• Tidak ada hasil yang ditemukan

Pengaruh Elemen Interior Terhadap Egress System Pada bangunan Mix Use Rumah Sakit Dan Galeri.

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "Pengaruh Elemen Interior Terhadap Egress System Pada bangunan Mix Use Rumah Sakit Dan Galeri."

Copied!
30
0
0

Teks penuh

(1)

i

ABSTRAKSI

Kebutuhan akan rasa aman merupakan hal penting yang perlu diperhatikan dalam setiap aspek kehidupan manusia termasuk rasa aman dari bahaya kebakaran. Egress system merupakan perencanaan metode penyelamatan diri atau dikenal dengan

evacuation plan. Terdapat berbagai macam egress system, namun kajian ini mengkhususkan egress system terhadap bahaya kebakaran.

(2)

ii


ABSTRACT

The need for security is an important thing to consider in every aspect of human life, including their safety from fire hazards. Egress system is a planning method known as self-preservation or evacuation plan. There are a variety of egress system, but this study specialize egress system against fire.

(3)

iii

DAFTAR ISI

LEMBAR PENGESAHAN

PERNYATAAN ORISINALITAS LAPORAN

PERNYATAAN PUBLIKASI LAPORAN

PRAKATA i

ABSTRAKSI ii

ABSTRACT iii

DAFTAR ISI iv

DAFTAR GAMBAR viii

DAFTAR TABEL xii

DAFTAR LAMPIRAN xiii

BAB 1 PENDAHULUAN 1

1.1 Latar Belakang 1

1.2 Batasan Masalah 3

1.3 Identifikasi Masalah 3

1.4 Tujuan dan Manfaat Penelitian 4

1.5 Kerangka Penelitian 5

1.6 Langkah Penelitian 6

1.7 Sistematika Penulisan 7

BAB 2 EGRESS SISTEM PADA RUMAH SAKIT

2.1 Rumah Sakit dan Galeri 8

2.1.1 Definisi 8

2.1.2 Klasifikasi Bahaya Kebakaran 9

2.2 Api, Asap, dan Egress System 10

A. Api 10

(4)

iv

2.2.2 Material pada Egress System 17

2.2.1.1 Lantai 18

2.2.1.2 Dinding 18

2.2.1.3 Plafond 18

2.2.3 Kelengkapan dan Kejelasan Alat Bantu Evakuasi (Utility) 18

2.2.3.1 Dinding 20

A. Hidran 20

B. Lampu Darurat 20

C. Pintu Kebakaran 20

D. Alat Pengontrol dan Penyemprot O2 21

E. Titik Panggil Manual 21

F. Alarm Kebakaran 22

G. Pemadam Api Ringan 22

2.2.3.2 Plafond 23

A. Spinkler 23

B. Sistem Deteksi 24

C. Petunjuk Arah Jalan Keluar 26

BAB 3 EGRESS SYSTEM PADA MELINDA HOSPITAL

3.1 Melinda Hospital 27

3.2 Potensi Kebakaran, Sistem Pengendalian Asap, dan Egress System

pada Melinda Hospital 30

A. Potensi Kebakaran 30

B. Pengendalian Asap 31

(5)

v


3.2.1 Way Finding pada Melinda Hospital 38

3.2.1.1 Way Finding pada Lantai 38

3.2.1.2 Way Finding pada Dinding 38

3.2.1.3 Way Finding pada Plafond 39

3.2.2 Material pada Melinda Hospital 39

3.2.2.1 Material pada Lantai 39

3.2.2.2 Material pada Dinding 39

3.2.2.3 Material pada Plafond 40

3.2.3 Kelengkapan dan Kejelasan Alat Bantu Evakuasi (Utility) pada

Melinda Hospital 40

3.2.3.1 Utility pada Dinding 40

3.2.3.2 Utility pada Plafond 43

BAB 4 ANALISIS EGRESS SYSTEM PADA MELINDA HOSPITAL

4.1 Simulasi Kebakaran pada Melinda Hospital 45 4.2 Analisis Potensi Kebakaran, Sistem Pengendalian Asap, dan Egress System

pada Melinda Hospital 47

A. Analisis Potensi Kebakaran 47

B. Analisis Pengendalian Asap 49

C. Analisis Egress System 51

4.2.1 Analisis Way Finding pada Melinda Hospital 64 4.2.1.1Analisis Way Finding pada Lantai 64 4.2.1.2 Analisis Way Finding pada Dinding 65 4.2.1.3 Analisis Way Finding pada Plafond 66

4.2.2 Material pada Melinda Hospital 67

(6)

vi

BAB 5 SIMPULAN DAN SARAN 83

DAFTAR PUSTAKA 92

INDEKS 94

LAMPIRAN 95

KOMENTAR DOSEN PENGUJI 106

(7)

vii

DAFTAR GAMBAR

Gambar 2.1 Skema Unsur Pembentuk Api 10

Gambar 2.1Tahap Pertumbuhan Api 11

Gambar 2.3 Curtain Board 12

Gambar 2.4 Koridor Buntu 13 Gambar 2.5 Elemen Desain – Bentuk 14 Gambar 2.6 Elemen Desain – Skala 15

