Erika Siboro, 2014
PENERAPAN STRATEGI LISTENING TEAMS UNTUK MENINGKATKAN HISTORICAL THINKING SKILLS DALAM MATA PELAJARAN SEJARAH
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu |perpustakaan.upi.edu
PENERAPAN STRATEGI LISTENING TEAMS UNTUK
MENINGKATKAN HISTORICAL THINKING SKILLS DALAM
MATA PELAJARAN SEJARAH
(Penelitian Tindakan Kelas Pada Siswa Kelas X IIS 2 SMA Negeri 4
Bandung)
Diajukan untuk Memenuhi Sebagian dari Syarat untuk Memperoleh Gelar
Sarjana Pendidikan Departemen Pendidikan Sejarah
SKRIPSI
Oleh:
Erika Siboro
1008934
DEPARTEMEN PENDIDIKAN SEJARAH
FAKULTAS PENDIDIKAN ILMU PENGETAHUAN SOSIAL
UNIVERSITAS PENDIDIKAN INDONESIA
Erika Siboro, 2014
PENERAPAN STRATEGI LISTENING TEAMS UNTUK MENINGKATKAN HISTORICAL THINKING SKILLS DALAM MATA PELAJARAN SEJARAH
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu |perpustakaan.upi.edu 2014
PENERAPAN STRATEGI LISTENING TEAMS UNTUK
MENINGKATKAN HISTORICAL THINKING SKILLS DALAM
MATA PELAJARAN SEJARAH
(Penelitian Tindakan Kelas Pada Siswa Kelas X IIS 2 SMA Negeri 4
Bandung)
Oleh ERIKA SIBORO
Sebuah skripsi yang diajukan untuk memenuhi salah satu syarat memperoleh gelar Sarjana Pendidikan pada Fakultas Pendidikan Ilmu Pengetahuan Sosial
© Erika Siboro 2014 Universitas Pendidikan Indonesia
Oktober 2014
Hak Cipta dilindungi undang-undang.
Erika Siboro, 2014
PENERAPAN STRATEGI LISTENING TEAMS UNTUK MENINGKATKAN HISTORICAL THINKING SKILLS DALAM MATA PELAJARAN SEJARAH
Erika Siboro, 2014
PENERAPAN STRATEGI LISTENING TEAMS UNTUK MENINGKATKAN HISTORICAL THINKING SKILLS DALAM MATA PELAJARAN SEJARAH
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu |perpustakaan.upi.edu ABSTRAK
Skripsi ini berjudul “Penerapan Strategi Listening Teams Untuk Meningkatkan Historical Thinking Skills Dalam Mata Pelajaran Sejarah
(Penelitian Tindakan Kelas Pada Siswa Kelas X IIS 2 SMA Negeri 4 Bandung)”.
Erika Siboro, 2014
PENERAPAN STRATEGI LISTENING TEAMS UNTUK MENINGKATKAN HISTORICAL THINKING SKILLS DALAM MATA PELAJARAN SEJARAH
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu |perpustakaan.upi.edu
Kata kunci: penelitian tindakan kelas, strategi listening teams¸ historical thinking
skills.
ABSTRACT
This paper entitled “Penerapan Strategi Listening Teams Untuk Meningkatkan Historical Thinking Skills Dalam Mata Pelajaran Sejarah (Penelitian Tindakan Kelas Pada Siswa Kelas X IIS 2 SMA Negeri 4 Bandung)”. The purpose of this research is to improve historical thinking skills of student through listening teams strategy implementation. The research is implementated in class X IIS 2 SMAN 4 Bandung consist of 30 students. Nowadays, the student though that history is a boring lesson. In the learning process, they usually passive. Teacher have made many methods but unsuccess so that the learning process is teacher centered. One of the impact from this condition is low students historical thinking skills. The issue makes researcher feel need to improve history learning in class X IIS 2 through implementation listening team strategy to improve historical thinking skills of student through listening teams strategy implementation to improve historical thinking skills student. The method that used in this research is Classroom Action Research (CAR). CAR is aims to improve learning process in class.The design that used in this research refers to Elliots’s design. In this design, each cycle is consist three actions. Research data is obtained through unfold observation, interview and documentation. The research obtained of two cycles and six actions. The research result that writer got show that history learning with implemented listening teams strategy were able improve historical thinking skills of student. The implementation that strategy can make the student active and enthusiastic in listen, discuss, percentage, and answer the questions. Based on research result that have done in X IIS 2 class of SMAN 4 Bandung, the conclusion is listening teams strategy implementation to improve historical thinking skills show the success. This result proven of research that obtained show improving from first cycle to second cycle that seen from observation paper of historical thinking skills student at the time of learning and report of discussion each listening team. The result of interview show the student more excited in history lesson and more understand the material lesson when listening teams strategy is implemented. The result of this research is recommended for teachers and schools to improve learning so that student able to be active listener in learning, cooperative on team, and the goal of learning can be reached.
Erika Siboro, 2014
PENERAPAN STRATEGI LISTENING TEAMS UNTUK MENINGKATKAN HISTORICAL THINKING SKILLS DALAM MATA PELAJARAN SEJARAH
Erika Siboro, 2014
PENERAPAN STRATEGI LISTENING TEAMS UNTUK MENINGKATKAN HISTORICAL THINKING SKILLS DALAM MATA PELAJARAN SEJARAH
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu |perpustakaan.upi.edu DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR ... i
UCAPAN TERIMA KASIH ... ii
ABSTRAK ... iii
DAFTAR ISI ... iv
DAFTAR TABEL ... vi
DAFTAR GAMBAR ... vii
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah ... 1
B. Rumusan Masalah ... 6
C. Tujuan Penelitian ... 7
D. Manfaat Penelitian... 7
E. Struktur Organisasi ... 8
B. BAB II PENERAPAN STRATEGI LISTENING TEAMS UNTUK MENINGKATKAN HISTORICAL THINKING SKILLS SISWA A. Strategi Pembelajaran ... 10
B. Historical Thinking Skills ... 14
C. Penelitian Terdahulu ... 15
C. BAB III METODE PENELITIAN A. Lokasi dan Subjek Penelitian ... 18
B. Desain Penelitian ... 18
Erika Siboro, 2014
PENERAPAN STRATEGI LISTENING TEAMS UNTUK MENINGKATKAN HISTORICAL THINKING SKILLS DALAM MATA PELAJARAN SEJARAH
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu |perpustakaan.upi.edu
D. Fokus Penelitian ... 24
E. Instrumen Penelitian ... 26
F. Teknik Pengumpulan Data ... 28
G. Teknik Analisis Data ... 31
D. BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Kondisi Guru dan Siswa di SMA Negeri 4 Bandung... 33
B. Deskripsi Perencanaan dan Pelaksanaan Tindakan Penerapan Strategi Listening Teams untuk Meningkatkan Historical Thinking Skills Siswa ... 34
1. Deskripsi Tindakan Pembelajaran Siklus I ... 34
a. Tindakan I... 35
b. Tindakan II ... 50
c. Tindakan III ... 61
2. Deskripsi Tindakan Pembelajaran Siklus II ... 72
a. Tindakan I... 72
b. Tindakan II ... 82
c. Tindakan III ... 92
C. Deskripsi Hasil Data Penerapan Strategi Listening Teams untuk Meningkatkan Historical Thinking Skills Siswa... 101
E. BAB V SIMPULAN DAN SARAN A. Simpulan ... 111
B. Rekomendasi ... 112
Erika Siboro, 2014
PENERAPAN STRATEGI LISTENING TEAMS UNTUK MENINGKATKAN HISTORICAL THINKING SKILLS DALAM MATA PELAJARAN SEJARAH
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu |perpustakaan.upi.edu LAMPIRAN
Erika Siboro, 2014
PENERAPAN STRATEGI LISTENING TEAMS UNTUK MENINGKATKAN HISTORICAL THINKING SKILLS DALAM MATA PELAJARAN SEJARAH
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu |perpustakaan.upi.edu DAFTAR TABEL
Tabel 3.1 Data, Sumber Data, Teknik Pengumpulan Data dan Instrumen
Penelitian ... 30
Tabel 4.1 Daftar Siswa Kelas X IIS 2 ... 36
Tabel 4.2 Hasil Observasi Historical Thinking Skills Siswa Siklus I Tindakan I ... 41
Tabel 4.3 Hasil Observasi Aktivitas Guru Siklus I Tindakan I... 46
Tabel 4.4 Hasil Observasi Historical Thinking Skills Siswa Siklus I Tindakan II ... 54
Tabel 4.5 Hasil Observasi Aktivitas Guru Siklus I Tindakan II ... 59
Tabel 4.6 Hasil Observasi Historical Thinking Skills Siswa Siklus I Tindakan III ... 65
Tabel 4.7 Hasil Observasi Aktivitas Guru Siklus I Tindakan III ... 70
Tabel 4.8 Hasil Observasi Historical Thinking Skills Siswa Siklus II Tindakan I ... 75
Tabel 4.9 Hasil Observasi Aktivitas Guru Siklus II Tindakan I ... 80
Tabel 4.10 Hasil Observasi Historical Thinking Skills Siswa Siklus II Tindakan II ... 85
Tabel 4.11 Hasil Observasi Aktivitas Guru Siklus II Tindakan II ... 89
Tabel 4.12 Hasil Observasi Historical Thinking Skills Siswa Siklus II Tindakan III ... 94
Tabel 4.13 Hasil Observasi Aktivitas Guru Siklus II Tindakan III... 99
Erika Siboro, 2014
PENERAPAN STRATEGI LISTENING TEAMS UNTUK MENINGKATKAN HISTORICAL THINKING SKILLS DALAM MATA PELAJARAN SEJARAH
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu |perpustakaan.upi.edu DAFTAR GAMBAR
Gambar 3.1 Desain Penelitian Tindakan Elliot ... 19
Gambar 4.1 Siswa Berdiskusi Bersama Kelompok Pada Siklus I Tindakan I ... 40
Gambar 4.2 Siswa Berdiskusi Bersama Kelompok Pada Siklus I Tindakan II ... 53
Gambar 4.3 Siswa Berdiskusi Bersama Kelompok Pada Siklus I Tindakan III ... 64
Gambar 4.4 Siswa Menyampaikan Hasil Diskusi Pada Siklus II Tindakan I ... 75
Gambar 4.5 Siswa Berdiskusi Bersama Kelompok Pada Siklus II Tindakan III ... 94
Erika Siboro, 2014
PENERAPAN STRATEGI LISTENING TEAMS UNTUK MENINGKATKAN HISTORICAL THINKING SKILLS DALAM MATA PELAJARAN SEJARAH
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu |perpustakaan.upi.edu BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Mendengarkan adalah salah satu komponen kecakapan yang dimiliki oleh
seseorang ketika mereka memiliki kecakapan interpersonal skills yang baik.
