• Tidak ada hasil yang ditemukan

Upaya peningkatan pemahaman konsep penjumlahan dan pengurangan pada pecahan melalui pendekatan Contextual Teaching and Learning (CTL) bagi siswa kelas IV SD Tarakanita Ngembesan tahun ajaran 2009-2010 - USD Repository

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2019

Membagikan "Upaya peningkatan pemahaman konsep penjumlahan dan pengurangan pada pecahan melalui pendekatan Contextual Teaching and Learning (CTL) bagi siswa kelas IV SD Tarakanita Ngembesan tahun ajaran 2009-2010 - USD Repository"

Copied!
159
0
0

Teks penuh

(1)

UPAYA PENINGKATAN PEMAHAMAN KONSEP PENJUMLAHAN DAN PENGURANGAN PADA PECAHAN MELALUI PENDEKATAN

CONTEXTUAL TEACHING AND LEARNING (CTL) BAGI SISWA KELAS IV SD TARAKANITA NGEMBESAN TAHUN AJARAN 2009-2010

SKRIPSI

Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan Program Studi Pendidikan Guru Sekolah Dasar

Disusun Oleh:

Paulus Slamet Nugraha

NIM: 081134173

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN GURU SEKOLAH DASAR JURUSAN ILMU PENDIDIKAN

FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS SANATA DHARMA

YOGYAKARTA 2010

(2)
(3)
(4)

PERSEMBAHAN

Karya sederhana ini aku persembahkan untuk :

Tuhan Yesus Kristus.

Bapak dan Ibuku tercinta.

Kakak-kakakku tersayang.

Sahabat istimewaku Dewi Damayanti.

Semua pihak yang telah membantu penulis, terima kasih

atas bantuannya.

(5)

MOTTO

Segala Sesuatu Pasti Ada Jalannya.

Dengan berdoa dan berusaha sungguh-sungguh pasti akan

membuahkan hasil yang optimal.

Jangan Menyerah

(6)

PERNYATAAN KEASLIAN KARYA

Saya menyatakan dengan sesungguhnya bahwa skripsi yang saya tulis ini tidak memuat karya atau bagian karya orang lain, kecuali yang telah disebutkan dalam kutipan dan daftar pustaka sebagaimana layaknya karya ilmiah.

Yogyakarta, 18 Agustus 2010 Penulis,

Paulus Slamet Nugraha

(7)

LEMBAR PERNYATAAN PERSETUJUAN PUBLIKASI KARYA ILMIAH UNTUK KEGIATAN AKADEMIS

Yang bertandatangan di bawah ini, saya mahasiswa Universitas Sanata Dharma: Nama : Paulus Slamet Nugraha

NIM : 081134173

Demi pengembangan ilmu pengetahuan, saya memberikan kepada perpustakaan Universitas Sanata Dharma karya ilmiah saya yang berjudul:

”Upaya Peningkatan Pemahaman Konsep Penjumlahan Dan Pengurangan Pada Pecahan Melalui Pendekatan Contextual Teaching And Learning (CTL) Bagi Siswa Kelas IV SD Tarakanita Ngembesan Tahun Ajaran 2009-2010”

Beserta perangkat yang diperlukan. Demikian saya memberitahukan kepada perpustakaan Universitas Sanata Dharma hak untuk menyimpan, mengalihkan dalam bentuk media lain, mengelolanya dalam bentuk pangkalan data, mendistribusikan secara terbatas, dan mempublikasikannya di internet atau media lain untuk kepentingan akademis tanpa perlu meminta ijin dari saya maupun memberikan royalti kepada saya selama tetap mencantumkan nama saya sebagai penulis.

Demikian pernyataan ini saya buat dengan sebenarnya.

Dibuat di Yogyakarta

Pada tanggal: 18 Agustus 2010 Yang menyatakan

Paulus Slamet Nugraha

(8)

ABSTRAK

Paulus, Slamet Nugraha. 2010.Upaya Peningkatan Pemahaman Konsep Penjumlahan Dan Pengurangan Pada Pecahan Melalui Pendekatan Contextual Teaching And Learning (CTL) Bagi Siswa Kelas IV SD

Tarakanita Ngembesan Tahun Ajaran 2009-2010. Skripsi.

Yogyakarta. PGSD. FKIP. USD.

Penelitian ini merupakan penelitian payung oleh Th. Sugiarto dan A. Sardjana yang memodifikasi alat peraga berupa Blok Pecahan. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui apakah dengan mengunakan Pendekatan Contextual Teaching And Learning (CTL) dapat meningkatkan pemahaman siswa atas konsep penjumlahan dan pengurangan pecahan di kelas IV SD Tarakanita Ngembesan tahun ajaran 2009-2010. Penelitian ini dilaksanakan dalm tiga tindakan, yaitu 1) menanamkan kembali atas konsep pecahan, 2) meningkatkan pemahaman konsep penjumlahan pecahan, 3) meningkatkan pemahaman konsep pengurangan pecahan.

Subyek penelitian ini yaitu siswa siswi kelas IV SD Tarakanita Ngembesan yang berjumlah 14 orang. Instrumen yang digunakan dalam penelitian ini adalah tes konsep penjumlahan dan pengurangan pecahan, kinerja, dan lembar observasi guru. Teknik analisis data yang digunakan untuk mengkaji data yaitu dengan cara mengumpulkan hasil tes anak dan kinerja siswa, mengubah skor mentah menjadi nilai jadi, kemudian membandingkannya dengan keadaan pada kondisi awal.

Dalam penelitian menunjukkan bahwa pada penguatan konsep pecahan 100% dari 14 anak memperoleh nilai di atas KKM, dari kondisi awal 42,86% di atas KKM. Pada pemahaman konsep penjumlahan pecahan 92,86% dari 14 anak memperoleh nilai di atas KKM, dari kondisi awal 42,86% di atas KKM.Pada pemahaman konsep pengurangan pecahan 100% dari 14 anak memperoleh nilai di atas KKM, dari kondisi awal 50% di atas KKM.

(9)

ABSTRACT

Slamet Nugraha, Paulus.2010. The effort to improve the students’ understanding in the concept of summation and substraction of fractions Throught CTL approach for grade IV students of elementary school Tarakanita Ngembesan in academic year 2009-2010. Thesis, Yogyakarta. PGSD, FKIP, USD.

This research is a reqearch that due to a research done by Th. Sugiarto and A. Sadjana which modify the media of Block of Fraction. This research is aimed to know if through CTL approach can improve the students’ understanding in the concept of summation and substraction of fraction for grade IV students of SD Tarakanita Ngembesan in academic year 2009-2010. This rea search is held in 3 actions, they are 1) Re-establishing the concept of fraction, 2) Improving the understanding of the concept of fraction summation. 3) Improving the understanding of the concept of the concept of fraction substraction.

The subject of the research is 14 students of SD Tarakanita Ngembesan in grade IV. The instruments of the research are summation and substraction concept test, students ability, teacher observation sheet. The techniques applied in the data analysis are collecting the students test score and worksheet, importing the raw score into the real score, then company to the early condition.

The result of the research on the reinforcing fraction concept shows that 100% of 14 students have gained score above minimal standard score, the early condition of the reinforcing fraction concept shows that 42,86% of students gained score above he minimal standard score. On the comprehension of fraction summation concept 92,86% of 14 students got score above minimal standard score, the early condition 42,86 % gained score above minimal standard score. On the comprehansion of fraction subtracting concept 100% of 14 students got score above minimal standard score, the early condition 50% got score above minimal standard score.

(10)

KATA PENGANTAR

Puji dan syukur kepada Tuhan Yesus Kristus, yang telah memberikan rahmatNya kepada penulis sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi yang berjudul “Upaya Peningkatan Pemahaman Konsep Penjumlahan Dan Pengurangan Pada Pecahan Melalui Pendekatan CTL (Contextual Teaching And Learning) Bagi Siswa Kelas IV SD Tarakanita Ngembesan Tahun Ajaran 2009-2010” sesuai pada waktu yang diharapkan.

Adapun penyusunan skripsi ini dimaksudkan untuk memenuhi salah satu syarat memperoleh gelar sarjana Pendidikan Guru Sekoalh Dasar Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan di Universitas Sanata Dharma Yogyakarta.

Untuk itu pada kesempatan ini penulis ingin mengucapkan terima kasih kepada berbagai pihak atas bimbingan, petunjuk-petunjuk, dan nasehat yang telah diberikan dalam penyusunan skripsi ini. Ucapan terima kasih ini penulis haturkan kepada yang terhormat::

1. Tuhan Yesus Kristus yang sudah memberikan semangat dan kekuatan kepada penulis, sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi ini.

2. Drs. Th. Sugiarto, M.T. selaku pembimbing I yang berkenan mengorbankan waktu, tenaga, pikiran, dan nasehat, yang dengan penuh kesabaran, ketelitian memberikan bimbingan dalam proses penyusunan skripsi.

3. Drs. A. Sardjana, M.Pd, selaku pembimbing II yang degan penuh kesabaran, dan ketelitian, pengarahan, dan koreksi dalam penyusunan skripsi ini.

4. Drs. Puji Purnomo, M. Si., selaku kepala program studi PGSD.

(11)

5. Seluruh dosen dan karyawan PGSD yang telah memberikan bekal ilmu kepada penulis.

6. Karyawan perpustakaan Universitas Sanata Dharma yang telah membantu penulis untuk mendapatkan referensi yang diperlukan.

7. Kepala Sekolah SD Tarakanita Ngembesan Floribertus Supriya,S.Pd yang telah memberikan ijin untuk melaksanakan penelitian di sekolah ini.

8. Bernadeta Retno Haryani, S.Pd yang telah memberikan dorongan dan membantu penulis dalam melakukan penelitian.

9. Siswa-siswi SD Tarakanita Ngembesan, Yogyakarta kelas IV terima kasih atas kerjasamanya.

10.Ayah dan ibu () tercinta, yang selalu memberikan doa, cinta, dan kasih sayang sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi ini.

