Dede Heryani, 2014
Penerapan Pendekatan CTL (Contextual Teaching Learning) Dalam Pembelajaran Matematika Untuk Meningkatkan Pemahaman Konsep Siswa Pada Materi Volume Bangun Ruang
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
PENERAPAN PENDEKATAN CTL (CONTEXTUAL TEACHING LEARNING) DALAM PEMBELAJARAN MATEMATIKA UNTUK MENINGKATKAN
PEMAHAMAN KONSEP SISWA PADA MATERI VOLUME BANGUN RUANG
(PenelitianTindakanKelaspada SiswaKelas V SDN 3
CijawaKecamatanCipeundeuyKabupaten Bandung Barat Tahun Pelajaran 2013/2014 )
SKRIPSI
DiajukanuntukMemenuhiSebagianSyarat
MemperolehGelarSarjanaPendidikan
Program StudiPendidikan Guru SekolahDasar
Oleh:
Dede Heryani
0904561
PROGRAM STUDI PENDIDIKAN GURU SEKOLAH DASAR
JURUSAN PEDAGOGIK
FAKULTAS ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS PENDIDIKAN INDONESIA
BANDUNG
Dede Heryani, 2014
Penerapan Pendekatan CTL (Contextual Teaching Learning) Dalam Pembelajaran Matematika Untuk Meningkatkan Pemahaman Konsep Siswa Pada Materi Volume Bangun Ruang
Dede Heryani, 2014
Penerapan Pendekatan CTL (Contextual Teaching Learning) Dalam Pembelajaran Matematika Untuk Meningkatkan Pemahaman Konsep Siswa Pada Materi Volume Bangun Ruang
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
PERNYATAAN
Saya yang menyatakan bahwa skripsi saya yang berjudul “ PENERAPAN
PENDEKATAN CTL (CONTEXTUAL TEACHING LEARNING) DALAM
PEMBELAJARAN MATEMATIKA UNTUK MENINGKATKAN
PEMAHAMAN KONSEP SISWA PADA MATERI VOLUME BANGUN
RUANG (Penelitian Tindakan Kelas pada Siswa Kelas V SDN 3 Cijawa
Kecamatan Cipeundeuy Kabupaten Bandung Barat Tahun Pelajaran
2013/2014). Ini sepenuhnya karya saya sendiri tidak ada di dalamnya yang
merupakan plagiat dari karya orang lain dan saya tidak melakukan penjiplakan atau
pengutipan dengan cara-cara yang tidak sesuai dengan etika keilmuan. Atas
pernyataan ini, saya siap menaggung resiko/sanksi yang dijatuhkan kepada saya
apabila dikemudian ditemukan adanya pelanggaran terhadap etika keilmuan dalam
karya saya ini, atau ada klaim dari pihak lain terhadap keaslian karya saya.
Bandung, Januari 2014
Yang membuat pernyataan
Dede Heryani, 2014
Penerapan Pendekatan CTL (Contextual Teaching Learning) Dalam Pembelajaran Matematika Untuk Meningkatkan Pemahaman Konsep Siswa Pada Materi Volume Bangun Ruang
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
PENERAPAN PENDEKATAN CTL (CONTEXTUAL TEACHING
LEARNING) DALAM PEMBELAJARAN MATEMATIKA UNTUK
MENINGKATKAN PEMAHAMAN KONSEP SISWA PADA MATERI VOLUME BANGUN RUANG
(Penelitian Tindakan Kelas pada Siswa Kelas V SDN 3 Cijawa Kecamatan Cipeundeuy Kabupaten Bandung Barat Tahun Pelajaran 2013/2014 )
Dede Heryani 0904561
ABSTRAK
Penelitian ini dilaksanakan di kelas V SDN 3 Cijawa yang berjumlah 19 siswa yang terdiri dari 13 siswa laki-laki dan 6 siswa perempuan. Rendahnya pemahaman konsep siswa dalam pembelajaran matematika disebabkan oleh banyak faktor, salah satunya adalah faktor guru. Pada umumnya guru yang mengajar matematika selama ini mengawali pembelajaran dengan pemberian definisi dan contoh, siswa hanya mendengarkan apa yang disampaikan oleh guru kemudian siswa mengerjakan soal seperti yang dicontohkan guru sehingga belajar matematika kurang bermakna, akibatnya pemahaman siswa menjadi sangat lemah yang otomatis mengakibatkan pemahaman konsep siswa menjadi kurang. Berangkat dari permasalahan tersebut, penulis menerapkan pendekatan CTL (Contextual Teaching Learning) untuk meningkatkan pemahaman konsep siswa dalam pembelajaran matematika. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui perencanaan pembelajaran, pelaksanaan pembelajaran, dan pemahaman konsep siswa di kelas V melalui penerapan pendekatan CTL (Contextual Teaching Learning). Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah Penelitian Tindakan Kelas yang dilakukan melalui serangkaian tindakan dalam dua siklus. Data hasil tes diolah dengan menggunakan persentase pemahaman konsep secara klasikal, data observasi dirangkum dan diinterpretasikan agar kesesuaian antara pembelajaran yang dilakukan dengan pembelajaran yang seharusnya dapat terlihat, dan data angket dianalisa dengan cara menghitung persentase dari setiap jawaban siswa. Adapun hasil yang diperoleh dari kegiatan pembelajaran matematika melalui penerapan pendekatan CTL pada pokok bahasan menentukan dan menghitung volume kubus dan balok mengalami peningkatan yang cukup baik. Pemahaman konsep siswa meningkat dengan ditandai semakin meningkatnya nilai rata-rata yang diperoleh dalam menyelesaikan soal-soal tes akhir siklus.