Gambar 2.7 Elemen Desain – Warna 15

Gambar 2.8 Elemen Desain – Tekstur 16

Gambar 2.9 Elemen Desain – Pola 16

Gambar 2.10 Elemen Desain – Cahaya 16

Gambar 2.11 Hidran 20

Gambar 2.12 Lampu Darurat 20

Gambar 2.13 Pintu Kebakaran 20

Gambar 2.14 Alat Pengontrol dan Penyemprot O2 21 Gambar 2.15 Titik Panggil Manual 21

Gambar 2.16 Alarm Kebakaran 22 Gambar 2.17 Pemadam Api Ringan 22

Gambar 2.18 Komponen Spinkler 24 Gambar 2.17 Skema Sistem Spikler 24

Gambar 2.19 Petunjuk Arah Jalan Ke Luar 26

Gambar 3.1 Analisis Site 27 Gambar 3.2 Lokasi dan Tampak Depan Melinda Hospital 28

Gambar 3.3 Denah dan Suasana Lantai 1 28

Gambar 3.4 Denah dan Suasana Lantai 2 29

Gambar 3.5 Denah dan Suasana Void 31

(8)

viii


Gambar 3.7 Denah dan Suasana Lokasi Area Depan Lt.1 32 Gambar 3.8 Denah dan Suasana Lokasi Area Belakang Lt.1 33 Gambar 3.9 Denah dan Suasana Lokasi Tangga Umum, Tangga Kebakaran, dan

Elevator 34

Gambar 3.10 Denah Lantai 2 Melinda Hospital 35

Gambar 3.11 Denah dan Suasana Lokasi Area Depan Lt.2 36 Gambar 3.12 Denah dan Suasana Lokasi Area Belakang Lt.2 37

Gambar 3.13 Pola Lantai pada Lantai 1 38

Gambar 3.14 Pola Lantai pada Lantai 2-5 38

Gambar 3.15 Dinding 38

Gambar 3.16 Plafond 39

Gambar 3.17 Material Lantai pada Lantai 1 39

Gambar 3.18 Material Lantai pada Lantai 2-5 39

Gambar 3.19 Material Dinding 39

Gambar 3.20 Material Plafond 40

Gambar 3.21 Denah Lokasi Pintu Kebakaran Lt. 1 40

Gambar 3.22 Denah Lokasi Hidran dan PAR Lt.1 41

Gambar 3.23 Denah Lokasi Alat Pengontrol O2 41

Gambar 3.24 Denah Lokasi Pintu Kebakaran Lt. 2 42

Gambar 3.25 Denah Lokasi Hidran dan PAR Lt.2 42

Gambar 3.26 Denah Lokasi Alat Penyemprot O2 43

Gambar 3.27 Denah dan Suasana Lokasi Detektor Asap pada Plafond Koridor 44 Gambar 3.28 Denah dan Lokasi Petunjuk Arah Keluar 44

Gambar 4.1 Simulasi Lantai 1 46

Gambar 4.2 Simulasi Lantai 2 46

Gambar 4.3 Simulasi Lantai 3 46

Gambar 4.4 Simulasi Lantai 4 46

Gambar 4.5 Simulasi Lantai 5 46

Gambar 4.6 Denah Potensi Kebakaran Lt.1 47

Gambar 4.7 Cafetaria pada Lantai 1 48

Gambar 4.8 Area Parkir Staff 48

(9)

ix

Gambar 4.10 Windows Vent pada Void Lt.5 49

Gambar 4.11 Potongan Void dan Persebaran Asap 50

Gambar 4.12 Denah Lantai 1 Melinda Hospital 51

Gambar 4.13 Denah dan Suasana Lokasi Koridor Kanan 52

Gambar 4.14 Denah dan Suasana Lokasi Lobby 53

Gambar 4.15 Denah dan Suasana Lokasi Koridor Kiri 54 Gambar 4.16 Denah dan Suasana Lokasi Sirkulasi Area Belakang Lt.1 55 Gambar 4.17 Denah dan Suasana Lokasi Customer Service 56 Gambar 4.18 Denah dan Suasana Lokasi Area Parkir Staff 57 Gambar 4.19 Denah dan Suasana Lokasi Tangga Umum, Tangga Kebakaran,

dan Elevator 58

Gambar 4.20 Denah Lantai 2 Melinda Hospital 59

Gambar 4.21 Denah Dan Suasana Lokasi Koridor Lt.2 60

Gambar 4.22 Denah Area Depan Lt.2 61

Gambar 4.23 Denah dan Suasana Lokasi Koridor Kanan dan Kiri Lantai 2 62 Gambar 4.24 Denah dan Suasana Lokasi Area Belakang 63 Gambar 4.25 Denah dan Suasana Lokasi Sirkulasi Area Belakang Lt.2 63

Gambar 4.26 Pola Lantai pada Lantai 1 64

Gambar 4.27 Pola Lantai pada Lantai 2-5 64

Gambar 4.28 Dinding 65

Gambar 4.29 Plafond 65

Gambar 4.30 Denah Lokasi Pintu Kebakaran Lt.1 71

Gambar 4.31 Denah Lokasi Hidran dan PAR Lt.1 72

Gambar 4.32 Denah Radius Jangkauan Hidran pada Lt.1 73 Gambar 4.33 Denah dan Lokasi Lokasi Alat Pengontrol O2 74 Gambar 4.34 Denah dan Lokasi Lokasi Pintu Kebakaran Lt.2 75

Gambar 4.35 Denah Lokasi Hidran dan PAR Lt.2 76

Gambar 4.36 Denah Radius Jangkauan Hidran pada Lt.2 77 Gambar 4.37 Denah dan Lokasi Alat penyemprot O2 Lt.2 78 Gambar 4.38 Denah Detektor Asap pada Plafond Koridor 80 Gambar 4.39 Denah dan Lokasi Petunjuk Arah Keluar 81

(10)

x

Gambar 5.2 Potensi Kebakaran 83

Gambar 5.3 Exit Area 84

Gambar 5.4 Hambatan Lantai 1 85

Gambar 5.5 Lobby Lantai 1 86

Gambar 5.6 Pintu Kebakaran Lantai 2 86

Gambar 5.7 Koridor Buntu 86

Gambar 5.8 Saran Way Finding 87

Gambar 5.9 Saran Spinkler pada Galeri 89

(11)

xi

DAFTAR TABEL

Tabel 1.1 Tabel Langkah Penelitian 6

Tabel 2.1 Gas atau uap beracun hasil pembakaran berbagai bahan 17 Tabel 2.2 Tabel Penempatan Alat Bantu Evakuasi Menurut Kelas Bangunan 19 Tabel 2.3 Tabel Klasifikasi Spinkler Menurut Kelas Bangunan 23

Tabel 3.1 Tabel Shift Jadwal Praktek 29

Tabel 4.1 Tabel Simulasi Waktu yang Diperlukan 46

Tabel 4.2 Material lantai pada lantai 1 66

Tabel 4.3 Material lantai pada lantai 2 sampai 5 67

Tabel 4.4 Material dinding 68

Tabel 4.5 Material plafond 69

Tabel 4.6 Tabel Alat Bantu Evakuasi pada Melinda Hospital 70

Tabel 5.1 Tabel Sistem Pengendalian Asap 84

Tabel 5.2 Exit Area 85

(12)

xii

DAFTAR LAMPIRAN

LAMPIRAN 1. General Plan 1st Floor Melinda Hospital with Simulation Plan 95 LAMPIRAN 2. General Plan 2nd Floor Melinda Hospital with Simulation Plan 95 LAMPIRAN 3. General Plan 3rd Floor Melinda Hospital with Simulation Plan 96 LAMPIRAN 4. General Plan 4th Floor Melinda Hospital with Simulation Plan 96 LAMPIRAN 5. General Plan 5th Floor Melinda Hospital with Simulation Plan 97

LAMPIRAN 6. General Plan 1st Floor Melinda Hospital 98

LAMPIRAN 7. General Plan 2nd Floor Melinda Hospital 99

LAMPIRAN 8. General Plan 3rd Floor Melinda Hospital 100

LAMPIRAN 9. General Plan 4th Floor Melinda Hospital 101

LAMPIRAN 10. General Plan 5th Floor Melinda Hospital 102

LAMPIRAN 6. Section A Melinda Hospital 103

LAMPIRAN 7. Section B Melinda Hospital 103

LAMPIRAN 8. Section C Melinda Hospital 104

LAMPIRAN 9. Section D Melinda Hospital 104

LAMPIRAN 10. Section E Melinda Hospital 105

(13)


 1


BAB 1

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang Masalah

Kebutuhan akan rasa aman menjadi hal penting yang perlu diperhatikan dan di tunjang dalam setiap aspek kehidupan manusia. Setiap individu memerlukan rasa aman tersebut di dalam setiap situasi, termasuk aman dari rasa bahaya akan kebakaran.

Dewasa ini arus teknologi dan arus globalisasi semakin pesat berkembang. Hal ini secara tidak langsung mempengaruhi frekuensi kebakaran di daerah perkotaan, seperti pada DKI Jakarta, dalam lima tahun terakhir telah terjadi kebakaran lebih dari 700 kali dalam setahun. Banyak faktor penyebab terjadinya kebakaran, di antaranya adalah karena kelalaian manusia1. Sebagian besar dari masyarakat Indonesia, baik perancang, pemilik, maupun pemakai bangunan tidak pernah mengalami dan terlibat 







(14)


 2

langsung dalam peristiwa kebakaran.2 Hal- hal seperti inilah yang menyebabkan meningkatnya frekuensi kebakaran di perkotaan. Tetapi tidak mengalami bukan bearti mengurangi kewaspadaan terhadap bahaya kebakaran tersebut. Banyak hal yang dapat dilakukan untuk mengurangi resiko tersebut. Salah satunya adalah dari bidang desain interior.

Permasalahan kebakaran erat kaitannya dengan perancangan interior yang dipergunakan, seperti pada kemudahan user untuk menemukan jalan keluar atau dikenal dengan way finding, sirkulasi yang aman pada daerah jalur evakuasi, pemilihan material, serta kelengkapan dan kejelasan alat bantu evakuasi (utility). Setiap bangunan memiliki perancangan desain interior dan sistem pengamanan terbahadap bahaya kebakaran yang berbeda-beda, dilihat dari fungsi bangunan tersebut, seperti halnya rumah sakit.

Rumah sakit merupakan sebuah public space untuk perawatan kesehatan. User yang berada di sana merupakan para staff dan penghuni (orang yang dirawat), di mana penghuni merupakan user yang tidak dapat melayani dirinya sendiri. Berkenaan dengan hal tersebut, maka perencanaan jalur evakuasi atau dikenal juga dengan nama

Egress system yang baik yang akan menentukan kualitas hidup disaat terjadinya

kebakaran.

Melinda Hospital merupakan salah satu rumah sakit swasta yang berada di Bandung, Indonesia. Rumah sakit ini merupakan rumah sakit khusus ibu dan anak dan menjadi rumah sakit pertama di Indonesia yang memiliki galeri seni dan budaya. Melinda

Hospital memiliki fungsi utama sebagai rumah sakit dan juga memiliki fungsi

sekunder yaitu galeri. Karya seni yang terdapat pada galeri merupakan barang tak bergerak yang bernilai harganya dan oleh karena itu perlu untuk diamankan. Perencanaan sistem evakuasi dan pengamanan terhadap bahaya kebakaran yang diterapkan untuk galeri tentu saja berbeda dengan yang diterapkan pada rumah sakit dan kedua sistem tersebut diharapkan dirancang tidak saling bertabrakan. Hal inilah









(15)


 3

yang membuat Melinda Hospital semakin menarik untuk diteliti, perihal mengkombinasikan sistem pengamanan terhadap bahaya kebakaran antara rumah sakit dan galeri.

1.2 Batasan Masalah

Penelitian menjadikan Melinda Hospital sebagai objek studi berkenaan dengan sistem pengamanan terhadap bahaya kebakaran, terutama pada Egress system yang berkaitan langsung pada perencanaan interior yang terdiri dari analisa kemudahan

way finding, pemilihan material yang sesuai, serta kelengkapan dan kejelasan

peralatan pendukung sistem (utility) yang masing-masing dari itu dijabarkan dalam elemen interior.

Penelitian akan menggunakan denah objek studi Melinda Hospital pada lantai 1 dan 2 saja karena lantai 3-5 merupakan denah tipikal.

1.3 Identifikasi Masalah

Berdasarkan latar belakang penelitian yang telah diuraikan, maka ditemukan beberapa permasalahan penelitian seperti :

(16)


 4

a. Waktu tempuh

b. Masalah-masalah yang ditemukan pada egress system c. Potensi kebakaran

2. Bagaimanakah penerapan way finding pada egress system terhadap bahaya kebakaran?

3. Apakah material yang dipergunakan pada Melinda Hospital berbahaya ketika terbakar?

4. Apakah utility pada Melinda Hospital sudah memenuhi syarat?

5. Bagaimanakah mengkombinasikan sistem pengamanan terhadap bahaya kebakaran antara rumah sakit dan galeri pada Melinda Hospital?

1.4Tujuan Penelitian dan Manfaat Penelitian Tujuan Penelitian :

1. Mengetahui penerapan egress system pada Melinda Hospital, dilihat berdasarkan: a. Waktu tempuh

b. Masalah-masalah yang ditemukan pada egress system c. Potensi kebakaran

2. Menganalisa penerapan way finding pada egress system terhadap bahaya kebakaran.

3. Mengetahui material yang dipergunakan Melinda Hospital.

4. Mengetahui penggunaan utility pada Melinda Hospital sudah memenuhi syarat atau belum.

5. Menganalisa pengkombinasian sistem pengamanan terhadap bahaya kebakaran antara rumah sakit dan galeri pada Melinda Hospital.

Manfaat Penelitian:

(17)


 5

1.5Kerangka Penelitian

Latar Belakang

Kebutuhan akan rasa aman bagi tiap individu.

Hubungan perancangan interior dengan permasalahan kebakaran

Melinda Hospital sebagai public space dengan fungsi sebagai rumah sakit merangkap galeri.

Pertanyaan Penelitian

1. Bagaimanakah penerapan Egress System pada Melinda Hospital, dilihat berdasarkan:

a. Waktu tempuh b. Masalah-masalah yang ditemukan c. Potensi kebakaran

2. Bagaimanakah penerapan way finding pada egress system terhadap bahaya kebakaran?

3. Apakah material yang dipergunakan pada Melinda Hospital berbahaya ketika terbakar?

4. Apakah utility pada Melinda Hospital sudah memenuhi syarat?

5. Bagaimanakah mengkombinasikan sistem pengamanan terhadap bahaya kebakaran antara rumah sakit dan galeri pada

Melinda Hospital?

Objek Studi :

Bangunan dengan fungsi utama rumah sakit dan fungsi sekunder galeri, yaitu Melinda Hospital

Saran Studi Literatur :

Teori tentang elemen interior, egress system ,way finding, material, dan utility.

Simpulan Analisis Data Kualitatatif

Melakukan analisa berdasarkan data yang didapat dari dengan menggunakan perbandingan dengan studi literatur dan tabel ceklis. Melakukan simulasi evakuasi dari titik yang ditentukan menuju exit area.


Pengamatan:

• Mengetahui secara langsung keadaan eksisting di dalam Melinda Hospital dengan mengabadikannya dengan foto • Melakukan pendataan aktifitas fungsi dan pengukuran pada Melinda Hospital.

• Melakukan pencatatan material yang digunakan.

(18)


 6

1.6Langkah Penelitian6

Tabel 1.1 Tabel Langkah Penelitian

Sumber: Dokumentasi Pribadi

Sumber Data a.Melinda Hospital b.Buku standar tentang kebakaran Indonesia, buku tentang elemen desain, buku tentang way finding.

a. Inventarisasi a. Informan ( Management dan ME).

Hasil Diketahui literatur yang relevan dengan objek yang egress system pada bangunan mix

(19)


 7

1.7 Sistematika Penulisan

Bab I PENDAHULUAN

Berisi latar belakang masalah; batasan masalah; identifikasi masalah; tujuan dan manfaat penelitian; kerangka penelitian ; langkah penelitian; serta sistematika penulisan.

Bab II TINJAUAN PUSTAKA

Berisi metode dan teori yang relevan dengan objek studi yang akan dianalisis, yakni teori egress system, material pada egress sytem, peralatan pendukung evakuasi, dan teori way finding serta kaitannya dengan elemen interior.

Bab III OBSERVASI PADA MELINDA HOSPITAL

Berisi profil rumah sakit dan laporan pengamatan Melinda Hospital. Data berupa data eksisting yang terdapat pada Melinda Hospital.

Bab IV DATA ANALISIS

Berisi analisis terhadap pengujian teori yang relevan dibandingkan dengan Melinda Hospital mengenai egress system serta kaitannya dengan elemen interior serta kelengkapan serta kejelasan alat bantu evakuasi untuk rumah sakit dan galeri.

Bab V SIMPULAN DAN SARAN

(20)


 92


DAFTAR PUSTAKA

• SUMBER ACUAN: SNI

Departemen Pekerjaan Umum (2008). Panduan Pemasangan Sistem Deteksi dan

Alarm Kebakaran untuk Pencegahan Bahaya Kebakaran pada Bangunan

Rumah dan Gedung; Indonesia: Yayasan Badan Penerbit PU.

Departemen Pekerjaan Umum (2008). Panduan Pemasangan Alat Bantu Evakuasi

Untuk Pencegahan Bahaya Kebakaran Pada Bangunan Rumah Dan Gedung;

Indonesia: Yayasan Badan Penerbit PU.

Departemen Pekerjaan Umum (2008). Petunjuk Perencanaan Bangunan Dan

Lingkungan Untuk Pencegahan Bahaya Kebakaran Pada Bangunan Rumah

Dan Gedung; Indonesia: Yayasan Badan Penerbit PU.

Departemen Pekerjaan Umum (2008).Petunjuk Perencanaan Struktur Bangunan

Untuk Pencegahan Bahaya Kebakaran Pada Bangunan Rumah Dan Gedung;

Indonesia: Yayasan Badan Penerbit PU.

Departemen Pekerjaan Umum (2008). Spesifikasi Bahan Bangunan unutk

Pencegahan Bahaya Kebakaran Pada Bangunan Rumah dan Gedung;

Indonesia: Yayasan Badan Penerbit PU.

Departemen Pekerjaan Umum (2008). Buku Panduan Pemasangan Pemadam Api

Ringan untuk Pencegahan Bahaya Kebakaran Pada Bangunan Rumah dan

Gedung; Indonesia: Yayasan Badan Penerbit PU

Departemen Pekerjaan Umum (2008). Buku Panduan Pemasangan Sistem Spinkler

Untuk Pencegahan Bahaya Kebakaran Pada Bangunan Rumah Dan Gedung;

Indonesia: Yayasan Badan Penerbit PU.

Satuan kerja pusat litbang permukiman TA.2005, (2005). Kriteria Kelayakan

Penerapan Manajemen Keselamatan Kebakaran (Fire Safety Management)

(21)


 93

• SUMBER ACUAN: BUKU

Creswell, J. W. (1994). Research Design: Qualitative and Quantitative Approaches.

Thousand Oaks, CA: SAGE

Diktat Paulus A.S Ir.,MT. dalam mata pelajaran building control terhadap kebakaran.

E.G Butcher & A.C. Parnell (1979). Designing for Fire Safety,New York

Taylor, S.J. and Bogdan, R. (1984) Introduction to qualitative research methods: The

search for meanings, New York: John Wiley

Francis D.K Ching (2000). Arsitektur: Bentuk, Ruang, dan Tatanan, 1996

Juwana, J.S. (2005). Panduan Sistem Bangunan Tinggi. Jakarta : Erlangga

• SUMBER ACUAN: INTERNET

http://staff.fisika.ui.ac.id/adhi_hs/lecture/panas/Lec%2003.pdf. Diakses pada hari

Rabu 10 Agustus 2010

http://www.accessclarkcounty.com/depts/comprehensive_planning/compplanelement

s/Pages/urban_fire_chapter1.aspx. Diakses pada hari Minggu 15 Agustus

2010

http://technoku.blogspot.com/2010/02/teori-api.html. Diakses pada hari Minggu 22

Agustus 2010

http://www.firenuggets.com/dunn.htm. Diakses pada hari Rabu 1 September 2010

http://www.graduateshotline.com/list.htm. Diakses pada hari Jumat 17 September

2010

http://www.3dfire.com/faq.html. Diakses pada hari Sabtu 9 Oktober 2010

http://www.sharkspol.cz/eng/sprinklery-main.html. Diakses pada hari Selasa 11

(22)


 83


BAB 5

SIMPULAN DAN SARAN

5.1 Simpulan

1. Egress System merupakan sistem evakuasi diri yang pada kajian ini dikhususkan

mengenai sistem evakuasi terhadap bahaya kebakaran dengan objek studi Melinda

Hospital. Berdasarkan hasil data analisis dan penelitian, terdapat beberapa hal yang

belum memenuhi standard berdasarkan peraturan pemerintah. Perincian hasil analisis

penerapan eSgress system dibagi menjadi 3 bagian, yaitu berdasarkan waktu tempuh,

potensi kebakaran, dan masalah yang ditemukan pada Melinda Hospital.

1a. Waktu tempuh

Berdasarkan hasil simulasi yang

dilakukan, terdapat satu area yang

tidak memiliki waktu yang mencukupi

untuk dilakukan evakuasi ke ruang

terbuka, yaitu dari lantai 5. Pencapaian

Gambar 5.1 Simulasi Lantai 5

Sumber: Dokumentasi Pribadi

(23)


 84


lantai 5 menuju pintu lobby di lantai 1 melalui tangga kebakaran adalah 176

detik. Berdasarkan standard, waktu 176 detik tersebut tidak mencukupi,

sehingga sebaiknya Melinda Hospital memasang alat bantu evakuasi spinkler.

Dengan tambahan extra utility tersebut, maka waktu evakuasi dapat

diperpanjang menjadi 15 menit untuk menunggu pemadam kebakaran datang

dan waktu tersebut diharapkan mencukupi untuk melakukan evakuasi pasien

dan barang seni.

1b. Potensi Kebakaran

Terdapat beberapa daerah

yang berpotensi kebakaran

menengah, yaitu area café dan

area parkir staff pada lantai 1.

Area tersebut berpotensi

terbakar karena terdapatnya

bahan-bahan cair yang mudah

terbakar seperti bensin,

minyak tanah, dan elpiji.

Sebaiknya daerah tersebut ditambah dengan utility extra PAR untuk

mengantisipasi dini sebelum kebakaran meluas.

1c. Masalah-masalah yang ditemukan

Berdasarkan hasil analisis, terdapat beberapa area yang memiliki masalah

seperti tidak tersedianya sistem pengendalian asap, adanya hambatan, koridor

buntu, kurangnya luasan atau space, dan exit area.

•Sistem pengendalian asap

Melinda Hospital hanya memiliki sistem pengendalian asap windows vent yang

terpasang pada dinding void lantai 5. Akan lebih baik jika Melinda Hospital

juga dilengkapi dengan sistem curtain board sehingga asap tidak dapat

menyebar ke koridor dan membahayakan pasien yang sedang melakukan

evakuasi

Café


Area
 parki r
Staff

Gambar 5.2 Potensi Kebakaran

(24)


 85


Tabel 5.1 Tabel Sistem Pengendalian Asap

Sumber: Dokumentasi Pribadi

Gambar diatas memperlihatkan keadaan Melinda Hospital yang menggunakan

dan tidak menggunakan curtain board. Dengan penggunaan alat tersebut, asap

akan terhalang dan tidak dapat menyebar ke ruangan lain.

Exit Area

Melinda Hospital sudah memiliki 2 exit area atau 2 jalur evakuasi pada lantai 1

yaitu exit 1 melalui pintu utama lobby dan exit 2 melalui pintu kebakaran.

Namun exit melalui pintu

kebakaran (exit 2)

memiliki potensi

kebakaran menengah

karena mengakses menuju

parkir area sehingga

berbahaya bila dijadikan

sebagai area evakuasi. Tanpa Curtain Board

( Eksisting)

Dengan menggunakan Curtain Board

( Saran)

Exit 1

Exit 2

Gambar 5.3Exit Area

(25)


 86


Sebaiknya area exit 2 yang menjadi salah satu dari area jalur evakuasi tidak

dipakai sebagai parkir area agar jalur tersebut aman dari bahaya kebakaran.

Tabel 5.2Exit Area

Sumber: Dokumentasi Pribadi

•Hambatan

Area koridor kanan dan kiri pada lantai 1 merupakan area padat akan furniture,

benda seni, dan akumulasi orang sehingga dapat menghambat proses evakuasi.

Sebaiknya jarak antar furniture diberikan space yang lebih besar atau

mengganti furniture sofa yang banyak memakan tempat dengan kursi.

Gambar 5.4 Hambatan Lantai 1

Sumber: Dokumentasi Pribadi

Eksisting Saran

Area Parkir


Jarak diperbesar atau mengganti

(26)


 87


Space atau Luasan

Terdapat beberapa area yang memiliki space yang menghambat, seperti pada

area lobby pada lantai 1 dan area pintu kebakaran lantai 2. Space yang terdapat

pada area tersebut menghambat evakuator untuk melakukan evakuasi.

Gambar 5.5Lobby Lantai 1 Gambar 5.6 Pintu Kebakaran Lantai 2

Sumber: Dokumentasi Pribadi Sumber: Dokumentasi Pribadi

•Koridor Buntu

Melinda Hospital memiliki koridor sepanjang 20 meter pada lantai 2 sampai 5

dan tidak memiliki pintu

penyelamatan. Sebaiknya

panjang koridor dikurangi

atau ditempatkan pintu

penyelamatan setelah

mencapai panjang koridor

15 meter.

2. Way Finding dalam kajian ini mengkhususkan pada way finding yang berada pada

Egress System, yaitu way finding untuk menuju jalur evakuasi penyelamatan diri,

Berdasarkan teori way finding, Melinda Hospital tidak menerapkan teori tersebut

dalam Egress System, baik itu dilihat dari dinding, lantai, maupun plafond. Way

finding hanya terlihat dari petunjuk arah jalan keluar yang terdapat pada area pintu

kebakaran. Sebaiknya way finding didukung penerapannya dalam lantai, dinding, dan

Gambar 5.7 Koridor Buntu

(27)


 88


plafond, dapat berupa pola lantai, perbedaan warna, perbedaan leveling, dan

sebagainya. Dalam kasus Melinda Hospital, perbaikan renovasi seperti ini dirasa

cukup sulit dengan pertimbangan akumulasi pasien sepanjang harinya, maka solusi

lainnya yaitu dapat dengan menambah sign system di setiap belakang pintu kamar

rawat dan di depan elevator, berupa denah yang menggambarkan jalur exit area.

Gambar 5.8 Saran Way Finding

Sumber: Dokumentasi Pribadi

3. Material yang dipergunakan Melinda Hospital tidak seluruhnya aman, terdapat

beberapa yang berbahaya ketika terbakar karena asapnya mengandung racun

sehingga sebaiknya tidak digunakan khususnya untuk fungsi rumah sakit, seperti

material marmer buatan pada area lobby lantai 1 dan furniture sofa yang terdapat

pada lantai 1 dan 2.

Tabel 5.3 Tabel Alat Bantu Evakuasi pada Melinda Hospital

Sumber: Dokumentasi pribadi

Terdapat dua solusi dalam hal material, pertama dengan mengganti material marmer

buatan dengan material lain seperti marmer asli atau granit dan mengganti furniture

sofa dengan material lain sehingga aman dari bahaya racun ketika terbakar.

Alternatif solusi lainnya adalah dengan menaruh PAR pada area yang terdapat

banyak sofa, sehingga ketika terjadinya kebakaran, api dapat segera ditanggulangi

atau dengan mengaktifkan alat penyemprot O2 agar kadar O2 dapat normal kembali.

Benda Material Gas yang dikeluarkan

Lantai Marmer buatan Aldehida

(28)


 89


4. Utility yang terdapat di Melinda Hospital tidak seluruhnya sesuai dengan standard

yang ditetapkan pemerintah, terdapat beberapa peralatan yang seharusnya

terpasang namun pada kenyataannya tidak. Melinda Hospital tidak memiliki

lampu darurat, system pengendalian asap, lift kebakaran, dan spinkler. Selain itu,

juga terdapat beberapa utility yang pemasangannya tidak sesuai dengan standard

yang berlaku. Berikut merupakan perincian dari beberapa utility tersebut:

•Pintu Kebakaran

Terdapat beberapa penyalahgunaan protokol seperti pintu yang seharusnya

merah namun dicat putih karena alasan estetika. Pintu kebakaran pada Melinda

Hospital juga tidak memakai batang panik dan terdapat kesalahan arah bukaan

pintu. Pintu yang seharusnya hanya dapat dibuka pada 1 arah ternyata dapat

dibuka ke 2 arah karena area tangga kebakaran dijadikan area sirkulasi staff

untuk menuju area parkir.

•Hidran

Hidran seharusnya tidak terhalang oleh benda-benda, namun pada lantai lobby

hidran ternyata terhalang oleh meja. Peletakan lokasi hidran pun kurang

efektif, hidran diletakan pada tempat yang salah sehingga selang yang terdapat

di dalamnya tidak mencukupi untuk mengkover seluruh area dalam ruangan

tersebut. Sebaiknya hidran ditaruh di tempat yang tepat sehingga dapat

mengkover seluruh area atau ditambahkan PAR di area yang tidak dapat

terkover hidran.

