai upaya untuk meningkatkan

historical thinking skills dalam mata pelajaran sejarah di kelas X IIS-2 SMAN 4

Bandung. Adapun tujuan khusus dari penelitian ini antara lain adalah sebagai

berikut:

1. Mendeskripsikan perencanaan strategi listening teams dalam pembelajaran

sejarah siswa di kelas X IIS 2 SMA Negeri 4 Bandung.

2. Mendeskripsikan penerapan strategi listening teams dalam pembelajaran

(19)

Erika Siboro, 2014

PENERAPAN STRATEGI LISTENING TEAMS UNTUK MENINGKATKAN HISTORICAL THINKING SKILLS DALAM MATA PELAJARAN SEJARAH

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu |perpustakaan.upi.edu

3. Mendeskripsikan peningkatan historical thinking skills setelah

menggunakan strategi listening teams dalam pembelajaran sejarah siswa di

kelas X IIS 2 SMA Negeri 4 Bandung.

4. Menganalisis kendala dan upaya mengatasinya dalam penerapan listening

teams dalam pembelajaran sejarah siswa di kelas X IIS 2 SMA Negeri 4

Bandung.

D. Manfaat Penelitian

Pelaksanaan penelitian ini diharapkan akan memberikan manfaat sebagai berikut:

1. Bagi peneliti, dapat menambah wawasan serta keterampilan dalam

menerapkan active learning pada kegiatan pembelajaran selanjutnya.

2. Bagi siswa, dapat meningkatkan hasil belajar sejarah dengan

menggunakan metode pembelajaran tipe listening teams.

3. Bagi guru, sebagai cara untuk dapat memperbaiki metode belajar mengajar

dan dapat memecahkan permasalahan pembelajaran yang dihadapi

sehingga dapat meningkatkan historical thinking skills siswa.

4. Bagi sekolah, sebagai upaya bagi sekolah untuk dapat mengembangkan

potensi yang dimiliki siswa sehingga dapat meningkatkan kualitas

pembelajaran di SMA Negeri 4 Bandung.

E. Struktur Organisasi

Adapun sistematika penulisan dalam penyusunan karya ilmiah ini adalah sebagai

berikut:

BAB I Pendahuluan

Bab ini memaparkan secara garis besar permasalahan yang akan dikaji dalam

penelitian. Adapun sub bab yang terdapat di dalamnya terdiri atas latar belakang

masalah, rumusan masalah, tujuan penelitian, manfaat penelitian dan struktur

organisasi.

(20)

Erika Siboro, 2014

PENERAPAN STRATEGI LISTENING TEAMS UNTUK MENINGKATKAN HISTORICAL THINKING SKILLS DALAM MATA PELAJARAN SEJARAH

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu |perpustakaan.upi.edu

Bab ini memaparkan landasan teori yang diambil dari berbagai literatur sebagai

dasar dalam pelaksanaan penelitian.

BAB III Metode Penelitian

Bab ini memaparkan lokasi penelitian dan subyek penelitian, desain dan metode

penelitian, definisi operasional, instrument penelitian dan pengembangannya,

teknik pengumpulan data dan analisis data.

BAB IV Hasil Penelitian dan Pembahasan

Bab ini memaparkan hasil penelitian yang didasarkan pada data yang diperoleh

selama penelitian dilaksanakan.

BAB V Simpulan dan Saran

Bab ini memaparkan kesimpulan hasil penelitian dan saran atau rekomendasi bagi

pihak-pihak yang terkait dan bagi pengembangan penelitian selanjutnya.

DAFTAR PUSTAKA

Berisi daftar literatur yang digunakan dalam penulisan baik buku maupun sumber

lain yang relevan.

LAMPIRAN

Berisi berbagai dokumen yang digunakan dalam penelitian seperti RPP,

(21)

Erika Siboro, 2014

PENERAPAN STRATEGI LISTENING TEAMS UNTUK MENINGKATKAN HISTORICAL THINKING SKILLS DALAM MATA PELAJARAN SEJARAH

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu |perpustakaan.upi.edu BAB III

METODE PENELITIAN

A. Lokasi dan Subjek Penelitian

Penelitian tindakan kelas ini dilaksanakan di SMA Negeri 4 Bandung yang

beralamat di Jl. Gardujati No. 20 Bandung Telp. (022) 4203861. SMA Negeri 4

Bandung memiliki fasilitas yang lengkap untuk menunjang kegiatan belajar

mengajar. Fasilitas tersebut antara lain ruang kelas yang berjumlah 32 ruangan,

masjid, perpustakaan, laboratorium biologi, laboratorium fisika, laboratorium

kimia, laboratorium komputer, laboratorium bahasa, sarana olah raga

indoor/outdoor, sistem informasi berbasis IT, lingkungan kampus bersih dan asri,

ruang multimedia, ICT, UKS dan pantry.

Kelas yang dipilih dalam penelitian ini disesuaikan dengan karakteristik

penelitian tindakan kelas yang ingin memperbaiki proses belajar mengajar

berdasarkan permasalahan yang ditemukan. Adapun kelas yang dijadikan subjek

penelitian adalah X IIS 2 SMA Negeri 4 Bandung semester genap tahun ajaran

2013/2014. Jumlah siswa dalam kelas ini adalah 33 orang dengan 11 siswa

laki-laki dan 22 siswa perempuan. Kelas ini dipilih berdasarkan masukan dari guru

mitra. Menurut guru mitra, banyak permasalahan di kelas ini. Hasil observasi

pra-penelitian yang dilakukan peneliti pada bulan Januari-Februari 2014 terlihat

bahwa suasana belajar di kelas ini kurang kondusif yang dipengaruhi oleh jam

pelajaran sejarah yang dimulai setelah istirahat, sebagian besar siswa aktif yang

negatif, dalam arti mereka aktif bukan untuk pelajaran, tetapi untuk ribut di kelas,

melakukan hal lain yang tidak mendukung pelajaran sejarah, dan terlihat bahwa

historical thinking skills mereka masih rendah.

