Universitas Kristen Maranatha ABSTRAK
Penelitian ini dilakukan untuk mengetahui besarnya pengaruh setiap determinan-determinan intention terhadap intention untuk melanjutkan pendidikan S2 pada karyawan perusahaan “X” di Kota Bandung. Variabel penelitian ini, yaitu intention, dan ketiga determinannya, yaitu attitude toward the behavior, subjective norms dan perceived behavioral control. Populasi untuk pengambilan data ini berjumlah 20 orang karyawan. Adapun teori yang digunakan adalah teori planned behavior dan alat ukur yang digunakan adalah kuesioner intention dan determinan-determinannya yang disusun oleh Icek Ajzen (2005) yang telah disesuaikan dengan konteks penelitian oleh peneliti. Dari uji validitas diperoleh 20 item yang diterima, dengan validitas berkisar antara 0,331 - 0,887 dan reliabilitas sebesar 0,460.
Dari hasil penelitian ini memperlihatkan bahwa ketiga determinan memiliki pengaruh yang tidak signifikan terhadap intention, dan dari hasil dapat dilihat determinan perceived behavioral control memberikan kontribusi terhadap intention untuk melanjutkan pendidikan S2 sebesar 0,017, determinan attitude toward the behavior sebesar 0,007, dan determinan subjective norms memiliki kontribusi terhadap intention untuk melanjutkan pendidikan S2 sebesar 0,009, serta korelasi antara determinan perceived behavioral control dengan attitude toward the behavior merupakan korelasi terbesar antara determinan-determinan pada intention sebesar 0,704.
Universitas Kristen Maranatha ABSTRACT
This study was conducted to determine the influence of each of the determinants of the intention of the intention to continue education S2 to employees of the company "X" in the city of Bandung. The variables of this study, namely the intention, and the third determinant, the attitude toward the behavior, of subjective norms, and perceived behavioral control. The population for this data collection amounted to 20 employees. The theory is the theory of planned behavior used and the measuring instrument used was a questionnaire intention and its determinants compiled by Icek Ajzen (2005) which has been adapted to the context of the study by researchers. Test the validity of the obtained 20 items received, with validity ranges from 0.331 to 0.887 and reliability of 0.460.
From the results of this study show that the three determinants have a significant influence on the intention, and the results can be seen determinant of perceived behavioral control contributes to the intention to continue education S2 at 0,017, the determinant of attitude toward the behavior of 0.007, and the determinants of subjective norms have contributed of the intention to continue education S2 of 0.009, and the correlation between the determinants of perceived behavioral control and the attitude toward the behavior is the greatest correlation between the determinants of the intention of 0.704.
iv Universitas Kristen Maranatha
DAFTAR ISI
Hal
LEMBAR PENGESAHAN ... i
KATA PENGANTAR ... ii
DAFTAR ISI ……... iv
DAFTAR TABEL …...viii
DAFTAR GAMBAR …...ix
DAFTAR LAMPIRAN ………... x
BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah... 1
1.2 Identifikasi Masalah ... 6
1.3 Maksud dan Tujuan Penelitian ... 6
1.4 Kegunaan Penelitian ... 6
1.4.1 Kegunaan Teoritis ...6
1.4.2 Kegunaan Praktis ... 7
1.5 Kerangka Pemikiran ... 7
v Universitas Kristen Maranatha
BAB 2 KAJIAN TEORETIS
2.1 Teori Planned Behavior ...18
2.1.1 Pengertian Planned Behavior...18
2.1.2 Intention ... 20
2.1.3 Attitudes Toward the Behavior...20
2.1.4 Subjective Norms ... 22
2.1.5 Perceived Behavioral Control ... 23
2.1.6 Pengaruh Determinan-Determinan Intentions terhadap Intentions... 25
2.1.7 Hubungan Antar Determinan-Determinan Intention ... 26
2.1.8 Background Factors ... 27
2.1.9 Ketidaksesuaian antara Intention dengan Perilaku………..28
2.1.10 Control Factor ………...30
