• Tidak ada hasil yang ditemukan

Penerapan Deep Teaching Method untuk Meningkatkan Deep Learning Approach.

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "Penerapan Deep Teaching Method untuk Meningkatkan Deep Learning Approach."

Copied!
35
0
0

Teks penuh

(1)

ABSTRAK

Judul penelitian ini adalah Penerapan Deep Teaching Method untuk meningkatkan Deep Learning Approach. Responden penelitian adalah para mahasiswa peserta mata kuliah Pengatar Psikologi Perkembangan di Fakultas Psikologi Universitas Kristen Maranatha semester genap tahun akademik 2010-2011. Tujuan penelitian adalah untuk mengetahui perubahan Learning Approach pada para mahasiswa Psikologi Perkembangan setelah dosen menggunakan metode pembelajaran yang berorientasi pada Deep Approach.

Teori yang dipakai adalah Learning Approach dari Biggs (1993), terdiri atas dua pendekatan yaitu deep approach dan surface approach. Learning approach deep dan surface memiliki motive dan strategy masing-masing. Dalam penelitian ini, dosen akan menerapkan metode mengajar yang berorientasi pada Deep Teaching Method yang bertujuan untuk mengubah Surface Approach menjadi Deep Approach.

Penelitian ini menggunakan pengubahan metode pembelajaran dengan menggunakan dan mengoptimalkan berbagai metode, yaitu ceramah, diskusi kelas dan diskusi kelompok, collaborative learning, cooperative learning, tanya jawab, tugas, debat, kuis. Learning approach pada mahasiswa diukur menggunakan The Revised Two-Factor Study (R-SPQ) yang dimodifikasi oleh peneliti sesuai dengan teori Biggs (2001). Item-item dalam kuesioner R-SPQ memiliki validitas sebesar 0.304-0.835 dengan reliablitas sebesar 0.738, sehingga didapat 50 item yang dapat digunakan untuk pengambilan data.

Hasil pengujian Statistik Wilcoxon menunjukkan adanya perubahan yang signifikan antara hasil pre test dan sesudah pos test, setelah dosen menggunakan metoda Deep Teaching Method pada peserta mata kuliah Psikologi Perkembangan. Diketahui pula bahwa orang tua,dosen,teman sebagai salah satu dari experiences in learning institution dapat mendorong terjadinya pengubahan learning approach. Peneliti menyarankan adanya penerapan Deep Teaching Method, oleh dosen mata kuliah psikologi perkembangan maupun dosen lain dalam membina matakuliahnya masing-masing sesuai dengan kompetensi dari matakuliahnya agar dapat mengoptimalkan kualitas proses pembelajaran.

(2)

vi

Program Magister Psikologi Universitas Kristen Maranatha ABSTRACT

This research is titled The Application of Deep Teaching Method to Promote Deep Learning Approach. The respondents of this research are students who participate in the Introduction to Developmental Psychology at the Faculty of Psychology Maranatha Christian University throughout the second semester of 2010 - 2011. The objective of this research is to discover the effect of changes in Learning Approach on Developmental Psychology students after the lecturer occupies Deep Approach-oriented teaching method.

The main theory used in the research is Learning Approach by Biggs (1993), consisting of two approaches: Deep approach and Surface approach. Both deep and surface learning approach have their own motives and strategies. In this research, the lecturer occupies Deep Teaching Method that aims to shift Surface Approach to Deep Approach.

This research makes the change in learning methodsseamless with the help of different platforms: lecture, class and group discussions, collaborative learning, cooperative learning, Q&A, assignment, debate, and quiz. The learning approach on students were measured using The Revised Two-Factor Study (R-SPQ) that has been modified by the researcher in accordance to Biggs’ theories. The items in the R-SPQ questionnaire posses the validity of 0.304 - 0.835 with a reliability of 0.738, in order to obtain 50 items that are usable for data collection.

The Wilcoxon Statistic test shows a significant shift between pre and post-test after the lecture uses Deep Teaching Method on Developmental Psychology students. It is also discovered that parents, lecturers, and friends as one of the experiences in a learning institution may promote the shift in learning approach. The researcher suggests for psychology lectures as well as other lecturers to use Deep Teaching application in their respective fields. This step is to ensure the productivity of the learning process.

(3)

DAFTAR ISI

Halaman Judul

Lembar Pengesahan ... i

Lembar Pernyataan Orisinalitas Laporan Penelitian ... ii

Lembar Pernyataan Publikasi Laporan Penelitian ... iii

Abstrak ... v

Abstract ... vi

Kata Pengantar ... vii

Daftar Isi ... x

Daftar Bagan ... xiv

Daftar Tabel ... xv

Daftar Lampiran ... xvi

BAB I PENDAHULUAN ... 1

1.1 Latar Belakang Masalah... 1

1.2. Rumusan Masalah... 19

1.3. Maksud dan Tujuan ... 19

1.3.1. Maksud Penelitian ... 19

1.3.2. Tujuan Penelitian ... 20

1.4. Kegunaan Penelitian... 20

1.4.1. Kegunaan Teoretis... 20

(4)

xi

Program Magister Psikologi Universitas Kristen Maranatha

1.5. Metodologi …………... 21

BAB II TINJAUAN PUSTAKA ... 23

2.1. Learning Approah ... 23

2.1.1. Pendahuluan ... 23

2.1.2. Peranan Teori Dalam Perkembangan Inventori Mengenai Learning Approach ... 24

2.1.3. Makna Learning Approach Yang Berbeda ... 27

2.1.4. Presage-Process And Product ... 34

2.1.5. Personal Factors dan Background Factors ... 37

2.1.5.1. Personal Factors ... 38

2.1.5.2. Background Factors ... 41

2.1.6. Tugas Akademik ... 43

2.1.7. Kaitan Dengan Hasil Belajar ... 44

2.1.8. Kualitas Hasil Belajar ... 44

2.1.9. Pendekatan Dalam Menangani Tugas ... 45

2.2. Taxonomi W.S. Bloom ... 48

2.3. Belajar (Learning) ... 55

2.4. Dewasa Awal ... 58

2.4.1. Adolescence ... 58

2.5. Tahap Perkembangan Kognitif pada Remaja ... 59

2.6. Teori Social Learning ... 60

2.7. Program Mengajar ... 61

(5)

