ABSTRAK
Judul penelitian ini adalah Penerapan Deep Teaching Method untuk meningkatkan Deep Learning Approach. Responden penelitian adalah para mahasiswa peserta mata kuliah Pengatar Psikologi Perkembangan di Fakultas Psikologi Universitas Kristen Maranatha semester genap tahun akademik 2010-2011. Tujuan penelitian adalah untuk mengetahui perubahan Learning Approach pada para mahasiswa Psikologi Perkembangan setelah dosen menggunakan metode pembelajaran yang berorientasi pada Deep Approach.
Teori yang dipakai adalah Learning Approach dari Biggs (1993), terdiri atas dua pendekatan yaitu deep approach dan surface approach. Learning approach deep dan surface memiliki motive dan strategy masing-masing. Dalam penelitian ini, dosen akan menerapkan metode mengajar yang berorientasi pada Deep Teaching Method yang bertujuan untuk mengubah Surface Approach menjadi Deep Approach.
Penelitian ini menggunakan pengubahan metode pembelajaran dengan menggunakan dan mengoptimalkan berbagai metode, yaitu ceramah, diskusi kelas dan diskusi kelompok, collaborative learning, cooperative learning, tanya jawab, tugas, debat, kuis. Learning approach pada mahasiswa diukur menggunakan The Revised Two-Factor Study (R-SPQ) yang dimodifikasi oleh peneliti sesuai dengan teori Biggs (2001). Item-item dalam kuesioner R-SPQ memiliki validitas sebesar 0.304-0.835 dengan reliablitas sebesar 0.738, sehingga didapat 50 item yang dapat digunakan untuk pengambilan data.
Hasil pengujian Statistik Wilcoxon menunjukkan adanya perubahan yang signifikan antara hasil pre test dan sesudah pos test, setelah dosen menggunakan metoda Deep Teaching Method pada peserta mata kuliah Psikologi Perkembangan. Diketahui pula bahwa orang tua,dosen,teman sebagai salah satu dari experiences in learning institution dapat mendorong terjadinya pengubahan learning approach. Peneliti menyarankan adanya penerapan Deep Teaching Method, oleh dosen mata kuliah psikologi perkembangan maupun dosen lain dalam membina matakuliahnya masing-masing sesuai dengan kompetensi dari matakuliahnya agar dapat mengoptimalkan kualitas proses pembelajaran.
vi
Program Magister Psikologi Universitas Kristen Maranatha ABSTRACT
This research is titled The Application of Deep Teaching Method to Promote Deep Learning Approach. The respondents of this research are students who participate in the Introduction to Developmental Psychology at the Faculty of Psychology Maranatha Christian University throughout the second semester of 2010 - 2011. The objective of this research is to discover the effect of changes in Learning Approach on Developmental Psychology students after the lecturer occupies Deep Approach-oriented teaching method.
The main theory used in the research is Learning Approach by Biggs (1993), consisting of two approaches: Deep approach and Surface approach. Both deep and surface learning approach have their own motives and strategies. In this research, the lecturer occupies Deep Teaching Method that aims to shift Surface Approach to Deep Approach.
This research makes the change in learning methodsseamless with the help of different platforms: lecture, class and group discussions, collaborative learning, cooperative learning, Q&A, assignment, debate, and quiz. The learning approach on students were measured using The Revised Two-Factor Study (R-SPQ) that has been modified by the researcher in accordance to Biggs’ theories. The items in the R-SPQ questionnaire posses the validity of 0.304 - 0.835 with a reliability of 0.738, in order to obtain 50 items that are usable for data collection.
The Wilcoxon Statistic test shows a significant shift between pre and post-test after the lecture uses Deep Teaching Method on Developmental Psychology students. It is also discovered that parents, lecturers, and friends as one of the experiences in a learning institution may promote the shift in learning approach. The researcher suggests for psychology lectures as well as other lecturers to use Deep Teaching application in their respective fields. This step is to ensure the productivity of the learning process.
DAFTAR ISI
Halaman Judul
Lembar Pengesahan ... i
Lembar Pernyataan Orisinalitas Laporan Penelitian ... ii
Lembar Pernyataan Publikasi Laporan Penelitian ... iii
Abstrak ... v
Abstract ... vi
Kata Pengantar ... vii
Daftar Isi ... x
Daftar Bagan ... xiv
Daftar Tabel ... xv
Daftar Lampiran ... xvi
BAB I PENDAHULUAN ... 1
1.1 Latar Belakang Masalah... 1
1.2. Rumusan Masalah... 19
1.3. Maksud dan Tujuan ... 19
1.3.1. Maksud Penelitian ... 19
1.3.2. Tujuan Penelitian ... 20
1.4. Kegunaan Penelitian... 20
1.4.1. Kegunaan Teoretis... 20
xi
Program Magister Psikologi Universitas Kristen Maranatha
1.5. Metodologi …………... 21
BAB II TINJAUAN PUSTAKA ... 23
2.1. Learning Approah ... 23
2.1.1. Pendahuluan ... 23
2.1.2. Peranan Teori Dalam Perkembangan Inventori Mengenai Learning Approach ... 24
2.1.3. Makna Learning Approach Yang Berbeda ... 27
2.1.4. Presage-Process And Product ... 34
2.1.5. Personal Factors dan Background Factors ... 37
2.1.5.1. Personal Factors ... 38
2.1.5.2. Background Factors ... 41
2.1.6. Tugas Akademik ... 43
2.1.7. Kaitan Dengan Hasil Belajar ... 44
2.1.8. Kualitas Hasil Belajar ... 44