2.1.11 Target, Action, Context and Time ………..32
2.2 Pendidikan Tinggi ... 32
2.3 Periode Masa Dewasa Awal 2.3.1 Masa Dewasa Awal ………. 33
2.3.2 Ciri-Ciri Masa Dewasa Awal ………...34
vi Universitas Kristen Maranatha
BAB 3 METODOLOGI PENELITIAN
3.1 Rancangan Penelitian ... 39
3.2 Variabel Penelitian dan Definisi Operasional ... 40
3.2.1 Variabel Penelitian ... 40
3.2.2 Definisi Operasional ... 40
3.3 Alat Ukur ... 41
3.3.1 Alat ukur intention dan Determinan-determinannya... 41
3.3.2 Kisi-kisi Alat Ukur Intention dan Determinan-determinannya ... 41
3.3.3 Sistem Penilaian... 42
3.3.4 Data Pribadi dan Penunjang... 43
3.3.5 Validitas dan Reliabilitas Alat Ukur... 43
3.3.5.1 Validitas Alat Ukur Determinan-detrminan Intention dan Intention... 43
3.3.5.3 Reliabilitas Alat Ukur Determinan-determinan Intention dan Intention... 44
3.4 Populasi Penelitian dan Teknik Penarikan Sampel ... 45
3.4.1 Populasi Sasararan Penelitian... 45
3.4.2 Karakteristik Populasi... 45
3.5 Teknik Analisis Data... 46
vii Universitas Kristen Maranatha BAB 4 HASIL DAN PEMBAHASAN
4.1 Gambaran Umum Subyek Penelitian ……… 48
4.1.1 Gambaran Responden Berdasarkan Jenis Kelamin……… 48
4.1.2 Gambaran Responden Berdasarkan Usia ……….. 49
4.1.3 Gambaran Responden Berdasarkan Suku Bangsa ………. 50
4.1.4 Gambaran Responden Berdasarkan Agama ……….. 51
4.2 Gambaran Hasil Penelitian ……….….51
4.2.1 Gambaran Korelasi dan Kontribusi Determinan-determinan
Intention terhadap Intention untuk melanjutkan pendidikan
S2 di Perusahaan “X” di Kota Bandung
………...……….. 52
4.2.2 Gambaran Korelasi antar Determinan-determinan
Intention ………... 53
4.3 Pembahasan Hasil Penelitian ………... 55
BAB 5 KESIMPULAN DAN SARAN
5.1 Kesimpulan ……….. 61
5.2 Saran ……… 64
DAFTAR PUSTAKA
DAFTAR RUJUKAN
viii Universitas Kristen Maranatha
DAFTAR TABEL
Hal
Tabel 3.1 Kisi-kisi alat ukur Determinan- determinan ……….. 41
Tabel 4.1 Gambaran Responden Berdasarkan Jenis Kelamin ………... 48
Tabel 4.2 Gambaran Responden Berdasarkan Usia ……….. 49
Tabel 4.3 Gambaran Responden Berdasarkan Suku Bangsa ………. 50
Tabel 4.4 Gambaran Responden Berdasarkan Agama ……….. 51
Tabel 4.5 Gambaran Responden Berdasarkan tingkat Intention untuk melanjutkan pendidikan S2 ……….. 51
Tabel 4.6 Korelasi Per Determinan Intention terhadap Intention untuk melanjutkan pendidikan S2 ……….. 52
Tabel 4.7 Kontribusi Total Determinan-determinan Intention terhadap Intention untuk melanjutkan pendidikan S2 ……… 53
ix Universitas Kristen Maranatha
DAFTAR GAMBAR
Hal
GAMBAR 1.1 Skema Kerangka Pemikiran ………..………. 16
GAMBAR 2.1 Skema Teori Planned Behavior……… 19
GAMBAR 3.1 Skema Rancangan Penelitian………...…… 39
GAMBAR 4.1 Skema korelasi dan kontribusi determinan-determinan intention
terhadap intention dan korelasi antar determinan-determinan
intention ………... 54
x Universitas Kristen Maranatha
DAFTAR LAMPIRAN
Lampiran 1. Alat ukur Determinan-determinan Intention dan Intention
Lampiran 2. Data penunjang
Lampiran 3. Validitas dan Reliabilitas Alat Ukur
Lampiran 4. Hasil Pengolahan Data Pribadi
Lampiran 5. Korelasi Determinan-Determinan Terhadap Intention
Lampiran 6. Kontribusi Total Determinan-determinan Intention terhadap Intention
Lampiran 7. Korelasi Antar Determinan Intention
Lampiran 8. Gambaran Determinan-Determinan
Lampiran 9. Crosstabulation Determinan-determinan dengan Intention
1 Universitas Kristen Maranatha
BAB I
PENDAHULUAN
1.1Latar Belakang Masalah
Pendidikan merupakan hal yang terpenting dalam kehidupan. Hal
ini berarti bahwa setiap manusia Indonesia berhak mendapatkannya dan
diharapkan untuk selalu berkembang dengan pendidikan. Pendidikan
secara umum mempunyai arti suatu proses kehidupan dalam
mengembangkan diri tiap individu untuk dapat hidup dan melangsungkan
kehidupan. Menjadi seorang yang terdidik sangat penting. Manusia dididik
menjadi orang yang berguna baik bagi negara, nusa dan bangsa.