B. Desain Penelitian

Desain penelitian sangat penting untuk mengembangkan kerangka kerja

peneliti. Desain penelitian pada dasarnya adalah keseluruhan proses pemikiran

(22)

Erika Siboro, 2014

PENERAPAN STRATEGI LISTENING TEAMS UNTUK MENINGKATKAN HISTORICAL THINKING SKILLS DALAM MATA PELAJARAN SEJARAH

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu |perpustakaan.upi.edu

(2006: 315) “Desain penelitian merupakan prosedur atau langkah-langkah yang ditempuh dalam pengumpulan dan analisis data, mencakup metode penelitian,

sumber dan teknik pengumpulan data yang digunakan, analisis dan interpretasi data”. Desain yang digunakan dalam penelitian tindakan kelas ini adalah desain yang dikembangkan John Elliot. Secara rinci tahapan-tahapan dalam penelitian

(23)

Erika Siboro, 2014

PENERAPAN STRATEGI LISTENING TEAMS UNTUK MENINGKATKAN HISTORICAL THINKING SKILLS DALAM MATA PELAJARAN SEJARAH

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu |perpustakaan.upi.edu Gambar 3.1 Desain Penelitian Tindakan Elliot

Diadopsi dari Wiriaatmadja (2007: 64)

Model Elliot merupakan pengembangan lebih lanjut dari model Lewin.

Model ini dianggap lebih rinci dari model lainnya. Dikatakan lebih rinci, karena di

dalam setiap siklus dimungkinkan terdiri dari beberapa tindakan, yaitu antara tiga

sampai lima tindakan. Sementara itu setiap tindakan kemungkinan terdiri atas

beberapa langkah yang terealisasi dalam bentuk kegiatan pembelajaran. Ide

dasarnya sama, dimulai dari penemuan masalah kemudian dirancang tindakan

tertentu yang dianggap mampu memecahkan masalah tersebut, kemudian

diimplementasikan, dimonitor, dan selanjutnya dilakukan tindakan berikutnya jika

dianggap perlu. Model ini akan membentuk sebuah kegiatan berulang (siklus).

Banyak para ahli yang mengemukakan model penelitian tindakan kelas, tetapi

pada umumnya terdapat empat tahapan dalam PTK, yaitu: 1. perencanaan

(planning), 2. tindakan (action), 3. pengamatan (observation), dan 4. refleksi

(reflection). Berikut dijelaskan empat tahapan dalam penelitian ini:

1. Perencanaan (Planning)

Pada tahap ini peneliti membuat suatu rencana kegiatan pembelajaran

berdasarkan fokus permasalahan yaitu rendahnya historical thinking skills siswa,

mulai dari penetapan waktu, materi, dan strategi pembelajaran. Perencanaan

tindakan ini disusun dengan cermat dari tindakan pertama, evaluasi, revisi

perencanaan dan seterusnya. Rencana tindakan disusun secara reflektif,

partisipatif, kolaboratif antara peneliti dengan mitra peneliti. Dalam tahap ini

peneliti melakukan beberapa perencanaan yang berkaitan dengan langkah-langkah

yang akan dilakukan. Adapun beberapa tahapan dalam perencanaan penelitian

adalah sebagai berikut:

a. Melakukan pengamatan pra-penelitian di kelas X IIS 2 sebanyak empat

(24)

Erika Siboro, 2014

PENERAPAN STRATEGI LISTENING TEAMS UNTUK MENINGKATKAN HISTORICAL THINKING SKILLS DALAM MATA PELAJARAN SEJARAH

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu |perpustakaan.upi.edu

b. Meminta kesediaan mitra peneliti untuk mengamati proses belajar

mengajar yang akan dilaksanakan di kelas penelitian. Mitra peneliti adalah

rekan sejurusan peneliti yang berinisial H.W, M.S, dan E.A.P.

c. Menyusun kesepakatan dengan mitra peneliti mengenai waktu penelitian.

d. Mendiskusikan langkah-langkah penerapan strategi listening teams yang

akan diterapkan dalam penelitian.

e. Menyusun rencana pelaksanaan pembelajaran (RPP) yang akan

dilaksanakan pada saat penelitian.

f. Menyusun alat ukur yang dapat melihat peningkatan historical thinking

skills siswa dengan menerapkan strategi listening teams.

g. Menyusun instrumen yang akan digunakan dalam penelitian untuk melihat

peningkatan historical thinking skills siswa dengan menerapkan strategi

listening teams.

h. Merencanakan diskusi-balikan dengan mitra peneliti berdasarkan hasil

pengamatannya.

i. Membuat rencana untuk melakukan perbaikan sebagai tindak lanjut dari

diskusi balikan dengan mitra peneliti.

j. Merencanakan pengolahan data yang didapatkan selama pelaksanaan

penelitian.

2. Tindakan (Action)

Tahap ini merupakan implementasi dari berbagai rencana yang telah

dirancang sebelumnya. Pada tahap ini peneliti melaksanakan penelitiannya dengan

menerapkan strategi listening teams untuk meningkatkan historical thinking skills

siswa kelas X IIS 2 SMA Negeri 4 Bandung. Tahap pelaksanaan ini dilakukan

dalam beberapa siklus sampai hasil yang diperoleh mencapai titik jenuh. Berikut

(25)

Erika Siboro, 2014

PENERAPAN STRATEGI LISTENING TEAMS UNTUK MENINGKATKAN HISTORICAL THINKING SKILLS DALAM MATA PELAJARAN SEJARAH

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu |perpustakaan.upi.edu

a. Melaksanakan tindakan dalam pembelajaran sejarah dengan menerapkan

strategi listening teams sesuai dengan rencana pelaksanaan pembelajaran

(RPP).

b. Menerapkan strategi listening teams dengan optimal dalam proses

pembelajaran sejarah.

c. Melaksanakan evaluasi hasil belajar untuk melihat peningkatan historical

thinking skills siswa setelah menerapkan strategi listening teams.

d. Mengggunakan instrumen penelitian yang telah dibuat sebagai alat

observasi untuk melihat dan mencatat aktivitas siswa ketika penerapan

strategi listening teams.

e. Melakukan diskusi balikan dengan mitra peneliti.

f. Membuat rencana perbaikan terhadap kekurangan-kekurangan yang

ditemukan berdasarkan hasil diskusi balikan.

g. Melaksanakan pengolahan data yang diperoleh setelah penelitian selesai

dilaksanakan.