2.1.9. Pendekatan Dalam Menangani Tugas ... 45
2.2. Taxonomi W.S. Bloom ... 48
2.3. Belajar (Learning) ... 55
2.4. Dewasa Awal ... 58
2.4.1. Adolescence ... 58
2.5. Tahap Perkembangan Kognitif pada Remaja ... 59
2.6. Teori Social Learning ... 60
2.7. Program Mengajar ... 61
2.9. Asumsi ... 88
3.0. Hipotesis ... 88
BAB III METODOLOGI PENELITIAN ... 90
3.1. Rancangan Penelitian ... 90
3.2. Variabel Penelitian dan Definisi Operasional ... 90
3.2.1. Variabel Penelitian ... 90
3.2.2. Definisi Operasional ... 91
3.2.2.1. Learning Approach ... 91
3.2.2.2. Pengubahan Metoda Mengajar ... 92
3.3. Data Penunjang …………... 95
3.4. Teknik Penarikan Sampel ... 96
3.5. Alat Ukur Learning Approach ... 96
3.6. Prosedur Pengisian ... 98
3.7. Validitas dan Reliabilitas Alat Ukur ... 99
3.7.1. Validitas Alat Ukur ... 99
3.7.2. Reliabilitas Alat Ukur ... 100
3.8. Prosedur Pengumpulan Data ... 100
3.9. Metoda Analisis ... 101
3.10. Waktu dan Alokasi Penelitian ... 102
xiii
Program Magister Psikologi Universitas Kristen Maranatha
BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN ... 104
4.1. Hasil Penelitian ... 104
4.2. Pembahasan ... 114
BAB V SIMPULAN DAN SARAN ... 122
5.1. Simpulan ... 122
5.2. Saran ... 123
DAFTAR PUSTAKA
DAFTAR BAGAN
Bagan
1.1 Bagan Rancangan Penelitian... 21
2.1. Bagan Bigg’s conception of a4-factors structure in student approach to Learning... 30
2.2. Bagan Pressage-Process-And Product (3P) Model ... 34
2.3. Taxonomi Bloom ... 51
2.4. Bagan Kerangka Pemikiran ... 87
3.1. Rancangan Penelitian... 90
3.2. Pengubahan Metoda Mengajar... 93
3.3. Kisi-kisi Alat Ukur ... 97
xv
Program Magister Psikologi Universitas Kristen Maranatha DAFTAR TABEL
Tabel
3.1. Tabel Nilai Rs Reliabilitas ... 100
4.1. Gambaran Responden berdasar jenis kelamin... 105
4.2. Pendidikan Orang Tua... 105
4.3. Gambaran IPK mahasiswa... 106
4.4. Jumlah SKS mata kuliah yang telah lulus ... 106
4.5. Hasil uji Wilcoxon Signed Pair mengenai deep approach dan surface approach ... 107
4.6. Hasil uji Wilcoxon Signed Pair mengenai deep approach motive dan surface approach motive ... 108
4.7. Hasil uji Wilcoxon Signed Pair ... 108
4.8. Post test- Pre test Crosstabulation deep dan surface approach ... 112
4.9. Pre test- Post test Motive dan learning approach ... 113
DAFTAR LAMPIRAN
Lampiran
1. Alat Ukur Penelitian
2. Validitas dan Reliabilitas Alat Ukur
3. Rekapitulasi Data Primer
4. Hasil Uji Wilcoxon
5. Data Pribadi & Data Penunjang
6. Rekapitulasi Data Penunjang
7. Modul SAP Deep Teaching Method
8. Crostabulation Learning Approach - Data Penunjang
9. Hasil observasi pada pelaksanaan penggunaan Deep Teaching Method
Program Magister Psikologi Universitas Kristen Maranatha BAB I
PENDAHULUAN
1.1. Latar Belakang Masalah.
Pada abad 21 sebagai era globalisasi, masyarakat Indonesia diharapkan
mengalami perubahan positif di berbagai bidang kehidupan baik dalam bidang
pendidikan, ilmu pengetahuan dan teknologi, politik maupun ekonomi. Pada era
ini terjadi perubahan yang cepat sebagai dampak globalisasi, oleh karena itu
masyarakat Indonesia harus mampu menyesuaikan diri pada perubahan yang
terjadi, dan mampu berkompetisi di berbagai bidang baik dengan sesama bangsa
Indonesia sendiri maupun bangsa lain di dunia.
Salah satu cara agar mampu berkompetisi di era globalisasi adalah dengan
menggali dan mengembangkan potensi masyarakat Indonesia melalui setiap
jenjang pendidikan formal yaitu sejak jenjang TK ( Taman Kanak-Kanak ),
sampai dengan PT ( Perguruan Tinggi ), bahkan Pendidikan Orang Dewasa, dan
mampu menyesuaikan diri dengan perubahan yang terjadi agar dapat menghadapi
tantangan yang muncul pada era globalisasi tersebut. Melalui pendidikan kualitas
sumber daya manusia akan meningkat dan secara professional diharapkan dapat
menerapkan, mengembangkan ilmu yang telah diperolehnya. Keadaan demikian
memicu masyarakat khususnya orang tua menginginkan agar putra-putrinya
setelah lulus dari SMA melanjutkan pendidikan ke jenjang yang lebih tinggi
yaitu perguruan tinggi, mengingat bekal pendidikan untuk menghadapi tantangan
persaingan di dunia kerja tidak mencukupi apabila hanya sampai lulus SMA.
Perguruan tinggi adalah salah satu penyelenggara pendidikan tinggi
dimana peserta didiknya adalah para mahasiswa yang telah lulus dari jenjang
pendidikan SMA, memiliki kegiatan terencana dan terorganisir dalam
menyelenggarakan kegiatan mengajar dan belajar untuk menghasilkan perubahan
positif dalam diri mahasiswa dan dapat menerapkan materi pelajaran yang
diperolehnya dalam berbagai bidang kehidupan. Salah satu perguruan tinggi
sebagai penyelenggara pendidikan tinggi di kota Bandung adalah Universitas
Kristen Maranatha. Universitas ini memiliki Visi menjadi perguruan tinggi yang
mandiri, berdaya cipta, mampu mengisi dan mengembangkan ilmu pengetahuan
dan teknologi dan seni abad 21 berdasar kasih dan keteladanan Yesus Kristus.
Misinya mengembangkan cendekiawan yang handal, suasana kondusif, dan
nilai-nilai kristiani sebagai upaya pengembangan ilmu pengetahuan, teknologi dan seni,
dalam penyelenggaraan Tri Dharma Perguruan Tinggi. Visi dan Misi yang
demikian tuntutan pada para mahasiswanya tidak hanya mampu berprestasi
optimal tetapi juga mampu bersaing dalam dunia kerja kelak di era globalisasi.