Tabel 5.4 Tabel Alat Bantu Evakuasi pada Melinda Hospital

Sumber: Dokumentasi pribadi

(29)


 90


5. Biasanya pada galeri diterapkan sistem kompartemen, namun Melinda Hospital

tidak menerapkan sistem tersebut karena fungsi bangunan bukanlah fungsi

sebagai galeri saja. Oleh karena itu sistem pengamanan akan bahaya kebakaran

untuk rumah sakit dan galeri harus dapat di kombinasikan dengan baik, seperti

tetap terpasangnya spinkler pada koridor dan void. Spinkler pada koridor

diletakkan tidak berdekatan dengan lukisan sehingga air yang keluar dari spinkler

tersebut tidak akan mengenai lukisan. Solusi lainnya adalah dengan

menambahkan acrylic sampai pada batas lantai, sehingga air yang keluar dari

spinkler tidak mengenai lukisan tetapi mengenai acrylic tersebut. Sedangkan

spinkler pada void diatur sedemikian rupa dan ditaruh di perbatasan antar lantai

sehingga spinkler tetap dapat melindungi area void, gambar ditunjukkan lebih

jelas pada gambar 5.10.

Gambar 5.9 Saran Spinkler pada Galeri

Sumber: Dokumentasi Pribadi

Gambar 5.10 Saran Spinkler pada Void

Sumber: Dokumentasi Pribadi

Area jangkauan spinkler

3 meter

(30)


 91


5.2 Saran

• Sebaiknya spinkler dipasang pada seluruh area sehingga waktu untuk

melakukan evakuasi dapat diperpanjang dan mencukupi untuk melakukan

evakuasi pasien dan barang seni dari lantai 5.

• Terdapat beberapa area yang berpotensi terbakar, sebaiknya daerah tersebut

ditambah dengan utility extra PAR untuk mengantisipasi dini sebelum

kebakaran meluas.

• Sebaiknya Melinda Hospital dilengkapi dengan sistem curtain board agar

asap tidak menyebar ke koridor dan membahayakan pasien yang sedang

melakukan evakuasi.

Exit 2 yang menjadi salah satu area jalur evakuasi sebaiknya tidak dijadikan

sebagai area parkir agar aman dari bahaya kebakaran.

• Jarak antar furniture sebaiknya diberikan space yang lebih besar atau

mengganti furniture sofa dengan kursi agar tidak menjadi hambatan.

• Sebaiknya menempatkan pintu penyelamatan setelah mencapai panjang

koridor 15 meter.

• Sebaiknya way finding didukung penerapannya dalam lantai, dinding, dan

plafond, dapat berupa pola lantai, perbedaan warna, perbedaan leveling, dan

sebagainya atau dengan menambah sign system di setiap belakang pintu

kamar rawat dan depan elevator berupa denah jalur exit area.

• Material yang berbahaya ketika terbakar sebaiknya diganti dengan material

lain seperti marmer asli atau menempatkan PAR pada area yang terdapat

banyak sofa sehingga ketika kebakaran api dapat segera ditanggulangi.

• Sebaiknya hidran ditaruh di tempat yang tepat sehingga dapat mengkover

seluruh area atau ditambahkan PAR di area yang tidak dapat terkover hidran.

• Sebaiknya spinkler tetap terpasang pada void dan koridor. Spinkler pada

koridor diletakkan tidak berdekatan dengan lukisan sehingga air spinkler

tersebut tidak mengenai lukisan atau saran lainnya adalah dengan

menambahkan acrylic penutup lukisan sampai pada batas lantai, sehingga air

yang keluar dari spinkler tidak mengenai lukisan tetapi mengenai acrylic

Gambar

Tabel 1.1 Tabel Langkah Penelitian
Gambar 5.1 Simulasi Lantai 5
Gambar 5.2 Potensi Kebakaran
Tabel 5.1 Tabel Sistem Pengendalian Asap
+6

Referensi

Dokumen terkait

melihat visi dan misi sekolah, arah tujuan program tidak akan.. melenceng dari niat yang dibangun di

Proses keperawatan merupakan cara yang sistematis yang dilakukan oleh perawat bersama pasien dalam menentukan kebutuhan asuhan keperawatan denganmelakukan pengkajian,

Untuk Menu no.3 dapat dilihat di gambar 13, user akan melihat hasil dari data Anjing yang sudah diinputkan sebagai contoh disini diinputkan jenis Labrador

Forging atau Penempaan merupakan penekanan pada logam dengan mempunyai daya tekan yang tinggi sehingga dapat dikatakan penempaan merupakan proses penumbukan pada benda

Kemampuan visual spasial adalah kemampuan yang melibatkan daya imajinasi dan daya ruang yang tinggi. Kemampuan ini digunakan siswa untuk memahami suatu objek tiga dimensi

1) Melalui pembelajaran kooperatif siswa tidak terlalu menggantungkan pada guru, akan tetapi dapat menambah kepercayaan kemampuan berpikir sendiri, menemukan

Untuk informasi kesehatan dan keselamatan untuk komponen masing-masing yang digunakan dalam proses manufaktur, mengacu ke lembar data keselamatan yang sesuai untuk

Masyarakat lebih cenderung berupaya memilih untuk tetap memakai uang kepeng asli China, alternatif kedua yang dipakai yaitu masyarakat ternyata lebih meilih memakai