2.9. Asumsi ... 88

3.0. Hipotesis ... 88

BAB III METODOLOGI PENELITIAN ... 90

3.1. Rancangan Penelitian ... 90

3.2. Variabel Penelitian dan Definisi Operasional ... 90

3.2.1. Variabel Penelitian ... 90

3.2.2. Definisi Operasional ... 91

3.2.2.1. Learning Approach ... 91

3.2.2.2. Pengubahan Metoda Mengajar ... 92

3.3. Data Penunjang …………... 95

3.4. Teknik Penarikan Sampel ... 96

3.5. Alat Ukur Learning Approach ... 96

3.6. Prosedur Pengisian ... 98

3.7. Validitas dan Reliabilitas Alat Ukur ... 99

3.7.1. Validitas Alat Ukur ... 99

3.7.2. Reliabilitas Alat Ukur ... 100

3.8. Prosedur Pengumpulan Data ... 100

3.9. Metoda Analisis ... 101

3.10. Waktu dan Alokasi Penelitian ... 102

(6)

xiii

Program Magister Psikologi Universitas Kristen Maranatha

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN ... 104

4.1. Hasil Penelitian ... 104

4.2. Pembahasan ... 114

BAB V SIMPULAN DAN SARAN ... 122

5.1. Simpulan ... 122

5.2. Saran ... 123

DAFTAR PUSTAKA

(7)

DAFTAR BAGAN

Bagan

1.1 Bagan Rancangan Penelitian... 21

2.1. Bagan Bigg’s conception of a4-factors structure in student approach to Learning... 30

2.2. Bagan Pressage-Process-And Product (3P) Model ... 34

2.3. Taxonomi Bloom ... 51

2.4. Bagan Kerangka Pemikiran ... 87

3.1. Rancangan Penelitian... 90

3.2. Pengubahan Metoda Mengajar... 93

3.3. Kisi-kisi Alat Ukur ... 97

(8)

xv

Program Magister Psikologi Universitas Kristen Maranatha DAFTAR TABEL

Tabel

3.1. Tabel Nilai Rs Reliabilitas ... 100

4.1. Gambaran Responden berdasar jenis kelamin... 105

4.2. Pendidikan Orang Tua... 105

4.3. Gambaran IPK mahasiswa... 106

4.4. Jumlah SKS mata kuliah yang telah lulus ... 106

4.5. Hasil uji Wilcoxon Signed Pair mengenai deep approach dan surface approach ... 107

4.6. Hasil uji Wilcoxon Signed Pair mengenai deep approach motive dan surface approach motive ... 108

4.7. Hasil uji Wilcoxon Signed Pair ... 108

4.8. Post test- Pre test Crosstabulation deep dan surface approach ... 112

4.9. Pre test- Post test Motive dan learning approach ... 113

(9)

DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran

1. Alat Ukur Penelitian

2. Validitas dan Reliabilitas Alat Ukur

3. Rekapitulasi Data Primer

4. Hasil Uji Wilcoxon

5. Data Pribadi & Data Penunjang

6. Rekapitulasi Data Penunjang

7. Modul SAP Deep Teaching Method

8. Crostabulation Learning Approach - Data Penunjang

9. Hasil observasi pada pelaksanaan penggunaan Deep Teaching Method

(10)

Program Magister Psikologi Universitas Kristen Maranatha BAB I

PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang Masalah.

Pada abad 21 sebagai era globalisasi, masyarakat Indonesia diharapkan

mengalami perubahan positif di berbagai bidang kehidupan baik dalam bidang

pendidikan, ilmu pengetahuan dan teknologi, politik maupun ekonomi. Pada era

ini terjadi perubahan yang cepat sebagai dampak globalisasi, oleh karena itu

masyarakat Indonesia harus mampu menyesuaikan diri pada perubahan yang

terjadi, dan mampu berkompetisi di berbagai bidang baik dengan sesama bangsa

Indonesia sendiri maupun bangsa lain di dunia.

Salah satu cara agar mampu berkompetisi di era globalisasi adalah dengan

menggali dan mengembangkan potensi masyarakat Indonesia melalui setiap

jenjang pendidikan formal yaitu sejak jenjang TK ( Taman Kanak-Kanak ),

sampai dengan PT ( Perguruan Tinggi ), bahkan Pendidikan Orang Dewasa, dan

mampu menyesuaikan diri dengan perubahan yang terjadi agar dapat menghadapi

tantangan yang muncul pada era globalisasi tersebut. Melalui pendidikan kualitas

sumber daya manusia akan meningkat dan secara professional diharapkan dapat

menerapkan, mengembangkan ilmu yang telah diperolehnya. Keadaan demikian

memicu masyarakat khususnya orang tua menginginkan agar putra-putrinya

setelah lulus dari SMA melanjutkan pendidikan ke jenjang yang lebih tinggi

yaitu perguruan tinggi, mengingat bekal pendidikan untuk menghadapi tantangan

(11)

persaingan di dunia kerja tidak mencukupi apabila hanya sampai lulus SMA.

Perguruan tinggi adalah salah satu penyelenggara pendidikan tinggi

dimana peserta didiknya adalah para mahasiswa yang telah lulus dari jenjang

pendidikan SMA, memiliki kegiatan terencana dan terorganisir dalam

menyelenggarakan kegiatan mengajar dan belajar untuk menghasilkan perubahan

positif dalam diri mahasiswa dan dapat menerapkan materi pelajaran yang

diperolehnya dalam berbagai bidang kehidupan. Salah satu perguruan tinggi

sebagai penyelenggara pendidikan tinggi di kota Bandung adalah Universitas

Kristen Maranatha. Universitas ini memiliki Visi menjadi perguruan tinggi yang

mandiri, berdaya cipta, mampu mengisi dan mengembangkan ilmu pengetahuan

dan teknologi dan seni abad 21 berdasar kasih dan keteladanan Yesus Kristus.

Misinya mengembangkan cendekiawan yang handal, suasana kondusif, dan

nilai-nilai kristiani sebagai upaya pengembangan ilmu pengetahuan, teknologi dan seni,

dalam penyelenggaraan Tri Dharma Perguruan Tinggi. Visi dan Misi yang

demikian tuntutan pada para mahasiswanya tidak hanya mampu berprestasi

optimal tetapi juga mampu bersaing dalam dunia kerja kelak di era globalisasi.