11.Kakak-kakakku mbak Prapti, mas Tadi, mbak Wiji, mbak Kindar, mas Subali, dan mas Agung terima kasih atas doa, semangat dan dukungannya.

12.Sahabat istimewaku Dewi Damayanti, yang selalu menemani dan memberiku motivasi.

13.Semua rekan yang tidak dapat penulis sebutkan satu per satu terimakasih.

Penulis menyadari akan keterbatasan pengetahuan dan sedikitnya pengalaman yang dimiliki, maka dari itu penulis mengharapkan kritik dan saran yang bersifat membangun. Akhirnya harapan penulis semoga skripsi yang sederhana ini dapat dimanfaatkan sebaik-baiknya.

Penulis

Paulus Slamet Nugraha

(12)

DAFTAR ISI

Halaman

HALAMAN JUDUL ... i

HALAMAN PERSETUJUAN PEMBIMBING ... ii

HALAMAN PENGESAHAN ... iii

HALAMAN PERSEMBAHAN ... iv

HALAMAN MOTTO ... v

PERNYATAAN KEASLIAN KARYA ... vi

LEMBAR PERNYATAAN PERSETUJUAN PUBLIKASI KARYA ILMIAH UNTUK KEPENTINGAN AKADEMIS ... vii

ABSTRAK ... viii

ABSTRACT ... ix

KATA PENGANTAR ... x

DAFTAR ISI ... xii

DAFTAR TABEL ... xv

DAFTAR LAMPIRAN ... xvii

BAB I PENDAHULUAN ... 1

A. Latar Belakang Masalah ... 1

B. Batasan Masalah ... 3

C. Rumusan Masalah ... 3

D. Tujuan Penelitian ... 4

E. Manfaat Penelitian ... 4

(13)

F. Batasan Pengertian ... 5

G. Sistematika Penulisan Makalah ... 5

BAB II KAJIAN TEORI ... 7

A. Pemahaman Konsep ... 7

B. Pecahan ... 7

1. Pengertian Pecahan ... 7

2. Macam-Macam Pecahan ... 8

3. Pengurangan Dan Penjumlahan ... 10

C. Pendekatan Kontekstual (Contextual Teachingand Learning (CTL)) ... 13

1. Pengertian CTL ... 13

2. Hakekat CTL... 14

3. Komponen CTL ... 18

D. Kerangka Berfikir ... 20

E. Hipotesis Tindakan ... 20

BAB III METODE PENELITIAN ... 21

A. Setting Penelitian ... 21

B. Desain Penelitian ... 21

C. Rencana Tindakan ... 22

D. Kriteria Keberhasilan ... 28

E. Pengumpulan Data ... 28

F. Penyusunan Instrumen ... 29

G. Analisis Data ... 31

(14)

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN ... 34

A. Hasil Penelitian ... 34

B. Pembahasan ... 66

BAB V PENUTUP ... 69

A. Kesimpulan ... 69

B. Saran ... 69

DAFTAR PUSTAKA ... 71

LAMPIRAN... 72

(15)

DAFTAR TABEL

Halaman

Tabel 3.1 Kriteria Keberhasilan ... 28

Tabel 3.2 Pengumpulan Data ... 28

Tabel 3.3 Kriteria penyusunan instrumen ... 29

Tabel 3.4 Model Lembar Penilaian Penguatan Konsep Pecahan... 29

Tabel 3.5 Model Lembar Penilaian Peningkatan Pemahaman Konsep Penjumlahan Pertemuan 1 ... 29

Tabel 3.6 Model Lembar Penilaian Peningkatan Pemahaman Konsep Penjumlahan Pertemuan 2 ... 30

Tabel 3.7 Model Lembar Penilaian Peningkatan Pemahaman Konsep Pengurangan Pertemuan 1 ... 30

Tabel 3.8 Model Lembar Penilaian Peningkatan Pemahaman Konsep Penjumlahan Pertemuan 2 ... 31

Tabel 4.1 Hasil Pengamatan Siswa ... 36

Tabel 4.2 Hasil Tes Penguatan Konsep Pecahan ... 37

Tabel 4.3 Hasil observasi guru... 38

Tabel 4.4 Hasil Pengamatan Siswa ... 43

Tabel 4.5 Hasil Tes Tertulis Peningkatan Pemahaman Konsep Penjumlahan Pecahan ... 44

Tabel 4.6 Hasil observasi guru... 45

Tabel 4.7 Hasil Pengamatan Siswa ... 49

(16)

Tabel 4.8 Hasil Tes Peningkatan Kemampuan Pemahaman Konsep

Penjumlahan Pecahan... 50 Tabel 4.9 Hasil observasi guru... 51 Tabel 4.10 Lembar Pengamatan Siswa ... 56 Tabel 4.11 Hasil Tes Tertulis Peningkatan Pemahaman Konsep

Pengurangan Pecahan... 56 Tabel 4.12 Hasil observasi guru... 57 Tabel 4.13 Hasil Pengamatan Siswa ... 62 Tabel 4.14 Hasil Tes Tertulis Peningkatan Pemahaman Konsep

Pengurangan Pecahan... 63 Tabel 4.15 Hasil observasi guru... 64 Tabel 4.16 Hasil Pretes dan Postes Penguatan Konsep Pecahan ... 66 Tabel 4.17 Hasil Pretes dan Postes Peningkatan Pemehaman Konsep

Penjumlahan... 67 Tabel 4.18 Hasil Pretes dan Postes Peningkatan Pemehaman Konsep

Pengurangan... 68

(17)

DAFTAR LAMPIRAN

Halaman Lampiran 1

Silabus ... 72 Lampiran 2

Rencana Pelaksanaan Pembelajaran ... 78 Lampiran 3

Lembar Kerja Siswa Penguatan Konsep Pecahan... 81 Lampiran 4

Evaluasi Penguatan Konsep Pecahan... 84 Lampiran 5

LKS Pemahaman Konsep Penjumlahan Pecahan Pertemuan 1 ... 86 Lampiran 6

Evaluasi Pemahaman Konsep Penjumlahan Pecahan Pertemuan 1... 89 Lampiran 7

LKS Pemahaman Konsep Penjumlahan Pecahan Pertemuan 2 ... 90 Lampiran 8

Evaluasi Pemahaman Konsep Penjumlahan Pecahan Pertemuan 2... 92 Lampiran 9

LKS Pemahaman Konsep Pengurangan Pecahan Pertemuan 1 ... 93 Lampiran 10

Evaluasi Pemahaman Konsep Pengurangan Pecahan Pertemuan 1... 95

(18)

Lampiran 11

LKS Pemahaman Konsep Pengurangan Pecahan Pertemuan 2 ... 96 Lampiran 12

Evaluasi Pemahaman Konsep Pengurangan Pecahan Pertemuan 2... 98 Lampiran 13

Pretes ... 99 Lampiran 14

Postes ... 102 Lampiran 15

Kunci Jawaban ... 105 Lampiran 16

Hasil Kerja Siswa... 112 Lampiran 17

Surat Ijin Penelitian... 137 Lampiran 18

Surat Bukti Penelitian ... 138 Lampiran 19

Foto-Foto Penelitian Tindakan Kelas... 139

(19)

BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Matematika merupakan salah satu ilmu dasar yang mempunyai peranan yang cukup besar baik dalam kehidupan sehari – hari maupun dalam pengembangan ilmu dan teknologi. Menurut Soedjadi (dalam Akib, 2001: 143), dewasa ini matematika sering dipandang sebagai bahasa ilmu, alat komunikasi antar ilmu dan ilmuan serta merupakan alat analisis. Dengan demikian matematika menempatkan diri sebagai sarana stategis dalam mengembangkan kemampuan dan ketrampilan intelektual.

Pendidikan matematika pada jenjang pendidikan dasar mempunyai peranan yang sangat penting sebab jenjang ini merupakan pondasi yang sangat menentukan dalam membentuk sikap, kecerdasan,dan kepribadian anak. Karena itu pelajaran matematika yang diberikan terutama pada jenjang pendidikan dasar dimaksudkan agar pada akhir setiap tahap pendidikan, peserta didik memiliki kemampuan tertentu bagi kehidupan selanjutnya. Namun kenyataan menunjukkan banyaknya keluhan dari murid tentang pelajaran matematika yang sulit, tidak menarik, dan membosankan. Keluhan ini secara langsung maupun tidak langsung akan sangat berpengaruh terhadap prestasi belajar matematika pada setiap jenjang pendidikan.

Meskipun upaya mengatasi hasil belajar matematika yang telah dilakukan oleh pemerintah. Seperti penyempurnaan kurikulum, pengadaan

(20)

buku paket, peningkatan pengetahuan guru-guru melalui penataran, serta melakukan berbagai penelitian terhadap faktor-faktor yang diduga mempengaruhi hasil belajar matematika. Namun kenyataan menunjukkan bahwa hasil belajar matematika masih jauh dari yang diharapkan.

Siswa kelas IV SD Tarakanita Ngembesan masih banyak mengalami kesulitan dalam konsep penjumlahan dan pengurangan pecahan. Dari semua siswa kelas IV, 50% belum mampu menyamakan penyebut. Dari latar belakang tersebut, siswa mengalami kesulitan pecahan lebih-lebih yang berbeda penyebut. Kesulitan yang banyak dialami anak siswa kelas IV SD Tarakanita Ngembesan dalam pecahan, dimungkinkan karena anak sendiri belum memahami betul mengenai konsep penjumlahan dan pengurangan pecahan.

Berdasarkan kenyataan di atas, kiranya perlu diamati permasalahan mengenai kesulitan murid tehadap materi matematika, khususnya materi matematika sekolah dasar. Sesuai dengan materi yang tercantum dalam kurikulum matematika SD,maka konsep dasar berhitung yang perlu dikuasai murid antaralain : penguasaan operasi bilangan bulat dan operasi pecahan.