Pendidikan pertama kali didapatkan di lingkungan keluarga (Pendidikan
Informal), lingkungan sekolah (Pendidikan Formal), dan lingkungan
masyarakat (Pendidikan Nonformal) (Kurniawati, 2010).
Pendidikan tinggi merupakan jenjang pendidikan setelah
pendidikan menengah yang mencakup program pendidikan diploma,
sarjana, magister, spesialis, dan doktor. Perguruan tinggi dapat berbentuk
akademi, politeknik, sekolah tinggi, institut, atau universitas. Perguruan
tinggi dapat menyelenggarakan program akademik, profesi, dan/atau
vokasi (Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 20 Tahun 2003
Tentang Sistem Pendidikan Nasional/Bagian Keempat/Pendidikan
Tinggi/Pasal 19 dan Pasal 20). Setiap orang berhak untuk menempuh
2
Universitas Kristen Maranatha S1 berhak untuk melanjutkan studi ke tahap yang lebih tinggi yaitu
pendidikan tinggi S2. Pendidikan S2 terbagi menjadi bidang keilmuan dan
terapan yang dapat dipilih oleh setiap calon sesuai dengan minatnya.
Berbagai alasan orang dalam menempuh pendidikan S2 adalah menambah
pengalaman, pengetahuan yang lebih mendalam, keahlian yang lebih
spesifik, dan penghasilan yang dapat meningkat. Dalam hal ini setiap
orang yang akan menempuh pendidikan S2 harus memenuhi setiap
persyaratan. Persyaratan tersebut berbeda-beda tergantung dari universitas
yang mengadakan pendidikan tersebut. Hal yang biasanya menjadi
persyaratan adalah nilai IPK minimal, nilai TOEFL, minimal harus telah
menyelesaikan pendidikan S1, menyerahkan portofolio, surat
rekomendasi, waktu, dan biaya . Persyaratan tersebut sulit untuk dipenuhi
sehingga harus dipersiapkan sebaik mungkin oleh orang yang ingin
melanjutkan studinya baik dalam bentuk perilaku yang sesuai dengan
tujuan maupun kematangan perencanaan agar tujuannya tersebut dapat
tercapai.
Di dalam sebuah perusahaan, Sumber Daya Manusia (SDM) yang
kompeten dan berkualitas sangat dibutuhkan untuk mendukung
produktivitas dan aktivitas agar tujuan perusahaan atau organisasi dapat
tercapai. SDM yang berkualitas menjadi salah satu faktor kunci
kesuksesan perusahaan. Salah satu cara bagi SDM untuk memiliki
keterampilan serta daya saing tinggi dalam pasar global adalah dengan
3
Universitas Kristen Maranatha karyawan perusahaan “X” di Kota Bandung yang bergerak pada bidang
seni dan desain. Dari awal berdiri pada tahun 2011 hingga sekarang,
perusahaan “X” telah berupaya untuk menjadi perusahaan yang
berkembang pada bidangnya. Upaya ini dilakukan melalui pemantapan
manajemen dan peningkatan kualitas SDM sebagai penggerak perusahaan.
Sumber daya manusia pada bidang desain yang mampu lebih kreatif,
mampu melakukan pekerjaan secara efisien, mampu melihat peluang,
mampu menghasilkan pekerjaan yang sesuai pada jamannya diharapkan
dapat diwujudkan dengan cara melanjutkan pendidikan S2. Perusahaan
“X” terbagi menjadi tiga divisi yaitu Built environment, Branding Strategy
& Multimedia, dan Program / Cultural Acts. Ranah pekerjaan perusahaan
“X” adalah bidang arsitektur, desain interior, desain produk, pembuatan
web dan aplikasi (Perusahaan “X”, 2011).
Melalui survey yang dilakukan peneliti dengan metode wawancara
terhadap 5 karyawan perusahaan “X” diperoleh hasil sebagai berikut.
Sebanyak 5 karyawan memiliki niat untuk melanjutkan pendidikan S2.
Sebanyak 4 karyawan menyatakan bahwa melanjutkan pendidikan S2
dapat menambah link dan wawasan karena banyak bertemu orang baru
dengan bidang keilmuan yang sama serta mendapatkan banyak ilmu baru
yang lebih mendetail dan spesifik yang berguna bagi pekerjaan dan diri
mereka, sehingga karyawan meyakini bahwa melanjutkan pendidikan S2
adalah sesuatu yang menguntungkan. Sebanyak 1 karyawan menyatakan
4
Universitas Kristen Maranatha keuntungan karena gelar tersebut dapat digunakan untuk mencari
pekerjaan dengan jabatan yang lebih baik.