Dede Heryani, 2014
Penerapan Pendekatan CTL (Contextual Teaching Learning) Dalam Pembelajaran Matematika Untuk Meningkatkan Pemahaman Konsep Siswa Pada Materi Volume Bangun Ruang
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
DAFTAR ISI
HALAMAN PERNYATAAN
ABSTRAK……… ………. i
KATA PENGANTAR ………. ii
DAFTAR ISI ……….... iv
DAFTAR TABEL ………. ………. vi
DAFTAR LAMPIRAN ... ... vii
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah ………..……… 1
B. Rumusan Masalah ………...……… 4
C. Tujuan Penelitian ……….……… 5
D. Manfaat Penelitian ………...……… 5
E. Struktur Organisasi Skripsi ……….……… 6
BAB II MENINGKATKAN KREATIVITAS SISWA DALAM PEMBELAJARAN MATEMATIKA DENGAN PENDEKATAN CTL (Contextual Teaching Learning) A. Kreativitas ………... 8
B. Pembelajaran Matematika di SD……….. 15
C. Pendekatan Contextual Teaching Learning (CTL……… 20
D. Penelitian yang Relevan ………..……… 28
E. Hipotesis Tindakan ………..……… 28
BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Subjek dan Lokasi Penelitian ………..……… 29
B. Desain Penelitian ……….……… 29
C. Metode Penelitian ……… 32
D. Definisi Operasional ……… 37
E. Instrumen Penelitian ……… 38
F. Teknik Pengumpulan Data ……… 40
Dede Heryani, 2014
Penerapan Pendekatan CTL (Contextual Teaching Learning) Dalam Pembelajaran Matematika Untuk Meningkatkan Pemahaman Konsep Siswa Pada Materi Volume Bangun Ruang
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
A. Hasil Penelitian ………... 45
B. Pembahasan ………. 64
BAB V KESIMPULAN DAN SARAN
A. Kesimpulan ……… 70
B. Saran ...………... 71
DAFTAR PUSTAKA ……….. 72
LAMPIRAN-LAMPIRAN
Dede Heryani, 2014
Penerapan Pendekatan CTL (Contextual Teaching Learning) Dalam Pembelajaran Matematika Untuk Meningkatkan Pemahaman Konsep Siswa Pada Materi Volume Bangun Ruang
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah
Dalam undang-undang RI No. 20 tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan
Nasional dikatakan bahwa “Pendidikan adalah usaha sadar untuk mewujudkan
suasana belajar dan proses pembelajaran agar peserta didik secara aktif
mengembangkan potensi dirinya untuk memiliki kekuatan sepiritual keagamaan,
pengendalian diri, kepribadian, kecerdasan, akhlak mulia, serta keterampilan yang
diperlukan dirinya, masyarakat, bangsa dan negara”. Agar siswa dapat mencapai
tujuan pendidikan yang telah ditentukan, maka diperlukan wahana yang dapat
digambarkan sebagai kendaraan. Dengan demikian pembelajaran matematika
adalah kegiatan pendidikan yang menggunakan matematika sebagai kendaraan
untuk mencapai tujuan yang ditetapkan.
Matematika adalah salah satu bidang kajian yang sangat penting untuk
dipelajari, sehingga diajarkan pada semua jenjang pendidikan mulai dari sekolah
dasar (SD) sampai dengan perguruan tinggi. Dikatakan penting karena
matematika sebagai induknya ilmu yaitu sebagai sumber dari ilmu yang lain
(Suherman dan Winata, 1992: 127-130). Menurut Badan Standar Nasional
Pendidikan (BSNP) (2006: 119) matematika merupakan ilmu universal yang
mendasari perkembangan teknologi modern, mempunyai peran penting dalam
berbagai disiplin ilmu dan memajukan daya pikir manusia.
BNSP (2006: 120) menjelaskan bahwa tujuan mata pelajaran matematika
adalah agar peserta didik memiliki kemampuan sebagai berikut:
1. Memahami konsep matematika, menjelaskan keterkaitan antar konsep dan
mengaplikasikan konsep atau algoritma, secara luwes, akurat, efisien, dan
2. Menggunakan penalaran pada pola dan sifat, melakukan manipulasi
matematika dalam membuat generalisasi, menyusun bukti, atau menjelaskan
gagasan dan pernyataan matematika.
3. Memecahkan masalah yang meliputi kemampuan memahami masalah,
merancang model matematika, menyelesaikan model dan menafsirkan solusi
yang diperoleh.
4. Mengkomunkasikan gagasan dengan simbol, tabel, diagram, atau media lain
untuk memperjelas keadaan atau masalah.
5. Memiliki sikap menghargai kegunaan matematika dalam kehidupan, yaitu
memiliki rasa ingin tahu, perhatian, dan minat dalam mempelajari
matematika, serta sikap ulet dan percaya diri dalam pemecahan masalah.
Tuntutan dalam dunia pendidikan telah mengalami banyak perubahan
paradigma baru pendidikan lebih menekankan kepada peserta didik sebagai
manusia aktif dan kreatif yang memiliki potensi untuk selalu belajar dan
berkembang mengikuti perkembangan zaman. Guru tidak lagi berperan sebagai
pemegang otoritas tertinggi dalam sebuah pembelajaran melainkan sebagai
fasilitator dan motivator yang membimbing siswa untuk lebih aktif dalam belajar
sehingga siswa lebih memahami konsep dari materi pembelajaran matematika
yang disampaikan guru. Dengan adanya paradigma tersebut diharapkan siswa
dapat lebih memahami konsep dalam mencari solusi dari permasalahan yang
dihadapi dalam kehidupan sehari-hari.
Dalam Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP) mengisyaratkan agar
tiap pembelajaran matematika di sekolah di mulai dengan memberikan soal-soal
kontekstual dengan solusi atau strategi penyelesaian tidak tunggal, akan tetapi
selama ini pembelajaran matematika di kelas V SDN 3 Cijawa Kecamatan
Cipeundeuy Kabupaten Bandung Barat dimulai dengan kegiatan guru
menjelaskan dan memberi contoh, siswa hanya duduk diam mendengarkan
penjelasan guru, kemudian dilanjutkan dengan memberikan soal-soal latihan
kepada siswa dan kebanyakan siswa mengerjakan tugas atau latihan soal yang
mengakibatkan siswa kurang memahami konsep materi yang dismapaikan
terutama dalam pembelajaran matematika.
Pembelajaran tersebut diatas juga seringkali membuat siswa bosan,
sebagian siswa terlihat tidak memperhatikan saat guru menjelaskan, respon
mereka kurang dan tidak semangat mengikuti pembelajaran.
Berdasarkan wawancara dengan siswa diperoleh informasi bahwa
matematika merupakan pelajaran yang paling sukar dan kurang disenangi oleh
sebagian siswa. Salah satu penyebabnya adalah cara pengajaran materi
matematika di kelas yang kurang menarik perhatian siswa. Pembelajaran
matematika memerlukan metode-metode yang bisa lebih menarik minat dan
kreativitas siswa dalam pemecahan soal-soal yang berkaitan dengan kehidupan
sehari-hari.
Oleh karena itu, potensi pemahaman konsep pada pembelajaran
matematika terutama pada menentukan dan mencari volume bangun ruang pada
diri siswa perlu dikembangkan, karena pemahaman konsep dapat memberikan
kemungkinan penemuan-penemuan baru dalam menyelesaikan masalah.
Pemahaman konsep siswa dapat berkembang jika didukung oleh suasana belajar
yang memberikan kebebasan kepada siswa untuk mengeksplorasikan daya
pikirnya secara kreatif. Pemahaman konsep pada siswa SD harus mempunyai
kualitas yang logis dan benar.
