• Tidak ada hasil yang ditemukan

PENDEKATAN CONTEXTUAL TEACHING AND LEARNING (CTL) PADA PEMBELAJARAN VOLUME KUBUS DAN BALOK DI KELAS V SD DAMPAK TRANSISI

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2023

Membagikan "PENDEKATAN CONTEXTUAL TEACHING AND LEARNING (CTL) PADA PEMBELAJARAN VOLUME KUBUS DAN BALOK DI KELAS V SD DAMPAK TRANSISI "

Copied!
12
0
0

Teks penuh

(1)

Jurnal Dedikasi Pendidikan, Vo. 6, No. 2, Juli 2022 : 357-368

Pendekatan Contextual Teaching and Learning....

(Isa, Hambali, & Zuhra, 2022) 357

PENDEKATAN CONTEXTUAL TEACHING AND LEARNING (CTL) PADA PEMBELAJARAN VOLUME KUBUS DAN BALOK DI KELAS V SD DAMPAK TRANSISI

PANDEMI COVID-19 MENUJU ENDEMI

Muhammad Isa1*, Hambali2, Intan Zuhra3

1,2,3 Prodi PGSD, FKIP, Universitas Serambi Mekkah, Kota Banda Aceh, 23245, Indonesia.

*Email korespondensi : [email protected]

Diterima Juni 2022; Disetujui Juli 2022; Dipublikasi 31 Juli 2022

Abstract: This research is based on the problem of low student learning outcomes, during the transition from covid-19 to endemic, learning that is usually done is only teacher-centered because most learning is done online so that it affects the low learning outcomes of students, especially in learning the volume of cubes and blocks. This study aims to determine learning through the Contextual Teaching and Learning (CTL) approach in learning the material for the volume of cubes and blocks in fifth grade elementary school. This study uses a quantitative approach to the type of experimental research. The sample in this study was the fifth grade elementary school students, totaling 24 students consisting of 13 boys and 11 girls. Data was collected using observation sheets and tests (pretest and posttest). While the data processing is done by calculating the average value (x), S2 variance, standard deviation (S) and t test.

The conclusion of the study shows that the Contextual Teaching and Learning (CTL) approach cannot improve student learning outcomes on the material for the volume of cubes and blocks in fifth grade elementary school during the Covid-19 transition to endemic. Learning activities carried out by teachers and students obtained a percentage rate of 87% (very good), and student learning completeness in the volume of cubes and blocks only 6 students or 25% of students achieved the Minimum Completeness Criteria

Keywords: Contextual Teaching and Learning (CTL) Approaches 1, Learning 2, & Volume Cubes and blocks 3.

Abstrak: Penelitian ini didasarkan pada permasalahan rendahnya hasil belajar siswa, pada masa transisi covid-19 menuju endemi, pembelajaran yang biasa dilakukan hanya berpusat pada guru saja karena kebanyak pembelajaran dilakukan melalui daring sehingga berpengaruh terhadap rendahnya hasil belajar siswa terutama dalam pembelajan volume kubus dan balok. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pembelajaran melalui pendekatan Contextual Teaching and Learning (CTL) dalam pembelajaran materi volume kubus dan balok di kelas V SD. Penelitian ini menggunakan pendekatan kuantitatif dengan jenis penelitian eksperimen. Sampel dalam penelitian ini adalah siswa kelas V SD yang berjumlah 24 orang siswa yang terdiri dari 13 laki-laki dan 11 orang siswa perempuan.

Pengumpulan data dilakukan dengan menggunakan lembar observasi dan tes (pretest dan posttest).

Sedangkan pengolahan data dilakukan dengan menghitung nilai rata-rata ( , Varians S2, simpangan baku (S) dan uji t. Kesimpulan penelitian menunjukkan bahwa pendekatan Contextual Teaching and Learning (CTL) tidak dapat meningkatkan hasil belajar siswa pada materi volume kubus dan balok di kelas V SD dalam masa transisi Covid-19 menuju endemi. Aktivitas pembelajaran yang dilakukan guru dan siswa memperoleh tingkat persentase 87% (sangat baik), dan ketuntasan belajar siswa pada materi volume kubus dan balok hanya 6 orang siswa atau 25% siswa yang mencapai nilai Kriteria Ketuntasan Minimal (KKM).

Available online at http://jurnal.abulyatama.ac.id/dedikasi ISSN 2548-8848 (Online)

Universitas Abulyatama

Jurnal Dedikasi Pendidikan

(2)

Jurnal Dedikasi Pendidikan, Vol. 6, No. 2, Juli 2022 : 357-368 http://jurnal.abulyatama.ac.id/index.php/dedikasi

Kata Kunci : Pendekatan Contextual Teaching and Learning (CTL) 1, P e m b e l a j a r a n 2 ,

& Volume Kubus dan balok 3.

Pada akhir tahun 2021 Covid-19 diseluruh dunia sudah mulai melandai, perkembangan kasus covid- 19 relatif menurun namun pemerintah menghimbau kepada masyarakat mengenai covid- 19 tidak akan menghilang dengan cepat dan diprediksi akan berubah dari pandemi menjadi endemi. Dengan demikian nasip pembelajaran tatap muka Kembali dipertanyakan keberadaanya terutama dalam pembelajaran matematika di sekolah dasar. Penyelenggaraan pendidikan baik secara formal maupun informal harus disesuaikan dengan perkembangan dan tuntutan pembangunan yang memerlukan ketrampilan dan keahlian serta peningkatan mutunya sesuai dengan kemajuan pengetahuan dan teknologi. Dalam penyelenggaraan pendidikan tidak terlepas dari tujuan pendidikan yang telah hendak dicapai, karena tujuan pendidikan merupakan tolok ukur keberhasilan penyelenggaraan pendidikan.

Pemerintah telah melakukan berbagai upaya untuk meningkatkan mutu pendidikan, antara lain dengan perbaikan kurikulum dan perbaikan cara belajar mengajar yang dilakukan oleh guru.

Kegiatan belajar mengajar di sekolah merupakan suatu kegiatan yang dilakukan secara sadar dan terencana. Dengan adanya perencanaan yang baik diharapkan akan mendukung keberhasilan pengajaran agar peserta didik memiliki kemampuan yang maksimal.

Pembelajaran matematika di Sekolah Dasar dalam kurikulum 2013 dilaksanakan secara terpisah. Muatan materi matematika dalam suatu tema tidak dikaitkan dengan tema yang sedang

berlangsung dalam pembelajaran. Pernyataan ini diperkuat dalam Permendikbud Nomor 24 Tahun 2006 Bab 1 Pasal 1 ayat 3 yang menyatakan bahwa “Pelaksanaan pembelajaran pada Sekolah Dasar/Madrasah Ibtidaiyah (SD/MI) dilakukan dengan pendekatan pembelajaran tematik-terpadu, kecuali untuk mata pelajaran Matematika dan Pendidikan Jasmani Olahraga dan Kesehatan (PJOK) untuk kelas IV, V, dan VI. Keputusan ini menjadi acuan dalam pelaksanaan pembelajaran matematika sebagai mata pelajaran yang terpisah”.

Proses belajar mengajar disekolah peran guru tidak hanya sekedar memberi materi pelajaran saja, tetapi juga memberi motivasi belajar kepada siswa.

Motivasi belajar merupakan faktor psikis yang bersifat non-intelektual. Perananya yang khas dalam penumbuhan gairah, merasa senang dan semangat untuk belajar sehingga dapat menigkatkan hasil belajar siswa.

Hasil observasi awal peneliti menunjukkan bahwa pembelajaran matematika di kelas V SD Negeri 60 Banda Aceh masih didominasi oleh guru, yakni guru sebagai sumber utama pengetahuan. Bila pendekatan ini dilakukan secara rutin tentunya akan makin menambah banyak murid yang bermasalah dalam pelajaran matematika, ditambah lagi dengan tuntutan-tuntutan lain seperti lulus UAS. Berdasarkan hasil ujian akhir semester siswa kelas V SD Negeri 60 Banda Aceh tahun ajaran 2020/2021 terlihat bahwa, dari 24 siswa kelas V hanya 15 siswa yang berhasil mencapai nilai d iatas Kriteria Ketuntasan Minimal (KKM), ini berarti

(3)

Jurnal Dedikasi Pendidikan, Vo. 6, No. 2, Juli 2022 : 357-368

Pendekatan Contextual Teaching and Learning....

(Isa, Hambali, & Zuhra, 2022) 359

hanya 62,50% siswa yang nilainya di atas KKM sedangkan 37,50% siswa lainnya mendapatkan nilai dibawah KKM atau dinyatakan belum tuntas. Nilai KKM pelajaran matematika di kelas V yang ditetapkan di Sekolah Dasar Negeri 60 Banda Aceh adalah 75.

Hasil wawancara dengan guru wali kelas V di Sekolah Dasar Negeri 60 Banda Aceh, diketahui bahwa guru sering menggunakan metode konvensional dalam proses pembelajaran, guru hanya berceramah dalam menyampaikan materi, dengan metode konvensional tersebut materi yang diajarkan kurang mengena terhadap siswa. Siswa hanya mendengarkan saja tanpa mengimplementasikan materi tersebut secara nyata. Siswa belum sepenuhnya diberikan kesempatan untuk menemukan sendiri, artinya pembelajaran yang disampaikan hanya berpusat pada guru saja tanpa bisa mengeluarkan pendapat sehingga berpengaruh terhadap hasil belajar siswa.

Berdasarkan permasalahan di atas maka, untuk meningkatkan keberhasilan belajar siswa tergantung dengan pendekatan pembelajaran yang diterapkan guru seperti pembelajaran yang menyenangkan, tidak membosankan, mudah dimengerti oleh peserta didik, tentunya berpengaruh terhadap keberhasilan belajar.

Salah satu pendekatan pembelajaran yang dapat membuat keaktifan belajar siswa adalah pendekatan kontekstual (contextual teaching and learning). Menurut Suprijono (2015:98), “Pendekatan pembelajaran Contextual Teaching and Learning (CTL) merupakan konsep yang membantu guru

mengaitkan antara materi yang diajarkannya dengan situasi dunia nyata dan mendorong peserta didik membuat hubungan antara pengetahuan yang dimilikinya dengan penerapannya dalam kehidupan mereka sebagai anggota keluarga dan masyarakat”. Harapannya dengan penelitian ini kualitas mengajar guru akan semakin lebih baik. Dapat meningkatkan kualitas pelayanan pengajaran maka kinerja guru dan peserta didik akan lebih optimal.

Berdasarkan pertimbangan di atas, maka perlu dikembangkan suatu pembelajaran kontekstual.

Berdasarkan pemaparan dari masalah dan teori yang ada di atas, maka peneliti tertarik melakukan s u a t u penelitian ya n g berjudul

Pendekatan Contextual Teaching and Learning (CTL) Pada Pembelajaran Volume Kubus Dan Balok Di Kelas V SD Dampak Transisi Pandemi Covid-19 Menuju Endemi

KAJIAN PUSTAKA

Pendekatan Contextual Teaching and Learning (CTL)

Pembelajaran di sekolah tidak hanya difokuskan pada pemberian pembekalan kemampuan pengetahuan yang bersifat teoritis saja, tetapi pengalaman belajar yang dimiliki siswa senantiasa terkait dengan permasalahan- permasalahan aktual yang terjadi di lingkungan.

Menurut Komalasari (2014:7), “pendekatan contextual teaching and learning (CTL) adalah pendekatan pembelajaran yang mengaitkan antara materi yang dipelajari dengan kehidupan nyata siswa sehari-hari, baik dalam lingkungan keluarga, sekolah, masyarakat

(4)

Jurnal Dedikasi Pendidikan, Vol. 6, No. 2, Juli 2022 : 357-368 http://jurnal.abulyatama.ac.id/index.php/dedikasi

maupun warga negara, dengan tujuan untuk menemukan makna materi tersebut bagi kehidupannya”.

Johnson (2016:15) mengungkapkan bahwa

“pendekatan contextual teaching and learning (CTL) adalah pembelajaran yang bertujuan menolong siswa melihat makna di dalam materi akademik dengan konteks kehidupan keseharian siswa, yaitu dengan konteks keadaan pribadi, sosial dan budaya. Pernyataan selaras juga diungkapkan oleh Trianto (2017:98) bahwa

“pendekatan contextual teaching and learning (CTL) adalah pembelajaran yang menyajikan suatu konsep yang mengaitkan materi pelajaran yang dipelajari siswa dengan konteks di mana materi tersebut digunakan, serta berhubungan dengan bagaimana seseorang belajar atau gaya/cara siswa belajar”.

Berdasarkan pendapat yang dikemukakan oleh para ahli di atas, peneliti menyimpulkan pendekatan kontekstual adalah pendekatan yang menyajikan suatu konsep pembelajaran yang mengaitkan antara materi yang diajarkan oleh guru dengan konteks kehidupan keseharian siswa. Mendorong siswa untuk membuat hubungan antara pengetahuan yang dimilikinya dengan penerapannya dalam kehidupan nyata.

Menurut Hosnan, (2016: 270-272) Pendekatan pembelajaran contextual teaching and learning memiliki tujuh komponen utama pembelajaran efektif yaitu:

1) Konstruktivisme (Constructivisme)

Konstruktivisme merupakan landasan filosofis (berpikir) pendekatan CTL.

Kontruktivisme menekankan terbangunnya

pemahaman sendiri secara aktif, kreatif, dan produktif berdasarkan pengetahuan dan pengetahuan terdahulu dan dari pengalaman belajar yang bermakna (Muslich, 2011: 44).

Kegiatan belajar dikemas menjadi proses mengonstruksi pengetahuan sehingga belajar dimulai dari apa yang diketahui peserta didik.

Diharapkan peserta didik mampu menemukan ide dan pengetahuan (konsep, prinsip) baru, menerapkan ide-ide, kemudian peserta didik mencari strategi belajar yang efektif agar mencapai kompetensi dan memberikan kepuasan atas penemuan.

2) Bertanya (Questioning)

Pengetahuan yang dimiliki seseorang bermula dari “bertanya”. Questioning (bertanya) merupakan strategi utama pembelajaran yang berbasis CTL. Bertanya dalam pembelajaran dipandang sebagai kegiatan guru untuk mendorong, membimbing, dan menilai kemampuan berpikir siswa (Muslich, 2011: 44).

Dalam pembelajaran CTL, guru tidak menyampaikan informasi begitu saja tetapi memancing siswa untuk dapat menemukan sendiri. Oleh karena itu, peran bertanya sangat penting sebagai cara guru untuk membimbing dan mengarahkan siswa menemukan setiap materi yang dipelajarinya.

3) Menemukan (inquiry)

Menemukan merupakan bagian inti dari kegiatan pembelajaran berbasis CTL. Kegiatan ini diawali dari pengamatan terhadap fenomena, dilanjutkan dengan kegiatan-kegiatan bermakna untuk menghasilkan temuan yang diperoleh sendiri oleh siswa. Pengetahuan dan keterampilan

(5)

Jurnal Dedikasi Pendidikan, Vo. 6, No. 2, Juli 2022 : 357-368

Pendekatan Contextual Teaching and Learning....

(Isa, Hambali, & Zuhra, 2022) 361

yang diperoleh siswa bukan hasil mengingat seperangkat fakta-fakta, tetapi hasil dari menemukan sendiri. Langkah- langkah kegiatan inquiry yaitu merumuskan masalah, mengamati atau melakukan observasi, menganalisis dan menyajikan hasil, dan mengkomunikasikan hasilnya pada pihak lain.

4) Masyarakat Belajar (Learning Community) Merupakan sekelompok orang yang terikat dalam kegiatan belajar sehingga memungkinkan siswa untuk dapat bertukar pengalaman dan berbagi ide antara yang satu dengan yang lain.

Konsep Learning Community menyarankan agar hasil pembelajaran diperoleh dari kerja sama dengan orang lain. Hasil belajar diperoleh dari

sharing” antara teman, antar kelompok dan antara yang tahu dan yang belum tahu.

5) Pemodelan (Modelling)

Pemodelan maksudnya dalam sebuah pembelajaran keterampilan atau pengetahuan tertentu, ada model yang bisa di tiru. Model itu bisa berupa cara mengoperasikan sesuatu, atau guru memberi contoh cara mengerjakan sesuatu.

Dalam pembelajaran CTL guru bukan satu- satunya model. Model dapat di rancang dengan melibatkan siswa.

6 ) Refleksi (Reflection)

Refleksi merupakan proses pengendapan pengalaman yang telah dipelajari dengan cara mengurutkan kembali kejadian-kejadian atau peristiwa pembelajaran yang telah dilaluinya.

Dalam pembelajaran CTL, setiap berakhir proses pembelajaran, guru memberikan kesempatan pada siswa untuk merenung atau mengingat kembali apa yang telah disampaikannya

7) Penilaian yang sebenarnya (Authentic

Assesment)

Assesment adalah proses pengumpulan berbagai data yang bisa memberikan gambaran perkembangan belajar siswa. Data yang dikumpulkan melalui kegiatan penilaian bukanlah untuk mencari informasi tentang belajar siswa.

Pembelajaran yang benar sudah seharusnya ditekankan pada upaya membantu siswa agar mampu mempelajari, bukan ditekankan pada diperolehnya sebanyakbanyak mungkin informasi di akhir pembelajaran.

Berdasarkan kajian teori yang dilakukan peneliti, dapat disimpulkan bahwa pendekatan Contextual Teaching and Learning (CTL) memiliki tujuh komponen utama yang harus ada dalam pelaksanaannya yaitu konstruktivisme (constructivisme), bertanya (questioning), menemukan (inquiry), masyarakat belajar (learning community), pemodelan (modelling), refleksi (reflection) dan penilaian yang sebenarnya (authentic assesment).

Kelebihan dan Kelemahan Pendekatan Contextual Teaching and Learning

Setiap pendekatan pembelajaran tentunya mempunyai kelebihan maupun kelemahan, begitu juga dengan pendekatan Contextual Teaching and Learning (CTL). Menurut Hosnan (2016:279-280) kelebihan dan kelemahan pendekatan Contextual Teaching and Learning (CTL) adalah sebagai berikut:

1. Kelebihan Pendekatan Contextual Teaching and Learning (CTL)

a) Pembelajaran menjadi lebih bermakna dan rill. Artinya, siswa dituntut untuk dapat menangkap hubungan antara pengalaman belajar di sekolah dengan kehidupan nyata.

(6)

Jurnal Dedikasi Pendidikan, Vol. 6, No. 2, Juli 2022 : 357-368 http://jurnal.abulyatama.ac.id/index.php/dedikasi

Hal ini sangat penting, sebab dengan dapat mengorelasikan materi yang ditemukan dengan kehidupan nyata, bukan saja bagi siswa materi itu akan berfungsi secara fungsional, akan tetapi materi yang akan dipelajarainya akan tertanam erat dalam memori siswa, sehingga tidak akan mudah dilupakan.

b) Pembelajaran lebih produktif dan mampu menumbuhkan penguatan konsep kepada siswa karena metode pembelajaran Contextual Teaching and Learning (CTL) menganut aliran konstruktivisme, dimana seorang siswa dituntun untuk menemukan pengetahuannya sendiri. Melalui landasan filosofis konstruktivisme, siswa diharapkan belajar melalui “mengamati” bukan menghafal.

2. Kelemahan Pendekatan Contextual Teaching and Learning (CTL)

a) Pembelajaran kontekstual dibutuhkan waktu yang lebih lama dibandingkan dengan pembelajaran pada umumnya. Hal ini dikarenakan siswa dikelompokkan dalam sebuah tim yang bekerja sama untuk menemukan pengetahuan dan ketrampilan yang baru bagi mereka. Selain itu, siswa dipandang sebagai individu yang sedang berkembang karena itulah perlu waktu untuk siswa dapat beradaptasi dengan kelompoknya.

b) Guru hanya memberikan kesempatan kepada siswa untuk menemukan atau menerapkan sendiri ide-ide dan mengajak siswa agar menyadari dan dengan sadar

menggunakan strategi-strategi mereka sendiri untuk belajar. Namun, dalam konteks ini, tentunya guru memerlukan perhatian dan bimbingan ekstra terhadap siswa agar tujuan pembelajaran sesuai dengan apa yang diterapkan semula.

Solusi untuk mengantisipasi kelemahan dari pendekatan Contextual Teaching and Learning (CTL) adalah dengan cara mengelompokkan siswa secara heterogen.

Dengan begitu akan ada beberapa siswa yang memiliki kemampuan diatas anggota-anggota kelompoknya yang akan membimbing kelompok tersebut untuk dapat menemukan pengetahuan dan ketrampilan yang baru bagi mereka. Selain itu juga dapat mengantisipasi waktu yang semula memerlukan waktu yang lama menjadi lebih cepat dibandingkan waktu yang diperlukan sebelumnya. Dengan mengelompokkan siswa secara heterogen akan membantu mempermudah guru dalam membimbing siswa agar tujuan pembelajaran sesuai dengan apa yang diterapkan semula.membuat siswa belajar, maka langkah- langkah yang digunakan dalam proses pembelajaran harus sangat dicermati untuk menciptakan kondisi belajar siswa yang efektif dan efisien.

METODE PENELITIAN

Pendekatan yang digunakan dalam penelitian ini adalah pendekatan kuantitatif.

Sedangkan jenis penelitian yang peneliti gunakan adalah penelitian eksperimen, dengan desain penelitian yang digunakan adalah one group pretest posttest design. Dalam desain ini,

(7)

Jurnal Dedikasi Pendidikan, Vo. 6, No. 2, Juli 2022 : 357-368

Pendekatan Contextual Teaching and Learning....

(Isa, Hambali, & Zuhra, 2022) 363

sebelum perlakuan diberikan terlebih dahulu diberi pretest (tes awal) dan di akhir pembelajaran sampel diberi posttest (tes akhir).

Penelitian ini dilakukan di SD Negeri 60 Banda Aceh. Adapun waktu pelaksanaan penelitian ini direncanakan pada semester genap tahun ajaran 2021/2022, semester genap tahun ajaran 2021/2022. Adapun populasi dalam penelitian adalah siswa kelas V SD. Namun karena populasi dalam penelitian ini hanya terdiri dari satu kelas maka sampel dalam penelitian ini ditentukan dengan totally sampling atau keseluruhan populasi dijadikan sampel penelitian.

Adapun alasan peneliti menentukan sampel dari kelas 5 pada penelitian ini didasari atas pertimbangan terhadap rendahnya hasil belajar siswa materi volume kubus dan balok di kelas V SD Negeri 60 Banda Aceh, maka yang menjadi sampel dalam penelitian ini adalah satu kelas, yaitu kelas V SD Negeri 60 Banda Aceh dengan jumlah siswa 24 orang siswa terdiri dari 13 orang laki-laki dan11 orang perempuan.

Teknik pengumpulan data dalam penelitian ini adalah observasi partisipan dan tes berupa pretest dan posttest.

HASIL DAN PEMBAHASAN

Berdasarkan hasil observasi mengenai aktivitas guru (peneliti) dalam melaksanakan pembelajaran dengan penerapan pendekatan Contextual Teaching And Learning (CTL) terhadap hasil belajar siswa pada materi volume kubus dan balok di Kelas V SD, yang dilakukan oleh tiga orang observer yaitu guru wali kelas V dan dua orang teman sejawat, maka menunjukkan bahwa hasil observasi yang dilakukan oleh tiga

orang observer terhadap aktivitas guru (peneliti) dalam mengajar memperoleh skor total yaitu 156 dengan nilai persentase 87% (kategori Sangat Baik). Jadi berdasarkan perolehan nilai hasil observasi tersebut. Maka, dapat disimpulkan bahwa aktivitas guru dalam melaksanakan pembelajaran dengan penerapan pendekatan Contextual Teaching And Learning (CTL) pada Materi Volume Kubus dan Balok di Kelas V SD sudah dilakukan dengan sangat baik

Selanjutnya hasil observasi mengenai aktivitas siswa kelas V SD dalam mengikuti pembelajaran dengan pendekatan Contextual Teaching And Learning (CTL) pada Materi Volume Kubus dan Balok menunjukkan bahwa hasil observasi yang dilakukan oleh tiga orang observer terhadap aktivitas siswa dalam mengikuti proses belajar mengajar memperoleh skor total yaitu 144 dengan nilai persentase 100% (kategori Sangat Baik). Jadi berdasarkan perolehan nilai hasil observasi tersebut. Maka, dapat disimpulkan bahwa aktivitas siswa dalam mengikuti pembelajaran dengan penerapan pendekatan Contextual Teaching And Learning (CTL) pada materi Volume Kubus dan Balok di Kelas V SD sudah dilakukan dengan sangat baik.

Berdasarkan hasil perolehan skor angket kemampuan membaca nyaring siswa pada subtema 4 merawat tumbuhan di kelas II SD, maka berdasarkan perolehan nilai diketahui bahwa nilai pretest terendah yang diperoleh siswa adalah 20, sedangkan nilai yang tertinggi yaitu 60 dengan nilai rata-rata 38.33. Tingkat ketuntasan belajar secara klasikal yaitu 0% atau tidak seorangpun siswa mencapai nilai KKM

(8)

Jurnal Dedikasi Pendidikan, Vol. 6, No. 2, Juli 2022 : 357-368 http://jurnal.abulyatama.ac.id/index.php/dedikasi

(75). Sedangkan nilai posttest diperoleh nilai terendah yaitu 25, sedangkan nilai yang tertinggi yaitu 95 dengan nilai rata-rata 64,79. Tingkat ketuntasan belajar secara klasikal yaitu 25%

siswa telah mencapai nilai KKM yang ditentukan. Kemampuan siswa dalam menjawab soal tentang pembelajaran materi Volume Kubus dan Balok, setelah diajarkan dengan pendekatan Contextual Teaching and Learning (CTL) para siswa lebih memahami dan mengerti terhadap materi pembelajaran yang telah disampaikan.

Berdasarkan hasil uji hipotesis dapat diketahui bahwa nilai t hitung sebesar -4,40926, sedangkan untuk menghitung nilai t tabel terlebih dahulu menghitung nilai degree of freedom (df = N-1) = 24-1 = 23. Maka dengan degree of freedom (df) atau derajat kebebasan (db) sebesar 23, kemudian dikonsultasikan dengan t tabel pada taraf signifikansi sebesar 5% atau 0,05 maka diperoleh nilai t tabel sebesar 2.06866. Kemudian membandingkan antara nilai t hitung dengan nilai t tabel, sehingga diketahui t hitung < t tabel (- 4,40926 < 2.06866), maka H0 diterima dan Ha ditolak pada taraf signifikan α = 0,05. Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa hipotesis alternatif yang diajukan ditolah kebenarannya, atau dengan kata lain penerapan pendekatan contextual teaching and learning (CTL) tidak dapat meningkatkan hasil belajar siswa pada materi volume kubus dan balok di kelas V SD Negeri 60 Banda Aceh.

Dalam penelitian ini pembelajaran dilakukan secara kelompok dan individual.

Kelompok dilakukan untuk menjamin keheterogenan siswa dengan harapan dengan

adanya komponen masyarakat belajar pada model pembelajaran Contextual Teaching And Learning (CTL) secara tidak langsung dapat melatih siswa untuk saling bekerjasama dengan anggota kelompok yang berlatar-belakang berbeda, dan berkemampuan berbeda pula. Secara garis besar, dalam kegiatan penelitian ini dibagi menjadi 3 kegiatan yaitu pendahuluan, inti, dan penutup.

Pada kegiatan pendahulan peneliti menyampaikan tujuan pembelajaran, memberikan apersepsi, serta memberikan motivasi. Sedangkan untuk kegiatan inti, peneliti mulai mengeksplorasikan model Contextual Teaching and Learning (CTL) untuk meningkatkan hasil belajar siswa kelas V SD Negeri 60 Banda Aceh dengan menerapkan langkah-langkah model pembelajaran Contextual Teaching And Learning (CTL).

Sedangkan pada kegiatan akhir, guru bersama siswa membuat kesimpulan materi yang telah dipelajarinya dan memberikan pertanyaan sebagai pemantapan materi dan menyampaikan rencana pada pertemuan berikutnya serta memberikan tugas rumah. Kemudian menutupnya dengan berdo’a dan mengucapkan salam.

Dari hasil observasi pembelajaran menunjukkan bahwa nilai rata-rata aktivitas guru dan siswa selama pembelajaran dengan penerapan pendekatan contextual teaching and learning (CTL) pada materi volume kubus dan balok di kelas V SD Negeri 60 Banda Aceh tergolong sangat baik, hal ini terlihat dari aktivitas guru dan siswa dari setiap kegiatan, aktivitas yang dilakukan guru dan siswa

(9)

Jurnal Dedikasi Pendidikan, Vo. 6, No. 2, Juli 2022 : 357-368

Pendekatan Contextual Teaching and Learning....

(Isa, Hambali, & Zuhra, 2022) 365

memperoleh tingkat persentase 100%. Jadi berdasarkan perolehan nilai hasil observasi maka, dapat disimpulkan bahwa pendekatan contextual teaching and learning (CTL) pada materi volume kubus dan balok dapat membuat siswa menjadi lebih aktif dan semangat dalam belajar. Kondisi ini sesuai dengan salah satu pendapat Hasmiwati (2017 : 24), “tentang pembelajaran bahwa otoritas guru lebih diutamakan dan berperan sebagai contoh bagi siswa”. Selain guru menjadi contoh, guru juga harus mampu menjadi inspirasi dalam proses pembelajaran. Belajar merupakan kegiatan paling di prioritaskan dalam aktifitas sekolah.

Dalam kegiatan pembelajaran guru bagai nahkoda yang harus mampu mengontrol laju proses pembelajaran di kelas. Dalam proses tersebut guru dituntut unntuk bisa merencanakan, merancang hingga melaksanakan pendekatan model pembelajaran menggunakan metode hingga media pembelajaran yang tepat.

Berdasarkan data yang telah dikumpulkan dan telah dianalisis serta dilakukan pengujian hipotesis, menunjukan bahwa nilai t hitung < t tabel (-4,40926 < 2.06866). sehingga H0 diterima dan Ha ditolak pada taraf signifikan α = 0,05.

Ternyata pendekatan Contextual Teaching and Learning (CTL) tidak dapat meningkatkan hasil belajar siswa pada materi volume kubus dan balok di kelas V SD Negeri 60 Banda Aceh.

Hasil penelitian yang telah dilakukan di kelas V SD menunjukkan bahwa pendekatan Contextual Teaching and Learning (CTL) pada materi volume kubus dan balok ternyata tidak berpengaruh positif terhadap peningkatan hasil

belajar siswa. Dimana ketuntasan belajar siswa secara klasikal dari 24 orang siswa hanya 6 siswa atau hanya 25% siswa yang mencapai nilai KKM. Hal ini dikarenakan pendekatan Contextual Teaching and Learning (CTL) baru pertama kali dilaksanakan pada pembejaran matematika terhadap siswa kelas V SD, saat pelaksanaan pembelajaran dengan pendekatan Contextual Teaching and Learning (CTL) pada materi volume kubus dan balok siswa mampu memahami isi materi dengan baik, hal ini dilihat dari aktivitas siswa sesuai dengan hasil observasi yang dilakukan, namun pada saat mengerjakan tes baik prestest maupun posttest hampir keseluruhan siswa tidak bisa menyelesaikannya. Hal tersebut dikarenakan siswa kesulitan dalam memahami soal sehingga siswa belum terampil dalam menyelesaikan soal yang diberikan, kesulitan siswa dalam memahami volume kubus dan balok, ada siswa yang tidak menyukai pembelajaran matematika yang membuat siswa tidak memahami penjelasan yang diberikan guru. Selain itu siswa juga kurang fokus dalam mengerjakan soal tes, siswa banyak yang memberikan jawaban dengan asal memilih sehingga pilihan jawaban yang diberikan kurang tepat dengan pertanyaannya.

Menurut Utari, Wardana dan Damayani (2019:538) “salah satu faktor yang menyebabkan kesulitan siswa dalam belajar matematika adalah sikap siswa, dimana siswa malas untuk belajar dan memahami materi yang diajarkan.

Ataupun siswa tidak memahami materi prasyarat untuk materi selanjutnya dikarenakan sikap siswa yang tidak ingin belajar matematika. Siswa memandang pelajaran metamatika sebagai

(10)

Jurnal Dedikasi Pendidikan, Vol. 6, No. 2, Juli 2022 : 357-368 http://jurnal.abulyatama.ac.id/index.php/dedikasi

pelajaran yang begitu sulit dan terlalu banyak rumus-rumus yang harus dihafalkan ditambah lagi ada perhitungan dalam langkah-langkah menyelesaikan soal matematika”. Dari kendala tersebut maka, salah satu usaha yang dapat dilakukan guru untuk mencapai tujuan pembelajaran matematika adalah dengan cara memotivasi atau memberikan dorongan kepada siswa dalam belajar. Hal itu diperlukan supaya siswa mungkin bisa maksimal dalam belajar sehingga dapat menguasai materi-materi yang diajarkan.

Berdasarkan data hasil penelitian penerapan pembelajaran CTL pada pembelajaran matematika di kelas V SD khusunya pada materi volume kubus dan balok sudah dilakukan sesuai dengan prosedur pembelajaran CTL. Sebagaimana dikemukakan oleh Daryanto (2018:158) pembelajaran diawali dengan penjelasan guru terhadap materi pembelajaran yang akan dilakukan oleh siswa, sementara siswa memperhatikan penjelasan guru dan menanyakan hal-hal yang belum dipahami.

Langkah berikutnya guru membagi siswa dalam bentuk kelompok untuk menerapkan materi pembelajaran tersebut dalam dunia nyata melalui pengamatan. Selanjutnya siswa mendiskusikan hasil pengamatannya di dalam kelas dengan kelompok diskusinya. Kemudian siswa mempresentasikan hasil diskusinya di depan kelas, sementara kelompok lainnya menanggapi kelompok yang tampil. Kegiatan selanjutnya yaitu pemberian penguatan dan perbaikan oleh guru terhadap hasil diskusi siswa yang dilanjutkan dengan pemberian kesimpulan

materi pembelajaran.

Hasil penelitin yang telah dilakukan juga sejalan dengan penelitian sebelumnya seperti yang diungkapkan oleh Putrianasari (2015:57) Hasil penelitian menunjukkan tidak terdapat pengaruh penggunaan pendekatan CTL terhadap hasil belajar matematika. Terdapat pengaruh motivasi terhadap hasil belajar matematika Selain itu, tidak terdapat interaksi antara pendekatan CTL dan motivasi belajar terhadap hasil belajar siswa kelas 5 SD Negeri Cukil 01. Selanjutnya penelitian yang dilakukan oleh Kasuma dkk (2017:1) menyatakan “hasil belajar Bahasa Indonesia siswa kelas V yang mengikuti pembelajaran dengan menggunakan pendekatan Contextual Teaching and Learning dan siswa yang dibelajarkan menggunakan pembelajaran konvensional. Rata-rata hasil belajar bahasa indonesia siswa yang dibelajarkan dengan pendekatan Contextual Teaching And Learning dan siswa yang dibelajarkan dengan pembelajaran konvensional (74.47 > 65.05).

Berdasarkan hasil pengujian dapat disimpulkan bahwa pendekatan Contextual Teaching And Learning berpengaruh terhadap hasil belajar bahasa indonesia siswa kelas V SD.

Berdasarkan temuan dalam penelitian ini dan penelitian yang dilakukan oleh peneliti sebelumnya, maka dapat dipahami bahwa dalam menerapkan pembelajaran dengan pendekatan Contextual Teaching And Learning (CTL) sangat diperlukan peran aktif guru dalam membimbing siswa dalam belajar dan lebih memperhatikan kondisi siswa yang memiliki motivasi tinggi maupun rendah sebagai upaya

(11)

Jurnal Dedikasi Pendidikan, Vo. 6, No. 2, Juli 2022 : 357-368

Pendekatan Contextual Teaching and Learning....

(Isa, Hambali, & Zuhra, 2022) 367

meningkatkan hasil belajar siswa.

KESIMPULAN

Kesimpulan penelitian menunjukkan bahwa pendekatan Contextual Teaching and Learning (CTL) tidak dapat meningkatkan hasil belajar siswa pada materi volume kubus dan balok di kelas V SD dalam masa transisi Covid-19 menuju endemi. Aktivitas pembelajaran yang dilakukan guru dan siswa memperoleh tingkat persentase 87% (sangat baik), dan ketuntasan belajar siswa pada materi volume kubus dan balok hanya 6 orang siswa atau 25% siswa yang mencapai nilai Kriteria Ketuntasan Minimal (KKM).