Sejalan dengan upaya untuk meningkatkan mutu pendidikan para

mahasiswa, Universitas Kristen Maranatha maupun fakultas berupaya agar para

mahasiswa mencapai prestasi belajar yang baik, salah satunya adalah dengan

meningkatkan kualitas dan profesionalitas dosen dalam mengajar yaitu dengan

menyelenggarakan pelatihan mengenai metoda pembelajaran, menambah

(12)

3

Program Magister Psikologi Universitas Kristen Maranatha dosen mengikuti seminar nasional maupun internasional. Apabila dosen

berkualitas dan profesional dalam mengajar diharapkan prestasi mahasiswa akan

meningkat. Prestasi yang diharapkan dari mahasiswa bukan hanya sekedar

mendapat nilai memadai dari mata kuliah tetapi seberapa paham dan seberapa

terampil menerapkan materi kuliah pada kehidupan nyata juga perlu ditunjukkan.

Mahasiswa yang memiliki potensi tinggi dan menggunakannya secara optimal

dalam proses belajar pada setiap mata kuliah akan mempunyai peluang lebih

besar untuk mencapai prestasi belajar yang optimal. Sehingga dapat dikatakan

bahwa potensi yang dimiliki mahasiswa akan mempermudah proses belajar.

Dalam proses belajar upaya untuk mencapai prestasi merupakan hal yang

kompleks karena beberapa faktor turut memengaruhi interaksi mengajar belajar.

Faktor tersebut adalah pertama faktor eksternal yaitu faktor diluar diri

mahasiswa seperti kondisi lingkungan, metoda mengajar, interaksi dosen dengan

mahasiswa, interaksi antar mahasiswa, dan sistem yang mengatur proses belajar.

Faktor kedua adalah faktor internal yaitu faktor dari dalam diri seperti kecerdasan,

motive dan minat belajar, perasaan serta kesehatan. Kecerdasan yang baik akan

menguntungkan karena kecerdasan memiliki peran terhadap keberhasilan atau

prestasi belajar sementara motive lebih berperan pada semangat dan minat

belajar, akan lebih optimal apabila ditunjang oleh perasaan senang mengikuti

kuliah dan memiliki kesehatan yang baik karena berarti memiliki energi yang

banyak. Selain hal tersebut yang mendukung keberhasilan mahasiswa adalah

disiplin tinggi dan tepat waktu menghadiri seluruh mata kuliah yg dikontraknya,

(13)

memperkaya pengetahuan, belajar dengan teratur, bertanya pada teman maupun

dosen apabila merasa tidak paham, dan menaati aturan yang berlaku.

Dalam proses belajar perlu memperhatikan empat area yang terkait dengan

kegiatan belajar yaitu kognitif, afektif, konatif, dan psikomotor. Belajar pada area

kognitif pada umumnya terkait dengan bagaimana kemampuan berfikir

mahasiswa psikologi perkembangan dalam memahami konsep-konsep teori,

bertanggung jawab dalam menyelesaikan tugas, berfikir kritis, kreatif dalam

memecahkan masalah yang dihadapi. Pada area afektif meliputi bagaimana

penghayatan dan pengolahan perasaan mahasiswa, juga bagaimana mahasiswa

menyukai, berminat pada materi yang dipelajari dan kesediaan untuk

memelajarinya. Pada area konatif bagaimana motivasi mahasiswa psikologi

perkembangan mempelajari materi, sedangkan area psikomotor meliputi

bagaimana pengalaman berperilaku yang terkait dengan tanggung jawab, dan ulet

atau tekun mempelajari materi, menyelesaikan tugas yang diberikan dosen, serta

terampil dalam mencapai prestasi belajarnya

Keyakinan mahasiswa memaknai bahwa belajar merupakan hal penting

dan berguna akan menentukan bagaimana cara memelajari dan menyelesaikan

tugas, sehingga berpengaruh pada pemahaman materi dan prestasi belajar yang

dicapai .

Seperti telah diuraikan dimuka bahwa kecerdasan bukan satu-satunya

(14)

5

Program Magister Psikologi Universitas Kristen Maranatha prestasi akademik mahasiswa khususnya peserta mata kuliah psikologi

perkembangan.

Keberhasilan mahasiswa dalam prestasi akademik ditunjukkan oleh Indeks

Prestasi Kumulatif (IPK), yang dihitung dari kumulatif nilai setiap mata kuliah

pada setiap akhir semester. Rentang IPK berkisar dari 0 – 4, dengan rincian IPK tinggi antara 3.0 – 4.0 menunjukkan prestasi tinggi, IPK antara 2.5 – 2.99 prestasi baik, IPK antara 2.0 - 2.50 prestasi sedang. Sedangkan IPK kurang dari

2.0 prestasi buruk. Mahasiswa yang mencapai IPK 2.0 sudah dapat lulus dari

perguruan tinggi namun mengingat persaingan pada era globalisasi terutama

untuk memerebutkan lapangan kerja atau yang akan mengikuti pendidikan lanjut

umumnya mempersyaratkan IPK minimal 2.75 perlu dicapai mahasiswa.

Dalam kegiatan belajar setiap mahasiswa memiliki kebiasaan atau

pendekatan belajar masing-masing, demikian pula pada mahasiswa semester dua

angkatan 2010, mereka memiliki pendekatan belajar dan pengalaman yang

berbeda dari setiap mata kuliah yang diikutinya, termasuk pada matakuliah

psikologi perkembangan, sebagai salah satu matakuliah wajib dari kurikulum inti

Fakultas Psikologi. Setiap mata kuliah masing-masing memiliki tuntutan

kompetensi yang diharapkan dicapai para mahasiswa seperti mengerti, mampu

memahami, mampu menerapkan, terampil, mampu menganalisis, mensintesis

maupun mampu mengevaluasi materi atau tugas-tugas. Mata kuliah psikologi

perkembangan pun memiliki tuntutan kompetensi yang diharapkan dipenuhi para

(15)

menjelaskan hal-hal yang berkaitan dengan perkembangan anak seperti teori,

metoda penelitian perkembangan, aspek-aspek perkembangan anak usia prenatal

sampai usia 12 tahun. Mahasiswa juga perlu mampu menggunakan konsep

teorinya dan menerapkannya pada tugas praktikum dengan melalui observasi dan

wawancara, kemudian menilai apakah yang diobservasinya sesuai dengan

konsep teori atau tidak.

Mahasiswa perlu memahami psikologi perkembangan dengan mendalam

bukan sekedar dihafal (rote learning) karena selain merupakan prasyarat dari mata

kuliah psikologi remaja dan psikologi dewasa, juga menjadi dasar dan diterapkan

pada beberapa mata kuliah lain seperti psikologi abnormal, psikologi pendidikan,

psikodignostik, sertifikasi pendidikan dan lain-lain. Sebagai mata kuliah dasar

bukan hanya banyaknya konsep-konsep teori yang dihafal tetapi justru perlu

dipahami dengan mendalam konsep-konsep teori tersebut sehingga akan lebih

mudah mengikuti dan membuat analisis hasil kegiatan praktikum atau ketika

diterapkan pada mata kuliah lain.