Pendekatan pembelajaran CTL (Contextual Teaching and Learning)
menekankan pada aktivitas siswa secara penuh, baik fisik maupun mental. CTL
memandang bahwa belajar bukanlah kegiatan menghafal, mengingat fakta-fakta,
mendemonstrasikan latihan secara berulang-ulang, Akan tetapi proses
berpengalaman dalam kehidupan nyata. Belajar akan lebih bermakna jika anak
mengalami apa yang dipelajarinya, bukan mengetahuinya. Seorang filsuf terkenal,
Alfred North Whitehead (Santika, 2008:15) mengatakan bahwa “Anak harus
menjadikannya (ide-ide) milik mereka, dan harus mengerti penerapannya dalam
Learning) khususnya pada mata pelajaran matematika dalam materi menghitung
volume kubus dan balok dan menggunakannya dalam pemecahan masalah
Berdasarkan hal tersebut diatas maka penulis mengambil judul penelitian
“Penerapan Pendekatan CTL (Contextual Teaching Learning) dalam Pembelajaran Matematika untuk Meningkatkan Pemahaman Konsep Siswa pada
Materi Volume Bangun Ruang.
B. Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang masalah yang dikemukakan, maka penulis
merumuskan masalah sebagai berikut:
1. Bagaimana perencanaan pembelajaran matematika di kelas V dalam
meningkatkan pemahaman konsep siswa pada materi volume bangun ruang
melalui penerapan pendekatan CTL (Contextual Teaching and Learning)?
2. Bagaimana pelaksanaan pembelajaran matematika di kelas V dalam
meningkatkan pemahaman konsep siswa pada materi bangun ruang melalui
penerapan pendekatan CTL (Contextual Teaching and Learning)?
3. Bagaimana pemahaman konsep siswa pada materi volume bangun ruang
setelah mendapat perlakuan pembelajaran melalui penerapan pendekatan CTL
(Contextual Teaching and Learning)?
C. Tujuan Penelitian
Mengacu kepada permasalahan yang dikemukakan, maka penelitian ini
dilakukan dengan tujuan untuk mengetahui:
1. Mengetahui perencanaan pembelajaran matematika di kelas V dalam
meningkatkan pemahaman konsep siswa pada materi volume bangun ruang
melalui penerapan pendekatan CTL (Contextual Teaching and Learning)?
2. Mengetahui pelaksanaan pembelajaran matematika di kelas V dalam
meningkatkan pemahaman konsep siswa pada materi bangun ruang melalui
3. Mengetahui pemahaman konsep siswa pada materi volume bangun ruang
setelah mendapat perlakuan pembelajaran melalui penerapan pendekatan CTL
(Contextual Teaching and Learning)?
D. Manfaat Penelitian
Jika hasil penelitian ini menunjukkan keberhasilan yang signifikan, maka
diharapkan akan memberikan manfaat bagi:
1. Peserta didik
a. Meningkatkan aktivitas belajar siswa dalam pembelajaran matematika.
b. Meningkatkan pemahaman konsep siswa dalam pelajaran matematika
secara maksimal.
c. Meningkatkan motivasi peserta didik pada pembelajaran matematika
d. Menggunakan pemikiran kritis dalam memecahkan masalah kehidupan
sehari-hari.
2. Guru
a. Memberikan masukan kepada guru dalam memilih pendekatan
pembelajaran matematika di kelas.
b. Membangkitkan motivasi guru dalam mengajar di kelas.
c. Memberikan kemudahan pada guru dalam menerapkan konsep
matematika.
d. Mengembangkan kreativitas dan meningkatkan kemampuan guru dalam
proses pembelajaran dengan menggunakan pendekatan kontekstual.
3. Peneliti
a. Memberikan pengalaman dalam pembelajaran matematika dengan
menggunakan pendekatan kontekstual.
b. Mengembangkan kemampuan berfikir kreatif dan kritis dalam pemecahan
masalah sehari-hari.
E. Struktur Organisasi Skripsi
Berikut adalah pemaparan setiap bagian yanga ada dalam skripsi ini.
1. BAB I : Pendahuluan
Pendahuluan berisi latar belakang penelitian, rumusan masalah,
tujuan penelitian, manfaat penelitian dan struktur organisasi skripsi.
2. BAB II: Kajian Pustaka, Kerangka Pemikiran, dan Hipotesis
Penelitian
Kajian pustaka mempunyai peran yang sangat penting. Kajian
pustaka berfungsi sebagai landasan teoritik untuk membandingkan,
mengkontraskan kedudukan masing-masing penelitian yang dikaji
dikaitkan dengan masalah yang sedang diteliti.
Kerangka pemikiran merupakan tahapan yang harus ditempuh
untuk merumuskan hipotesis dengan mengkaji hubungan teoritis antara
variabel penelitian. Artinya, setelah hubungan variabel tersebut didukung
oleh teori yang dirujuk, barulah hipotesis dapat dirumuskan.
Hipotesis merupakan jawaban sementara terhadap masalah yang
dirumuskan dalam penelitian atau submasalah yang diteliti. Hipotesis
dijabarkan dari landasan teori dan atau tinjauan pustaka.
3. BAB III : Metode Penelitian
Dalam bab ini berisi penjabaran yang rinci mengenai metode
penelitian, termasuk beberapa komponen lokasi dan subjek sampel
penelitian, desain penelitian dan justifikasi penggunaan metode penelitian,
definisi operasional, instrumen penelitian, proses pengembangan
instrumen, teknik pengumpulan data dan alasan rasionalnya dan analisis
data.
4. BAB IV: Hasil Penelitian dan Pembahasan
Hasil Penelitian dan Pembahasan terdiri dari dua hal utama, yaitu
pengolahan atau analisis data dan pembahasan atau analisis temuan.
Pengolahan data dapat dilakukan berdasarkan prosedur penelitian sesuai
temuan penelitian dikaitkan dengan dasar teoritik yang telah dibahas
dalam Bab Kajian Pustaka .
5. BAB V: Kesimpulan dan Saran
Kesimpulan merupakan jawaban dari rumusan masalah dan saran
atau rekomendasi ditujukan kepada para pembuat kebijakan, kepada para
pengguna hasil penelitian, kepada peneliti selanjutnya, kepada pemecahan
Dede Heryani, 2014
Penerapan Pendekatan CTL (Contextual Teaching Learning) Dalam Pembelajaran Matematika Untuk Meningkatkan Pemahaman Konsep Siswa Pada Materi Volume Bangun Ruang
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
BAB III
METODE PENELITIAN
A. Subjek dan Lokasi Penelitian
Dalam penelitian ini subjek yang akan diteliti adalah siswa kelas V SDN 3
Cijawa Kecamatan Cipeundeuy Kabupaten Bandung Barat, tahun pelajaran
2013/2014 yang berjumlah 19 orang, terdiri dari 13 orang siswa laki-laki dan 6
orang siswa perempuan.
Penelitian Tindakan Kelas ini dilaksanakan di SD Negeri 3 Cijawa Kp.
Sukawening RT 01 RW 06 Desa Ciharashas Kecamatan Cipeundeuy Kabupaten
Bandung Barat Provinsi Jawa Barat.