Dari hasil survey awal, sebanyak 3 karyawan menyatakan terdapat
komentar positif, dukungan, dan tuntutan dari orang-orang sekitar terhadap
niat untuk melanjutkan pendidikan S2. Orang-orang sekitar banyak
memberikan saran dan karyawan pun bersedia mengikuti tuntutan tersebut.
Sedangkan 2 karyawan menyatakan bahwa orang-orang disekitarnya tidak
pernah berkomentar atau menuntut mereka untuk melanjutkan pendidikan
S2.
Melalui survey awal juga diperoleh hasil bahwa 2 karyawan
menyatakan melanjutkan pendidikan S2 merupakan hal yang sulit.
Menurut mereka sulitnya mencari waktu yang tepat, memenuhi
persyaratan, mengumpulkan biaya, serta malas untuk mengerjakan dan
mengumpulkan persyaratan karena sudah terlalu lelah bekerja. Sebaliknya
3 karyawan menyatakan bahwa melanjutkan pendidikan S2 bukan
merupakan hal yang sulit. Mereka akan berusaha untuk memenuhi semua
persyaratan, mengumpulkan biaya, dan mencari waktu yang tepat.
Berdasarkan pemaparan di atas, peneliti menemukan suatu
fenomena yang menggambarkan adanya permasalahan dalam hal niat
karyawan Perusahaan “X” di Kota Bandung untuk melanjutkan pendidikan
S2. Berdasarkan teori planned behavior (Ajzen, 2005) bahwa niat dalam
mengerahkan usaha untuk melakukan suatu perilaku (intention), termasuk
determinan-5
Universitas Kristen Maranatha determinan intention yaitu : attitude toward the behavior, subjective
norms, dan perceived behavioral control. Attitude toward the behavior
yaitu attitude yang berhubungan dengan evaluasi positif atau negatif dari
perilaku yang ditampilkan. Subjective norms, yaitu persepsi individu
mengenai tuntutan dari orang-orang yang signifikan baginya (important
others) untuk menampilkan atau tidak menampilkan suatu perilaku dan
kesediaan individu untuk mematuhi orang-orang tersebut. Perceived
behavioral control, mengacu pada persepsi seseorang terhadap
kemampuan mereka untuk menampilkan perilaku tertentu. Oleh karena itu
peneliti tertarik untuk melakukan penelitian mengenai gambaran intention
dan determinan-determinannya dalam melakukan usaha untuk melanjutkan
pendidikan S2 pada karyawan Perusahaan “X” di Kota Bandung.
1.2.Identifikasi Masalah
Berdasarkan latar belakang masalah di atas, maka identifikasi
permasalahan pada penelitian ini adalah :
Bagaimanakah pengaruh determinan-determinan intention terhadap
intention dan hubungan antar determinan-determinan intention pada
karyawan perusahaan “X” di Kota Bandung dalam melakukan usaha untuk
melanjutkan pendidikan S2 ?
6
Universitas Kristen Maranatha
1.3. Maksud dan Tujuan Penelitian
- Maksud penelitian ini adalah untuk melihat tentang pengaruh mengenai
determinan-determinan intention dalam melakukan usaha untuk
melanjutkan pendidikan S2 pada karyawan perusahaan “X” di Kota
Bandung.
- Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui kekuatan pengaruh
determinan-determinan intention terhadap intention, dan hubungan antar
determinan-determinan intention dalam melakukan usaha untuk dapat
melanjutkan pendidikan S2 pada karyawan perusahaan “X” di Kota
Bandung.
1.4. Kegunaan Penelitian
1.4.1. Kegunaan Teoritis
- Menambah informasi mengenai gambaran Intention dan
determinan-determinannya dari teori planned behavior kepada peneliti-peneliti lain,
khususnya dalam bidang kajian psikologi industri dan psikologi
perkembangan.
- Menambah informasi bagi peneliti lain yang ingin meneliti lebih lanjut
mengenai planned behavior dalam melakukan usaha untuk dapat
melanjutkan pendidikan S2 pada karyawan perusahaan.
1.4.2. Kegunaan Praktis
- Memberikan informasi kepada perusahaan mengenai intention serta
7
Universitas Kristen Maranatha Kota Bandung untuk melanjutkan pendidikan S2 , dalam rangka
memberikan dukungan, memotivasi, dan memfasilitasi karyawan sehingga
karyawan dapat memiliki intention yang kuat dalam melakukan usaha
untuk melanjutkan pendidikan S2.
- Memberikan informasi kepada karyawan sendiri mengenai intention serta
determinan-determinannya dalam melakukan usaha untuk melanjutkan
pendidikan S2 dalam rangka memperkuat intention karyawan untuk
melakukan usaha melanjutkan pendidikan S2.
