PENERAPAN PENDEKATAN CONTEXTUAL TEACHING AND
LEARNING (CTL) UNTUK MENINGKATKAN PEMAHAMAN KONSEP
MATEMATIKA
SKRIPSI
Diajukan Untuk Memenuhi Sebagai Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan
Program Studi Pendidikan Guru Sekolah Dasar
Oleh
Nika Ladipa
1104768
PROGRAM STUDI PENDIDIKAN GURU SEKOLAH DASAR
DEPARTEMEN PEDAGOGIK
FAKULTAS ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS PENDIDIKAN INDONESIA
PENERAPAN PENDEKATAN CONTEXTUAL TEACHING AND LEARNING (CTL) UNTUK MENINGKATKAN PEMAHAMAN KONSEP
MATEMATIKA
Oleh Nika Ladipa
Sebuah skripsi yang diajukan untuk memenuhi sebagian dari syarat memperoleh gelar Sarjana Pendidikan Program Studi Pendidikan Guru Sekolah Dasar
© Nika Ladipa 2015 Universitas Pendidikan Indonesia
Juni 2015
Hak Cipta dilindungi undang-undang.
PENERAPAN PENDEKATAN CONTEXTUAL TEACHING AND
LEARNING (CTL) UNTUK MENINGKATKAN PEMAHAMAN KONSEP
MATEMATIKA
Nika Ladipa
NIM 1104768
ABSTRAK
Penelitian ini berkenaan dengan penerapan pendekatan Contextual Teaching And Learning (CTL) untuk meningkatkan pemahaman konsep matematika yang dilakukan pada salah satu sekolah dasar yang berada di Kota Bandung dengan banyak siswa 26 orang. Latar belakang penelitian ini adalah rendahnya pemahaman konsep matematika pada siswa kelas sekolah dasar yang disebabkan oleh pembelajaran konvensional yang berpusat pada guru. Secara umum, tujuan penelitian ini adalah untuk mendapatkan deskripsi pelaksanaan penerapan pendekatan Contextual Teaching And Learning (CTL) untuk meningkatkan pemahaman konsep matematika pada mata pelajaran matematika materi luas persegi panjang dan persegi. Metode penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah Penelitian Tindakan Kelas dengan menggunakan model Kemmis Mc. Tagart dalam dua siklus. Teknik pengumpulan data dalam penelitian ini adalah observasi dan tes evaluasi. Bentuk analisis data dalam penelitian adalah teknik analisis deskriptif yang meliputi reduksi data, penyajian data, dan penarikan kesimpulan. Pelaksanakan pembelajaran dengan menerapkan pendekatan Contextual Teaching And Learning (CTL) dapat meningkatkan aktivitas guru dan siswa saat pembelajaran dan pemahaman konsep matematika. Pada siklus I presentase pencapaian KKM 53,84%. Pada siklus II mengalami peningkatan dengan presentase pencapaian KKM 84,42%. Sehingga penerapan pendekatan Contextual Teaching And Learning (CTL) dapat menjadi salah satu alternative yang dapat diterapkan oleh guru dalam usaha meningkatkan pemahaman konsep matematika.
IMPLEMENTATION APPROACH CONTEXTUAL TEACHING AND
LEARNING (CTL) TO IMPROVE UNDERSTANDING THE CONCEPT
OF MATHEMATICS
Nika Ladipa
NIM 1104768
ABSTRACT
This research approach with regard to the application of Contextual Teaching And Learning (CTL) to improve the understanding of mathematical concepts carried out in one elementary school in the city of Bandung with many students 26 people. The background of this study is the lack of understanding of mathematical concepts in elementary school grade students caused by conventional learning teacher centered. In general, the purpose of this study was to obtain a description of the implementation of the application of the approach Contextual Teaching And Learning (CTL) to improve the understanding of mathematical concepts in mathematics content area of a rectangle and square. The method used in this research is classroom action research using a model Kemmis Mc. Tagart in two cycles. Data collection techniques in this study is the observation and evaluation tests. Form of data analysis in this research is descriptive analysis techniques which include data reduction, data presentation, and conclusion. Implementing learning by applying the approach of Contextual Teaching And Learning (CTL) can increase the activity of teachers and students during the learning and understanding of mathematical concepts. In the first cycle the percentage achievement of KKM 53.84%. In the second cycle increased with the percentage of 84.42% KKM achievement. So that the application of the approach Contextual Teaching And Learning (CTL) can be one alternative that can be applied by teachers in an effort to improve understanding of mathematical concepts.