Sebuah komunikasi yang efektif dapat dilakukan oleh seseorang bila memiliki
kemampuan mendengarkan yang baik, dan kemampuan mendengarkan menjadi
hal yang pokok harus dimiliki seseorang bila menginginkan terjalinnya
komunikasi secara efektif. Mendengarkan bukan hanya secara harafiah
menggunakan alat pendengaran (telinga), tetapi memiliki arti yang lebih luas.
Kemampuan dasar dapat mendengarkan dibawa sejak lahir dan akan
berkembang melalui proses belajar. Proses belajar yang dilaluinya itu akan
menjadikan yang bersangkutan memiliki kemampuan mendengarkan yang efektif. Beberapa penelitian menyimpulkan bahwa “pada umumnya orang setiap hari menggunakan waktu konsumsinya 45% untuk mendengarkan, 35% untuk
berbicara, 16% untuk membaca, dan 9% untuk menulis” Burhan (1971: 83).
Peranan kemampuan mendengarkan yang baik dalam berbagai kehidupan nyata
sangat penting. Kepandaian mendengarkan penting sekali peranannya dalam
kehidupan manusia. Dalam lapangan apapun kita bekerja dan perbuatan kita
sehari-hari akan lebih banyak ditentukan dari apa yang kita dengarkan daripada
yang kita lihat dan kita rasakan (Burhan, 1971: 72).
Mendengarkan sering kali dianggap sebagai tindakan pasif dan tidak penting.
Padahal, mendengarkan dengan baik merupakan proses aktif dan membutuhkan
usaha sungguh-sungguh. Banyak yang menganggap berbicara di depan umum itu
sulit tetapi terdapat yang lebih sulit lagi yaitu kemauan dan kesadaran untuk
mendengar. Keterampilan mendengarkan ini sangat diperlukan dalam proses
Erika Siboro, 2014
PENERAPAN STRATEGI LISTENING TEAMS UNTUK MENINGKATKAN HISTORICAL THINKING SKILLS DALAM MATA PELAJARAN SEJARAH
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu |perpustakaan.upi.edu
Dalam mata pelajaran sejarah, pada umumnya guru sering menggunakan
metode ceramah. Ketika guru menyampaikan pelajaran maka seharusnya siswa
mendengarkan dengan baik. Sebaliknya, ketika siswa sedang berpresentasi,
bertanya atau menanggapi sesuatu, guru dan siswa lain harus mendengarkan
dengan baik. Selain itu, mereka juga harus aktif menanggapi apa yang telah
mereka dengar. Pada kenyataannya, banyak siswa yang sulit untuk mendengarkan.
Berdasarkan hasil observasi dalam pembelajaran sejarah, terlihat bahwa
keterampilan mendengarkan siswa masih rendah. Setelah guru menyampaikan
materi dengan metode ceramah, guru melakukan post-test untuk mengetahui
apakah tujuan pembelajaran tercapai, tetapi hasil yang diperoleh mengecewakan.
Peningkatan mutu pembelajaran banyak bergantung pada mutu guru dalam
mengelola pembelajaran. Para ahli pendidikan telah menciptakan berbagai metode
atau strategi agar pembelajaran menjadi aktif dan menyenangkan, dengan
demikian mutu pendidikan juga akan meningkat. Strategi atau metode yang
digunakan dalam proses pembelajaran (learning process) sangat berpengaruh
terhadap hasil atau tujuan pembelajaran yang ingin dicapai. Dalam proses belajar
mengajar, guru harus memiliki strategi agar siswa dapat belajar secara efektif dan
efisien sehingga tujuan pembelajaran tercapai. Silberman (www.acu.edu, 2000)
menyatakan jika pembelajaran dilakukan secara aktif maka si pembelajar akan
mencari sesuatu untuk menjawab pertanyaan, mencari informasi untuk
menyelesaikan masalah, atau mencari cara untuk melakukan suatu pekerjaan.
Penggunaan suatu strategi pembelajaran akan membantu kelancaran,
efektifitas dan efisiensi pencapaian tujuan. Guru dituntut harus dapat menerapkan
strategi pembelajaran yang paling tepat dan sesuai dengan kondisi peserta didik
serta materi pelajaran yang akan disampaikan. Tujuan utama seorang guru dalam
mewujudkan tujuan pendidikan di sekolah adalah mengembangkan strategi belajar
mengajar yang efektif. Pengembangan strategi ini sebagai upaya untuk
menciptakan keadaan belajar yang lebih menyenangkan dan dapat mempengaruhi
Erika Siboro, 2014
PENERAPAN STRATEGI LISTENING TEAMS UNTUK MENINGKATKAN HISTORICAL THINKING SKILLS DALAM MATA PELAJARAN SEJARAH
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu |perpustakaan.upi.edu
hasil secara memuaskan. Oleh karena itu, dalam melaksanakan kegiatan belajar
mengajar diperlukan keseriusan dan kreatifitas dari guru.
Suryosubroto (2009: 59) mengungkapkan bahwa proses belajar mengajar di
kelas harus dikembangkan karena di dalam pembelajaran guru tidak hanya
menyampaikan informasi tetapi juga harus mengembangkan kemampuan mental,
fisik dan penampilan diri. Dalam menyajikan bahan pelajaran siswa harus
diikutsertakan secara aktif baik individual maupun kelompok. Srategi
pembelajaran aktif sangat penting dalam suatu pembelajaran.
Pembelajaran aktif adalah pembelajaran yang memberikan kesempatan
kepada peserta didik untuk aktif membangun sendiri konsep dan makna melalui
berbagai kegiatan. Dalam pembelajaran aktif ini siswa yang dituntut harus aktif,
bukan guru yang aktif. Guru harus kreatif dalam mengelola pembelajaran dan juga
harus kreatif menyiapkan media pembelajaran yang sesuai dengan mata pelajaran
sehingga didapat suatu pengalaman belajar yang aktif. Strategi pembelajaran aktif
diterapkan untuk membuat suasana belajar lebih hidup atau bisa disebut
pembelajaran yang menekankan pada siswa agar aktif. Dalam pembelajaran aktif
terdapat beberapa aktivitas dasar yang dapat digunakan oleh peserta didik untuk
belajar, yaitu berbicara, mendengar, menulis, membaca dan refleksi.
Meskipun sudah banyak strategi pembelajaran yang dikembangkan pada saat
ini, namun hasil data awal yang diperoleh dari observasi pra-penelitian yang
dilakukan selama empat kali pada tanggal 14, 21, 28 Januari dan 4 Februari 2014
di kelas X IIS 2 SMA Negeri 4 Bandung menunjukkan bahwa pembelajaran
sejarah sejarah belum dilakukan secara maksimal. Peneliti memilih kelas X IIS 2
atas dasar masukan dari dua guru sejarah yang mengajar di kelas tersebut.
Menurut mereka, di kelas X IIS 2 terdapat banyak masalah pembelajaran. Pada
pra-penelitian pertama sampai ketiga, guru menggunakan metode ceramah dan
ketika guru berceramah, siswa sibuk dengan kegiatannya sendiri yang tidak
mendukung pembelajaran. Selain itu, di tengah pembelajaran terdapat beberapa
Erika Siboro, 2014
PENERAPAN STRATEGI LISTENING TEAMS UNTUK MENINGKATKAN HISTORICAL THINKING SKILLS DALAM MATA PELAJARAN SEJARAH
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu |perpustakaan.upi.edu
pindah dan siswa menjawab karena ada hal penting yang ingin dibicarakan.