1.5 Kerangka Pemikiran
Saat ini perusahaan-perusahaan bersaing dengan ketat sehingga
membutuhkan inovasi dan mengharuskan karyawan untuk melanjutkan
pendidikan ke jenjang yang lebih tinggi, salah satunya adalah pendidikan
S2. Dengan melanjutkan pendidikan S2, karyawan lebih fokus pada
sebuah bidang keahlian yang lebih mendalam. Karyawan Perusahaan “X”
di Kota Bandung yang berada pada tahap perkembangan dewasa awal
mengalami tuntutan untuk melanjutkan pendidikan. Bagi mereka memang
tidak mudah untuk mewujudkan keinginan melanjutkan pendidikan S2.
Diperlukan niat yang kuat, kesempatan, pengorbanan waktu dan biaya
untuk memenuhi persyaratan. Mereka harus mempersiapkan rangkuman
hasil karya, surat rekomendasi, nilai-nilai yang memenuhi standar, dan
8
Universitas Kristen Maranatha Hal-hal itu harus dipersiapkan sebaik mungkin disertai pemikiran yang
matang untuk mendaftar pendidikan S2.
Individu dewasa awal berada pada tahap berpikir akhir, yaitu
formal operational (Piaget dalam Santrock, 1983). Di masa ini seseorang
memiliki kemampuan untuk berpikir secara logis dan pragmatis dalam
mencari solusi dari suatu masalah (Piaget dalam Santrock, 1983). Mereka
dapat merencanakan dan menghipotesiskan masalah dengan cara yang
lebih sistematik. Selain itu, pada masa ini individu meningkatkan
pengetahuan mereka pada area yang spesifik. Karyawan Perusahaan “X”
dapat meningkatkan pengetahuan mereka pada area spesifik dengan cara
melanjutkan pendidikan S2.
Dalam mewujudkan keinginan untuk melanjutkan pendidikan S2,
Karyawan perlu memiliki niat untuk menampilkan perilaku tersebut.
Menurut Icek Ajzen (2005), individu berperilaku berdasarkan akal sehat
dan selalu mempertimbangkan dampak dari perilaku tersebut. Hal ini yang
membuat seseorang berniat untuk melakukan atau tidak melakukan
perilaku tersebut. Di dalam teori planned behavior, niat seseorang untuk
menampilkan suatu perilaku disebut intention. Intention adalah suatu
keputusan untuk mengerahkan usaha untuk menampilkan suatu perilaku.
Intention seseorang dipengaruhi oleh tiga determinan, yaitu attitude
toward the behavior, subjective norms dan perceived behavioral control.
Determinan pertama adalah attitude toward the behavior. Attitude
9
Universitas Kristen Maranatha mengenai evaluasi dari konsekuensi dalam menampilkan suatu perilaku
(Icek Ajzen, 2005). Jika karyawan memiliki attitude toward the behavior
yang positif terhadap usaha untuk melanjutkan pendidikan S2, maka
karyawan akan memiliki keyakinan bahwa berusaha untuk melanjutkan
pendidikan S2 adalah sesuatu yang menguntungkan dan jika pengalaman
karyawan tersebut menunjukan bahwa tingkah laku tersebut
menguntungkan, maka karyawan akan memiliki sikap favorable terhadap
perilaku melanjutkan pendidikan S2. Karyawan tersebut akan menyukai
untuk berusaha melengkapi persyaratan pendidikan S2, mengerjakan
segala kebutuhan pendaftaran dan mempersiapkan diri dengan baik.
Tetapi, jika karyawan memiliki attitude toward the behavior yang negatif,
karyawan akan memiliki keyakinan bahwa melakukan usaha untuk
melanjutkan pendidikan S2 akan merugikan dan jika pengalaman pegawai
tersebut menunjukan bahwa tingkah laku tersebut ternyata merugikan
maka karyawan akan memiliki sikap unfavorable sehingga karyawan
menjadi tidak bersemangat untuk melengkapi persyaratan pendidikan S2,
mengerjakan segala kebutuhan pendaftaran dan juga mempersiapkan diri
dengan baik.
Determinan yang kedua adalah subjective norms. Subjective norms
didasari oleh normative belief, yaitu keyakinan seseorang bahwa
orang-orang yang penting baginya akan menuntut individu untuk menunjukan
suatu tingkah laku dan individu tersebut bersedia untuk mematuhi tuntutan
10
Universitas Kristen Maranatha
subjective norms yang positif akan memiliki keyakinan bahwa orang–
orang yang penting bagi mereka, seperti orang tua, sahabat, ataupun rekan
kerja menuntut mereka dalam melakukan usaha untuk melanjutkan
pendidikan S2 dan karyawan juga bersedia mematuhi orang-orang
tersebut. Tetapi, jika karyawan memiliki subjective norms yang negatif,
maka karyawan memiliki keyakinan bahwa orang–orang yang penting
baginya tidak menuntut mereka dalam melakukan usaha untuk
melanjutkan pendidikan S2 dan karyawan bersedia mematuhi tuntutan
orang-orang tersebut.