DAFTAR ISI
ABSTRAK ... i
KATA PENGANTAR ... ii
UCAPAN TERIMA KASIH ... iii
DAFTAR ISI ... v
DAFTAR TABEL ... vii
DAFTAR GAMBAR ... viii
DAFTAR DIAGRAM ... ix
DAFTAR LAMPIRAN ... x
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah ... 1
B. Rumusan Masalah ... 3
C. Tujuan Penelitian ... 4
D. Manfaat Penelitian ... 4
BAB II KAJIAN PUSTAKA A. Hakikat Matematika ... 6
B. Pemahaman Konsep Matematika ... 7
C. Pendekatan Contextual Teaching And Learning (CTL) ... 8
D. Penelitian yang Relevan ... 13
E. Kerangka Berpikir ... 14
F. Definisi Operasional ... 15
BAB III METODE DAN PROSEDUR PENELITIAN A. Metode Penelitian ... 17
B. Desain Penelitian ... 18
C. Lokasi Penelitian ... 18
D. Subjek Penelitian ... 19
E. Waktu Penelitian ... 19
F. Instrumen Penelitian ... 20
H. Pengolahan dan Analisis Data ... 24
BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Deskripsi Data Awal Penelitian ... 28
B. Deskripsi Pelaksanaan Penelitian ... 28
C. Keterbatasan Penelitian ... 56
BAB V SIMPULAN DAN REKOMENDASI A. Simpulan ... 57
B. Rekomendasi ... 57
DAFTAR PUSTAKA ... 59
LAMPIRAN-LAMPIRAN ... 61
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah
Pendidikan yang sedang berkembang pada saat ini sangat
diperlukannya suatu peningkatan kualitas. Untuk mencapai hal tersebut
mengharuskan orang-orang yang terlibat dalam dunia pendidikan terutama
guru dituntut memiliki strategi khusus untuk menciptakan generasi muda
yang berkualitas dan mandiri dalam hal pendidikan. Mengingat jaman yang
semakin maju, generasi muda sangatlah diharapkan untuk ikut berpartisipasi
dalam meningkatkan kualitas pendidikan.
Salah satu permasalahan yang terdapat dalam dunia pendidikan saat
ini adalah kurang optimalnya kualitas pendidikan. Terlihat dari lemahnya
proses kegiatan pembelajaran di sekolah dasar yang masih kurang beravariatif
dalam menggunakan metode, pendekatan bahkan model pembelajaran.
Ketepatan guru dalam menggunakan pendekatan pembelajaran yang akan
digunakan dalam suatu proses kegiatan pembelajaran akan dapat menarik
minat serta memotivasi siswa untuk belajar terutama pada mata pelajaran
matematika. Optimalnya kualitas pendidikan dapat dilihat dari hal yang
terkecil yaitu pada proses pembelajaran yang dilakukan di sekolah dasar
dengan menggunakan metode atau pendekatan tertentu.
Tujuan untuk meningkatkan kualitas pendidikan akan tercapai apabila
siswa mengalami belajar. Belajar yang dimaksud adalah proses perubahan ke
arah yang lebih maju dari seseorang dalam beberapa hal yaitu pengetahuan,
sikap dan tingkah laku, keterampilan, kemampuan, dan terutama pada
pemahaman siswa.
Pemahaman konsep adalah penguasaan materi pelajaran yang dimana
siswa dapat mengungkapkan kembali ke dalam bentuk lain serta mampu
mengaplikasikannya. Sedangkan pemahaman konsep matematika merupakan
suatu penguasaan materi pembelajaran matematika yang dimana siswa
2
serta konsep-konsep yang berhubungan dengan angka ke dalam bentuk lain
yang mudah dimengerti orang lain.
Matematika memiliki sifat abstrak, yang menyebabkan banyak siswa
kesulitan dalam memahami konsep matematika terutama pada materi luas
persegi dan persegi panjang. Ini menjadi salah satu masalah besar bagi siswa
Sekolah Dasar, karena mengingat siswa di Sekolah Dasar masih berpikir
secara konkret maka diperlukannya pembelajaran yang bermakna dan dapat
melibatkan siswa secara langsung agar siswa dapat memahami konsep
matematika dengan baik.