Dari Tata Usaha Fakultas Psikologi bagian nilai, diketahui peserta

psikologi perkembangan pada tahun akademik 2009-2010 ada 249 orang

mahasiswa yang terbagi dalam 4 kelas paralel dengan dosen yang berbeda.

Gambaran perolehan nilai mata kuliah psikologi perkembangan pada semester

genap tahun akademik 2009-2010 sebagai berikut; dari seluruh mahasiswa peserta

mata kuliah yang berjumlah 249 mahasiswa, yang memeroleh nilai A 27

(16)

7

Program Magister Psikologi Universitas Kristen Maranatha ada 24 mahasiswa,yang memperoleh nilai C ada 75 mahasiswa, yang memeroleh

nilai C+ ada 38 mahasiswa, yang mendapat nilai D ada 48 mahasiswa , sedangkan

yang mendapat nilai E ada 13 mahasiswa. Dari fakta menunjukkan 61 (21,03% )

mahasiswa masih belum lulus. Pada tahun akademik 2010-2011 jumlah

mahasiswa peserta psikologi perkembangan ada 280 mahasiswa terbagi dalam 5

kelas paralel dan satu kelas malam. Gambaran perolehan nilai sebagai berikut;

yang memperoleh nilai A ada 4 mahasiswa, yang memperoleh nilai B+ ada 18

mahasiswa yang memperoleh nilai B ada 31 mahasiswa, yang memperoleh nilai

C+ ada 42 mahasiswa yang memeroleh nilai C ada 92 mahasiswa. Yang mendapat

nilai D ada 59 mahasiswa, sedangkan yang mendapat nilai E ada 28 mahasiswa.

Dari gambaran tersebut mahasiswa yang belum lulus ada 87 (33%) mahasiswa.

Dasar fakta perolehan nilai diatas jumlah mahasiswa yang lulus psikologi

perkembangan cukup banyak, namun yang perlu dipertimbangkan adalah bukan

hanya jumlah mahasiswa lulus tetapi seberapa mampu mahasiswa memahami dan

menerapkan materi sesuai dengan tuntutan kompetensi mata kuliah. Dari fakta

lain yang diperoleh meskipun mahasiswa telah lulus dari psikologi perkembangan

tetapi ketika diberi pertanyaan kembali nampak beragam pemahamannya terlihat

dari jumlah soal yang dapat dijawab dan dari kedalaman jawaban yang diberikan

mahasiswa. Soal yang diberikan kepada mahasiswa adalah pilihan ganda dan

essay.

Setelah mencermati jawaban-jawaban mahasiswa terhadap soal essay, dari

satu(1) kelas 47% mahasiswa menunjukkan jawaban yang kurang tepat, hal

(17)

mendalam. Fakta lain menunjukkan pada 17 mahasiswa yang telah lulus dari

psikologi perkembangan diminta untuk menjawab 5 soal essay psikologi

perkembangan, hasil yang diperoleh adalah 5 mahasiswa dapat menjawab semua

soal dengan benar, 2 mahasiswa dapat menjawab 3 soal dengan benar, sedangkan

7 mahasiswa lainnya dapat menjawab 2 soal dengan benar dan 3 mahasiswa

hanya dapat menjawab 1 soal dengan benar. Dari fakta tersebut menunjukkan

bahwa mahasiswa kurang memahami materi psikologi perkembangan.

Dari fakta perolehan nilai yang telah dipaparkan diatas jumlah

mahasiswa yang lulus psikologi perkembangan cukup banyak, namun yang perlu

dipertimbangkan adalah bukan hanya jumlah mahasiswa lulus tetapi seberapa

mampu mahasiswa memahami dan menerapkan teori sesuai dengan tuntutan

kompetensi mata kuliah.

Agar pemahaman mahasiswa mendalam mahasiswa perlu menggunakan

learning approach yang sesuai dengan tuntutan kompetensi dari psikologi

perkembangan, dengan kata lain perlu menggunakan deep approach sehingga

bukan hanya mendapat nilai yang maksimal tetapi juga dapat memahami materi

secara mendalam. Seperti yang dikemukakan oleh Biggs, 1993, bahwa

keberhasilan mahasiswa dapat dipengaruhi oleh learning approach yang

digunakannya dan tidak terlepas dari metoda mengajar yang digunakan dosen

dalam memberi kuliah. Metoda mengajar yang digunakan pada psikologi

perkembangan yaitu lecturer (ceramah), diskusi kelas, tanya jawab, pemberian

(18)

9

Program Magister Psikologi Universitas Kristen Maranatha laporan. Metoda ceramah di kelas adalah metode dimana mahasiswa diberikan

materi psikologi perkembangan secara tatap muka. Dalam metoda diskusi

mahasiswa dipandu dosen membahas topik materi yang ditentukan dan diberi

feedback oleh dosen. Ketika praktikum mahasiswa melakukan observasi terhadap

anak dengan usia yang telah ditentukan. Mahasiswa diminta mencatat semua hasil

observasinya untuk dianalisis, dievaluasi apakah sesuai dengan teori atau tidak.

Setelah melaksanakan tugas mahasiswa membuat laporan sebagai hasil analisis

dan kesimpulan atas apa yang telah observasinya. Meskipun telah menggunakan

beberapa metoda mengajar namun mahasiswa mengemukakan keluhannya seperti

antara lain dosen diminta lebih banyak memberi contoh-contoh nyata agar

mahasiswa dapat memahami dengan tepat materi yang dijelaskan, diskusi perlu

diperdalam, dan agar sebagian besar mahasiswa mendapat kesempatan

mengemukakan ide-ide atau argumentasinya. Feedback hasil kuis yang diberikan

menurut mahasiswa masih perlu lebih rinci. Demikian pula mengenai laporan

hasil praktikum mahasiswa menginginkan feedback agar mengetahui

kesalahan-kesalahan yang perlu diperbaiki.