Sejalan dengan upaya untuk meningkatkan mutu pendidikan para
mahasiswa, Universitas Kristen Maranatha maupun fakultas berupaya agar para
mahasiswa mencapai prestasi belajar yang baik, salah satunya adalah dengan
meningkatkan kualitas dan profesionalitas dosen dalam mengajar yaitu dengan
menyelenggarakan pelatihan mengenai metoda pembelajaran, menambah
3
Program Magister Psikologi Universitas Kristen Maranatha dosen mengikuti seminar nasional maupun internasional. Apabila dosen
berkualitas dan profesional dalam mengajar diharapkan prestasi mahasiswa akan
meningkat. Prestasi yang diharapkan dari mahasiswa bukan hanya sekedar
mendapat nilai memadai dari mata kuliah tetapi seberapa paham dan seberapa
terampil menerapkan materi kuliah pada kehidupan nyata juga perlu ditunjukkan.
Mahasiswa yang memiliki potensi tinggi dan menggunakannya secara optimal
dalam proses belajar pada setiap mata kuliah akan mempunyai peluang lebih
besar untuk mencapai prestasi belajar yang optimal. Sehingga dapat dikatakan
bahwa potensi yang dimiliki mahasiswa akan mempermudah proses belajar.
Dalam proses belajar upaya untuk mencapai prestasi merupakan hal yang
kompleks karena beberapa faktor turut memengaruhi interaksi mengajar belajar.
Faktor tersebut adalah pertama faktor eksternal yaitu faktor diluar diri
mahasiswa seperti kondisi lingkungan, metoda mengajar, interaksi dosen dengan
mahasiswa, interaksi antar mahasiswa, dan sistem yang mengatur proses belajar.
Faktor kedua adalah faktor internal yaitu faktor dari dalam diri seperti kecerdasan,
motive dan minat belajar, perasaan serta kesehatan. Kecerdasan yang baik akan
menguntungkan karena kecerdasan memiliki peran terhadap keberhasilan atau
prestasi belajar sementara motive lebih berperan pada semangat dan minat
belajar, akan lebih optimal apabila ditunjang oleh perasaan senang mengikuti
kuliah dan memiliki kesehatan yang baik karena berarti memiliki energi yang
banyak. Selain hal tersebut yang mendukung keberhasilan mahasiswa adalah
disiplin tinggi dan tepat waktu menghadiri seluruh mata kuliah yg dikontraknya,
memperkaya pengetahuan, belajar dengan teratur, bertanya pada teman maupun
dosen apabila merasa tidak paham, dan menaati aturan yang berlaku.
Dalam proses belajar perlu memperhatikan empat area yang terkait dengan
kegiatan belajar yaitu kognitif, afektif, konatif, dan psikomotor. Belajar pada area
kognitif pada umumnya terkait dengan bagaimana kemampuan berfikir
mahasiswa psikologi perkembangan dalam memahami konsep-konsep teori,
bertanggung jawab dalam menyelesaikan tugas, berfikir kritis, kreatif dalam
memecahkan masalah yang dihadapi. Pada area afektif meliputi bagaimana
penghayatan dan pengolahan perasaan mahasiswa, juga bagaimana mahasiswa
menyukai, berminat pada materi yang dipelajari dan kesediaan untuk
memelajarinya. Pada area konatif bagaimana motivasi mahasiswa psikologi
perkembangan mempelajari materi, sedangkan area psikomotor meliputi
bagaimana pengalaman berperilaku yang terkait dengan tanggung jawab, dan ulet
atau tekun mempelajari materi, menyelesaikan tugas yang diberikan dosen, serta
terampil dalam mencapai prestasi belajarnya
Keyakinan mahasiswa memaknai bahwa belajar merupakan hal penting
dan berguna akan menentukan bagaimana cara memelajari dan menyelesaikan
tugas, sehingga berpengaruh pada pemahaman materi dan prestasi belajar yang
dicapai .
Seperti telah diuraikan dimuka bahwa kecerdasan bukan satu-satunya
5
Program Magister Psikologi Universitas Kristen Maranatha prestasi akademik mahasiswa khususnya peserta mata kuliah psikologi
perkembangan.
Keberhasilan mahasiswa dalam prestasi akademik ditunjukkan oleh Indeks
Prestasi Kumulatif (IPK), yang dihitung dari kumulatif nilai setiap mata kuliah
pada setiap akhir semester. Rentang IPK berkisar dari 0 – 4, dengan rincian IPK tinggi antara 3.0 – 4.0 menunjukkan prestasi tinggi, IPK antara 2.5 – 2.99 prestasi baik, IPK antara 2.0 - 2.50 prestasi sedang. Sedangkan IPK kurang dari
2.0 prestasi buruk. Mahasiswa yang mencapai IPK 2.0 sudah dapat lulus dari
perguruan tinggi namun mengingat persaingan pada era globalisasi terutama
untuk memerebutkan lapangan kerja atau yang akan mengikuti pendidikan lanjut
umumnya mempersyaratkan IPK minimal 2.75 perlu dicapai mahasiswa.
Dalam kegiatan belajar setiap mahasiswa memiliki kebiasaan atau
pendekatan belajar masing-masing, demikian pula pada mahasiswa semester dua
angkatan 2010, mereka memiliki pendekatan belajar dan pengalaman yang
berbeda dari setiap mata kuliah yang diikutinya, termasuk pada matakuliah
psikologi perkembangan, sebagai salah satu matakuliah wajib dari kurikulum inti
Fakultas Psikologi. Setiap mata kuliah masing-masing memiliki tuntutan
kompetensi yang diharapkan dicapai para mahasiswa seperti mengerti, mampu
memahami, mampu menerapkan, terampil, mampu menganalisis, mensintesis
maupun mampu mengevaluasi materi atau tugas-tugas. Mata kuliah psikologi
perkembangan pun memiliki tuntutan kompetensi yang diharapkan dipenuhi para
menjelaskan hal-hal yang berkaitan dengan perkembangan anak seperti teori,
metoda penelitian perkembangan, aspek-aspek perkembangan anak usia prenatal
sampai usia 12 tahun. Mahasiswa juga perlu mampu menggunakan konsep
teorinya dan menerapkannya pada tugas praktikum dengan melalui observasi dan
wawancara, kemudian menilai apakah yang diobservasinya sesuai dengan
konsep teori atau tidak.