Mereka ingin membicarakan sesuatu ketika guru sedang menjelaskan pelajaran.
Hal ini menunjukkan bahwa mereka tidak memperhatikan penjelasan guru. Ketika
guru selesai menjelaskan materi pelajaran, guru bertanya apakah ada siswa yang
ingin mengajukan pertanyaan, dan tidak ada sama sekali siswa yang mengajukan
pertanyaan. Pada saat proses pembelajaran berlangsung, tidak sedikit siswa yang
cenderung pasif dalam pembelajaran. Mereka lebih aktif dalam kegiatan yang
tidak mendukung pembelajaran, seperti berbicara dan bercanda dengan teman
secara berlebihan, bermain handphone dan lain-lain.
Pada pra-penelitian keempat guru menerapkan salah satu metode
cooperative learning, siswa kurang antusias dan kebanyakan pasif hanya sekedar
mengerjakan tugas yang diberikan. Guru mengalami kesulitan ketika siswa harus
mempresentasikan hasil diskusinya. Siswa enggan untuk mempresentasikan
karena selama ini mereka sudah terbiasa pasif dengan hanya mendengar ceramah
satu arah dari guru sehingga tujuan pembelajaran tidak tercapai secara maksimal.
Hal ini berarti pembelajaran masih bersifat teacher centered. Ketika sekelompok
siswa sedang mempresentasikan hasil diskusi mereka, siswa lain terlihat kurang
memperhatikan, hanya sedikit yang aktif dalam diskusi. Mereka lebih memilih
untuk melakukan hal lain yang kurang bermanfaat, seperti bercanda dengan teman
sebangku daripada mendengarkan yang sedang presentasi. Hal ini menunjukkan
bahwa keinginan siswa untuk mendengarkan masih rendah, mereka cenderung
ingin didengar tetapi sulit untuk mendengar orang lain.
Guru sudah berusaha menerapkan metode yang bervariasi, tetapi
metode-metode tersebut dirasa kurang efektif. Dengan demikian, metode-metode yang paling
sering digunakan guru adalah metode ceramah dan tanya jawab. Pada
kenyataannya, penggunaan metode tersebut tidak memberikan solusi yang
signifikan terhadap masalah pembelajaran yang terdapat di kelas, karena situasi
Erika Siboro, 2014
PENERAPAN STRATEGI LISTENING TEAMS UNTUK MENINGKATKAN HISTORICAL THINKING SKILLS DALAM MATA PELAJARAN SEJARAH
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu |perpustakaan.upi.edu
sering bersifat teacher centered, karena guru yang lebih banyak mendominasi
jalannya pembelajaran di kelas dan siswa hanya menjadi pendengar yang pasif.
Pada waktu guru menjelaskan materi pelajaran, hanya sedikit siswa yang
mencatat, dan ketika guru memberikan kesempatan untuk bertanya tidak ada
siswa yang mengajukan pertanyaan. Guru berusaha mengarahkan dan
membimbing siswa agar berani bertanya, dan akhirnya terdapat beberapa siswa
yang mengajukan pertanyaan walaupun terkadang jawaban pertanyaan mereka
sudah dijelaskan guru sebelumnya. Pertanyaan yang diajukan siswa juga masih
bersifat faktual. Terkadang guru yang mengajukan pertanyaan kepada siswa agar
proses pembelajaran tidak berlangsung satu arah, dengan demikian muncul
interaksi antara guru dengan siswa atau siswa dengan siswa. Selain memberikan
pertanyaan, guru juga terkadang meminta siswa untuk menjelaskan kembali
pelajaran yang telah disampaikan dan meminta tanggapan siswa. Dalam
memberikan tanggapan, siswa mengemukakan pendapat mereka tanpa mampu
menyebutkan dasar atau fakta atas tanggapan atau argumentasi mereka.
Masalah lain yang ditemukan adalah banyak siswa menganggap sejarah
adalah pelajaran membosankan yang dipenuhi dengan hapalan. Sejauh ini
kemampuan siswa pada umumnya dalam pelajaran sejarah masih dalam tingkat
menghapal. Pertanyaan-pertanyaan yang umumnya diajukan siswa juga bersifat
faktual, dan mereka kesulitan untuk membandingkan dan menganalisis
kisah-kisah sejarah. Kenyataan tersebut menunjukkan bahwa kemampuan berpikir
kesejarahan siswa masih rendah. Wineburg (2006: 10) berpendapat bahwa “proses
berpikir sejarah bukanlah proses alami dan bukan pula sesuatu yang muncul begitu saja dari perkembangan kejiwaan”. Hal ini berarti kemampuan berpikir kesejarahan siswa harus dilatih. Ma’mur dalam Wiriaatmadja (2011: 113)
mengungkapkan:
ilustrasi-Erika Siboro, 2014
PENERAPAN STRATEGI LISTENING TEAMS UNTUK MENINGKATKAN HISTORICAL THINKING SKILLS DALAM MATA PELAJARAN SEJARAH
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu |perpustakaan.upi.edu
ilustrasi dan catatan-catatan masa lalu; menginterpretasikan catatan-catatan sejarah; dan mengkonstruksi sejarah menurut versi masing-masing siswa.
Permasalahan tersebut harus diatasi demi tercapainya hasil belajar siswa
sesuai dengan tujuan pembelajaran yang telah ditentukan. Untuk itu, dilakukan
penelitian tindakan kelas yang menerapkan strategi listening teams sebagai solusi
untuk meningkatkan historical thinking skills. “Listening teams merupakan
kelompok-kelompok kecil yang bertanggung jawab menjelaskan materi pelajaran”
(Silberman, 2013: 91). Hal ini berarti kegiatan pembelajaran akan menggunakan
metode ceramah satu arah dan setelah itu siswa harus melakukan tugas yang telah
diberikan. Dalam pembelajaran sejarah pada umumnya, metode yang paling
sering digunakan dalam pembelajaran sejarah adalah ceramah. Penggunaan
metode ini juga sering dilengkapi dengan penggunaan alat peraga atau media,
tanya jawab, demonstrasi dan sebagainya, dengan demikian secara mental siswa
turut aktif dalam proses pembelajaran. Meskipun metode ini dipandang kuno,
membosankan dan kurang memberi kesempatan siswa untuk aktif tetapi masih
dipandang sebagai metode yang paling praktis, efisien dan paling banyak dipakai
para guru. Kepraktisan dan keefisienan metode ini terutama dirasakan apabila
jumlah siswa banyak, keterbatasan sarana dan prasarana belajar, keterbatasan
biaya serta waktu belajar.
Berdasarkan penjelasan di atas, maka peneliti mengambil judul
“PENERAPAN STRATEGI LISTENING TEAMS UNTUK MENINGKATKAN
HISTORICAL THINKING SKILLS DALAM MATA PELAJARAN SEJARAH (Penelitian Tindakan Kelas Pada Siswa Kelas X IIS 2 SMA Negeri 4 Bandung)”.
B. Rumusan Masalah
Erika Siboro, 2014
PENERAPAN STRATEGI LISTENING TEAMS UNTUK MENINGKATKAN HISTORICAL THINKING SKILLS DALAM MATA PELAJARAN SEJARAH
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu |perpustakaan.upi.edu
penelitian di atas akan diuraikan dalam bentuk pertanyaan-pertanyaan sebagai
berikut:
1. Bagaimana merencanakan strategi listening teams untuk meningkatkan
historical thinking skills dalam pembelajaran sejarah di kelas X IIS 2 SMA
Negeri 4 Bandung?
2. Bagaimana melaksanakan strategi listening teams untuk meningkatkan
historical thinking skills dalam pembelajaran sejarah di kelas X IIS 2 SMA
Negeri 4 Bandung?
3. Bagaimana peningkatan historical thinking skills setelah menggunakan
strategi listening teams dalam pembelajaran sejarah di kelas X IIS 2 SMA
Negeri 4 Bandung?
4. Bagaimana upaya mengatasi kendala yang dihadapi dalam menerapkan
strategi listening teams dalam pembelajaran sejarah di kelas X IIS 2 SMA
Negeri 4 Bandung?
C. Tujuan Penelitian
Berdasarkan rumusan masalah di atas, maka tujuan dari penelitian ini adalah
untuk menerapkan strategi Listening Teams sebagai upaya untuk meningkatkan
historical thinking skills dalam mata pelajaran sejarah di kelas X IIS-2 SMAN 4
Bandung. Adapun tujuan khusus dari penelitian ini antara lain adalah sebagai
berikut:
1. Mendeskripsikan perencanaan strategi listening teams dalam pembelajaran
sejarah siswa di kelas X IIS 2 SMA Negeri 4 Bandung.