3. Pengamatan (Observation)

Pengamatan dilakukan bersamaan dengan pelaksanaan tindakan. Di dalam

pengamatan, peneliti juga akan melakukan analisis berdasarkan pengamatan

seluruh pelaksanaan tindakan. Pengamatan yang baik adalah pengamatan yang

fleksibel dan terbuka untuk dapat mencatat gejala yang muncul, baik yang

diharapkan maupun yang tidak diharapkan.

Pada tahap ini, pengamatan yang dilakukan meliputi:

a. Melakukan pengamatan terhadap kelas yang diteliti.

b. Mengamati kesesuaian penerapan strategi listening teams dengan materi

pelajaran.

c. Mengamati apakah guru mampu menerapkan strategi listening teams

(26)

Erika Siboro, 2014

PENERAPAN STRATEGI LISTENING TEAMS UNTUK MENINGKATKAN HISTORICAL THINKING SKILLS DALAM MATA PELAJARAN SEJARAH

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu |perpustakaan.upi.edu

d. Mengamati apakah strategi listening teams yang diterapkan dapat

meningkatkan historical thinking skills siswa.

4. Refleksi (Reflection)

Refleksi merupakan sarana untuk melakukan pengkajian kembali terhadap

tindakan yang telah dilakukan. Di dalam tahap ini peneliti dan mitra melakukan

evaluasi dan revisi terhadap seluruh proses penelitian, baik itu kelebihan maupun

kekurangan dalam pelaksanaan tindakan. Pada tahap ini juga dilakukan perbaikan

untuk melaksanakan tindakan pada siklus selanjutnya.

Pada tahap ini, refleksi yang dilakukan meliputi:

a. Melakukan diskusi dengan mitra peneliti setelah tindakan dilakukan.

b. Menyimpulkan hasil diskusi, apakah penelitian akan dilanjutkan atau

sudah dapat dihentikan.

Dari pelaksanaan tindakan pertama, jika ditemukan kekurangan maka peneliti

dapat memperbaiki dengan merencanakan tindakan kedua yang akan

dilaksanakan. Tindakan yang dilakukan akan berlangsung dalam beberapa siklus.

Siklus dalam penelitian ini akan berhenti apabila tindakan yang dilakukan peneliti

dianggap sudah baik, dalam arti sudah menguasai keterampilan mengajar yang

diterapkan dalam penelitian dengan baik dan data yang diperoleh dalam penelitian

sudah jenuh.

C. Metode Penelitian

Metode penelitian adalah cara yang digunakan peneliti dalam

mengumpulkan data penelitiannya. Berdasarkan permasalahan-permasalahan yang

didapat dari subjek penelitian, maka metode penelitian yang dipilih peneliti adalah

classroom action research (CAR) atau penelitian tindakan kelas (PTK). Pada

masa sekarang, PTK sedang banyak dilaksanakan untuk perbaikan proses

pembelajaran. Hal ini sejalan dengan pendapat Hopkins (2011: 87) yang

(27)

Erika Siboro, 2014

PENERAPAN STRATEGI LISTENING TEAMS UNTUK MENINGKATKAN HISTORICAL THINKING SKILLS DALAM MATA PELAJARAN SEJARAH

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu |perpustakaan.upi.edu

Penelitian tindakan mengombinasikan tindakan substansif dan prosedur penelitian; penelitian ini merupakan tindakan terdisiplin yang terkontrol oleh penyelidikan, usaha seseorang untuk memahami problem tertentu seraya terlibat aktif dalam proses pengembangan dan pemberdayaan.

Dari pendapat di atas dapat dipahami bahwa PTK dilaksanakan atas dasar

permasalahan yang terjadi di lapangan dan berupaya untuk memberikan solusi

atas permasalahan tersebut. Pendapat yang lain diungkapkan John Elliot dalam

Hopkins (2011: 88) yang menyatakan:

Penelitian tindakan dapat didefinisikan sebagai ‘penelitian terhadap situasi sosial dengan tujuan meningkatkan kualitas di dalamnya’. Penelitian ini bertujuan untuk memberikan pertimbangan praktis tentang situasi-situasi konkret, dan validitas ‘teori-teori’ atau hipotesis-hipotesis yang dihasilkannya tidak terlalu bergantung pada uji kebenaran ‘saintis’, karena tujuan utamanya adalah membantu masyarakat agar dapat bertindak lebih cerdas dan mahir. Dalam penelitian tindakan, ‘teori-teori’ tidak divalidasi secara bebas dan kemudian diaplikasikan ke dalam praktik. Lebih dari itu, penelitian tindakan divalidasi melalui praktik itu sendiri.

Dalam melaksanakan PTK, masalah yang diangkat harus berdasarkan

permasalahan yang dihadapi dalam proses pembelajaran sehari-hari. PTK

dilaksanakan untuk memperbaiki proses pembelajaran berdasarkan permasalahan

yang terdapat di kelas dengan menerapkan teknik, metode, strategi, model

maupun media pembelajaran. Pelaksanaan penelitian ini dapat dilakukan secara

kolaboratif antara guru dengan guru, peneliti ataupun dosen. Hal ini sejalan

dengan pendapat Kemmis dalam Wiriaatmadja (2009: 12) yang mengungkapkan:

… penelitian tindakan adalah sebuah bentuk inkuiri reflektif yang dilakukan secara kemitraan mengenai situasi sosial tertentu (termasuk pendidikan) untuk meningkatkan rasionalitas dan keadilan dari: a. kegiatan praktek sosial atau pendidikan mereka, b. pemahaman mereka mengenai kegiatan-kegiatan praktek pendidikan, c. situasi yang memungkinkan terlaksananya kegiatan praktek ini.