Determinan intention yang ketiga adalah perceived behavioral
control. Perceived behavioral control didasari oleh control belief, yaitu
keyakinan individu bahwa dia memilih untuk menampilkan atau tidak
menampilkan suatu perilaku (Icek Ajzen, 2005). Karyawan yang memiliki
perceived behavioral control yang positif berarti memiliki keyakinan
bahwa diri mereka mempunyai kemampuan untuk melanjutkan pendidikan
S2. Sebaliknya, karyawan yang memiliki perceived behavioral control
negatif memiliki keyakinan bahwa diri mereka tidak mempunyai
kemampuan untuk melanjutkan pendidikan S2.
Terdapat faktor-faktor yang mempengaruhi beliefs karyawan.
Faktor-faktor tersebut antara lain : informasi yang diketahui oleh karyawan
mengenai pendidikan S2, kemampuan, umur, jenis kelamin, pendidikan,
pengalaman, emosi, dan pengetahuan. Hal-hal di atas dapat mempengaruhi
11
Universitas Kristen Maranatha determinan dan akhirnya turut mempengaruhi intention karyawan untuk
melanjutkan pendidikan S2.
Attitude toward the behavior, subjective norms dan perceived
behavioral control saling berhubungan satu sama lain. Attitude toward the
behavior, subjective norms dan perceived behavioral control dapat
memiliki hubungan timbal balik yang positif atau negatif. Sebagai contoh,
jika dalam diri karyawan memiliki korelasi yang positif antara subjective
norms dan attitude toward the behavior, artinya, apabila karyawan
memiliki keyakinan mengenai tuntutan dari orang-orang yang penting
baginya seperti orang tua, sahabat, ataupun rekan kerja dan memiliki
kesediaan untuk mematuhi tuntutan tersebut maka ia akan memiliki sikap
favorable untuk melanjutkan pendidikan S2. Sebaliknya, jika karyawan
memiliki keyakinan bahwa orang-orang yang penting baginya tidak
menuntut dan karyawan memiliki kesediaan untuk mematuhi orang-orang
tersebut, maka karyawan akan memiliki sikap yang unfavorable untuk
melanjutkan pendidikan S2. Jika karyawan memiliki korelasi yang negatif
antara subjective norms dan attitude toward the behavior, artinya
karyawan memiliki keyakinan mengenai tuntutan dari orang-orang yang
penting baginya dan memiliki kesediaan untuk mematuhi tuntutan tersebut
maka karyawan akan memiliki sikap unfavorable untuk melanjutkan
pendidikan S2. Sebaliknya, jika karyawan memiliki keyakinan bahwa
12
Universitas Kristen Maranatha memiliki kesediaan untuk mematuhi tuntutan tersebut maka karyawan
akan memiliki sikap yang favorable untuk melanjutkan pendidikan S2.
Jika dalam diri karyawan memiliki korelasi yang positif antara
perceived behavioral control dan attitude toward the behavior, artinya
apabila pegawai memiliki keyakinan bahwa diri mereka mampu
melakukan usaha untuk dapat melanjutkan pendidikan S2 maka karyawan
akan memiliki sikap favorable untuk melanjutkan pendidikan S2.
Demikian juga sebaliknya, jika karyawan memiliki keyakinan mereka
tidak mampu melakukan usaha untuk dapat melanjutkan pendidikan S2,
maka karyawan akan memiliki sikap yang unfavorable untuk melanjutkan
pendidikan S2. Jika karyawan memiliki korelasi yang negatif antara
perceived behavioral control dan attitude toward the behavior, artinya
apabila karyawan memiliki keyakinan bahwa diri mereka mampu
melakukan usaha untuk dapat melanjutkan pendidikan S2 maka karyawan
akan memiliki sikap unfavorable untuk melanjutkan pendidikan S2,
sebaliknya, jika karyawan memiliki keyakinan mereka tidak mampu
melakukan usaha untuk dapat melanjutkan pendidikan S2 maka karyawan
akan memiliki sikap yang favorable untuk melanjutkan pendidikan S2.