Mahasiswa perlu memahami psikologi perkembangan dengan mendalam
bukan sekedar dihafal (rote learning) karena selain merupakan prasyarat dari mata
kuliah psikologi remaja dan psikologi dewasa, juga menjadi dasar dan diterapkan
pada beberapa mata kuliah lain seperti psikologi abnormal, psikologi pendidikan,
psikodignostik, sertifikasi pendidikan dan lain-lain. Sebagai mata kuliah dasar
bukan hanya banyaknya konsep-konsep teori yang dihafal tetapi justru perlu
dipahami dengan mendalam konsep-konsep teori tersebut sehingga akan lebih
mudah mengikuti dan membuat analisis hasil kegiatan praktikum atau ketika
diterapkan pada mata kuliah lain.
Dari Tata Usaha Fakultas Psikologi bagian nilai, diketahui peserta
psikologi perkembangan pada tahun akademik 2009-2010 ada 249 orang
mahasiswa yang terbagi dalam 4 kelas paralel dengan dosen yang berbeda.
Gambaran perolehan nilai mata kuliah psikologi perkembangan pada semester
genap tahun akademik 2009-2010 sebagai berikut; dari seluruh mahasiswa peserta
mata kuliah yang berjumlah 249 mahasiswa, yang memeroleh nilai A 27
7
Program Magister Psikologi Universitas Kristen Maranatha ada 24 mahasiswa,yang memperoleh nilai C ada 75 mahasiswa, yang memeroleh
nilai C+ ada 38 mahasiswa, yang mendapat nilai D ada 48 mahasiswa , sedangkan
yang mendapat nilai E ada 13 mahasiswa. Dari fakta menunjukkan 61 (21,03% )
mahasiswa masih belum lulus. Pada tahun akademik 2010-2011 jumlah
mahasiswa peserta psikologi perkembangan ada 280 mahasiswa terbagi dalam 5
kelas paralel dan satu kelas malam. Gambaran perolehan nilai sebagai berikut;
yang memperoleh nilai A ada 4 mahasiswa, yang memperoleh nilai B+ ada 18
mahasiswa yang memperoleh nilai B ada 31 mahasiswa, yang memperoleh nilai
C+ ada 42 mahasiswa yang memeroleh nilai C ada 92 mahasiswa. Yang mendapat
nilai D ada 59 mahasiswa, sedangkan yang mendapat nilai E ada 28 mahasiswa.
Dari gambaran tersebut mahasiswa yang belum lulus ada 87 (33%) mahasiswa.
Dasar fakta perolehan nilai diatas jumlah mahasiswa yang lulus psikologi
perkembangan cukup banyak, namun yang perlu dipertimbangkan adalah bukan
hanya jumlah mahasiswa lulus tetapi seberapa mampu mahasiswa memahami dan
menerapkan materi sesuai dengan tuntutan kompetensi mata kuliah. Dari fakta
lain yang diperoleh meskipun mahasiswa telah lulus dari psikologi perkembangan
tetapi ketika diberi pertanyaan kembali nampak beragam pemahamannya terlihat
dari jumlah soal yang dapat dijawab dan dari kedalaman jawaban yang diberikan
mahasiswa. Soal yang diberikan kepada mahasiswa adalah pilihan ganda dan
essay.
Setelah mencermati jawaban-jawaban mahasiswa terhadap soal essay, dari
satu(1) kelas 47% mahasiswa menunjukkan jawaban yang kurang tepat, hal
mendalam. Fakta lain menunjukkan pada 17 mahasiswa yang telah lulus dari
psikologi perkembangan diminta untuk menjawab 5 soal essay psikologi
perkembangan, hasil yang diperoleh adalah 5 mahasiswa dapat menjawab semua
soal dengan benar, 2 mahasiswa dapat menjawab 3 soal dengan benar, sedangkan
7 mahasiswa lainnya dapat menjawab 2 soal dengan benar dan 3 mahasiswa
hanya dapat menjawab 1 soal dengan benar. Dari fakta tersebut menunjukkan
bahwa mahasiswa kurang memahami materi psikologi perkembangan.
Dari fakta perolehan nilai yang telah dipaparkan diatas jumlah
mahasiswa yang lulus psikologi perkembangan cukup banyak, namun yang perlu
dipertimbangkan adalah bukan hanya jumlah mahasiswa lulus tetapi seberapa
mampu mahasiswa memahami dan menerapkan teori sesuai dengan tuntutan
kompetensi mata kuliah.
Agar pemahaman mahasiswa mendalam mahasiswa perlu menggunakan
learning approach yang sesuai dengan tuntutan kompetensi dari psikologi
perkembangan, dengan kata lain perlu menggunakan deep approach sehingga
bukan hanya mendapat nilai yang maksimal tetapi juga dapat memahami materi
secara mendalam. Seperti yang dikemukakan oleh Biggs, 1993, bahwa
keberhasilan mahasiswa dapat dipengaruhi oleh learning approach yang
digunakannya dan tidak terlepas dari metoda mengajar yang digunakan dosen
dalam memberi kuliah. Metoda mengajar yang digunakan pada psikologi
perkembangan yaitu lecturer (ceramah), diskusi kelas, tanya jawab, pemberian
9
Program Magister Psikologi Universitas Kristen Maranatha laporan. Metoda ceramah di kelas adalah metode dimana mahasiswa diberikan
materi psikologi perkembangan secara tatap muka. Dalam metoda diskusi
mahasiswa dipandu dosen membahas topik materi yang ditentukan dan diberi
feedback oleh dosen. Ketika praktikum mahasiswa melakukan observasi terhadap
anak dengan usia yang telah ditentukan. Mahasiswa diminta mencatat semua hasil
observasinya untuk dianalisis, dievaluasi apakah sesuai dengan teori atau tidak.
Setelah melaksanakan tugas mahasiswa membuat laporan sebagai hasil analisis
dan kesimpulan atas apa yang telah observasinya. Meskipun telah menggunakan
beberapa metoda mengajar namun mahasiswa mengemukakan keluhannya seperti
antara lain dosen diminta lebih banyak memberi contoh-contoh nyata agar
mahasiswa dapat memahami dengan tepat materi yang dijelaskan, diskusi perlu
diperdalam, dan agar sebagian besar mahasiswa mendapat kesempatan
mengemukakan ide-ide atau argumentasinya. Feedback hasil kuis yang diberikan
menurut mahasiswa masih perlu lebih rinci. Demikian pula mengenai laporan
hasil praktikum mahasiswa menginginkan feedback agar mengetahui
kesalahan-kesalahan yang perlu diperbaiki.