Dengan dilaksanakannya PTK, diharapkan kualitas pembelajaran pada subjek

penelitian dapat meningkat serta tujuan dari penelitian ini dapat tercapai secara

maksimal.

(28)

Erika Siboro, 2014

PENERAPAN STRATEGI LISTENING TEAMS UNTUK MENINGKATKAN HISTORICAL THINKING SKILLS DALAM MATA PELAJARAN SEJARAH

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu |perpustakaan.upi.edu

Sesuai dengan judul penelitian, yaitu “Penerapan Strategi Listening Teams

Untuk Meningkatkan Historical Thinking Skills Dalam Mata Pelajaran Sejarah”,

maka focus penelitian dalam penelitian ini adalah sebagai berikut:

1. Strategi listening teams adalah strategi pembelajaran yang menggunakan

metode ceramah dan di dalamnya terdapat kelompok-kelompok siswa

dengan tugas tertentu yang berkaitan dengan materi pelajaran. Hal ini

berarti kegiatan pembelajaran akan menggunakan metode ceramah dan

setelah itu siswa harus melakukan tugas yang telah diberikan. Cara ini

digunakan agar siswa ikut aktif dalam pembelajaran. Langkah-langkah

yang akan digunakan dalam penerapan strategi listening teams ini adalah:

a. Guru membagi peserta didik menjadi empat kelompok dengan

masing-masing tugas sebagai berikut:

1) Penanya :bertugas membuat pertanyaan

minimal dua berkaitan dengan materi pelajaran

yang baru disampaikan.

2) Pendukung :bertugas mencari ide-ide

yang disetujui atau dipandang berguna dari

materi pelajaran yang baru saja disampaikan

disertai dengan alasan dan fakta yang

mendukung.

3) Penentang :bertugas mencari ide-ide yang tidak

disetujui atau dipandang tidak berguna dari

materi pelajaran yang baru disampaikan dengan

memberi alasan dan fakta yang mendukung.

4) Pemberi contoh :bertugas memberi contoh

spesifik dari materi yang disampaikan guru.

b. Guru menyampaikan materi pelajaran dengan menggunakan metode

ceramah. Setelah penyampaian materi selesai, guru memberikan waktu

(29)

Erika Siboro, 2014

PENERAPAN STRATEGI LISTENING TEAMS UNTUK MENINGKATKAN HISTORICAL THINKING SKILLS DALAM MATA PELAJARAN SEJARAH

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu |perpustakaan.upi.edu

c. Guru meminta masing-masing kelompok untuk menyampaikan hasil dari

tugas mereka.

d. Guru meminta siswa untuk menjawab pertanyaan dari kelompok penanya.

e. Guru dan siswa melakukan refleksi terhadap hasil tugas setiap kelompok.

f. Siswa mengumpulkan hasil pekerjaan mereka.

2. Historical thinking skills adalah kemampuan berpikir kesejarahan siswa

yang lebih dari sekedar menghapal, yaitu menganalisis kisah cerita,

menginterpretasikan catatan-catatan sejarah, mengkonstruksi sejarah

menurut versi siswa dan memahami makna sejarah. Indikator yang akan

diukur dalam penelitian ini adalah kemampuan siswa membangun

pertanyaan, mencari dan mengevaluasi bukti-bukti, membandingkan dan

menganalisis kisah-kisah sejarah serta mengkonstruksi sejarah menurut

versi masing-masing siswa. Historical thinking skills siswa dalam

penelitian ini terlihat dari:

a. Mampu membangun pertanyaan yang tidak hanya sebatas faktual, tetapi juga mampu membuat pertanyaan dengan “mengapa” dan “bagaimana”. b. Menyebutkan bukti atau fakta tentang materi yang sedang dibahas.

c. Menunjukkan gambar bukti atau fakta yang berkaitan dengan materi yang

sedang dibahas.

d. Memberikan penilaian terhadap bukti sejarah yang berkaitan dengan

materi yang sedang dibahas.

e. Membandingkan dan menganalisis kisah sejarah.

f. Mengkonstruksi sejarah menurut versi masing-masing siswa.

g. Mampu menjelaskan hubungan sebab-akibat.

E. Instrumen Penelitian

(30)

Erika Siboro, 2014

PENERAPAN STRATEGI LISTENING TEAMS UNTUK MENINGKATKAN HISTORICAL THINKING SKILLS DALAM MATA PELAJARAN SEJARAH

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu |perpustakaan.upi.edu

dalam arti lebih cermat, lengkap, dan sistematis sehingga lebih mudah diolah” (Arikunto, 2010: 203). Adapun instrumen yang digunakan untuk mengumpulkan

data dalam penelitian ini adalah:

1. Lembar Panduan Observasi

Lembar panduan observasi berisi sebuah daftar jenis kegiatan yang mungkin

timbul dan akan diamati. Dalam proses observasi, observer (pengamat) tinggal

memberikan tanda atau tally pada kolom tempat peristiwa muncul. Tujuan

penggunaan lembar panduan observasi ini adalah untuk memperoleh gambaran

tentang kejadian yang muncul dalam situasi pengajaran (Arikunto, 2010: 200).

Lembar panduan observasi dalam penelitian ini berisi daftar kegiatan yang

akan diamati, yaitu langkah-langkah penerapan strategi listening teams dan cara

guru mengajar. Selain itu juga terdapat lembar panduan observasi untuk melihat

peningkatan historical thinking skills siswa. Observasi yang dilakukan adalah

observasi nonpartisipatif (nonparticipatory observation). Hal ini berarti pengamat

tidak ikut serta dalam kegiatan pembelajaran, pengamat hanya berperan

mengamati pembelajaran.

2. Catatan Lapangan (Field Notes)

Catatan lapangan merupakan sumber informasi yang sangat penting yang

dibuat oleh peneliti/mitra peneliti yang melakukan pengamatan. Kejadian yang

ada selama tindakan berlangsung dicatat dengan berurutan sehingga dapat

menggambarkan situasi kelas. Hal-hal yang dicatat adalah mengenai prasarana

dan fasilitas, kegiatan belajar mengajar, kegiatan siswa selama pembelajaran

berlangsung dan kesulitan-kesulitan belajar yang diamati langsung di kelas.