Jika dalam diri karyawan memiliki korelasi yang positif antara
subjective norms dan perceived behavioral control, artinya, apabila
karyawan memiliki keyakinan mengenai tuntutan dari orang-orang yang
penting baginya seperti orang tua, sahabat, ataupun rekan kerja dan
13
Universitas Kristen Maranatha akan memiliki perceived behavioral control yang positif untuk
melanjutkan pendidikan S2. Demikian juga sebaliknya, jika karyawan
memiliki keyakinan bahwa orang-orang yang penting baginya tidak
menuntut dan karyawan memiliki kesediaan untuk mematuhi orang-orang
tersebut, maka karyawan akan memiliki perceived behavioral control yang
negatif untuk melanjutkan pendidikan S2. Jika karyawan memiliki korelasi
yang negatif antara subjective norms dan perceived behavioral control,
artinya karyawan memiliki keyakinan mengenai tuntutan dari orang-orang
yang penting baginya dan memiliki kesediaan untuk mematuhi tuntutan
tersebut maka karyawan akan memiliki perceived behavioral control yang
negatif untuk melanjutkan pendidikan S2. Begitu pula sebaliknya, jika
karyawan memiliki persepsi bahwa orang-orang yang penting baginya
kurang menuntut dan karyawan memiliki kesediaan untuk mematuhi
tuntutan tersebut maka karyawan akan memiliki perceived behavioral
control yang positif untuk melanjutkan pendidikan S2.
Ketiga determinan akan mempengaruhi kuat atau lemahnya
intention yang sudah ada dalam diri karyawan dalam menampilkan suatu
perilaku. Apabila attitude toward behavior, subjective norms, dan
perceived behavior control memiliki kekuatan yang positif, seperti
karyawan mempersepsi bahwa berusaha untuk dapat melanjutkan
pendidikan S2 adalah sesuatu yang menguntungkan, adanya tuntutan dari
orang-orang yang signifikan seperti orang tua, sahabat, ataupun rekan
14
Universitas Kristen Maranatha karyawan menghayati dirinya mampu melengkapi persyaratan pendidikan
S2 dan mengerjakan segala kebutuhan pendaftaran, maka intention
karyawan untuk melanjutkan pendidikan S2 menjadi kuat.
Sebaliknya, apabila attitude toward behavior, subjective norms,
dan perceived behavior control memiliki kekuatan yang negatif, maka
karyawan memiliki beliefs bahwa usaha untuk dapat melanjutkan
pendidikan S2 adalah sesuatu yang tidak menguntungkan, orang-orang
yang signifikan tidak menuntut untuk melanjutkan pendidikan S2,
karyawan memiliki keyakinan bahwa dirinya tidak mampu untuk
melanjutkan pendidikan S2, maka intention pegawai untuk melanjutkan
pendidikan S2 menjadi lemah.
Berdasarkan pemaparan diatas dapat dilihat bahwa terdapat
pengaruh dari ketiga determinan intention terhadap intention karyawan
perusahaan “X” di Kota Bandung untuk melanjutkan pendidikan S2.
15
Universitas Kristen Maranatha Karyawan Perusahaan
“X” di Kota Bandung
Attitude toward behavior
Subjective norms
Perceived behavior control
intention
untuk melanjutkan pendidikan S2
Background factors
Personal Social Information General attitudes Age, gender Experience Personality traits Race, ethnicity Knowledge
Values Education Media exposure
Emotions Income
Intelligence Religion
16
Universitas Kristen Maranatha
1.6. Asumsi
Berdasarkan uraian diatas maka peneliti mengasumsikan bahwa :
1. Karyawan di perusahaan “X” di Kota Bandung memiliki intention
yang kuat atau lemah untuk melanjutkan pendidikan S2.
2. Kuat lemahnya intention karyawan perusahaan “X” di Kota Bandung
dipengaruhi oleh determinan-determinan attitude toward the behavior,
subjective norm dan perceived behavioral control yang berbeda-beda.
3. Ketiga determinan attitude toward the behavior, subjective norm dan
perceived behavioral control yang berpengaruh terhadap intention
60 Universitas Kristen Maranatha
BAB V
SIMPULAN DAN SARAN
5.1. Simpulan
Berdasarkan hasil penelitian mengenai pengaruh determinan-determinan
intention terhadap intention untuk melanjutkan pendidikan S2 pada Karyawan
Perusahaan “X” di Kota Bandung, dapat disimpulkan hal-hal sebagai berikut :
1. Ketiga determinan intention secara bersama-sama memiliki pengaruh yang
tidak signifikan terhadap intention untuk melanjutkan pendidikan S2 pada
Karyawan Perusahaan “X” di Kota Bandung.