Dengan mencermati hal tersebut nampak jelas bahwa metoda mengajar
atau teaching method berkait dengan pendekatan belajar atau learning approach
yang digunakan masing-masing mahasiswa, hal ini sesuai dengan pendapat Biggs
bahwa keberhasilan mahasiswa dapat dipengaruhi oleh learning approach yang
digunakannya. Learning approach adalah pendekatan belajar yang dominan yang
diterapkan mahasiswa peserta mata kuliah psikologi perkembangan dalam belajar
tersebut memiliki dua komponen yaitu motive dan strategy (Biggs, 1999). Dengan
memerhatikan tuntutan kompetensi psikologi perkembangan, learning approach
yang diharapkan digunakan mahasiswa adalah deep approach, yang merupakan
pendekatan belajar yang didasarkan pada motive intrinsik, yaitu motive
mahasiswa peserta psikologi perkembangan mencari kepuasan belajar dengan
menunjukkan minat dengan mencari makna serta pemahaman terhadap materi
psikologi perkembangan untuk memenuhi rasa ingin tahunya sehingga aktivitas
belajar dapat dirasakan lebih bermakna dan berarti. Strateginya adalah
mahasiswa berusaha dengan sungguh-sungguh untuk memahami materi psikologi
perkembangan, menggali dari berbagai sumber seperti diskusi dengan dosen dan
sesama mahasiswa, membaca buku acuan di perpustakaan untuk mengolah dan
memperkaya pemahamannya agar dapat menerapkan ketika telah lulus dan
bekerja.
Pendekatan belajar berikut adalah surface approach, motive nya
ekstrinsik, mahasiswa belajar atau menyelesaikan tugas karena ada konsekuensi
yang mengikutinya, mahasiswa peserta mata kuliah psikologi perkembangan takut
gagal tetapi meski demikian upaya yang dilakukannya minimal, yang utama
pada mahasiswa yang menggunakan surface approach adalah tidak mengulang
mengontrak mata kuliah kembali, artinya dalam surface approach, strategi
belajarnya menggunakan low level strategy. Menggunakan low level strategy
tidak memecahkan masalah tetapi hanya sebagai cara untuk keluar dari masalah
dengan tanpa memerhatikan kualitas hasil belajar. Pusat perhatian mahasiswa
11
Program Magister Psikologi Universitas Kristen Maranatha produksi (recalling) materi yang telah dipelajarinya, tidak menghubungkan
ide-ide atau pengetahuan yang sudah dimilikinya dengan pengalaman, tidak
mendalami makna dan penerapan dari apa yang dipelajarinya.
Dalam proses learning approach juga terjadi hubungan yang melibatkan
mahasiswa dengan konteks pengajaran, proses belajar dan hasil belajar, setiap
komponen berinteraksi satu sama lain menjadi sistem yang terintegrasi (Von
Bertalanffy, 1968 dalam John Biggs , 1996).
Pendekatan belajar atau learning approach tidak mutlak sebagai
predisposisi yang ada pada diri mahasiswa melainkan dapat diubah agar dapat
memenuhi tuntutan kompetensi mata kuliah yaitu dengan mengubah metoda
mengajar sebagai salah satu bagian dari faktor lingkungan, seperti yang
diungkapkan Marton dan Saljo dalam Biggs,1993, bahwa aktifitas belajar
mahasiswa merupakan hasil interaksi mahasiswa dengan lingkungannya.
Lingkungan tersebut yang berkaitan dengan konteks pengajaran yaitu isi
kurikulum, metoda mengajar dari dosen, iklim kelas, background and experiental
factor maupun evaluasi atau pengukuran mahasiswa.
Isi kurikulum tergambar dari beberapa mata kuliah dan materi mata
kuliah yang masing-masing memiliki tuntutan kompetensi berbeda-beda, metoda
pengajaran, iklim kelas yang kondusif, pengukuran yang sesuai. Semua hal
tersebut akan mengarahkan mahasiswa menggunakan pendekatan belajar yang
Survey awal telah dilakukan pada 131 mahasiswa yang mengikuti mata
kuliah psikologi perkembangan dan wawancara pada 8 orang dosen. Dari survey
awal menunjukan 70 (49.77%) mahasiswa mengatakan memelajari materi
psikologi perkembangan apabila perlu seperti ketika akan menghadapi ujian,
mereka ingin memelajari psikologi perkembangan namun karena materi yang
harus dipelajari menurut mereka banyak sehingga memelajarinya selintas saja.
Ketika diminta dosen membaca buku acuan tidak selalu dilaksanakan karena
merasa kemampuan bahasa inggrisnya kurang (surface motive). Meskipun
demikian mereka merasa takut perolehan nilai kurang dari nilai minimal untuk
lulus. Selain mahasiswa empat orang dosen mengemukakan bahwa diperkirakan
10-20 % dari mahasiswa datang ketika kuliah sudah berlangsung, dan nampak
tidak terlalu bersemangat ketika mengikuti perkuliahan (surface motive). Seorang
dosen lain mengemukakan bahwa ketika perkuliahan sudah berlangsung beberapa
mahasiswa terlihat sering mengobrol (surface motive). Mahasiswa tersebut
(49,77%) mengemukakan pula bahwa dalam mengerjakan tugas berusaha asal
dapat diserahkan pada waktu yang telah ditentukan dosen, mereka juga mengakui
jarang belajar di perpustakaan kecuali apabila ada tugas yang harus dikerjakan.
Pertanyaan dari dosen lebih sering tidak dijawab, karena tidak memelajari
sebelumnya, mereka mengatakan baru belajar apabila ada kuis. Metoda ceramah
yang digunakan dianggap membosankan sehingga mahasiswa mengobrol dan
kurang terinspirasi untuk giat dan berfikir kritis mengolah materi yang diberikan.