Dalam penelitian ini yang akan membuat catatan lapangan adalah peneliti dan

observer. Catatan-catatan ini akan dicek kebenaran datanya dengan

membandingkan catatan peneliti dengan observer. Berdasarkan data yang

diperoleh dari catatan lapangan tersebut, peneliti melakukan diskusi dengan mitra

sebagai bahan refleksi, perbaikan, dan perencanaan tindakan selanjutnya. Berikut

(31)

Erika Siboro, 2014

PENERAPAN STRATEGI LISTENING TEAMS UNTUK MENINGKATKAN HISTORICAL THINKING SKILLS DALAM MATA PELAJARAN SEJARAH

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu |perpustakaan.upi.edu CATATAN LAPANGAN

Observer :

Pelaksanaan Tindakan :

Hari/Tanggal :

Waktu :

Tempat :

Jumlah Siswa :

Kompetensi Dasar :

Kegiatan yang diamati Komentar/temuan di lapangan

3. Pedoman wawancara

Pedoman wawancara disusun agar dalam pelaksanaan wawancara lebih

terarah. Pedoman wawancara berisi pertanyaan-pertanyaan yang diajukan peneliti

kepada responden dengan cara melakukan tanya jawab berkaitan dengan

penelitian yang sedang dilakukan. Wawancara ini digunakan untuk mengetahui

tanggapan siswa dan guru terhadap penerapan strategi listening teams dalam

pembelajaran sejarah.

F. Teknik Pengumpulan Data

Data yang diperlukan dalam penelitian ini didapat dengan menggunakan

beberapa teknik. Teknik pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian ini

adalah:

1. Observasi

Observasi merupakan pengamatan dan pencatatan secara sistematik terhadap

(32)

Erika Siboro, 2014

PENERAPAN STRATEGI LISTENING TEAMS UNTUK MENINGKATKAN HISTORICAL THINKING SKILLS DALAM MATA PELAJARAN SEJARAH

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu |perpustakaan.upi.edu

data dengan observasi dilakukan untuk memperoleh data mengenai pembelajaran

di kelas, yang meliputi aktivitas guru dan siswa ketika pelaksanaan tindakan.

Observasi yang digunakan dalam penelitian ini adalah observasi terbuka. “Observasi terbuka adalah apabila sang pengamat atau observer melakukan pengamatannya dengan mengambil kertas, pensil, kemudian mencatatkan segala

sesuatu yang terjadi di kelas” (Wiriiatmadja, 2007: 110). Tujuan membuat catatan

tersebut adalah untuk menggambarkan situasi kelas selengkapnya sehingga semua

urutan-urutan kejadian tercatat. Pencatatan dalam pengamatan terbuka ini

disesuaikan dengan selera pengamat yang dilakukan dengan sefaktual mungkin

dan tanpa penafsiran subjektif dari pengamat.

Observasi ini difokuskan pada berbagai hal yang menjadi sumber data dalam

penelitian, yaitu aktivitas guru dan siswa dalam kegiatan belajar mengajar dengan

menerapkan strategi listening teams. Hasil observasi berupa lembar panduan

observasi kemudian dibahas peneliti bersama dengan mitra dalam diskusi balikan,

dan hasil diskusi balikan tersebut dijadikan bahan refleksi dan perbaikan untuk

tindakan selanjutnya.

2. Wawancara

Wawancara atau kuesioner lisan adalah sebuah dialog yang dilakukan oleh

pewawancara untuk memperoleh informasi dari terwawancara (Arikunto, 2010:

198). Wawancara dilakukan peneliti untuk mendapatkan data mengenai aktivitas

siswa dan tanggapan siswa terhadapa proses belajar mengajar. Pedoman

wawancara disusun oleh peneliti untuk mengetahui pandangan siswa terhadap

tindakan guru dan hasilnya terhadap historical thinking skills siswa. Oleh karena

itu, bentuk wawancara yang digunakan adalah wawancara terstruktur. Wawancara

terstruktur adalah bentuk wawancara di mana pewawancara sudah mempersiapkan

bahan wawancara terlebih dahulu (Wiriaatmadja, 2007: 118). Wawancara

(33)

Erika Siboro, 2014

PENERAPAN STRATEGI LISTENING TEAMS UNTUK MENINGKATKAN HISTORICAL THINKING SKILLS DALAM MATA PELAJARAN SEJARAH

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu |perpustakaan.upi.edu

Dalam melakukan wawancara, disediakan lembar pedoman wawancara

sehingga wawancara menjadi terarah. Peneliti hanya melakukan wawancara

terhadap beberapa siswa yang dianggap mewakili seluruh siswa, yaitu siswa yang

memiliki kemampuan kognitif tinggi, sedang, dan rendah.

3. Studi Dokumentasi

Dalam mengadakan penelitian yang bersumber pada tulisan, digunakan metode dokumentasi. “Dalam melaksanakan metode dokumentasi, peneliti menyelidiki benda-benda tertulis seperti buku-buku, majalah, dokumen,

peraturan-peraturan, notulen rapat, catatan harian, dan sebagainya” (Arikunto,

2010: 201). Pendapat lain diungkapkan Sukmadinata (2005: 221) bahwa “studi

dokumenter merupakan suatu teknik pengumpulan data dengan menghimpun dan

menganalisis dokumen-dokumen, baik dokumen tertulis, gambar, maupun elektronik”. Studi dokumentasi berperan dalam mengumpulkan data-data primer dalam penelitian. Dokumen-dokumen yang dikumpulkan disesuaikan dengan

fokus penelitian. Dalam penelitian ini dokumen-dokumen yang akan dikumpulkan

adalah silabus dan rencana pelaksanaan pembelajaran (RPP), photo kegiatan

belajar mengajar, pedoman observasi, pedoman wawancara, dan laporan tugas

kelompok siswa. Berikut ini gambaran spesifik dari data, sumber data, teknik

pengumpulan data dan instrumen penelitian:

Tabel 3.1

Data, Sumber data, Teknik Pengumpulan Data dan Instrumen Penelitian

No Data Sumber Data Teknik

Guru dan siswa Observasi

(34)

Erika Siboro, 2014

PENERAPAN STRATEGI LISTENING TEAMS UNTUK MENINGKATKAN HISTORICAL THINKING SKILLS DALAM MATA PELAJARAN SEJARAH

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu |perpustakaan.upi.edu

wawancara

Guru dan siswa Observasi

terbuka dan

Tahap selanjutnya setelah mengumpulkan data dengan menggunakan

instrumen adalah mengolah dan menganalisis data. Data yang diperoleh

merupakan data yang bersifat kuantitatif dan kualitatif. Data dianalisis secara

deskriptif untuk memperoleh gambaran tentang pelaksanaan penelitian.

Langkah-langkah yang dilakukan dalam menganalisis data adalah pengolahan data

kualitatif. Langkah-langkah yang dilakukan dalam pengolahan dan analisis data

kualitatif adalah sebagai berikut:

a. Pengumpulan/Kategorisasi Data

Dalam tahap ini peneliti mengumpulkan data yang diperoleh dari instrumen

penelitian yang digunakan. Seluruh data tersebut kemudian disusun dengan

sistematis dan dianalisis sehingga diperoleh gambaran mengenai tindakan yang

(35)

Erika Siboro, 2014

PENERAPAN STRATEGI LISTENING TEAMS UNTUK MENINGKATKAN HISTORICAL THINKING SKILLS DALAM MATA PELAJARAN SEJARAH

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu |perpustakaan.upi.edu

Data dikategorikan berdasarkan penerapan strategi listening teams, aktivitas guru

dan siswa serta proses belajar mengajar

b. Validasi data

Validasi data dilakukan dalam proses pengolahan data agar diperoleh data

yang akurat dan objektif. Hal ini dilakukan karena dalam penelitian ilmiah data

harus absah dan dapat dipertanggungjawabkan. Merujuk pada pendapat Hopkins

dalam Wiriatmadja (2007: 168), maka beberapa bentuk validasi yang digunakan

dalam penelitian ini adalah:

1) Member Check adalah validasi data dengan memeriksa kembali

keterangan-keterangan atau informasi data yang diperoleh selama

observasi atau wawancara dari narasumber, apakah keterangan atau

informasi yang diperoleh tetap sifatnya atau tidak berubah sehingga dapat

dipastikan keajegannya, dan data tersebut terperiksa kebenarannya.

2) Triangulasi adalah membandingkan data yang diperoleh dengan mitra

peneliti yang hadir dan menyaksikan situasi yang sama. Menurut Elliot

dalam Wiriaatmadja (2007: 169), “triangulasi dilakukan berdasarkan tiga

sudut pandang, yaitu sudut pandang guru, sudut pandang siswa, dan sudut pandang yang melakukan pengamatan atau observasi”. Triangulasi yang dilakukan dalam penelitian ini dilakukan antar observer, peneliti dan

siswa. Hal ini dilaksanakan dengan melakukan diskusi balikan dengan

mitra peneliti setiap akhir tindakan, sedangkan dengan siswa dapat

dilakukan dalam wawancara dengan beberapa orang siswa.

3) Expert Opinion merupakan pengecekan terakhir terhadap hasil temuan

penelitian dengan mengkonsultasikan kepada pakar atau ahli. Dalam

penelitian ini, expert opinion dilakukan dengan meminta saran dari dosen

(36)

Erika Siboro, 2014

PENERAPAN STRATEGI LISTENING TEAMS UNTUK MENINGKATKAN HISTORICAL THINKING SKILLS DALAM MATA PELAJARAN SEJARAH

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu |perpustakaan.upi.edu BAB V

SIMPULAN DAN REKOMENDASI

A. Simpulan

Berdasarkan pembahasan hasil penelitian tindakan kelas (PTK) pada bab IV

maka diperoleh kesimpulan sebagai berikut:

Pertama, kondisi awal pembelajaran sejarah di kelas X IIS 2 SMA Negeri 4

Bandung sebelum diterapkan strategi listening teams terlihat belum efektif. Dalam

proses pembelajaran kelas didominasi oleh guru dengan metode ceramah dan

tanya jawab sehingga bersifat teacher centered hal ini karena siswa sulit untuk

aktif walaupun guru sudah berupaya membuat pelajaran menjadi student centered

dengan menerapkan diskusi dan metode lain. Ketika dilakukan tanya jawab pun

hanya sedikit yang mengajukan pertanyaan. Keseriusan siswa yang rendah dalam

mata pelajaran sejarah mengakibatkan historical thinking skills mereka juga

rendah.

Kedua, penerapan strategi listening teams dalam mata pelajaran sejarah dapat

meningkatkan historical thinking skills siswa kelas X IIS 2 SMA Negerei 4

Bandung. Sebelum penerapan, terlebih dahulu dilakukan perencanaan yang

matang agar pelaksanaan penelitian berjalan dengan baik. Perencanaan yang

dilakukan antara lain menghubungi pihak-pihak yang terkait dengan penelitian,

menentukan materi, mengalokasikan waktu, mempersiapkan silabus dan RPP,

media pembelajaran, dan instrumen penelitian. Persiapaan yang matang

diperlukan agar tujuan penelitian tercapai.

Ketiga, pada KBM dengan menerapkan strategi listening teams, siswa

mengalami kemajuan dalam pembelajaran. Melalui penerapan strategi listening

teams siswa dibiasakan untuk membaca, mencari sumber-sumber yang relevan

dengan materi pelajaran, menganalisis materi, kritis, berani bertanya, memberikan

(37)

Erika Siboro, 2014

PENERAPAN STRATEGI LISTENING TEAMS UNTUK MENINGKATKAN HISTORICAL THINKING SKILLS DALAM MATA PELAJARAN SEJARAH

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu |perpustakaan.upi.edu

pendapatnya dengan arahan yang diberikan guru. Penerapan strategi listening

teams dapat merubah pembelajaran yang teacher centered menjadi student

centered. Guru berperan sebagai fasilitator dan memberikan materi diawal

pembelajaran secara umum atau garis besar saja. Penerapan strategi listening

teams dapat mengubah sikap siswa menjadi lebih antusias dalam belajar sejarah,

terlibat aktif dalam pembelajaran. Situasi pembelajaran seperti di atas

memberikan berdampak terhadap historical thinking skills mereka. Hal ini terlihat

dari hasil tindakan yang dilakukan sebanyak enam kali, dimana dalam tindakan

pertama sampai kelima terjadi peningkatan dan pada tindakan ke enam terjadi

penurunan.

Keempat, selain keberhasilan yang diperoleh dalam penerapan strategi

listening teams untuk meningkatkan historical thinking skills siswa, peneliti juga

mengalami kendala dalam KBM. Kendala tersebut antara lain dalam pelaksanaan

tindakan pertama yang merupakan pertama kali diterapkannya strategi listening

teams di kelas X IIS 2. Siswa masih belum memahami langkah-langkah

pembelajaran dengan menggunakan strategi listening teams sehingga ketika

mereka diinstruksikan untuk melakukan langkah pembelajaran selanjutnya mereka

masih bingung. Kendala selanjutnya adalah peneliti yang bertindak sebagai guru

yang baru mengajar di kelas X IIS 2 kurang dekat dengan siswa sehingga apabila

siswa mengalami kesulitan mereka segan untuk bertanya. Adanya jarak antara

guru dengan siswa ini membuat siswa lebih memilih diam daripada bertanya

kepada guru apabila mereka mengalami kesulitan. Adanya kendala-kendala di atas

guru berupaya untuk mencari solusi dengan melakukan refleksi setelah setiap

tindakan dilaksanakan.

B. Rekomendasi

Penerapan strategi listening teams untuk meningkatkan historical thinking

skills siswa dalam pembelajaran sejarah dapat menjadi salah satu cara yang dapat

(38)

Erika Siboro, 2014

PENERAPAN STRATEGI LISTENING TEAMS UNTUK MENINGKATKAN HISTORICAL THINKING SKILLS DALAM MATA PELAJARAN SEJARAH

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu |perpustakaan.upi.edu

cenderung diidentikkan dengan hapalan, perlu dibangun keterampilan berpikir

kesejarahan siswa. Menghapal masih berada pada tingkat berpikir yang rendah,

sementara dalam belajar sejarah, historical thinking skills siswa harus dibangun

dan ditingkatkan sehingga dengan belajar sejarah mereka memperoleh nilai-nilai

dan pembelajaran menjadi bermakna.

Peneliti berupaya untuk melakukan penelitian ini dengan semaksimal

mungkin, tetapi masih terdapat hal-hal yang perlu diperbaiki. Untuk itu peneliti

mencoba mengemukakan saran-saran sebagai berikut:

Bagi peneliti, PTK ini merupakan penelitian yang pertama kali dilakukan

peneliti yang banyak memberikan pengalaman dan pengetahuan dalam bidang

pendidikan. Penelitian tindakan kelas (PTK) ini menunjukkan bahwa penerapan

strategi listening teams dapat meningkatkan historical thinking skills siswa.

Penelitian ini juga dapat menjadi rujukan bagi pihak-pihak yang ingin

menerapkan strategi listening teams dalam pembelajaran di sekolah.

Bagi sekolah, PTK mengenai penerapan strategi listening teams untuk

meningkatkan historical thinking skills siswa dapat dijadikan solusi alternatif

untuk meningkatkan mutu pembelajaran di SMA Negeri 4 Bandung, khususnya

dalam pembelajaran sejarah. Oleh karena itu, diperlukan dukungan dari sekolah

berupa fasilitas mengajar yang menunjang guru dalam melakukan variasi dalam

pembelajaran di kelas. Penelitian ini diharapkan dapat memberikan sumbangan

yang positif kepada sekolah.

Bagi guru, penerapan strategi listening teams untuk meningkatkan historical

thinking skills siswa dapat dijadikan solusi alternatif untuk menghadapi

permasalahan-permasalahan yang dihadapi dalam pembelajaran di kelas. Guru

dapat mengembangkan materi dan media pembelajaran menjadi lebih baik lagi.

Melalui strategi pembelajaran ini, peran guru menjadi lebih mudah dimana guru

hanya menyampaikan materi secara garis besar dan berperan sebagai fasilitator

(39)

Erika Siboro, 2014

PENERAPAN STRATEGI LISTENING TEAMS UNTUK MENINGKATKAN HISTORICAL THINKING SKILLS DALAM MATA PELAJARAN SEJARAH

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu |perpustakaan.upi.edu

langkah-langkah penerapan strategi listening teams dengan baik dan

menyesuaikannya dengan kondisi siswa yang memungkinkan untuk diterapkannya

strategi listening teams.

Penerapan strategi listening teams ini diharapkan siswa tidak bosan lagi

dalam belajar sejarah karena banyak siswa yang beranggapan bahwa pelajaran

sejarah merupakan pelajaran yang membosankan. Dengan diterapkannya strategi

pembelajaran ini kemampuan siswa tidak hanya sebatas menghapal, tetapi juga

memiliki historical thinking skills yang baik. Penelitian ini diharapkan dapat

memberikan sumbangan bagi dunia pendidikan, khususnya dalam pembelajaran

sejarah.

Demikian kesimpulan dan saran dari peneliti, PTK yang dilakukan ini

diharapkan memberikan manfaat bagi peneliti, guru, sekolah, siswa dan pembaca

(40)

Erika Siboro, 2014

PENERAPAN STRATEGI LISTENING TEAMS UNTUK MENINGKATKAN HISTORICAL THINKING SKILLS DALAM MATA PELAJARAN SEJARAH

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu |perpustakaan.upi.edu DAFTAR PUSTAKA

Arikunto, S. (2010) Prosedur Penelitian: Suatu Pendekatan Praktik. Jakarta: PT Rineka Cipta.