2. Masing-masing determinan yaitu perceived behavioral control, subjective
norms, dan attitude toward the behavior berpengaruh sangat lemah
terhadap intention. Maka dapat dikatakan keputusan (niat) Karyawan
Perusahaan “X” di Kota Bandung dalam mengerahkan usaha untuk
melanjutkan pendidikan S2 tidak dipengaruhi oleh persepsi mengenai
mampu atau tidak mampu, dukungan dari orang-orang yang signifikan di
sekitarnya, dan persepsi mengenai bermanfaat atau tidak bermanfaat.
3. Responden yang mendapatkan sumber informasi mengenai S2 dari dosen,
orang tua, rekan kerja, dan sahabat lebih banyak memiliki intention lebih
kuat untuk melanjutkan pendidikan S2 dibandingkan dengan yang
61
Universitas Kristen Maranatha 4. Responden yang menyelesaikan S1 dalam jangka waktu kurang dari 4,5 tahun
lebih banyak memiliki intention kuat untuk melanjutkan pendidikan S2
dibandingkan dengan responden yang menyelesaikan S1 dalam jangka waktu
5 tahun atau lebih.
5. Responden yang memilih untuk melanjutkan pendidikan S2 di dalam negri
lebih banyak memiliki intention kuat dibandingkan dengan responden yang
memilih untuk melanjutkan pendidikan S2 di luar negri.
6. Walaupun responden merasa bahwa hambatan terbesar untuk melanjutkan
pendidikan S2 adalah waktu dan biaya namun intention responden tersebut
tetap kuat.
7. Responden yang tidak menyukai kegiatan yang sama dalam jangka waktu
panjang namun lebih banyak memiliki intention kuat untuk melanjutkan
pendidikan S2.
8. Hubungan antara attitude toward the behavior dengan perceived behavioral
control kuat, hubungan antara subjective norms dengan perceived behavioral
control sedang, dan Hubungan antara attitude toward the behavior dengan
subjective norms lemah.
9. Tidak terdapat hubungan antara data penunjang yaitu identitas responden
62
Universitas Kristen Maranatha melanjutkan pendidikan S2 karena penyebaran responden berdasarkan
identitas tidak seimbang.
5.2. Saran
Berdasarkan hasil penelitian yang sudah dilakukan, dapat diajukan beberapa
saran yang diharapkan dapat memberikan manfaat bagi pihak-pihak yang
membutuhkannya.
1. Untuk penelitian lebih lanjut, yaitu meneliti lebih mendalam mengenai
background factors yang dapat mempengaruhi beliefs dan pengambilan
keputusan dari responden.
2. Memberi informasi dan masukan kepada karyawan untuk mempertahankan
intention dengan cara mencari informasi mengenai program S2 yang jelas dan
terpercaya.
3. Memberi informasi dan masukan kepada karyawan untuk mempertahankan
intention dengan cara mencari beasiswa dan mencari waktu untuk
melanjutkan pendidikan S2.
4. Memberi informasi dan masukan kepada karyawan untuk mempertahankan
Universitas Kristen Maranatha
DAFTAR PUSTAKA
Ajzen, Icek. 2005. Attitudes, Personality, and Behavior. England : Open University Press, Mc Graw - Hill Education.
Ajzen, Icek. 2006. Constructing a TpB Questionnaire : Conceptual and
Methodological Considerations.
Friedenberg, Lisa. 1995. Psychological Testing : Design, Analysis, and Use. Massachusetts : Allyn and Bacon.
Santrock, John. W., 2002. Life Span Development. Edisi Ketujuh. Jakarta penerbit Erlangga.
Guilford, J. P. 1956. Fundamental Statistics in Psychology and Education.
(3rdEd.). Tokyo : Mc Graw - Hill Kogakusha Company. Ltd.
Kumar, Ranjit. 1999. Research Methodology: A Step-By-Step Guide For
Beginners (1st Edition). London. Sage Publications.
Denscombe, Martyn. 2003. The Good Research Guide (Second Edition). Glasgow : Open University Press.
Hurlock, Elizabeth B. 1980. Psikologi Perkembangan Suatu Pendekatan
Universitas Kristen Maranatha
DAFTAR RUJUKAN
Rinaldi. 2014. Outline Skripsi : Kontribusi determinan-determinan intention terhadap intention untuk membaca buku teks pada mahasiswa yang pertama kali mengontrak mata kuliah Usulan Penelitian di Fakultas Psikologi di Universitas “X” Bandung.
Panduan Penulisan Skripsi Sarjana Edisi Revisi II – Agustus 2007. Bandung : Fakultas Psikologi Universitas Kristen Maranatha.
UU RI No. 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional, pasal 1
UU RI No. 20 Tahun 2003 Tentang Sistem Pendidikan Nasional/Bagian
Keempat/Pendidikan Tinggi/Pasal 19 dan Pasal 20