(21)

kesulitan dalam menyelesaikan soal-soal pada pokok bahasan lain yang dikaitkan dengan topik tersebut. Berdasarkan pemikiran tersebut, maka dianggap perlu untuk melakukan penelitian tentang kemampuan dan penguasaan konsep penjumlahan dan pengurangan pecahan di SD Tarakanita Ngembesan melalui pembelajaan dengan CTL .

B. Batasan Masalah

Untuk mengatasi masalah konsep penjumlahan dan pengurangan yang berkaitan dengan pecahan pada siswa kelas IV SD tersebut, tidak mungkin dapat dilakukan dengan waktu yang singkat. Penelitian ini dibatasi pada “standar kompetensi 6.Menggunakan pecahan dalam pemecahan masalah dan kompetensi dasar 6.1 Menjelaskan arti pecahan dan urutannya, 6.2 Menyederhanakan berbagai bentuk pecahan, 6.3 Menjumlahkan pecahan, 6.4 Mengurangkan pecahan dengan pendekatan CTL dan alat peraga.PP

C. Rumusan Masalah

(22)

D. Tujuan Penelitian

Tujuan utama penelitian adalah untuk mengetahui apakah pembelajaran CTL (Contextual Teaching And Learning) dapat meningkatkan kemampuan siswa kelas IV SD Tarakanita Ngembesan dalam mengerjakan soal berkaitan dengan konsep penjumlahan dan pengurangan pecahan pada mata pelajaran matematika

E. Manfaat Penelitian 1. Bagi peneliti

Untuk memenuhi tugas Skripsi, dan sebagai pengalaman dalam melakukan penelitian tindakan kelas selanjutnya. Sebagai informasi dan tolok ukur tentang tingkat penguasaan murid kelas IV terhadap masing-masing operasi hitung penjumlahan dan pengurangan operasi hitung bilangan pecahan. Menemukan alternatif solusi pada proses pembelajaran, khususnya pada materi operasi hitung bilangan pecahan. 2. Bagi siswa

Memberikan pengalaman bagi siswa dalam memahami konsep penjumlahan dan pengurangan pecahan dengan menggunakan pendekatan CTL.

3. Bagi guru dan sekolah

(23)

dalam dunia pendidikan, khususnya guru yang mengajarkan matematika dalam usaha peningkatan prestasi belajar matematika pada umumnya.

F. Batasan Pengertian

1. Pembelajaran kontekstual adalah konsep belajar yang membantu guru mengkaitkan antara materi pembelajaan dengan situasi dunia nyata siswa, dan mendorong siswa membuat hubungan antara pengetahuan yang dimilikinya dengan penerapannya dalam kehidupan mereka sehari-hari ( Masnur Muslich,2007:41).

2. Pecahan adalah sebagai bagian dari sesuatu yang utuh (Heruman, 2009:43).

3. Alat peraga adalah media yang memudahkan seseorang dalam mengkonstruksikan informasi yang didapat, sehingga akan lebih jelas dan tepat.

4. Pemahaman konsep adalah proses atau perbuatan untuk memahami dan menanamkannya pada memori otak kita tentang suatu pengertian dan makna yang sedang disampaikan.

G. Sistematika Penulisan Makalah BAB I PENDAHULUAN

(24)

D. Tujuan Penelitian E. Manfaat Penelitian F. Batasan Pengertian

G. Sistematika Penulisan Makalah BAB II KAJIAN TEORI

A. Konsep B. Pecahan

C. Pendekatan Kontekstual (CTL) D. Kerangka berfikir

E. Hipotesis tindakan.

BAB III METODE PENELITIAN A. Setting Penelitian

B. Desain Penelitian C. Rencana Tindakan D. Pengumpulan Data E. Penyesunan Instrumen F. Analisis Data

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Hasil Penelitian

(25)

BAB II KAJIAN TEORI

A. Pemahaman Konsep

Pemahaman berasal dari kata dasar paham.Paham berarti mengerti langkah maupun cara dengan sunguh-sunguh, sedangkan pemahaman adalah proses memahami.

Konsep pecahan dalam matematika adalah suatu langkah pembelajaran yang memanfaatkan alat peraga, sehingga anak dapat menyelidiki, menerapkan, dan memahami dalam pecahan. Dengan konsep akan menjadi pengalaman siswa di dalam menemukan makna dari pecahan.

B. Pecahan

1. Pengertian pecahan

Pecahan adalah sebagai bagian dari sesuatu yang utuh (Heruman,2007:43). Apabila ada seorang ibu mempunyai satu buah mangga yang akan diberikan kepada kedua anaknya, maka harus dibagi menjadi dua

bagian yang sama besar yang nilainya 2 1

, 2 1

mewakili besar dari

masing-masing ukuran. 2 menunjukkan banyaknya bagian yang sama dari keseluruhan yang disebut penyebut, sedangkan 1 besarnya bagian dari keseluruhan yang disebut pembilang.

Alat peraga dapat menggunakan pecahan yang berbentuk lingkaran dan persegi. Alat peraga ini dapat sebagai sarana bagi siswa sebagai objek

(26)

yang dapat digunakan memperagakan konsep pecahan, pecahan senilai, penjumlahan dan pengurangan pecahan

2 1

Konsep

6 3

Konsep Senilai

2. Macam-macam Pecahan

a. Pecahan Murni (Pecahan Biasa)

Pecahan murni (pecahan biasa) adalah pecahan yang penyebutnya lebih besar daripada pembilang (Kamus Besar Bahasa Indonesia,1991:739).

Sesuatu yang utuh di bagi 4, setiap bagian sama

besar yang nilainya 4 1

yang disebut pecahan murni.

b. Pecahan Campuran

Pecahan campuran merupakan pecahan yang lambang bilangannya terdiri dari bilangan asli dan pecahan murni.

+ =

1 +

4 1

= 1

4 1

c. Pecahan Senilai

(27)

dibagi 2 yang menunjukkan nilai 2 1

, kemudian yang satunya

dibagi 6 yang kemudian diarsir 3 bagian yang menunjukkan nilai 6

mempunyai nilai yang

sama, maka dikatakan senilai d. Pecahan Desimal

Pecahan desimal adalah suatu pecahan yang penyebutnya merupakan perpangkatan dari bilanga10. Dalam desimal, terdapat tanda koma yang memisahkan antara bilangan cacah pada pecahan campuran dengan bilangan pecahannya.

Contoh : 1,25 = 1 +

dapat diubah ke dalam bentuk bilangan

desimal 1,25 dengan penjelasan sebagai berikut: satuan 1, 2 5 perseratusan

(28)

e. Pecahan Persen (%)

Persen berarti perseratus. Pecahan persen adalah pecahan yang penyebutnya per seratus.

Contoh : 20% =

3. Perjumlahan dan Pengurangan a. Penjumlahan

Penjumlahan pada pecahan dapat dibagi menjadi 6, yaitu

bilangan bulat dengan pecahan biasa, contohnya 4 + 3

pecahan biasa dengan pecahan biasa, contohnya 2

pecahan campuran dengan pecahan biasa, contohnya 1 2

desimal dengan desimal, contohnya 0,5 + 0,2 = 0,7, desimal dengan

pecahan biasa, contohnya 0,5 + 2 1

=1, persen dengan persen,

contohnya 3% + 100

5

=8%. Penjumlahan pecahan dapat diajarkan

dengan menggunakan alat peraga. Alat peraga yang digunakan dapat berupa potongan kertas berbentuk persegi dan diberi arsiran.

(29)

Contoh konsep penjumlahan pecahan dengan bilangan bulat dengan menggunakan alat peraga

Contoh penjumlahan bilangan bulat dengan pecahan dengan menggunakan alat peraga

1 +

Contoh konsep penjumlahan pecahan dengan pecahan dengan menggunakan alat peraga

(30)

2

b. Pengurangan

Pengurangan pada pecahan dapat dibagi menjadi 7, yaitu

pengurangan bilangan bulat dengan pecahan biasa, contohnya 1 - 2 1

= 2 1

, pecahan biasa dengan pecahan biasa, contohnya 6

pecahan campuran dengan pecahan biasa, contohnya 1 2

pecahan dengan desimal, contohnya 1 – 0,25 = 1,00 – 0,25 = 100

= 0,75, desimal dengan desimal, contohnya 0,5 - 0,2 =

0,3, desimal dengan pecahan biasa, contohnya 0,7-2 1

=0,2, persen

dengan persen, contohnya 10%-100

5

=5% Pengurangan pecahan

dapat diajarkan dengan menggunakan alat peraga. Alat peraga yang digunakan dapat berupa potongan kertas berbentuk persegi dan diberi arsiran.

(31)

1 -

Contoh pengurangan pecahan dengan pecahan dengan menggunakan alat peraga

2

C. Pendekatan CTL 1. Pengertian CTL

Dalam belajar, anak akan lebih mampu apabila dihadapkan pada situasi yang lebih nyata dan mengalaminya sendiri. Siswa diberikan kebebasan, dalam menemukan dan mengkonstruksi dalam ingatannya.

(32)

Sebagai seorang guru mempunyai tugas membantu siswa dalam menemukan pengalaman baru bagi siswa di dalam belajarnya. Guru disini lebih berperan dalam menyiapkan strategi pembelajaran yang sesuai bukan sebatas memberikan materi.

2. HakekatCTL

Menurut Muslich (2007, 40) Pembelajaran kontekstual adalah konsep belajar yang membantu guru mengaitkan antara materi yang diajarkan dengan situasi dunia nyata dan siswa membuat hubungan antara pengetahuan yang dimilikinya dengan penerapannya dalam kehidupan mereka sehari-hari. Pendekatan kontekstual memiliki tujuh komponen utama yakni :

a. Konstruktivisme (Contructivism).