Dalam menghadapi ujian mereka belajar dengan cara menghafal dan mengingat
13
Program Magister Psikologi Universitas Kristen Maranatha soal pilihan ganda karena meskipun materi psikologi perkembangan menarik
tetapi karena banyak sehingga merasa sulit apabila harus memelajari secara
mendalam ( surface strategy ). Pernyataan diatas selaras dengan yang
dikemukakan empat orang dosen yaitu bahwa ketika kuliah berlangsung
mahasiswa jarang bertanya mengenai materi kuliah dan ketika ditanya mahasiswa
tidak dapat menjawab dengan benar, ketika diskusi kelas mereka nampak sulit
mengemukakan argumentasi atau mengeluarkan ide nya, untuk tugas yang harus
diselesaikan terkesan asal selesai dan diserahkan pada waktunya. Keadaan yang
dikemukakan diatas baik dari mahasiswa maupun dosen merujuk pada pendekatan
belajar surface approach yaitu pendekatan belajar yang tujuannya adalah
menghindari kegagalan dengan upaya seminimal mungkin.
Berikutnya 61(46,56%) mahasiswa mengatakan psikologi perkembangan
merupakan mata kuliah penting karena dapat diterapkan dalam kehidupan nyata
sehingga merasa tertarik dan berminat serta berkomitmen untuk belajar lebih
mendalam (deep motive). Berkaitan dengan deep motive dua orang dosen
mengatakan bahwa meskipun ada yang terlambat masuk kelas tetapi banyak
diantara mahasiswa selalu datang tepat waktu dan nampak serius, berminat
mengikuti kuliah psikologi perkembangan (deep motive), bahkan mahasiswa
sering bertanya apabila ada yang tidak dimengerti, nilai ujian baik, membuat tugas
dengan baik dan tepat pada waktunya diserahkan kepada dosen, dalam diskusi
mereka aktif, dan dapat menjelaskan penerapan nyata dari teori dan memberi
contoh nyata dalam kehidupan sehari-hari (deep strategy). Dikemukakan
tetap berusaha memusatkan perhatian dan berusaha memahami materi dengan
cara membaca buku acuan, bertanya pada teman dan dosen apabila ada yang
kurang dipahami, mengaitkan materi baru yang telah diperoleh dengan
pengetahuan yang telah mereka miliki dan berusaha mengintegrasikan apa yang
mereka pelajari pada tugas maupun praktikum yang mereka lakukan, termasuk
kuis dan ujian yang harus mereka kerjakan meskipun dosen tidak memberi
feedbak, (deep strategy). Mereka menyatakan yakin akan lulus dengan nilai baik
dari psikologi perkembangan.
Hal-hal yang diungkapkan mahasiswa dan dosen tersebut mengarah pada
pendekatan belajar deep approach. Mahasiswa yang menggunakan pendekatan
belajar deep akan menunjukkan minat dan usaha yang kuat agar dapat mendalami
materi karena yang mereka butuhkan adalah pemahaman materi. Tugas–tugas
yang dirasa sulit lebih dianggap sebagai sesuatu yang menantang dalam
mengembangkan, memahami, menemukan arti dari materi pelajaran, dan
menemukan cara-cara baru ketika melihat fenomena tertentu, serta berupaya
mendapat pemahaman dan keterampilan baru (Van Rossum dan Schenk dalam
Biggs, 1987).
Koordinator mata kuliah psikologi perkembangan menyatakan bahwa
nampaknya banyak mahasiswa belajar hanya sekedar untuk lulus, padahal
kompetensi yang dituntut dari mata kuliah adalah agar mahasiswa bukan hanya
dapat mengingat tetapi mampu memahami secara mendalam materi psikologi
15
Program Magister Psikologi Universitas Kristen Maranatha matakuliah lain yaitu mata kuliah psikologi remaja, psikologi dewasa & usia
lanjut, psikologi keluarga, psikologi anak berbakat, psikologi klinis anak,
sertifikasi anak usia dini dan sebagai dasar untuk memelajari mata kuliah lain
diantaranya psikologi pendidikan, sertifikasi pendidikan, deteksi dini, psikologi
abnormal dan lain-lain. Dalam pendekatan belajar, motive dan strategy yang
digunakan akan menentukan bagaimana materi pelajaran yang diterima akan
diolah.
Dari paparan di atas dapat diketahui keragaman pendekatan belajar,
penggunaan pendekatan belajar yang berbeda menunjukkan hasil belajar yang
berbeda pula. Biggs, 1999 mengungkapkan bahwa mahasiswa yang
menggunakan deep approach dalam belajar akan menunjukkan hasil belajar yang
lebih baik. Sedangkan dalam surface approach lebih pada mereproduksi fakta
dan detil tetapi kurang dalam kualitas dari suatu tugas yang kompleks. Namun
demikian selain pendekatan belajar, dosen dan metoda mengajarnya (teaching
method) memegang peranan penting dalam menunjang tercapainya pemahaman
yang mendalam terhadap materi psikologi perkembangan. Seperti diungkapkan
bahwa dosen adalah figure kunci, sebagai akhli untuk berhasilnya proses
mengajar (e.g.,Berliner 1986; Leinhardt & Putnam 1987; Swanson, O’Connor & Cooney 1990). Dalam proses mengajar di kelas bagaimana menggunakan
beragam metoda mengajar, strategi pengajaran, menjelaskan topik secara efektif,
memanage pengetahuan dan kelas, akan terkait dengan kualitas dan hasil belajar
Yang dimaksud dengan metoda pembelajaran adalah cara-cara yang
dilakukan oleh dosen mata kuliah psikologi perkembangan yang menyangkut
penyajian materi pelajaran agar mahasiswa mencapai tuntutan kompetensi dari
psikologi perkembangan, yaitu mampu mengingat, memahami atau menangkap
makna dan mampu menjelaskan materi psikologi perkembangan anak seperti
teori, metoda penelitian perkembangan, aspek-aspek perkembangan anak usia
prenatal sampai dengan usia 12 tahun. Mahasiswa juga harus mampu
membandingkan teori menurut beberapa ahli dan mengkategorikan berdasar
kelompoknya, serta menggunakan dan menerapkannya dalam tugas akademik.
Beberapa metoda mengajar yang telah dilaksanakan dan akan dilakukan
perubahan terhadapnya adalah; metoda ceramah dengan memberi uraian materi
psikologi perkembangan, sehingga mahasiswa perlu mendengarkan, dan
mendapat kesempatan bertanya. Berikutnya diskusi kelas, dalam diskusi kelas
melibatkan mahasiswa dalam proses belajar mengajar, sehingga dapat diketahui
apakah mahasiswa telah memahami materi psikologi perkembangan atau tidak.
Metoda lainnya adalah tanya jawab dengan mengajukan pertanyaan–pertanyaan
terarah untuk mengetahui sejauh mana pemahaman mahasiswa mengenai topik
materi psikologi perkembangan. Berikutnya adalah pemberian tugas yaitu
kegiatan yang dilakukan mahasiswa seperti membuat ringkasan materi psikologi
perkembangan dari buku sumber atau membuat laporan hasil diskusi. Terakhir
adalah memberikan kuis dari topik – topik materi tertentu untuk mengetahui
kedalaman materi yang dipahami mahasiswa. Pemberian materi dengan
17
Program Magister Psikologi Universitas Kristen Maranatha perolehan nilai mahasiswa yang belum optimal seperti yang ditunjukkan dimuka
dan masih ada keluhan dari mahasiswa. Dalam penelitian ini pengubahan metoda
pembelajaran yang digunakan adalah menambah metoda mengajar dengan
cooperative learning dan colaborative learning dan meningkatkan kualitas
penggunaan diskusi kelas dan diskusi kelompok agar kemampuan mahasiswa
mengarah ke deep approach.
Atas dasar data-data hasil survey awal yang telah di ungkapkan dimuka
yang diketahui learning approach mahasiswa masih lebih banyak yang mengarah
ke surface approach, dan perolehan nilai mahasiswa rata-rata berada di nilai C,
maka berdasar kondisi tersebut peneliti tertarik untuk melakukan penelitian lebih
lanjut dimana yang menjadi sorotan utama penelitian adalah metoda mengajar
dosen. Bertujuan agar mahasiswa psikologi perkembangan yang pada awalnya
menggunakan pendekatan belajar surface approach diharapkan dapat diubah
menjadi menggunakan pendekatan belajar deep approach dan mendapat hasil
belajar yang optimal.
1.2.Rumusan Masalah
Peneliti menyusun rancangan perubahan metoda mengajar dosen agar
mahasiswa peserta mata kuliah psikologi perkembangan angkatan 2010 yang
menggunakan surface approach berubah menjadi menggunakan deep approah
dalam memelajari materi psikologi perkembangan. Metode ini akan diuji cobakan
pada mahasiswa mata kuliah psikologi perkembangan, untuk mengetahui; apakah
perkembangan sebelum dan setelah diberikan perlakuan berupa pengubahan
metoda pembelajaran yang berorientasi pada deep teaching method.
1.3. Maksud dan Tujuan
1.3.1. Maksud Penelitian
Maksud penelitian ini adalah mengetahui perubahan learning approach
(motive dan strateginya) pada mahasiswa angkatan 2010 peserta matakuliah
psikologi perkembangan di fakultas psikologi Universitas Kristen Maranatha yang
menggunakan pendekatan belajar surface approach, setelah dosen menggunakan
metoda pembelajaran yang berorientasi pada deep teaching method.
1.3.2. Tujuan Penelitian
Tujuan penelitian adalah untuk mengetahui dampak penggunaan metoda
pembelajaran yang berorientasi pada deep teaching method yang diberikan pada
mahasiswa angkatan 2010 fakultas psikologi Universitas Kristen Maranatha yang
mengikuti matakuliah psikologi perkembangan, dengan melihat score mahasiswa
yang menggunakan learning approach surface.
1.4. Kegunaan Penelitian
1.4.1. Kegunaan Teoritis
1. Hasil penelitian ini dapat digunakan sebagai sumber informasi bagi
19
Program Magister Psikologi Universitas Kristen Maranatha dengan melalui pemberian metoda mengajar yang berorientasi pada
deep teaching method.
2. Sebagai sumbangan ide bagi peneliti lain khususnya di bidang
psikologi pendidikan sebagai bahan pertimbangan untuk melakukan
penelitian lanjutan mengenai learning approach.
1.4.2. Kegunaan Praktis.
1. Bagi dosen matakuliah psikologi perkembangan, sebagai bahan
pertimbangan untuk menggunakan metoda mengajar yang
berorientasi pada deep teaching method dalam rangka
mengoptimalkan kualitas belajar mahasiswa.
2. Memberikan informasi kepada fakultas psikologi UKM mengenai
metoda pembelajaran yang berorientasi pada deep teaching method
yang sesuai dengan tuntutan kompetensi dari mata kuliah psikologi
perkembangan agar dapat mengubah learning approach para
mahasiswa dan berdampak pada hasil belajar masing-masing
1.5. Metodologi
Penelitian ini untuk mengetahui perubahan penggunaan learning
approach yang berdampak pada peningkatan kualitas hasil belajar pada
mahasiswa angkatan 2010 peserta psikologi perkembangan sebelum dan sesudah
dosen menggunakan metoda pembelajaran psikologi perkembangan yang
Rancangan penelitian digambarkan sebagai berikut :
Alat Ukur yang digunakan adalah alat ukur learning approach dari R-SPQ-2F
(The Revised Two Factor Student Process Questionaire) dari John Biggs (1993)
yang dimodifikasi oleh peneliti. Alat ukur berupa kuesioner yang menggambarkan
diri responden dan terdiri atas dua kelompok yaitu deep approach dan surface
approach. Kedua kelompok terbagi dalam empat komponen yaitu deep motive,
deep strategy, surface motive dan surface strategy.
Sampel penelitian adalah mahasiswa yang mengikuti matakuliah psikologi
perkembangan dan menggunakan pendekatan belajar surface approach.
122
Program Magister Psikologi Universitas Kristen Maranatha
BAB V
SIMPULAN DAN SARAN
5.1. Simpulan
Dari hasil dan pembahasan tentang penggunaan deep teaching method
pada kelompok mahasiswa angkatan 2010 peserta mata kuliah psikologi
perkembangan yang mengggunakan pendekatan belajar surface approach di
fakultas psikologi Universitas Kristen Maranatha dapat ditarik simpulan sebagai
berikut :
- Deep teaching method sebagai salah satu dari experiences in learning
institution efektif mengubah learning approach mahasiswa dari surface
approach manjadi deep approach.
- Setelah mengikuti kuliah dengan menggunakan metoda yang berorientasi
deep teaching method, menunjukkan bahwa sebagian besar mahasiswa
yang menggunakan surface approach mengalami perubahan yang
significan menjadi menggunakan deep approach dalam memelajari
psikologi perkembangan.