Dengan mencermati hal tersebut nampak jelas bahwa metoda mengajar

atau teaching method berkait dengan pendekatan belajar atau learning approach

yang digunakan masing-masing mahasiswa, hal ini sesuai dengan pendapat Biggs

bahwa keberhasilan mahasiswa dapat dipengaruhi oleh learning approach yang

digunakannya. Learning approach adalah pendekatan belajar yang dominan yang

diterapkan mahasiswa peserta mata kuliah psikologi perkembangan dalam belajar

(19)

tersebut memiliki dua komponen yaitu motive dan strategy (Biggs, 1999). Dengan

memerhatikan tuntutan kompetensi psikologi perkembangan, learning approach

yang diharapkan digunakan mahasiswa adalah deep approach, yang merupakan

pendekatan belajar yang didasarkan pada motive intrinsik, yaitu motive

mahasiswa peserta psikologi perkembangan mencari kepuasan belajar dengan

menunjukkan minat dengan mencari makna serta pemahaman terhadap materi

psikologi perkembangan untuk memenuhi rasa ingin tahunya sehingga aktivitas

belajar dapat dirasakan lebih bermakna dan berarti. Strateginya adalah

mahasiswa berusaha dengan sungguh-sungguh untuk memahami materi psikologi

perkembangan, menggali dari berbagai sumber seperti diskusi dengan dosen dan

sesama mahasiswa, membaca buku acuan di perpustakaan untuk mengolah dan

memperkaya pemahamannya agar dapat menerapkan ketika telah lulus dan

bekerja.

Pendekatan belajar berikut adalah surface approach, motive nya

ekstrinsik, mahasiswa belajar atau menyelesaikan tugas karena ada konsekuensi

yang mengikutinya, mahasiswa peserta mata kuliah psikologi perkembangan takut

gagal tetapi meski demikian upaya yang dilakukannya minimal, yang utama

pada mahasiswa yang menggunakan surface approach adalah tidak mengulang

mengontrak mata kuliah kembali, artinya dalam surface approach, strategi

belajarnya menggunakan low level strategy. Menggunakan low level strategy

tidak memecahkan masalah tetapi hanya sebagai cara untuk keluar dari masalah

dengan tanpa memerhatikan kualitas hasil belajar. Pusat perhatian mahasiswa

(20)

11

Program Magister Psikologi Universitas Kristen Maranatha produksi (recalling) materi yang telah dipelajarinya, tidak menghubungkan

ide-ide atau pengetahuan yang sudah dimilikinya dengan pengalaman, tidak

mendalami makna dan penerapan dari apa yang dipelajarinya.

Dalam proses learning approach juga terjadi hubungan yang melibatkan

mahasiswa dengan konteks pengajaran, proses belajar dan hasil belajar, setiap

komponen berinteraksi satu sama lain menjadi sistem yang terintegrasi (Von

Bertalanffy, 1968 dalam John Biggs , 1996).

Pendekatan belajar atau learning approach tidak mutlak sebagai

predisposisi yang ada pada diri mahasiswa melainkan dapat diubah agar dapat

memenuhi tuntutan kompetensi mata kuliah yaitu dengan mengubah metoda

mengajar sebagai salah satu bagian dari faktor lingkungan, seperti yang

diungkapkan Marton dan Saljo dalam Biggs,1993, bahwa aktifitas belajar

mahasiswa merupakan hasil interaksi mahasiswa dengan lingkungannya.

Lingkungan tersebut yang berkaitan dengan konteks pengajaran yaitu isi

kurikulum, metoda mengajar dari dosen, iklim kelas, background and experiental

factor maupun evaluasi atau pengukuran mahasiswa.

Isi kurikulum tergambar dari beberapa mata kuliah dan materi mata

kuliah yang masing-masing memiliki tuntutan kompetensi berbeda-beda, metoda

pengajaran, iklim kelas yang kondusif, pengukuran yang sesuai. Semua hal

tersebut akan mengarahkan mahasiswa menggunakan pendekatan belajar yang

(21)

Survey awal telah dilakukan pada 131 mahasiswa yang mengikuti mata

kuliah psikologi perkembangan dan wawancara pada 8 orang dosen. Dari survey

awal menunjukan 70 (49.77%) mahasiswa mengatakan memelajari materi

psikologi perkembangan apabila perlu seperti ketika akan menghadapi ujian,

mereka ingin memelajari psikologi perkembangan namun karena materi yang

harus dipelajari menurut mereka banyak sehingga memelajarinya selintas saja.

Ketika diminta dosen membaca buku acuan tidak selalu dilaksanakan karena

merasa kemampuan bahasa inggrisnya kurang (surface motive). Meskipun

demikian mereka merasa takut perolehan nilai kurang dari nilai minimal untuk

lulus. Selain mahasiswa empat orang dosen mengemukakan bahwa diperkirakan

10-20 % dari mahasiswa datang ketika kuliah sudah berlangsung, dan nampak

tidak terlalu bersemangat ketika mengikuti perkuliahan (surface motive). Seorang

dosen lain mengemukakan bahwa ketika perkuliahan sudah berlangsung beberapa

mahasiswa terlihat sering mengobrol (surface motive). Mahasiswa tersebut

(49,77%) mengemukakan pula bahwa dalam mengerjakan tugas berusaha asal

dapat diserahkan pada waktu yang telah ditentukan dosen, mereka juga mengakui

jarang belajar di perpustakaan kecuali apabila ada tugas yang harus dikerjakan.

Pertanyaan dari dosen lebih sering tidak dijawab, karena tidak memelajari

sebelumnya, mereka mengatakan baru belajar apabila ada kuis. Metoda ceramah

yang digunakan dianggap membosankan sehingga mahasiswa mengobrol dan

kurang terinspirasi untuk giat dan berfikir kritis mengolah materi yang diberikan.

Dalam menghadapi ujian mereka belajar dengan cara menghafal dan mengingat

(22)

13

Program Magister Psikologi Universitas Kristen Maranatha soal pilihan ganda karena meskipun materi psikologi perkembangan menarik

tetapi karena banyak sehingga merasa sulit apabila harus memelajari secara

mendalam ( surface strategy ). Pernyataan diatas selaras dengan yang

dikemukakan empat orang dosen yaitu bahwa ketika kuliah berlangsung

mahasiswa jarang bertanya mengenai materi kuliah dan ketika ditanya mahasiswa

tidak dapat menjawab dengan benar, ketika diskusi kelas mereka nampak sulit

mengemukakan argumentasi atau mengeluarkan ide nya, untuk tugas yang harus

diselesaikan terkesan asal selesai dan diserahkan pada waktunya. Keadaan yang

dikemukakan diatas baik dari mahasiswa maupun dosen merujuk pada pendekatan

belajar surface approach yaitu pendekatan belajar yang tujuannya adalah

menghindari kegagalan dengan upaya seminimal mungkin.