. Kontruktivisme adalah landasan berfikir pendekatan CTL, yaitu bahwa pengetahuan dibangun sedikit demi sedikit, yang hasilnya diperluas melalui konteks yang terbatas. Dalam pembelajaran harus dikemas menjadi proses mengkonstruksi, bukan menerima pengetahuan. Dalam proses pembelajaran, siswa membangun sendiri pengetahuan mereka melalui keterlibatan aktif dalam proses belajar dan mengajar. Siswa menjadi pusat kegiatan, bukan guru. Sebagai guru adalah memfasilitasi proses tersebut dengan :

(33)

• Memberi kesempatan siswa menemukan dan menerpakan idenya sendiri, dan

• Menyadarkan siswa agar menerapakan strategi mereka sendiri dalam belajar.

b. Menemukan (Inquiry).

Menemukan merupakan kegiatan inti dari kegiatan CTL, karena pengetahuan dan ketrampilan yang diperoleh siswa diharapkan bukan hasil mengingat seperangkat fakta-fakta tetapi hasil dari menemukan sendiri.

Siklus Inquiry:

ƒ Observation

ƒ Questionin

ƒ Hipotesis

ƒ Data Gathering

ƒ Conclusion.

Langkah-langkah kegiatan menemukan (inquiry) :

ƒ Merumuskan masalah.

ƒ Mengamati atau melakukan observasi.

ƒ Menganalisis dan menyajikan hasil dalam tulisan, gambar laporan, bagan, tabel, atau karya lainnya.

(34)

c. Bertanya (Questioning).

Pengetahuan yang dimiliki seseorang selalu dimulai dari bertanya. Bertanya merupakan strategi utama pembelajaran berbasis CTL. Bertanya dipandang sebagai sebagai kegiatan guru untuk mendorong membimbing dan menilai kemampuan berfikir siswa.Bertanya berguna untuk :

o Menggali informasi

o Mengecek pemahaman siswa

o Membangkitkan respon kepada siswa

o Mengetahui sejauh mana keingintahuan siswa o Mengetahui hal-hal yang sudah siketahui siswa

o Menfokuskan perhatian pada sesuatu yang dikehendaki guru. o Membangkitkan lebih banyak lagi pertanyaan dari siswa. o Menyegarkan kambali pengetahuan siswa.

d. Masyarakat belajar ( Learning Community).

(35)

e. Pemodelan (Modeling).

Dalam pembelajaran ketrampilan dan pengetahuan, model bukan hany guru, melainkan dapat dari siswa. Model berarti sebagai contoh, dimana guru dapat menjadi contoh bagi siswa, dan juga seorang siswa dapat menjadi contoh bagi siswa yang lain. Dengan melihat, diharapkan siswa dapat mencontoh yang kemudian dapat diterapkan dalam dirinya sendiri. Di dalam penelitian ini peneliti menggunakan alat peraga (model) kertas dan plastik yang telah diarsir. Kertas dan plaslik yang diarsir dapat digunakan untuk melakukan operasi hitung penjumlahan, pengurangan, perkalian, dan pembagian. Alat peraga ini biasanya berbentuk persegi. Dalam penelitian ini alat peraga tersebut terbuat dari kertas asturo warna putih dan kertas mika warna putih. Masing-masing berbentuk persegi dengan ukuran 12x12 cm.

f. Refleksi (Reflection).

Refleksi adalah cara berfikir tentang apa yang baru dipelajari atau berfikir ke belakang tentang apa yang sudah dilakukan di masa yang lalu. Refleksi bertujuan menemukan pengalaman baru yang penting selama dalam proses. Siswa diharapkan mampu merefleksikan hal-hal yang dialami, yang kemudian dapat membuat kesimpulan yang bermanfaat.

(36)

Penilain bukan hanya berupa nilai, tetapi merupakn keseluruhan data yang diperoleh selama proses pembelajaran dilaksanakan.

3. Komponen Contextual Teaching and Learning(CTL).

a) Melakukan hubungan yang bermakna (making meaningful conections), adalah menjadikan pembelajaran antara siswa dengan yang dipelajari mempunyai kesan yang menarikdan bermakna melalui pengalaman dan kehidupan nyata siswa.

b) Melakukan pekerjaan atau kegiatan-kegiatan yang signifikan (doing significant work). adalah dapat melaksanakan suatu tindakan yang berguna untuk mencapai tujuan.

c) Menurut Johnson dalam Supinah (2002:82-84), belajar yang diatur sendiri (self regulated learning) dapat membangun minat individual siswa untuk bekerja sendiri atau pun kelompok dalam rangka mencapai tujuan yang bermakna dengan mengaitkan antara materi ajar dan konteks kehidupan sehari-hari.

d) Bekerja sama (collaborating) ), adalah kegiatan pembelajaran yang melibatkan siswa dengan siswa, maupun siswa dengan guru yang bertujuan agar siswa dapat saling mengerti melalui interaksi dan komunikasi yang dapat menciptakan suatu kerjasama yang baik. e) Menurut Johnson dalam Supinah (2002:100-101), berpikir kritis

(37)

analisis dan sintesis data, memahami suatu isu atau fakta dan pemecahan masalah.

f) Menurut Johnson dalam Supinah (2002:127-128), memelihara atau membina pribadi (nurturing the individual), adalah memberikan pendampingan terhadap perkembangan siswa. Pendampingan dalam proses pembelajaran dapat memotivasi siswa dalam belajar. Guru dapat membina kerjasama yang baik dengan siswa dalam pendampingan, sehingga perkembangan siswa dapat terarah dan berkembang. Hubungan ini penting dan memberi makna pada pengalaman siswa nantinya didalam kelompok dan dunia kerja. g) Mencapai standar yang tinggi (reaching high standards). adalah

membangun motivasi siswa, tanggap terhadap perkembangan jaman, mempunyai tanggungjawab, berani serta siap di dalam penguasaan teknologi, informasi, dan ketrampilan.

(38)

E. Kerangka Berfikir

Siswa belajar dari apa yang dilihat, dan diamati. Berdasarkan dari apa yang dilihat, diamati, kemudian dipelajari siswa akan memperoleh suatu konsep. Media pembelajaran merupakan media yang bertujuan menyampaikan pesan kepada siswa sehingga apa yang diharapkan guru dapat tercapai.

Kontekstual merupakan model belajar yang mengkaitkan antara materi pembelajaan dengan situasi nyata siswa, sehingga mendorong siswa mengaitkan antara pengetahuan yang dimilikinya dengan penerapan dalam kehidupan mereka. Pecahan adalah sebagai bagian dari sesuatu yang utuh. Alat peraga berupa kertas transparan sebagai sarana bagi siswa sebagai objek yang dapat digunakan memperagakan konsep pecahan, pecahan senilai, penjumlahan dan pengurangan pecahan.

F. Hipotesis Tindakan

(39)

BAB III

METODE PENELITIAN

A. Seting Penelitian

Penelitian ini berdasarkan dengan penelitian payung yang dilaksanakan oleh Th. Sugiarto dan A. Sardjana. Dalam penelitian ini, peneliti sekaligus sebagai guru kelas memodifikasi alat peraga dan merencanakan proses pembelajaran yang akan dilaksanakan yang dibantu guru kelas V sebagai kolabolator. Adapun rinciannya sebagai berikut :

1. Waktu penelitian

Penelitian akan dilaksanakan pada bulan Maret 2010 2. Tempat penelitian

SD Tarakanita Ngembesan - Wonokerto, Turi - Sleman 3. Subjek penelitian

Siswa kelas IV SD Tarakanita Ngembesan 4. Objek penelitian

Kemampuan mengerjakan konsep penjumlahan dan pengurangan pecahan

B. Desain Penelitian

1. Deskripsi model yang dipilih yaitu model Kemmis dan Taggart

Dalam penelitian ini peneliti memilih model penelitian dari Kemmis dan Taggart yang diambil dari buku ”Metode Penelitian Tindakan Kelas”

(40)

karangan Wiraatmadja (2005;66) seperti yang terlihat dalam gambar di bawah ini.

Gambar. 3.1 Model Desain Penelitian Kemmis dan Taggart dalam Wiraatmaja

(2005;66)

C. Rencana Tindakan

Berdasarkan hasil pre-test yang meliputi konsep pecahan, konsep penjumlahan, dan konsep pengurangan yang belum memenuhi target, maka direncanakan beberapa kemampuan. Banyaknya kemampuan yang direncanakan ada 3 yaitu penguatan konsep pecahan, pemahaman konsep penjumlahan pecahan, dan pemahaman konsep pengurangan pecahan. 1. Persiapan

a. Minta izin kepada Kepala Sekolah SD Tarakanita Ngembesan untuk melaksanakan penelitian.

b. Identifikasi masalah c. Analisis masalah d. Perumusan masalah

REFLEKSI TINDAKAN

PENGAMATAN SIKLUS II PERENCANAAN

REFLEKSI TINDAKAN

(41)

e. Menyusun rencana penelitian dalam siklus-siklus. f. Menyusun silabus, RPP, LKS, dan instrumen penelitian.

2. Rencana Tindakan Setiap Siklus

o Penguatan Konsep Pecahan

a. Rencana Tindakan

1) Siswa dibagi dalam kelompok dalam kelas.

2) Siswa mengerjakan pretes berkaitan dengan konsep pecahan.

3) Siswa maju ke depan memperagakan alat peraga berkaitan dengan konsep pecahan.

4) Siswa mengerjakan soal berupa konsep pecahan dalam kelompok 5) Siswa bersama guru membahas soal yang telah dikerjakan siswa. 6) .Siswa mengerjakan soal evaluasi secara individu

b. Pelaksanaan Tindakan

Pelaksaan tindakan dilakukan sesuai dengan rencana tindakan. c. Pengumpulan Data

Dalam penelitian ini, peneliti sekaligus guru kelas memperoleh data yang berupa data kuantitaf atau skor, yaitu skor hasil ulangan para siswa kelas IV dan melalui instrument lembar pengamatan dari observator berupa ketepatan penggunaan alat peraga, keaktifan siswa dalam kelompok, serta ketepatan jawaban siswa dalam soal latihan. d. Refleksi

(42)

o Pemahaman Konsep Penjumlahan

Pertemuan I a. Rencana Tindakan

1) Siswa dibagi dalam kelompok dalam kelas

2) Siswa mengerjakan pretes menyelesaikan konsep penjumlahan. 3) Siswa maju ke depan memperagakan alat peraga berkaitan dengan

konsep penjumlahan pecahan berupa kertas transparan.

4) Siswa mengerjakan soal berupa konsep penjumlahan pecahan dalam kelompok

5) Siswa bersama guru membahas soal yang telah dikerjakan siswa. 6) Siswa mengerjakan soal evaluasi secara individu

b. Pelaksanaan Tindakan

Pelaksaan tindakan dilakukan sesuai dengan rencana tindakan. c. Pengumpulan Data

Dalam penelitian ini, peneliti sekaligus guru kelas memperoleh data yang berupa data kuantitaf atau skor, yaitu skor hasil ulangan para siswa kelas IV dan melalui instrument lembar pengamatan dari observator berupa ketepatan penggunaan alat peraga, keaktifan siswa dalam kelompok, serta ketepatan jawaban siswa dalam soal latihan. d. Refleksi

(43)

Pertemuan 2 a. Rencana Tindakan

1) Siswa dibagi dalam kelompok dalam kelas

2. Siswa mengerjakan pretes menyelesaikan konsep penjumlahan. 3. Siswa maju ke depan memperagakan alat peraga berkaitan dengan

konsep penjumlahan pecahan berupa kertas transparan

4. Siswa mengerjakan soal berupa konsep penjumlahan pecahan dalam kelompok

5. Siswa bersama guru membahas soal yang telah dikerjakan siswa. 6. Siswa mengerjakan soal evaluasi secara individu

b. Pelaksanaan Tindakan

Pelaksaan tindakan dilakukan sesuai dengan rencana tindakan. c. Pengumpulan Data

Dalam penelitian ini, peneliti sekaligus guru kelas memperoleh data yang berupa data kuantitaf atau skor, yaitu skor hasil ulangan para siswa kelas IV dan melalui instrument lembar pengamatan dari observator berupa ketepatan penggunaan alat peraga, keaktifan siswa dalam kelompok, serta ketepatan jawaban siswa dalam soal latihan. d. Refleksi

(44)

o Pemahaman Konsep Pengurangan Pecahan

Pertemuan I a. Rencana Tindakan

1) Siswa dibagi dalam kelompok dalam kelas

2. Siswa mengerjakan pretes penyelesaian konsep pengurangan.

3. Siswa maju ke depan memperagakan alat peraga berkaitan dengan konsep pengurangan pecahan berupa kertas transparan

4. Siswa mengerjakan soal berupa konsep pengurangan pecahan dalam kelompok

5. Siswa bersama guru membahas soal yang telah dikerjakan siswa. 6. Siswa mengerjakan soal evaluasi secara individu

b. Pelaksanaan Tindakan

Pelaksaan tindakan dilakukan sesuai dengan rencana tindakan. c. Pengumpulan Data

Dalam penelitian ini, peneliti sekaligus guru kelas memperoleh data yang berupa data kuantitaf atau skor, yaitu skor hasil ulangan para siswa kelas IV dan melalui instrument lembar pengamatan dari observator berupa ketepatan penggunaan alat peraga, keaktifan siswa dalam kelompok, serta ketepatan jawaban siswa dalam soal latihan. d. Refleksi

(45)

Pertemuan 2 a. Rencana Tindakan

1. Siswa dibagi dalam kelompok

2. Siswa mengerjakan pretes penyelesaian konsep pengurangan.

3. Siswa maju ke depan memperagakan alat peraga berkaitan dengan konsep pengurangan pecahan berupa kertas transparan

4. Siswa mengerjakan soal berupa konsep pengurangan pecahan dalam kelompok

5. Siswa bersama guru membahas soal yang telah dikerjakan siswa. 6. Siswa mengerjakan soal evaluasi secara individu

a. Pelaksanaan Tindakan

Pelaksaan tindakan dilakukan sesuai dengan rencana tindakan. b. Pengumpulan Data

Dalam penelitian ini, peneliti sekaligus guru kelas memperoleh data yang berupa data kuantitaf atau skor, yaitu skor hasil ulangan para siswa kelas IV dan melalui instrument lembar pengamatan dari observator berupa ketepatan penggunaan alat peraga, keaktifan siswa dalam kelompok, serta ketepatan jawaban siswa dalam soal latihan. c. Refleksi

(46)

D. Kriteria Keberhasilan

Tabel 3.1 Kriteria Keberhasilan.

Kemampuan yang akan ditingkatkan

Kondisi Awal

Kriteria Keberhasilan Penguatan Konsep

Pecahan

42,86% dari 15 siswa mampu menguasai konsep pecahan (memperoleh nilai diatas KKM)

75% dari 15 siswa mampu menguasai konsep pecahan (memperoleh nilai diatas KKM)

Pemahaman Konsep Penjumlahan

Pecahan

42,86% dari 15 siswa mampu menguasai konsep penjumlahan pecahan (memperoleh nilai diatas KKM)

75% dari 15 siswa mampu

menguasai konsep penjumlahan pecahan (memperoleh nilai diatas KKM)

Pemahaman Konsep Pengurangan

Pecahan

50% dari 15 siswa mampu menguasai konsep pengurangan pecahan (memperoleh nilai diatas KKM)

75% dari 15 siswa mampu

menguasai konsep pengurangan pecahan (memperoleh nilai diatas KKM)

E. Pengumpulan Data

Peubah dalam penelitian ini adalah kemampuan melakukan konsep penjumlahan dan pengurangan pecahan.

Tabel 3.2 Pengumpulan Data

Peubah Indikator Data yang Diperlukan siswa dalam menjawab soal-soal yang berkaiatan dengan konsep penjumlahan dan

pengurangan pecahan.

Skor hasil tes tertulis dan kinerja siswa

Tes tertulis Kinerja

(47)

F. Penyusunan Instrumen 1. Proses penyusunan soal

Tabel 3.3 Kriteria penyusunan instrumen

Kriteria Indikator

Mudah Sedang Sulit Kemampuan mengerjakan

konsep pecahan.

I, II III, IV Kemampuan mengerjakan

konsep penjumlahan pecahan.

I II Kemampuan mengerjakan

konsep penjumlahan pecahan.

1, 3 2, 4, 5 Kemampuan mengerjakan

konsep pengurangan pecahan.

1,2 3, 4, 5 Kemampuan mengerjakan

konsep pengurangan pecahan.

1 2,3 4, 5

2. Model Lembar Penilaian

Tabel. 3.4 Model Lembar Penilaian Penguatan Konsep Pecahan

Indikator Model Lembar Penilaian Kemampuan

mengerjakan

soal konsep pecahan.

a) Lembar penilaian berupa evaluasi yang berisi 20soal konsep pecahan.

b) Lembar observasi yang berisi ketepatan siswa menggunakan alat peraga dalam menggunakan alat peraga dan keaktifan siswa dalam kelompok.

c) Cara penggunaannya :

i. Lembar penilaian (evalusi) diberikan kepada siswa setelah siswa diberi penjelasan.

ii. Lembar observasi diisi oleh observer berdasarkan data yang diambil dari pengamatan

Tabel. 3.5 Model Lembar Penilaian Peningkatan Pemahaman Konsep

Penjumlahan Pertemuan 1

Indikator Model Lembar Penilaian

(48)

mengerjakan

soal konsep penjumlahan

pecahan.

10soal konsep penjumlahan pecahan.

b) Lembar observasi yang berisi ketepatan siswa menggunakan alat peraga dalam menggunakan alat peraga dan keaktifan siswa dalam kelompok.

c) Cara penggunaannya :

i. Lembar penilaian (evalusi) diberikan kepada siswa setelah siswa diberi penjelasan tentang aturan pengerjaannya oleh guru.

ii. Lembar observasi diisi oleh observer berdasarkan data yang diambil dari pengamatan

Tabel. 3.6 Model Lembar Penilaian Peningkatan Pemahaman Konsep

Penjumlahan Pertemuan 2

Indikator Model Lembar Penilaian Kemampuan

mengerjakan

soal konsep pecahan.

a) Lembar penilaian berupa evaluasi yang berisi 5 soal konsep penjumlahan pecahan.

b) Lembar observasi yang berisi ketepatan siswa menggunakan alat peraga dalam menggunakan alat peraga dan keaktifan siswa dalam kelompok.

c) Cara penggunaannya :

i. Lembar penilaian (evalusi) diberikan kepada siswa setelah siswa diberi penjelasan tentang aturan pengerjaannya oleh guru.

ii. Lembar observasi diisi oleh observer berdasarkan data yang diambil dari pengamatan

Tabel. 3.7 Model Lembar Penilaian Peningkatan Pemahaman Konsep

Pengurangan Pertemuan 1

Indikator Model Lembar Penilaian Kemampuan

mengerjakan

soal konsep pengurangan

pecahan.

a) Lembar penilaian berupa evaluasi yang berisi 5 soal konsep pengurangan pecahan.

(49)

kelompok. c) Cara penggunaannya :

i. Lembar penilaian (evalusi) diberikan kepada siswa setelah siswa diberi penjelasan tentang aturan pengerjaannya oleh guru.

ii. Lembar observasi diisi oleh observer berdasarkan data yang diambil dari pengamatan

Tabel. 3.8 Model Lembar Penilaian Peningkatan Pemahaman Konsep

Penjumlahan Pertemuan 2

Indikator Model Lembar Penilaian Kemampuan

mengerjakan

soal konsep pengurangan

pecahan.

a) Lembar penilaian berupa evaluasi yang berisi 5 soal konsep pengurangan pecahan.

b) Lembar observasi yang berisi ketepatan siswa menggunakan alat peraga dalam menggunakan alat peraga dan keaktifan siswa dalam kelompok.

c) Cara penggunaannya :

i. Lembar penilaian (evalusi) diberikan kepada siswa setelah siswa diberi penjelasan tentang aturan pengerjaannya oleh guru.

ii. Lembar observasi diisi oleh observer berdasarkan data yang diambil dari pengamatan

G. Analisis Data

1. Kriteria penentuan skor a. Tes Tertulis

(50)

jawabanya saja maka skor yang diperoleh adalah 1. Jika soal tidak dikerjakan maka skor yang diperoleh adalah 0.

b. Kinerja Ketepatan

¾ Jika pemilihan alat peraga sesuai dengan soal, dan hasil penyelesaian soal dapat terlihat dengan jelas pada alat peraga, maka skor yang diperoleh adalah 4

¾ Jika pemilihan alat peraga sesuai dengan soal, dan hasil penyelesaian soal tidak dapat terlihat dengan pada alat peraga, maka skor yang diperoleh adalah 3

¾ Jika pemilihan alat peraga sesuai dengan soal, dan hasil

penyelesaian soal tidak dapat terlihat pada alat peraga, maka skor yang diperoleh adalah 2

¾ Jika pemilihan alat peraga sesuai dengan soal, dan tidak ada hasil penyelesaian soal, maka skor yang diperoleh adalah 1

¾ Jika pemilihan alat peraga tidak sesuai dengan soal, dan tidak ada hasil penyelesaian soal, maka skor yang diperoleh adalah 0 2. Analisis data

a. Menghitung skor yang diperoleh oleh masing-masing siswa 1) Tes tertulis

Nilai Akhir (NA) =

(51)

2) Kinerja

Total nilai = Hasil tes tertulis + hasil kinerja 2

Nilai Akhir (NA) = Total nilai yang diperoleh siswa x 100% Total nilai maksimal

b. Menentukan skor rata-rata kelas dalam persen x = x1(%)+x2(%)+...+x15(%)

N

(52)

BAB IV

HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

A. Hasil Penelitian

Penelitian tindakan kelas dengan judul “Upaya Peningkatan Pemahaman Konsep Penjumlahan Dan Pengurangan Pada Pecahan Melalui Pendekatan CTL (Contextual Teaching And Learning) Bagi Siswa Kelas IV SD Tarakanita Ngembesan Tahun Ajaran 2009-2010” dilakukan pada bulan Maret 2010.

1. Penguatan Konsep Pecahan a. Perencanaan

Pada tahap ini peneliti mempersiapkan perangkat pembelajaran yang terdiri dari silabus, rencana pelaksanaan pembelajaran, media pembelajaran, lembar kerja siswa, lembar observasi. Materi yang disampaikan dalam pertemuan ini adalah tentang pemahaman konsep pecahan.

b. Pelaksanaan

Pelaksanaan kegiatan belajar mengajar dilaksanakan pada tanggal 12 Maret 2010. Sebelum melaksanakan siklus pertama, peneliti sekaligus guru kelas mengadakan tes awal (pretes). Hal ini bertujuan untuk mengetahui sejauh mana kemampuan siswa dalam menyelesaikan soal mengenai konsep bilangan pecahan. Subyek penelitian yang digunakan

(53)

yaitu siswa kelas IV SD Tarakanita Ngembesan yang berjumlah 14 siswa dari 15 siswa, dikarenakan 1 orang siswa tidak berangkat. Dalam proses penelitian ini, peneliti yang juga bertindak sebagai guru dibantu oleh 1 orang guru kelas V sebagai observer yang membantu mengamati aktivitas siswa dalam pembelajaran Matematika.

Dalam kegiatan belajar mengajar siswa dibagi dalam kelompok. Masing-masing siswa mengerjakan lembar kerja yang telah tersedia dalam kelompok. Setiap kelompok memperoleh alat peraga. Dengan menggunakan alat peraga, siswa diharapakan mempu menguasai konsep pecahan. Dalam kelompok diharapkan dapat saling membantu. Setelah selesai mengerjakan, guru menunjuk salah satu kelompok untuk menunjukkan hasil kerja kelompok didepan kelas. Setelah selesai kemudian guru bersama dengan siswa membahas hasil kerja siswa.

c. Pengamatan

Pengamatan yang dilakukan oleh peneliti dapat dibagi dalam 3 hal, yaitu: 1) Pengamatan dalam proses pembelajaran

Selama proses pembelajaran yang dilakukan oleh guru yang juga bertindak sebagai peneliti berjalan dengan baik. Kegiatan selama proses pembelajaran dapat diuraikan sebagai berikut:

(54)

b) Guru menyampaikan materi dengan menunjukkan model gabus dalam bentuk buah yang dibagi sehingga dapat menunjukan pecahan.

c) Guru menunjuk siswa untuk menunjukkan pecahan yang sesuai di depan kelas.

d) Guru membagi siswa dalam kelompok.

e) Guru membimbing siswa dalam berdiskusi, namun guru hanya berperan sebagai fasilitator.

2) Pengamatan selama proses diskusi.

Proses diskusi dilakukan untuk menentukan nilai pecahan yang sesuai dengan gambar, membandingkan dua pecahan yang berpenyebut sama, serta membandingkan pecahan yang berpenyebut berbeda.

3) Analisis hasil yang diperoleh siswa

Data yang dikumpulkan oleh peneliti yaitu dengan menggunakan: 1) Hasil pengamatan siswa

Data hasil observasi kegiatan siswa pada tindakan pertama siklus pertama dapat dilihat pada tabel berikut :

Tabel 4.1 Hasil Pengamatan Siswa

Kriteria No Nama Ketepatan menggunakan

alat peraga

Keaktifan siswa

1 A 2 3

2 B 2 2

3 C 1 3

(55)

5 E 3 3

6 F 4 4

7 G 3 2

8 H 3 3

9 I 2 2

10 J 2 2

11 K 2 2

12 L 3 3

13 M 4 4

14 N 3 3

Jumlah 36 38

Presentase (%) 64,29 67,86

Dari tabel di atas menunjukkan bahwa ketepatan dalam

menggunakan alat peraga adalah NA = 100% 64,29% 56

36× =

,

sedangkan siswa yang aktif dalam kelompok adalah NA

= 100% 67,86% 56

38× =

.

2) Tes tertulis

Data hasil tes tertulis siswa pada tindakan pertama siklus pertama dapat dilihat pada tabel berikut:

Tabel 4.2 Hasil Tes Penguatan Konsep Pecahan

Kriteria

No. Nama Nilai

Tuntas Tidak Tuntas

1 A 74 9

2 B 70 9

3 C 63 9

4 D 50 9

5 E 85 9

6 F 95 9

7 G 80 9

8 H 84 9

(56)

10 J 68 9

Dari data di atas menunjukkan bahwa rata-rata kelas adalah 72,14.

Siswa yang tuntas = 100% 85,72% 14

12× =

dengan nilai ketuntasan

yang ditentukan oleh sekolah yaitu 60. Siswa yang tidak tuntas =

%

. Target KKM pada penelitian ini adalah 65%.

Dari data di atas menunjukkan bahwa penelitian ini sudah berhasil mencapai indikator yang ditetapkan.

3) Hasil Observasi Guru

Data hasil observasi kegiatan guru pada tindakan pertama siklus pertama dapat dilihat pada tabel berikut :

Tabel 4.3 Hasil observasi guru

Skor

Pra pembelajaran Memeriksa kesiapan ruang, alat, dan media pembelajaraan. Memeriksa kesiapan siswa.

Membuka Pelajaran Melakukan kegiatan apersepsi.

Menyampaikan tujuan yang akan dicapai dan rencana kegiatan.

9

9

9

(57)

III

Kegiatan Inti Pembelajaran Melaksanakan pembelajaran dengan menghadirkan masalah yang bersifat

kontekstual. Kualitas komunitas belajar dalam kelas (1 = tidak ada komunikasi dari guru,

2 = komunikasi guru ke siswa, 3 = komunikasi guru ke siswa, siswa ke guru, 4 = komunikasi guru ke siswa, siswa ke guru, dan siswa ke siswa.)

Guru tidak banyak memberi tahu hasil kepada siswa dalam mengkonstruksi pengetahuannya. Menciptakan hubungan komunikasi yang baik antara guru – siswa, siswa – guru, siswa-siswa.

Memberikan kesempatan kepada siswa untuk melakukan inkuiri. Menunjukkan keterampilan dalam menggunakan alat peraga.

Melibatkan siswa dalam pemanfaatan alat peraga. Alat peraga yang

digunakan dapat membantu siswa dalam mengkonstruksi pengetahuannya. Memberi kesan menarik pada siswa.

Melakukan penilaian akhir secara autentik Penutup

Melakukan refleksi pembelajaran dengan melibatkan siswa

(58)

2 Menyusun

rangkuman/kesimpulan bersama siswa.

9

Jumlah skor ketercapaian 0 6 33 8

Ketercapaian % 0 18,75 68,75 12,5

Data hasil observasi kegiatan guru menunjukkan bahwa

ketercapaian kegiatan guru adalah NA = 100% 73,44% 64

47× =

.

Berdasarkan data tersebut diperoleh data bahwa siswa sudah mencapai indikator ketercapaian yang ditetapkan. Maka dari itu penelitian dapat dilanjutkan pada peningkatan kemampuan pemahaman konsep penjumlahan..

d. Refleksi

Dari data yang telah dikumpulkan dan dianalisis peneliti dapat mengambil kesimpulan sebagai berikut:

1). Aktivitas dan keingintahuan siswa terhadap penggunaan media baik, karena baru bagi siswa, namun ada beberapa siswa yang masih bingung dalam penggunaan alat peraga blok pecahan.

2). Jika dibandingkan dengan kondisi awal, siswa sudah dapat lebih memahami konsep pecahan

3). Beberapa siswa tidak terlibat aktif dalam proses diskusi.

(59)

2. Peningkatan Pemahaman Konsep Penjumlahan Pecahan Pertemuan I

a. Perencanaan

Pada tahap ini peneliti mempersiapkan perangkat pembelajaran yang terdiri dari silabus, rencana pelaksanaan pembelajaran, media pembelajaran, lembar kerja siswa, lembar observasi. Materi yang disampaikan adalah pemahaman konsep penjumlahan pecahan.

b. Pelaksanaan

Pelaksanaan kegiatan belajar mengajar dilaksanakan pada tanggal 15 Maret 2010. Peneliti sekaligus guru kelas mengadakan tes awal (pretes). Hal ini bertujuan untuk mengetahui sejauh mana kemampuan siswa dalam menyelesaikan soal mengenai konsep penjumlahan bilangan pecahan. Subyek penelitian yang digunakan yaitu siswa kelas IV SD Tarakanita Ngembesan yang berjumlah 14 siswa dari 15 siswa, dikarenakan 1 orang siswa tidak berangkat. Dalam proses penelitian ini, peneliti yang juga bertindak sebagai guru dibantu oleh 1 orang guru kelas V sebagai observer yang membantu mengamati alktivitas siswa dalam pembelajaran Matematika.

(60)

penjumlahan pecahan dengan menggunakan alat peraga yang tersedia. Dalam kelompok diharapkan dapat saling membantu. Setelah selesai mengerjakan, guru menunjuk salah satu kelompok untuk menunjukkan hasil kerja kelompok didepan kelas. Setelah selesai kemudian guru bersama dengan siswa membahas hasil kerja siswa.

c. Pengamatan

Pengamatan yang dilakukan oleh peneliti dapat dibagi dalam 3 hal, yaitu: 1) Pengamatan selama proses pembelajaran

Selama proses pembelajaran yang dilakukan oleh guru yang juga bertindak sebagai peneliti berjalan dengan baik sesuai dengan rencana yang telah disusun dalam rencana pelaksanaan pembelajaran. Kegiatan selama proses pembelajaran dapat diuraikan sebagai berikut:

a) Guru membuka pelajaran dan menyampaikan tujuan pembelajaran yang ingin dicapai.

b) Guru menyampaikan materi dengan menunjukkan blok pecahan yang dibagi sehingga dapat menunjukan pecahan.

c) Guru menunjuk siswa untuk menunjukkan pecahan yang sesuai di depan kelas.

d) Guru membagi siswa dalam kelompok.

(61)

2) Pengamatan selama proses diskusi.

Dalam pertemuan ini untuk mentukan konsep penjumlahan pecahan berpenyebut sama, konsep penjumlahan pecahan beda penyebut, penjumlahan pecahan murni dengan pecahan desimal dengan menggunakan gambar.

3) Analisis hasil yang diperoleh siswa

Data yang dikumpulkan oleh peneliti yaitu dengan menggunakan : a) Hasil pengamatan siswa

Data hasil observasi kegiatan siswa pada tindakan kedua siklus pertama dapat dilihat pada tabel berikut :

Tabel 4.4 Hasil Pengamatan Siswa

Kriteria No Nama Ketepatan Dalam

Penggunaan Alat Peraga

Keaktifan siswa

1 A 2 2

2 B 2 2

3 C 2 2

4 D 2 3

5 E 3 3

6 F 4 4

7 G 2 3

8 H 3 3

9 I 2 2

10 J 2 2

11 K 1 2

12 L 3 3

13 M 3 4

14 N 3 3

Jumlah 34 38

(62)

Dari tabel di atas menunjukkan bahwa ketepatan siswa dalam

mengerjakan soal adalah NA = 100% 60,71% 56

34× =

, sedangkan

siswa yang aktif dalam kelompok adalah NA

= 100% 67,86% 56

38× =

.

b) Tes Tertulis

Tabel 4.5 Hasil Tes Tertulis Peningkatan Pemahaman Konsep

Penjumlahan Pecahan

Kriteria No. Nama Nilai

Tuntas Tidak Tuntas

1 A 90 9

Dari data di atas menunjukkan bahwa rata-rata kelas adalah

88,85. Siswa yang tuntas = 100% 92,85% 14

13× =

dengan nilai

(63)

tidak tuntas = 100% 7,15% 14

1 × =

. Target KKM pada penelitian

ini adalah 70%. Dari data di atas menunjukkan bahwa penelitian ini sudah berhasil mencapai indikator yang ditetapkan.

c) Hasil Observasi Guru

Data hasil observasi kegiatan guru pada tindakan kedua siklus pertama dapat dilihat pada tabel berikut :

Tabel 4.6 Hasil observasi guru

Skor

Pra pembelajaran Memeriksa kesiapan ruang, alat, dan media pembelajaraan. Memeriksa kesiapan siswa.

Membuka Pelajaran Melakukan kegiatan apersepsi.

Menyampaikan tujuan yang akan dicapai dan rencana kegiatan. Kegiatan Inti Pembelajaran Melaksanakan pembelajaran dengan menghadirkan masalah yang bersifat

kontekstual. Kualitas komunitas belajar dalam kelas (1 = tidak ada komunikasi dari guru,

2 = komunikasi guru ke siswa, 3 = komunikasi guru ke siswa, siswa ke guru, 4 = komunikasi guru ke siswa, siswa ke guru, dan siswa ke siswa.)

Guru tidak banyak memberi tahu hasil

(64)

4

kepada siswa dalam mengkonstruksi pengetahuannya. Menciptakan hubungan komunikasi yang baik antara guru – siswa, siswa – guru, siswa-siswa.

Memberikan kesempatan kepada siswa untuk melakukan inkuiri. Menunjukkan keterampilan dalam menggunakan alat peraga.

Melibatkan siswa dalam pemanfaatan alat peraga. Alat peraga yang

digunakan dapat membantu siswa dalam mengkonstruksi pengetahuannya. Memberi kesan menarik pada siswa.

Melakukan penilaian akhir secara autentik Penutup

Melakukan refleksi pembelajaran dengan melibatkan siswa Menyusun

rangkuman/kesimpulan bersama siswa.

9

Data hasil observasi kegiatan guru menunjukkan bahwa

ketercapaian kegiatan guru adalah NA = 100% 67,19% 64

43× =

.

(65)

d. Refleksi

Berdasarkan data yang telah dikumpulkan dan dianalisis peneliti dapat mengambil kesimpulan sebagai berikut:

1). Siswa sudah paham dalam melakukan konsep penjumlahan pecahan.

2). Beberapa siswa masih ketergantungan terhadap teman kelompoknya sehingga tidak semua siswa terlibat aktif dalam proses diskusi.

3). Indikator yang ingin dicapai sudah tercapai.

Pertemuan 2 a. Perencanaan

Pada tahap ini peneliti mempersiapkan perangkat pembelajaran yang terdiri dari silabus, rencana pelaksanaan pembelajaran, media pembelajaran, lembar kerja siswa, lembar observasi. Materi yang disampaikan dalam siklus 2 adalah tentang konsep penjumlahan pecahan. b. Pelaksanaan

(66)

orang guru kelas V sebagai observer yang membantu mengamati alktivitas siswa dalam pembelajaran Matematika.

Dalam pertemuan siswa dibagi dalam kelompok. Masing-masing siswa mengerjakan lembar kerja yang telah tersedia dalam kelompok. Setiap kelompok memperoleh alat peraga. Dalam pertemuan ini diharapkan dapat melakukan konsep penjumlahan pecahan dengan menggunakan alat peraga yang tersedia. Dalam kelompok diharapkan dapat saling membantu. Setelah selesai mengerjakan, guru menunjuk salah satu kelompok untuk menunjukkan hasil kerja kelompok didepan kelas. Setelah selesai kemudian guru bersama dengan siswa membahas hasil kerja siswa.

c. Pengamatan

Pengamatan yang dilakukan oleh peneliti dapat dibagi dalam 3 hal, yaitu: 1). Pengamatan dalam proses pembelajaran

Proses pembelajaran yang dilakukan oleh peneliti berjalan dengan baik sesuai dengan rencana yang telah disusun dalam rencana pelaksanaan pembelajaran. Kegiatan selama proses pembelajaran dapat diuraikan sebagai berikut:

a) Guru membuka pelajaran dan menyampaikan tujuan pembelajaran yang ingin dicapai.

(67)

c) Guru menunjuk siswa untuk menunjukkan pecahan yang sesuai di depan kelas.

d) Guru membagi siswa dalam kelompok.

e) Guru membimbing siswa dalam berdiskusi, namun guru hanya berperan sebagai fasilitator.

2). Pengamatan selama proses diskusi.

Proses diskusi dilakukan untuk menentukan konsep penjumlahan pecahan berpenyebut sama, konsep penjumlahan pecahan beda penyebut, penjumlahan pecahan murni dengan pecahan desimal, dan penjumlahan pecahan campuran.

3). Analisis hasil yang diperoleh siswa

Data yang dikumpulkan oleh peneliti yaitu dengan menggunakan : a) Hasil pengamatan siswa

Tabel 4.7 Hasil Pengamatan Siswa

Kriteria No Nama Ketepatan Dalam

Penggunaan Alat Peraga

Keaktifan siswa

1 A 2 3

2 B 3 2

3 C 2 2

4 D 2 2

5 E 3 3

6 F 4 4

7 G 3 2

8 H 3 3

9 I 2 2

(68)

11 K 2 2

12 L 3 3

13 M 3 4

14 N 2 3

Jumlah 37 37

Presentase (%) 66,07 66,07

Dari tabel di atas menunjukkan bahwa ketepatan siswa dalam

mengerjakan soal adalah NA = 100% 66,07% 56

37× =

, sedangkan

siswa yang aktif dalam kelompok adalah NA

= 100% 66,07% 56

37× =

.

b) Tes tertulis

Tabel 4.8 Hasil Tes Peningkatan Kemampuan Pemahaman Konsep

Penjumlahan Pecahan

Kriteria No. Nama Nilai

Tuntas Tidak Tuntas

(69)

Dari data di atas menunjukkan bahwa rata-rata kelas adalah 74.