Disarankan dalam masa transisi covid-19 menuju endemi guru sekolah dasar hendaknya guru membuat pehatian khusus pada siswa sekolah dasar kelas V SD pada materi volume kubus dan balok karena temuan penelitian tidak meningkatkan hasil belajar pendekatan Contextual Teaching and Learning (CTL). Oleh karena itu, hendaknya guru harus mencari strategi pembelajaran lain yang lebih tepat sehingga dapat meningkatkan hasil belajar yang lebih maksimal.

DAFTAR PUSTAKA

Hasmiwati. (2017). Pengaruh Pendekatan Contextual Teaching and Learning (CTL) Terhadap Kemampuan Komunikasi Matematis SMPN 13 Kendari. Jurnal Ilmu Pendidikan Sosial, sains, dan Humaniora. 4 (1): 20-32.

Hosnan. (2016). Pendekatan Saintifik dan Konstektual dalam Pembelajaran Abad 21. Bogor: Penerbit Ghalia Indonesia

Johnson, J., Abraham B., Stephenson, B &

Jehangir, H. M. (2016). Maternal Risk Factors affecting Low Birth Weight babies: A case control study from tertiary care teaching hospital in rural Southern India. International Journal Biomed Res, 7(11):790-4.

Kasuma, P. A., Kristiantari, R & Ganing, N.

N. (2017). Pengaruh Pendekatan Contextual Teaching And Learning (CTL) Terhadap Hasil Belajar Bahasa Indonesia. e-Journal PGSD Universitas Pendidikan Ganesha Mimbar PGSD, 5 (2): 1-10.

Komalasari. ( 2014). Pembelajaran Kontekstual Konsep dan Aplikasi.

Bandung: Refika Aditama.

Muslich, (2011). Pendidikan Karakter Menjawab Tantangan Krisis Multidimensional. Jakarta: Bumi Aksara.

Putrianasari, D & Wasitohadi. ( 2015).

Pengaruh Penerapan Pendekatan Contextual Teaching And Learning (CTL) Terhadap Hasil Belajar Matematika Ditinjau Dari Motivasi Belajar Siswa Kelas 5 SD Negeri Cukil 01 Kecamatan Tengaran - Kabupaten Semarang. Jurnal Scholaria.

5 (1) : 57-77.

Sudjana, N. (2016). Penilaian Hasil Proses Belajar Mengajar. Bandung: Remaja.

Rosdakarya Offset.

Sugiyono. ( 2017). Metode Penelitian Kuantitatif, Kualitatif, dan R&D.

Bandung : Alfabeta.

Suprijono. (2015). Cooperative Learning.

Yogyakarta: Pustaka Belajar.

Susanto. (2016). Teori Belajar Dan Pembelajaran. Jakarta: Prenada Media Group. Trianto, I.B. 2017.

Mendesain Model Pembelajaran Inovatif, Progesif, dan Kontekstial.

Jakarta: Kharisma Putra Utama.

Utari, D. R., Wardana, M. Y. S., &

Damayani, A. T. (2019). Analisis

(12)

Jurnal Dedikasi Pendidikan, Vol. 6, No. 2, Juli 2022 : 357-368 http://jurnal.abulyatama.ac.id/index.php/dedikasi

Kesulitan Belajar Matematika dalam Menyelesaikan Soal Cerita. Jurnal Ilmiah Sekolah Dasar. 3 (4): 534-540.

Wahyuni. (2015). Teori Belajar &

Pembelajaran. Yogyakarta: Ar-ruzz Media.

How to cite this paper :

Isa, M., Hambali,. & Zuhra, I. (2022).

Pendekatan Contextual Teaching and Learning (CTL) Pada Pembelajaran Volume Kubus Dan Balok Di Kelas V SD Dampak Transisi Pandemi Covid-19 Menuju Endemi. Jurnal Dedikasi Pendidikan, 6(2), 357–368.

Referensi

Dokumen terkait

PENERAPAN PENDEKATAN CONTEXTUAL TEACHING AND LEARNING (CTL) UNTUK MENINGKATKAN KEMAMPUAN KOGNISI SISWA PADA PEMBELAJARAN IPA MATERI GERAK DAN PENGARUH BENDA. Universitas

Menyatakan dengan sesungguhnya bahwa skripsi yang berjudul: “Penerapan Pendekatan Contextual Teaching and Learning (CTL) Untuk Meningkatkan Aktivitas dan Hasil Belajar Siswa

Skripsi berjudul “Penerapan Pendekatan Contextual Teaching and Learning (CTL) Menggunakan Media Power Point Untuk Meningkatkan Hasil Belajar Kimia Pada Materi Senyawa Hidrokarbon”,

Secara umum, tujuan penelitian ini adalah untuk mendapatkan deskripsi pelaksanaan penerapan pendekatan Contextual Teaching And Learning (CTL) untuk meningkatkan

Tujuan yang dapat diambil dari penulisan ini adalah untuk mengetahui: 1) Pengaruh pendekatan Contextual Teaching and Learning (CTL) terhadap efektivitas belajar

sebelumnya, dapat disimpulkan bahwa ada pengaruh pendekatan Contextual Teaching and Learning (CTL) terhadap hasil belajar matematika SMP Negeri 4 Waru Tahun Ajaran

Pendekatan Contextual Teaching and Learning (CTL) merupakan konsep belajar yang membantu guru mengaitkan antara materi yang diajarkan dengan situasi dunia nyata

2  Yulianti yang berjudul “ Implementasi pendekatan Contextual Teaching and Learning (CTL) dalam pembelajaran Bahasa Indonesia Materi keterampilan  Objek