Burhan, J. (1971) Problema Bahasa dan Pengajaran Bahasa Indonesia. Bandung: Ganaco. N.V.

Eggen, P dan Kauchak, D. (2012) Strategi dan Model Pembelajaran. (Terj. Oleh Satrio Wahono). Jakarta: PT Indeks.

Hasbullah. (2005) Dasar Ilmu Pendidikan. Jakarta. Penerbit: PT RajaGrasindo Persada.

Hanafiah dkk. (2009) Konsep Strategi Pembelajaran. Bandung: PT. Refika Aditama.

Hopkins, D. (2011) Panduan Guru: Penelitian Tindakan Kelas. (Terj. Oleh Achmad Fawaid). Yogyakarta: Pustaka Pelajar.

Machmudah, U dan Wahab-Rosyidi, A. (2008) Active Learning dalam Pembelajaran Bahasa Arab. Malang: UIN Malang Press

Margono. (2004) Metodologi Penelitian Pendidikan. Jakarta: Rineka Cipta.

Marno dan Idris, M. (2010) Strategi dan Metode Pengajaran. Jogjakarta: Ar-Ruzz Media.

Miles, M.B dan Huberman, M.A. (1984) Qualitative Data Analysis. London: Sage Publication.

Munthe, B. (2009) Desain Pembelajaran. Yogyakarta: Pustaka Insan Madani.

Pribadi, B.A. (2010) Model Desain Sistem Pembelajaran. Jakarta: PT. Dian Rakyat.

Rusman. (2010) Model-model Pembelajaran Mengembangkan Profesionalisme Guru. Jakarta: PT. Rajagrafindo Persada.

Sanjaya, W. (2006) Strategi Pembelajaran Berorientasi Standar Proses Pendidikan. Jakarta: Kencana Prenada Media Group.

Silberman, M. (2013) Pembelajaran Aktif: 101 Strategi Untuk Mengajar Secara Aktif. (Terj. Oleh Yovita Hardiwati). Jakarta:PT Indeks.

Suryosubroto, B. (2009) Proses Belajar Mengajar di Sekolah. Jakarta: PT Rineka Cipta.

(41)

Erika Siboro, 2014

PENERAPAN STRATEGI LISTENING TEAMS UNTUK MENINGKATKAN HISTORICAL THINKING SKILLS DALAM MATA PELAJARAN SEJARAH

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu |perpustakaan.upi.edu

Sukmadinata, N.S. (2006) Metode Penelitian Pendidikan. Bandung: PT Remaja Rosdakarya.

Warsono dan Hariyanto. (2013) Pembelajaran Aktif: Teori dan Asesmen. Bandung: PT Remaja Rosdakarya.

Wiriaatmadja, R. (2007) Metode Penelitian Tindakan Kelas. Bandung: PT Remaja Rosdakarya.

Wiriaatmadja, R,. Supriatna, N dan Fauzi, W.I. (2011) Sastra dalam Pembelajaran Sejarah: Bandung: Jurdik Sejarah UPI Press.

Wineburg, S. (2006) Berpikir Historis. (Terj. Oleh Masri Maris). Jakarta: Obor

Zaini, H., Munthe, B dan Aryani, S.A. (2008) Strategi Pembelajaran Aktif. Yogyakarta: Pustaka Insan Madani.

Skripsi:

Rojaliyah, S. (2013) Implementasi Model Cooperative Learning Tipe Listening Team Untuk Meningkatkan Keterampilan Berbicara Siswa Kelas IV SDN Kubang Sepat II Kecamatan Citangkil Kota Cilegon. Skripsi, Universitas Pendidikan Indonesia.

Thesis:

Murni. (2006) Model Pembelajaran Holistik Dalam Pengembangan Keterampilan Berpikir Kesejarahan. Thesis, Sekolah Pascasarjana, Universitas Pendidikan Indonesia.

Internet :

Abilene Christian University. (2000) Why Use Active Learning?. [Online]. Tersedia di: http://www.acu.edu/cte/activelearning/whatisal.htm. [Diakses 10 Januari 2014].

(42)

Erika Siboro, 2014

PENERAPAN STRATEGI LISTENING TEAMS UNTUK MENINGKATKAN HISTORICAL THINKING SKILLS DALAM MATA PELAJARAN SEJARAH

Gambar

Tabel 3.1

Referensi

Dokumen terkait

Bagi seorang atlet harus memiliki tendangan dasar, diantaranya teknik tendangan dollyo chagi yaitu tendangan yang mempunyai bentuk sabit dan idan dollyo chagi yaitu

Sesuai dengan rumusan masalah, tujuan penelitian, hasil penelitian dan pembahasan dapat ditarik kesimpulan sebagai berikut: 1) Kepemimpinan berada pada kategori baik dengan

Menurut peneliti kecemasan tingkat berat yang dialami oleh keluarga dalam menghadapi anggota keluarga besar penderita gangguan jiwa di Rumah Sakit Bhayangkara Kota Kediri

berarti H1 diterima yang berbunyi “ Tingkat Pendapatan Berpengaruh Terhadap Perilaku Pengelolaan Utang ”.. Hal ini dikarenakan terdapat beberapa faktor yang mempengaruhi

Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode kuantitatif dengan analisis kondisi fisik lingkungan yang meliputi analisis perkembangan kondisi fisik

Efektivitas Perkuliahan IPBA Terintegrasi Berbasis Kecerdasan Majemuk untuk Meningkatkan Penguasaan Konsep dan Menanamkan Karakter Diri Mahasiswa Calon Guru SMP pada

Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui pengaruh tebal lapisan pada pola expanded polystyrene terhadap akurasi ukuran besi cor nodular FCD 450 dengan

Penelitian yang dilakukan Stole (1976 dalam Rahayu, 2003) tentang faktor-faktor yang mempengaruhi mahasiswa akuntansi dalam memilih karir, hasil penelitiannya