B. Desain Penelitian
Desain untuk melaksanakan penelitian ini adalah sebagai berikut :
Siklus 1
Siklus 2
Identifikasi Masalah
Merumuskan Masalah
Pelaksanaan & Observasi
Perencanaan
Refleksi
Perencanaan
Pelaksanaan & Observasi
Dede Heryani, 2014
Penerapan Pendekatan CTL (Contextual Teaching Learning) Dalam Pembelajaran Matematika Untuk Meningkatkan Pemahaman Konsep Siswa Pada Materi Volume Bangun Ruang
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu 1. Identifikasi Masalah
Melaksanakan wawancara dengan siswa kelas V yang berhubungan
dengan pembelajaran matematika selama ini, ada beberapa permasalahan
yang ditemui di antaranya : dalam proses belajar mengajar tidak nampak
aktivitas siswa, siswa kurang dituntut untuk mengembangkan kemampuan
kreativitasnya. Dari beberapa temuan tersebut, maka peneliti merumuskan
masalah yang menjadi fokus dalam penelitian. Rumusan masalah tersebut
dapat dilihat pada bab I.
2. Kegiatan Pra Tindakan
a. Menentukan fokus atau masalah penelitian tentang pentingnya
pendekatan CTL (Contextual Teaching Learning).
b. Melakukan kajian teori pembelajaran yang menggunakan pendekatan
CTL(Contextual Teaching Learning).
c. Mengungkapkan kemampuan kreatif siswa melalui pembelajaran
matematika dengan pendekatan CTL (Contextual Teaching
Learning).
3. Penyusunan Rencana Tindakan I
a. Menetapkan topik pembelajaran.Yang menjadi topik pembelajarannya
yaitu menentukan rumus, menghitung volume kubus dan balok dan
menentukan panjang sisi-sisi kubus dan balok jika diketahui
volumenya.
b. Menyusun rencana pelaksanaan pembelajaran tindakan I dengan
pendekatan CTL.
c. Menyusun Instrumen penelitian. Instrumen penelitian berfungsi untuk
merekam semua data-data yang dibutuhkan.
d. Konsultasi instrumen kepada dosen pembimbing. Hal ini dilakukan
agar instrumen yang dibuat memiliki kualitas yang baik.
e. Menyiapkan alat peraga yang diperlukan untuk mendukung kegiatan
Dede Heryani, 2014
Penerapan Pendekatan CTL (Contextual Teaching Learning) Dalam Pembelajaran Matematika Untuk Meningkatkan Pemahaman Konsep Siswa Pada Materi Volume Bangun Ruang
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu 4. Pelaksanaan
Siklus 1
Perencanaan
Menyusun instrumen pembelajaran yaitu Rencana
Pelaksanaan Pembelajaran (RPP)
dan Lembar Aktivitas Siswa
(LAS) Pendekatan CTL.
Menyusun instrumen pengumpulan data berupa lembar
observasi, lembar wawancara,
angket, dan lembar evaluasi. Konsultasi instrumen kepada
dosen pembimbing
Merevisi instrumen jika diperlukan.
Tindakan
&
Observasi
Melaksanakan tindakan sesuai skenario pembelajaran.
Melakukan observasi sesuai format yang telah disiapkan Menilai hasil tindakan sesuai
format yang telah disiapkan
Refleksi
Menganalisis data-data yang sudah diperoleh
Memperbaiki pelaksanaan tindakan sesuai hasil analisis untuk
digunakan pada siklus berikutnya
Siklus
II
Perencanaan
Menyusun instrumen pembelajaran yaitu Rencana
Dede Heryani, 2014
Penerapan Pendekatan CTL (Contextual Teaching Learning) Dalam Pembelajaran Matematika Untuk Meningkatkan Pemahaman Konsep Siswa Pada Materi Volume Bangun Ruang
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
dan Lembar Aktivitas Siswa
(LAS) Pendekatan CTL.
Pengembangan program tindakan kedua
Tindakan &
Observasi
Melaksanakan tindakan sesuai skenario pembelajaran.
Melakukan observasi sesuai format yang telah disiapkan Menilai hasil tindakan sesuai
format yang telah disiapkan
Refleksi Evaluasi tindakan kedua
Jika sampai siklus II peneliti merasa harus melakukan siklus selanjutnya
maka pelaksanaan tindakan bisa dilanjutkan ke siklus ke III dan seterusnya.
C. Metode Penelitian
Penelitian ini menggunakan metode Penelitian Tindakan Kelas atau dalam
bahasa Inggris ditulis Classroom Action Research (CAR) yaitu sebuah penelitian
yang dilakukan di kelas sebagai penelitian tindakan yang dilaksanakan dengan
tujuan untuk memperbaiki kualitas proses dan hasil belajar sekelompok peserta
didik. Dalam hal ini tujuan utama PTK adalah untuk meningkatkan kualitas
pembelajaran, bukan untuk menghasilkan pengetahuan. Peningkatan kualitas
pembelajaran mencakup penyadaran akan nilai-nilai yang akhirnya dapat
dilembagakan misalnya peningkatan aktifitas dan kreativitas peserta didik dalam
pembelajaran.
Suharsimi (Mulyasa, 2006: 10-11) menjelaskan PTK dengan memisahkan
kata-kata yang tergabung didalamnya, yakni: Penelitian+Tindakan+Kelas dengan
paparan sebagai berikut :
1. Penelitian, menunjuk pada suatu kegiatan mencermati suatu objek dengan
menggunakan cara dan aturan metodologi tertentu untuk memperoleh data atau
informasi yang bermanfaat dalam meningkatkan mutu suatu hal yang menarik
Dede Heryani, 2014
Penerapan Pendekatan CTL (Contextual Teaching Learning) Dalam Pembelajaran Matematika Untuk Meningkatkan Pemahaman Konsep Siswa Pada Materi Volume Bangun Ruang
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
2. Tindakan, menunjuk pada sesuatu gerak kegiatan yang sengaja dilakukan
dengan tujuan tertentu. Dalam penelitian berbentuk rangkaian siklus kegiatan
untuk peserta didik.
3. Kelas, sekelompok peserta didik dalam waktu yang sama menerima pelajaran
yang sama dari guru yang sama pula.
Dengan menggabungkan batasan pengertian tiga kata tersebut, yaitu
penelitian, tindakan dan kelas, maka dapat disimpulkan bahwa penelitian tindakan
kelas merupakan suatu pencermatan terhadap kegiatan belajar berupa sebuah
tindakan, yang sengaja dimunculkan dan terjadi dalam sebuah kelas secara
bersama. Tindakan tersebut dilakukan oleh guru bersama-sama dengan peserta
didik, atau oleh peserta didik dibawah bimbingan dan arahan guru, dengan
maksud untuk mempebaiki dan meningkatkan kualitas pembelajaran.