2. Mendeskripsikan penerapan strategi listening teams dalam pembelajaran
Erika Siboro, 2014
PENERAPAN STRATEGI LISTENING TEAMS UNTUK MENINGKATKAN HISTORICAL THINKING SKILLS DALAM MATA PELAJARAN SEJARAH
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu |perpustakaan.upi.edu
3. Mendeskripsikan peningkatan historical thinking skills setelah
menggunakan strategi listening teams dalam pembelajaran sejarah siswa di
kelas X IIS 2 SMA Negeri 4 Bandung.
4. Menganalisis kendala dan upaya mengatasinya dalam penerapan listening
teams dalam pembelajaran sejarah siswa di kelas X IIS 2 SMA Negeri 4
Bandung.
D. Manfaat Penelitian
Pelaksanaan penelitian ini diharapkan akan memberikan manfaat sebagai berikut:
1. Bagi peneliti, dapat menambah wawasan serta keterampilan dalam
menerapkan active learning pada kegiatan pembelajaran selanjutnya.
2. Bagi siswa, dapat meningkatkan hasil belajar sejarah dengan
menggunakan metode pembelajaran tipe listening teams.
3. Bagi guru, sebagai cara untuk dapat memperbaiki metode belajar mengajar
dan dapat memecahkan permasalahan pembelajaran yang dihadapi
sehingga dapat meningkatkan historical thinking skills siswa.
4. Bagi sekolah, sebagai upaya bagi sekolah untuk dapat mengembangkan
potensi yang dimiliki siswa sehingga dapat meningkatkan kualitas
pembelajaran di SMA Negeri 4 Bandung.
E. Struktur Organisasi
Adapun sistematika penulisan dalam penyusunan karya ilmiah ini adalah sebagai
berikut:
BAB I Pendahuluan
Bab ini memaparkan secara garis besar permasalahan yang akan dikaji dalam
penelitian. Adapun sub bab yang terdapat di dalamnya terdiri atas latar belakang
masalah, rumusan masalah, tujuan penelitian, manfaat penelitian dan struktur
organisasi.
Erika Siboro, 2014
PENERAPAN STRATEGI LISTENING TEAMS UNTUK MENINGKATKAN HISTORICAL THINKING SKILLS DALAM MATA PELAJARAN SEJARAH
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu |perpustakaan.upi.edu
Bab ini memaparkan landasan teori yang diambil dari berbagai literatur sebagai
dasar dalam pelaksanaan penelitian.
BAB III Metode Penelitian
Bab ini memaparkan lokasi penelitian dan subyek penelitian, desain dan metode
penelitian, definisi operasional, instrument penelitian dan pengembangannya,
teknik pengumpulan data dan analisis data.
BAB IV Hasil Penelitian dan Pembahasan
Bab ini memaparkan hasil penelitian yang didasarkan pada data yang diperoleh
selama penelitian dilaksanakan.
BAB V Simpulan dan Saran
Bab ini memaparkan kesimpulan hasil penelitian dan saran atau rekomendasi bagi
pihak-pihak yang terkait dan bagi pengembangan penelitian selanjutnya.
DAFTAR PUSTAKA
Berisi daftar literatur yang digunakan dalam penulisan baik buku maupun sumber
lain yang relevan.
LAMPIRAN
Berisi berbagai dokumen yang digunakan dalam penelitian seperti RPP,
Erika Siboro, 2014
PENERAPAN STRATEGI LISTENING TEAMS UNTUK MENINGKATKAN HISTORICAL THINKING SKILLS DALAM MATA PELAJARAN SEJARAH
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu |perpustakaan.upi.edu BAB III
METODE PENELITIAN
A. Lokasi dan Subjek Penelitian
Penelitian tindakan kelas ini dilaksanakan di SMA Negeri 4 Bandung yang
beralamat di Jl. Gardujati No. 20 Bandung Telp. (022) 4203861. SMA Negeri 4
Bandung memiliki fasilitas yang lengkap untuk menunjang kegiatan belajar
mengajar. Fasilitas tersebut antara lain ruang kelas yang berjumlah 32 ruangan,
masjid, perpustakaan, laboratorium biologi, laboratorium fisika, laboratorium
kimia, laboratorium komputer, laboratorium bahasa, sarana olah raga
indoor/outdoor, sistem informasi berbasis IT, lingkungan kampus bersih dan asri,
ruang multimedia, ICT, UKS dan pantry.
Kelas yang dipilih dalam penelitian ini disesuaikan dengan karakteristik
penelitian tindakan kelas yang ingin memperbaiki proses belajar mengajar
berdasarkan permasalahan yang ditemukan. Adapun kelas yang dijadikan subjek
penelitian adalah X IIS 2 SMA Negeri 4 Bandung semester genap tahun ajaran
2013/2014. Jumlah siswa dalam kelas ini adalah 33 orang dengan 11 siswa
laki-laki dan 22 siswa perempuan. Kelas ini dipilih berdasarkan masukan dari guru
mitra. Menurut guru mitra, banyak permasalahan di kelas ini. Hasil observasi
pra-penelitian yang dilakukan peneliti pada bulan Januari-Februari 2014 terlihat
bahwa suasana belajar di kelas ini kurang kondusif yang dipengaruhi oleh jam
pelajaran sejarah yang dimulai setelah istirahat, sebagian besar siswa aktif yang
negatif, dalam arti mereka aktif bukan untuk pelajaran, tetapi untuk ribut di kelas,
melakukan hal lain yang tidak mendukung pelajaran sejarah, dan terlihat bahwa
historical thinking skills mereka masih rendah.
B. Desain Penelitian
Desain penelitian sangat penting untuk mengembangkan kerangka kerja
peneliti. Desain penelitian pada dasarnya adalah keseluruhan proses pemikiran
Erika Siboro, 2014
PENERAPAN STRATEGI LISTENING TEAMS UNTUK MENINGKATKAN HISTORICAL THINKING SKILLS DALAM MATA PELAJARAN SEJARAH
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu |perpustakaan.upi.edu
(2006: 315) “Desain penelitian merupakan prosedur atau langkah-langkah yang ditempuh dalam pengumpulan dan analisis data, mencakup metode penelitian,
sumber dan teknik pengumpulan data yang digunakan, analisis dan interpretasi data”. Desain yang digunakan dalam penelitian tindakan kelas ini adalah desain yang dikembangkan John Elliot. Secara rinci tahapan-tahapan dalam penelitian
Erika Siboro, 2014
PENERAPAN STRATEGI LISTENING TEAMS UNTUK MENINGKATKAN HISTORICAL THINKING SKILLS DALAM MATA PELAJARAN SEJARAH
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu |perpustakaan.upi.edu Gambar 3.1 Desain Penelitian Tindakan Elliot
Diadopsi dari Wiriaatmadja (2007: 64)
Model Elliot merupakan pengembangan lebih lanjut dari model Lewin.
Model ini dianggap lebih rinci dari model lainnya. Dikatakan lebih rinci, karena di
dalam setiap siklus dimungkinkan terdiri dari beberapa tindakan, yaitu antara tiga
sampai lima tindakan. Sementara itu setiap tindakan kemungkinan terdiri atas
beberapa langkah yang terealisasi dalam bentuk kegiatan pembelajaran. Ide
dasarnya sama, dimulai dari penemuan masalah kemudian dirancang tindakan
tertentu yang dianggap mampu memecahkan masalah tersebut, kemudian
diimplementasikan, dimonitor, dan selanjutnya dilakukan tindakan berikutnya jika
dianggap perlu. Model ini akan membentuk sebuah kegiatan berulang (siklus).
Banyak para ahli yang mengemukakan model penelitian tindakan kelas, tetapi
pada umumnya terdapat empat tahapan dalam PTK, yaitu: 1. perencanaan
(planning), 2. tindakan (action), 3. pengamatan (observation), dan 4. refleksi
(reflection). Berikut dijelaskan empat tahapan dalam penelitian ini:
1. Perencanaan (Planning)
Pada tahap ini peneliti membuat suatu rencana kegiatan pembelajaran
berdasarkan fokus permasalahan yaitu rendahnya historical thinking skills siswa,
mulai dari penetapan waktu, materi, dan strategi pembelajaran. Perencanaan
tindakan ini disusun dengan cermat dari tindakan pertama, evaluasi, revisi
perencanaan dan seterusnya. Rencana tindakan disusun secara reflektif,
partisipatif, kolaboratif antara peneliti dengan mitra peneliti. Dalam tahap ini
peneliti melakukan beberapa perencanaan yang berkaitan dengan langkah-langkah
yang akan dilakukan. Adapun beberapa tahapan dalam perencanaan penelitian
adalah sebagai berikut:
a. Melakukan pengamatan pra-penelitian di kelas X IIS 2 sebanyak empat
Erika Siboro, 2014
PENERAPAN STRATEGI LISTENING TEAMS UNTUK MENINGKATKAN HISTORICAL THINKING SKILLS DALAM MATA PELAJARAN SEJARAH
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu |perpustakaan.upi.edu
b. Meminta kesediaan mitra peneliti untuk mengamati proses belajar
mengajar yang akan dilaksanakan di kelas penelitian. Mitra peneliti adalah
rekan sejurusan peneliti yang berinisial H.W, M.S, dan E.A.P.
c. Menyusun kesepakatan dengan mitra peneliti mengenai waktu penelitian.
d. Mendiskusikan langkah-langkah penerapan strategi listening teams yang
akan diterapkan dalam penelitian.
e. Menyusun rencana pelaksanaan pembelajaran (RPP) yang akan
dilaksanakan pada saat penelitian.
f. Menyusun alat ukur yang dapat melihat peningkatan historical thinking
skills siswa dengan menerapkan strategi listening teams.
g. Menyusun instrumen yang akan digunakan dalam penelitian untuk melihat
peningkatan historical thinking skills siswa dengan menerapkan strategi
listening teams.
h. Merencanakan diskusi-balikan dengan mitra peneliti berdasarkan hasil
pengamatannya.
i. Membuat rencana untuk melakukan perbaikan sebagai tindak lanjut dari
diskusi balikan dengan mitra peneliti.
j. Merencanakan pengolahan data yang didapatkan selama pelaksanaan
penelitian.
2. Tindakan (Action)
Tahap ini merupakan implementasi dari berbagai rencana yang telah
dirancang sebelumnya. Pada tahap ini peneliti melaksanakan penelitiannya dengan
menerapkan strategi listening teams untuk meningkatkan historical thinking skills
siswa kelas X IIS 2 SMA Negeri 4 Bandung. Tahap pelaksanaan ini dilakukan
dalam beberapa siklus sampai hasil yang diperoleh mencapai titik jenuh. Berikut
Erika Siboro, 2014
PENERAPAN STRATEGI LISTENING TEAMS UNTUK MENINGKATKAN HISTORICAL THINKING SKILLS DALAM MATA PELAJARAN SEJARAH
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu |perpustakaan.upi.edu
a. Melaksanakan tindakan dalam pembelajaran sejarah dengan menerapkan
strategi listening teams sesuai dengan rencana pelaksanaan pembelajaran
(RPP).
b. Menerapkan strategi listening teams dengan optimal dalam proses
pembelajaran sejarah.
c. Melaksanakan evaluasi hasil belajar untuk melihat peningkatan historical
thinking skills siswa setelah menerapkan strategi listening teams.
d. Mengggunakan instrumen penelitian yang telah dibuat sebagai alat
observasi untuk melihat dan mencatat aktivitas siswa ketika penerapan
strategi listening teams.
e. Melakukan diskusi balikan dengan mitra peneliti.
f. Membuat rencana perbaikan terhadap kekurangan-kekurangan yang
ditemukan berdasarkan hasil diskusi balikan.
g. Melaksanakan pengolahan data yang diperoleh setelah penelitian selesai
dilaksanakan.
3. Pengamatan (Observation)
Pengamatan dilakukan bersamaan dengan pelaksanaan tindakan. Di dalam
pengamatan, peneliti juga akan melakukan analisis berdasarkan pengamatan
seluruh pelaksanaan tindakan. Pengamatan yang baik adalah pengamatan yang
fleksibel dan terbuka untuk dapat mencatat gejala yang muncul, baik yang
diharapkan maupun yang tidak diharapkan.
Pada tahap ini, pengamatan yang dilakukan meliputi:
a. Melakukan pengamatan terhadap kelas yang diteliti.
b. Mengamati kesesuaian penerapan strategi listening teams dengan materi
pelajaran.
c. Mengamati apakah guru mampu menerapkan strategi listening teams
Erika Siboro, 2014
PENERAPAN STRATEGI LISTENING TEAMS UNTUK MENINGKATKAN HISTORICAL THINKING SKILLS DALAM MATA PELAJARAN SEJARAH
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu |perpustakaan.upi.edu
d. Mengamati apakah strategi listening teams yang diterapkan dapat
meningkatkan historical thinking skills siswa.
4. Refleksi (Reflection)
Refleksi merupakan sarana untuk melakukan pengkajian kembali terhadap
tindakan yang telah dilakukan. Di dalam tahap ini peneliti dan mitra melakukan
evaluasi dan revisi terhadap seluruh proses penelitian, baik itu kelebihan maupun
kekurangan dalam pelaksanaan tindakan. Pada tahap ini juga dilakukan perbaikan
untuk melaksanakan tindakan pada siklus selanjutnya.
Pada tahap ini, refleksi yang dilakukan meliputi:
a. Melakukan diskusi dengan mitra peneliti setelah tindakan dilakukan.
b. Menyimpulkan hasil diskusi, apakah penelitian akan dilanjutkan atau
sudah dapat dihentikan.
Dari pelaksanaan tindakan pertama, jika ditemukan kekurangan maka peneliti
dapat memperbaiki dengan merencanakan tindakan kedua yang akan
dilaksanakan. Tindakan yang dilakukan akan berlangsung dalam beberapa siklus.
Siklus dalam penelitian ini akan berhenti apabila tindakan yang dilakukan peneliti
dianggap sudah baik, dalam arti sudah menguasai keterampilan mengajar yang
diterapkan dalam penelitian dengan baik dan data yang diperoleh dalam penelitian
sudah jenuh.
C. Metode Penelitian
Metode penelitian adalah cara yang digunakan peneliti dalam
mengumpulkan data penelitiannya. Berdasarkan permasalahan-permasalahan yang
didapat dari subjek penelitian, maka metode penelitian yang dipilih peneliti adalah
classroom action research (CAR) atau penelitian tindakan kelas (PTK). Pada
masa sekarang, PTK sedang banyak dilaksanakan untuk perbaikan proses
pembelajaran. Hal ini sejalan dengan pendapat Hopkins (2011: 87) yang
Erika Siboro, 2014
PENERAPAN STRATEGI LISTENING TEAMS UNTUK MENINGKATKAN HISTORICAL THINKING SKILLS DALAM MATA PELAJARAN SEJARAH
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu |perpustakaan.upi.edu
Penelitian tindakan mengombinasikan tindakan substansif dan prosedur penelitian; penelitian ini merupakan tindakan terdisiplin yang terkontrol oleh penyelidikan, usaha seseorang untuk memahami problem tertentu seraya terlibat aktif dalam proses pengembangan dan pemberdayaan.
Dari pendapat di atas dapat dipahami bahwa PTK dilaksanakan atas dasar
permasalahan yang terjadi di lapangan dan berupaya untuk memberikan solusi
atas permasalahan tersebut. Pendapat yang lain diungkapkan John Elliot dalam
Hopkins (2011: 88) yang menyatakan:
Penelitian tindakan dapat didefinisikan sebagai ‘penelitian terhadap situasi sosial dengan tujuan meningkatkan kualitas di dalamnya’. Penelitian ini bertujuan untuk memberikan pertimbangan praktis tentang situasi-situasi konkret, dan validitas ‘teori-teori’ atau hipotesis-hipotesis yang dihasilkannya tidak terlalu bergantung pada uji kebenaran ‘saintis’, karena tujuan utamanya adalah membantu masyarakat agar dapat bertindak lebih cerdas dan mahir. Dalam penelitian tindakan, ‘teori-teori’ tidak divalidasi secara bebas dan kemudian diaplikasikan ke dalam praktik. Lebih dari itu, penelitian tindakan divalidasi melalui praktik itu sendiri.
Dalam melaksanakan PTK, masalah yang diangkat harus berdasarkan
permasalahan yang dihadapi dalam proses pembelajaran sehari-hari. PTK
dilaksanakan untuk memperbaiki proses pembelajaran berdasarkan permasalahan
yang terdapat di kelas dengan menerapkan teknik, metode, strategi, model
maupun media pembelajaran. Pelaksanaan penelitian ini dapat dilakukan secara
kolaboratif antara guru dengan guru, peneliti ataupun dosen. Hal ini sejalan
dengan pendapat Kemmis dalam Wiriaatmadja (2009: 12) yang mengungkapkan:
… penelitian tindakan adalah sebuah bentuk inkuiri reflektif yang dilakukan secara kemitraan mengenai situasi sosial tertentu (termasuk pendidikan) untuk meningkatkan rasionalitas dan keadilan dari: a. kegiatan praktek sosial atau pendidikan mereka, b. pemahaman mereka mengenai kegiatan-kegiatan praktek pendidikan, c. situasi yang memungkinkan terlaksananya kegiatan praktek ini.
Dengan dilaksanakannya PTK, diharapkan kualitas pembelajaran pada subjek
penelitian dapat meningkat serta tujuan dari penelitian ini dapat tercapai secara
maksimal.
Erika Siboro, 2014
PENERAPAN STRATEGI LISTENING TEAMS UNTUK MENINGKATKAN HISTORICAL THINKING SKILLS DALAM MATA PELAJARAN SEJARAH
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu |perpustakaan.upi.edu
Sesuai dengan judul penelitian, yaitu “Penerapan Strategi Listening Teams
Untuk Meningkatkan Historical Thinking Skills Dalam Mata Pelajaran Sejarah”,
maka focus penelitian dalam penelitian ini adalah sebagai berikut:
1. Strategi listening teams adalah strategi pembelajaran yang menggunakan
metode ceramah dan di dalamnya terdapat kelompok-kelompok siswa
dengan tugas tertentu yang berkaitan dengan materi pelajaran. Hal ini
berarti kegiatan pembelajaran akan menggunakan metode ceramah dan
setelah itu siswa harus melakukan tugas yang telah diberikan. Cara ini
digunakan agar siswa ikut aktif dalam pembelajaran. Langkah-langkah
yang akan digunakan dalam penerapan strategi listening teams ini adalah:
a. Guru membagi peserta didik menjadi empat kelompok dengan
masing-masing tugas sebagai berikut:
1) Penanya :bertugas membuat pertanyaan
minimal dua berkaitan dengan materi pelajaran
yang baru disampaikan.
2) Pendukung :bertugas mencari ide-ide
yang disetujui atau dipandang berguna dari
materi pelajaran yang baru saja disampaikan
disertai dengan alasan dan fakta yang
mendukung.
3) Penentang :bertugas mencari ide-ide yang tidak
disetujui atau dipandang tidak berguna dari
materi pelajaran yang baru disampaikan dengan
memberi alasan dan fakta yang mendukung.
4) Pemberi contoh :bertugas memberi contoh
spesifik dari materi yang disampaikan guru.
b. Guru menyampaikan materi pelajaran dengan menggunakan metode
ceramah. Setelah penyampaian materi selesai, guru memberikan waktu
Erika Siboro, 2014
PENERAPAN STRATEGI LISTENING TEAMS UNTUK MENINGKATKAN HISTORICAL THINKING SKILLS DALAM MATA PELAJARAN SEJARAH
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu |perpustakaan.upi.edu
c. Guru meminta masing-masing kelompok untuk menyampaikan hasil dari
tugas mereka.
d. Guru meminta siswa untuk menjawab pertanyaan dari kelompok penanya.
e. Guru dan siswa melakukan refleksi terhadap hasil tugas setiap kelompok.
f. Siswa mengumpulkan hasil pekerjaan mereka.
2. Historical thinking skills adalah kemampuan berpikir kesejarahan siswa
yang lebih dari sekedar menghapal, yaitu menganalisis kisah cerita,
menginterpretasikan catatan-catatan sejarah, mengkonstruksi sejarah
menurut versi siswa dan memahami makna sejarah. Indikator yang akan
diukur dalam penelitian ini adalah kemampuan siswa membangun
pertanyaan, mencari dan mengevaluasi bukti-bukti, membandingkan dan
menganalisis kisah-kisah sejarah serta mengkonstruksi sejarah menurut
versi masing-masing siswa. Historical thinking skills siswa dalam
penelitian ini terlihat dari:
a. Mampu membangun pertanyaan yang tidak hanya sebatas faktual, tetapi juga mampu membuat pertanyaan dengan “mengapa” dan “bagaimana”. b. Menyebutkan bukti atau fakta tentang materi yang sedang dibahas.
c. Menunjukkan gambar bukti atau fakta yang berkaitan dengan materi yang
sedang dibahas.
d. Memberikan penilaian terhadap bukti sejarah yang berkaitan dengan
materi yang sedang dibahas.
e. Membandingkan dan menganalisis kisah sejarah.
f. Mengkonstruksi sejarah menurut versi masing-masing siswa.
g. Mampu menjelaskan hubungan sebab-akibat.
E. Instrumen Penelitian
Erika Siboro, 2014
PENERAPAN STRATEGI LISTENING TEAMS UNTUK MENINGKATKAN HISTORICAL THINKING SKILLS DALAM MATA PELAJARAN SEJARAH
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu |perpustakaan.upi.edu
dalam arti lebih cermat, lengkap, dan sistematis sehingga lebih mudah diolah” (Arikunto, 2010: 203). Adapun instrumen yang digunakan untuk mengumpulkan
data dalam penelitian ini adalah:
1. Lembar Panduan Observasi
Lembar panduan observasi berisi sebuah daftar jenis kegiatan yang mungkin
timbul dan akan diamati. Dalam proses observasi, observer (pengamat) tinggal
memberikan tanda atau tally pada kolom tempat peristiwa muncul. Tujuan
penggunaan lembar panduan observasi ini adalah untuk memperoleh gambaran
tentang kejadian yang muncul dalam situasi pengajaran (Arikunto, 2010: 200).
Lembar panduan observasi dalam penelitian ini berisi daftar kegiatan yang
akan diamati, yaitu langkah-langkah penerapan strategi listening teams dan cara
guru mengajar. Selain itu juga terdapat lembar panduan observasi untuk melihat
peningkatan historical thinking skills siswa. Observasi yang dilakukan adalah
observasi nonpartisipatif (nonparticipatory observation). Hal ini berarti pengamat
tidak ikut serta dalam kegiatan pembelajaran, pengamat hanya berperan
mengamati pembelajaran.
2. Catatan Lapangan (Field Notes)
Catatan lapangan merupakan sumber informasi yang sangat penting yang
dibuat oleh peneliti/mitra peneliti yang melakukan pengamatan. Kejadian yang
ada selama tindakan berlangsung dicatat dengan berurutan sehingga dapat
menggambarkan situasi kelas. Hal-hal yang dicatat adalah mengenai prasarana
dan fasilitas, kegiatan belajar mengajar, kegiatan siswa selama pembelajaran
berlangsung dan kesulitan-kesulitan belajar yang diamati langsung di kelas.
Dalam penelitian ini yang akan membuat catatan lapangan adalah peneliti dan
observer. Catatan-catatan ini akan dicek kebenaran datanya dengan
membandingkan catatan peneliti dengan observer. Berdasarkan data yang
diperoleh dari catatan lapangan tersebut, peneliti melakukan diskusi dengan mitra
sebagai bahan refleksi, perbaikan, dan perencanaan tindakan selanjutnya. Berikut
Erika Siboro, 2014
PENERAPAN STRATEGI LISTENING TEAMS UNTUK MENINGKATKAN HISTORICAL THINKING SKILLS DALAM MATA PELAJARAN SEJARAH
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu |perpustakaan.upi.edu CATATAN LAPANGAN
Observer :
Pelaksanaan Tindakan :
Hari/Tanggal :
Waktu :
Tempat :
Jumlah Siswa :
Kompetensi Dasar :
Kegiatan yang diamati Komentar/temuan di lapangan
3. Pedoman wawancara
Pedoman wawancara disusun agar dalam pelaksanaan wawancara lebih
terarah. Pedoman wawancara berisi pertanyaan-pertanyaan yang diajukan peneliti
kepada responden dengan cara melakukan tanya jawab berkaitan dengan
penelitian yang sedang dilakukan. Wawancara ini digunakan untuk mengetahui
tanggapan siswa dan guru terhadap penerapan strategi listening teams dalam
pembelajaran sejarah.
F. Teknik Pengumpulan Data
Data yang diperlukan dalam penelitian ini didapat dengan menggunakan
beberapa teknik. Teknik pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian ini
adalah:
1. Observasi
Observasi merupakan pengamatan dan pencatatan secara sistematik terhadap
Erika Siboro, 2014
PENERAPAN STRATEGI LISTENING TEAMS UNTUK MENINGKATKAN HISTORICAL THINKING SKILLS DALAM MATA PELAJARAN SEJARAH
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu |perpustakaan.upi.edu
data dengan observasi dilakukan untuk memperoleh data mengenai pembelajaran
di kelas, yang meliputi aktivitas guru dan siswa ketika pelaksanaan tindakan.
Observasi yang digunakan dalam penelitian ini adalah observasi terbuka. “Observasi terbuka adalah apabila sang pengamat atau observer melakukan pengamatannya dengan mengambil kertas, pensil, kemudian mencatatkan segala
sesuatu yang terjadi di kelas” (Wiriiatmadja, 2007: 110). Tujuan membuat catatan
tersebut adalah untuk menggambarkan situasi kelas selengkapnya sehingga semua
urutan-urutan kejadian tercatat. Pencatatan dalam pengamatan terbuka ini
disesuaikan dengan selera pengamat yang dilakukan dengan sefaktual mungkin
dan tanpa penafsiran subjektif dari pengamat.
Observasi ini difokuskan pada berbagai hal yang menjadi sumber data dalam
penelitian, yaitu aktivitas guru dan siswa dalam kegiatan belajar mengajar dengan
menerapkan strategi listening teams. Hasil observasi berupa lembar panduan
observasi kemudian dibahas peneliti bersama dengan mitra dalam diskusi balikan,
dan hasil diskusi balikan tersebut dijadikan bahan refleksi dan perbaikan untuk
tindakan selanjutnya.
2. Wawancara
Wawancara atau kuesioner lisan adalah sebuah dialog yang dilakukan oleh
pewawancara untuk memperoleh informasi dari terwawancara (Arikunto, 2010:
198). Wawancara dilakukan peneliti untuk mendapatkan data mengenai aktivitas
siswa dan tanggapan siswa terhadapa proses belajar mengajar. Pedoman
wawancara disusun oleh peneliti untuk mengetahui pandangan siswa terhadap
tindakan guru dan hasilnya terhadap historical thinking skills siswa. Oleh karena
itu, bentuk wawancara yang digunakan adalah wawancara terstruktur. Wawancara
terstruktur adalah bentuk wawancara di mana pewawancara sudah mempersiapkan
bahan wawancara terlebih dahulu (Wiriaatmadja, 2007: 118). Wawancara
Erika Siboro, 2014
PENERAPAN STRATEGI LISTENING TEAMS UNTUK MENINGKATKAN HISTORICAL THINKING SKILLS DALAM MATA PELAJARAN SEJARAH
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu |perpustakaan.upi.edu
Dalam melakukan wawancara, disediakan lembar pedoman wawancara
sehingga wawancara menjadi terarah. Peneliti hanya melakukan wawancara
terhadap beberapa siswa yang dianggap mewakili seluruh siswa, yaitu siswa yang
memiliki kemampuan kognitif tinggi, sedang, dan rendah.
3. Studi Dokumentasi
Dalam mengadakan penelitian yang bersumber pada tulisan, digunakan metode dokumentasi. “Dalam melaksanakan metode dokumentasi, peneliti menyelidiki benda-benda tertulis seperti buku-buku, majalah, dokumen,
peraturan-peraturan, notulen rapat, catatan harian, dan sebagainya” (Arikunto,
2010: 201). Pendapat lain diungkapkan Sukmadinata (2005: 221) bahwa “studi
dokumenter merupakan suatu teknik pengumpulan data dengan menghimpun dan
menganalisis dokumen-dokumen, baik dokumen tertulis, gambar, maupun elektronik”. Studi dokumentasi berperan dalam mengumpulkan data-data primer dalam penelitian. Dokumen-dokumen yang dikumpulkan disesuaikan dengan
fokus penelitian. Dalam penelitian ini dokumen-dokumen yang akan dikumpulkan
adalah silabus dan rencana pelaksanaan pembelajaran (RPP), photo kegiatan
belajar mengajar, pedoman observasi, pedoman wawancara, dan laporan tugas
kelompok siswa. Berikut ini gambaran spesifik dari data, sumber data, teknik
pengumpulan data dan instrumen penelitian:
Tabel 3.1
Data, Sumber data, Teknik Pengumpulan Data dan Instrumen Penelitian
No Data Sumber Data Teknik
Guru dan siswa Observasi
Erika Siboro, 2014
PENERAPAN STRATEGI LISTENING TEAMS UNTUK MENINGKATKAN HISTORICAL THINKING SKILLS DALAM MATA PELAJARAN SEJARAH
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu |perpustakaan.upi.edu
wawancara
Guru dan siswa Observasi
terbuka dan
Tahap selanjutnya setelah mengumpulkan data dengan menggunakan
instrumen adalah mengolah dan menganalisis data. Data yang diperoleh
merupakan data yang bersifat kuantitatif dan kualitatif. Data dianalisis secara
deskriptif untuk memperoleh gambaran tentang pelaksanaan penelitian.
Langkah-langkah yang dilakukan dalam menganalisis data adalah pengolahan data
kualitatif. Langkah-langkah yang dilakukan dalam pengolahan dan analisis data
kualitatif adalah sebagai berikut:
a. Pengumpulan/Kategorisasi Data
Dalam tahap ini peneliti mengumpulkan data yang diperoleh dari instrumen
penelitian yang digunakan. Seluruh data tersebut kemudian disusun dengan
sistematis dan dianalisis sehingga diperoleh gambaran mengenai tindakan yang
Erika Siboro, 2014
PENERAPAN STRATEGI LISTENING TEAMS UNTUK MENINGKATKAN HISTORICAL THINKING SKILLS DALAM MATA PELAJARAN SEJARAH
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu |perpustakaan.upi.edu
Data dikategorikan berdasarkan penerapan strategi listening teams, aktivitas guru
dan siswa serta proses belajar mengajar
b. Validasi data
Validasi data dilakukan dalam proses pengolahan data agar diperoleh data
yang akurat dan objektif. Hal ini dilakukan karena dalam penelitian ilmiah data
harus absah dan dapat dipertanggungjawabkan. Merujuk pada pendapat Hopkins
dalam Wiriatmadja (2007: 168), maka beberapa bentuk validasi yang digunakan
dalam penelitian ini adalah:
1) Member Check adalah validasi data dengan memeriksa kembali
keterangan-keterangan atau informasi data yang diperoleh selama
observasi atau wawancara dari narasumber, apakah keterangan atau
informasi yang diperoleh tetap sifatnya atau tidak berubah sehingga dapat
dipastikan keajegannya, dan data tersebut terperiksa kebenarannya.
2) Triangulasi adalah membandingkan data yang diperoleh dengan mitra
peneliti yang hadir dan menyaksikan situasi yang sama. Menurut Elliot
dalam Wiriaatmadja (2007: 169), “triangulasi dilakukan berdasarkan tiga
sudut pandang, yaitu sudut pandang guru, sudut pandang siswa, dan sudut pandang yang melakukan pengamatan atau observasi”. Triangulasi yang dilakukan dalam penelitian ini dilakukan antar observer, peneliti dan
siswa. Hal ini dilaksanakan dengan melakukan diskusi balikan dengan
mitra peneliti setiap akhir tindakan, sedangkan dengan siswa dapat
dilakukan dalam wawancara dengan beberapa orang siswa.
3) Expert Opinion merupakan pengecekan terakhir terhadap hasil temuan
penelitian dengan mengkonsultasikan kepada pakar atau ahli. Dalam
penelitian ini, expert opinion dilakukan dengan meminta saran dari dosen
Erika Siboro, 2014
PENERAPAN STRATEGI LISTENING TEAMS UNTUK MENINGKATKAN HISTORICAL THINKING SKILLS DALAM MATA PELAJARAN SEJARAH
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu |perpustakaan.upi.edu BAB V
SIMPULAN DAN REKOMENDASI
A. Simpulan
Berdasarkan pembahasan hasil penelitian tindakan kelas (PTK) pada bab IV
maka diperoleh kesimpulan sebagai berikut:
Pertama, kondisi awal pembelajaran sejarah di kelas X IIS 2 SMA Negeri 4
Bandung sebelum diterapkan strategi listening teams terlihat belum efektif. Dalam
proses pembelajaran kelas didominasi oleh guru dengan metode ceramah dan
tanya jawab sehingga bersifat teacher centered hal ini karena siswa sulit untuk
aktif walaupun guru sudah berupaya membuat pelajaran menjadi student centered
dengan menerapkan diskusi dan metode lain. Ketika dilakukan tanya jawab pun
hanya sedikit yang mengajukan pertanyaan. Keseriusan siswa yang rendah dalam
mata pelajaran sejarah mengakibatkan historical thinking skills mereka juga
rendah.
Kedua, penerapan strategi listening teams dalam mata pelajaran sejarah dapat
meningkatkan historical thinking skills siswa kelas X IIS 2 SMA Negerei 4
Bandung. Sebelum penerapan, terlebih dahulu dilakukan perencanaan yang
matang agar pelaksanaan penelitian berjalan dengan baik. Perencanaan yang
dilakukan antara lain menghubungi pihak-pihak yang terkait dengan penelitian,
menentukan materi, mengalokasikan waktu, mempersiapkan silabus dan RPP,
media pembelajaran, dan instrumen penelitian. Persiapaan yang matang
diperlukan agar tujuan penelitian tercapai.
Ketiga, pada KBM dengan menerapkan strategi listening teams, siswa
mengalami kemajuan dalam pembelajaran. Melalui penerapan strategi listening
teams siswa dibiasakan untuk membaca, mencari sumber-sumber yang relevan
dengan materi pelajaran, menganalisis materi, kritis, berani bertanya, memberikan
Erika Siboro, 2014
PENERAPAN STRATEGI LISTENING TEAMS UNTUK MENINGKATKAN HISTORICAL THINKING SKILLS DALAM MATA PELAJARAN SEJARAH
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu |perpustakaan.upi.edu
pendapatnya dengan arahan yang diberikan guru. Penerapan strategi listening
teams dapat merubah pembelajaran yang teacher centered menjadi student
centered. Guru berperan sebagai fasilitator dan memberikan materi diawal
pembelajaran secara umum atau garis besar saja. Penerapan strategi listening
teams dapat mengubah sikap siswa menjadi lebih antusias dalam belajar sejarah,
terlibat aktif dalam pembelajaran. Situasi pembelajaran seperti di atas
memberikan berdampak terhadap historical thinking skills mereka. Hal ini terlihat
dari hasil tindakan yang dilakukan sebanyak enam kali, dimana dalam tindakan
pertama sampai kelima terjadi peningkatan dan pada tindakan ke enam terjadi
penurunan.
Keempat, selain keberhasilan yang diperoleh dalam penerapan strategi
listening teams untuk meningkatkan historical thinking skills siswa, peneliti juga
mengalami kendala dalam KBM. Kendala tersebut antara lain dalam pelaksanaan
tindakan pertama yang merupakan pertama kali diterapkannya strategi listening
teams di kelas X IIS 2. Siswa masih belum memahami langkah-langkah
pembelajaran dengan menggunakan strategi listening teams sehingga ketika
mereka diinstruksikan untuk melakukan langkah pembelajaran selanjutnya mereka
masih bingung. Kendala selanjutnya adalah peneliti yang bertindak sebagai guru
yang baru mengajar di kelas X IIS 2 kurang dekat dengan siswa sehingga apabila
siswa mengalami kesulitan mereka segan untuk bertanya. Adanya jarak antara
guru dengan siswa ini membuat siswa lebih memilih diam daripada bertanya
kepada guru apabila mereka mengalami kesulitan. Adanya kendala-kendala di atas
guru berupaya untuk mencari solusi dengan melakukan refleksi setelah setiap
tindakan dilaksanakan.
B. Rekomendasi
Penerapan strategi listening teams untuk meningkatkan historical thinking
skills siswa dalam pembelajaran sejarah dapat menjadi salah satu cara yang dapat
Erika Siboro, 2014
PENERAPAN STRATEGI LISTENING TEAMS UNTUK MENINGKATKAN HISTORICAL THINKING SKILLS DALAM MATA PELAJARAN SEJARAH
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu |perpustakaan.upi.edu
cenderung diidentikkan dengan hapalan, perlu dibangun keterampilan berpikir
kesejarahan siswa. Menghapal masih berada pada tingkat berpikir yang rendah,
sementara dalam belajar sejarah, historical thinking skills siswa harus dibangun
dan ditingkatkan sehingga dengan belajar sejarah mereka memperoleh nilai-nilai
dan pembelajaran menjadi bermakna.
Peneliti berupaya untuk melakukan penelitian ini dengan semaksimal
mungkin, tetapi masih terdapat hal-hal yang perlu diperbaiki. Untuk itu peneliti
mencoba mengemukakan saran-saran sebagai berikut:
Bagi peneliti, PTK ini merupakan penelitian yang pertama kali dilakukan
peneliti yang banyak memberikan pengalaman dan pengetahuan dalam bidang
pendidikan. Penelitian tindakan kelas (PTK) ini menunjukkan bahwa penerapan
strategi listening teams dapat meningkatkan historical thinking skills siswa.
Penelitian ini juga dapat menjadi rujukan bagi pihak-pihak yang ingin
menerapkan strategi listening teams dalam pembelajaran di sekolah.
Bagi sekolah, PTK mengenai penerapan strategi listening teams untuk
meningkatkan historical thinking skills siswa dapat dijadikan solusi alternatif
untuk meningkatkan mutu pembelajaran di SMA Negeri 4 Bandung, khususnya
dalam pembelajaran sejarah. Oleh karena itu, diperlukan dukungan dari sekolah
berupa fasilitas mengajar yang menunjang guru dalam melakukan variasi dalam
pembelajaran di kelas. Penelitian ini diharapkan dapat memberikan sumbangan
yang positif kepada sekolah.
Bagi guru, penerapan strategi listening teams untuk meningkatkan historical
thinking skills siswa dapat dijadikan solusi alternatif untuk menghadapi
permasalahan-permasalahan yang dihadapi dalam pembelajaran di kelas. Guru
dapat mengembangkan materi dan media pembelajaran menjadi lebih baik lagi.
Melalui strategi pembelajaran ini, peran guru menjadi lebih mudah dimana guru
hanya menyampaikan materi secara garis besar dan berperan sebagai fasilitator
Erika Siboro, 2014
PENERAPAN STRATEGI LISTENING TEAMS UNTUK MENINGKATKAN HISTORICAL THINKING SKILLS DALAM MATA PELAJARAN SEJARAH
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu |perpustakaan.upi.edu
langkah-langkah penerapan strategi listening teams dengan baik dan
menyesuaikannya dengan kondisi siswa yang memungkinkan untuk diterapkannya
strategi listening teams.
Penerapan strategi listening teams ini diharapkan siswa tidak bosan lagi
dalam belajar sejarah karena banyak siswa yang beranggapan bahwa pelajaran
sejarah merupakan pelajaran yang membosankan. Dengan diterapkannya strategi
pembelajaran ini kemampuan siswa tidak hanya sebatas menghapal, tetapi juga
memiliki historical thinking skills yang baik. Penelitian ini diharapkan dapat
memberikan sumbangan bagi dunia pendidikan, khususnya dalam pembelajaran
sejarah.
Demikian kesimpulan dan saran dari peneliti, PTK yang dilakukan ini
diharapkan memberikan manfaat bagi peneliti, guru, sekolah, siswa dan pembaca
Erika Siboro, 2014
PENERAPAN STRATEGI LISTENING TEAMS UNTUK MENINGKATKAN HISTORICAL THINKING SKILLS DALAM MATA PELAJARAN SEJARAH
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu |perpustakaan.upi.edu DAFTAR PUSTAKA
Arikunto, S. (2010) Prosedur Penelitian: Suatu Pendekatan Praktik. Jakarta: PT Rineka Cipta.
Burhan, J. (1971) Problema Bahasa dan Pengajaran Bahasa Indonesia. Bandung: Ganaco. N.V.
Eggen, P dan Kauchak, D. (2012) Strategi dan Model Pembelajaran. (Terj. Oleh Satrio Wahono). Jakarta: PT Indeks.
Hasbullah. (2005) Dasar Ilmu Pendidikan. Jakarta. Penerbit: PT RajaGrasindo Persada.
Hanafiah dkk. (2009) Konsep Strategi Pembelajaran. Bandung: PT. Refika Aditama.
Hopkins, D. (2011) Panduan Guru: Penelitian Tindakan Kelas. (Terj. Oleh Achmad Fawaid). Yogyakarta: Pustaka Pelajar.
Machmudah, U dan Wahab-Rosyidi, A. (2008) Active Learning dalam Pembelajaran Bahasa Arab. Malang: UIN Malang Press
Margono. (2004) Metodologi Penelitian Pendidikan. Jakarta: Rineka Cipta.
Marno dan Idris, M. (2010) Strategi dan Metode Pengajaran. Jogjakarta: Ar-Ruzz Media.
Miles, M.B dan Huberman, M.A. (1984) Qualitative Data Analysis. London: Sage Publication.
Munthe, B. (2009) Desain Pembelajaran. Yogyakarta: Pustaka Insan Madani.
Pribadi, B.A. (2010) Model Desain Sistem Pembelajaran. Jakarta: PT. Dian Rakyat.
Rusman. (2010) Model-model Pembelajaran Mengembangkan Profesionalisme Guru. Jakarta: PT. Rajagrafindo Persada.
Sanjaya, W. (2006) Strategi Pembelajaran Berorientasi Standar Proses Pendidikan. Jakarta: Kencana Prenada Media Group.
Silberman, M. (2013) Pembelajaran Aktif: 101 Strategi Untuk Mengajar Secara Aktif. (Terj. Oleh Yovita Hardiwati). Jakarta:PT Indeks.
Suryosubroto, B. (2009) Proses Belajar Mengajar di Sekolah. Jakarta: PT Rineka Cipta.
Erika Siboro, 2014
PENERAPAN STRATEGI LISTENING TEAMS UNTUK MENINGKATKAN HISTORICAL THINKING SKILLS DALAM MATA PELAJARAN SEJARAH
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu |perpustakaan.upi.edu
Sukmadinata, N.S. (2006) Metode Penelitian Pendidikan. Bandung: PT Remaja Rosdakarya.
Warsono dan Hariyanto. (2013) Pembelajaran Aktif: Teori dan Asesmen. Bandung: PT Remaja Rosdakarya.
Wiriaatmadja, R. (2007) Metode Penelitian Tindakan Kelas. Bandung: PT Remaja Rosdakarya.
Wiriaatmadja, R,. Supriatna, N dan Fauzi, W.I. (2011) Sastra dalam Pembelajaran Sejarah: Bandung: Jurdik Sejarah UPI Press.
Wineburg, S. (2006) Berpikir Historis. (Terj. Oleh Masri Maris). Jakarta: Obor
Zaini, H., Munthe, B dan Aryani, S.A. (2008) Strategi Pembelajaran Aktif. Yogyakarta: Pustaka Insan Madani.
Skripsi:
Rojaliyah, S. (2013) Implementasi Model Cooperative Learning Tipe Listening Team Untuk Meningkatkan Keterampilan Berbicara Siswa Kelas IV SDN Kubang Sepat II Kecamatan Citangkil Kota Cilegon. Skripsi, Universitas Pendidikan Indonesia.
Thesis:
Murni. (2006) Model Pembelajaran Holistik Dalam Pengembangan Keterampilan Berpikir Kesejarahan. Thesis, Sekolah Pascasarjana, Universitas Pendidikan Indonesia.
Internet :
Abilene Christian University. (2000) Why Use Active Learning?. [Online]. Tersedia di: http://www.acu.edu/cte/activelearning/whatisal.htm. [Diakses 10 Januari 2014].
Erika Siboro, 2014
PENERAPAN STRATEGI LISTENING TEAMS UNTUK MENINGKATKAN HISTORICAL THINKING SKILLS DALAM MATA PELAJARAN SEJARAH