- Deep teaching method meningkatkan pemahaman mahasiswa angkatan
2010 pada matakuliah psikologi perkembangan.
- Orang tua yang memiliki jenjang pendidikan minimal SLTA akan
menuntut mahasiswa untuk belajar dengan menggunakan deep approach.
- Dosen yang mendorong mahasiswa menggunakan segenap kemampuannya
dalam memelajari materi kuliah dengan mengoptimalkan pemikirannya
dari recalling sampai dengan evaluasi sesuai Taxonomi Bloom. Hal
tersebut berakibat pada peningkatan pemahaman materi dan mendorong
pengubahan learning approach dari surface menjadi deep approach.
- Teman sebaya mendorong mahasiswa untuk berdiskusi, sharing secara
timbal balik sehingga meningkatkan pemahaman terhadap materi
psikologi perkembangan yang berikutnya dapat mengubah learning
approach dari surface approach menjadi deep approach.
5.2. Saran
Berdasar hasil penelitian dan berdasar kelemahan metodologis diajukan
beberapa saran sebagai berikut:
Saran Teoritis :
- Sebagai sumbangan ide bagi peneliti lain khususnya di bidang psikologi
pendidikan sebagai bahan pertimbangan untuk melakukan penelitian
lanjutan mengenai metoda mengajar yang dapat meningkatkan kualitas
belajar mahasiswa.
- Pada peneliti lain untuk meneliti mengenai upaya pengubahan locus of
124
Program Magister Psikologi Universitas Kristen Maranatha
- Pada peneliti lain disarankan untuk meneliti bagimana peran orang tua
dalam meningkatkan learning approach surface menjadi learning
approach deep.
- Pada peneliti lain disarankan untuk meneliti bagaimana peran dosen dalam
meningkatkan learning approach surface menjadi learning approach deep.
- Pada peneliti lain disarankan untuk meneliti peran teman dalam
meningkatkan learning approach surface menjadi learning approach deep
Saran Guna Laksana :
- Bagi dosen matakuliah psikologi perkembangan, sebagai bahan
pertimbangan untuk menggunakan metoda pembelajaran yang berorientasi
pada deep teaching method dalam rangka mengoptimalkan kualitas dan
hasil belajar mahasiswa.
- Pada dosen untuk mempertimbangkan mengembangkan metoda
pembelajaran di sesuaikan dengan kompetensi yang diharapkan oleh mata
kuliah binaannya.
- Memberikan informasi kepada fakultas psikologi Universitas Kristen
Maranatha mengenai metoda pembelajaran yang berorientasi pada deep
- Kepada fakultas psikologi dapat memersiapkan dosen dengan melalui
pelatihan agar menggunakan metoda pembelajaran yang berorientasi pada
deep teaching method dalam proses pembelajaran dan disesuaikan dengan
kompetensi yang diharapkan dari matakuliah binaannya.
- Kepada fakultas psikologi agar program pembelajaran yang berorientasi
pada deep teaching method berhasil dengan baik dan learning approach
mahasiswa menjadi deep approach, perlu menambah sarana dan prasarana
pendukung antara lain buku-buku referensi, komputer, LCD projector,
WIFI, fasilitas audiovisual yang baik, ruangan.
- Kepada fakultas psikologi dapat menambah sarana dan prasarana, untuk
mendukung optimalisasi proses kegiatan belajar mengajar agar learning
126
Program Magister Psikologi Universitas Kristen Maranatha DAFTAR PUSTAKA
Arends. Richard. (2004) Learning To Teach, New York : Mc Graw Hill.Comp.Inc.
Biggs, John B., Phillip J Moore. (1993) The Process of Learning, 3th ed. New York : Prentice Hall.
___________ (2002) Teaching for Quality Learning At University, 2nd. Singapore : National Institute of Education.
___________(2001) The Revised two- factor study Process Questionnaire : R-SPQ-2F. Great Britain : The British Psyhological Society.
Buskit.William & Davis. Stephen. (2006) Handbook Of Teaching Of Psychology. USA : Blackwell Publishing Ltd.
Campbell, Donald T & Stanley, Julian C.(1963) Experimental and Quasi Experimental Design For Research. Rand Mc Nally College Publishing Company.
Friedenberg, Lisa. (1995) Psychological Testing : Design, Analysis, and Use Massachusett : Allyn & Bacon A. Simon & Schuster Company.
Fry. Heather, Steve Ketteridge and Stephanie Marshall. (2003) A Handbook For Teaching and Learning in Higher Education. Second edition. London : Kogan Page Limited.
Gage, N. L & Berliner, David C.(1998) Educational Psychology 6th edition. Boston New York : Houghton Mifflin Company.
Graziano, Anthony M. & Raulin, Michael. (2000) Research Methods: A Process of Inquiry, 4th edition. Needham height : A Pearson Education Company.
Gulo, W. (2002) Metodologi Penelitian. Jakarta : PT Gramedia Widiasarana Indonesia.
Kirkpatrick, Donald L. (1988) Evaluation Training Program, 3rd ed. San Fransisco : Berret-Koehler Publishers, Inc.
_____________(2006) Evaluating Training Programs, 3rd ed. San Fransisco : Berret-Koehler Publishers, Inc.
Ormrod. Jeane Ellis. Eduational Psychology Developing Learners, 5thEdition. New Jersey : Pearson Eduation,Inc.
Pintrich, Paul R., Schunk, Dale H. Motivation in Education Theory, Research .and Applications.2nd, Edition. New Yersey Columbus, Ohio : Pearson
Education, Inc.
Santrock, John W. (1994) Life Span Development. Second Edition. Dubuque, Iowa : Wm. C. Brown Publishers.
(2003) Adolesence. Jakarta : Erlangga.
Siegel, Sidney.(1997) Statistika Nonparametrik untuk Ilmu-Ilmu Sosial. Jakarta : PT. Gramedia.
Sitepu, Nirwana S. K.(1999) Analisis Korelasi. Bandung : Unit Pelayanan Statistika FMIPA Universitas Padjadjaran.
Winkel, W. S. (1983) Psikologi Pendidikan dan Evaluasi Belajar. Jakarta : PT Gramedia.