Siswa yang tuntas = 100% 85,72% 14

12× =

dengan nilai ketuntasan

yang ditentukan oleh sekolah yaitu 60. Siswa yang tidak tuntas =

%

. Target KKM pada penelitian ini adalah 70%.

Dari data di atas menunjukkan bahwa penelitian ini sudah berhasil mencapai indikator yang ditetapkan.

c) Hasil observasi guru

Tabel 4 .9 Hasil observasi guru

Pra pembelajaran Memeriksa kesiapan ruang, alat, dan media pembelajaraan. Memeriksa kesiapan siswa.

Membuka Pelajaran Melakukan kegiatan apersepsi.

Menyampaikan tujuan yang akan dicapai dan rencana kegiatan. Kegiatan Inti Pembelajaran Melaksanakan pembelajaran dengan menghadirkan masalah yang bersifat

kontekstual. Kualitas komunitas belajar dalam kelas (1 = tidak ada komunikasi dari guru,

2 = komunikasi guru ke siswa, 3 = komunikasi guru ke siswa, siswa ke guru, 4 = komunikasi guru ke siswa, siswa ke

(70)

3

Guru tidak banyak memberi tahu hasil kepada siswa dalam mengkonstruksi pengetahuannya. Menciptakan hubungan komunikasi yang baik antara guru – siswa, siswa – guru, siswa-siswa.

Memberikan kesempatan kepada siswa untuk melakukan inkuiri. Menunjukkan keterampilan dalam menggunakan alat peraga.

Melibatkan siswa dalam pemanfaatan alat peraga. Alat peraga yang

digunakan dapat membantu siswa dalam mengkonstruksi pengetahuannya. Memberi kesan menarik pada siswa.

Melakukan penilaian akhir secara autentik Penutup

Melakukan refleksi pembelajaran dengan melibatkan siswa Menyusun

rangkuman/kesimpulan bersama siswa.

9

Data hasil observasi kegiatan guru menunjukkan bahwa

ketercapaian kegiatan guru adalah NA = 100% 68,75% 64

44× =

.

(71)

kondisi awal dan hasil tersebut sudah memenuhi target yang ingin dicapai.

d. Refleksi

Berdasarkan data yang telah dikumpulkan dan dianalisis peneliti dapat mengambil kesimpulan sebagai berikut:

1). Siswa sudah paham dalam melakukan konsep penjumlahan pecahan.

2). Beberapa siswa masih ketergantungan terhadap teman kelompoknya sehingga tidak semua siswa terlibat aktif dalam proses diskusi.

3). Indikator yang ingin dicapai sudah tercapai.

3. Peningkatan Pemahaman Konsep Pengurangan Pecahan Pertemuan 1

a. Perencanaan

Pada tahap ini peneliti mempersiapkan perangkat pembelajaran yang terdiri dari silabus, rencana pelaksanaan pembelajaran, media pembelajaran, lembar kerja siswa, lembar observasi. Materi yang disampaikan adalah konsep pengurangan pecahan.

b. Pelaksanaan

(72)

sejauh mana kemampuan siswa dalam menyelesaikan soal mengenai konsep pengurangan bilangan pecahan. Subyek penelitian yang digunakan yaitu siswa kelas IV SD Tarakanita Ngembesan yang berjumlah 14 siswa dari 15 siswa, dikarenakan 1 orang siswa tidak berangkat. Dalam proses penelitian ini, peneliti yang juga bertindak sebagai guru dibantu oleh 1 orang guru kelas V sebagai observer yang membantu mengamati alktivitas siswa dalam pembelajaran Matematika.

Siswa dibagi dalam kelompok. Masing-masing siswa mengerjakan lembar kerja yang telah tersedia dalam kelompok. Setiap kelompok memperoleh alat peraga yang berupa kertas dan plastik yang telah diarsir sehingga dapat menunjukkan nilai suatu pecahan. Dalam pertemuan ini siswa diharapkan dapat melakukan konsep penngurangan pecahan dengan menggunakan alat peraga yang tersedia. Dalam kelompok diharapkan dapat saling membantu. Setelah selesai mengerjakan, guru menunjuk salah satu kelompok untuk menunjukkan hasil kerja kelompok didepan kelas. Setelah selesai kemudian guru bersama dengan siswa membahas hasil kerja siswa

c. Pengamatan

Pengamatan yang dilakukan oleh peneliti dapat dibagi dalam 3 hal, yaitu: 1) Pengamatan selama proses pembelajaran

(73)

pecahan beda penyebut, pengurangan pecahan murni dengan pecahan desimal.

a) Guru membuka pelajaran dan menyampaikan tujuan pembelajaran yang ingin dicapai.

b) Guru menyampaikan materi dengan menunjukkan blok pecahan yang dibagi sehingga dapat menunjukan pecahan.

c) Guru menunjuk siswa untuk menunjukkan pecahan yang sesuai di depan kelas.

d) Guru membagi siswa dalam kelompok.

e) Guru membimbing siswa dalam berdiskusi, namun guru hanya berperan sebagai fasilitator.

2) Pengamatan selama proses diskusi.

Diskusi dalam pertemuan ini dilakukan untuk menentukan konsep pengurangan pecahan berpenyebut sama, konsep pengurangan pecahan beda penyebut, pengurangan pecahan murni dengan pecahan desimal.

3) Analisis hasil yang diperoleh siswa

(74)

Tabel 4.10 Lembar Pengamatan Siswa

Kriteria No Nama Ketepatan Dalam

Penggunakan Alat Peraga

Keaktifan

Dari tabel di atas menunjukkan bahwa ketepatan menggunakan alat

peraga adalah NA = 100% 73,80% 42

31× =

, sedangkan siswa yang

aktif dalam kelompok adalah NA = 100% 80,95% 42

34× =

.

2) Tes Tertulis

Tabel 4.11 Hasil Tes Tertulis Peningkatan Pemahaman Konsep

Pengurangan Pecahan

Kriteria No. Nama Nilai

Tuntas Tidak Tuntas

1 A 80 9

2 B 80 9

3 C 65 9

4 D 50 9

(75)

6 F 100 9

Rata-rata 82,14

Prosentase (%) 92,85% 7,15%

Dari data di atas menunjukkan bahwa rata-rata kelas adalah 82,14.

Siswa yang tuntas = 100% 92,85% 14

13× =

dengan nilai ketuntasan

yang ditentukan oleh sekolah yaitu 60. Siswa yang tidak tuntas =

%

. Target KKM pada penelitian ini adalah 75%.

Dari data di atas menunjukkan bahwa penelitian ini sudah berhasil mencapai indikator yang ditetapkan.

3) Hasil Observasi Guru

Tabel 4 .12 Hasil observasi guru

Skor

Pra pembelajaran Memeriksa kesiapan ruang, alat, dan media pembelajaraan. Memeriksa kesiapan siswa.

Membuka Pelajaran Melakukan kegiatan apersepsi.

Menyampaikan tujuan

9

9

9

(76)

III

yang akan dicapai dan rencana kegiatan. Kegiatan Inti Pembelajaran Melaksanakan pembelajaran dengan menghadirkan masalah yang bersifat

kontekstual.

Kualitas komunitas belajar dalam kelas (1 = tidak ada komunikasi dari guru,

2 = komunikasi guru ke siswa, 3 =

komunikasi guru ke siswa, siswa ke guru, 4 = komunikasi guru ke siswa, siswa ke guru, dan siswa ke siswa.) Guru tidak banyak memberi tahu hasil kepada siswa dalam mengkonstruksi pengetahuannya. Menciptakan

hubungan komunikasi yang baik antara guru – siswa, siswa – guru, siswa-siswa.

Memberikan kesempatan kepada siswa untuk melakukan inkuiri.

Menunjukkan keterampilan dalam menggunakan alat peraga.

Melibatkan siswa dalam pemanfaatan alat peraga.

Gambar

Gambar. 3.1 Model Desain Penelitian Kemmis dan Taggart dalam Wiraatmaja
Tabel 3.2 Pengumpulan Data
Tabel 3.3 Kriteria penyusunan instrumen
Tabel. 3.6 Model Lembar Penilaian Peningkatan Pemahaman Konsep
+7

Referensi

Dokumen terkait

weightings in the iterative process. The quality of the building model itself is also a limiting factor. Building in level-of-detail 1 are only block models. In these models,

Baik model pembelajaran Discovery Learning berbasis Assessment for Learning (AfL) maupun model pembelajaran Discovery Learning, siswa dengan optimisme tinggi memiliki

Fakta yang menjadi ciri model pembelajaran Problem Based Learning sesuai dengan pembelajaran ini, karena pada pembelajaran satu ini guru meminta siswa

Sistem Informasi Manajemen dalam Organisasi-organisasi Publik.. Yogyakarta: Gajah Mada

Lampiran 5 Skor Keterampilan Cleaning Service Siswa SMALB C Subang sesudah Pembelajaran Magang. Lampiran 6 Kisi-kisi Tes Kinerja Keterampilan

Apakah implementasi SIMPEG telah memberikan peningkatan kualitas yang signifikan terhadap pegawai BKD Kota Jambi.. Apakah BKD Kota Jambi telah menyediakan fasilitas secara

Siswa tunagrahita memiliki keunggulan dalam potensi dan kemampuan tertentu sehingga mereka perlu untuk dipahami dan didorong dalam melakukan sesuatu hal. -Siswa tunagrahita

Namun pada perkembangannya saat ini, tidak hanya berkomunikasi dengan sebuah program yang telah dirancang dapat memberikan hiburan pada seseorang. Akan tetapi dapat digunakan