Raport dan Hopkins (Kunandar, 2008: 46) mendefinisikan PTK adalah
penelitian untuk membantu seseorang dalam mengatasi secara praktis persoalan
yang dihadapi dalam situasi darurat dan membantu pencapaian tujuan ilmu sosial
dengan kerja sama dalam kerangka etika yang disepakati bersama, orientasi PTK adalah “perbaikan” praktek pengajaran di dalam kelas yang dilaksanakan secara sistematis
Dari pendapat tersebut di atas dapat disimpulkan bahwa PTK adalah suatu
penelitian yang dilakukan oleh guru di dalam kelasnya sendiri yang dilaksanakan
secara sistematis yang bertujuan untuk memperbaiki proses pembelajaran agar
kualitas dan hasil belajar siswa mengalami peningkatan, khususnya dalam
penelitian ini adalah untuk meningkatkan kreativitas siswa dalam pembelajaran
matematika dengan menggunakan pendekatan CTL pada kelas V.
Menurut Kunandar (2008: 58-64) karakteristik PTK, adalah sebagai berikut:
a. On-the job problem oriented (masalah yang diteliti adalah masalah riil yang
diteliti oleh guru).
b. Problem-solving oriented (berorientasi pada pemecahan masalah).
c. Improvement-oriented (berorientasi pada peningkatan mutu).
d. Ciclic (siklus) konsep tindakan diterapkan melalui urutan yang terdiri dari
Dede Heryani, 2014
Penerapan Pendekatan CTL (Contextual Teaching Learning) Dalam Pembelajaran Matematika Untuk Meningkatkan Pemahaman Konsep Siswa Pada Materi Volume Bangun Ruang
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
e. Action oriented, PTK didasarkan pada adanya tindakan (treatment) tertentu
untuk memperbaiki pembelajaran.
f. Pengkajian terhadap dampak tindakan, dampak tindakan yang harus
dilakukan harus dikaji apakah sesuai dengan tujuan.
g. Specifics contekstual, aktivitas PTK dipicu oleh permasalahan praktis yang
dihadapi guru dalam pembelajaran di kelas.
h. PTK dilakukan secara kolaborasi dan bermitra dengan pihak lain.
i. Peneliti sekaligus praktisi yang melakukan refleksi.
j. Dilaksanakan dalam rangkaian langkah-langkah dengan beberapa siklus.
Prinsip-prinsip yang harus dipenuhi dalam melakukan penelitian tindakan
kelas (Arikunto, 2009: 6) adalah sebagai berikut:
1. Kegiatan nyata dalam situasi rutin, penelitian harus dilakukan tanpa
mengubah situasi rutin atau tidak mengubah jadwal yang sudah ada agar tidak
menimbulkan kerepotan bagi sekolah.
2. Adanya kesadaran diri untuk memperbaiki kinerja, guru melakukan penelitian
karena telah menyadari adanya kekurangan pada dirinya, artinya pada kinerja
yang dilakukan sehingga ingin melakukan perbaikan.
3. SWOT (Strength, Weaknesses, Opportunity, Threat) sebagai dasar berpijak,
artinya penelitian harus dimulai dengan melakukan analisis kekuatan dan
kelemahan yang ada pada peneliti dan subjek tindakan, serta kesempatan dan
ancaman yang ada di luar guru atau peneliti.
4. Upaya empiris dan sistematik, prinsip ini merupakan penerapan dari prinsip
ketiga, jika sudah melakukan penelitian tindakan berarti sudah mengikuti
prinsip ke empat ini.
5. Ikuti prinsip SMART dalam perencanaan (Specific, Managable, Acceptable
and Achievable, Realistic, Time-bound)
Sedangkan menurut Kunandar (2008: 67) prinsip dalam pelaksanaan PTK,
yaitu sebagai berikut:
1. Pekerjaan utama guru adalah mengajar, dan metode PTK yang diterapkan tidak
Dede Heryani, 2014
Penerapan Pendekatan CTL (Contextual Teaching Learning) Dalam Pembelajaran Matematika Untuk Meningkatkan Pemahaman Konsep Siswa Pada Materi Volume Bangun Ruang
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu 2. Tidak boleh menyita waktu.
3. Metodologi yang digunakan harus tepat dan terpercaya.
4. Masalah yang dikaji benar-benar ada dan dihadapi guru.
5. Memegang etika kerja (minta izin, membuat laporan dan lain-lain)
6. PTK bertujuan untuk memperbaiki atau meningkatkan mutu proses belajar
mengajar.
7. PTK menjadi media guru berfikir kritis dan sistematis.
8. PTK menjadikan guru terbiasa melakukan aktivitas yang bernilai akademik dan
ilmiah.
9. PTK hendaknya dimulai dari permasalahan pembelajaran yang sederhana,
konkrit, jelas dan tajam, serta pengumpulan data atau informasi dalam PTK
tidak boleh terlalu banyak menyita waktu dan terlalu rumit karena
dikhawatirkan dapat mengganggu tugas utama guru sebagai pengajar dan
pendidik.
McNiff (Arikunto, 2009: 106) menegaskan bahwa tujuan utama penelitian
tindakan kelas adalah untuk perbaikan terkait dengan proses pembelajaran. Tujuan
tersebut dapat dicapai dengan melakukan berbagai tindakan alternatif dalam
memecahkan berbagai persoalan pembelajaran. Oleh karena itu, fokus penelitian
tindakan kelas terletak pada tindakan-tindakan alternatif yang direncanakan oleh
pendidik, kemudian dicobakan dan selanjutnya dievaluasi apakah
tindakan-tindakan anternatif itu dapat digunakan untuk memecahkan persoalan
pembelajaran yang sedang dihadapi oleh pendidik atau tidak.
Pembelajaran di kelas yang berkesinambungan, memecahkan masalah
konkrit di dalam kelas yang dialami secara langsung, dapat meningkatkan
profesionalisme guru yang akhirnya akan meningkatkan kualitas pembelajaran di
sekolah. Melalui penerapan penelitian tindakan kelas, guru dapat meneliti sendiri
kelemahan-kelemahan dalam kegiatan pembelajaran, sehingga guru dapat
memperbaiki dengan merancang dan melaksanakan pembelajaran yang dianggap
lebih baik dan lebih tepat. Penelitian tindakan kelas ini adalah upaya guru atas
Dede Heryani, 2014
Penerapan Pendekatan CTL (Contextual Teaching Learning) Dalam Pembelajaran Matematika Untuk Meningkatkan Pemahaman Konsep Siswa Pada Materi Volume Bangun Ruang
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
kurangnya respon siswa terhadap pembelajaran, dan lemahnya pemahaman serta
hasil belajar siswa yang kurang memuaskan khususnya dalam materi
pembelajaran operasi hitung perkalian dan pembagian.
Menurut Arikunto (2006: 20), “Penelitian Tindakan Kelas tidak pernah
merupakan kegiatan tunggal, tetapi harus berupa rangkaian kegiatan yang akan
kembali ke asal sehingga membentuk suatu siklus”.