Kenyataan demikian terjadi pada siswa kelas III di SD Negeri
Cihampelas 3 Kota Bandung. Mereka banyak menemui kesulitan memahami
konsep matematika pada materi luas persegi dan persegi panjang. Kesulitan
ini disebabkan karena proses pembelajaran yang konvensional dimana guru
yang mendominasi kegiatan pembelajaran, sehingga siswa tidak terlibat
langsung dalam proses kegiatan pembelajaran. Dan juga ketika saya
melakukan obeservasi di kelas, masalah ini terlihat pada proses pembelajaran
bahwa banyak siswa yang bermalas-malasan untuk belajar matematika, serta
tidak sedikit juga yang selalu bertanya berulang kali tentang materi tersebut
jika sedang mengerjakan soal latihan. Tanya jawab yang saya lakukan
sementara kepada siswa dan guru wali kelasnya mengenai pembelajaran
matematika ini, bahwa pada umumnya siswa merasa bosan terhadap kegiatan
pembelajaran matematika yang biasa dilakukan dengan metode konvensional
saja sehingga pemahaman konsep pada mata pelajaran matematika siswa
sangat kurang. Seharusnya sebelum melakukan suatu kegiatan proses
pembelajaran seorang guru harus menentukan suatu metode, pendekatan
bahkan model pembelajaran yang sesuai yang akan digunakan agar tujuan
pembelajaran dapat tercapai.
Permasalahan yang didapat dari hasil observasi yang saya lakukan
yakni bagaimana upaya guru dalam meningkatkan pemahaman konsep
matematika siswa dengan menggunakan pendekatan pembelajaran yang
sesuai. Salah satu pendekatan yang sesuai dengan masalah tersebut adalah
3
Dalam penerapannya, pendekatan CTL ini menekankan siswa terlibat secara
langsung dan penuh untuk dapat menemukan bahkan mengaitkan antara
materi yang diajarkan guru dengan situasi dunia nyata siswa dan mendorong
siswa untuk membuat hubungan antara pengetahuan yang dimilikinya dengan
penerapannya dalam kehidupan mereka sebagai anggota masyarakat. Pada
umumnya guru hanya mengajar sesuai dengan kurikulum yang tersedia saja
tanpa menggunakan metode bahkan pendekatan pembelajaran yang bervariasi
dan kreatif, sehingga muncul lah permasalahan kurangnya pemahaman
konsep siswa terhadap mata pelajaran matematika. Dengan cara penerapan
pendekatan Contextual Teaching And Learning (CTL) diharapkan siswa
belajar lebih aktif dan dapat membangun pengetahuannya sendiri terutama
pada materi luas persegi panjang dan persegi mengingat pendekatan
Contextual Teaching And Learning (CTL) ini menekankan siswa untuk
terlibat langsung dalam kegiatan pembelajaran serta siswa dapat menemukan
sendiri inti dari materi dan jawaban dalam setiap pertanyaan.
Berdasarkan latar belakang masalah di atas, maka peneliti berminat
untuk melaksanakan penelitian dengan judul “Penerapan Pendekatan
Contextual Teaching And Learning (CTL) Untuk Meningkatkan Pemahaman
Konsep Matematika”. Dengan adanya penelitian ini, diharapkan ada
peningkatan pemahaman konsep matematika pada materi luas persegi
panjang dan persegi yang dilaksanakan di SD Negeri Cihampelas 3 Kota
Bandung.
B. Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang masalah penelitian, maka rumusan umum
masalah penelitian ini adalah mengetahui “bagaimana bentuk penerapan
pendekatan Contextual Teaching And Learning (CTL) di kelas III SD pada
mata pelajaran Matematika?” Untuk menjawab masalah itu, penulis jabarkan
4
1. Bagaimanakah pelaksanaan pembelajaran matematika di kelas III SD
dengan menerapkan pendekatan Contextual Teaching And Learning
(CTL)?
2. Bagaimanakah peningkatan pemahaman konsep matematika pada siswa
kelas III SD pada pembelajaran matematika dengan menerapkan
pendekatan Contextual Teaching And Learning (CTL)?
C. Tujuan Penelitian
Tujuan yang akan dicapai oleh peneliti adalah menjawab pertanyaan
yang telah dirumuskan pada rumusan masalah, maka tujuan dari penelitian ini
adalah :
1. Untuk mendeskripsikan pelaksanaan pembelajaran matematika di kelas
III SD dengan menerapkan pendekatan Contextual Teaching And
Learning (CTL).
2. Untuk mendeskripsikan peningkatan pemahaman konsep matematika
pada siswa kelas III SD pada pembelajaran matematika dengan
menerapkan pendekatan Contextual Teaching And Learning (CTL).
D. Manfaat Penelitian
Penelitian ini diharapkan dapat bermanfaat :
1. Manfaat Teoritis
Memberikan masukan bagi semua pihak yang terlibat dalam
dunia pendidikan untuk memberikan variasi dan memperbaiki serta
meningkatkan kualitas pembelajaran yang disesuaikan dengan tujuan,
materi, karakteristik siswa dan kondisi pembelajaran.
2. Manfaat Penulis
1. Bagi Penulis
1) Dengan penelitian ini, diharapkan kemampuan penulis dalam
mengembangkan potensi dan kebenaran siswa meningkat,
sehingga pembelajaran lebih menarik, menyenangkan dan
5
2) Penelitian ini diharapkan dapat meningkatkan kemampuan
penulis dan menjadi sebuah alternatif pembelajaran untuk
meningkatkan prestasi dan potensi siswa.
2. Bagi Siswa
Siswa dapat pengalaman belajar baru dengan pendekatan
pembelajaran yang bervariatif dan diharapkan dapat memberikan
peningkatan kualitas belajar, pemahaman konsep dan hasil
belajarnya.
3. Bagi Sekolah
Penelitian ini dapat dijadikan masukan kebijakan dalam
upaya meningkatkan proses belajar mengajar (PBM) dalam rangka
BAB III
METODE DAN PROSEDUR PENELITIAN
A. Metode Penelitian
Metode yang digunakan pada penelitian ini adalah metode Penelitian
Tindakan Kelas (Classroom Action Research). Penelitian Tindakan Kelas
(PTK) merupakan penelitian pembelajaran yang berkonteks kelas yang
dilaksanakan oleh guru untuk memecahkan masalah pembelajaran yang
terjadi di kelas, memperbaiki peningkatan hasil pembelajaran, dan bahkan
mencoba hal-hal baru seperti menggunakan model atau pendekatan
pembelajaran yang sesuai untuk suatu permasalahan demi meningkatnya
pemahaman dan hasil belajar siswa. Menurut Dave Ebbutt (dalam Hopkins
yang diterjemahkan oleh Achmad Fawarid 2011, hlm. 88) bahwa penelitian
tindakan ‘Merupakan studi sistematis yang dilaksanakan oleh sekelompok
partisipan untuk meningkatkan praktik pendidikan dengan tindakan-tindakan
praktis mereka sendiri dan refleksi mereka terhadap pengaruh dari tindakan
itu sendiri’.
Jadi secara singkat PTK dapat didefinisikan sebagai suatu bentuk
penelitian yang bersifat reflektif dengan melakukan tindakan-tindakan
tertentu agar dapat memperbaiki dan atau meningkatkan praktek-praktek
pembelajaran di kelas secara lebih profesional.
Pelaksanaan penelitian tindakan kelas ini dilaksanakan sesuai dengan
prosedur PTK yang melalui proses pengkajian berdaur, yang terdiri dari 4
tahap, yaitu merencanakan, melakukan pelaksanaan, mengamati dan
melakukan refleksi. Penelitian ini berlangsung secara bersamaan dengan
pelaksanaan proses pembelajaran sesungguhnya dimana peneliti berperan
sebagai guru yang menerapkan pendekatan Contextual Teaching And
18
B. Desain Penelitian
Desain penelitian tindakan kelas yang digunakan dalam penelitian ini
adalah desain penelitian berbentuk siklus dari Kemmis dan Mc Taggart (dalam
Arikunto, 2013, hlm. 137). Desain ini menggunakan empat komponen
penelitian tindakan, yaitu perencanaan, pelaksanaan, pengamatan, dan refleksi
dalam suatu sistem spiral yang saling terkait antara satu langkah dengan
langkah berikutnya.
Desain spiral ini merupakan model siklus berulang berkelanjutan,
dengan harapan pada setiap pelaksanaan menunjukan peningkatan sesuai
perubahan dan perbaikan yang ingin dicapai. Adapun desain penelitian yang
[image:14.595.167.507.320.579.2]lebih jelas dapat dilihat pada gambar berikut ini:
Gambar 3.1 Penelitian Tindakan Kelas Model Kemmis dan Mc
Taggart
C. Lokasi Penelitian
Penelitian ini dilakukan di salah satu SD Negeri Kota Bandung.
Sekolah ini berada di Jl Cihampelas No. 280 Kecamatan Coblong Kota
Bandung. Lokasi sekolah sangat strategis karena berada di tengah kota
Siklus I
Perencanaan
Tindakan
Observasi Refleksi
Siklus II
Perencanaa
Tindakan
Observasi Refleksi
19
Adapun alasan peneliti memilih lokasi untuk melakukan penelitian di
SD tersebut, karena sekolah tersebut tempat dimana peneliti sedang
melaksanakan Program Latihan Profesi (PLP) serta banyak ditemukannya
masalah-masalah di dalam kelas terutama kelas III pada mata pelajaran
Matematika yang dimana kelas III ini berposisi sebagai kelas rendah.
D. Subjek Penelitian
Subjek penelitian dari kegiatan penelitian ini adalah siswa kelas III
dengan jumlah siswa 26 orang, terdiri dari 15 laki-laki dan 11 perempuan.
Dimana hampir semua siswa masih bermasalah dengan pemahaman konsep
matematika terhadap materi luas persegi dan persegi panjang. Subyek
penelitian yang diambil sebanyak satu kelas yang berjumlah 26 orang siswa.
Rata-rata untuk latar belakang keluarga siswa ialah termasuk keluarga
menengah ke bawah. Banyak siswa juga yang rumahnya di dekat sekitar
sekolah.
E. Waktu Penelitian
Pelaksanaan penelitian direncanakan pada semester II tahun ajaran
2014/2015 di mulai dari bulan Maret 2015 sampai bulan Juli 2015. Dimana
pada bulan Maret 2015 peneliti memulai penelitian dengan melakukan
observasi untuk mengetahui permasalahan yang terdapat pada sekolah
tersebut. Kemudian setelah mendapatkan permasalahan dari hasil observasi
barulah peneliti mencari solusi untuk menyelesaikan masalah tersebut dengan
menggunakan metode penelitian tindakan kelas. Setelah itu pada bulan Maret
peneliti mengajukan sebuah proposal penelitian. Kemudian setelah proposal
disetujui, peneliti melakukan bimbingan dengan dosen pembimbing serta
menyiapkan instrumen untuk mengumpulkan data. Sedangkan penelitian
untuk siklus I dilakukan pada bulan April 2015 sampai siklus berikutnya yang
20
F. Instrumen Penelitian
Instrumen adalah alat yang digunakan untuk mengumpulkan data,
adapun intrumen penelitian yang akan digunakan dalam penelitian kali ini
adalah:
a. Instrumen Pembelajaran
Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP)
Instrumen pembelajaran digunakan selama pembelajaran
berlangsung yaitu Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP). Rencana
Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) dibuat sebagai pedoman dalam
pelaksanaan pembelajaran. Setiap siklus terdiri dari satu RPP yang
memuat Standar Kompetensi (SK), Kompetensi Dasar (KD), Indikator
Capaian Kompetensi (ICK), tujuan pembelajaran, materi pokok, metode
pembelajaran, sumber, alat/media pembelajaran, evaluasi, dan
langkah-langkah pembelajaran.
Lembar Kerja Siswa (LKK)
Lembar Kerja Kelompok memuat masalah-masalah yang harus
diselesaikan oleh siswa dalam proses pembelajaran. Lembar Kerja
Kelompok digunakan pedoman atau prosedur agar siswa aktif dalam
kelompok untuk melakukan eksplorasi terbimbing.
b. Instrumen Pengumpulan Data Lembar Observasi
Lembar observasi digunakan untuk mengumpulkan data berupa
deskripsi kegiatan pembelajaran meliputi aktivitas guru, aktivitas siswa,
dan interaksi antara guru dan siswa selama pembelajaran berlangsung
dengan menerapkan pendekatan Contextual Teaching and Learning
(CTL). Observasi ini dilakukan oleh observer, dan hasilnya akan
dijadikan dasar dari refleksi dan tindakan yang dilakukan selanjutnya. Tes Evaluasi Kemampuan Pemahaman Konsep
Lembar tes evaluasi ini berbentuk tes uraian yang diberikan kepada
setiap siswa yang terdiri dari 4 soal. Lembar tes evaluasi diberikan pada
21
Pemberian lembar tes evaluasi ini dilaksanakan disetiap siklus dan
dikerjakan secara individu.
G. Prosedur Penelitian
Penelitian ini dilakukan bertujuan untuk mengetahui pemahaman
konsep matematika siswa kelas III di salah satu SD Negeri Kota Bandung
pada materi luas persegi panjang dan persegi dengan model siklus secara
berulang dan berkelanjutan (spiral) yang berarti semakin lama diharapkan
semakin meningkat perubahan dan pencapaian hasilnya.
Sebelum penelitian ini dimulai peneliti terlebih dahulu melakukan
persiapan dengan mempersiapkan segala sesuatu yang dibutuhkan, dan
peneliti melakukan tahap pendahuluan setelah itu peneliti akan melakukan
tahap tindakan.
a. Tahap Persiapan
1) Mengurus surat perizinan dari pihak prodi
2) Meminta izin penelitian kepada kepala sekolah di salah satu SD
Negeri Kota Bandung
3) Observasi terhadap situasi kelas serta siswa kelas III di salah satu SD
Negeri Kota Bandung
4) Pembuatan proposal
5) Pembuatan instrumen
b. Tahapan Tindakan
Pada tahap tindakan ini peneliti akan melakukan pelaksanaan dimana
setiap siklus terdiri dari satu kali pertemuan sebagai berikut:
Siklus I
(1) Perencanaan (Planning)
Sebelum melakukan pembelajaran peneliti menentukan materi pokok
yang akan diajarkan, yaitu luas persegi panjang, kemudian peneliti
menentukan Indikator Capaian Kompetensi (ICK) pada materi luas
persegi panjang, merancang materi dengan menyesuaikan Standar
Kompetensi dan Kompetensi Dasar, membuat Rencana Pelaksanaan
22
CTL, menyiapkan instrumen evaluasi pembelajaran yang dibuat
berdasarkan indikator pemahaman konsep dan ICK, membuat
instrumen penelitian berupa lembar observasi guru dan siswa,
membuat media pembelajaran, melakukan kesepakatan dengan
observer.
(2) Pelaksanaan (Acting)
Pada tahap pelaksanaan ini peneliti melakukan apa yang sudah dibuat
pada perencanaan. Sebelumnya peneliti memberikan lembar
observasi kepada observer, melakukan pembelajaran siklus I dengan
menerapkan CTL pada materi luas persegi panjang, melakukan tes
siklus I untuk mendapatkan data mengenai kemampuan pemahaman
konsep matematika siswa pada materi luas persegi panjang.
Pelaksanaan ini berlangsung dikelas dalam proses belajar mengajar.
(3) Pengamatan (Observation)
Pengamatan dilaksanakan pada kegiatan pembelajaran oleh observer
pada saat di dalam kelas. Adapun yang diamati oleh observer adalah
aktivitas guru dan siswa serta hubungan antara penerapan pendekatan
CTL terhadap pembelajaran matematika pada materi luas persegi
panjang.
(4) Refleksi (Reflecting)
Pada tahap refleksi ini membahas mengenai semua data yang didapat
kemudian dianalisis dari penelitian siklus I. Semua hal yang telah
ditemukan pada saat pelaksanaan semuanya dibahas pada tahap
refleksi ini agar kekurangan atau kelemahan yang ada dapat
diperbaiki dan dilaksanakan lagi untuk siklus berikutnya pada siklus
II.
Siklus II
(1) Perencanaan (Planning)
Sebelum melakukan pembelajaran peneliti menentukan materi pokok
yang akan diajarkan, yaitu luas persegi kemudian peneliti
menentukan Indikator Capaian Kompetensi (ICK) pada materi luas
23
Kompetensi dan Kompetensi Dasar, membuat Rencana Pelaksanaan
Pembelajaran (RPP) dan alat tes dengan menerapkan pendekatan
CTL, menyiapkan instrumen evaluasi pembelajaran yang dibuat
berdasarkan indikator pemahaman konsep dan ICK, membuat
instrumen penelitian berupa lembar observasi guru dan siswa,
membuat media pembelajaran, melakukan kesepakatan dengan
observer.
(2) Pelaksanaan (Acting)
Pada tahap pelaksanaan ini peneliti melakukan apa yang sudah dibuat
pada perencanaan. Sebelumnya peneliti memberikan lembar
observasi kepada observer, melakukan pembelajaran siklus I dengan
menerapkan CTL pada materi luas persegi, melakukan tes siklus I
untuk mendapatkan data mengenai kemampuan pemahaman konsep
matematika siswa pada materi luas persegi. Pelaksanaan ini
berlangsung dikelas dalam proses belajar mengajar.
(3) Pengamatan (Observation)
Pengamatan dilaksanakan pada kegiatan pembelajaran oleh observer
pada saat di dalam kelas. Adapun yang diamati oleh observer adalah
aktivitas guru dan siswa serta hubungan antara penerapan pendekatan
CTL terhadap pembelajaran matematika pada materi luas persegi.
(4) Refleksi (Reflecting)
Pada tahap refleksi ini membahas mengenai semua data yang didapat
kemudian dianalisis dari penelitian siklus II.
c. Tahapan Penutup
Setelah semua proses dan tindakan telah selesai dilakukan, maka
selanjutnya dapat ditarik kesimpulan yang mengacu pada hasil penelitian
dan pembahasan. Dengan ini, kelemahan maupun kelebihan dapat
tergambar di setiap siklus yang dilakukan. Dari kesimpulan ini dapat
dideskripsikan sejauh mana peningkatan kemampuan pemahaman konsep
24
H. Pengolahan dan Analisis Data
1. Analisis Data Kuantitatif
Data kuantitatif diperoleh dari hasil tes evaluasi siklus untuk
mengetahui kemampuan pemahaman konsep matematika materi luas
persegi panjang dan persegi. Selanjutnya data tersebut dianalisis dengan
langkah-langkah sebagai berikut:
a. Skor Hasil Tes
Untuk menilai kemampuan pemahaman konsep matematika yang
sudah dimiliki siswa, dilakukan penskoran terhadap jawaban siswa
pada setiap butir soal. Menurut Charles Randall (dalam Ulfah, 2014,
hlm. 55) kriteria penskoran untuk jawaban lembar tes kemampuan
pemahaman konsep matematika sebagai berikut.
Tabel 3.1
Pedoman Penskoran Jawaban Tes Evaluasi Pemahaman Konsep
Matematika
Skor Kriteria Penskoran
0 Tidak ada jawaban
1 Salah memahami dan menerapkan konsep
2 Hanya sedikit memahami konsep atau jawaban hanya mengandung sedikit unsur yang benar dan siswa tidak menyelesaikan jawaban 3 Memahami konsep kurang lengkap atau menerapkannya secara
tepat atau memberikan contoh dari konsep kurang lengkap 4 Memahami konsep hampir lengkap atau menerapkannya secara
tepat atau memberikan contoh dari konsep hamper lengkap 5 Memahami konsep dengan lengkap atau menerapkannya secara
tepat atau memberikan contoh dari konsep dengan lengkap
Adaptasi Charles Randall (dalam Ulfah, 2014, hlm. 55)
b. Nilai Tes Evaluasi Siswa
Menurut Sukardi (dalam Gumilar, 2010, hlm. 38) untuk menghitung
nilai siswa digunakan rumus sebagai berikut.
25
Keterangan :
Skor maksimal = 100
c. Nilai Rata-rata Kelas
Untuk menghitung nilai rata-rata kelas yang diperoleh siswa melalui
rumus yang diadaptasi Nana Sudjana (2012, hlm. 109) sebagai berikut.
Keterangan :
R = nilai rata-rata siswa
∑ X = jumlah nilai seluruh siswa
∑ N = jumlah siswa
d. Presentase Ketuntasan Belajar
Menurut Depdiknas (dalam Gumilar, 2013, hlm. 38) bahwa ‘kelas
dikatakan sudah tuntas secara klasikal jika telah mencapai 85% dari
seluruh siswa yang memperoleh nilai Kriteria Ketuntasan Minimal
(KKM)’. Dengan berpedoman pada hal tersebut, untuk mengetahui keberhasilan pembelajaran perlu diadakannya perhitungan presentase
jumlah siswa tuntas atau telah memenuhi KKM pada mata pelajaran
Matematika yaitu 70, dengan menggunakan rumus sebagai berikut. R = ∑ X
∑ N
P = ∑ S w y ng n el
26
Tabel 3.2
Kriteria Tingkat Keberhasilan Belajar Siswa (%)
Tingkat Keberhasilan Klasifikasi
>80% Sangat tinggi
60-79% Tinggi
40-59% Sedang
20-39% Rendah
<20% Sangat rendah
e. Observasi aktivitas guru dan siswa
Keterlaksanaan aktivitas guru dan siswa dapat dihitung dengan rumus:
(dalam Purwati., R. 2013, hlm. 58)
2. Analisis Data Kualitatif
Analisis data kualitatif yang digunakan dalam penelitian ini adalah
model Miles and Huberman (dalam Sugiyono, 2013, hlm. 337)
mengemukakan bahwa aktivitas dalam analisis data kualitatif dilakukan
secara interaktif dan berlangsung secara terus menerus sampai tuntas,
sehingga datanya sudah jenuh. Aktivitas dalam analisis data, yaitu data
reduction, data display, dan conclusion drawing/verification. Adapun
penjabaran dari langkah-langkah analisis adalah sebagai berikut.
a. Data Reduction (Reduksi Data)
Mereduksi data berarti merangkum, memilih hal-hal yang
pokok, memfokuskan pada hal-hal yang penting, dicari tema dan
polanya dan membuang yang tidak perlu. Dengan demikian data
yang telah direduksi akan memberikan gambaran yang lebih jelas,
dan mempermudah peneliti untuk melakukan pengumpulan data
Keterlaksanaan pembelajaran =∑ � � � � ���� � � ���∑ �
27
b. Data Display (Penyajian Data)
Menurut Miles and Huberman (dalam Sugiyono, 2013, hlm.
337) bahwa ‘yang paling sering digunakan untuk menyajikan data
dalan penelitian kualitatif adalah dengan teks yang bersifat naratif’.
Dengan mendisplaykan data maka akan memudahkan untuk
memahami apa yang terjadi, merencanakan kerja selanjutnya
berdasarkan apa yang telah dipahami tersebut. Miles and Huberman
dalam Sugiyono (1984, hlm. 341) juga menyarankan ‘dalam
melakukan display data, selain dengan teks yang naratif, juga dapat
berupa grafik, matrik, network (jejaring kerja) dan chart.
c. Conclusion Drawing/verification
Langkah ketiga dalam analisis data kualitataif menurut Miles
and Huberman adalah penarikan kesimpulan dan verifikasi.
Kesimpulan awal yang dikemukakan masih bersifat sementara, dan
akan berubah bila tidak ditemukan bukti-bukti yang kuat yang
mendukung pada tahap pengumpulan data berikutnya. Tetapi apabila
kesimpulan yang dikemukakan pada tahap awal, didukung oleh
bukti-bukti yang valid dan konsisten saat peneliti kembali ke
lapangan mengumpulkan data, maka kesimpulan yang dikemukakan
merupakan kesimpulan yang kredibel.
Dengan demikian kesimpulan dalam penelitian kualitatif
mungkin dapat menjawab rumusan masalah yang dirumuskan sejak
awal tetapi mungkin juga tidak, karena seperti telah dikemukakan
bahwa masalah dan rumusan masalah dalam penelitian kualitatif
59
DAFTAR PUSTAKA
Arikunto, S., (2013). Prosedur Penelitian. Jakarta: Rineka Cipta
Fadjar, Shadiq., (2009). Diklat Instruktur Pengembang Matematika SMA Jenjang
Lanjut. Kemahiran Matematika. Yogyakarta: Departemen Pendidikan
Nasional
Gumilar, K., (2013). Penerapan Metode Survey, Question, Read, Recite, Review
(SQ3R) Untuk Meningkatkan Kemampuan Membaca Pemahaman
Siswa Pada Mata Pelajaran Bahasa Indonesia. (Skripsi). Bandung:
UPI tidak diterbitkan.
Hendriana, H, dkk., (2014). Penilaian Pembelajaran Matematika. Bandung:
Reflika Aditama
Heryani, D., (2014). Penerapan Pendekatan CTL (Contextual Teaching And
Learning) Dalam Pembelajaran Matematika Untuk Meningkatkan
Pemahaman Konsep Siswa Pada Materi Volume Bangun Ruang.
(Skripsi). [Online]. Tersedia: http://repository.upi.edu/6765/
Hopkins, D., (2011). Bantuan Guru Penelitian Tindakan Kelas. Cetakan ke-1.
Terjemahan Achmad Fawaid. Yogyakarta: Pustaka Pelajar.
Jauhar, M., (2011). Implementasi PAIKEM dari BEHAVIORISTIK sampai
KONTRUKTIVISTIK. Sebuah Pengembangan Pembelajaran Berbasis
CTL (Contextual Teaching & Learning). Jakarta: Prestasi Pustaka
Purwati, R., (2013) Penerapan Pendekatan Realistic Mathematic Education
(RME) Pada Pembelajaran Matematika Materi Pokok Pecahan Untuk
Meningkatkan Hasil Belajar Siswa. (Skripsi). Bandung: UPI tidak
60
Puspa, V., (2014). Penerapan Pendekatan Pendidikan Matematika Realistik Pada
Materi Sifat-Sifat Bangun Ruang Sederhana Untuk Meningkatkan
Pemahaman Matematis Siswa. (Skripsi). Bandung: UPI tidak
diterbitkan.
Sudjana, N., (2012). Penelitian Hasil Proses Belajar Mengajar. Bandung:
Remaja Rosdakarya.
Sugiyono, (2013). Metode Penelitian Pendidikan Pendekatan Kuantitatif,
Kualitatif, dan R&D. Bandung: Alfabeta
Sofian, (2011). Meningkatkan Kemampuan Pemahaman Dan Penalaran
Matematis Melalui Pembelajaran Dengan Pendekatan Kontekstual.
(Tesis), Sekolah Pascasarjana, Universitas Pendidikan Indonesia,
Bandung.
Trianto, (2010). Mendesain Model Pembelajaran Inovatif-Progresif. Jakarta:
Kencana Prenada Media Group.
Ulfah, (2014). Penerapan Strategi REACT (Relating, Experinencing, Applying,
Cooperating, And Transferring) Untuk Meningkatkan Pemahaman
Konsep Pada Materi Bangun Ruang. (Skripsi), Pendidikan Guru