Berikutnya 61(46,56%) mahasiswa mengatakan psikologi perkembangan

merupakan mata kuliah penting karena dapat diterapkan dalam kehidupan nyata

sehingga merasa tertarik dan berminat serta berkomitmen untuk belajar lebih

mendalam (deep motive). Berkaitan dengan deep motive dua orang dosen

mengatakan bahwa meskipun ada yang terlambat masuk kelas tetapi banyak

diantara mahasiswa selalu datang tepat waktu dan nampak serius, berminat

mengikuti kuliah psikologi perkembangan (deep motive), bahkan mahasiswa

sering bertanya apabila ada yang tidak dimengerti, nilai ujian baik, membuat tugas

dengan baik dan tepat pada waktunya diserahkan kepada dosen, dalam diskusi

mereka aktif, dan dapat menjelaskan penerapan nyata dari teori dan memberi

contoh nyata dalam kehidupan sehari-hari (deep strategy). Dikemukakan

(23)

tetap berusaha memusatkan perhatian dan berusaha memahami materi dengan

cara membaca buku acuan, bertanya pada teman dan dosen apabila ada yang

kurang dipahami, mengaitkan materi baru yang telah diperoleh dengan

pengetahuan yang telah mereka miliki dan berusaha mengintegrasikan apa yang

mereka pelajari pada tugas maupun praktikum yang mereka lakukan, termasuk

kuis dan ujian yang harus mereka kerjakan meskipun dosen tidak memberi

feedbak, (deep strategy). Mereka menyatakan yakin akan lulus dengan nilai baik

dari psikologi perkembangan.

Hal-hal yang diungkapkan mahasiswa dan dosen tersebut mengarah pada

pendekatan belajar deep approach. Mahasiswa yang menggunakan pendekatan

belajar deep akan menunjukkan minat dan usaha yang kuat agar dapat mendalami

materi karena yang mereka butuhkan adalah pemahaman materi. Tugas–tugas

yang dirasa sulit lebih dianggap sebagai sesuatu yang menantang dalam

mengembangkan, memahami, menemukan arti dari materi pelajaran, dan

menemukan cara-cara baru ketika melihat fenomena tertentu, serta berupaya

mendapat pemahaman dan keterampilan baru (Van Rossum dan Schenk dalam

Biggs, 1987).

Koordinator mata kuliah psikologi perkembangan menyatakan bahwa

nampaknya banyak mahasiswa belajar hanya sekedar untuk lulus, padahal

kompetensi yang dituntut dari mata kuliah adalah agar mahasiswa bukan hanya

dapat mengingat tetapi mampu memahami secara mendalam materi psikologi

(24)

15

Program Magister Psikologi Universitas Kristen Maranatha matakuliah lain yaitu mata kuliah psikologi remaja, psikologi dewasa & usia

lanjut, psikologi keluarga, psikologi anak berbakat, psikologi klinis anak,

sertifikasi anak usia dini dan sebagai dasar untuk memelajari mata kuliah lain

diantaranya psikologi pendidikan, sertifikasi pendidikan, deteksi dini, psikologi

abnormal dan lain-lain. Dalam pendekatan belajar, motive dan strategy yang

digunakan akan menentukan bagaimana materi pelajaran yang diterima akan

diolah.

Dari paparan di atas dapat diketahui keragaman pendekatan belajar,

penggunaan pendekatan belajar yang berbeda menunjukkan hasil belajar yang

berbeda pula. Biggs, 1999 mengungkapkan bahwa mahasiswa yang

menggunakan deep approach dalam belajar akan menunjukkan hasil belajar yang

lebih baik. Sedangkan dalam surface approach lebih pada mereproduksi fakta

dan detil tetapi kurang dalam kualitas dari suatu tugas yang kompleks. Namun

demikian selain pendekatan belajar, dosen dan metoda mengajarnya (teaching

method) memegang peranan penting dalam menunjang tercapainya pemahaman

yang mendalam terhadap materi psikologi perkembangan. Seperti diungkapkan

bahwa dosen adalah figure kunci, sebagai akhli untuk berhasilnya proses

mengajar (e.g.,Berliner 1986; Leinhardt & Putnam 1987; Swanson, O’Connor & Cooney 1990). Dalam proses mengajar di kelas bagaimana menggunakan

beragam metoda mengajar, strategi pengajaran, menjelaskan topik secara efektif,

memanage pengetahuan dan kelas, akan terkait dengan kualitas dan hasil belajar

(25)

Yang dimaksud dengan metoda pembelajaran adalah cara-cara yang

dilakukan oleh dosen mata kuliah psikologi perkembangan yang menyangkut

penyajian materi pelajaran agar mahasiswa mencapai tuntutan kompetensi dari

psikologi perkembangan, yaitu mampu mengingat, memahami atau menangkap

makna dan mampu menjelaskan materi psikologi perkembangan anak seperti

teori, metoda penelitian perkembangan, aspek-aspek perkembangan anak usia

prenatal sampai dengan usia 12 tahun. Mahasiswa juga harus mampu

membandingkan teori menurut beberapa ahli dan mengkategorikan berdasar

kelompoknya, serta menggunakan dan menerapkannya dalam tugas akademik.

Beberapa metoda mengajar yang telah dilaksanakan dan akan dilakukan

perubahan terhadapnya adalah; metoda ceramah dengan memberi uraian materi

psikologi perkembangan, sehingga mahasiswa perlu mendengarkan, dan

mendapat kesempatan bertanya. Berikutnya diskusi kelas, dalam diskusi kelas

melibatkan mahasiswa dalam proses belajar mengajar, sehingga dapat diketahui

apakah mahasiswa telah memahami materi psikologi perkembangan atau tidak.

Metoda lainnya adalah tanya jawab dengan mengajukan pertanyaan–pertanyaan

terarah untuk mengetahui sejauh mana pemahaman mahasiswa mengenai topik

materi psikologi perkembangan. Berikutnya adalah pemberian tugas yaitu

kegiatan yang dilakukan mahasiswa seperti membuat ringkasan materi psikologi

perkembangan dari buku sumber atau membuat laporan hasil diskusi. Terakhir

adalah memberikan kuis dari topik – topik materi tertentu untuk mengetahui

kedalaman materi yang dipahami mahasiswa. Pemberian materi dengan

(26)

17

Program Magister Psikologi Universitas Kristen Maranatha perolehan nilai mahasiswa yang belum optimal seperti yang ditunjukkan dimuka

dan masih ada keluhan dari mahasiswa. Dalam penelitian ini pengubahan metoda

pembelajaran yang digunakan adalah menambah metoda mengajar dengan

cooperative learning dan colaborative learning dan meningkatkan kualitas

penggunaan diskusi kelas dan diskusi kelompok agar kemampuan mahasiswa

mengarah ke deep approach.

Atas dasar data-data hasil survey awal yang telah di ungkapkan dimuka

yang diketahui learning approach mahasiswa masih lebih banyak yang mengarah

ke surface approach, dan perolehan nilai mahasiswa rata-rata berada di nilai C,

maka berdasar kondisi tersebut peneliti tertarik untuk melakukan penelitian lebih

lanjut dimana yang menjadi sorotan utama penelitian adalah metoda mengajar

dosen. Bertujuan agar mahasiswa psikologi perkembangan yang pada awalnya

menggunakan pendekatan belajar surface approach diharapkan dapat diubah

menjadi menggunakan pendekatan belajar deep approach dan mendapat hasil

belajar yang optimal.

1.2.Rumusan Masalah

Peneliti menyusun rancangan perubahan metoda mengajar dosen agar

mahasiswa peserta mata kuliah psikologi perkembangan angkatan 2010 yang

menggunakan surface approach berubah menjadi menggunakan deep approah

dalam memelajari materi psikologi perkembangan. Metode ini akan diuji cobakan

pada mahasiswa mata kuliah psikologi perkembangan, untuk mengetahui; apakah

(27)

perkembangan sebelum dan setelah diberikan perlakuan berupa pengubahan

metoda pembelajaran yang berorientasi pada deep teaching method.

1.3. Maksud dan Tujuan

1.3.1. Maksud Penelitian

Maksud penelitian ini adalah mengetahui perubahan learning approach

(motive dan strateginya) pada mahasiswa angkatan 2010 peserta matakuliah

psikologi perkembangan di fakultas psikologi Universitas Kristen Maranatha yang

menggunakan pendekatan belajar surface approach, setelah dosen menggunakan

metoda pembelajaran yang berorientasi pada deep teaching method.

1.3.2. Tujuan Penelitian

Tujuan penelitian adalah untuk mengetahui dampak penggunaan metoda

pembelajaran yang berorientasi pada deep teaching method yang diberikan pada

mahasiswa angkatan 2010 fakultas psikologi Universitas Kristen Maranatha yang

mengikuti matakuliah psikologi perkembangan, dengan melihat score mahasiswa

yang menggunakan learning approach surface.

1.4. Kegunaan Penelitian

1.4.1. Kegunaan Teoritis

1. Hasil penelitian ini dapat digunakan sebagai sumber informasi bagi

(28)

19

Program Magister Psikologi Universitas Kristen Maranatha dengan melalui pemberian metoda mengajar yang berorientasi pada

deep teaching method.

2. Sebagai sumbangan ide bagi peneliti lain khususnya di bidang

psikologi pendidikan sebagai bahan pertimbangan untuk melakukan

penelitian lanjutan mengenai learning approach.

1.4.2. Kegunaan Praktis.

1. Bagi dosen matakuliah psikologi perkembangan, sebagai bahan

pertimbangan untuk menggunakan metoda mengajar yang

berorientasi pada deep teaching method dalam rangka

mengoptimalkan kualitas belajar mahasiswa.

2. Memberikan informasi kepada fakultas psikologi UKM mengenai

metoda pembelajaran yang berorientasi pada deep teaching method

yang sesuai dengan tuntutan kompetensi dari mata kuliah psikologi

perkembangan agar dapat mengubah learning approach para

mahasiswa dan berdampak pada hasil belajar masing-masing

1.5. Metodologi

Penelitian ini untuk mengetahui perubahan penggunaan learning

approach yang berdampak pada peningkatan kualitas hasil belajar pada

mahasiswa angkatan 2010 peserta psikologi perkembangan sebelum dan sesudah

dosen menggunakan metoda pembelajaran psikologi perkembangan yang

(29)

Rancangan penelitian digambarkan sebagai berikut :

Alat Ukur yang digunakan adalah alat ukur learning approach dari R-SPQ-2F

(The Revised Two Factor Student Process Questionaire) dari John Biggs (1993)

yang dimodifikasi oleh peneliti. Alat ukur berupa kuesioner yang menggambarkan

diri responden dan terdiri atas dua kelompok yaitu deep approach dan surface

approach. Kedua kelompok terbagi dalam empat komponen yaitu deep motive,

deep strategy, surface motive dan surface strategy.

Sampel penelitian adalah mahasiswa yang mengikuti matakuliah psikologi

perkembangan dan menggunakan pendekatan belajar surface approach.

(30)

122

Program Magister Psikologi Universitas Kristen Maranatha

BAB V

SIMPULAN DAN SARAN

5.1. Simpulan

Dari hasil dan pembahasan tentang penggunaan deep teaching method

pada kelompok mahasiswa angkatan 2010 peserta mata kuliah psikologi

perkembangan yang mengggunakan pendekatan belajar surface approach di

fakultas psikologi Universitas Kristen Maranatha dapat ditarik simpulan sebagai

berikut :

- Deep teaching method sebagai salah satu dari experiences in learning

institution efektif mengubah learning approach mahasiswa dari surface

approach manjadi deep approach.

- Setelah mengikuti kuliah dengan menggunakan metoda yang berorientasi

deep teaching method, menunjukkan bahwa sebagian besar mahasiswa

yang menggunakan surface approach mengalami perubahan yang

significan menjadi menggunakan deep approach dalam memelajari

psikologi perkembangan.

- Deep teaching method meningkatkan pemahaman mahasiswa angkatan

2010 pada matakuliah psikologi perkembangan.

- Orang tua yang memiliki jenjang pendidikan minimal SLTA akan

menuntut mahasiswa untuk belajar dengan menggunakan deep approach.

(31)

- Dosen yang mendorong mahasiswa menggunakan segenap kemampuannya

dalam memelajari materi kuliah dengan mengoptimalkan pemikirannya

dari recalling sampai dengan evaluasi sesuai Taxonomi Bloom. Hal

tersebut berakibat pada peningkatan pemahaman materi dan mendorong

pengubahan learning approach dari surface menjadi deep approach.

- Teman sebaya mendorong mahasiswa untuk berdiskusi, sharing secara

timbal balik sehingga meningkatkan pemahaman terhadap materi

psikologi perkembangan yang berikutnya dapat mengubah learning

approach dari surface approach menjadi deep approach.

5.2. Saran

Berdasar hasil penelitian dan berdasar kelemahan metodologis diajukan

beberapa saran sebagai berikut:

Saran Teoritis :

- Sebagai sumbangan ide bagi peneliti lain khususnya di bidang psikologi

pendidikan sebagai bahan pertimbangan untuk melakukan penelitian

lanjutan mengenai metoda mengajar yang dapat meningkatkan kualitas

belajar mahasiswa.

- Pada peneliti lain untuk meneliti mengenai upaya pengubahan locus of

(32)

124

Program Magister Psikologi Universitas Kristen Maranatha

- Pada peneliti lain disarankan untuk meneliti bagimana peran orang tua

dalam meningkatkan learning approach surface menjadi learning

approach deep.

- Pada peneliti lain disarankan untuk meneliti bagaimana peran dosen dalam

meningkatkan learning approach surface menjadi learning approach deep.

- Pada peneliti lain disarankan untuk meneliti peran teman dalam

meningkatkan learning approach surface menjadi learning approach deep

Saran Guna Laksana :

- Bagi dosen matakuliah psikologi perkembangan, sebagai bahan

pertimbangan untuk menggunakan metoda pembelajaran yang berorientasi

pada deep teaching method dalam rangka mengoptimalkan kualitas dan

hasil belajar mahasiswa.

- Pada dosen untuk mempertimbangkan mengembangkan metoda

pembelajaran di sesuaikan dengan kompetensi yang diharapkan oleh mata

kuliah binaannya.

- Memberikan informasi kepada fakultas psikologi Universitas Kristen

Maranatha mengenai metoda pembelajaran yang berorientasi pada deep

(33)

- Kepada fakultas psikologi dapat memersiapkan dosen dengan melalui

pelatihan agar menggunakan metoda pembelajaran yang berorientasi pada

deep teaching method dalam proses pembelajaran dan disesuaikan dengan

kompetensi yang diharapkan dari matakuliah binaannya.

- Kepada fakultas psikologi agar program pembelajaran yang berorientasi

pada deep teaching method berhasil dengan baik dan learning approach

mahasiswa menjadi deep approach, perlu menambah sarana dan prasarana

pendukung antara lain buku-buku referensi, komputer, LCD projector,

WIFI, fasilitas audiovisual yang baik, ruangan.

- Kepada fakultas psikologi dapat menambah sarana dan prasarana, untuk

mendukung optimalisasi proses kegiatan belajar mengajar agar learning

(34)

126

Program Magister Psikologi Universitas Kristen Maranatha DAFTAR PUSTAKA

Arends. Richard. (2004) Learning To Teach, New York : Mc Graw Hill.Comp.Inc.

Biggs, John B., Phillip J Moore. (1993) The Process of Learning, 3th ed. New York : Prentice Hall.

___________ (2002) Teaching for Quality Learning At University, 2nd. Singapore : National Institute of Education.

___________(2001) The Revised two- factor study Process Questionnaire : R-SPQ-2F. Great Britain : The British Psyhological Society.

Buskit.William & Davis. Stephen. (2006) Handbook Of Teaching Of Psychology. USA : Blackwell Publishing Ltd.

Campbell, Donald T & Stanley, Julian C.(1963) Experimental and Quasi Experimental Design For Research. Rand Mc Nally College Publishing Company.

Friedenberg, Lisa. (1995) Psychological Testing : Design, Analysis, and Use Massachusett : Allyn & Bacon A. Simon & Schuster Company.

Fry. Heather, Steve Ketteridge and Stephanie Marshall. (2003) A Handbook For Teaching and Learning in Higher Education. Second edition. London : Kogan Page Limited.

Gage, N. L & Berliner, David C.(1998) Educational Psychology 6th edition. Boston New York : Houghton Mifflin Company.

Graziano, Anthony M. & Raulin, Michael. (2000) Research Methods: A Process of Inquiry, 4th edition. Needham height : A Pearson Education Company.

Gulo, W. (2002) Metodologi Penelitian. Jakarta : PT Gramedia Widiasarana Indonesia.

(35)

Kirkpatrick, Donald L. (1988) Evaluation Training Program, 3rd ed. San Fransisco : Berret-Koehler Publishers, Inc.

_____________(2006) Evaluating Training Programs, 3rd ed. San Fransisco : Berret-Koehler Publishers, Inc.

Ormrod. Jeane Ellis. Eduational Psychology Developing Learners, 5thEdition. New Jersey : Pearson Eduation,Inc.

Pintrich, Paul R., Schunk, Dale H. Motivation in Education Theory, Research .and Applications.2nd, Edition. New Yersey Columbus, Ohio : Pearson

Education, Inc.

Santrock, John W. (1994) Life Span Development. Second Edition. Dubuque, Iowa : Wm. C. Brown Publishers.

(2003) Adolesence. Jakarta : Erlangga.

Siegel, Sidney.(1997) Statistika Nonparametrik untuk Ilmu-Ilmu Sosial. Jakarta : PT. Gramedia.

Sitepu, Nirwana S. K.(1999) Analisis Korelasi. Bandung : Unit Pelayanan Statistika FMIPA Universitas Padjadjaran.

Winkel, W. S. (1983) Psikologi Pendidikan dan Evaluasi Belajar. Jakarta : PT Gramedia.

Gambar

Tabel

Referensi

Dokumen terkait

Berdasarkan uraian di atas, perlu dilakukan penelitian ini untuk mengetahui Konsentrasi Hambat Minimun (KHM) minyak atsiri daun jeruk sambal ( Citrus microcarpa Bunge),

loading dalam MPL akan meningkatkan strukturmikro lapisan yang mendukung pemanfaatan katalis lebih tinggi dan efisien di permukaan [4].Variasi komposisi nafion ionomer dan

Pengamatan hama, penyakit dan musuh alami tanaman Jagung dilakukan pada setiap stadia pertumbuhan tanaman jagung dengan mengamati secara langsung pada setiap

Langkah-langkah penanaman bibit mete di dalam lubang tanam adalah : Lubang tanam ditutup dengan tanah seperti semula, yakni lapisan tanah bagian bawah dimasukkan ke

Hasil dari penelitian ini menunjukkan bahwa perlindungan hukum terhadap kelapa kopyor sebagai potensi komoditas Indikasi Geografis Kabupaten Pati hanya dapat diperoleh jika

Hayek (1945) menjelaskan bahwa keuntungan desentralisasi fiskal ialah efisiensi alokasi belanja karena dibandingkan dengan pempus, pemprov, dan pemkab/kota berlokasi

Penetapan Daftar Lokasi dan Alokasi Bantuan Langsung Masyarakat (BLM) PNPM Mandiri Tahun Anggaran (T.A.) 2012 dilakukan melalui proses konsultasi dan koordinasi yang intensif

[r]