Ada beberapa ahli yang mengemukakan model penelitian tindakan dengan
bagan yang berbeda, namun secara garis besar terdapat empat tahapan yang lazim
dilalui, penelitian tindakan kelas yang digunakan dalam penelitian ini adalah
model penelitian yang dikembangkan oleh Kemmis dan Mc. Taggart yaitu model
penelitian yang menggunakan sistem spiral refleksi yang terdiri dari beberapa
siklus. Tiap siklus dimulai dari rencana (planning), kemudian tindakan (acting),
dilanjutkan dengan observasi (observing) dari tindakan yang telah dilakukan, dan
yang terakhir adalah refleksi (reflecting). Setiap tahapan tersebut berfungsi saling
menguraikan karena pada masing-masing tahapan meliputi proses penyempurnaan
yang harus dilaksanakan secara terus menerus sehingga mendapatkan hasil yang
diinginkan. Adapun dalam penelitian ini, peneliti akan melaksanakan dua siklus
yang mencakup satu pokok bahasan dalam mata pelajaran matematika kelas V
sekolah dasar.
PTK merupakan suatu rangkaian lengkap (a spiral of stefs) yang terdiri dari
empat komponen yaitu:
1. Perencanaan (planning) yaitu rencana tindakan apa yang akan dilaksanakan
untuk memperbaiki, meningkatkan atau merubah perilaku dan sikap sebagai
solusi.
2. Tindakan (acting) yaitu apa yang akan dilakukan oleh peneliti sebagai upaya
perbaikan.
3. Observasi (observing) yaitu mengamati atas hasil dari tindakan yang telah
dilaksanakan terhadap peserta didik.
4. Refleksi (reflecting) yaitu peneliti melihat dan mempertimbangkan atas hasil
Dede Heryani, 2014
Penerapan Pendekatan CTL (Contextual Teaching Learning) Dalam Pembelajaran Matematika Untuk Meningkatkan Pemahaman Konsep Siswa Pada Materi Volume Bangun Ruang
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
D. Definisi operasional yang digunakan dalam penelitian
1. Pendekatan Contextual Teaching Learning (CTL) merupakan konsep belajar
yang membantu guru mengaitkan antara materi yang diajarkannya dengan
situasi dunia nyata siswa dan mendorong siswa membuat hubungan antara
pengetahuan yang dimilikinya dengan penerapannya dalam kehidupan
sehari-hari mereka. Langkah-langkah atau tahapan model pembelajaran dengan
menggunakan pendekatan CTL melalui empat tahapan, yaitu: (a) Tahap
invitasi, siswa didorong agar mengemukakan pengetahuan awal tentang
konsep yang dibahas. (b) Tahap Eksplorasi, siswa diberi kesempatan untuk
menyelidiki, dan menemukan konsep, melalui pengumpulan,
pengorganisasian, penginterprestasian data dalam sebuah kegiatan yang telah
dirancang oleh guru. Secara berkelompok siswa melakukan kegiatan
berdiskusi tentang masalah yang ia bahas. (c) Tahap penjelasan dan solusi,
pada saat ini siswa memberikan penjelasan solusi yang didasarkan pada hasil
observasinya ditambah dengan penguatan dari guru, maka siswa dapat
menyampaikan gagasan, membuat model, dan membuat rangkuman serta
ringkasan hasil pekerjaannya. (d) Tahap Pengambilan tindakan, siswa dapat
membuat keputusan, menggunakan pengetahuan dan keterampilan berbagai
informasi dan gagasan, mengajukan pertanyaan lanjutan, mengajukan saran
baik secara individu maupun secara berkelompok yang berhubungan dengan
pemecahan masalah.
2. Pembelajaran merupakan kegiatan belajar siswa yang dirancang oleh guru
melalui usaha yang terencana dalam RPP melalui prosedur dan metode
tertentu agar terjadi perubahan perilaku dalam diri siswa secara
komprehensif.
3. Matematika adalah merupakan pola pikir dalam ilmu pengetahuan yang
mempelajari struktur yang abstrak dan pola hubungan yang ada di dalamnya.
Ini berarti bahwa belajar matematika pada hakekatnya adalah belajar konsep,
Dede Heryani, 2014
Penerapan Pendekatan CTL (Contextual Teaching Learning) Dalam Pembelajaran Matematika Untuk Meningkatkan Pemahaman Konsep Siswa Pada Materi Volume Bangun Ruang
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
4. Pemahaman konsep merupakan salah satu keckaapan atau kemahiran
matematika yang diharapkan dapat tercapai dalam belajar matematika yaitu
dengan menunjukkan pemahaman konsep matematika yang dipelajarinya,
menjelaskan keterkaitan antar konsep dan mengaplikasikan konsep atau
algoritma secara luwes, akurat, efisien, dan tepat dalam pemecahan masalah.
E. Instrumen Penelitian
Ada dua jenis instrumen yang digunakan dalam penelitian ini yaitu instrumen
pembelajaran dan instrumen pengumpulan data.
1. Instrumen Pembelajaran
a. Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) dengan penerapan Pendekatan
Contextual Teaching Learning (CTL) sebagai pedoman pelaksanaan
pembelajaran setiap siklus.
b. Lembar Aktivitas Siswa (LAS) yang digunakan untuk memfasilitasi siswa
menyelesaikan masalah pada pembelajaran dengan cara diskusi bersama
teman di kelompok.
2. Instrumen Pengumpul Data
a. Instrumen Tes
Tes digunakan setiap akhir silus untuk mengetahui peningkatan
kreativitas siswa dalam pembelajaran matematika dengan penerapan
pendekatan Contextual Teaching Learning (CTL).
Untuk menganalisis nilai rata-rata yang diperoleh siswa, dan melihat
aspek-aspek pemahaman konsep yang paling menonjol pada setiap tes siklus
dengan cara melihat persentase tiap skor total yang diperoleh siswa dan
dihitung menggunakan rumus:
Persentase pemahaman konsep = Jumlah siswa yang menjawab benar x 100%
Dede Heryani, 2014
Penerapan Pendekatan CTL (Contextual Teaching Learning) Dalam Pembelajaran Matematika Untuk Meningkatkan Pemahaman Konsep Siswa Pada Materi Volume Bangun Ruang
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu b. Instrumen Non Tes
1) Lembar Observasi
Lembar observasi digunakan untuk mengamati aktivitas guru dan
siswa selama proses pembelajaran dengan menggunakan pendekatan
Contextual Teaching Learning (CTL). Lembar observasi juga berfungsi
sebagai bahan refleksi apakah proses pelaksanaan pembelajaran
berlangsung sesuai dengan perencanaan yang telah disusun atau tidak.
Lembar observasi diisi oleh observer pada setiap proses pembelajaran
berlangsung pada setiap siklus. Hasil observasi akan bermanfaat sebagai
masukan untuk perbaikan tindakan selanjutnya.
2) Angket
Angket adalah sekumpulan pernyataan yang harus dilengkapi oleh
responden dengan memilih jawaban yang sudah disediakan atau
melengkapi kalimat dengan jalan mengisi. Angket digunakan untuk
mengetahui pendapat siswa dan mendapatkan data tentang respon siswa
terhadap pembelajaran matematika dengan menggunakan pendekatan CTL
(Contextual Teaching Learning). Pengisian angket dilakukan setelah
berakhirnya seluruh pembelajaran. Penilaian siswa terhadap suatu
pernyataan dalam angket terbagi ke dalam empat kategori, mulai dari
Sangat Setuju (SS), Setuju (S), Tidak Setuju (TS), dan Sangat Tidak Setuju
(STS). Setelah itu dilakukan interpretasi dari setiap pernyataan untuk
mengetahui respon siswa terhadap pembelajaran yang telah dilakukan.
Untuk mengetahui sikap siswa terhadap pembelajaran matematika dengan
menggunakan pendekatan CTL (Contextual Teaching Learning) dalam
mengolah data digunakan rumus perhitungan presentase sebagai berikut:
P = (f/n) x 100%
Keterangan :
P = Presentase jawaban
F = frekuensi jawaban
Dede Heryani, 2014
Penerapan Pendekatan CTL (Contextual Teaching Learning) Dalam Pembelajaran Matematika Untuk Meningkatkan Pemahaman Konsep Siswa Pada Materi Volume Bangun Ruang
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu 3) Wawancara
Dalam wawancara ini lebih difokuskan kepada siswa. Dalam
wawancara ini diambil beberapa siswa yang menjadi sampelnya untuk
mewakili siswa yang lainnya. Wawancara dengan siswa dilakukan untuk
mengatahui respon siswa mengenai pembelajaran yang telah dilakukan.
Wawancara tersebut dilakukan pada akhir seluruh kegiatan pembelajaran
diluar jam pembelajaran.
F. Teknik Pengumpulan Data
Teknik pengumpulan data dilakukan dengan menggunakan sumber data,
jenis data, dan instrumen penelitian. Adapun teknik pengumpulan data pada
[image:25.595.107.513.257.629.2]peneltian ini disajikan dalam tabel 3.1.
Tabel 3.1
Teknik Pengumpulan Data
No Sumber Data Jenis Data Instrumen
1 Guru/Observer Aktivitas guru selama KBM dengan metode CTL
Lembar Observer Guru
2 Siswa Aktivitas siswa selama KBM dengan metode CTL
Lembar Observer Siswa
3 Guru/Observer Interaksi guru dengan siswa Lembar Observer
4 Siswa Sikap Kreatif Angket
6 Siswa Kemampuan kreativitas Instrumen LAS dan instrumen tes
7 Guru dan siswa
Materi dan pendekatan pembelajaran yang digunakan
Pedoman wawancara
G. Analisis Data
Setelah data terkumpul, langkah berikutnya adalah menganalisis data
tersebut. Analisis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah analisis
Dede Heryani, 2014
Penerapan Pendekatan CTL (Contextual Teaching Learning) Dalam Pembelajaran Matematika Untuk Meningkatkan Pemahaman Konsep Siswa Pada Materi Volume Bangun Ruang
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu 1. Analisis kuantitatif
Analisis kuantitatif digunakan pada data hasil tes kreativitas siswa dalam
memberikan beberapa jawaban atas satu masalah, memberikan beberapa cara
atas satu masalah dan memberikan beberapa cara dan jawaban atas satu
masalah.
a. Penyekoran hasil tes
Skala poin untuk setiap butir soal memiliki bobot yang berbeda. Oleh karena
itu dibuat skoring rubrik sebagai pedoman penyekoran hasil tes sebagai
berikut.
[image:26.595.114.509.200.635.2]Tabel 3.2
Skoring Rubrik Soal Evaluasi Siklus I
No. Skor Keterangan
1
10 Memberikan 1 jawaban dengan benar
20 Memberikan 2 jawaban dengan benar
30 Memberikan 3 jawaban dengan benar
2
10 Memberikan 1 jawaban dengan benar
20 Memberikan 2 jawaban dengan benar
30 Memberikan 3 jawaban dengan benar
40 Memberikan 4 jawaban dengan benar
50 Memberikan 5 jawaban dengan benar
3
10 Memberikan 1 jawaban dengan benar
Dede Heryani, 2014
Penerapan Pendekatan CTL (Contextual Teaching Learning) Dalam Pembelajaran Matematika Untuk Meningkatkan Pemahaman Konsep Siswa Pada Materi Volume Bangun Ruang
[image:27.595.117.508.147.616.2]Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu Tabel 3.3
Skoring Rubrik Soal Evaluasi Siklus II
No. Skor Keterangan
1
10 Memberikan 1 jawaban dengan benar
20 Memberikan 2 jawaban dengan benar
30 Memberikan 3 jawaban dengan benar
2
10 Memberikan 1 jawaban dengan benar
20 Memberikan 2 jawaban dengan benar
30 Memberikan 3 jawaban dengan benar
40 Memberikan 4 jawaban dengan benar
3
10 Memberikan 1 jawaban dengan benar
20 Memberikan 2 jawaban dengan benar
30 Memberikan 3 jawaban dengan benar
b. Menghitung nilai rata-rata kelas dengan rumus:
X = ∑N
n
Keterangan:
∑N = total nilai seluruh siswa
n = jumlah siswa
X = nilai rata-rata kelas
2. Analisis Kualitatif
Analisis kualitatif digunakan pada data hasil observasi, angket, dan
wawancara dengan triangulasi. Menurut Denzin (dalam Solihin, 2003) prinsip
triangulasi adalah sebagai berikut :
1) Data penelitian berasal dari sumber
2) Melakukan studi kasus dari fakta berdasarkan masing-masing sumber data
Dede Heryani, 2014
Penerapan Pendekatan CTL (Contextual Teaching Learning) Dalam Pembelajaran Matematika Untuk Meningkatkan Pemahaman Konsep Siswa Pada Materi Volume Bangun Ruang
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
Beberapa langkah yang harus ditempuh dalam menganalisis data dengan
menggunakan prinsip triangulasi adalah sebagai berikut:
1. Menyeleksi data
Setelah data dikumpulkan, maka dilakukan pemilihan data yang
[image:28.595.112.513.161.631.2]komprehensif yang dapat menjawab fokus penelitian dan memberikan
gambaran tentang hasil penelitian.
2. Mengaksifikasikan Data
Adalah mengelompokkan data yang telah diseleksi dengan cara
mengklasifikasikan data berdasarkan presentase yang dijadikan pegangan.
3. Mentabulasi Data
Setelah data diklasifikasikan berdasarkan tujuan penelitian, kemudian
ditabulasikan dalam bentuk tabel yang bertujuan untuk mengetahui frekuensi
masing-masing alternatif jawaban yang satu dengan yang lainnya, juga untuk
mempermudah dalam membaca data.
4. Menafsirkan Data
Dalam mengolah data digunakan rumus perhitungan presentase sebagai
berikut:
P = (f/n) x 100%
dengan
P = Presentase Jawaban
F = frekuensi Jawaban
N = Banyak Respon
Dede Heryani, 2014
Penerapan Pendekatan CTL (Contextual Teaching Learning) Dalam Pembelajaran Matematika Untuk Meningkatkan Pemahaman Konsep Siswa Pada Materi Volume Bangun Ruang
Dede Heryani, 2014
Penerapan Pendekatan CTL (Contextual Teaching Learning) Dalam Pembelajaran Matematika Untuk Meningkatkan Pemahaman Konsep Siswa Pada Materi Volume Bangun Ruang
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
BAB V
KESIMPULAN DAN SARAN
A. Kesimpulan
Berdasarkan hasil penelitian yang telah diuraikan dalam pembahasan,
dapat ditarik kesimpulan sebagai berikut:
1. Perencanaan pembelajaran matematika di kelas V dalam meningkatkan
pemahaman konsep siswa melalui penerapan pendekatan CTL dapat
menjadikan siswa lebih aktif dalam beraktivitas selama proses pembelajaran,
sehingga pemahaman konsep siswa terhadap pembelajaran matematika pada
materi volume bangun ruang dapat direncanakan dulu dengan matang. Hal
tersebut terlihat dari keterlibatan siswa dalam diskusi, siswa lebih aktif mencari
lebih dari satu jawaban, lebih dari satu cara dan lebih dari satu cara dan
jawaban yang berbeda-beda untuk menyelesaikan permasalahan matematika
yang berhubungan dengan kehidupan sehari-hari yang diberikan, bekerja sama
dan saling mengungkapkan pendapatnya di dalam kelompok, serta
mempresentasikan hasil diskusi di depan kelas.
2. Pelaksanaan pembelajaran matematika di kelas V dengan pendekatan CTL
dapat meningkatkan respon siswa dan pemahaman konsep siswa terhadap
pembelajaran, yang ditunjukkan dengan lebih bersemangatnya siswa dalam
mengikuti pembelajaran, siswa terlihat senang dan ceria, kritis dan kreatif
dalam mengemukakan pemikirannya, serta konsentrasi penuh selama proses
pembelajaran berlangsung.
3. Pemahaman konsep siswa setelah mendapat perlakuan pembelajaran melalui
penerapan pendekatan CTL pada pembelajaran matematika di kelas V SDN 3
Cijawa Kecamatan Cipeundeuy Kabupaten Bandung Barat, dapat meningkat
yang cukup baik. Hal ini ditandai dengan meningkatnya nilai rata-rata yang
Dede Heryani, 2014
Penerapan Pendekatan CTL (Contextual Teaching Learning) Dalam Pembelajaran Matematika Untuk Meningkatkan Pemahaman Konsep Siswa Pada Materi Volume Bangun Ruang
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
B. Saran
Berdasarkan hasil temuan dalam pelaksanaan penelitian tentang
pendekatan CTL untuk meningkatkan pemahaman konsep siswa dalam
pembelajaran matematika, peneliti mengemukakan saran sebagai berikut:
1. Dalam pembelajaran matematika guru harus merencanakan dengan baik dan
mempertimbangkan waktu dengan tepat, karena pembelajaran dengan
penerepan pendekatan CTL sangat menekankan pada keterlibatan siswa
sehingga membutuhkan waktu yang lebih lama.
2. Dalam pembelajaran matematika guru harus dapat memilih pendekatan
pembelajaran yang sesuai dengan materi yang akan disampaikan sehingga
siswa dalam pelaksanaan belajar merasa senang, lebih mudah memahami
konsep materi yang disampaikan.
3. Dalam pembelajaran matematika guru harus memilih pendekatan yang dapat
mengaitkan konsep belajar dengan situasi dunia nyata siswa dan mendorong
siswa membuat hubungan antara pengetahuan yang dimilikinya dengan
penerapannya dalam kehidupan sehari-hari agar dapat diaplikasikan dalam
kehidupannya.
4. Dalam pembelajaran matematika guru harus menggunakan media pembelajaran
yang sesuai dengan materi ajar sehingga siswa lebih tertarik untuk belajar
matematika, lebih mudah memahami konsep belajar dan dapat menemukan sendiri
Dede Heryani, 2014
Penerapan Pendekatan CTL (Contextual Teaching Learning) Dalam Pembelajaran Matematika Untuk Meningkatkan Pemahaman Konsep Siswa Pada Materi Volume Bangun Ruang
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
DAFTAR PUSTAKA
Arikunto, S., Suhardjono, dan Supardi. (2009). Penelitian Tindakan Kelas. Jakarta: PT Bumi Aksara.
BSNP. (2006). Kurikulum-2006. Jakarta: Media Makmur Maju Mandiri.
Departemen Pendidikan Nasional. (2003). Pendekatan kontekstual; Contextual Teaching and Learning (CTL). Jakarta: Direktorat Pendidikan Dasar dan Menengah.
Depdiknas. 2003. Pedoman Khusus Pengembangan Sistem Penilaian Berbasis Kompetensi SMP. Jakarta: Depdiknas.
Duffin, J.M. & Simpson, A.P. 2000. A Search for understanding. Journal of Mathematical Behavior. 18(4): 415-427
Hermana, D. (2010). Menyusun Model Pembelajaran Contextual Teaching and Learning (CTL). Yogyakarta: Rahayasa.
Hernawan, H.A. (2007). Belajar dan Pembelajaran Sekolah Dasar. Bandung: UPI Press.
Kesuma, D. (2010). Contextual Teaching and Learning; Sebuah Panduan Awal dalam Pengembangan PBM. Yogyakarta: Rahayasa.
Mulyasa,H.E. (2012). Praktek Penelitian Tindakan Kelas. Bandung: PT. Remaja Rosdakarya
Ruseffendi, H.E,T. (2005). Dasar-Dasar Matematika Modern dan Komputer untuk Guru. Bandung: Tarsito.
Santika, Ninong. (2008) Seni Mengajarkan IPA Berbasis Kecerdasan Majemuk. Bandung: Tinta Emas Publishing.
Sanjaya,Wina. (2009). Strategi Pembelajaran Berorientasi Standar Proses Pendidikan. Jakarta: Prenada media group.
Suherman, E. dan Winata Putra, U. (1992). Strategi Belajar Mengajar Matematika. Jakarta: Depdikbud.
Dede Heryani, 2014
Penerapan Pendekatan CTL (Contextual Teaching Learning) Dalam Pembelajaran Matematika Untuk Meningkatkan Pemahaman Konsep Siswa Pada Materi Volume Bangun Ruang
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu